RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
RENCANA
TERPADU DAN
PROGRAM
INVESTASI
INFRASTRUKTUR
JANGKA
MENENGAH
KABUPATEN
MURUNG
RAYA
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten
Murung Ray seperti batas administrasi wilayah, demografi,
geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta
kondisi sosial dan ekonomi wilayah.
04 PROFIL
KABUPATEN
MURUNG RAYA
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
4.1
LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN MURUNG
RAYA
Kabupaten Murung Raya adalah salah satu kabupaten pemekaran di Provinsi
Kalimantan Tengah dengan total luas wilayah sebesar ± 2.370.000 Ha. Letak Kabupaten
Murung Raya secara astronomis terletak di daerah Khatulistiwa, pada posisi 00º47’25,24”
Lintang Utara, 00º51’51,87” Lintang Selatan, 113º12’40,98” Bujur Timur, dan 115º08’6,52”
Bujur Timur. Berdasarkan geografis, Kabupaten Murung Raya adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara
:berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi
Kalimantan Timur
Sebelah Timur
:berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur
Sebelah Selatan
:berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara Kabupaten Kapuas
dan Kabupaten Gunun Mas
Sebelah Barat
:berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten
Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat
Secara administratif Kabupaten Murung Raya terdiri dari 10 Kecamatan, yaitu
Kecamatan Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Babuat, Kecamatan Murung, Kecamatan
Laung Tuhup, Kecamatan Barito Tuhup Raya, Kecamatan Tanah Siang, Kecamatan Tanah
Siang Selatan, Kecamatan Sumber Barito, Kecamatan Seribu Riam dan Kecamatan Uut
Murung. Berikut merupakan peta administrasi Kabupaten Murung Raya.
Tabel 4. 1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/ Kelurahan per Kecamatan di Wilayah Kabupaten Murung
Raya
Kecamatan
Ibukota
Permatan Intan
Tumbang Lahung
Sungai Babuat
Tumbang Bantian
Murung
Puruk Cahu
Laung Tuhup
Muara Laung
Barito Tuhup Raya
Makunjung
Tanah Siang
Saripoi
Tanah Siang Selatan Dirung Lingkin
Sumber Barito
Tumbang Kunyi
Seribu Riam
Muara Joloi
Uut Murung
Tumbang Olong
Jumlah/ Total
Sumber: Kabupaten Murung Raya Dalam Angka 2015
PROFIL KABUPATEN
Jumlah
Desa/Kelurahan
12
6
15
26
11
27
6
9
7
5
124
Luas Wilayah
(Km2)
804
423
730
1611
1500
1239
310
2797
7023
7263
23.700
IV-2
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 1 Peta Administrasi Kabupaten Murung Raya
4.2
KONDISI FISIK DASAR
Kondisi fisik dasar pada Kabupaten Murunga Raya meliputi gambaran umum jenis
tanah, kelerengan, hidrologi, klimatologi, geologi serta pola ruang
4.2.1. JENIS TANAH
Menurut keadaan wilayahnya Kabupaten Murung Raya tanahnya terdiri dari berbukitbukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 15-780 m. Sedangkan dataran rendah
terdapat pada bagian Selatan membentang sejauh lebih kurang 150 Km ke Utara dan merupakan
tanah dengan derajat keasaman kurang dari 7. Jenis tanah daerah selatan berbeda jenis tanah
yang terdapat daerah hulu utara. Jenis tanah yang terbentuk erat hubungannya dengan bahan
induk (geologi), iklim dan keadaan medannya. Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka
secara garis besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yaitu oksisol, podsolik
dan litosol.
PROFIL KABUPATEN
IV-3
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 2 Peta Jenis Tanah Kabupaten Murung Raya
4.2.2. KELERENGAN
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan Pendataan Potensi Desa (PODES) 2011
yang salah unsur data yang didapat adalah ketinggian wilayah seperti pada tabel berikut.
Tabel 4. 2 Ketinggian Wilayah Ibukota Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Kecamatan
Kota
Ketinggian
Permata Intan
Tumbang Lahung
43
Sungai Babuat
Tumbang Bantian
125
Murung
Puruk Cahu
74
Laung Tuhup
Muara Laung
47
Barito Tuhup
Makunjung
15
Tanah Siang
Saripoi
185
Tanah Siang Selatan
Dirung Lingkin
39
Sumber Barito
Tumbang Kunyi
67
Seribu Riam
Muara Joloi
488
Uut Murung
Tumbang Olong
780
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya 2015
PROFIL KABUPATEN
IV-4
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 3 Peta Topografi Kabupaten Murung Raya
4.2.3. HIDROLOGI
Potensi hidrologi Kabupaten Murung Raya cukup besar, terutama adanya aliran
beberapa sungai antara lain Sungai Barito, Sungai Murung, Sungai Busang, Sungai Laung,
Sungai Tuhup, dan beberapa sungai kecil lainnya. Sungai terbesar yang berada di Kabupaten
Murung Raya adalah Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten
Barito Selatan dengan panjang sungai lebih kurang 900 Km dan lebar rata-rata 650 m dengan
kedalaman rata-rata 8 m yang bermuara di Laut Jawa.
Kabupaten Murung Raya sebagai tempat terdapatnya sumber air hulu sungai Barito
terletak di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Air dari Sungai Barito sebagai sungai
utama maupun anak-anak sungainya dimanfaatkan penduduk untuk MCK (mandi, cuci, kakus,
sumber air minum dan prasarana perangkutan air serta sumber pengairan untuk persawahan
yang memiliki luas 2,1 % dari keseluruhan. Kedalaman air tanah di wilayah perencanaan ini
mencapai sekitar satu meter sampai tujuh meter yang terdapat di sistem lahan dataran. Air tanah
digunakan di semua wilayah berbukit di kabupaten Murung raya. Kedalaman air tanah yang
relatif cukup dangkal ini dipengaruhi pula dengan besarnya curah hujan, faktor geologi, serta
sistem lahan yang ada.
4.2.4. KLIMATOLOGI
Kabupaten Murung Raya terletak pada daerah beriklim tropis yang panas dan lembab,
karena secara geografis, masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi.
Menurut BMKG (Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Beringin, Muara Teweh,
Barito Utara, tahun 2012), suhu berkisar 21,4° C – 35,3° C.
Berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Bendara Beringin Muara Teweh,
keadaan curah hujan rata-rata tertinggi di Kabupaten Murung Raya adalah sekitar 610 yang
PROFIL KABUPATEN
IV-5
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
terjadi pada Februari 2013 sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yakni 25 hari yang terjadi
pada bulan November dan Desember.
Tabel 4. 3 Data Curah Hujann di Kabupaten Murung Raya
Curah Hujan
Hari Hujan
(milimeter)
Januari
279
19
Februari
610
18
Maret
270
17
April
357
20
Mei
364
20
Juni
89
12
Juli
355
15
Agustus
87
21
September
144
16
Oktober
140
15
November
407
25
Desember
263
25
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2015
Bulan
4.2.5. GEOLOGI
Secara umum, kemampuan lingkungan alam untuk mendukung kebutuhan hidup
manusia tergantung dan dipengaruhi oleh kemampuan dan cara pengelolaan serta pengolahan
manusia terhadap lingkungan alamnya. Dalam pengertian tersebut, maka cara dan kemampuan
manusia tersebut adalah dengan mempertimbangkan kondisi dan karakteristik alamiah
lingkungan alamnya, salah satunya adalah faktor geologi lingkungan. Faktor geologi penting
terhadap kegiatan pertanian, pertambangan, konstruksi sarana tempat tinggal, jalan raya dan
lainnya karena berkaitan dengan kemampuan lahan dan batuan pembentuk tanah menurut jenisjenisnya, di samping ditinjau dari sifat-sifat bahaya.
Berdasarkan Peta Geologi Wilayah Kabupaten Murung Raya sebagian terdiri dari
formasi geologi yang tergolong tua, kecuali daerah endapan aluvium (kwater) di bagian selatan.
Susunan bantuan geologinya ialah sebagai berikut :
1. Kwater, merupakan batuan aluvium/endapan dari kerikil yang membentang di dataran
rendah.
2. Miosis, merupakan batuan sedimen batu bara, batu pasir, lempung, seringkali dengan
sisipan batu gamping tipis.
3. Paelogen, mencakup semua endapan eosen dan oligosen, yang terdiri dari konglomerat
alas pada bagian bawah, disusul oleh batu gamping dan napal-lempung pada bagian
atas.
4. Mesozoikum, merupakan batuan facies sedimen dan gunung api, terdiri dari batuan
lelehan dan piroklastik bersusun basa dan intermediter, batu pasir, konglomerat, sabak,
kersik, serpih, lempung, dan batu gamping.
5. Batuan Dalam, terdiri dari granit dan granodirit.
PROFIL KABUPATEN
IV-6
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 4 Peta Geologi Kabupaten Murung Raya
4.3
SARANA & PRASARANA
Kabupaten Murung Raya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana kota antara lain
perdagangan, pendidikan, kesehatan serta prasarana transportasi.
4.3.1
KONDISI SARANA
4.3.1.1 SARANA PERDAGANGAN
Berlangsungnya kegiatan ekonomi di suatu daerah salah satunya bisa ditunjukan
dengan adanya pasar. Pasar merupakan salah satu unsur penunjang aktivitas ekonomi
masyarakat, karena di tempat tersebut masyarakat khususnya petani dapat menjual hasil
buminya atau hasil ternaknya dan sebaliknya bisa membeli barang-barang keperluan
rumahtangga dan barang-barang lainnya. Di Kabupaten Murung Raya, kecuali di Kota Puruk
Cahu pada umumnya pasar-pasarnya masih merupakan pasar mingguan terutama di desa-desa.
Namun demikian, distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari masyarakat
cukup terpenuhi dengan adanya para pedagang besar, menengah dan kecil yang tersebar di
seluruh Kecamatan di wilayah kabupaten Murung Raya. Ada juga pedagang besar yang
menggunakan kapal mereka untuk berdagang ke desa-desa.
4.3.1.2 SARANA PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan adalah segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi
(memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Keberhasilan
pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaksana
pembangunan tersebut. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah dengan pendidikan, karena kecerdasan dan ketrampilan manusia dapat ditingkatkan.
PROFIL KABUPATEN
IV-7
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Kualitas pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang semakin
kompetitif. Pendidikan level dasar yakni sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP) merupakan sorotan awal dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap aksesibilitas
pendidikan. Berikut disajikan ketersediaan fasilitas pendidikan di Kabupaten Murung Raya
tahun 2013.
Tabel 4. 4 Fasilitas Pendidikan di Murung Raya
Sekolah
Murid
Negeri Swasta Negeri Swasta
1. TK
3
107
49
4298
2. SD
163
11 22.727
992
3. SMP
56
7
5.100
332
4. SMA
19
2
3.008
76
5. SMK
2
521
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya 2015
Jenis Sekolah
Guru
Negeri Swasta
19
404
1.505
85
432
61
225
6
39
-
4.3.1.3 SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitif yang dilakukan oleh Pemerintah dan mayarakat.
Tabel 4. 5 Fasilitas dan Tenaga Kesehatan menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Fasilitas
Tenaga
Puskesmas Rumah
Puskesmas
Posyandu Dokter Farmasi Bidan
Pembantu Bersalin
Permata Intan
1
10
12
1
1
6
Sungai Babuat
1
3
6
4
Murung
3
15
25
16
2
26
Laung Tuhup
3
12
37
2
15
B. Tuhup Raya
1
5
13
1
3
Tanah Siang
2
19
27
2
2
15
T. Siang Selatan
4
6
4
Sumber Barito
1
6
10
1
7
Seribu Riam
1
5
5
1
4
Uut Murung
1
4
6
3
Jumlah
14
83
147
23
6
87
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Murung Raya 2015
Kecamatan
Pengatur
Rawat
16
8
37
23
12
37
5
8
8
9
163
Fasilitas rumah sakit hanya tersedia di Beriwit Kec. Murung dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 65 tempat. Di samping ditinjau dari fasilitas kesehatan, capaian sector kesehatan
juga perlu ditelaah ketersediaan tenaga kesehatan. Dari total 23 orang dokter yang terdapat di
Kabupaten Murung Raya, hanya Kecamatan Sungai Babuat, Kecamatan Tanah Siang Selatan,
Kecamatan Seribu Riam, dan Uut Murung yang tidak tersedia dokter. Hal ini perlu menjadi
perhatian lebih dalam hal peningkatan kualitas kesehatan di wilayah tersebut.
4.3.2
PRASARANA TRANSPORTASI
Kelancaran transportasi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi. Selain transportasi darat, transportasi sungai juga merupakan transportasi
yang vital di Kabupaten Murung Raya karena masih terdapat kecamatan yang belum terjangkau
oleh prasarana jalan/darat.
PROFIL KABUPATEN
IV-8
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
4.3.2.1 TRANSPORTASI DARAT
Kabupaten Murung Raya memiliki jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten dan
selebihnya merupakan jalan desa, perkebunan jalan perusahaan batu bara dan jalan HPH. Untuk
kondisi jalan ini sangat tergantung dari musim, karena apabila musim hujan ada ruas-ruas jalan
yang mengalami banjir atau licin sehingga tidak bisa atau sulit dilalui.
Tabel 4. 6 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintahan yang Berwenang dan Klasifikasi Jalan di
Kabupaten Murung Raya
No
1
2
3
4
Klasifikasi Jalan/Status Jalan Panjang Jalan
Jalan Nasional/Provinsi
51,00
Jalan Kabupaten
493,82
Jalan Desa/Jalan Lingkungan
26,10
Jalan Dalam Kota
59,76
Total
630,68
Sumber :Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2013
Lebar Rata-rata (m)
4,50
4
3
3
-
Tabel 4. 7 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Murung Raya (km)
Jenis Permukaan (Km)
Atb/Hrs Latasir/Lapen Telford/Kerikil
JalanNasional/Provinsi
43,67
70,00
JalanKabupaten
21,60
97,37
70,43
JalanDesa/JalanLingkungan
0,60
9,22
1,50
JalanDalamKota
13,32
21,08
0,85
Jumlah/Total
79,19
127,67
142,78
2011
71,72
92,88
53,12
Sumber :Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2013
Klasifikasi Jalan/Status Jalan
Beton
22,73
10,08
0,86
33,67
11,17
Tanah
65,00
667,31
4,70
23,65
760,66
401,79
Tabel 4. 8 Panjang Jalan Menurut Kondisi Ruas Jalan di Kabupaten Murung Raya (Km)
Panjang (Km)
2011
2012
1
Baik
134,49 141,71
2
Sedang
51,88
56,34
3
RusakRingan
311,80 347,74
4
RusakBerat
298,83 333,65
Sumber :Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2013
No
Klasifikasi Jalan/Status Jalan
Terminal merupakan salah satu fasilitas penting untuk mendukung pengembangan
transportasi darat yang digunakan sebagai tempat naik-turunnya penumpang dan barang antar
kota atau di dalam wilayah. Di Kabupaten Murung Raya terminal yang hanya ada satu terminal
darat, selainnya berupa pangkalan-pangkalan angkutan umum saja tanpa didukung oleh
bangunannya. Sebaran lokasi terminal / pangkalan angkutan umum di Kabupaten Murung
Raya berada di Puruk Cahu yang merupakan terminal angkutan luar kota (antar kabupaten).
4.3.2.2 TRANSPORTASI AIR
Banyaknya sungai dengan kelebaran yang memadai dan juga dapat menjangkau
sampai wilayah pedalaman menyebabkan sungai juga berfungsi sebagai sarana transportasi.
Akan tetapi transportasi sungai ini mempunyai kelemahan baik pada musim kemarau maupun
musim hujan. Pada saat musim kemarau biasanya terjadi surutnya air sungai yang dapat
menghambat kapal - kapal besar masuk ke daerah pedalaman, hal ini dikarenakan:
1. Rendahnya debit air.
2. Turunnya permukaan air.
3. Munculnya batu-batu di dasar sungai ataupun kayu - kayu yang tadinya tenggelam
di dasar sungai sehingga mempertinggi resiko perjalanan kapal.
PROFIL KABUPATEN
IV-9
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Sebaliknya pada musim hujan, satu-satunya gangguan yang dihadapi adalah derasnya
arus sungai yang akan menghambat laju kapal menuju hulu sungai. Selain itu karena umumnya
kota-kota di pedalaman berkembang di pinggir sungai, banyak pula penyebrangan sungai untuk
menuju bagian kota lainnya sehingga memerlukan kehati-hatian dari pengemudi kapal dalam
menyebrang arus yang deras tersebut.
Tabel 4. 9 Lalu Lintas Barang dan Penumpang di Dermaga Puruk Cahu di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2012
Barang (Ton)
WILAYAH
LLASD
Masuk
Keluar
DermagaPurukCahu 20962
5727
Jumlah/Total
20962
5727
2011
17562
15325
Sumber: Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2012
Penumpang (Orang)
Masuk
16952
16952
19243
Keluar
13847
13847
18547
Kabupaten Murung Raya dialiri oleh sungai sebagai sarana transportasi air adalah
Sungai Barito dan beberapa sungai kecil lainnya yang bermuara di Sungai Barito. Aliran sungai
ini sampai sekarang masih digunakan untuk lalu lintas pengangkut kayu/barang/hasil
pertanian. Pengangkutan penumpang melalui sungai di Kabupaten Murung Raya terutama ke
daerah yang belum dilalui oleh jalan darat.
Dermaga sungai dan dermaga penyebrangan yang ada di Kabupaten Murung Raya
umumnya berada dalam kondisi baik dengan konstruksi terbuat dari kayu ulin dan besi.
Dermaga sungai yang terluas adalah dermaga Puruk Cahu (100 m² ). Keberadaan dermaga dermaga sungai lebih bertujuan untuk memperlancar lalu lintas aliran penumpang, bukan aliran
barang. Dengan demikian untuk pengangkutan barang akan masih tetap mengandalkan pada
angkutan sungai – sungai.
4.3.2.3 TRANSPORTASI UDARA
Selain transportasi darat dan air, Kabupaten Murung Raya juga memiliki transportasi
Udara. Sebanyak satu bandar udara (bandara) telah beroperasional secara rutin untuk melayani
penerbangan Palangka Raya-Puruk Cahu.
Dengan adanya bandara ini diharapkan arus mobilitas masyarakat dari dan keluar
Kabupaten Murung Raya dapat meningkat dan pada akhirnya mendorong peningkatan
perekonomian baik dengan meningkatan pendapatan daerah maupun peningkatan urbanisasi.
Tabel dibawah ini, menggambarkan statistik lalu lintas angkutan udara di kabupaten Murung
Raya. Perkembangan pengguna angkutan udara terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2008 hanya 3.395 penumpang/tahun, pada tahun 2012 meningkat menjadi 8.822
penumpang/tahun.
Tabel 4. 10 Lalu Lintas Angkutan Udara Dalam Negeri Dirinci Per Bulan di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Penumpang (Orang)
Datang Berangkat
277
195
160
198
245
230
265
273
340
366
106
122
360
351
249
254
PROFIL KABUPATEN
Bagasi (Kg)
Datang Berangkat
2125
1290
1106
1111
2041
1695
2169
1694
2537
1983
886
670
2 163
2397
1 584
1591
Kargo (Kg)
Datang Berangkat
592
203
358
178
777
313
407
361
547
472
417
183
1044
421
387
381
IV-10
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Penumpang (Orang)
Bagasi (Kg)
Kargo (Kg)
Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat
September
278
271
2 056
1680
271
283
Oktober
267
324
1 375
1870
518
421
Nopember
204
219
1 620
1107
699
324
Desember
246
273
1 669
1212
857
402
Jumlah/Total
2997
3076
21331
18300
6874
3942
2012
8822
8983
69360
49554
45571
28799
2011
4996
5046
42323
30908
28250
26195
2010
2836
2930
23236
17771
8134
3655
2009
4414
4471
27196
26759
33166
18214
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Murung Raya 2013
Bulan
4.4
KEPENDUDUKAN
4.4.1
PENYEBARAN PENDUDUK
Jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Murung Raya pada tahun 2013 yaitu
sebanyak 105.100 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan struktur jenis kelamin yaitu meliputi
komposisi jumlah penduduk laki-laki yaitu sebanyak 54.600 jiwa. Sedangkan komposisi jumlah
penduduk perempuan yaitu sebanyak 50.500 jiwa.
Tabel 4. 11 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dirinci menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di
Kabupaten Murung Raya Tahun 2011-2013
Laki-Laki
Perempuan
Luas Wilayah
(km2)
2011 2012 2013 2011 2012 2013
PermataIntan
804 5.673 5.692 5.933 5.376 5.393 5.623
Sungai Babuat
423 1.203 1.207 1.258 1.053 1.057 1.102
Murung
730 15.776 16.446 17.495 14.619 15.238 16.221
Laung Tuhup
1.611 9.667 9.699 10.108 9.199 9.229 9.622
B. Tuhup Raya
1.500 2.244 2.250 2.346 2.049 2.057 2.144
Tanah Siang
1.239 6.579 6.744 7.110 6.076 6.227 6.568
T. Siang Selatan
310 2.514 2.576 2.715 2.377 2.436 2.570
Sumber Barito
2.797 4.116 4.050 4.176 3.760 3.699 3.817
Seribu Riam
7.023 1.987 1.955 2.017 1.632 1.606 1.656
Uut Murung
7.263 1.421 1.399 1.442 1.159 1.140 1.177
Jumlah
23.700 51.180 52.018 54.600 47.300 48.082 50.500
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya 2013/2014
Kecamatan
Secara administratif pemerintahan Kabupaten Murung Raya terbagi menjadi 10
kecamatan. Sampai sekarang persebaran penduduk Murung Raya masih tidak merata. Hal ini
akibat kondisi sarana jalan darat yang menghubungkan antar kecamatan atau desa kadangkadang tidak memungkinkan untuk dilalui bahkan belum ada. Hal ini menyebabkan kepadatan
penduduk untuk kecamatan dengan sarana transportasi kurang baik sangat kecil. Sedangkan
sarana transportasi air masih sangat terbatas. Padahal jumlah desa yang terdapat di pinggiran
sungai lumayan cukup banyak. Seperti di Kecamatan Murung, Permata Intan, Sumber Barito,
bahkan sampai Seribu Riam dan Uut Murung yang medannya di kenal sangat sulit.
4.4.2
KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dalam 2 (dua) bentuk kepadatan yaitu
kepadatan secara geografis dan secara agraris. Kepadatan geografis membandingkan jumlah
penduduk terhadap luas wilayah keseluruhan, sedangkan kepadatan agraris merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas tanah atau lahan yang diusahakan baik oleh
pemerintah, swasta/perusahaan dan masyarakat sendiri termasuk pemukiman penduduk. Lahan
PROFIL KABUPATEN
IV-11
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
yang diusahakan bisa berupa perkampungan, sawah, ladang/tegal, perkebunan, rawa/tambak
serta semak belukar.
Kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya semenjak mengalami pemekaran
kabupaten sampai dengan tahun 2013 belum mengalami perubahan, yaitu 4 orang penduduk
per 1 (satu) Km2 wilayahnya. Paling sedikit di antara semua kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah. Penduduk yang masih jarang ini merupakan salah satu peningkatan usaha
pengembangan daerah, oleh karena itu program penambahan penduduk pada wilayah-wilayah
yang sesuai peruntukannya seperti program transmigrasi perlu digalakkan.
Tabel 4. 12 Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geografis per Kecamatan di Kabupaten Murung
Raya Tahun 2011 – 2013
Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
(km2)
2011 2012 2013
Permata Intan
804
14
14
14
Sungai Babuat
423
5
5
6
Murung
730
42
43
46
Laung Tuhup
1.611
12
12
12
B. Tuhup Raya
1.500
3
3
3
Tanah Siang
1.239
10
10
11
T. Siang Selatan 310
16
16
17
Sumber Barito
2.797
3
3
3
Seribu Riam
7.023
1
1
1
Uut Murung
7.263
1
1
1
Jumlah
23.700
4
4
4
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya 2013/2014
Kecamatan
4.4.3
RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK
Pada tahun 2013, jumlah penduduk usia kerja di Murung Raya mencapai 65.737 atau
sebanyak 62,55 persen dari total penduduk. Dari angka tersebut partisipasi angkatan kerjanya
sebesar 69 persen saja, karena sisanya adalah bukan angkatan kerja.
Tabel 4. 13 Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Murung Raya Tahun 2011-2013
Tahun
2011
2012
2013
Usia Kerja
62.677 65.016 65.737
Bukan Angkatan Kerja (%)
26,04
33,86
30,31
TPAK (%)
73,96
66,14
69,69
Bekerja (%)
72,98
65,13
96,46
TPT (%)
1,32
1,52
3,54
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
Uraian
4.5
SOSIAL EKONOMI
4.5.1. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan aset penting dalam pembangunan. Semakin tinggi pendidikan
masyarakatnya maka semakin mudah pula terdorongnya peningkatan taraf hidup masyarakat di
suatu daerah, khususnya daerah Kabupaten Murung Raya.
Data ini dalam bentuk persentase berdasar hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Tahun 2012 dan tahun 2013 yang dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Murung
Raya.
PROFIL KABUPATEN
IV-12
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Tabel 4. 14 Persentasi Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan di
Kabupaten Murung Raya Tahun 2012-2013
Partisipasi Pendidikan
(1)
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/Paket B
SMA/Paket C
Perguruan Tinggi
Tidak Bersekolah Lagi
Total
Sumber: Susenas 2011 dan 2012
Tahun
2012
(2)
2,25
10,45
6,58
3,44
1,15
76,14
100,00
2013
(3)
1,36
12,57
5,56
3,20
1,61
75,70
100,00
Tingkat Pendidikan
136; 1%
1257; 13%
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
556; 5%
320; 3%
161; 2%
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/Paket B
SMA/Paket C
Perguruan Tinggi
7570; 76%
Tidak Bersekolah Lagi
4.5.2. KEMISKINAN
Setiap daerah pasti memiliki masalah yang harus dihadapi, khususnya masalah yang
cukup pelik, yaitu kemiskinan. Berbagai kebijakkan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk
penetapan peraturan-peraturan dan perundang-undangan pada umumnya fokus untuk mengatasi
kemiskinan ini. Juga berbagai arah program-program baik yang bersifat nasional maupun daerah
digiatkan dalam rangka mengurangi kemiskinan. Berikut merupakan tabel-tabel yang berkaitan
jumlah penduduk miskin serta garis kemiskinan di Kabupaten Murung Raya.
Pada tabel 3.15 dapat dilihat terjadinya penurunan jumlah penduduk miskin dari tahun
2011 ke tahun 2012 yaitu dari berjumlah 6.236 jiwa pada tahun 2011 menjadi 5.870 jiwa pada
tahun 2012. Hal ini mengidentifikasikan ada penambahan tingkat kemakmuran di kabupaten
Murung Raya. Taraf hidup juga mengalami peningkatan dengan tidak mengesampingkan
adanya inflasi/kenaikan harga. Hal ini dapat terlihat dari garis kemiskinan yang juga mengalami
peningkatan dari Rp291.433 pada tahun 2011 menjadi Rp311.328 pada tahun 2012.
Tabel 4. 15 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Murung Raya Tahun 20052013
Tahun
(1)
2005
2006
2007
Garis Kemiskinan
(Rp)
(2)
136 661
153 539
164 753
PROFIL KABUPATEN
Penduduk Miskin
Jumlah
Persentase
(3)
(4)
9 800
10,24
8 936
11,24
8 683
8,91
IV-13
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
2008
210 392
8 030
7,95
2009
210 392
7 190
6,94
2010
272 809
6 900
6,55
2011
291 433
6.236
6,30
2012
311 328
5.870
5,78
2013
353 373
6 768
6,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
4.5.3. PERTUMBUHAN EKONOMI
Perekonomian Kabupaten Murung Raya sejak Tahun 2009 hingga tahun 2011selalu
bergerak naik semenjak lepas dari dampak krisis global di penghujung tahun 2008. Pada tahun
2013, laju pertumbuhan ekonominya sebesar 6,67 persendengan PDRB atas dasar harga
konstan lebih dari satu trilyun rupiah.
Tabel 4. 16 PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Murung Raya Tahun 2011-2013
Atas Dasar
Harga Berlaku
(Jutaan Rp)
Tahun
2011*
2012**
2013***
2.455.698
2.712.946
2.983.672
Pertumbuhan
Nyata
(%)
16,99
10,48
9,98
Atas Dasar Harga
Konstan 2000
(Jutaan Rp)
Pertumbuhan Nyata
(%)
1.009.040
1.076.529
1.148.343
6,29
6,69
6,67
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
4.5.4. STRUKTUR PEREKONOMIAN
Perekonomian Murung Raya tahun 2011 selain dimotori oleh sektor pertambangan dan
penggalian di urutan pertama, dan sektor pertanian di posisi kedua, di posisi ketiga adalah sektor
jasa, yang terdiri dari sub sektor pemerintahan umum dan swasta. Kontribusi sektor
pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 mencapai 36,26 persen, sedangkan kontribusi
sektor pertanian sebesar 23,75 persen. Sektor jasa dimana termasuk jasa pemerintah selaku
pemegang kendali memiliki peran sebesar 11,36 persen terhadap perekonomian Murung Raya.
Di posisi keempat diduduki sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu dengan
kontribusi sebesar 10,92 persen pada tahun 2013. Di peringkat selanjutnya ada sektor bangunan
di posisi kelima dengan kontribusi terhadap total perekonomian sebesar 6,42 persen. Peringkat
enam diduduki oleh kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi yang pada tahun 2013
kontribusinya sebesar 5,18 persen. Berturut-turut di posisi tujuh dan delapan adalah sektor
industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2013
kontribusinya berturut-turut adalah sebesar 3,05 persen dan 2,54 persen. Posisi juru kunci
kontributor perekonomian Murung Raya tahun 2012 adalah sektor listrik dan air bersih. Pada
tahun 2012 kontribusi sektor ini sebesar 0,52 persen saja.
Tabel 4. 17 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (%)
Kabupaten Murung Raya Tahun 2010 – 2013
Lapangan Usaha
2011
2012**
2013***
Pertanian (Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan)
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan dan Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restauran
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
25,72
37,14
2,97
0,43
5,57
9,86
5,49
2,28
10,54
24,49
36,84
3,00
0,45
6,06
10,42
5,42
2,41
10,91
23,75
36,26
3,05
0,52
6,42
10,92
5,18
2,54
11,36
PROFIL KABUPATEN
IV-14
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
4.5.5. PDRB PERKAPITA
PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
selalu mengalami peningkatan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
tahun 2000. Untuk tahun 2010, PDRB perkapita atas dasar harga konstan mencapai9,8 juta
rupiah sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 10,2juta rupiah. Begitu juga untuk tahun
2012kembali mengalami peningkatan menjadi 10,5juta rupiah. Sedangkan berdasar harga
berlaku, PDRB perkapita masyarakat Murung Raya tahun 2010 mencapai 21,7 juta rupiah. Dua
tahun berikutnya, berturut-turut meningkat menjadi 24,9 juta rupiah pada tahun 2011 dan
sebesar 27,2 pada tahun 2012.
Tabel 4. 18 PDRB Perkapita Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
2000 Tahun 2011-2013 (Rp)
Atas Dasar Harga
Pertumbuhan
Atas Dasar Harga Konstan
Berlaku
Nyata
2000
(Rp)
(%)
( Rp)
2011*
24.936.007,93
15,06
10.246.143,74
2012**
27.102.361,50
8,69
10.754.533,72
2013***
28.388.889,14
4,75
10.926.190,92
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
Tahun
Pertumbuhan
Nyata
(%)
4,54
4,96
1,60
4.5.6. SEKTOR EKONOMI UNGGULAN
Perekonomian Murung Raya sampai dengan saat ini masih sangat tergantung pada
sektor primer, yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Dengan
kontribusi yang tinggi dari dua sektor ini bukan berarti tidak dibutuhkan perhatian khusus.
Sektor pertambangan dan penggalian sebagian besar dikuasai oleh penduduk non residen
Murung Raya, sehingga sebenarnya terjadi capital flight terhadap sebaagian besar hasil nilai
tambah dari sektor ini. Di sini diperlukan peran pemerintah untuk memberkikan kontrol dan
evaluasi seberapa besar nilai tambah sektor ini dapat meningkatkan kesejahteraan terhadap
masyarakat Murung Raya itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama sebagian besar penduduk
Murung Raya, khususnya perkebunan karet. Karena karet merupakan komoditi ekspor, maka
harga karet turut berfluktuasi sesuai mekanisme pasar global. Suatu saat harga karet dapat
meroket tinggi, namun tak jarang juga harganya terjungkal. Pemerintah perlu memikirkan
strategi khusus untuk melindungi petani agar tidak merasakan dampak yang teramat dalam
akibat fluktuasi tersebut, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di
dunia disamping Malaysia dan Thailand.
Sektor jasa terutama jasa pemerintahan umum memegang peran cukup signifikan
terhadap perekonomian Murung Raya, sehingga ke depan perlu terus ditingkatkan melalui
berbagai ragam kebijakan yang lebih pro rakyat. Agar besarnya peran tersebut, secara ekonomis
benar-benar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Sektor industri pengolahan tampaknya sangat perlu pembinaan dan bantuan. Selama
ini kebutuhan masyarakat akan barang sekunder sebagian besar didatangkan dari luar wilayah,
sehingga harganya cukup tinggi. Hal ini terjadi salah satunya karena sulitnya memperoleh bahan
baku penolong dan inginya biaya antara yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan sendiri
suatu barang, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membelinya secara langsung, meski
harus didatangkan dari luar daerah dengan harga yang relaif tinggi. Kedepan, sektor ini perlu
terus dibina dan dimodali agar lebih bergairah.
PROFIL KABUPATEN
IV-15
TERPADU DAN
PROGRAM
INVESTASI
INFRASTRUKTUR
JANGKA
MENENGAH
KABUPATEN
MURUNG
RAYA
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten
Murung Ray seperti batas administrasi wilayah, demografi,
geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta
kondisi sosial dan ekonomi wilayah.
04 PROFIL
KABUPATEN
MURUNG RAYA
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
4.1
LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN MURUNG
RAYA
Kabupaten Murung Raya adalah salah satu kabupaten pemekaran di Provinsi
Kalimantan Tengah dengan total luas wilayah sebesar ± 2.370.000 Ha. Letak Kabupaten
Murung Raya secara astronomis terletak di daerah Khatulistiwa, pada posisi 00º47’25,24”
Lintang Utara, 00º51’51,87” Lintang Selatan, 113º12’40,98” Bujur Timur, dan 115º08’6,52”
Bujur Timur. Berdasarkan geografis, Kabupaten Murung Raya adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara
:berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi
Kalimantan Timur
Sebelah Timur
:berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur
Sebelah Selatan
:berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara Kabupaten Kapuas
dan Kabupaten Gunun Mas
Sebelah Barat
:berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten
Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat
Secara administratif Kabupaten Murung Raya terdiri dari 10 Kecamatan, yaitu
Kecamatan Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Babuat, Kecamatan Murung, Kecamatan
Laung Tuhup, Kecamatan Barito Tuhup Raya, Kecamatan Tanah Siang, Kecamatan Tanah
Siang Selatan, Kecamatan Sumber Barito, Kecamatan Seribu Riam dan Kecamatan Uut
Murung. Berikut merupakan peta administrasi Kabupaten Murung Raya.
Tabel 4. 1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/ Kelurahan per Kecamatan di Wilayah Kabupaten Murung
Raya
Kecamatan
Ibukota
Permatan Intan
Tumbang Lahung
Sungai Babuat
Tumbang Bantian
Murung
Puruk Cahu
Laung Tuhup
Muara Laung
Barito Tuhup Raya
Makunjung
Tanah Siang
Saripoi
Tanah Siang Selatan Dirung Lingkin
Sumber Barito
Tumbang Kunyi
Seribu Riam
Muara Joloi
Uut Murung
Tumbang Olong
Jumlah/ Total
Sumber: Kabupaten Murung Raya Dalam Angka 2015
PROFIL KABUPATEN
Jumlah
Desa/Kelurahan
12
6
15
26
11
27
6
9
7
5
124
Luas Wilayah
(Km2)
804
423
730
1611
1500
1239
310
2797
7023
7263
23.700
IV-2
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 1 Peta Administrasi Kabupaten Murung Raya
4.2
KONDISI FISIK DASAR
Kondisi fisik dasar pada Kabupaten Murunga Raya meliputi gambaran umum jenis
tanah, kelerengan, hidrologi, klimatologi, geologi serta pola ruang
4.2.1. JENIS TANAH
Menurut keadaan wilayahnya Kabupaten Murung Raya tanahnya terdiri dari berbukitbukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 15-780 m. Sedangkan dataran rendah
terdapat pada bagian Selatan membentang sejauh lebih kurang 150 Km ke Utara dan merupakan
tanah dengan derajat keasaman kurang dari 7. Jenis tanah daerah selatan berbeda jenis tanah
yang terdapat daerah hulu utara. Jenis tanah yang terbentuk erat hubungannya dengan bahan
induk (geologi), iklim dan keadaan medannya. Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka
secara garis besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yaitu oksisol, podsolik
dan litosol.
PROFIL KABUPATEN
IV-3
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 2 Peta Jenis Tanah Kabupaten Murung Raya
4.2.2. KELERENGAN
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan Pendataan Potensi Desa (PODES) 2011
yang salah unsur data yang didapat adalah ketinggian wilayah seperti pada tabel berikut.
Tabel 4. 2 Ketinggian Wilayah Ibukota Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Kecamatan
Kota
Ketinggian
Permata Intan
Tumbang Lahung
43
Sungai Babuat
Tumbang Bantian
125
Murung
Puruk Cahu
74
Laung Tuhup
Muara Laung
47
Barito Tuhup
Makunjung
15
Tanah Siang
Saripoi
185
Tanah Siang Selatan
Dirung Lingkin
39
Sumber Barito
Tumbang Kunyi
67
Seribu Riam
Muara Joloi
488
Uut Murung
Tumbang Olong
780
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya 2015
PROFIL KABUPATEN
IV-4
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 3 Peta Topografi Kabupaten Murung Raya
4.2.3. HIDROLOGI
Potensi hidrologi Kabupaten Murung Raya cukup besar, terutama adanya aliran
beberapa sungai antara lain Sungai Barito, Sungai Murung, Sungai Busang, Sungai Laung,
Sungai Tuhup, dan beberapa sungai kecil lainnya. Sungai terbesar yang berada di Kabupaten
Murung Raya adalah Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten
Barito Selatan dengan panjang sungai lebih kurang 900 Km dan lebar rata-rata 650 m dengan
kedalaman rata-rata 8 m yang bermuara di Laut Jawa.
Kabupaten Murung Raya sebagai tempat terdapatnya sumber air hulu sungai Barito
terletak di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Air dari Sungai Barito sebagai sungai
utama maupun anak-anak sungainya dimanfaatkan penduduk untuk MCK (mandi, cuci, kakus,
sumber air minum dan prasarana perangkutan air serta sumber pengairan untuk persawahan
yang memiliki luas 2,1 % dari keseluruhan. Kedalaman air tanah di wilayah perencanaan ini
mencapai sekitar satu meter sampai tujuh meter yang terdapat di sistem lahan dataran. Air tanah
digunakan di semua wilayah berbukit di kabupaten Murung raya. Kedalaman air tanah yang
relatif cukup dangkal ini dipengaruhi pula dengan besarnya curah hujan, faktor geologi, serta
sistem lahan yang ada.
4.2.4. KLIMATOLOGI
Kabupaten Murung Raya terletak pada daerah beriklim tropis yang panas dan lembab,
karena secara geografis, masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi.
Menurut BMKG (Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Beringin, Muara Teweh,
Barito Utara, tahun 2012), suhu berkisar 21,4° C – 35,3° C.
Berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Bendara Beringin Muara Teweh,
keadaan curah hujan rata-rata tertinggi di Kabupaten Murung Raya adalah sekitar 610 yang
PROFIL KABUPATEN
IV-5
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
terjadi pada Februari 2013 sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yakni 25 hari yang terjadi
pada bulan November dan Desember.
Tabel 4. 3 Data Curah Hujann di Kabupaten Murung Raya
Curah Hujan
Hari Hujan
(milimeter)
Januari
279
19
Februari
610
18
Maret
270
17
April
357
20
Mei
364
20
Juni
89
12
Juli
355
15
Agustus
87
21
September
144
16
Oktober
140
15
November
407
25
Desember
263
25
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya, 2015
Bulan
4.2.5. GEOLOGI
Secara umum, kemampuan lingkungan alam untuk mendukung kebutuhan hidup
manusia tergantung dan dipengaruhi oleh kemampuan dan cara pengelolaan serta pengolahan
manusia terhadap lingkungan alamnya. Dalam pengertian tersebut, maka cara dan kemampuan
manusia tersebut adalah dengan mempertimbangkan kondisi dan karakteristik alamiah
lingkungan alamnya, salah satunya adalah faktor geologi lingkungan. Faktor geologi penting
terhadap kegiatan pertanian, pertambangan, konstruksi sarana tempat tinggal, jalan raya dan
lainnya karena berkaitan dengan kemampuan lahan dan batuan pembentuk tanah menurut jenisjenisnya, di samping ditinjau dari sifat-sifat bahaya.
Berdasarkan Peta Geologi Wilayah Kabupaten Murung Raya sebagian terdiri dari
formasi geologi yang tergolong tua, kecuali daerah endapan aluvium (kwater) di bagian selatan.
Susunan bantuan geologinya ialah sebagai berikut :
1. Kwater, merupakan batuan aluvium/endapan dari kerikil yang membentang di dataran
rendah.
2. Miosis, merupakan batuan sedimen batu bara, batu pasir, lempung, seringkali dengan
sisipan batu gamping tipis.
3. Paelogen, mencakup semua endapan eosen dan oligosen, yang terdiri dari konglomerat
alas pada bagian bawah, disusul oleh batu gamping dan napal-lempung pada bagian
atas.
4. Mesozoikum, merupakan batuan facies sedimen dan gunung api, terdiri dari batuan
lelehan dan piroklastik bersusun basa dan intermediter, batu pasir, konglomerat, sabak,
kersik, serpih, lempung, dan batu gamping.
5. Batuan Dalam, terdiri dari granit dan granodirit.
PROFIL KABUPATEN
IV-6
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Gambar 4. 4 Peta Geologi Kabupaten Murung Raya
4.3
SARANA & PRASARANA
Kabupaten Murung Raya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana kota antara lain
perdagangan, pendidikan, kesehatan serta prasarana transportasi.
4.3.1
KONDISI SARANA
4.3.1.1 SARANA PERDAGANGAN
Berlangsungnya kegiatan ekonomi di suatu daerah salah satunya bisa ditunjukan
dengan adanya pasar. Pasar merupakan salah satu unsur penunjang aktivitas ekonomi
masyarakat, karena di tempat tersebut masyarakat khususnya petani dapat menjual hasil
buminya atau hasil ternaknya dan sebaliknya bisa membeli barang-barang keperluan
rumahtangga dan barang-barang lainnya. Di Kabupaten Murung Raya, kecuali di Kota Puruk
Cahu pada umumnya pasar-pasarnya masih merupakan pasar mingguan terutama di desa-desa.
Namun demikian, distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari masyarakat
cukup terpenuhi dengan adanya para pedagang besar, menengah dan kecil yang tersebar di
seluruh Kecamatan di wilayah kabupaten Murung Raya. Ada juga pedagang besar yang
menggunakan kapal mereka untuk berdagang ke desa-desa.
4.3.1.2 SARANA PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan adalah segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi
(memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Keberhasilan
pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaksana
pembangunan tersebut. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah dengan pendidikan, karena kecerdasan dan ketrampilan manusia dapat ditingkatkan.
PROFIL KABUPATEN
IV-7
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Kualitas pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang semakin
kompetitif. Pendidikan level dasar yakni sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP) merupakan sorotan awal dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap aksesibilitas
pendidikan. Berikut disajikan ketersediaan fasilitas pendidikan di Kabupaten Murung Raya
tahun 2013.
Tabel 4. 4 Fasilitas Pendidikan di Murung Raya
Sekolah
Murid
Negeri Swasta Negeri Swasta
1. TK
3
107
49
4298
2. SD
163
11 22.727
992
3. SMP
56
7
5.100
332
4. SMA
19
2
3.008
76
5. SMK
2
521
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya 2015
Jenis Sekolah
Guru
Negeri Swasta
19
404
1.505
85
432
61
225
6
39
-
4.3.1.3 SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitif yang dilakukan oleh Pemerintah dan mayarakat.
Tabel 4. 5 Fasilitas dan Tenaga Kesehatan menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Fasilitas
Tenaga
Puskesmas Rumah
Puskesmas
Posyandu Dokter Farmasi Bidan
Pembantu Bersalin
Permata Intan
1
10
12
1
1
6
Sungai Babuat
1
3
6
4
Murung
3
15
25
16
2
26
Laung Tuhup
3
12
37
2
15
B. Tuhup Raya
1
5
13
1
3
Tanah Siang
2
19
27
2
2
15
T. Siang Selatan
4
6
4
Sumber Barito
1
6
10
1
7
Seribu Riam
1
5
5
1
4
Uut Murung
1
4
6
3
Jumlah
14
83
147
23
6
87
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Murung Raya 2015
Kecamatan
Pengatur
Rawat
16
8
37
23
12
37
5
8
8
9
163
Fasilitas rumah sakit hanya tersedia di Beriwit Kec. Murung dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 65 tempat. Di samping ditinjau dari fasilitas kesehatan, capaian sector kesehatan
juga perlu ditelaah ketersediaan tenaga kesehatan. Dari total 23 orang dokter yang terdapat di
Kabupaten Murung Raya, hanya Kecamatan Sungai Babuat, Kecamatan Tanah Siang Selatan,
Kecamatan Seribu Riam, dan Uut Murung yang tidak tersedia dokter. Hal ini perlu menjadi
perhatian lebih dalam hal peningkatan kualitas kesehatan di wilayah tersebut.
4.3.2
PRASARANA TRANSPORTASI
Kelancaran transportasi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi. Selain transportasi darat, transportasi sungai juga merupakan transportasi
yang vital di Kabupaten Murung Raya karena masih terdapat kecamatan yang belum terjangkau
oleh prasarana jalan/darat.
PROFIL KABUPATEN
IV-8
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
4.3.2.1 TRANSPORTASI DARAT
Kabupaten Murung Raya memiliki jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten dan
selebihnya merupakan jalan desa, perkebunan jalan perusahaan batu bara dan jalan HPH. Untuk
kondisi jalan ini sangat tergantung dari musim, karena apabila musim hujan ada ruas-ruas jalan
yang mengalami banjir atau licin sehingga tidak bisa atau sulit dilalui.
Tabel 4. 6 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintahan yang Berwenang dan Klasifikasi Jalan di
Kabupaten Murung Raya
No
1
2
3
4
Klasifikasi Jalan/Status Jalan Panjang Jalan
Jalan Nasional/Provinsi
51,00
Jalan Kabupaten
493,82
Jalan Desa/Jalan Lingkungan
26,10
Jalan Dalam Kota
59,76
Total
630,68
Sumber :Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2013
Lebar Rata-rata (m)
4,50
4
3
3
-
Tabel 4. 7 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Murung Raya (km)
Jenis Permukaan (Km)
Atb/Hrs Latasir/Lapen Telford/Kerikil
JalanNasional/Provinsi
43,67
70,00
JalanKabupaten
21,60
97,37
70,43
JalanDesa/JalanLingkungan
0,60
9,22
1,50
JalanDalamKota
13,32
21,08
0,85
Jumlah/Total
79,19
127,67
142,78
2011
71,72
92,88
53,12
Sumber :Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2013
Klasifikasi Jalan/Status Jalan
Beton
22,73
10,08
0,86
33,67
11,17
Tanah
65,00
667,31
4,70
23,65
760,66
401,79
Tabel 4. 8 Panjang Jalan Menurut Kondisi Ruas Jalan di Kabupaten Murung Raya (Km)
Panjang (Km)
2011
2012
1
Baik
134,49 141,71
2
Sedang
51,88
56,34
3
RusakRingan
311,80 347,74
4
RusakBerat
298,83 333,65
Sumber :Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2013
No
Klasifikasi Jalan/Status Jalan
Terminal merupakan salah satu fasilitas penting untuk mendukung pengembangan
transportasi darat yang digunakan sebagai tempat naik-turunnya penumpang dan barang antar
kota atau di dalam wilayah. Di Kabupaten Murung Raya terminal yang hanya ada satu terminal
darat, selainnya berupa pangkalan-pangkalan angkutan umum saja tanpa didukung oleh
bangunannya. Sebaran lokasi terminal / pangkalan angkutan umum di Kabupaten Murung
Raya berada di Puruk Cahu yang merupakan terminal angkutan luar kota (antar kabupaten).
4.3.2.2 TRANSPORTASI AIR
Banyaknya sungai dengan kelebaran yang memadai dan juga dapat menjangkau
sampai wilayah pedalaman menyebabkan sungai juga berfungsi sebagai sarana transportasi.
Akan tetapi transportasi sungai ini mempunyai kelemahan baik pada musim kemarau maupun
musim hujan. Pada saat musim kemarau biasanya terjadi surutnya air sungai yang dapat
menghambat kapal - kapal besar masuk ke daerah pedalaman, hal ini dikarenakan:
1. Rendahnya debit air.
2. Turunnya permukaan air.
3. Munculnya batu-batu di dasar sungai ataupun kayu - kayu yang tadinya tenggelam
di dasar sungai sehingga mempertinggi resiko perjalanan kapal.
PROFIL KABUPATEN
IV-9
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Sebaliknya pada musim hujan, satu-satunya gangguan yang dihadapi adalah derasnya
arus sungai yang akan menghambat laju kapal menuju hulu sungai. Selain itu karena umumnya
kota-kota di pedalaman berkembang di pinggir sungai, banyak pula penyebrangan sungai untuk
menuju bagian kota lainnya sehingga memerlukan kehati-hatian dari pengemudi kapal dalam
menyebrang arus yang deras tersebut.
Tabel 4. 9 Lalu Lintas Barang dan Penumpang di Dermaga Puruk Cahu di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2012
Barang (Ton)
WILAYAH
LLASD
Masuk
Keluar
DermagaPurukCahu 20962
5727
Jumlah/Total
20962
5727
2011
17562
15325
Sumber: Dinas PU Kabupaten Murung Raya 2012
Penumpang (Orang)
Masuk
16952
16952
19243
Keluar
13847
13847
18547
Kabupaten Murung Raya dialiri oleh sungai sebagai sarana transportasi air adalah
Sungai Barito dan beberapa sungai kecil lainnya yang bermuara di Sungai Barito. Aliran sungai
ini sampai sekarang masih digunakan untuk lalu lintas pengangkut kayu/barang/hasil
pertanian. Pengangkutan penumpang melalui sungai di Kabupaten Murung Raya terutama ke
daerah yang belum dilalui oleh jalan darat.
Dermaga sungai dan dermaga penyebrangan yang ada di Kabupaten Murung Raya
umumnya berada dalam kondisi baik dengan konstruksi terbuat dari kayu ulin dan besi.
Dermaga sungai yang terluas adalah dermaga Puruk Cahu (100 m² ). Keberadaan dermaga dermaga sungai lebih bertujuan untuk memperlancar lalu lintas aliran penumpang, bukan aliran
barang. Dengan demikian untuk pengangkutan barang akan masih tetap mengandalkan pada
angkutan sungai – sungai.
4.3.2.3 TRANSPORTASI UDARA
Selain transportasi darat dan air, Kabupaten Murung Raya juga memiliki transportasi
Udara. Sebanyak satu bandar udara (bandara) telah beroperasional secara rutin untuk melayani
penerbangan Palangka Raya-Puruk Cahu.
Dengan adanya bandara ini diharapkan arus mobilitas masyarakat dari dan keluar
Kabupaten Murung Raya dapat meningkat dan pada akhirnya mendorong peningkatan
perekonomian baik dengan meningkatan pendapatan daerah maupun peningkatan urbanisasi.
Tabel dibawah ini, menggambarkan statistik lalu lintas angkutan udara di kabupaten Murung
Raya. Perkembangan pengguna angkutan udara terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2008 hanya 3.395 penumpang/tahun, pada tahun 2012 meningkat menjadi 8.822
penumpang/tahun.
Tabel 4. 10 Lalu Lintas Angkutan Udara Dalam Negeri Dirinci Per Bulan di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Penumpang (Orang)
Datang Berangkat
277
195
160
198
245
230
265
273
340
366
106
122
360
351
249
254
PROFIL KABUPATEN
Bagasi (Kg)
Datang Berangkat
2125
1290
1106
1111
2041
1695
2169
1694
2537
1983
886
670
2 163
2397
1 584
1591
Kargo (Kg)
Datang Berangkat
592
203
358
178
777
313
407
361
547
472
417
183
1044
421
387
381
IV-10
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Penumpang (Orang)
Bagasi (Kg)
Kargo (Kg)
Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat
September
278
271
2 056
1680
271
283
Oktober
267
324
1 375
1870
518
421
Nopember
204
219
1 620
1107
699
324
Desember
246
273
1 669
1212
857
402
Jumlah/Total
2997
3076
21331
18300
6874
3942
2012
8822
8983
69360
49554
45571
28799
2011
4996
5046
42323
30908
28250
26195
2010
2836
2930
23236
17771
8134
3655
2009
4414
4471
27196
26759
33166
18214
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Murung Raya 2013
Bulan
4.4
KEPENDUDUKAN
4.4.1
PENYEBARAN PENDUDUK
Jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Murung Raya pada tahun 2013 yaitu
sebanyak 105.100 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan struktur jenis kelamin yaitu meliputi
komposisi jumlah penduduk laki-laki yaitu sebanyak 54.600 jiwa. Sedangkan komposisi jumlah
penduduk perempuan yaitu sebanyak 50.500 jiwa.
Tabel 4. 11 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dirinci menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di
Kabupaten Murung Raya Tahun 2011-2013
Laki-Laki
Perempuan
Luas Wilayah
(km2)
2011 2012 2013 2011 2012 2013
PermataIntan
804 5.673 5.692 5.933 5.376 5.393 5.623
Sungai Babuat
423 1.203 1.207 1.258 1.053 1.057 1.102
Murung
730 15.776 16.446 17.495 14.619 15.238 16.221
Laung Tuhup
1.611 9.667 9.699 10.108 9.199 9.229 9.622
B. Tuhup Raya
1.500 2.244 2.250 2.346 2.049 2.057 2.144
Tanah Siang
1.239 6.579 6.744 7.110 6.076 6.227 6.568
T. Siang Selatan
310 2.514 2.576 2.715 2.377 2.436 2.570
Sumber Barito
2.797 4.116 4.050 4.176 3.760 3.699 3.817
Seribu Riam
7.023 1.987 1.955 2.017 1.632 1.606 1.656
Uut Murung
7.263 1.421 1.399 1.442 1.159 1.140 1.177
Jumlah
23.700 51.180 52.018 54.600 47.300 48.082 50.500
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya 2013/2014
Kecamatan
Secara administratif pemerintahan Kabupaten Murung Raya terbagi menjadi 10
kecamatan. Sampai sekarang persebaran penduduk Murung Raya masih tidak merata. Hal ini
akibat kondisi sarana jalan darat yang menghubungkan antar kecamatan atau desa kadangkadang tidak memungkinkan untuk dilalui bahkan belum ada. Hal ini menyebabkan kepadatan
penduduk untuk kecamatan dengan sarana transportasi kurang baik sangat kecil. Sedangkan
sarana transportasi air masih sangat terbatas. Padahal jumlah desa yang terdapat di pinggiran
sungai lumayan cukup banyak. Seperti di Kecamatan Murung, Permata Intan, Sumber Barito,
bahkan sampai Seribu Riam dan Uut Murung yang medannya di kenal sangat sulit.
4.4.2
KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dalam 2 (dua) bentuk kepadatan yaitu
kepadatan secara geografis dan secara agraris. Kepadatan geografis membandingkan jumlah
penduduk terhadap luas wilayah keseluruhan, sedangkan kepadatan agraris merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas tanah atau lahan yang diusahakan baik oleh
pemerintah, swasta/perusahaan dan masyarakat sendiri termasuk pemukiman penduduk. Lahan
PROFIL KABUPATEN
IV-11
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
yang diusahakan bisa berupa perkampungan, sawah, ladang/tegal, perkebunan, rawa/tambak
serta semak belukar.
Kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya semenjak mengalami pemekaran
kabupaten sampai dengan tahun 2013 belum mengalami perubahan, yaitu 4 orang penduduk
per 1 (satu) Km2 wilayahnya. Paling sedikit di antara semua kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah. Penduduk yang masih jarang ini merupakan salah satu peningkatan usaha
pengembangan daerah, oleh karena itu program penambahan penduduk pada wilayah-wilayah
yang sesuai peruntukannya seperti program transmigrasi perlu digalakkan.
Tabel 4. 12 Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geografis per Kecamatan di Kabupaten Murung
Raya Tahun 2011 – 2013
Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
(km2)
2011 2012 2013
Permata Intan
804
14
14
14
Sungai Babuat
423
5
5
6
Murung
730
42
43
46
Laung Tuhup
1.611
12
12
12
B. Tuhup Raya
1.500
3
3
3
Tanah Siang
1.239
10
10
11
T. Siang Selatan 310
16
16
17
Sumber Barito
2.797
3
3
3
Seribu Riam
7.023
1
1
1
Uut Murung
7.263
1
1
1
Jumlah
23.700
4
4
4
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya 2013/2014
Kecamatan
4.4.3
RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK
Pada tahun 2013, jumlah penduduk usia kerja di Murung Raya mencapai 65.737 atau
sebanyak 62,55 persen dari total penduduk. Dari angka tersebut partisipasi angkatan kerjanya
sebesar 69 persen saja, karena sisanya adalah bukan angkatan kerja.
Tabel 4. 13 Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Murung Raya Tahun 2011-2013
Tahun
2011
2012
2013
Usia Kerja
62.677 65.016 65.737
Bukan Angkatan Kerja (%)
26,04
33,86
30,31
TPAK (%)
73,96
66,14
69,69
Bekerja (%)
72,98
65,13
96,46
TPT (%)
1,32
1,52
3,54
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
Uraian
4.5
SOSIAL EKONOMI
4.5.1. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan aset penting dalam pembangunan. Semakin tinggi pendidikan
masyarakatnya maka semakin mudah pula terdorongnya peningkatan taraf hidup masyarakat di
suatu daerah, khususnya daerah Kabupaten Murung Raya.
Data ini dalam bentuk persentase berdasar hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Tahun 2012 dan tahun 2013 yang dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Murung
Raya.
PROFIL KABUPATEN
IV-12
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Tabel 4. 14 Persentasi Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan di
Kabupaten Murung Raya Tahun 2012-2013
Partisipasi Pendidikan
(1)
Tidak/Belum Pernah Bersekolah
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/Paket B
SMA/Paket C
Perguruan Tinggi
Tidak Bersekolah Lagi
Total
Sumber: Susenas 2011 dan 2012
Tahun
2012
(2)
2,25
10,45
6,58
3,44
1,15
76,14
100,00
2013
(3)
1,36
12,57
5,56
3,20
1,61
75,70
100,00
Tingkat Pendidikan
136; 1%
1257; 13%
Tidak/Belum Pernah
Bersekolah
556; 5%
320; 3%
161; 2%
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/Paket B
SMA/Paket C
Perguruan Tinggi
7570; 76%
Tidak Bersekolah Lagi
4.5.2. KEMISKINAN
Setiap daerah pasti memiliki masalah yang harus dihadapi, khususnya masalah yang
cukup pelik, yaitu kemiskinan. Berbagai kebijakkan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk
penetapan peraturan-peraturan dan perundang-undangan pada umumnya fokus untuk mengatasi
kemiskinan ini. Juga berbagai arah program-program baik yang bersifat nasional maupun daerah
digiatkan dalam rangka mengurangi kemiskinan. Berikut merupakan tabel-tabel yang berkaitan
jumlah penduduk miskin serta garis kemiskinan di Kabupaten Murung Raya.
Pada tabel 3.15 dapat dilihat terjadinya penurunan jumlah penduduk miskin dari tahun
2011 ke tahun 2012 yaitu dari berjumlah 6.236 jiwa pada tahun 2011 menjadi 5.870 jiwa pada
tahun 2012. Hal ini mengidentifikasikan ada penambahan tingkat kemakmuran di kabupaten
Murung Raya. Taraf hidup juga mengalami peningkatan dengan tidak mengesampingkan
adanya inflasi/kenaikan harga. Hal ini dapat terlihat dari garis kemiskinan yang juga mengalami
peningkatan dari Rp291.433 pada tahun 2011 menjadi Rp311.328 pada tahun 2012.
Tabel 4. 15 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Murung Raya Tahun 20052013
Tahun
(1)
2005
2006
2007
Garis Kemiskinan
(Rp)
(2)
136 661
153 539
164 753
PROFIL KABUPATEN
Penduduk Miskin
Jumlah
Persentase
(3)
(4)
9 800
10,24
8 936
11,24
8 683
8,91
IV-13
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
2008
210 392
8 030
7,95
2009
210 392
7 190
6,94
2010
272 809
6 900
6,55
2011
291 433
6.236
6,30
2012
311 328
5.870
5,78
2013
353 373
6 768
6,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
4.5.3. PERTUMBUHAN EKONOMI
Perekonomian Kabupaten Murung Raya sejak Tahun 2009 hingga tahun 2011selalu
bergerak naik semenjak lepas dari dampak krisis global di penghujung tahun 2008. Pada tahun
2013, laju pertumbuhan ekonominya sebesar 6,67 persendengan PDRB atas dasar harga
konstan lebih dari satu trilyun rupiah.
Tabel 4. 16 PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Murung Raya Tahun 2011-2013
Atas Dasar
Harga Berlaku
(Jutaan Rp)
Tahun
2011*
2012**
2013***
2.455.698
2.712.946
2.983.672
Pertumbuhan
Nyata
(%)
16,99
10,48
9,98
Atas Dasar Harga
Konstan 2000
(Jutaan Rp)
Pertumbuhan Nyata
(%)
1.009.040
1.076.529
1.148.343
6,29
6,69
6,67
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
4.5.4. STRUKTUR PEREKONOMIAN
Perekonomian Murung Raya tahun 2011 selain dimotori oleh sektor pertambangan dan
penggalian di urutan pertama, dan sektor pertanian di posisi kedua, di posisi ketiga adalah sektor
jasa, yang terdiri dari sub sektor pemerintahan umum dan swasta. Kontribusi sektor
pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 mencapai 36,26 persen, sedangkan kontribusi
sektor pertanian sebesar 23,75 persen. Sektor jasa dimana termasuk jasa pemerintah selaku
pemegang kendali memiliki peran sebesar 11,36 persen terhadap perekonomian Murung Raya.
Di posisi keempat diduduki sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu dengan
kontribusi sebesar 10,92 persen pada tahun 2013. Di peringkat selanjutnya ada sektor bangunan
di posisi kelima dengan kontribusi terhadap total perekonomian sebesar 6,42 persen. Peringkat
enam diduduki oleh kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi yang pada tahun 2013
kontribusinya sebesar 5,18 persen. Berturut-turut di posisi tujuh dan delapan adalah sektor
industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2013
kontribusinya berturut-turut adalah sebesar 3,05 persen dan 2,54 persen. Posisi juru kunci
kontributor perekonomian Murung Raya tahun 2012 adalah sektor listrik dan air bersih. Pada
tahun 2012 kontribusi sektor ini sebesar 0,52 persen saja.
Tabel 4. 17 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (%)
Kabupaten Murung Raya Tahun 2010 – 2013
Lapangan Usaha
2011
2012**
2013***
Pertanian (Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan)
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan dan Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restauran
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
25,72
37,14
2,97
0,43
5,57
9,86
5,49
2,28
10,54
24,49
36,84
3,00
0,45
6,06
10,42
5,42
2,41
10,91
23,75
36,26
3,05
0,52
6,42
10,92
5,18
2,54
11,36
PROFIL KABUPATEN
IV-14
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
4.5.5. PDRB PERKAPITA
PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
selalu mengalami peningkatan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
tahun 2000. Untuk tahun 2010, PDRB perkapita atas dasar harga konstan mencapai9,8 juta
rupiah sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 10,2juta rupiah. Begitu juga untuk tahun
2012kembali mengalami peningkatan menjadi 10,5juta rupiah. Sedangkan berdasar harga
berlaku, PDRB perkapita masyarakat Murung Raya tahun 2010 mencapai 21,7 juta rupiah. Dua
tahun berikutnya, berturut-turut meningkat menjadi 24,9 juta rupiah pada tahun 2011 dan
sebesar 27,2 pada tahun 2012.
Tabel 4. 18 PDRB Perkapita Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
2000 Tahun 2011-2013 (Rp)
Atas Dasar Harga
Pertumbuhan
Atas Dasar Harga Konstan
Berlaku
Nyata
2000
(Rp)
(%)
( Rp)
2011*
24.936.007,93
15,06
10.246.143,74
2012**
27.102.361,50
8,69
10.754.533,72
2013***
28.388.889,14
4,75
10.926.190,92
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya dalam Angka 2013/2014
Tahun
Pertumbuhan
Nyata
(%)
4,54
4,96
1,60
4.5.6. SEKTOR EKONOMI UNGGULAN
Perekonomian Murung Raya sampai dengan saat ini masih sangat tergantung pada
sektor primer, yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Dengan
kontribusi yang tinggi dari dua sektor ini bukan berarti tidak dibutuhkan perhatian khusus.
Sektor pertambangan dan penggalian sebagian besar dikuasai oleh penduduk non residen
Murung Raya, sehingga sebenarnya terjadi capital flight terhadap sebaagian besar hasil nilai
tambah dari sektor ini. Di sini diperlukan peran pemerintah untuk memberkikan kontrol dan
evaluasi seberapa besar nilai tambah sektor ini dapat meningkatkan kesejahteraan terhadap
masyarakat Murung Raya itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama sebagian besar penduduk
Murung Raya, khususnya perkebunan karet. Karena karet merupakan komoditi ekspor, maka
harga karet turut berfluktuasi sesuai mekanisme pasar global. Suatu saat harga karet dapat
meroket tinggi, namun tak jarang juga harganya terjungkal. Pemerintah perlu memikirkan
strategi khusus untuk melindungi petani agar tidak merasakan dampak yang teramat dalam
akibat fluktuasi tersebut, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di
dunia disamping Malaysia dan Thailand.
Sektor jasa terutama jasa pemerintahan umum memegang peran cukup signifikan
terhadap perekonomian Murung Raya, sehingga ke depan perlu terus ditingkatkan melalui
berbagai ragam kebijakan yang lebih pro rakyat. Agar besarnya peran tersebut, secara ekonomis
benar-benar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Sektor industri pengolahan tampaknya sangat perlu pembinaan dan bantuan. Selama
ini kebutuhan masyarakat akan barang sekunder sebagian besar didatangkan dari luar wilayah,
sehingga harganya cukup tinggi. Hal ini terjadi salah satunya karena sulitnya memperoleh bahan
baku penolong dan inginya biaya antara yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan sendiri
suatu barang, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membelinya secara langsung, meski
harus didatangkan dari luar daerah dengan harga yang relaif tinggi. Kedepan, sektor ini perlu
terus dibina dan dimodali agar lebih bergairah.
PROFIL KABUPATEN
IV-15