LAPORAN KINERJA KAB. BULUKUMBA TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2015

Bappeda Kabupaten Bulukumba

Jl. Kenari No.1 Telp/Fax. 0413-81011
0413 81011 Bulukumba 92511

Email: bappedablk@gmail.com

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
Instansi Pemerintah se-Kabupaten
atas terlaksananya semua tugas-tugas
tugas
Kabupaten Bulukumba,
serta terselesaikannya penyusunan Laporan
L

Kinerja Pemerintah Kabupaten
Bulukumba Tahun 2015.
201
Laporan Kinerja (LKj)) disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu
Kinerja Laporan kinerja merupakan laporan tahunan yang berisi
atas Laporan Kinerja.
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai sasaran strategis.
Laporan Kinerja (LKj) berperan sebagai alat kendali, ala
alat penilai kualitas
kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance.. Semua itu memerlukan
dukungan dan peran serta secara
d
secara aktif baik dari aparatur pemerintah daerah,
masyarakat
asyarakat umum maupun dunia usaha. Dukungan tersebut merupakan pendorong
utama dalam menyusun
usun laporan kinerja sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami telah berupaya secara
maksimal, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari
sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka, masukan dan saran yang konstruktif sangat
penyempurnaan penyusunan laporan kinerja di
kami harapkan untuk perbaikan serta penyempurnaan
tahun yang akan datang. Semoga pada penyampaian laporan tahun berikutnya dapat
lebih terarah dan dapat memenuhi harapan sesuai ketentuan.
Wabillahi taufiq Walhidayah

Bulukumba,

Maret 2016

BUPATI BULUKUMBA,

A. M. SUKRI A. SAPPEWALI

Halaman | i


RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan
amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai
penyelenggara pemerintahan. Laporan Kinerja ini memberikan gambaran tentang
kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2015, yang diformulasikan dari
hasil kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dikarenakan setiap
SKPD dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsinya serta
mempertanggungjawabkan program dan kegiatan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder).
Laporan kinerja tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga sebagai
sarana yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja
kedepan. Dengan langkah ini setiap SKPD dapat senantiasa melakukan perbaikan
dalam mewujudkan praktek-pratek penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah di Kabupaten Bulukumba tahun 2015 dilaksanakan dengan
mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Penetapan Kinerja tersebut, memuat
sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2015 berikut target kinerja yang akan dicapai.
Dalam mencapai sasaran tersebut telah ditetapkan kebijakan, indikator kinerja
sasaran, serta program dan kegiatan yang bersifat operasional. Materi Perjanjian

Kinerja Tahun 2015, disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) APBD Tahun Anggaran 2015.
Laporan kinerja ini mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan
pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/kendala yang dijumpai
dalam pelaksanaan, selain itu juga mengungkapkan strategi pemecahan masalah yang
akan dilaksanakan di masa mendatang agar sasaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai sesuai yang direncanakan.
Laporan Kinerja Kabupaten Bulukumba tahun 2015 merupakan perwujudan
pertanggungjawaban tahun kelima atas Rencana Pembangunan Jangka Menegah
Daerah (RPJMD) 2010-2015, yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Bulukumba Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Bulukumba 2010-2015. Capaian kinerja ini merupakan hasil kerja
keras dan komitmen seluruh aparat Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk
“Sejahterakan Masyarakat Bulukumba dengan Membangun Desa, Menata
Kota, melalui Kemandirian Lokal yang Bernafaskan Keagamaan”.
Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten
Bulukumba menunjukkan beberapa kesimpulan:
Pertama: Terdapat 14 sasaran strategis yang mencapai hasil di atas 100 persen
(sangat memuaskan) yakni sasaran strategis (1), (2), (3), (8), (10), (12), (13), (14),
(17), (23), (24), (25), (26) dan (28); 2 sasaran tercapai dengan predikat memuaskan


Halaman | ii

yakni sasaran strategis (9) dan (22); 8 sasaran tercapai dengan predikat cukup
memuaskan yakni sasaran strategis (5), (6), (11), (16), (18), (19), (21) dan (27); 1
sasaran dengan predikat kurang memuaskan yakni sasaran strategis (4); dan 3 sasaran
dengan predikat tidak memuaskan yakni sasaran strategis (7), (15) dan (20). Secara
kumulatif, rata-rata capaian ke-28 sasaran strategis sebesar 114,44 persen atau
dengan predikat Sangat memuaskan.
Kedua: Dari 42 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bulukumba
yang mendukung sasaran strategis dalam RPJMD, maka terdapat 25 indikator kinerja
yang telah memenuhi kriteria sangat memuaskan atau 59,52 persen, 3 indikator
kinerja yang telah memenuhi kriteria memuaskan atau 7,14 persen, 8 indikator
kinerja yang telah memenuhi kriteria cukup memuaskan atau 19,05 persen, 1
indikator kinerja dengan kriteria kurang memuaskan atau 2,38 persen, dan 5
indikator kinerja lainnya dengan kriteria tidak memuaskan atau dan 11,90 persen.
Ketiga: Indikator kinerja yang mendukung 28 sasaran strategis dari pelaksanaan
rencana pembangunan tahun 2015 sebanyak 119 Indikator.
Keempat: Dari 119 indikator sasaran strategis sampai dengan tahun 2015 terhadap
target jangka menengah didapatkan hasil yakni 68 indikator sasaran dengan

notifikasi hijau (sudah tercapai/on track/on trend) atau 57,14 persen; 40 indikator
sasaran dengan notifikasi kuning (membutuhkan kerja keras untuk mencapainya)
atau 33,61 persen; 11 indikator sasaran dengan notifikasi merah (sulit untuk tercapai)
atau 9,24 persen.
Kelima: Kinerja anggaran yang diukur yakni program/kegiatan yang mendukung
keberhasilan sasaran strategis tahun kelima RPJMD 2010-2015 dengan anggaran
sebelum perubahan (Perjanjian kinerja) sebesar Rp568.716.168.954 dan setelah
perubahan menjadi Rp676.956.675.817 dan dari jumlah tersebut terealisasi sebesar
Rp617.736.812.197 atau 91,25 persen. Anggaran tersebut di luar dari anggaran
program/kegiatan pelayanan administrasi kantor, program peningkatan sarana dan
prasarana aparat dan kegiatan rutin kantor lainnya dengan anggaran sebesar
Rp93.216.077.920 atau 12,10 persen dari belanja langsung.
Keenam: Pendapatan Kabupaten Bulukumba tahun anggaran 2015 ditargetkan
sebesar Rp1.331.962.405.570 dan terealisasi sebesar Rp1.331.547.876.673,80 atau
99,97 persen. Target dan realisasi pendapatan Kabupaten Bulukumba tahun 2015
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Target pendapatan
tahun 2014 sebesar Rp1.088.477.944.376 dan ditahun 2015 meningkat menjadi
Rp1.331.962.405.570 atau meningkat 22,37 persen. Sedangkan realisasi pendapatan
juga mengalami peningkatan yakni dari Rp1.100.233.239.985,07 pada tahun 2014
dan meningkat menjadi Rp1.331.547.876.673,80 pada tahun 2015 atau meningkat

21,02 persen. Sedangkan Target dan realisasi belanja Kabupaten Bulukumba tahun
2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Target belanja
tahun 2014 sebesar Rp1.249.121.038.587,89 dan di tahun 2015 meningkat menjadi
Rp1.519.329.177.031,00 atau meningkat 21,63 persen. Sedangkan realisasi belanja
juga mengalami peningkatan yakni dari Rp1.072.809.651.036,31 pada tahun 2014

Halaman | iii

dan meningkat menjadi Rp1.371.245.147.188,79 pada tahun 2015 atau meningkat
27,82 persen. Alokasi Anggaran belanja Pemerintah Kabupaten Bulukumba tahun
2015 sebesar 1.519.329.177.031,00 terealisasi sebesar Rp1.371.245.147.188,79 atau
90,25 persen, dengan rincian sebagai berikut: belanja tidak langsung terealisasi
sebesar 88,29 persen dan belanja langsung terealisasi sebesar 92,16 persen.
Ketujuh: Dari hasil kinerja pemerintah Kabupaten Bulukumba pada tahun 2015 telah
berhasil meraih beberapa penghargaan yakni:
1. Penghargaan dari BPK RI dalam meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2014.
2. Penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilan Menyusun dan
Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2014 dengan Capaian Standar

Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.
3. Meraih predikat sangat tinggi dalam Evaluasi Kinerja Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2015 terhadap Laporan
Penyeleggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2014 dari Kementerian Dalam
Negeri Republik Indonesia.
4. Piala Adipura Tahun 2015 untuk ketiga kalinya sebagai lambang
supremasi/penghargaan atas kebersihan Kabupaten/kota di Indonesia.
5. Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 dengan Predikat nilai “CC” dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
6. Penghargaan Kabupaten Sehat Nasional yakni Swasti Saba Wistara Tahun
2015 dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
7. Menerima Sertifikat “WAHANA TATA NUGRAHA” Tahun 2015 sebagai
Kabupaten Tertib Berlalu Lintas dari Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia;.
8. Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala BKKBN Pusat yang
diberikan kepada Bupati Bulukumba atas kepedulian di bidang KB.
9. Penghargaan tertinggi apresiasi pendidikan Islam bagi Kepala Daerah Tahun
2015 dari Menteri Agama Republik Indonesia;
10. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tahun 2015, terdiri atas : Piagam
Penghargaan Adiwiyata Nasional yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan

Hidup sebanyak 7 sekolah sedangkan piagam penghargaan dari Gubernur
Propinsi Sulawesi Selatan untuk tingkat propinsi sebanyak 2 sekolah.
11. Juara umum Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PGRI Tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2015 yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng.
Beberapa kendala yang dihadapi diantaranya masih minimnya kemampuan
aparat dalam penyusunan dan penentuan indikator kinerja di setiap kegiatan SKPD,
komitmen dan kapasitas aparat belum memadai dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya. Dan sebagai langkah antisipati direkomendasikan: Pertama membangun
sistem informasi perencanaan pembangunan daerah, Kedua mengintensifkan
sosialisasi atau workshop penyusunan Laporan Kinerja dan Perjanjian Kinerja,
Ketiga mengintensifkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi disetiap SKPD,
Keempat, Penyusunan program dan kegiatan harus mengacu pada dokumen
perencanaan (RPJMD/Renstra SKPD) dengan target indikator yang telah ditetapkan
agar tidak terjadi gap (kesenjangan) antara target dan realisasi program/kegiatan,
Kelima, penyusunan RPJMD/Renstra SKPD periode selanjutnya agar penentuan

Halaman | iv

indikator sasaran strategis supaya berorientasi hasil (outcome), Keenam Indikator
sasaran strategis supaya terdapat satuan dan spesifikasi target yang lebih jelas, data

capaian awal yang akurat dan target capaian setiap tahun harus dihitung
menggunakan analisis yang lebih ilmiah, Ketujuh Indikator sasaran RPJMD periode
selanjutnya supaya lebih spesifik dan bahasa yang jelas/tidak multi tafsir, Kedelapan
Perjanjian kinerja yang telah ditandatangani supaya dibuatkan rencana aksi untuk
mengukur capaian kinerja yang telah diperjanjikan setiap triwulan, Kesembilan
Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam
peningkatan pendapatan khususnya yang bersumber dari dana perimbangan,
Kesepuluh Peningkatan kualitas pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan
masyarakat serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan, Kesebelas
Mengupayakan program dan kegiatan pada SKPD agar direncanakan sesuai dengan
indikator kinerja yang dapat diukur, dan Kedua belas Melakukan koordinasi yang
intensif kepada pemerintah dan pemerintah provinsi terkait dengan penerimaan
daerah.

Bulukumba,

Maret 2016

BUPATI BULUKUMBA,


A. M. SUKRI A. SAPPEWALI

Halaman | v

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Ringkasan Eksekutif .......................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................... vi
Daftar Tabel ..................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................
1.3 Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba .....................................
1.4 Kondisi Geografis Daerah..........................................................
1.5 Gambaran Demografi Daerah ....................................................
1.6 Kondisi Perekonomian Daerah ..................................................
1.7 Struktur Pemkab Bulukumba .....................................................
1.8 Sumberdaya Manusia Pemkab Bulukumba ................................
1.9 Metode Pengukuran Kinerja ......................................................
1.10 Permasalahan Utama ...............................................................
1.11 Sistematika Penulisan ..............................................................

BAB II

1
1
2`
3
5
9
14
17
18
20
20

Perencanaan Kinerja
2.1 RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2010-2015 .................... 22
2.2 Perjanjian Kinerja dan Rencana Anggaran ................................ 34

BAB III

Akuntabilitas Kinerja
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ...................................................... 45
3.2 Realisasi Anggaran .................................................................... 173

BAB IV

Penutup .......................................................................................... 179

Lampiran-Lampiran

Halaman | vi

DAFTAR TABEL
Tabel 1

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba

ADHB dan ADHK
Tahun 2010-2014 ..........................................................................

10

Tabel 2

Perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten
Bulukumba Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-2014 ..............

11

Tabel 3

Peranan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
tahun 2010-2014 (persen) .............................................................

11

Tabel 4

Laju pertumbuhan riil PDRB menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku tahun 2010-2014 (persen) .......................................

13

Tabel 5

Rata-rata PDRB perkapita penduduk Kabupaten Bulukumba dan
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010-2014 (rupiah) ....................

14

Tabel 6

Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemkab
Bulukumba Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Tahun 2015 ..................................................................................

17

Tabel 7

Rencana Belanja Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran
2015 .............................................................................................

39

Tabel 8

Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten
Bulukumba Tahun Anggaran 2015 Berdasarkan Sasaran Strategis
Pembangunan Daerah ...................................................................

40

Halaman | vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

Peta Administrasi (Desa/ Kelurahan) per kecamatan Kabupaten
Bulukumba ..................................................................................

3

Gambar 2

Luas wilayah Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan (Km²)
Tahun 2015 ..................................................................................

4

Gambar 3

Jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan
(jiwa) Tahun 2014 ........................................................................

5

Gambar 4

Persentase jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba berdasarkan
jenis kelamin Tahun 2014 ...........................................................

6

Gambar 5

Relevansi perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Bulukumba (metode baru) dengan IPM Provinsi
Sulawesi Selatan dan IPM nasional (Indonesia) Tahun 2010-2014

6

Gambar 6

Perkembangan IPM Kabupaten Bulukumba metode lama dengan
metode baru Tahun 2006-2014 .....................................................

7

Gambar 7

Perkembangan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (jiwa) ...............................................................

8

Gambar 8

Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kab. Bulukumba
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan Tahun
2014 (jiwa) ...................................................................................

8

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (persen) ...........................................................

9

Gambar 10 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (persen) ...........................................................

9

Gambar 11 Pertumbuhan PDRB Kab. Bulukumba Tahun 2010-2014 ADHB
dan ADHK dengan metode lama dan metode baru .......................

11

Gambar 12 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin ...

17

Gambar 13 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan jenjang
pendidikan yang ditamatkan .........................................................

18

Gambar 14 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan golongan ..........

18

Gambar 15 Perbandingan antara target dan realisasi pendapatan Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014-2015 ....................................

176

Gambar 16 Perbandingan antara target dan realisasi belanja Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014-2015 .....................................

177

Gambar 9

Halaman | viii

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Semangat reformasi dan otonomi daerah telah menimbulkan perubahan yang
strategis dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Pemerintah semakin menjadi
sorotan masyarakat yang menghendaki agar pemerintah dapat menerapkan
paradigma pemerintahan yang baik (good governance).
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance), sedikitnya harus terdapat 3 prinsip utama yang mendasari
penyelenggaraan kepemerintahan tersebut yakni: partisipasi, transparansi, dan
akuntabilitas. Berdasarkan prinsip tersebut, maka penilaian dan pelaporan kinerja
pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam mengukur keberhasilan/kegagalan
proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan kinerja
dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas
dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi
pemerintah atas penggunaan anggaran. Tujuannya memberikan informasi yang
terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta
sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah disusun berdasarkan Perjanjian
Kinerja yang telah ditetapkan dan ditandatangani diawal tahun dengan fokus utama
pada pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan anggaran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka laporan kinerja tingkat pemerintah
kabupaten disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
BPPN, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan
Menteri Dalam Negeri paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.2.

Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah Kabupaten

Halaman 1

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

Bulukumba selama tahun 2015 dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis
instansi.
Tujuan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Bulukumba
Tahun 2015 adalah:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.

1.3.

Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba

Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan
harta, darah, dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap Kolonial Belanda
dan Jepang menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945
diawali dengan terbentuknya “Barisan Merah Putih” dan “Laskar Brigade
Pemberontakan Bulukumba Angkatan Rakyat”.
Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang
yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita-cita
kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan
bernegara.
Dari sisi budaya Bulukumba telah tampil menjadi sebuah “legenda modern”,
dalam kancah percaturan kebudayaan nasional. Bahkan melalui industri budaya
dalam bentuk perahu baik itu perahu jenis Pinisi, Padewakkang, Lambo, Pajala,
maupun jenis Lepa-lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba didunia
internasional. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subyek yang
bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.
Masyarakat Bulukumba juga telah bersentuhan dengan ajaran agama Islam
sejak awal abad ke-17 Masehi, yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran Agama
Islam ini dibawa oleh 3 ulama besar dari Pulau Sumatera yang masing-masing
bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang
(Luwu). Ajaran Agama Islam yang berintikan tasawwuf ini menumbuhkan kesadaran
religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku
zuhud, suci lahir batin selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid
“appasewang” atau meng-Esakan Allah SWT.
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya
setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber
Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari
jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Bulukumba. Secara yuridis
formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan
Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada
tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan Bupati pertama yaitu
Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.

Halaman 2

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK )Kabupaten Bulukumba
1.4.

2015

Kondisi Geografis Daerah

1.4.1. Batas Administrasi
Kabupaten Bulukumba berjarak 153 km dari Kota Makassar (Ibukota
Provinsi Sulawesi Selatan) terletak di bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan,
berada diantara 05º20´
batas
T dengan batas-batas
05º20´-05º40´ LS dan 119º58´-120º28´ BT
sebagai berikut:
ebelah utara berbatasan Kabupaten Sinjai;
Sinjai
- Sebelah
- Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone dan Pulau Selayar
Sela
- Sebelah Selatan be
berbatasan Laut Flores;
- Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Bantaeng;
Gambar 1.
Peta Administrasi (Desa/
Kelurahan) per kecamatan
Kabupaten Bulukumba.

Sumber: Bappeda Kabupaten
Bulukumba, 2015

Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan,, 109 desa, dan 27
kelurahan, dengan perincian sebagai berikut:
- Kecamatan Gantarang, terdiri atas 18 desa dan 3 kelurahan;
- Kecamatan Ujungbulu (ibukota
(
kabupaten),
), terdiri atas 9 kelurahan;
- Kecamatan Ujung Loe, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan;
- Kecamatan Bontobahari, terdiri atas 4 desa dan 4 kelurahan;
- Kecamatan Bontotiro, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan;
- Kecamatan Herlang, terdiri atas 6 desa dan 2 kelurahan;
- Kecamatan Kajang, terdiri atas 17 desa dan 2 kelurahan;
- Kecamatan Bulukumba, terdiri
terd atas 14 desa dan 3 kelurahan;
- Kecamatan rilau Ale, terdiri atas 14 desa dan 1 kelurahan;
- Kecamatan Kindang, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan.
Dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Bulukumba 7 kecamatan
diantaranya termasuk daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan
perikanan yaitu:: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung
Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan
Kecamatan Herlang. Sedangkan 3 kecamatan lainnya merupakan sentra
pengembangan pertanian dan perkebunan yaitu: Kecamatan Kindang, Kecamatan
Rilau Ale, dan Kecamatan Bulukumpa.
Selain itu Kabupaten Bulukumba juga mempunyai 2 buah pulau yang
terdapat di Kecamatan Bontobahari yakni Pulau Liukang Loe (berpenghuni) dan
d
Pulau Kambing (tidak berpenghuni).

Halaman 3

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

Panjang garis pantai Kabupaten Bulukumba yakni 128 km dengan luas laut +
204,83 km2 menjadikan Kabupaten Bulukumba sebagai daerah bahari/maritim
dengan potensi unggulan perikanan dan kelautan.

1.4.2. Luas Wilayah
Kabupaten Bulukumba tercatat memiliki luas 1.154,67 km² atau 1,85 persen
dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Ditinjau dari segi luas wilayah maka
Kecamatan Gantarang dan Kecamatan Bulukumpa merupakan dua wilayah
kecamatan terluas masing-masing seluas 173,51 km² dan 171,33 km² atau sekitar 30
persen dari luas kabupaten. Kemudian disusul kecamatan lainnya dan yang terkecil
adalah Kecamatan Ujungbulu yang merupakan pusat kota kabupaten dengan luas
14,40 km² atau hanya sekitar 1 persen.
Gambar 2.
Luas wilayah Kabupaten
Bulukumba menurut kecamatan
(km²) Tahun 2015.

Sumber: BPS Kab. Bulukumba
(Bulukmba Dalam Angka Tahun 2015)

1.4.3. Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi
dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang
dan dataran tinggi hampir berimbang yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang
mencapai sekitar 50,28 persen maka dataran tinggi mencapai 49,72 persen.
Berdasarkan ketinggian tempat maka wilayah Kabupaten Bulukumba
memiliki topografi yang bervariasi antara 0 meter hingga di atas 1.000 meter dari
permukaan laut (mdpl) yang dapat dibagi ke dalam 3 satuan ruang morfologi yaitu:
- Morfologi Daratan
Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s.d. 25 meter di atas permukaan
laut meliputi tujuh kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan
Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan
Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.
- Morfologi Bergelombang
Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s.d. 100 meter dari permukaan
laut meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan
Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang,
Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.

Halaman 4

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK )Kabupaten Bulukumba

2015

- Morfologi Perbukitan
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara
nggian 100 s.d. diatas
dengan ketinggian
diatas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian
dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata
rata rata berkisar antara 23,82 ºC
ºC–
27,68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan
tanaman perkebunan dengan klasifikasi iklim lembab atau agak basah.
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi
didominasi jenis tanah Latosol dan
Mediteran.. Secara spesifik terdiri atas tanah Alluvial Hidromorf coklat kelabu
dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat di pesisir pantai dan sebagian di
daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah
daerahdaerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.

1.5.

Gambaran Demografi Daerah

1.5.1. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2014
201 berdasarkan data Bad
Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba berjumlah 407.775 jiwa yang tersebar
di 10 kecamatan.. Dari 10 kecamatan tersebut, Kecamatan Gantarang mempunyai
umlah penduduk terbesar yakni 73.545 jiwa dan Kecamatan Bontotiro tercatat
jumlah
umlah penduduk terkecil yakni 22.237 jiwa.
memiliki jumlah
Gambar 3.
Jumlah penduduk Kabupaten
Bulukumba menurut
urut kecamatan
(jiwa) Tahun 2014.
2014

Sumber: BPS Kab. Bulukumba
Bulukmba Dalam Angka Tahun 2015)
(Bulukmba
2015

Terjadi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba jika
dibandingkan dengan tahun lalu yaitu dari 404.896 jiwa tahun 2014 menjadi 407.775
jiwa di tahun 2015
2015, sehingga bertambah sebanyak 2.879 jiwa atau meningkat
sebanyak 0,71 persen dibandingkan tahun lalu.
Penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk
berjenis kelamin laki-laki yakni 215.091 jiwaa perempuan dan 192.684
192.6 jiwa laki-laki,
dengan rasio jenis kelamin ((sex ratio)) 90, yang berarti dalam setiap 100 orang
penduduk perempuan maka terdapat 90 orang penduduk laki-laki.
laki laki.

Halaman 5

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK
Bulukumba

2015

Gambar 4.
Persentase jumlah penduduk
Kabupaten Bulukumba berdasarkan
jenis kelamin Tahun 2014.

Sumber: BPS Kab. Bulukumba
m Angka Tahun 2015
2015)
(Bulukmba Dalam

Kepadatan penduduk
k Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 yakni 353 orang
per km² yang berarti bertambah 2 orang per km² dibandingkan tahun sebelumnya.
Kecamatan paling padat penduduknya adalah Kecamatan Ujungbulu yakni 3.595
orang per km², hal ini disebabkan karena kkecamatan
ibu
ecamatan tersebut merupakan ibukota
Kabupaten Bulukumba.

1.5.2. Kondisi IPM
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba dengan metode
baru dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, indeks pembangunan
manusiaa Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebesar 65,24 atau mengalami
peningkatan 0,97 dari tahun 2013 yang sebesar 64,27
64,27.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba Tahun 2014
menduduki peringkat 17 dari 24 kabupaten/kota
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi
selatan, IPM tertinggi ditempati oleh
ole Kota Makassar yakni sebesar 79,35 sedangkan
IPM yang terendah ditempati oleh Kabupaten
61,45
Kabupaten Jeneponto yakni sebesar 61,45.
Gambar 5.
Relevansi perkembangan Indeks
I
Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Bulukumba (metode
metode
baru)) dengan IPM Provinsi
Sulawesi Selatan dan IPM nasional
(Indonesia) Tahun 2010--2014

Sumber: BPS Provinsi Sulsel
(Analisis Pembangunan Manusia
Sulawesi selatan Tahun 2014)
2014

Trend
rend peningkatan IPM Kabupaten Bulukumba dari tahun 2010-2014
2014 terus
mengalami peningkatan dan perkembangannya relevan dengan peningkatan IPM
M Kabupaten Bulukumba
Provinsi Sulawesi Selatan dan IPM nasional. Posisi IPM
tahun 2014 yakni 65,24 angka tersebut masih dibawah IPM Provinsi Sulawesi
Selatan yakni 68,49 dan IPM seca
secara nasional (Indonesia) yakni 68,90.

Halaman 6

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK )Kabupaten Bulukumba

2015

Saat ini perhitungan IPM oleh BPS di Indonesia menggunakan metode baru,
Metode tersebut mengadopsi teknik perhitungan IPM yang telah digunakan oleh
United Nations Development Programme (UNDP) dalam penyusunan laporan
tahunan pembangunan manusia ((Human Development Report)) sejak tahun 2010.
Penggunaan metode baru dalam perhitung
perhitungan
an IPM memberi sejumlah
konsekuensi yang patut diperhatikan oleh para pengguna data,
data terutama
erutama ketika IPM
dengan metode baru dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi capaian pembangunan
manusia. Pertama,, perubahan metode perhitungan berdampak penurunan level
leve IPM.
Secara umum, skor IPM dengan metode baru lebih rendah dibanding skor IPM
dengan metode lama untuk tahun yang sama. Kedua,, peringkat IPM menurut
itu,
antar
provinsi juga mengalami perubahan. Karena it
u, perbandingan peringkat antarwaktu
metodee IPM yang berbeda tidak bisa dilakukan.
dengan menggunakan metod
Walaupun memberi sejumlah konsekuensi berbeda, IPM dengan metode baru
tetap memberi gambaran yang sama ihwal tantangan yang dihadapi Indonesia dalam
memacu capaian pembangunan manusia. Salah satu tantangan tersebut adalah
pembangunan
gunan manusia antarwilayah,
tingginya disparitas atau kesenjangan capaian pemban
provinsi maupun antar kabupaten/kota dalam provinsi. Kesenjangan tidak
baik antarprovinsi
masing-masing
masing komponen pembangunan
hanya terjadi secara agregat tapi juga pada masing
manusia (kesehatan,
kesehatan, pendidikan, dan standar hidup). Karena itu, pemerataan
pembangunan, baik antar wilayah maupun antar kelompok masyarakat, merupakan
hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena tanpa pemerataan pembangunan,
pembangunan manusia Indonesia akan
ak sulit ditingkatkan.
Sebagai perbandingan perbedaan perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba perhitungan dengan metode lama dan metode
baru, berikut akan kami gambarkan perbandingan IPM Kabupaten Bulukumba mulai
ebagai berikut:
tahun 2006-2014 sebagai
Gambar 6.
Perkembangan IPM Kabupaten
Bulukumba metode lama dengan
metode baru Tahun 2006-2014
2006

Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba
(Indeks Pembangunan Manusia
Kab. Bulukumba Tahun 2014)

1.5.3. Penduduk Miskin
Secara umum trendline jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bulukumba
kurun waktu 2003-2014
2014 cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Tahun 2003 jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba yakni 54.900 jiwa dan
20
jiwa
tahun 2014 menjadi 34.19
34.190 jiwa atauu mengalami penurunan sebesar 20.710
selama kurun waktu tersebut.

Halaman 7

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK
Bulukumba

2015

Selama kurun waktu tersebut terjadi naik turun (fluktuatif)
(
jumlah penduduk
miskin Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir
diseluruh wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh per
perkembangan
kembangan
dinamika kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya
inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah
penduduk miskin.
Gambar 7.
Perkembangan jumlah penduduk
miskin Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (jiwa)

.
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/
Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)

Posisi relatif jumlah penduduk miski
miskin
n Kabupaten Bulukumba Tahun 2014
vinsi Sulawesi
yakni 34.190 jiwa atau 4,24 persen dari jumlah penduduk miskin Provinsi
Selatan yaitu 806.350
in nasional
0 jiwa dan 0,12 persen dari jumlah penduduk miskin
(Indonesia) yaitu 27.727.7800 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk miskin, maka
jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada posisi 17
dari 24 kabupaten/kota dii Sulawesi Selatan. Penduduk miskin terendah adalah Kota
Pare-Pare
Pare yakni 8.070 jiwa, dan tertinggi Kabupaten Bone yakni 80.460 jiwa.
Gambar 8.
Posisi relatif
tif jumlah penduduk
miskin Kab. Bulukumba
dibandingkan kabupaten/kota
lainnya di Sulawesi Selatan
Tahun 2014 (jiwa)

Sumber: TKPKD Kab.
Bulukumba/ Bappeda Kab.
Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)

Secara umum trendline tingkat kemiskinan di Kabupaten Bulukumba kurun
waktu 2003-2014
2014 cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tahun
2003 tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba yakni 14,80 persen dan tahun 2014
menjadi 8.37 persen atau
u mengalami penurunan sebesar 6.43 persen selama kurun
waktu tersebut.
Selama kurun waktu tersebut terjadi naik turun (fluktuatif)
kemiskinan
(
tingkt ke
Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir diseluruh
wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh perkembangan dinamika
dina

Halaman 8

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK )Kabupaten Bulukumba

2015

kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang
kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin.
Gambar 9.
Perkembangan Tingkat
Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
(persen)
Tahun 2003-2014 (persen

Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/
Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)

Posisi relatif persentase tingkat kemiskinan
kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun
2014 masih lebih rendah yakni 8,37 persen jika dibandingkan dengan persentase
tingkat kemiskinan Prov
insi Sulawesi Selatan yaitu 9,54 persen dan persentase
Provinsi
tingkat kemiskinan nasional (Indonesia) yaitu
yait 11,25* persen.
Jika diurut berdasarkan rendahnya persentase tingkat kemiskinan kabupaten/
kemiskina
kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, maka persentase tingkat kemiskinan
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada urutan 8 (delapan) terendah dengan
persen, tingkat kemiskinan terendah adalah Kota Makassar dengan
persentase 8,37 persen
4,48 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Pangkep dengan
16,38 persen.
Gambar 10.
Perkembangan Tingkat
Kemiskinan Kabupaten
Bulukumba Tahun 2003-2014
2003
(persen)

Sumber: TKPKD Kab.
Bulukumba/ Bappeda Kab.
Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)

1.6.

Kondisi Perekonomian Daerah

Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada indikator
ekonomi yang merupakan cermin dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor
serta pergeseran struktur perekonomian daerah, maka diperlukan penghitungan
PDRB Kabupaten.

Halaman 9

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

BPS melakukan adaptasi pencatatan statistik nasional dengan melakukan
perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 menjadi tahun 2010.
Perubahan tahun dasar PDB mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang tertuang dalam System of National Account (SNA 2008). SNA 2008
merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas
ekonomi yang sesuai dengan perhitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi. Manfaat perubahan tahun dasar PDRB menyebabkan informasi
perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kualitas data PDRB, dan menjadikan data PDRB dapat
diperbandingkan secara internasional. Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha
metode baru menggunakan KBLI2009, sebelumnya PDRB dengan tahun dasar 2000
terdiri dari 9 klasifikasi jenis usaha dan PDRB dengan tahun dasar 2010 menjadi 17
klasifikasi jenis usaha.
Berdasarkan penghitungan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2014, jumlah
PDRB Kabupaten Bulukumba atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.345.259,00
milyar, dan PDRB atas dasar harga konstan yaitu Rp6.395.647,00 milyar. Terdapat 3
sektor dengan kontribusi terbesar bagi peningkatan PDRB Kabupaten Bulukumba
Tahun 2014 yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan
besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba dari tahun 2010-2014
berfluktuasi, pertumbuhan PDRB tahun 2014 ADHB tumbuh menjadi 16,39 persen
dibandingkan tahun 2013 yakni 14,84 persen, demikian juga dengan pertumbuhan
PDRB ADHK yang tumbuh menjadi 8,21 persen dibandingkan tahun 2013 yakni
7,79 persen. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2010-2014
sebesar 13,30 persen (ADHB) dan 7,97 persen (ADHK).
Tabel 1. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba ADHB dan ADHK
Tahun 2010-2014
Tahun

(1)
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-Rata

Harga Berlaku
Jumlah
Pertumbuhan
(Juta Rupiah)
(%)

(2)
4.740.631,60
5.306.438,50
6.243.256,30
7.170.121,60
8.345.259,00

Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015

(3)
5,71
11,93
17,65
14,84
16,39
13,30

Harga Konstan (Tahun 2000)
Jumlah
Pertumbuhan
(Juta Rupiah)
(%)

(4)
4.740.631,60
5.000.759,80
5.483.244,70
5.910.218,40
6.395.647,00

(5)
5,71
5,49
9,65
7,79
8,21
7,97

Grafik perkembangan pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun
2010-2014 berdasarkah harga berlaku dan harga konstan dengan menggunakan
metode lama (tahun dasar 2000) dengan metode baru (tahun dasar 2010), dapat kita
gambarkan sebagai berikut:

Halaman 10

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten
(LK )Kabupaten Bulukumba

2015

Gambar 11.
11
Pertumbuhan
Pertumbuha PDRB Kab.
Bulukumba Tahun 2010-2014
2010
ADHB dan ADHK dengan
metode lama dan metode baru

Sumber:
BPS Kab. Bulukumba, 2015

Kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2014 sebesar 2,77 persen, dan secara akumulatif rata-rata kontribusi
PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan selama
kurun waktu 5 tahun terahir mencapai 2,74 persen.
Tabel 2. Perkembangan PDRB Prov. Sulawesi Selatan
elatan dan Kabupaten
2010-2014
Bulukumba atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010
PDRB
PDRB
% PDRB Kab.
Tahun
Sulawesi selatan
Kab. Bulukumba
Bulukumba terhadap
(Juta Rp)
(Juta Rp)
PDRB Prov. Sulsel
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
171.740.744,13
4.740.631,60
2,76
2011
198.649.724,64
5.306.438,50
2,67
2012
229.061.473,72
6.243.256,30
2,73
2013
259.588.131,21
7.170.121,60
2,76
2014
301.185.259,17
8.345.259,00
2,77
Rata-rata
2,74

Sumber:
r: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015

Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai distribusi sumbangan sektor
lapangan usaha terhadap total PDRB.
PDRB Ini dapat diartikan bahwa peranan sektor di
setiap usaha dapat dilihat dari struktur ekonomi di wilayah tersebut.
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Bulukumba tidak mengalami
pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan
lapangan
usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing
masing
usaha ini terhadap pembentukan PDRB Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun
2014, dihasilkan
asilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,
kemudian Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
Konstruksi, Industri Pengolahan, dan lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Wajib.
Tabel
el 3. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atass Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014
2010
4 (persen)
NO
(1)
A

LAPANGAN USAHA
(2)
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan

2010
(3)
46,78

2011
(4)
44,80

2012
(5)
44,55
55

2013
(6)
44,07

2014
(7)
45,02

Halaman 11

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
NO
B
C
D
E

LAPANGAN USAHA
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F
Konstruksi
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
H
Transportasi dan Pergudangan
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
J
Informasi dan Komunikasi
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
L
Real Estate
M, N
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P
Jasa Pendidikan
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya
Produk Domestik Regional Bruto

Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015

2015

2010
1,30
7,14
0,16
0,03

2011
1,51
7,36
0,16
0,03

2012
1,64
7,16
0,15
0,03

2013
1,71
7,12
0,13
0,04

2014
2,04
6,79
0,12
0,04

8,38
13,42

8,42
13,99

8,51
14,08

8,43
14,23

8,31
14,13

1,97
0,43

1,99
0,48

2,01
0,50

2,05
0,53

2,17
0,54

2,46
2,81
3,24
0,01
7,53

2,47
2,98
3,37
0,02
7,98

2,70
3,26
3,52
0,02
7,28

3,11
3,24
3,90
0,02
6,84

3,09
3,22
3,72
0,03
6,39

2,72
0,97

2,86
1,02

2,93
1,04

2,96
1,03

2,77
1,05

0,64

0,59

0,60

0,59

0,60

100

100

100

100

100

Perekonomian Bulukumba pada tahun 2014 mengalami peningkatan
dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Bulukumba
tahun 2014 mencapai 8,21 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 7,79 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar
25,45 persen.
Adapun lapangan usaha-lapangan usaha lainnya berturut-turut mencatat
pertumbuhan yang positif, diantaranya lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian
mencatat sebesar 19,21 persen, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 18,36 persen, Informasi dan Komuniksi sebesar 15,27 persen,
Real Estate sebesar 10,79 persen, Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 10,74 persen,
Transportasi dan Pergudangan sebesar 10,61 persen, Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum sebesar 10,02 persen, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar
9,72 persen, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 9,35 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,06 persen, Jasa
Keuangan dan Asuransi 7,51 persen, Jasa Lainnya sebesar 7,15 persen, Industri
Pengolahan sebesar 4,11 persen, Konstruksi sebesar 3,5 persen, Jasa Pendidikan
sebesar 2,55 persen, dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib sebesar 0,95 persen.

Halaman 12

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014 (persen)
NO
1
A

LAPANGAN USAHA
2
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F
Konstruksi
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
H
Transportasi dan Pergudangan
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
J
Informasi dan Komunikasi
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
L
Real Estate
M, N
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P
Jasa Pendidikan
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya
Produk Domestik Regional Bruto

Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015

2010
3
0.33

2011
4
2.38

2012
5
8.73

2013
6
5.47

2014
7
9.72

12.62
-0.63
4.43
21.25

12.71
6.95
11.89
13.84

18.46
7.92
14.66
22.78

6.44
7.03
6.69
18.17

19.21
4.11
10.74
18.36

5.02
16.72

5.82
6.26

10.73
11.18

7.98
10.66

3.50
9.35

13.61
-6.64

8.39
15.34

11.57
14.58

7.09
13.87

10.61
10.02

47.79
14.28
23.85
3.34
2.81

11.76
17.54
9.30
10.21
7.91

13.98
15.39
14.24
15.21
2.18

30.72
7.43
17.44
14.95
4.31

15.27
7.51
10.79
25.45
0.95

19.22
7.75

10.69
8.54

15.01
10.26

7.50
7.62

2.55
9.06

24.13

11.80

12.06

8.29

7.15

5.71

5.49

9.65

7.79

8.21

Untuk mengetahui tingkat kemakmuran Kabupaten Bulukumba, salah satu
indikator yang dapat dipakai adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita. Pada tahun 2014, PDRB per kapita Bulukumba mencapai Rp.20.465.352,15
dengan pertumbuhan sebesar 11,04 persen pada tahun 2011 dan berturut-turut
berfluktuasi sebesar 16,82 persen, 13,99 persen, dan 15,57 persen pada tahun 20122014.
Peningkatan PDRB per kapita penduduk Kabupaten Bulukumba ini terlihat
sangat cepat. Kalau pada tahun 2010 PDRB per kapita penduduk Kabupaten
Bulukumba baru sebesar Rp11.977.340,96 maka pada tahun 2014 telah meningkat,
yaitu Rp20.465.352,15. Dibandingkan dengan PDRB per kapita penduduk Sulawesi
Selatan, maka PDRB per kapita penduduk Kabupaten Bulukumba masih lebih
rendah. PDRB per kapita penduduk Sulawesi Selatan sudah mencapai
Rp35.592.789,18 pada tahun 2014.

Halaman 13

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

Tabel 5. Rata-rata PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Bulukumba dan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010-2014 (rupiah)
Tahun
Kabupaten Bulukumba
Provinsi Sulawesi Selatan
2010
11,977,340.96
21,306,721.75
2011
13,299,344.51
24,311,754.39
2012
15,534,352.53
27,670,969.69
2013
17,708,376.44
31,076,765.97
2014
20,465,352.15
35,592,789.18

Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015

1.7.

Struktur Pemkab Bulukumba

Organisasi pemerintah daerah merupakan wadah bagi pelaksanaan fungsifungsi pemerintahan dan sebagai proses interaksi antara pemerintah dengan institusi
daerah lainnya dan dengan masyarakat sebagai pilar pembangunan daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003, memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten dan kota untuk menyusun dan
menetapkan organisasi perangkat daerahnya sesuai kebutuhan.
Dengan kewenangan yang diberikan kepada daerah dalam menentukan pola
organisasinya, diperlukan dukungan kemampuan teknis dan wawasan yang luas dari
pelaku
pemerintahan
didalam
merumuskan,
merencanakan,
dan
mengimplementasikan visi dan misi pemerintah daerah kedalam pola organisasi
pemerintah daerah.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja dikelembagaan Tingkat Kabupaten
Bulukumba berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 telah
diperdakan sesuai Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 yang terdiri dari 2
sekretariat yakni Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, Peraturan Daerah Nomor
10 Tahun 2008 yang terdiri dari 15 SKPD berbentuk Dinas, Peraturan Daerah Nomor
9 Tahun 2011 yang terdiri dari 13 SKPD Teknis dan Lembaga lainnya, Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2008 yang terdiri dari 10 kecamatan dan Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2008 yang terdiri dari 27 kelurahan. Adapun bagan struktur
organisasi pemerintah Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:

Halaman 14

Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba

2015

Sekretariat Kabupaten
Sekretariat Kabupaten adalah unsur staf pemerintah kabupaten yang dipimpin
oleh seorang sekretaris kabupaten, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
b