ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

ASPEK LINGKUNGAN
DAN SOSIAL
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Memengah (RPI2-JM) Kawasan
Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
6.1.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

6.1.1. Umum
Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan terkait tata ruang
wilayah sebagai produk dari rangkaian proses penataan ruang,
yang diawali tahapan perencanaan tata ruang. Oleh karena itu,
perbaikan kualitas rencana tata ruang wilayah menjadi mutlak
dan


sangat

strategis

untuk

segera

direalisasikan

guna

menghambat laju penurunan kualitas lingkungan dan daya
dukung lingkungan. KLHS bisa menjadi pilihan alat bantu untuk
memperbaiki kualitas rencana tata ruang wilayah melalui
perbaikan kerangka berfikir perencanaan tata ruang, yang
berimplikasi

pada


perbaikan

prosedur/proses

dan

metodologi/muatan perencanaan.

KLHS

merupakan

pengaruh

proses

lingkungan

diintegrasikannya


sistematis
hidup

prinsip-prinsip

untuk

dari,

mengevaluasi

dan

keberlanjutan

menjamin
dalam

laporan akhir|6 -1


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
pengambilan

keputusan

yang

bersifat

strategis.

Dalam

perencanaan tata ruang, KLHS berperan dam menuntun,
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif
terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara
inheren dalam Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Posisinya
berada pada relung pengambilan keputusan. Manfaat KLHS

bersifat khusus bagi masing-masing hirarki Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).

KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya
proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan
sebagai instrument metodologis pelengkap atau tambahan dari
penjabaran RTRW atau kombinasi dari beberapa atau semua
fungsi-fungsi di atas.

6.1.2. Pendekatan
Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat) model
pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu :
1.

KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup /AMDAL

2.

KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan

Hidup (Environmental Appraisal).

3.

KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan
(Integrated Assessment Sustainability Appraisal)

4.

KLHS

sebagai

Sumberdaya

pendekatan
Alam

Pengelolaan


(Sustainable

Berkelanjutan

Natural

Resource

Management) atau Pengelolan Berkelanjutan Sumberdaya
(Sustainable Resource Management).
Prosedur

penyelenggaraan

KLHS

untuk

setiap pendekatan


berbeda, namun secara generik hubungan antara komponenkomponen kerja KLHS dimana partisipasi masyarakat mewarnai
semua komponen kegiatan sebagai berikut :

laporan akhir|6 -2

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. Penapisan
Kegiatan penapisan menentukan perlu tidaknya dilakukan
KLHS terhadap sebuah konsep/muatan rencana tata ruang.
Langkah ini diperlukan atas alasan-alasan : a) memfokuskan
telaah

pada

KRP

yang


memiliki

nilai

strategic,

b)

memfokuskan telaah pada KRP yang diindikasikan akan
memebrikan konsekuensi penting pada kondisi lingkungan
hidup dan c) memeberikan gambaran umum metodologi
pendekatan yang akan digunakan.
2. Pelingkupan
Merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk
mengindentifikasi

isu-isu

penting


atau

konsekuensi

lingkungan hidup yang akan timbul berkenaan dengan
rencana KRP RTR Wilayah dan Kawasan.
3. Telaah dan Analisis Teknis
Telaah dan analisis teknis adalah proses identifikasi, deskripsi
dan evaluasi mengenai konsekuensi dan efek lingkungan
akibat diterapkannya RTRW serta pengujian efektivitas RTRW
dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Jenis-jenis
kerangka telaah yang lazim dibutuhkan antara lain :
-

Telaah daya dukung dan daya tampung lingkungan.

-

Telaah hubungan timbal balik kegiatan manusia dan fungsi
ekosistem


-

Telaah kerentanan masyarakat dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim dan bencana lingkungan

-

Telaah ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

4. Pengembangan Alternatif
Alternatif yang dikembangkan dapat mencakup :
-

Substansi pokok/dasar RTRW (misal : pilihan struktur dan
pola ruang)

-

Program

atau

kegiatan

penerapan

muatan

RTRW

(misal:pilihan intensitas pemanfaatan ruang)

laporan akhir|6 -3

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

-

Kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan efek lingkungan
hidup (misal : penerapan kode bangunan yang hemat
energi).

6.1.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Batang Hari
Secara umum KLHS akan memberikan gambaran mengenai daya
dukung dan daya tampung lahan terkait rencana pengembangan
wilayah yang direncanakan dalam dokumen RTRW, meskipun
dalam dokumen ini tidak dibahas secara spesifik mengenai KLHS,
isi dokumen RTRW ini telah memuat kajian mengenai daya
dukung lingkungan yang meliputi daya dukung air, tanah, udara,
ketersediaan sumber daya alam, termasuk kajian mengenai daya
tampung lahan.

Dari hasil kajian yang telah dilakukan pada subbab sebelumnya
tergambarkan bahwa wilayah Kabupaten

Batang Hari yang

meliputi ruang daratan dan laut masih dapat mendukung
pengembangan wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 tahun
mendatang. Gambaran umum mengenai daya dukung lingkungan
hidup dan perkiraan dampak kegiatan budi daya terhadap kondisi
lingkungan hidup di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada
tabel berikut.

laporan akhir|6 -4

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Tabel 6.1.

Kemampuan dan Daya Dukung Lingkungan Hidupdalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis / KLHS RTRW
Kabupaten Batang Hari

1

JENIS DAYA
DUKUNG
Air Tanah

2

Air permukaan

Terjadinya pedangkalan dan
penurunan debit dan kualitas air
sungai

Hasil analisa tingkat
kebutuhan air permukaan
sampai 2031 sangat tinggi .

3

Daya tampung
lahan

Diperkirakan pada akhir tahun
rencana Kabupaten
Batang Harimasih bisa
menampung aktifitas
perkotaan dan
pertumbuhan
penduduknya.

Kebutuhan pengembangan
dialokasikan untuk
perumahan, sarana
perkotaan, ruang terbuka
hijau, dan cadangan
pengembangan.

4

TPA

Dari hasil analisa ketersedian TPA
di Muara Bulian dan Muara
Tembesi secara eksisting masih
dapat untuk menampung sampah

Kebutuhan pengembangan
TPA yang sudah ada, karena
dari segi luasan masih cukup

NO

KEBUTUHAN

STRATEGI

Berdasarkan hasil analisa
ketersediaan air tanah dapat
mencukupi kebutuhan penduduk
Kabupaten Batang Hari

Hasil analisa tingkat
kebutuhan air sampai dengan
2031 cukup tinggi
danketersediaannya pun
masih cukup

 Pengendalian penggunaan air tanah secara individual
(mulai dari kegiatan rumah tangga hingga industri)
 Penggunaan air tanah hendaknya di kelola secara komunal
 Pemanfaatan dan optimasi penggunaan air permukaan sbg
sumber air baku
 Pengelolaan kawasan – kawasan yang menjadi daerah
Tangkapan Air.
 Pengendalian pembangunan rumah di area sempadan
sungai
 Pengelolaan limbah dan sampah baik kegiatan domestik
maupun rumah tangga yang merupakan sumber
pencemaran air permukaan
 Menjaga dan mengoptimalkan daerah tangkapan dengan
penghijauan kembali
 Membatasi dan mengendalikan pengembangan
perumahan, jasa dan industri pada kawasan yang rawan
bencana alam dan penyusunan arahan pengelolaanya
 Daya tampung lahan disesuaikan dengan kondisi fisik
yang dilakukan dengan melihat kesesuaian pemanfaatan
lahan
 Pembatasan dan pengendalian pertumbuahan dan
pembangunan pada kawasan lindung
 Melakukan peremajaan sarana prasarana persampahan
TPA yang ada
 Menerapkan pola 3R (reuse,reduce,recycle) dalam
pengelolaan persampahan untuk mencapai zero waste

KEMAMPUAN

laporan akhir|6 -5

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
JENIS DAYA
DUKUNG

NO

5

Kualitas udara

KEMAMPUAN

STRATEGI

KEBUTUHAN

yang ditimbulkan penduduk
hingga akhir tahun rencana.

untuk menampung sampah
yang dihasilkan.

Kualitas udara di Kab. Batang
Hariterkait dengan pasokan
oksigen dan kualitas yang
dihasilkan masih sangat baik.

Perlunya peningkatan kualitas
ruang terbuka hijau dan
penerapan standar-standar
ruang terbuka hijau di wilayah
Kabupaten Batang Hari

 Menerapkan peraturan zonasi kawasan sekitar TPA
 Melarang penggunaan open dumping pengelolaan sampah
di TPA dan menerapkan pengelolaan sanitary landfill
 Tetap mempertahankan beberapa kawasan sebagai
kawasan hutan
 Mengembalikan fungsi kawasan hutan yang sudah
mengalami perubahan dan penurunan (deforetasi)
 Melakukan Penghijauan pada lahan tidur, pekarangan,
jalur hijau, sempadan pantai, sempadan sungai dan
pemakaman
 Mengembangkan partisipasi aktif masyarakat dan dunia
usaha dalam upaya pemenuhan ruang terbuka hijau

Sumber: Hasil Analisa, 2010

Tabel 6.2.
NO
1

KEGIATAN
BUDIDAYA
Perumahan &
Permukiman

Penilaian Dampak Kegiatan Budidaya Terhadap Lingkungan Hidupdalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis
/ KLHS RTRW Kabupaten Batang Hari
KETERANGAN
• Laju Pertumbuhan
penduduk Kab. Batang
Harisebesar 1,16%
termasuk dalam angka
pertumbuhan yang tidak
terlalu tingg, akan tetapi
sangat berpotensi
bertambah karena

PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Alih fungsi lahan kawasan
lindung menjadi kawasan
perumahan dan
permukiman

 Berkurangnya
catchmen area.
 Terjadinya
perubahan iklim
makro/ mikro
 Timbul bencana
seperti longsor
&banjir

STRATEGI PENANGANAN
 Pengendalian dan
pemnembalian fungsi fungsi
lindung pada kawasan lindung
 Pemberlakukan KDB 0%
 Rebosisasi kawasan hutan
 Pemberdayaan masyarakat di
sekitar kawasan hutan
 pemberlakuan insentif dan
disinsentif bagi masyarakat

laporan akhir|6 -6

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

NO

KEGIATAN
BUDIDAYA

KETERANGAN
pengembangan dan
pembangunan yang akan
dilakukan di Kabupaten
Batang Hari, dan akan
berbanding lurus dengan
kebutuhan perumahan
dan terbentuknya
permukiman.
• Semakin besar
pertambahan penduduk
setiap tahun akan diiringi
dengan penyediaan lahan
untuk kebutuhan rumah
berikut kebutuhan aspek
lainnya

PERKIRAAN DAMPAK THDP LH

Meningkatnya kebutuhan air  Berkurangnya
baku
ketersediaan air
tanah
 Menurunnya
kualitas & kuantitas
air permukaan

Timbulnya slum area
khususnya permukiman
sekitar pasar tradisional dan
rumah tak layak huni
(terutama pada kawasan
perkotaan seperti Muara
Tembesi dan Muara Bulian)

 Berkurangnya /
terbatasnya ruang
terbuka hijau
 Sanitasi Lingkungan
sangat tidak
memadai
 Meningkatnya
kondisi Rumah Tak
layak huni

Terbentuknya perumahan &
permukiman baru pada

Meningkatnya
volume sampah dan

STRATEGI PENANGANAN
dan dunia usaha yang
bersentuhan baik secara
langsung maupun tidak
langsung dengan kawasan
hutan.
 Penyediaan RTH publik &
privat – pengaturan KDH
minimum (disesuaikan dng
tingkat kepadatan)
 Pembatasan penggunaan air
tanah
 Optimasi penggunaan air
permukaan sbg air baku
 Penataan lingkungan
permukiman (sanitasi &
penyediaan RTH)
 Rumah menghadap air/sungai
 Bantuan pembangunan
rumah layak huni dan
penyediaan prasarana
lingkungan
 Perbaikan pasar tradisional
 Sosialisasi Pembatasan jumlah
kelahiran
 Penerapan 3R

laporan akhir|6 -7

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

NO

KEGIATAN
BUDIDAYA

KETERANGAN

PERKIRAAN DAMPAK THDP LH

 Penyediaan sarana
pengangkutan & pengolahan
sampah
 Pengembangan SOKLI ditiap
lingkungan permukiman
 Pembangunan IPAL
permukiman
 Pembangunan septic tank
komunal
Meningkatnya
 Penyediaan Sekolah dari
Kebutuhan fasilitas
tingkat Dasar-Tinggi pada tiap
pendidikan dan
pusat pertumbuhan
kesehatan
 Penyediaan Puskesmas Rawat
Inap ditiap kecamatan/pusat
pertumbuhan
Peningkatan/pengembangan Bertambahnya
• Pengaturan KDB dan KDH
pasar tradisional dan
areal dan luas
 Penyediaan IPAL dan sarpras
pembangunan pusat
bangunan pasar
persampahan
komersial (perdagagan dan
serta munculnya
 Penyediaan lahan pasar dan
jasa) terpadu pada kawasan
bangunan-bangunan
pemusatan lokasi
perkotaan.
baru disekitar pasar
pusat pusat pertumbuhan
baik di Perkotaan, maupun
di perdesaan.

2

Perdagangan
dan Jasa

• Diarahkan di pusat-pusat
pertumbuhan terdapat
kawasan perdagangan
dan jasa sesuai dengan
tingkat pelayanannya
• Pada tahun 2011 jumlah
unit usaha yang bergerak
di bidang perdagangan
dan jasa pada pusat –

STRATEGI PENANGANAN

limbah rumah
tangga

Timbulnya
kemacetan
Tertutupnya saluran
tersier drainase

 Penyediaan ruang parkir
 Pengaturan traffic managent
 Pelarangan penutupan
drainase secara permanen

laporan akhir|6 -8

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

NO

KEGIATAN
BUDIDAYA

KETERANGAN
pusat pertumbuhan baru
seperti di Bathin XXIV dan
MaroSebo Ulu

3

Pertambangan

4

Pengembangan
Untuk mendukung rencana
Sistem Prasarana tata ruang wilayah dan
Wilayah
kawasan strategis Provinsi
dan Kabupaten

PERKIRAAN DAMPAK THDP LH
Sosial Ekonomi

Sesuai dengan formasi
Penambangan pasir secara
geologi dan jenis tanah yang liar
ada, Kabupaten Batang Hari
memiliki deposit mineral
yang potensial untuk
pengembangan usaha
pertambangan. Potensi
pertambangan yang ada
antara lain batu
bara,emas,minyak bumi
pasir dan gas.
Peningkatan, Pembangunan
dan
Pelebaran/pemeliharaan
jalan

 Berkurangnya ruang
pedestrian &
timbulnya PKL
Membuka peluang
mata pencaharian
penduduk

Kerusakan
Kerusakan kawasan
lindung

•Perubahan fungsi
lahan
Tergusurnya
kegiatan budidaya

STRATEGI PENANGANAN
 Tidak diperkanankan
menghilangkan trotoar
 Penyediaan ruang bagi PKL
pada tiap kawasan atau pusat
komersial baru
 Penyediaan prasarana dan
sarana lingkungan pasar
sesuai syarat ketentuan
 Penataan Pasar tradisional
Pengendalian secara intensif
eksploitasi pasir
Menetapkan Kawasan Hutan
Lindung yang terkena dampak
dengan ketentuan 2 kali luas
kawasan hutan yang terkena
dampak (PP 10 Tahun 2010
tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan)
Pengawasan dan control yang
ketat
• Pengaturan KDB
 Penyediaan jalur hijau
 Melakukan penanaman
kembali pohon-pohon yang
sudah ditebangi

laporan akhir|6 -9

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

NO

KEGIATAN
BUDIDAYA

KETERANGAN

PERKIRAAN DAMPAK THDP LH

STRATEGI PENANGANAN

Timbulnya
 Pembebasan lahan dengan
kerusakan alam
pemberian ganti rugi
(penebangan pohon
di sepanjang jln)
Meningkatnya
frekuensi kendaraan
bermotor
menyebabkan polusi
Sosial Ekonomi

Timbulnya
kemacetan lalu
lintas

Penurunan kualitas
air tanah maupun
air permukaan

 Penyediaan ruang parkir
 Pengaturan traffic managent
 Pelebaran jalan
 Penyediaan transportasi
massal
 Penyediaan pelayanan publik
ruang terbuka hijau dan
pengetuaran KDH
 Pembatasan penggunaan air
tanah

Sumber: Hasil Analisa, 2010.

laporan akhir|6 -10

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
6.2.

Kondisi Sosial Masyarakat
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2011, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 136 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota

kabupaten

dan

sekaligus

pusat

pemerintahan.

Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 103 jiwa per
km2.

Sementara

Kecamatan

Batin

XXIV

dan

Kecamatan

Pemayung merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah
yaitu dengan tingkat kepadatan 29 jiwa per km2.

6.2.1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari cenderung meningkat
karena tingkat kelahiran lebih besar dari kematian serta imigrasi
lebih besar dari emigrasi. Gambaran jumlah penduduk dan
pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.7.
Tabel 6.3.

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2006-2010
Jumlah Penduduk (orang)

No

Kecamatan

LPP 2006/2010

2006

2007

2008

2009

2010

(Persen)

1

Muara Bulian

50.081

51.485

52.796

53.325

54.937

0.93

2

Bajubang

31.054

32.028

32.342

32.925

34.955

1.19

3

Maro sebo Ilir

12.382

12.681

13.245

13.507

12.921

0.43

4

Pemayung

27.509

27.834

28.362

28.914

29.647

0.75

5

Muara Tembesi

23.343

23.343

23.932

24.308

27.222

1.55

6

Batin XXIV

21.462

21.769

21.979

22.359

25.398

1.70

7

Mersam

25.903

26.348

26.817

27.324

26.374

1.18

8

Maro Sebo Ulu

26.19

26.933

26.91

27.502

29.289

0.18

laporan akhir|6 -11

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Jumlah Penduduk (orang)
No

Kecamatan

Jumlah

LPP 2006/2010

2006

2007

2008

2009

2010

(Persen)

217.935

222.512

226.383

230.164

240.743

100

Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2010.

6.2.2. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2010, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 128 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota

kabupaten

dan

sekaligus

pusat

pemerintahan.

Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 105 jiwa per
km2. Sementara Kecamatan Batin XXIV merupakan tingkat
kepadatan penduduk terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 25
jiwa per km2.

Dilihat dari persebarannya, kecamatan Muara Bulian pada tahun
2008 merupakan wilayah dengan persentase penyebaran terbesar
yakni 23,32 persen disusul kecamatan Bajubang dan Kecamatan
Pemayung, masing-masing 14.29 persen dan 12,53 persen.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.4.
Tabel 6.4.

Jumlah kepadatan dan persebaran Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2009

No

Kecamatan

Luas (Km2)

1

Muara Bulian

906.33

Jumlah
Penduduk
(Orang)
53,325

2

Bajubang

801.90

3

Maro Sebo Ilir

904.14

Kepadatan
(Orang/Km2)

Persebaran

126,32

23,32

32,925

26,87

14,29

13,507

102,63

5,85

laporan akhir|6 -12

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

No

Kecamatan

Luas (Km2)

4

Pemayung

419.77

Jumlah
Penduduk
(Orang)
28,914

5

Muara Tembesi

129.06

6

Batin XXIV

7
8

Kepadatan
(Orang/Km2)

Persebaran

27,75

12,53

24,308

57,01

10,57

417.97

22,359

24,31

9,71

Mersam

1.203.51

27,324

33,44

11,84

Maro Sebo Ulu

1.022.15

27,502

29,69

11,89

5.804,83

230,164

39,00

100,00

Jumlah

Sumber: BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2009

Untuk proyeksi penduduk, pada akhir tahun perencanaan yaitu
pada tahun 2031 penduduk Kabupaten Batang Hari berjumlah
380.418 Jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada
Kecamatan Muara Bulian sebanyak 88.011 Jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Maro Sebo
Ilir sebanyak 18.481 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 6.5.

Proyeksi Penduduk Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011-2031 (Jiwa)

No

KECAMATAN

2011

2016

1

Mersam

26.845

2

Maro Sebo Ulu

3

2021

2026

2031

29.205 31.774

34.568

37.608

29.803

33.539 37.743

42.474

47.798

Batin XXIV

25.855

27.201 28.617

30.106

31.673

4

Muara Tembesi

27.696

32.357 37.803

44.166

51.599

5

Muara Bulian

56.069

62.759 70.248

78.629

88.011

6

Bajubang

35.848

41.036 46.975

53.773

61.554

7

Maro Sebo Ilir

13.166

14.331 15.599

16.979

18.481

8

Pemayung

30.154

33.032 36.185

39.639

43.422

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011
Sedangkan untuk proyeksi kepadatan penduduk,Kabupaten
Batang Hari pada Tahun 2031 mempunyai kepadatan penduduk
sebesar 65,49 Km2. Kecamatan Muara Bulian mempunyai

laporan akhir|6 -13

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
proyeksi

kepadatan

penduduk

terbesar

dengan

kepadatan

penduduk 211 Jiwa/Km2 dan yang paling rendah berada di
Kecamatan Bathin XXIV dengan kepadatan penduduk 35
Jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 6.6.

Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten
Batang Hari Tahun 2011-2031

801,9

Jiwa/Km2
2011 2016
33
36

2021
40

2026
43

2031
47

Maro Sebo Ulu

906,33

33

37

42

47

53

3

Batin XXIV

904,14

29

30

32

33

35

4

Muara Tembesi

419,77

66

77

90

105

123

5

Muara Bulian

417,97

134

150

168

188

211

6

Bajubang

1203,51

30

34

39

45

51

7

Maro Sebo Ilir

129,06

102

111

121

132

143

8

Pemayung

1022,15

30

32

35

39

42

No

KECAMATAN

LUAS (KM2)

1

Mersam

2

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011

laporan akhir|6 -14