ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
ASPEK LINGKUNGAN
DAN SOSIAL
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Memengah (RPI2-JM) Kawasan
Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
6.1.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
6.1.1. Umum
Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan terkait tata ruang
wilayah sebagai produk dari rangkaian proses penataan ruang,
yang diawali tahapan perencanaan tata ruang. Oleh karena itu,
perbaikan kualitas rencana tata ruang wilayah menjadi mutlak
dan
sangat
strategis
untuk
segera
direalisasikan
guna
menghambat laju penurunan kualitas lingkungan dan daya
dukung lingkungan. KLHS bisa menjadi pilihan alat bantu untuk
memperbaiki kualitas rencana tata ruang wilayah melalui
perbaikan kerangka berfikir perencanaan tata ruang, yang
berimplikasi
pada
perbaikan
prosedur/proses
dan
metodologi/muatan perencanaan.
KLHS
merupakan
pengaruh
proses
lingkungan
diintegrasikannya
sistematis
hidup
prinsip-prinsip
untuk
dari,
mengevaluasi
dan
keberlanjutan
menjamin
dalam
laporan akhir|6 -1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
pengambilan
keputusan
yang
bersifat
strategis.
Dalam
perencanaan tata ruang, KLHS berperan dam menuntun,
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif
terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara
inheren dalam Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Posisinya
berada pada relung pengambilan keputusan. Manfaat KLHS
bersifat khusus bagi masing-masing hirarki Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya
proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan
sebagai instrument metodologis pelengkap atau tambahan dari
penjabaran RTRW atau kombinasi dari beberapa atau semua
fungsi-fungsi di atas.
6.1.2. Pendekatan
Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat) model
pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu :
1.
KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup /AMDAL
2.
KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan
Hidup (Environmental Appraisal).
3.
KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan
(Integrated Assessment Sustainability Appraisal)
4.
KLHS
sebagai
Sumberdaya
pendekatan
Alam
Pengelolaan
(Sustainable
Berkelanjutan
Natural
Resource
Management) atau Pengelolan Berkelanjutan Sumberdaya
(Sustainable Resource Management).
Prosedur
penyelenggaraan
KLHS
untuk
setiap pendekatan
berbeda, namun secara generik hubungan antara komponenkomponen kerja KLHS dimana partisipasi masyarakat mewarnai
semua komponen kegiatan sebagai berikut :
laporan akhir|6 -2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. Penapisan
Kegiatan penapisan menentukan perlu tidaknya dilakukan
KLHS terhadap sebuah konsep/muatan rencana tata ruang.
Langkah ini diperlukan atas alasan-alasan : a) memfokuskan
telaah
pada
KRP
yang
memiliki
nilai
strategic,
b)
memfokuskan telaah pada KRP yang diindikasikan akan
memebrikan konsekuensi penting pada kondisi lingkungan
hidup dan c) memeberikan gambaran umum metodologi
pendekatan yang akan digunakan.
2. Pelingkupan
Merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk
mengindentifikasi
isu-isu
penting
atau
konsekuensi
lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan
rencana KRP RTR Wilayah dan Kawasan.
3. Telaah dan Analisis Teknis
Telaah dan analisis teknis adalah proses identifikasi, deskripsi
dan evaluasi mengenai konsekuensi dan efek lingkungan
akibat diterapkannya RTRW serta pengujian efektivitas RTRW
dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Jenis-jenis
kerangka telaah yang lazim dibutuhkan antara lain :
-
Telaah daya dukung dan daya tampung lingkungan.
-
Telaah hubungan timbal balik kegiatan manusia dan fungsi
ekosistem
-
Telaah kerentanan masyarakat dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim dan bencana lingkungan
-
Telaah ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
4. Pengembangan Alternatif
Alternatif yang dikembangkan dapat mencakup :
-
Substansi pokok/dasar RTRW (misal : pilihan struktur dan
pola ruang)
-
Program
atau
kegiatan
penerapan
muatan
RTRW
(misal:pilihan intensitas pemanfaatan ruang)
laporan akhir|6 -3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
-
Kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan efek lingkungan
hidup (misal : penerapan kode bangunan yang hemat
energi).
6.1.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Batang Hari
Secara umum KLHS akan memberikan gambaran mengenai daya
dukung dan daya tampung lahan terkait rencana pengembangan
wilayah yang direncanakan dalam dokumen RTRW, meskipun
dalam dokumen ini tidak dibahas secara spesifik mengenai KLHS,
isi dokumen RTRW ini telah memuat kajian mengenai daya
dukung lingkungan yang meliputi daya dukung air, tanah, udara,
ketersediaan sumber daya alam, termasuk kajian mengenai daya
tampung lahan.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan pada subbab sebelumnya
tergambarkan bahwa wilayah Kabupaten
Batang Hari yang
meliputi ruang daratan dan laut masih dapat mendukung
pengembangan wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 tahun
mendatang. Gambaran umum mengenai daya dukung lingkungan
hidup dan perkiraan dampak kegiatan budi daya terhadap kondisi
lingkungan hidup di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada
tabel berikut.
laporan akhir|6 -4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Tabel 6.1.
Kemampuan dan Daya Dukung Lingkungan Hidupdalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis / KLHS RTRW
Kabupaten Batang Hari
1
JENIS DAYA
DUKUNG
Air Tanah
2
Air permukaan
Terjadinya pedangkalan dan
penurunan debit dan kualitas air
sungai
Hasil analisa tingkat
kebutuhan air permukaan
sampai 2031 sangat tinggi .
3
Daya tampung
lahan
Diperkirakan pada akhir tahun
rencana Kabupaten
Batang Harimasih bisa
menampung aktifitas
perkotaan dan
pertumbuhan
penduduknya.
Kebutuhan pengembangan
dialokasikan untuk
perumahan, sarana
perkotaan, ruang terbuka
hijau, dan cadangan
pengembangan.
4
TPA
Dari hasil analisa ketersedian TPA
di Muara Bulian dan Muara
Tembesi secara eksisting masih
dapat untuk menampung sampah
Kebutuhan pengembangan
TPA yang sudah ada, karena
dari segi luasan masih cukup
NO
KEBUTUHAN
STRATEGI
Berdasarkan hasil analisa
ketersediaan air tanah dapat
mencukupi kebutuhan penduduk
Kabupaten Batang Hari
Hasil analisa tingkat
kebutuhan air sampai dengan
2031 cukup tinggi
danketersediaannya pun
masih cukup
Pengendalian penggunaan air tanah secara individual
(mulai dari kegiatan rumah tangga hingga industri)
Penggunaan air tanah hendaknya di kelola secara komunal
Pemanfaatan dan optimasi penggunaan air permukaan sbg
sumber air baku
Pengelolaan kawasan – kawasan yang menjadi daerah
Tangkapan Air.
Pengendalian pembangunan rumah di area sempadan
sungai
Pengelolaan limbah dan sampah baik kegiatan domestik
maupun rumah tangga yang merupakan sumber
pencemaran air permukaan
Menjaga dan mengoptimalkan daerah tangkapan dengan
penghijauan kembali
Membatasi dan mengendalikan pengembangan
perumahan, jasa dan industri pada kawasan yang rawan
bencana alam dan penyusunan arahan pengelolaanya
Daya tampung lahan disesuaikan dengan kondisi fisik
yang dilakukan dengan melihat kesesuaian pemanfaatan
lahan
Pembatasan dan pengendalian pertumbuahan dan
pembangunan pada kawasan lindung
Melakukan peremajaan sarana prasarana persampahan
TPA yang ada
Menerapkan pola 3R (reuse,reduce,recycle) dalam
pengelolaan persampahan untuk mencapai zero waste
KEMAMPUAN
laporan akhir|6 -5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
JENIS DAYA
DUKUNG
NO
5
Kualitas udara
KEMAMPUAN
STRATEGI
KEBUTUHAN
yang ditimbulkan penduduk
hingga akhir tahun rencana.
untuk menampung sampah
yang dihasilkan.
Kualitas udara di Kab. Batang
Hariterkait dengan pasokan
oksigen dan kualitas yang
dihasilkan masih sangat baik.
Perlunya peningkatan kualitas
ruang terbuka hijau dan
penerapan standar-standar
ruang terbuka hijau di wilayah
Kabupaten Batang Hari
Menerapkan peraturan zonasi kawasan sekitar TPA
Melarang penggunaan open dumping pengelolaan sampah
di TPA dan menerapkan pengelolaan sanitary landfill
Tetap mempertahankan beberapa kawasan sebagai
kawasan hutan
Mengembalikan fungsi kawasan hutan yang sudah
mengalami perubahan dan penurunan (deforetasi)
Melakukan Penghijauan pada lahan tidur, pekarangan,
jalur hijau, sempadan pantai, sempadan sungai dan
pemakaman
Mengembangkan partisipasi aktif masyarakat dan dunia
usaha dalam upaya pemenuhan ruang terbuka hijau
Sumber: Hasil Analisa, 2010
Tabel 6.2.
NO
1
KEGIATAN
BUDIDAYA
Perumahan &
Permukiman
Penilaian Dampak Kegiatan Budidaya Terhadap Lingkungan Hidupdalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis
/ KLHS RTRW Kabupaten Batang Hari
KETERANGAN
• Laju Pertumbuhan
penduduk Kab. Batang
Harisebesar 1,16%
termasuk dalam angka
pertumbuhan yang tidak
terlalu tingg, akan tetapi
sangat berpotensi
bertambah karena
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Alih fungsi lahan kawasan
lindung menjadi kawasan
perumahan dan
permukiman
Berkurangnya
catchmen area.
Terjadinya
perubahan iklim
makro/ mikro
Timbul bencana
seperti longsor
&banjir
STRATEGI PENANGANAN
Pengendalian dan
pemnembalian fungsi fungsi
lindung pada kawasan lindung
Pemberlakukan KDB 0%
Rebosisasi kawasan hutan
Pemberdayaan masyarakat di
sekitar kawasan hutan
pemberlakuan insentif dan
disinsentif bagi masyarakat
laporan akhir|6 -6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
pengembangan dan
pembangunan yang akan
dilakukan di Kabupaten
Batang Hari, dan akan
berbanding lurus dengan
kebutuhan perumahan
dan terbentuknya
permukiman.
• Semakin besar
pertambahan penduduk
setiap tahun akan diiringi
dengan penyediaan lahan
untuk kebutuhan rumah
berikut kebutuhan aspek
lainnya
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Meningkatnya kebutuhan air Berkurangnya
baku
ketersediaan air
tanah
Menurunnya
kualitas & kuantitas
air permukaan
Timbulnya slum area
khususnya permukiman
sekitar pasar tradisional dan
rumah tak layak huni
(terutama pada kawasan
perkotaan seperti Muara
Tembesi dan Muara Bulian)
Berkurangnya /
terbatasnya ruang
terbuka hijau
Sanitasi Lingkungan
sangat tidak
memadai
Meningkatnya
kondisi Rumah Tak
layak huni
Terbentuknya perumahan &
permukiman baru pada
Meningkatnya
volume sampah dan
STRATEGI PENANGANAN
dan dunia usaha yang
bersentuhan baik secara
langsung maupun tidak
langsung dengan kawasan
hutan.
Penyediaan RTH publik &
privat – pengaturan KDH
minimum (disesuaikan dng
tingkat kepadatan)
Pembatasan penggunaan air
tanah
Optimasi penggunaan air
permukaan sbg air baku
Penataan lingkungan
permukiman (sanitasi &
penyediaan RTH)
Rumah menghadap air/sungai
Bantuan pembangunan
rumah layak huni dan
penyediaan prasarana
lingkungan
Perbaikan pasar tradisional
Sosialisasi Pembatasan jumlah
kelahiran
Penerapan 3R
laporan akhir|6 -7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Penyediaan sarana
pengangkutan & pengolahan
sampah
Pengembangan SOKLI ditiap
lingkungan permukiman
Pembangunan IPAL
permukiman
Pembangunan septic tank
komunal
Meningkatnya
Penyediaan Sekolah dari
Kebutuhan fasilitas
tingkat Dasar-Tinggi pada tiap
pendidikan dan
pusat pertumbuhan
kesehatan
Penyediaan Puskesmas Rawat
Inap ditiap kecamatan/pusat
pertumbuhan
Peningkatan/pengembangan Bertambahnya
• Pengaturan KDB dan KDH
pasar tradisional dan
areal dan luas
Penyediaan IPAL dan sarpras
pembangunan pusat
bangunan pasar
persampahan
komersial (perdagagan dan
serta munculnya
Penyediaan lahan pasar dan
jasa) terpadu pada kawasan
bangunan-bangunan
pemusatan lokasi
perkotaan.
baru disekitar pasar
pusat pusat pertumbuhan
baik di Perkotaan, maupun
di perdesaan.
2
Perdagangan
dan Jasa
• Diarahkan di pusat-pusat
pertumbuhan terdapat
kawasan perdagangan
dan jasa sesuai dengan
tingkat pelayanannya
• Pada tahun 2011 jumlah
unit usaha yang bergerak
di bidang perdagangan
dan jasa pada pusat –
STRATEGI PENANGANAN
limbah rumah
tangga
Timbulnya
kemacetan
Tertutupnya saluran
tersier drainase
Penyediaan ruang parkir
Pengaturan traffic managent
Pelarangan penutupan
drainase secara permanen
laporan akhir|6 -8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
pusat pertumbuhan baru
seperti di Bathin XXIV dan
MaroSebo Ulu
3
Pertambangan
4
Pengembangan
Untuk mendukung rencana
Sistem Prasarana tata ruang wilayah dan
Wilayah
kawasan strategis Provinsi
dan Kabupaten
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Sosial Ekonomi
Sesuai dengan formasi
Penambangan pasir secara
geologi dan jenis tanah yang liar
ada, Kabupaten Batang Hari
memiliki deposit mineral
yang potensial untuk
pengembangan usaha
pertambangan. Potensi
pertambangan yang ada
antara lain batu
bara,emas,minyak bumi
pasir dan gas.
Peningkatan, Pembangunan
dan
Pelebaran/pemeliharaan
jalan
Berkurangnya ruang
pedestrian &
timbulnya PKL
Membuka peluang
mata pencaharian
penduduk
Kerusakan
Kerusakan kawasan
lindung
•Perubahan fungsi
lahan
Tergusurnya
kegiatan budidaya
STRATEGI PENANGANAN
Tidak diperkanankan
menghilangkan trotoar
Penyediaan ruang bagi PKL
pada tiap kawasan atau pusat
komersial baru
Penyediaan prasarana dan
sarana lingkungan pasar
sesuai syarat ketentuan
Penataan Pasar tradisional
Pengendalian secara intensif
eksploitasi pasir
Menetapkan Kawasan Hutan
Lindung yang terkena dampak
dengan ketentuan 2 kali luas
kawasan hutan yang terkena
dampak (PP 10 Tahun 2010
tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan)
Pengawasan dan control yang
ketat
• Pengaturan KDB
Penyediaan jalur hijau
Melakukan penanaman
kembali pohon-pohon yang
sudah ditebangi
laporan akhir|6 -9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
STRATEGI PENANGANAN
Timbulnya
Pembebasan lahan dengan
kerusakan alam
pemberian ganti rugi
(penebangan pohon
di sepanjang jln)
Meningkatnya
frekuensi kendaraan
bermotor
menyebabkan polusi
Sosial Ekonomi
Timbulnya
kemacetan lalu
lintas
Penurunan kualitas
air tanah maupun
air permukaan
Penyediaan ruang parkir
Pengaturan traffic managent
Pelebaran jalan
Penyediaan transportasi
massal
Penyediaan pelayanan publik
ruang terbuka hijau dan
pengetuaran KDH
Pembatasan penggunaan air
tanah
Sumber: Hasil Analisa, 2010.
laporan akhir|6 -10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
6.2.
Kondisi Sosial Masyarakat
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2011, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 136 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota
kabupaten
dan
sekaligus
pusat
pemerintahan.
Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 103 jiwa per
km2.
Sementara
Kecamatan
Batin
XXIV
dan
Kecamatan
Pemayung merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah
yaitu dengan tingkat kepadatan 29 jiwa per km2.
6.2.1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari cenderung meningkat
karena tingkat kelahiran lebih besar dari kematian serta imigrasi
lebih besar dari emigrasi. Gambaran jumlah penduduk dan
pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.7.
Tabel 6.3.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2006-2010
Jumlah Penduduk (orang)
No
Kecamatan
LPP 2006/2010
2006
2007
2008
2009
2010
(Persen)
1
Muara Bulian
50.081
51.485
52.796
53.325
54.937
0.93
2
Bajubang
31.054
32.028
32.342
32.925
34.955
1.19
3
Maro sebo Ilir
12.382
12.681
13.245
13.507
12.921
0.43
4
Pemayung
27.509
27.834
28.362
28.914
29.647
0.75
5
Muara Tembesi
23.343
23.343
23.932
24.308
27.222
1.55
6
Batin XXIV
21.462
21.769
21.979
22.359
25.398
1.70
7
Mersam
25.903
26.348
26.817
27.324
26.374
1.18
8
Maro Sebo Ulu
26.19
26.933
26.91
27.502
29.289
0.18
laporan akhir|6 -11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Jumlah Penduduk (orang)
No
Kecamatan
Jumlah
LPP 2006/2010
2006
2007
2008
2009
2010
(Persen)
217.935
222.512
226.383
230.164
240.743
100
Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2010.
6.2.2. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2010, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 128 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota
kabupaten
dan
sekaligus
pusat
pemerintahan.
Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 105 jiwa per
km2. Sementara Kecamatan Batin XXIV merupakan tingkat
kepadatan penduduk terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 25
jiwa per km2.
Dilihat dari persebarannya, kecamatan Muara Bulian pada tahun
2008 merupakan wilayah dengan persentase penyebaran terbesar
yakni 23,32 persen disusul kecamatan Bajubang dan Kecamatan
Pemayung, masing-masing 14.29 persen dan 12,53 persen.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.4.
Tabel 6.4.
Jumlah kepadatan dan persebaran Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2009
No
Kecamatan
Luas (Km2)
1
Muara Bulian
906.33
Jumlah
Penduduk
(Orang)
53,325
2
Bajubang
801.90
3
Maro Sebo Ilir
904.14
Kepadatan
(Orang/Km2)
Persebaran
126,32
23,32
32,925
26,87
14,29
13,507
102,63
5,85
laporan akhir|6 -12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
No
Kecamatan
Luas (Km2)
4
Pemayung
419.77
Jumlah
Penduduk
(Orang)
28,914
5
Muara Tembesi
129.06
6
Batin XXIV
7
8
Kepadatan
(Orang/Km2)
Persebaran
27,75
12,53
24,308
57,01
10,57
417.97
22,359
24,31
9,71
Mersam
1.203.51
27,324
33,44
11,84
Maro Sebo Ulu
1.022.15
27,502
29,69
11,89
5.804,83
230,164
39,00
100,00
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2009
Untuk proyeksi penduduk, pada akhir tahun perencanaan yaitu
pada tahun 2031 penduduk Kabupaten Batang Hari berjumlah
380.418 Jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada
Kecamatan Muara Bulian sebanyak 88.011 Jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Maro Sebo
Ilir sebanyak 18.481 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 6.5.
Proyeksi Penduduk Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011-2031 (Jiwa)
No
KECAMATAN
2011
2016
1
Mersam
26.845
2
Maro Sebo Ulu
3
2021
2026
2031
29.205 31.774
34.568
37.608
29.803
33.539 37.743
42.474
47.798
Batin XXIV
25.855
27.201 28.617
30.106
31.673
4
Muara Tembesi
27.696
32.357 37.803
44.166
51.599
5
Muara Bulian
56.069
62.759 70.248
78.629
88.011
6
Bajubang
35.848
41.036 46.975
53.773
61.554
7
Maro Sebo Ilir
13.166
14.331 15.599
16.979
18.481
8
Pemayung
30.154
33.032 36.185
39.639
43.422
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011
Sedangkan untuk proyeksi kepadatan penduduk,Kabupaten
Batang Hari pada Tahun 2031 mempunyai kepadatan penduduk
sebesar 65,49 Km2. Kecamatan Muara Bulian mempunyai
laporan akhir|6 -13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
proyeksi
kepadatan
penduduk
terbesar
dengan
kepadatan
penduduk 211 Jiwa/Km2 dan yang paling rendah berada di
Kecamatan Bathin XXIV dengan kepadatan penduduk 35
Jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 6.6.
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten
Batang Hari Tahun 2011-2031
801,9
Jiwa/Km2
2011 2016
33
36
2021
40
2026
43
2031
47
Maro Sebo Ulu
906,33
33
37
42
47
53
3
Batin XXIV
904,14
29
30
32
33
35
4
Muara Tembesi
419,77
66
77
90
105
123
5
Muara Bulian
417,97
134
150
168
188
211
6
Bajubang
1203,51
30
34
39
45
51
7
Maro Sebo Ilir
129,06
102
111
121
132
143
8
Pemayung
1022,15
30
32
35
39
42
No
KECAMATAN
LUAS (KM2)
1
Mersam
2
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011
laporan akhir|6 -14
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
ASPEK LINGKUNGAN
DAN SOSIAL
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Memengah (RPI2-JM) Kawasan
Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
6.1.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
6.1.1. Umum
Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan terkait tata ruang
wilayah sebagai produk dari rangkaian proses penataan ruang,
yang diawali tahapan perencanaan tata ruang. Oleh karena itu,
perbaikan kualitas rencana tata ruang wilayah menjadi mutlak
dan
sangat
strategis
untuk
segera
direalisasikan
guna
menghambat laju penurunan kualitas lingkungan dan daya
dukung lingkungan. KLHS bisa menjadi pilihan alat bantu untuk
memperbaiki kualitas rencana tata ruang wilayah melalui
perbaikan kerangka berfikir perencanaan tata ruang, yang
berimplikasi
pada
perbaikan
prosedur/proses
dan
metodologi/muatan perencanaan.
KLHS
merupakan
pengaruh
proses
lingkungan
diintegrasikannya
sistematis
hidup
prinsip-prinsip
untuk
dari,
mengevaluasi
dan
keberlanjutan
menjamin
dalam
laporan akhir|6 -1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
pengambilan
keputusan
yang
bersifat
strategis.
Dalam
perencanaan tata ruang, KLHS berperan dam menuntun,
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif
terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara
inheren dalam Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Posisinya
berada pada relung pengambilan keputusan. Manfaat KLHS
bersifat khusus bagi masing-masing hirarki Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya
proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan
sebagai instrument metodologis pelengkap atau tambahan dari
penjabaran RTRW atau kombinasi dari beberapa atau semua
fungsi-fungsi di atas.
6.1.2. Pendekatan
Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat) model
pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu :
1.
KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup /AMDAL
2.
KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan
Hidup (Environmental Appraisal).
3.
KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan
(Integrated Assessment Sustainability Appraisal)
4.
KLHS
sebagai
Sumberdaya
pendekatan
Alam
Pengelolaan
(Sustainable
Berkelanjutan
Natural
Resource
Management) atau Pengelolan Berkelanjutan Sumberdaya
(Sustainable Resource Management).
Prosedur
penyelenggaraan
KLHS
untuk
setiap pendekatan
berbeda, namun secara generik hubungan antara komponenkomponen kerja KLHS dimana partisipasi masyarakat mewarnai
semua komponen kegiatan sebagai berikut :
laporan akhir|6 -2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. Penapisan
Kegiatan penapisan menentukan perlu tidaknya dilakukan
KLHS terhadap sebuah konsep/muatan rencana tata ruang.
Langkah ini diperlukan atas alasan-alasan : a) memfokuskan
telaah
pada
KRP
yang
memiliki
nilai
strategic,
b)
memfokuskan telaah pada KRP yang diindikasikan akan
memebrikan konsekuensi penting pada kondisi lingkungan
hidup dan c) memeberikan gambaran umum metodologi
pendekatan yang akan digunakan.
2. Pelingkupan
Merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk
mengindentifikasi
isu-isu
penting
atau
konsekuensi
lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan
rencana KRP RTR Wilayah dan Kawasan.
3. Telaah dan Analisis Teknis
Telaah dan analisis teknis adalah proses identifikasi, deskripsi
dan evaluasi mengenai konsekuensi dan efek lingkungan
akibat diterapkannya RTRW serta pengujian efektivitas RTRW
dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Jenis-jenis
kerangka telaah yang lazim dibutuhkan antara lain :
-
Telaah daya dukung dan daya tampung lingkungan.
-
Telaah hubungan timbal balik kegiatan manusia dan fungsi
ekosistem
-
Telaah kerentanan masyarakat dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim dan bencana lingkungan
-
Telaah ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
4. Pengembangan Alternatif
Alternatif yang dikembangkan dapat mencakup :
-
Substansi pokok/dasar RTRW (misal : pilihan struktur dan
pola ruang)
-
Program
atau
kegiatan
penerapan
muatan
RTRW
(misal:pilihan intensitas pemanfaatan ruang)
laporan akhir|6 -3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
-
Kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan efek lingkungan
hidup (misal : penerapan kode bangunan yang hemat
energi).
6.1.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Batang Hari
Secara umum KLHS akan memberikan gambaran mengenai daya
dukung dan daya tampung lahan terkait rencana pengembangan
wilayah yang direncanakan dalam dokumen RTRW, meskipun
dalam dokumen ini tidak dibahas secara spesifik mengenai KLHS,
isi dokumen RTRW ini telah memuat kajian mengenai daya
dukung lingkungan yang meliputi daya dukung air, tanah, udara,
ketersediaan sumber daya alam, termasuk kajian mengenai daya
tampung lahan.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan pada subbab sebelumnya
tergambarkan bahwa wilayah Kabupaten
Batang Hari yang
meliputi ruang daratan dan laut masih dapat mendukung
pengembangan wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 tahun
mendatang. Gambaran umum mengenai daya dukung lingkungan
hidup dan perkiraan dampak kegiatan budi daya terhadap kondisi
lingkungan hidup di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada
tabel berikut.
laporan akhir|6 -4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Tabel 6.1.
Kemampuan dan Daya Dukung Lingkungan Hidupdalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis / KLHS RTRW
Kabupaten Batang Hari
1
JENIS DAYA
DUKUNG
Air Tanah
2
Air permukaan
Terjadinya pedangkalan dan
penurunan debit dan kualitas air
sungai
Hasil analisa tingkat
kebutuhan air permukaan
sampai 2031 sangat tinggi .
3
Daya tampung
lahan
Diperkirakan pada akhir tahun
rencana Kabupaten
Batang Harimasih bisa
menampung aktifitas
perkotaan dan
pertumbuhan
penduduknya.
Kebutuhan pengembangan
dialokasikan untuk
perumahan, sarana
perkotaan, ruang terbuka
hijau, dan cadangan
pengembangan.
4
TPA
Dari hasil analisa ketersedian TPA
di Muara Bulian dan Muara
Tembesi secara eksisting masih
dapat untuk menampung sampah
Kebutuhan pengembangan
TPA yang sudah ada, karena
dari segi luasan masih cukup
NO
KEBUTUHAN
STRATEGI
Berdasarkan hasil analisa
ketersediaan air tanah dapat
mencukupi kebutuhan penduduk
Kabupaten Batang Hari
Hasil analisa tingkat
kebutuhan air sampai dengan
2031 cukup tinggi
danketersediaannya pun
masih cukup
Pengendalian penggunaan air tanah secara individual
(mulai dari kegiatan rumah tangga hingga industri)
Penggunaan air tanah hendaknya di kelola secara komunal
Pemanfaatan dan optimasi penggunaan air permukaan sbg
sumber air baku
Pengelolaan kawasan – kawasan yang menjadi daerah
Tangkapan Air.
Pengendalian pembangunan rumah di area sempadan
sungai
Pengelolaan limbah dan sampah baik kegiatan domestik
maupun rumah tangga yang merupakan sumber
pencemaran air permukaan
Menjaga dan mengoptimalkan daerah tangkapan dengan
penghijauan kembali
Membatasi dan mengendalikan pengembangan
perumahan, jasa dan industri pada kawasan yang rawan
bencana alam dan penyusunan arahan pengelolaanya
Daya tampung lahan disesuaikan dengan kondisi fisik
yang dilakukan dengan melihat kesesuaian pemanfaatan
lahan
Pembatasan dan pengendalian pertumbuahan dan
pembangunan pada kawasan lindung
Melakukan peremajaan sarana prasarana persampahan
TPA yang ada
Menerapkan pola 3R (reuse,reduce,recycle) dalam
pengelolaan persampahan untuk mencapai zero waste
KEMAMPUAN
laporan akhir|6 -5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
JENIS DAYA
DUKUNG
NO
5
Kualitas udara
KEMAMPUAN
STRATEGI
KEBUTUHAN
yang ditimbulkan penduduk
hingga akhir tahun rencana.
untuk menampung sampah
yang dihasilkan.
Kualitas udara di Kab. Batang
Hariterkait dengan pasokan
oksigen dan kualitas yang
dihasilkan masih sangat baik.
Perlunya peningkatan kualitas
ruang terbuka hijau dan
penerapan standar-standar
ruang terbuka hijau di wilayah
Kabupaten Batang Hari
Menerapkan peraturan zonasi kawasan sekitar TPA
Melarang penggunaan open dumping pengelolaan sampah
di TPA dan menerapkan pengelolaan sanitary landfill
Tetap mempertahankan beberapa kawasan sebagai
kawasan hutan
Mengembalikan fungsi kawasan hutan yang sudah
mengalami perubahan dan penurunan (deforetasi)
Melakukan Penghijauan pada lahan tidur, pekarangan,
jalur hijau, sempadan pantai, sempadan sungai dan
pemakaman
Mengembangkan partisipasi aktif masyarakat dan dunia
usaha dalam upaya pemenuhan ruang terbuka hijau
Sumber: Hasil Analisa, 2010
Tabel 6.2.
NO
1
KEGIATAN
BUDIDAYA
Perumahan &
Permukiman
Penilaian Dampak Kegiatan Budidaya Terhadap Lingkungan Hidupdalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis
/ KLHS RTRW Kabupaten Batang Hari
KETERANGAN
• Laju Pertumbuhan
penduduk Kab. Batang
Harisebesar 1,16%
termasuk dalam angka
pertumbuhan yang tidak
terlalu tingg, akan tetapi
sangat berpotensi
bertambah karena
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Alih fungsi lahan kawasan
lindung menjadi kawasan
perumahan dan
permukiman
Berkurangnya
catchmen area.
Terjadinya
perubahan iklim
makro/ mikro
Timbul bencana
seperti longsor
&banjir
STRATEGI PENANGANAN
Pengendalian dan
pemnembalian fungsi fungsi
lindung pada kawasan lindung
Pemberlakukan KDB 0%
Rebosisasi kawasan hutan
Pemberdayaan masyarakat di
sekitar kawasan hutan
pemberlakuan insentif dan
disinsentif bagi masyarakat
laporan akhir|6 -6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
pengembangan dan
pembangunan yang akan
dilakukan di Kabupaten
Batang Hari, dan akan
berbanding lurus dengan
kebutuhan perumahan
dan terbentuknya
permukiman.
• Semakin besar
pertambahan penduduk
setiap tahun akan diiringi
dengan penyediaan lahan
untuk kebutuhan rumah
berikut kebutuhan aspek
lainnya
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Meningkatnya kebutuhan air Berkurangnya
baku
ketersediaan air
tanah
Menurunnya
kualitas & kuantitas
air permukaan
Timbulnya slum area
khususnya permukiman
sekitar pasar tradisional dan
rumah tak layak huni
(terutama pada kawasan
perkotaan seperti Muara
Tembesi dan Muara Bulian)
Berkurangnya /
terbatasnya ruang
terbuka hijau
Sanitasi Lingkungan
sangat tidak
memadai
Meningkatnya
kondisi Rumah Tak
layak huni
Terbentuknya perumahan &
permukiman baru pada
Meningkatnya
volume sampah dan
STRATEGI PENANGANAN
dan dunia usaha yang
bersentuhan baik secara
langsung maupun tidak
langsung dengan kawasan
hutan.
Penyediaan RTH publik &
privat – pengaturan KDH
minimum (disesuaikan dng
tingkat kepadatan)
Pembatasan penggunaan air
tanah
Optimasi penggunaan air
permukaan sbg air baku
Penataan lingkungan
permukiman (sanitasi &
penyediaan RTH)
Rumah menghadap air/sungai
Bantuan pembangunan
rumah layak huni dan
penyediaan prasarana
lingkungan
Perbaikan pasar tradisional
Sosialisasi Pembatasan jumlah
kelahiran
Penerapan 3R
laporan akhir|6 -7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Penyediaan sarana
pengangkutan & pengolahan
sampah
Pengembangan SOKLI ditiap
lingkungan permukiman
Pembangunan IPAL
permukiman
Pembangunan septic tank
komunal
Meningkatnya
Penyediaan Sekolah dari
Kebutuhan fasilitas
tingkat Dasar-Tinggi pada tiap
pendidikan dan
pusat pertumbuhan
kesehatan
Penyediaan Puskesmas Rawat
Inap ditiap kecamatan/pusat
pertumbuhan
Peningkatan/pengembangan Bertambahnya
• Pengaturan KDB dan KDH
pasar tradisional dan
areal dan luas
Penyediaan IPAL dan sarpras
pembangunan pusat
bangunan pasar
persampahan
komersial (perdagagan dan
serta munculnya
Penyediaan lahan pasar dan
jasa) terpadu pada kawasan
bangunan-bangunan
pemusatan lokasi
perkotaan.
baru disekitar pasar
pusat pusat pertumbuhan
baik di Perkotaan, maupun
di perdesaan.
2
Perdagangan
dan Jasa
• Diarahkan di pusat-pusat
pertumbuhan terdapat
kawasan perdagangan
dan jasa sesuai dengan
tingkat pelayanannya
• Pada tahun 2011 jumlah
unit usaha yang bergerak
di bidang perdagangan
dan jasa pada pusat –
STRATEGI PENANGANAN
limbah rumah
tangga
Timbulnya
kemacetan
Tertutupnya saluran
tersier drainase
Penyediaan ruang parkir
Pengaturan traffic managent
Pelarangan penutupan
drainase secara permanen
laporan akhir|6 -8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
pusat pertumbuhan baru
seperti di Bathin XXIV dan
MaroSebo Ulu
3
Pertambangan
4
Pengembangan
Untuk mendukung rencana
Sistem Prasarana tata ruang wilayah dan
Wilayah
kawasan strategis Provinsi
dan Kabupaten
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Sosial Ekonomi
Sesuai dengan formasi
Penambangan pasir secara
geologi dan jenis tanah yang liar
ada, Kabupaten Batang Hari
memiliki deposit mineral
yang potensial untuk
pengembangan usaha
pertambangan. Potensi
pertambangan yang ada
antara lain batu
bara,emas,minyak bumi
pasir dan gas.
Peningkatan, Pembangunan
dan
Pelebaran/pemeliharaan
jalan
Berkurangnya ruang
pedestrian &
timbulnya PKL
Membuka peluang
mata pencaharian
penduduk
Kerusakan
Kerusakan kawasan
lindung
•Perubahan fungsi
lahan
Tergusurnya
kegiatan budidaya
STRATEGI PENANGANAN
Tidak diperkanankan
menghilangkan trotoar
Penyediaan ruang bagi PKL
pada tiap kawasan atau pusat
komersial baru
Penyediaan prasarana dan
sarana lingkungan pasar
sesuai syarat ketentuan
Penataan Pasar tradisional
Pengendalian secara intensif
eksploitasi pasir
Menetapkan Kawasan Hutan
Lindung yang terkena dampak
dengan ketentuan 2 kali luas
kawasan hutan yang terkena
dampak (PP 10 Tahun 2010
tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan)
Pengawasan dan control yang
ketat
• Pengaturan KDB
Penyediaan jalur hijau
Melakukan penanaman
kembali pohon-pohon yang
sudah ditebangi
laporan akhir|6 -9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
NO
KEGIATAN
BUDIDAYA
KETERANGAN
PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
STRATEGI PENANGANAN
Timbulnya
Pembebasan lahan dengan
kerusakan alam
pemberian ganti rugi
(penebangan pohon
di sepanjang jln)
Meningkatnya
frekuensi kendaraan
bermotor
menyebabkan polusi
Sosial Ekonomi
Timbulnya
kemacetan lalu
lintas
Penurunan kualitas
air tanah maupun
air permukaan
Penyediaan ruang parkir
Pengaturan traffic managent
Pelebaran jalan
Penyediaan transportasi
massal
Penyediaan pelayanan publik
ruang terbuka hijau dan
pengetuaran KDH
Pembatasan penggunaan air
tanah
Sumber: Hasil Analisa, 2010.
laporan akhir|6 -10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
6.2.
Kondisi Sosial Masyarakat
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2011, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 136 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota
kabupaten
dan
sekaligus
pusat
pemerintahan.
Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 103 jiwa per
km2.
Sementara
Kecamatan
Batin
XXIV
dan
Kecamatan
Pemayung merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah
yaitu dengan tingkat kepadatan 29 jiwa per km2.
6.2.1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari cenderung meningkat
karena tingkat kelahiran lebih besar dari kematian serta imigrasi
lebih besar dari emigrasi. Gambaran jumlah penduduk dan
pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.7.
Tabel 6.3.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2006-2010
Jumlah Penduduk (orang)
No
Kecamatan
LPP 2006/2010
2006
2007
2008
2009
2010
(Persen)
1
Muara Bulian
50.081
51.485
52.796
53.325
54.937
0.93
2
Bajubang
31.054
32.028
32.342
32.925
34.955
1.19
3
Maro sebo Ilir
12.382
12.681
13.245
13.507
12.921
0.43
4
Pemayung
27.509
27.834
28.362
28.914
29.647
0.75
5
Muara Tembesi
23.343
23.343
23.932
24.308
27.222
1.55
6
Batin XXIV
21.462
21.769
21.979
22.359
25.398
1.70
7
Mersam
25.903
26.348
26.817
27.324
26.374
1.18
8
Maro Sebo Ulu
26.19
26.933
26.91
27.502
29.289
0.18
laporan akhir|6 -11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Jumlah Penduduk (orang)
No
Kecamatan
Jumlah
LPP 2006/2010
2006
2007
2008
2009
2010
(Persen)
217.935
222.512
226.383
230.164
240.743
100
Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2010.
6.2.2. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2010, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 128 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota
kabupaten
dan
sekaligus
pusat
pemerintahan.
Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 105 jiwa per
km2. Sementara Kecamatan Batin XXIV merupakan tingkat
kepadatan penduduk terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 25
jiwa per km2.
Dilihat dari persebarannya, kecamatan Muara Bulian pada tahun
2008 merupakan wilayah dengan persentase penyebaran terbesar
yakni 23,32 persen disusul kecamatan Bajubang dan Kecamatan
Pemayung, masing-masing 14.29 persen dan 12,53 persen.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.4.
Tabel 6.4.
Jumlah kepadatan dan persebaran Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2009
No
Kecamatan
Luas (Km2)
1
Muara Bulian
906.33
Jumlah
Penduduk
(Orang)
53,325
2
Bajubang
801.90
3
Maro Sebo Ilir
904.14
Kepadatan
(Orang/Km2)
Persebaran
126,32
23,32
32,925
26,87
14,29
13,507
102,63
5,85
laporan akhir|6 -12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
No
Kecamatan
Luas (Km2)
4
Pemayung
419.77
Jumlah
Penduduk
(Orang)
28,914
5
Muara Tembesi
129.06
6
Batin XXIV
7
8
Kepadatan
(Orang/Km2)
Persebaran
27,75
12,53
24,308
57,01
10,57
417.97
22,359
24,31
9,71
Mersam
1.203.51
27,324
33,44
11,84
Maro Sebo Ulu
1.022.15
27,502
29,69
11,89
5.804,83
230,164
39,00
100,00
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2009
Untuk proyeksi penduduk, pada akhir tahun perencanaan yaitu
pada tahun 2031 penduduk Kabupaten Batang Hari berjumlah
380.418 Jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada
Kecamatan Muara Bulian sebanyak 88.011 Jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Maro Sebo
Ilir sebanyak 18.481 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 6.5.
Proyeksi Penduduk Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011-2031 (Jiwa)
No
KECAMATAN
2011
2016
1
Mersam
26.845
2
Maro Sebo Ulu
3
2021
2026
2031
29.205 31.774
34.568
37.608
29.803
33.539 37.743
42.474
47.798
Batin XXIV
25.855
27.201 28.617
30.106
31.673
4
Muara Tembesi
27.696
32.357 37.803
44.166
51.599
5
Muara Bulian
56.069
62.759 70.248
78.629
88.011
6
Bajubang
35.848
41.036 46.975
53.773
61.554
7
Maro Sebo Ilir
13.166
14.331 15.599
16.979
18.481
8
Pemayung
30.154
33.032 36.185
39.639
43.422
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011
Sedangkan untuk proyeksi kepadatan penduduk,Kabupaten
Batang Hari pada Tahun 2031 mempunyai kepadatan penduduk
sebesar 65,49 Km2. Kecamatan Muara Bulian mempunyai
laporan akhir|6 -13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
proyeksi
kepadatan
penduduk
terbesar
dengan
kepadatan
penduduk 211 Jiwa/Km2 dan yang paling rendah berada di
Kecamatan Bathin XXIV dengan kepadatan penduduk 35
Jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 6.6.
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten
Batang Hari Tahun 2011-2031
801,9
Jiwa/Km2
2011 2016
33
36
2021
40
2026
43
2031
47
Maro Sebo Ulu
906,33
33
37
42
47
53
3
Batin XXIV
904,14
29
30
32
33
35
4
Muara Tembesi
419,77
66
77
90
105
123
5
Muara Bulian
417,97
134
150
168
188
211
6
Bajubang
1203,51
30
34
39
45
51
7
Maro Sebo Ilir
129,06
102
111
121
132
143
8
Pemayung
1022,15
30
32
35
39
42
No
KECAMATAN
LUAS (KM2)
1
Mersam
2
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011
laporan akhir|6 -14