ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR.

(1)

ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

Siti Indah Kurniawati NIM: A0.22.12.017

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(2)

i

ESKATOLOGI MENURUT PROF.ACHMAD BAIQUNI DAN KH.MISBAH MUSTAFA BANGILAN, TUBAN, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

Siti Indah Kurniawati NIM: A0.22.12.017

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Siti Indah Kurniawati

NIM : A02212017

Jurusan : Sejarah dan Kebudayaan Islam

Fakultas : Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika ternyata dikemudian hari skripsi ini terbukti bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia mendapatkan sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Surabaya, 9 Januari 2016 Saya yang menyatakan

Siti Indah Kurniawati


(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini yang berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa

Bangilan, Tuban, Jawa Timur” telah disetujui Tanggal 28 Desember 2015

Oleh Pembimbing

Drs. Masyhudi, M.Ag NIP. 195904061987031004


(5)

iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diuji oleh Tim Penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 1 Februari 2016

Dekan,

Dr. H. Imam Ghazali Said, MA NIP. 1960021219900331002

Ketua/ Penguji I,

Drs. Masyhudi, M.Ag NIP. 195904061987031004

Penguji II,

Drs. H. Abdul Aziz Medan, M.Ag NIP. 195509041985031001

Penguji III,

Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I NIP. 196110111991031001

Sekretaris,

H. Ali Muhdi, M.Si NIP. 197206262007011028


(6)

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi Arab-Indonesia yang digunakan dalam penulisan skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya adalah sebagai berikut:

ARAB INDONESIA ARAB INDONESIA

A

B

T

Th

g

J

f

q

Kh

k

D

l

Dh

m

R

n

Z

w

S

h

Sh

ء

y

Contoh kata ّﻟﻠ ِ ُﺪْﻤُﺤْ ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi al- ḥamdu lillᾱh


(7)

vi

MOTTO





















Sesungguhnya Allah Tidak Merubah Keadaan Suatu Kaum

Sehingga Mereka Merubah Keadaan Yang Ada Pada Diri Mereka


(8)

vii

PERSEMBAHAN

Segala puji syukurku kehadirat Allah SWT Mengharap syafaat dari Rasulullah-Mu

Semoga memberi keberkahan pada karya yang sederhana ini Ku persembahkan untuk bangsa dan orang-orang yang ku sayangi

Ibundaku Yati, dan ayahandaku Husein Yang tiada henti-hentinya mendidikku

Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta Membekaliku dengan do’a untuk kesuksesanku Dan tak lupa ketiga saudara-saudaraku

Khoerul Huda, Khoerurroziqin, Khoeruddin Jazali. Dan tak lupa pahlawan tanpa jasaku,

terutama Bapak Masyhudi yang dengan sabar membimbingku Memberikan ilmunya untukku

Sehingga aku tahu apa yang tidak aku ketahui

My Inspiration M4 ( Mas Muhammad Misbachul Munir), Dan sahabat-sahabati SKI A ’12 yang selalu di hati

Tak lupa saudara-saudaraku yang pernah seatap denganku di pondok Indah

Kalian semua adalah bagian dari hidupku dan terima kasih telah menyemangatiku


(9)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pokok-pokok ajaran Islam,? 2) Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa.? 3) Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi diantara kedua tokoh tersebut.?

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya yang dibantu ilmu arkeologi dan filologi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi, laporan dalam bentuk

ilmiah. Sumber primer manuskrip Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah

Mustafa dan Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Achmad Baiquni. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, 1) pokok-pokok ajaran Islam ada tiga yaitu aqidah atau iman, syari’ah, dan akhlak. 2) Eskatologi menurut Prof Achmad Baiquni: adanya gempa bumi, jika ada benda antariksa yang besar menabrak bumi maka bola api yang timbul akibat gesekannya merusak lapisan ozon jika jatuh di samudera, maka gelombang air akan naik 500 m sehingga lautan akan meluap dan membanjiri daratan. Gebrakan yang ditimbulkan kerak bumi oleh komet akan terasa getarannya gempa yang dahsyat. Sedangkan eskatologi menurut KH. Misbach Mustafa: munculnya Imam Mahdi, Djajjal, Ya’jud Ma’jud, bangkitnya Nabi Isa a.s, Matahari terbit dari arah Barat, Api dari arah Timur, Angin. 3) Kedua tokoh Islam tersebut memiliki persamaan pandangan konsep eskatologi. Sementara itu perbedaannya adalah Prof. Achmad Baiquni memandang eskatologi dari sudut pandang ilmu kealaman atau ilmu fisika sedangkan KH. Misbach Mustafa memandang eskatologi dari sudut pandang agama Islam.


(10)

ix

ABSTRACT

This paper which the title is “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. The problem in this paper is 1) How about Islamic fundamental?, 2) How about the eskatologi cogitation Prof. Baiquni and KH Misbach?, 3) How about the comparison of eskatologi cogitation between both of them?.

This research arranged by using phenomenological culture which supported by archaeology and philology. the research method by using collecting data, description, interpretion and report. The primary source is manuscript about

Tanda-tanda Hari Kiamat who written by Misbah Mustafa and Alqur’an and Ilmu Pengetahuan Kealaman who written by Achmad Baiquni.

The result of this research that have done by the researcher,1) fundamental of Islamic learned consist of iman, syari’ah and akhlaq. 2) State Baiquni eskatologi it’s mean that where the eartquake happen, if there is alarge earth so caused by the friction damage ozon layer, the waves will rise 500 m, so the sea will overflow and flood the land. The breakthrough in the earth crust caused by the comet will be felt vibration earthquake. Where according to KH Misbach eskatologi is the emergance of Imam Mahdi, Dajjal, Ya’juj Ma’juj, come up of Nabi Isa AS, the sun rise from the west, fire from the east, win. 3) Both of them has the same ideology of concept eskatologi, the differentation is Prof. Baiquni state eskatologi physics point of view and KH Misbah Mustafa state eskatologi from Islamic point of view.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah yang Maha Esa. Atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah dengan sebaik-baiknya, tanpa halangan suatu apapun. Salawat serta salam senantiasa mengalir kepada Nabi Muhammad yang membawa agama yang dirahmati Allah yakni Islam.

Dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Humaniora S-1 UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab dan Humaniora, jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Penulis menyusun laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi ini dengan judul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur

Selanjutnya kepada bapak dan ibu dosen selaku pendidik dan pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam proses belajar mengajar, semoga ilmu yang telah penulis dapat menjadi ilmu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Suksesnya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan moral dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Abdul A’la, M.Ag, selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya. 2. Dr. H. Imam Ghazali Said, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora


(12)

xi

3. Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan

Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.

4. Bapak dan Ibu dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis, khususnya Drs. Masyhudi, M.Ag, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak KH Nafis Misbach selaku pengasuh pondok pesantren al-Balagh dan seluruh keluarga besar KH Misbach Mustafa, yang bersedia untuk membantu memberikan data demi terselesainya skripsi ini.

6. Bapak Husein dan Ibu Yati, Khairul Huda, Khairul Raziqin, Khairudin Jazali, dan Muhammad Misbachul Munir serta saudara-saudaraku tercinta yang telah berkenan memberikan dukungan baik berupa moril maupun materiil demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Semua teman-teman Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2012.

Hanya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ampun, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kaum muslimin dan menjadi amal shaleh yang ikhlas karena-Nya.

Surabaya, 6 Januari 2016


(13)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pokok-pokok ajaran Islam,? 2) Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustafa.? 3) Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi diantara kedua tokoh tersebut.?

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya yang dibantu ilmu arkeologi dan filologi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi, laporan dalam bentuk ilmiah. Sumber primer manuskrip

Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah Mustafa dan Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Achmad Baiquni.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, 1) pokok-pokok ajaran Islam ada tiga yaitu aqidah atau iman, syari’ah, dan akhlak. 2) Eskatologi menurut Prof Achmad Baiquni: adanya gempa bumi, jika ada benda antariksa yang besar menabrak bumi maka bola api yang timbul akibat gesekannya merusak lapisan ozon jika jatuh di samudera, maka gelombang air akan naik 500 m sehingga lautan akan meluap dan membanjiri daratan. Gebrakan yang ditimbulkan kerak bumi oleh komet akan terasa getarannya gempa yang dahsyat. Sedangkan eskatologi menurut KH. Misbach Mustafa: munculnya Imam Mahdi, Djajjal, Ya’jud Ma’jud, bangkitnya Nabi Isa a.s, Matahari terbit dari arah Barat, Api dari arah Timur, Angin. 3) Kedua tokoh Islam tersebut memiliki persamaan pandangan konsep eskatologi. Sementara itu perbedaannya adalah Prof. Achmad Baiquni memandang eskatologi dari sudut pandang ilmu kealaman atau ilmu fisika sedangkan KH. Misbach Mustafa memandang eskatologi dari sudut pandang agama Islam.


(14)

ix

ABSTRACT

This paper which the title is “Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH Misbach Mustofa Bangilan, Tuban, Jawa Timur”. The problem in this paper is 1) How about Islamic fundamental?, 2) How about the eskatologi cogitation Prof. Baiquni and KH Misbach?, 3) How about the comparison of eskatologi cogitation between both of them?.

This research arranged by using phenomenological culture which supported by archaeology and philology. the research method by using collecting data, description, interpretion and report. The primary source is manuscript about Tanda-tanda Hari Kiamat

who written by Misbah Mustafa and Alqur’an and Ilmu Pengetahuan Kealaman who written by Achmad Baiquni.

The result of this research that have done by the researcher,1) fundamental of Islamic learned consist of iman, syari’ah and akhlaq. 2) State Baiquni eskatologi it’s mean that where the eartquake happen, if there is alarge earth so caused by the friction damage ozon layer, the waves will rise 500 m, so the sea will overflow and flood the land. The breakthrough in the earth crust caused by the comet will be felt vibration earthquake. Where according to KH Misbach eskatologi is the emergance of Imam Mahdi, Dajjal, Ya’juj Ma’juj, come up of Nabi Isa AS, the sun rise from the west, fire from the east, win. 3) Both of them has the same ideology of concept eskatologi, the differentation is Prof. Baiquni state eskatologi physics point of view and KH Misbah Mustafa state eskatologi from Islamic point of view.


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

MOTTO ... ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Kegunaan Penelitian... 6

E. Pendekatan Kerangka Teoritik ... 7

F. Penelitian Terdahulu ... 9

G.Metode Penelitian... 11

H.Sistematika Bahasan... 14

BAB II : POKOK-POKOK AJARAN ISLAM A.AQIDAH ATAU IMAN 1. Pengertian Aqidah ... 17

2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah ... 20

B.SYARI’AH 1. Pengertian Syari’ah ... 26

2. Ruang Lingkup Pembahasan Syari’ah ... 28

C.AKHLAK 1. Pengertian Akhlaq ... 29

2. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlaq ... 30

BAB III : PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. ACHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA BANGILAN TUBAN JAWA TIMUR A.RIWAYAT HIDUP PROF ACHMAD BAIQUNI ... 32

1. Sejarah Kelahiran ... 32

2. Latar Belakang Pendidikan ... 33


(16)

xiii

B. PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. AHMAD BAIQUNI

1. Ciri-ciri Kiamat dalam Al-Quran Menurut Prof. Ahmad

Baiquni ... 34

a. Kiamat Global dan Kiamat Universal ... 39

b.Pembenahan diri Seawal Mungkin ... 42

C.RIWAYAT HIDUP KH. MISBACH MUSTAFA, BANGILAN TUBAN JAWA TIMUR 1. Sejarah Kelahiran ... 46

2. Latar Belakang Pendidikan ... 48

3. Karya-karya KH. Misbach Mustafa ... 51

D.PEMIKIRAN ESKATOLOGI KH. MISBACH MUSTAFA 1. Syi’ir Tanda-tanda Kiamat ... 55

a. Imam Mahdi ... 60

b.Dajjal ... 62

c. Turunnya Nabi Isa As ... 64

d. Ya’juj Ma’juj ... 65

e. Matahari dari Arah Barat ... 67

f. Dabbah ... 68

g.Kabut (Dukhon) ... 68

h.Angin ... 69

i. Hilangnya Al-Quran ... 69

j. Api dari Arah Timur ... 69

BAB IV : PERBANDINGAN ESKATOLOGI PROF. ACHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA A.DASAR PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF. AHMAD BAIQUNI ... 71

1. Samudra Meluap dan Membanjiri daratan ... 71

2. Cahaya Bulan Telah Pudar ... 72

3. Gempa Bumi ... 73

B.DASAR PEMIKIRAN ESKATOLOGI KH. MISBACH MUSTAFA ... 73

1. Munculnya Imam Mahdi ... 73

2. Munculnya Dajjal ... 78

3. Turunnya Nabi Isa As ... 82

4. Ya’juj Ma’juj ... 84

5. Terbitnya Matahari dari Barat ... 88

6. Munculnya Dabbah ... 90

7. Munculnya Dukhon... 92

8. Angin ... 92

9. Hilangnya Al-Quran ... 93


(17)

xiv

C.PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ESKATOLOGI

MENURUT PROF. AHMAD BAIQUNI DAN KH. MISBACH MUSTAFA ... 94 1. Persamaan Eskatologi Prof. Ahmad Baiquni dan KH.

Misbach Mustafa ... 94 2. Perbedaan Eskatologi Prof. Ahmad Baiquni dan KH.

Misbach Mustafa ... 95

BAB V : PENUTUP

A.Kesimpulan ... 97 B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Islam terdapat ajaran eskatologi. Eskatologi sangat berhubungan dengan salah satu akidah Islam, yaitu meyakini adanya hari akhir, kematian, kebangkitan (Yawm al-Qiyāmah). Umat muslim meyakini bahwa kehancuran dunia terjadi dimana orang-orang beriman sudah tidak ada lagi dimuka bumi, yang tersisa hanya orang-orang jahat yang kembali dalam kondisi zaman jahiliyah.1

Berita akan datangnya hari kiamat merupakan petunjuk Allah Swt., yang hanya disampaikan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW. Sebelumnya, tidak ada seorang pun yang membicarakan tentang hari kehancuran seluruh alam semesta, seperti digambarkan dalam kitab suci agama Islam.2 Agama-agama yang hadir sebelum Islam tidak membicarakan akan hal itu. Karena itulah, pemberitaan akan tanda-tanda datangnya hari kiamat termasuk salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad memberikan isyarat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas RA, beliau bersabda: “Saya diutus (oleh Allah) dan jaraknya dengan hari kiamat itu seperti dua jari ini. Beliau mengatakannya sambil menunjukkan dua

1

Sibawaihi, Eskatologi Al Gazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta: ISLAMIKA, 2004), 77 2


(19)

2

jari, yakni jari telunjuk dan jari tengah”. (HR Bukhari, Muslim, dan at-Tirmidzi).

Hadis diatas mengisyaratkan bahwa kedatangan hari kiamat benar-benar nyata dan akan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dari waktu diutusnya Rasulullah SAW. Karena hal itu Allah Swt tidak lagi mengutus Nabi dan Rasul lain setelah beliau.

Namun demikian, kecuali tanda-tandanya, Nabi Muhammad SAW tidak diberi tahu oleh Allah Swt., mengenai kapan persisnya kiamat akan terjadi. Hal itu menjadi rahasia Allah Swt. Allah Swt., berfirman dalam surah Tha Ha ayat 15 yang berbunyi:

“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan”.3

Alquran juga menjelaskan bahwa hari kiamat akan datang secara tiba-tiba, seperti dalam firman Allah Swt., dalam surah al-A’raf ayat 187:

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya? Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang dilangit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu

seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:

sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.4

Kedatangan hari kiamat merupakan rahasia Allah. Nabi Muhammad hanya diberi pengetahuan tentang tanda-tanda kedatangannya saja. Banyak sekali yang memberikan informasi mengenai tanda-tanda kiamat. para ulama telah

3

Alquran, 20 (Tha Ha): 15.

4


(20)

3

mengklasifikasikan tanda-tanda kiamat, ada yang didasarkan pada skala kehancuran, ada juga yang menurut urutan waktu yang dikenal dengan kiamat kecil dan kiamat besar. Tanda-tanda kiamat kecil jumlahnya sangat banyak, inti tanda-tanda kiamat kecil yaitu: kehancuran moral agama umat manusia yang berupa merajalelanya kemaksiatan, seperti zina yang sudah dianggap biasa, tidak adanya pemimpin yang baik, dan sebagainya. Tanda-tanda kiamat kecil ini akan berujung pada kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam semesta.

Tanda-tanda akan terjadinya kiamat besar banyak ditemui di dalam Alquran dan hadis Nabi SAW, salah satunya dalam Surah ad- Dukhan ayat 10-16, yang artinya:

Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (mereka berdoa), ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah pemberi balasan.5

Lahirnya pemikir Islam yang bernama Prof. Achmad Baiquni guru besar dalam Fisika FIPIA UGM, Yogyakarta. Lahir di Solo, pada tanggal 31 Agustus 1923 adalah salah satu tokoh fisikawan yang mempunyai pemikiran tentang konsep eskatologi. Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA, Universitas Indonesia Bandung (cumlaude). Kemudian melanjutkan pada

5


(21)

4

tahun 1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun 1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of Chicago. Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of Physics, Universitas of Chicago. Baiquni, adalah tokoh ahli dalam ilmu di FIPIA dan beragama Islam, ia wafat pada tanggal 21 Desember 1998.6 Karya-karyanya:

Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern (1978), Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (1997).

Di Tuban, Jawa Timur, tepatnya desa Karang Tengah kecamatan Bangilan terdapat sebuah pesantren yang bernama Al-Balag yang diasuh oleh KH Misbah Mustafa. Dilahirkan di pesisir utara Jawa Tengah, tepatnya di kampung Sawahan, Gang Palem, Rembang Jawa Tengah pada tanggal 05 Mei tahun 1919. Ia adalah seorang pendakwah yang memiliki kelebihan

articulation, dokumentation, dan organizing. Yang pertama ia adalah kiai yang mampu meyampaikan gagasan-gagasannya dengan bahasa yang mudah dimengerti, mudah bergaul dengan semua kalangan mulai dari kalangan gelandangan sampai kalangan para pejabat, mampu mendokumentasikan ide-idenya dalam bentuk buku yang ilmiah, serta mampu berorganisasi mengelola dan memenej kelompok masyarakat. KH. Misbach dipondokkan di Kasingan Rembang yang diasuh oleh Kiai Kholil. Setelah mendalami ilmu agama di Kasingan, Misbah meneruskan menimba ilmu di Tebuireng Jombang, asuhan KH. Hasyim Asy’ari. Setelah menyelesaikan pendidikan di Tebuireng, ia

6

Achmad Baiquni, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), 283.


(22)

5

memperdalam pendidikan agamanya di Mekah. Sepulang dari Mekah, pada tahun 1940, dia menimba ilmu di Bangilan Tuban Jawa Timur dengan asuhan KH. Ridwan (mertuanya) hingga ia wafat pada tahun 1994. Di Tuban, ia menulis karya yang isinya tentang eskatologi yang dihimpun dalam Syiir Tanda-tanda Kiamat (Jumadil awal 1399 H/1978 M).

Penelitian ini layak untuk diteliti dengan menggunakan konsep eskatologi untuk mengetahui bagaimana pandangan KH. Misbach Mustafa terhadap hari akhir atau hari kiamat dengan mengkaji kandungan setiap bait yang diungkapkan dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat karya KH Misbach Mustafa, Jumadil Awal 1399H/1978M dan dibandingkan dengan buku yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Prof. Achmad Baiquni. Dari pemikiran kedua tokoh tersebut terdapat kesatuan ajaran Islam, yakni sama-sama berakar pada Nabi Muhammad dan perbedaan keduanya jika Baiquni melihat eskatologi dari sudut pandang ilmu kealaman atau fisika maka Mustafa melihat eskatologi dari sudut pandang ilmu agama. Sehingga dapat membantu generasi Islam mempersiapkan diri menghadapi eskatologi dengan belajar sejarah, serta dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, dapatlah ditarik suatu rumusan masalah yang nantinya akan menjadi titik fokus pembahasan dalam penelitian yang akan dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:


(23)

6

2. Bagaimana pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa?

3. Bagaimana perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pokok-pokok ajaran Islam.

2. Untuk mengetahui pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa.

3. Untuk memahami perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustofa.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai eskatologi KH. Misbach Mustafa ini belum banyak diketahui oleh masyarakat dan umat Islam khususnya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:

Secara Akademik (Praktis):

1. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran Islam, yakni Akidah atau iman,

syari’ah, dan akhlak.

2. Untuk mengetahui pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa, yang mana Baiquni memandang eskatologi dari sudut


(24)

7

pandang ilmu fisika sedangkan Misbach memandang dari sudut pandang agama.

3. Selain itu, kita juga dapat memahami perbandingan antara pemikiran kedua tokoh. Keduanya menyusun buku tentang tanda-tanda kiamat sebagai upaya dalam mendekatkan diri kepada Allah, serta menambah pengetahuan dan kazanah keilmuan pemikiran Islam, dalam bentuk karya ilmiah di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya. Secara Ilmiah (Teoritis):

1. Untuk mengembangkan ilmu bidang sejarah dan kebudayaan Islam. disini peneliti ingin mengembangkan ilmu menggunakan teori perbandingan, seperti yang digunakan Nur Syam dalam bukunya yang berjudul Madhab-madhab Antropologi dan David Kaplan dalam bukunya yang berjudul

Teori Budaya.

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik

Untuk memperjelas dan mempermudah dalam pembuatan skripsi yang berjudul Eskatologi Menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbah Mustafa Bangilan, Tuban. Maka landasan teori yang digunakan adalah teori perbandingan,7 yakni mencari perbedaan dan persamaan (keunikan) dengan metode arkeologi dan filologi sebagai ilmu bantu, karena dalam melakukan penelitian yang dipelajari adalah artefak bertulis. Sedangkan dalam pengerjaan atau penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antropologi kognitif.

7


(25)

8

Adapun antropologi kognitif adalah subbidang antropologi budaya yang mengkaji antarhubungan di antara bahasa, kebudayaan, dan kognisi. Atau dengan kata lain, antropologi kognitif merupakan ancangan dalam antropologi budaya yang memandang kebudayaan sebagai kognisi manusia.8 Antropologi kognitif identik dengan kajian analisis karena memiliki kesamaan asumsi, yaitu mengkaji tentang pikiran manusia pelaku budaya dalam kajian mendalam, apa yang ada di balik pemahamannya mengenai benda-benda, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa di dalam kehidupannya. Begitu juga dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat, karya KH. Misbach Mustafa (Jumadil Awal 1399 H/1978M), ia menuangkan pemikiran eskatologinya dalam bentuk syiir, dari sudut pandang agama dan perubahan perilaku manusia dari masa kemasa. Sedangkan, Prof. Achmad Baiquni dalam bukunya yang berjudul Alquran dan Ilmu pengetahuan Kealaman, ia menuangkan pemikiran eskatologinya dari sudut pandang Alquran dan Fisika. Selain menggunakan pendekatan antropologi kognisi, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis.9 Menggunakan pendekatan historis karena dalam penulisan karya ilmiah ini harus menelusuri sumber-sumber pada masa lampau berupa arsip atau dokumen-dokumen dan sebagainya yang dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana pandangan Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa terhadap eskatologi yang terkandung dalam karya-karyanya. Namun, penulis lebih menekankan pada pendekatan kebudayaan karena kebudayaan adalah sebagai sistem kognisi. Setiap

8

Nur Syam, Madzhab-madzhab Antropologi (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2007), 49. 9


(26)

9

kebudayaan yang ada di dunia mempunyai unsur-unsur bersifat esensial, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian.10

Dalam penulisan ini berupaya menganalisis pandangan KH. Misbach Mustafa terhadap eskatologi (pandangan mengenai kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari akhir), dengan mengkaji kandungan setiap bait yang diungkapkan dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat karya KH. Misbach Mustafa, Jumadil Awal 1399 H/1978 M dan dibandingkan dengan buku yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Prof. Achmad Baiquni. Sehingga mengetahui bagaimana karakter pemikiran KH. Misbach Mustafa dan Prof. Achmad Baiquni terhadap eskatologi. Antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari kondisi manusia. Antropolog kognitif mempelajari bagaimana orang memahami dan mengatur material objek, peristiwa, dan pengalaman yang membentuk dunia mereka, sebagai orang yang belajar memahaminya.

F. Penelitian Terdahulu

Penulis belum pernah menemukan tulisan ilmiah yang memfokuskan pada penulisan tentang eskatologi menurut KH. Misbach Mustafa. Dalam penelitian terdahulu dari berbagai penelusuran yang telah penulis lakukan terhadap literatur, telah ditemukan berbagai cetakan buku-buku dan karya ilmiah yang membahas mengenai eskatologi diantaranya adalah sebagai berikut:

10


(27)

10

1. Skripsi yang ditulis Ahmad Suja’i, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Usuludin dan Filsafat tahun 2005 yang berjudul

Eskatologi: Suatu Perbandingan antara Al-Ghazali dan Ibn Rusyd. Dalam skripsi ini dijelaskan bagaimana pandangan eskatologi antara kedua tokoh, yakni eskatologi menurut Al-Ghazali, dan eskatologi menurut Ibn Rusyd. 2. Skripsi yang ditulis Ali Syuhada, mahasiswa Universitas Diponegoro

Semarang Fakultas Sastra tahun 2008 yang berjudul Hikayat Kiamat: Suntingan Teks dan Tinjauan Eskatologi. Dalam skripsi dibahas tentang isi naskah HK berkisar tentang kejadian kiamat besar (Kubra) yang meliputi; Peniupan Terompet (Sangka-kala) yang mengakibatkan kehancuran alam raya dan kematian seluruh penghuninya; Kebangkitan kembali: saat Allah Swt., menghidupkan kembali seluruh mahluk dari kematian; Mahsyar: tempat berkumpulnya seluruh mahluk yang telah dihidupkan kembali oleh Allah Swt., dari kematiannya; Syafaat yang agung dari Nabi Muhammad saw bagi seluruh umatnya; Peristiwa Hisab atau penghitungan amal baik dan buruk.

3. Biografi dan pemikiran KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban (1919-1994M), karya Siti Asmah, tahun 2012. Pembahasan ini lebih menitikberatkan kepada riwayat hidup KH. Misbach Mustafa dan pemikirannya secara umum.

4. Amin Abdullah, Eskatologi AL-Gazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta: Islamika, 2004). Buku ini membahas tentang eskatologi menurut pandangan Al-Gazali dan eskatologi menurut Fazlur Rahman.


(28)

11

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, kebanyakan hanya membahas eskatologi secara umum dan belum ada yang membahas tentang eskatologi menurut pandangan KH. Misbach Mustafa dan Prof. Achmad Baiquni, jika ada yang membahas tentang KH. Misbach Mustafa, yang dikaji hanya biografinya saja. Selain itu, penulis juga ingin membandingkan bagaimana pandangan kedua tokoh mengenai eskatologi, yakni eskatologi menurut pandangan ahli agama dan ahli ilmu alam.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode budaya Arkeologi dengan bantuan ilmu Filologi karena yang dipelajari peneliti adalah artefak bertulis, Filologi yaitu metode yang melakukan penelaahan teks dengan beberapa langkah. Adapun langkah-langkah yang di tempuh dalam metode penelitian ini terdapat lima langkah diantaranya yaitu pengumpulan data, deskripsi naskah, interpretasi atau perbandingan, laporan dalam bentuk ilmiah.11

Melalui tahapan ini, penulis berusaha menjelaskan tentang eskatologi menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa. Tahapan-tahapan metode penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan survei ke lapangan yaitu ke pondok pesantren al-Balagh Bangilan, Tuban, Jawa Timur. Kemudian

11

Nabila Lubis, Naskah Teks dan Metode Penelitian Filologi (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan dan Diklat Departemen Agama RI, 2007), 77.


(29)

12

wawancara kepada anak KH. Misbah Mustafa yang bernama KH. Nafis Misbach, setelah itu penulis mencari dokumen, dan menemukan manuskrip yang berjudul Syiir Tanda-tanda Kiamat (Jumadil awal 1399H/1978M) karya KH. Misbach Mustafa, yang kemudian penulis bandingkan dengan buku koleksi perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. Karya Achmad Baiquni. Sedangkan sumber sekunder yaitu buku-buku dan karya tulis yang relevan dengan kajian ini. Achmad Zainal Huda, Mutiara Pesantren: Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustafa, Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2005. Agus Mustafa, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Surabaya: PADMA Press, 2004. Harun Yahya, Tanda-tanda Kiamat, Surabaya: Risalah Gusti, 2004. Amin Abdullah, Eskatalogi Al Gazali dan Fazlur Rahman, Yogyakarta: Islamika, 2004.

2. Deskripsi Naskah

Setelah naskah ditemukan, maka di deskripsikan yaitu menguraikan secara terperinci dan teratur gambaran tentang keadaan fisik naskah, ukuran naskah 14,8 x 21 cm, terdiri dari 24 halaman. Setiap halaman berisi 16 baris bertuliskan bahasa Arab Pego, tulisan Arabnya bagus dan jelas, hurufnya besar dan memakai tanda baca. Keadaan naskah masih lumayan bagus, kertasnya berwarna kuning, dan sudah mulai lepas beberapa halaman, serta tidak terdapat tanda atau watermark pada kertasnya. Adapun isi teks ialah tentang masalah tanda-tanda kiamat, atau


(30)

13

sering dikenal dengan sebutan eskatologi. Eskatologi diyakini sebagai budaya. Pada bagian akhir naskah, juga terdapat keterangan tempat dan tahun penulisannya kolofon. Naskah ditulis di Bangilan, Bojonegoro, Jawa Timur pada bulan Jumadil Awal tahun 1399 H/1978 M.

Di dalam Fenomenologi, teks diperlakukan sebagai sesuatu yang mandiri, dilepaskan dari pengarangnya, waktu penciptaannya, dan konteks kebudayaan pengarang maupun kebudayaan yang berkembang dalam ruang dan waktu ketika teks itu diciptakan. Oleh karena itu, wujud teks adalah tulisan yang ditulis adalah bahasa maka yang menjadi pusat perhatiannya adalah hakikat bahasa. Sebagaimana diketahui bahasa merupakan alat komunikasi, serta sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu. Sehingga terdapat hubungan antara alat penyampaian dan apa yang disampaikan. Tujuan dari metode ini adalah mengerti tentang apa

yang disampaikan itu, dengan cara menginterpretasikan alat

penyampaiannya, yaitu teks atau bahasa tulis.12 Penulis berusaha memahami maksud setiap bait yang ada dalam kitab Syiir Tanda-tanda Kiamat. Apa yang tampak (manuskrip atau teksnya) dan apa yang tidak tampak (keyakinan adanya tanda-tanda hari akhir).

3. Interpretasi atau Perbandingan

Untuk mengadakan pengelompokkan naskah, proses awal yang harus dilakukan oleh seorang filolog ialah mengadakan penelitian yang cukup

12

Deden Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antardisiplin Ilmu (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2001), 221.


(31)

14

mendalam sehingga akhirnya dapat diketahui perbedaan dan persamaan naskah yang ada.

4. Laporan dalam Bentuk Ilmiah

Menulis hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk karya ilmiah. Sehingga mudah untuk dimengerti oleh pembaca dan sebagai pengetahuan untuk masyarakat umum.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman dalam menyajikan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, maka perlu adanya langkah-langkah yang sistematis dalam penulisan skripsi ini, dimana apabila dijabarkan maka pokok bahasannya terdiri dari lima bab.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara umum terdiri dari Pendahuluan, Isi (terdiri dari tiga bab) dan Penutup. Di bawah ini akan dipaparkan secara lebih jelasnya:

Dalam penelitian ini akan dipaparkan bab-bab yang akan menjadi bahasan penelitian. Bab-bab tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Bab pertama berupa Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Pendekatan dan Kerangka Teoritik, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab kedua memfokuskan pada pokok-pokok ajaran Islam yaitu ada tiga


(32)

15

Bab ketiga membahas tentang pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.

Bab keempat membahas tentang perbandingan pemikiran eskatologi Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.


(33)

16

BAB II

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

Pokok-pokok ajaran Islam terdiri dari tiga macam, diantaranya sebagai berikut:

A. Akidah

Dalam Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi ialah alquran. Iman ialah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercaya dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan.1 Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akidah atau menunjukkan kualitas iman yang ia miliki. Karena iman itu bersegi teoritis dan ideal yang hanya dapat diketahui dengan bukti lahiriah dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.

Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata lain, tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepada kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman.

1


(34)

17

1. Pengertian Akidah

Akidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah terbentuk ‘aqidatan (akidah) berarti kepercayaan atau keyakinan. Kaitan antara aqdan dengan ‘aqidatan adalah bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Makna akidah secara etimologis ini

akan lebih jelas apabila dikaitkan dengan pengertian

terminologisnya, seperti diungkapkan oleh Syekh Hasan al Banna dalam Majmu’ar Rasaail:

Aqaid (bentuk jamak dari‘aqidah)adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.”

Dikemukakan pula oleh Abu Bakar al Jazairi dalam kitab Aqidah al-Mukmin: yang dinukil oleh Tim Depag RI, Pendidikan Agama Islam, 2000:102 bahwa “Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan

kebenaran itu”.

Dari dua pengertian tersebut ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memahami akidah secara tepat dan jelas, yaitu:


(35)

18

a. Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran dengan potensi yang dimilikinya. Indra dan akal digunakan untuk memahami dan mengerti kebenaran, sedangkan wahyu menjadi pedoman untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam berakidah hendaknya manusia menempatkan fungsi alat tersebut pada posisinya masing-masing. Sejalan dengan hal ini Allah Swt berfirman:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl 16:78).2

b. Keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan kesamaran dan keraguan. Oleh karena itu, untuk sampai kepada keyakinan, manusia harus memiliki ilmu sehingga ia dapat menerima kebenaran dengan sepenuh hati setelah mengetahui dalil-dalilnya, Allah Swt., berfirman:

Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, menyakini bahwasannya al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.(QS. Al-Hajj 22:54).3 c. Akidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada orang

yang menyakininya. Untuk itu diperlukan adanya keselarasan antara keyakinan lahiriyah dan batiniah. Pertentangan antara kedua hal tersebut akan melahirkan kemunafikan. Sikap munafik ini akan mendatangkan kegelisahan. Allah Swt., berfirman:

2

Alquran, 16 (An-Nahl): 78.

3


(36)

19

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah

dan hari kemudian”. Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang

-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah 2:8).

d. Apabila seseorang telah menyakini suatu kebenaran, maka

konsekuensinya ia harus sanggup membuang jauh-jauh segala hal yang bertentangan dengan kebenaran yang diyakininya itu.

Akidah Islamiyah berisikan ajaran tentang apa saja yang harus dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Karena agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan, maka akidah merupakan sistem kepercayaan yang mengikat manusia kepada Islam. Seorang manusia disebut Muslim jika dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem kepercayaan Islam karena itu aqidah merupakan ikatan dan simpul dasar Islam yang pertama dan utama.

Akidah Islamiyah dibangun di atas enam dasar keimanan yang lazim disebut dengan rukun iman. Rukun iman itu meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada hari akhir serta iman kepada qada’ dan qadar.4 Berdasarkan firman Allah Swt:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,

4


(37)

20

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-juahnya. (QS. An-Nisa’ 4:136).5

2. Ruang Lingkup Pembahasan Akidah6

a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan) seperti wujud Allah Swt., nama-nama Allah Swt., dan sifat-sifat Allah Swt., dan lain-lain.

b. Nubuwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan rasul termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah Swt., mukjizat dan sebagainya.

c. Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan dan roh.

d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui sam’i yakni dalil naqli berupa alquran dan as-Sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, dan sebagainya.

Disamping sistematika di atas, pembahasan akidah bisa juga mengikuti sistematika rukun iman. Yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, dan iman kepada hari akhir serta iman kepada qada’ dan qadar.

5

Alquran, 4 (An-Nisa’): 136. 6


(38)

21

Namun, penulis akan lebih menekankan pembahasan tentang iman kepada hari akhir, sesuai dengan judul penulis tentang “Eskatologi menurut Prof. Achmad Baiquni dan KH. Misbach Mustafa Bangilan Tuban Jawa Timur.

Iman kepada hari akhir adalah masalah yang paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan manusia. Sejak dari zaman purba, manusia telah membicarakan dan mendiskusikannya sampai ke zaman modern kita. Persoalan ini sebagai pokok pembahasan kami, sebab iman kepada akhirat akan membawa manusia kepada keyakinan adanya suatu hidup lagi di alam lain sesudah hidup duniawi, adanya hidup kembali bagi manusia sesudah matinya. Dan hidup yang kedua itulah yang menjadi tujuan akhir dari perputaran roda kehidupan. Demikian esensinya masalah ini, manakala kita membaca alquran dan hadis-hadis Nabi makan yang dipersoalkan adalah iman dan Islam, pastilah tekanannya kepada dua segi yakni iman kepada Allah dan iman kepada hari akhir.

Pola iman kepada hari akhir itu sebagai berikut:

a. Bahwa jagat raya ini dengan seluruh makhluk yang ada didalamnya akan hancur lebur. Dalam proses kehancuran itu akan terjadi gempa besar dengan gunung-gunung menjadi laksana debu beterbangan, air laut mendidih meluap-luap, bumi retak-retak, bintang-bintang berguguran, langit digulung, sedang manusia pada mabuk pitam. Kemudian musnahlah segala makhluk, baik yang


(39)

22

bernyawa maupun tidak bernyawa. Hanyalah Allah yang Maha Perkasa yang tetap hidup. Itulah yaumul qiyamah (hari kiamat besar). Sesuai firman Allah yang berbunyi:

           

“Segala sesuatu di jagat raya ini akan binasa, hanya Tuhanmu

yang memiliki kebesaran dan kemuliaan akan kekal”.7

b. Bahwa setelah semuanya binasa maka akan tiba fase kedua, yaitu pembangkitan. Semua manusia dibangkitkan kembali dari kuburnya, itulah yaumul ba’ast (hari pembangkitan). Kemudian manusia dikumpulkan di padang Mahsyar. “Sungguh Dia (Allah) akan mengumpulkan kamu kepada hari kiamat, tak ada keraguan padanya.”8

c. Setelah manusia dibangkitkan kembali dan dikumpulkan

semuanya, maka diperlihatkanlah kepada mereka seluruh amal dan perbuatannya di dunia. Film sejarah hidupnya selama di dunia dipertontonkan dengan jelas. Inilah yaumul ‘ardh (hari pertontonan).

“Pada hari itu, manusia akan pergi berpecah-pecah untuk

diperlihatkan kepada mereka akan kerja-kerja mereka. Barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan atom kebaikan, tentu akan dilihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan atom kejahatan niscaya akan dilihatnya pula.”9

7

Alquran, 55 (Ar-Rahman) : 26-27

8

Alquran, 4 (An-Nisa’) : 87.

9


(40)

23

d. Setelah film sejarah hidupnya dipertontonkan, tibalah saat menghisab, memperhitungkan secara adil amal perbuatan baik dan buruk manusia. Di depan mahkamah keadilan Allah, manusia akan memperoleh keputusan paling adil, tanpa aniaya sedikitpun. Inilah saat yaumul hisab (hari perhitungan) atau yaumul wazn (hari pertimbangan).10

“Dan Kami letakkan timbangan keadilan pada hari kiamat, sebab itu seorang tidak akan teraniaya sedikitpun. Andaikata ada amalnya hanya sebesar biji sawi, niscaya Kami perhitungkan jua. Dan

cukuplah Kami saja yang menghitung”.11

e. Fase keputusan, setiap manusia setelah melalui proses pengadilan di hadapan kekuasaan Allah yang Maha Adil dan Bijaksana, kemudian mereka menerima balasan perbuatannya. Perbuatan baik akan masuk surga dan perbuatan jelek akan masuk neraka. Inilah fase terakhir, yang dinamakan yaumul fashl (hari keputusan). “pada hari ini akan diganjari setiap jiwa atas usahanya dan tidak

ada seorang pun yang akan teraniaya”.12

Dengan demikian iman kepada hari akhir, mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia di dunia. Ia menunjukkan kehidupan di dunia ini ada artinya, bukan hidup yang sekedar hanya hidup dan tidak ada kelanjutannya. Seluruh amal perbuatan manusia tidak ada yang sia-sia. Apa yang dikerjakan sekarang adalah bekal untuk kehidupan yang akan datang.

10

Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam (Jakarta: GEMA INSANI, 1998), 547.

11

Alquran, 21 (Al-Anbiya’): 47.

12


(41)

24

Iman kepada hari akhir membawa efek yang positif dalam

kehidupan bersama dalam masyarakat. Ia mengajarkan agar kita menjadi manusia shalih, manusia yang banyak manfaatnya kepada sesama insan. Hidup duniawi adalah ibarat tanah ladang tempat bertanam, sedang di akhirat masa untuk mengetam (memanen).

Tentang hari kiamat pasti datangnya, diawali dengan kiamat-kiamat kecil (qiyamat sughra) yaitu kematian-kematian dari seorang-seorang, dan akhirnya dengan terjadinya kiamat besar (qiyamat kubra)

yaitu hancurnya jagat raya. Keyakinan ini adalah ajaran inti dari seluruh agama-agama yang dibawa oleh para Nabi. Ilmu pengetahuan pun mendukung akan kebenaran keyakinan ini. Seperti dalam bukunya Prof. Achmad Baiquni yang berjudul Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Untuk itu matahari dapat kita jadikan bahan pembuktian. Bahwa dalam proses masa, ia akan padam dengan sendirinya yang tentu membawa musnahnya makhluk hidup di bumi ini, dimana mereka menggantung hidupnya pada sinar matahari. Matahari adalah satu dari jutaan bintang yang terdapat di langit, ia adalah sebuah bola api gas yang sangat panas. Dengan cahaya yang dipancarkannya ke bumi maka ia menjadi sebab berlangsungnya kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi. Cahaya matahari yang panas itulah menyebabkan peredaran angin, pergantian musim, dan turunnya hujan di bumi. Oleh para ahli telah diperkirakan bahwa garis tengah matahari 1.400.000 kilometer, sedang temperatur atau panas di permukaannya 6000 derajat celcius, dan panas


(42)

25

intinya 20.000.000 derajat celcius. Panas itu dihasilkan oleh reaksi nuklir yang terus menerus, disertai dengan kehilangan zat-zat sebesar 40.000.000 ton perdetik.13 Matahari sebagaimana arang yang terbakar pijar yang setiap detik materinya habis terbakar tentu akhirnya arang akan habis menjadi debu, padamlah ia. Maka dengan perhitungan matahari kehilangan zat-zatnya karena terbakar selama 4 juta ton perdetik, ia baru akan padam dalam waktu lebih 15 milyar tahun lagi. Tentu saja menurut kita masih lama, tetapi yang penting bahwa matahari itu pasti padam. Matahari adalah sumber energi dan tenaga, jika matahari padam maka semuanya akan beku tidak akan ada angin yang bertiup, tidak ada hujan, semua berhenti dan mati, maka tamatlah semua kehidupan yang ada di bumi ini.

Hukum fisika juga mendukung, bahwa daya rotasi dan revolusi benda-benda langit tidaklah abadi, suatu waktu akan berakhir, disamping itu gaya gravitasi yang mendatangkan ketimbangan terhadap benda-benda langit, juga ada waktunya gaya itu hilang. Kalau sudah terjadi demikian maka benda-benda langit seluruhnya akan bertabrakan dan saling menghancurkan satu sama lain.

Dalam kosmologi diketahui bahwa jagat raya ini sedang dalam struktur tebuka, alam semesta dalam keadaan mengembang atau berexpansi, bahwa galaksi-galaksi yang menyusun jagat raya ini bergerak menjauhi satu sama lain dengan kecepatan yang tinggi yaitu sepertiga dari kecepatan cahaya. Itulah yang dinamakan kiamatnya alam semesta.

13


(43)

26

Alquran telah memberikan ramalan ilmiah dalam surah al-Anbiya’ 21: 104. Demikian ajaran Islam semakin terungkap kebenarannya karena ia memang adalah ajaran dari Yang Maha Benar, Allah Swt.

Semua ini adalah pengajaran bagi manusia, bahwa hidupnya ini tidak kekal, alam semesta pun juga demikian. Tujuannya agar manusia hidup di dunia ini untuk menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya yaitu amal shalih dan takwa kepada Allah Swt.

B.Syari’ah

1. Pengertian Syari’ah

Syara’a-Yasyra’u–Syar’an artinya membuat undang-undang, menerangkan rute perjalanan, adat kebiasaan, jalan raya. Syara’a–

Yasyra’u–Syuruu’an artinya masuk ke dalam air memulai pekerjaan, jalan ke air, layar kapal, dan tali panah (Mahmud Yunus, 1989:195).

Syari’ah juga berarti jalan lurus, jalan yang lempang, tidak berkelok-kelok, jalan raya. Penggunaan kata syari’ah bermakna peraturan, adat kebiasaan, undang undang, dan hukum (Ahmad Wason Munawwir, 1984:762).

Syari’ah menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air, syariat Islam berarti jalan yang harus ditempuh seorang muslim. Sedangkan menurut istilah, syari’ah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan alam semesta atau dengan pengertian lain, syari’ah adalah suatu tatacara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai


(44)

27

keridhaan Allah Swt seperti dirumuskan di dalam Alquran yang berbunyi:

Dan kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.14

Sesuai dengan pengertian di atas, maka syari’ah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia sebagai individu, masyarakat, dan sebagai subyek alam semesta.

Syariah Islam mengatur pula tata hubungan seseorang dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang shaleh. Islam mengakui manusia sebagai makhluk sosial, sehingga syariah mengatur tata hubungan antara manusia dengan manusia dalam bentuk muamalah, sehingga terwujud kesholehan sosial. Kesholehan sosial merupakan bentuk hubungan yang harmonis antara individu dengan lingkungan sosial sehingga dapat dilahirkan bentuk masyarakat yang saling memberikan perhatian dan kepedulian yang dilandasi oleh rasa kasih sayang. Dalam hubungan dengan alam, syari’ah Islam meliputi aturan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia

14


(45)

28

dengan alam untuk mendorong saling memberi manfaat sehingga terwujud lingkungan alam yang subur dan makmur.

2. Ruang Lingkup Syari’ah15

a. Ibadah yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan vertikal (hablum minAllah), terdiri dari: syahadat, salat, puasa, zakat, haji bagi yang mampu. Thaharah (mandi, wudlu, tayammum), qurban,

shodaqoh dan lain-lain.

b. Muamalah yaitu suatu peraturan yang mengatur seseorang dengan lainnya dalam hal tukar menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya: perdagangan, simpan pinjam, sewa-menyewa, penemuan, warisan, wasiat, nafkah, dan lain-lain.

c. Munakahat yaitu peraturan masalah hubungan berkeluarga, seperti: meminang, pernikahan, mas kawin, pemeliharaan anak, perceraian, berbela sungkawa, dan lain-lain.

d. Jinayat yaitu peraturan yang menyangkut masalah pidana, seperti:

qishah, diyat, kifarat, pembunuhan, perzinaan, narkoba, murtad, khianat dalam berjuang, kesaksian, dan lain-lain.

e. Siyasahyaitu masalah politik yang intinya adalah amar ma’ruf nahi

munkar. Misalnya: persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah), tolong-menolong (ta’awun), toleransi (tasamuh), persamaan

(musyawarah), kepemimpinan (dzi’amah), dan lain-lain.

15


(46)

29

C. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah kondisi mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah. Apabila kondisi batin seseorang baik dan teraktualisasikan dalam ucapan, perbuatan, dan perilaku yang baik dengan mudah, maka hal ini disebut dengan akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji (mahmudah). Jika kondisi batin itu jelek yang teraktualisasikan dalam perkataan, perbuatan, dan tingkah laku yang jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela (akhlak madzmumah).16

Jadi orang yang tidak berakhlakul karimah adalah laksana jasmani tanpa rohani atau sama dengan orang yang sudah mati atau disebut dengan mayat yang berasal dari kata maitatun yang artinya bangkai, sedangkan bangkai lambat laun akan menimbulkan penyakit. Demikian dengan orang yang tidak berakhlakul karimah, lambat laun akan merusak dirinya dan merusak lingkungan.

Sehingga Nabi diutus oleh Allah semata-mata untuk menyempurnakan akhlak, (HR. Bukhari). Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari pada jiwa seseorang, karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang. Sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari

16

Sudirman, Pilar-pilar Islam; Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Muslim (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2012), 245.


(47)

30

Dapat disimpulkan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari akidah dan syari’ah yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila akidah telah memotivasi implementasi

syari’ah Islamiyah akan lahir akhlakul karimah, maksudnya adalah akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’ah Islamiyah telah diaplikasikan bertendensiakidah.

2. Ruang Lingkup Akhlak17

Pembahasan seputar akhlak ini sangat luas, namun penulis membatasinya, yakni berakhlak kepada Allah, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat, dan berakhlak kepada alam (lingkungan). Berakhlak kepada Allah: mentauhidkan Allah Swt, bertaqwa kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, berdo’a kepada-Nya, berdzikir kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, tawadlu’ kepada Allah. Berakhlak kepada diri sendiri: bersabar karena Allah, bersyukur kepada Allah, bersikap benar, bersikap amanah, bersikap qana’ah (menerima apa adanya).

a. Berakhlak kepada keluarga: berbakti kepada kedua orang tua, adil terhadap saudara, mendidik dan membina keluarga, pendidikan akhlak di lingkungan keluarga.

b. Berakhlak kepada masyarakat: mempertahankan persaudaraan, saling tolong-menolong, bersikap adil, pemurah, penyantun, pemaaf, menepati janji, bermusyawarah.

17


(48)

31

c. Berakhlak kepada alam (lingkungannya): memelihara ciptaan Allah, memanfaatkan alam dengan benar, memakmurkan alam. Pokok-pokok ajaran Islam ada tiga, yang pertama iman atau akidah yaitu keyakinan atau percaya, yang kedua syari’ah adalah suatu tatacara pengaturan atau undang-undang tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt, yang ketiga akhlak kondisi mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah, jika kondisi batin yang baik maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak mahmudah, jika kondisi mental yang buruk maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak yang mazmumah.


(49)

32

BAB III

PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF.ACHMAD BAIQUNI

DAN

KH.MISBACH MUSTAFA BANGILAN TUBAN JAWA TIMUR A.Riwayat Hidup Prof. Achmad Baiquni

1. Sejarah Kelahiran

Prof. Dr Achmad Baiquni, MSc., Ph.D lahir di Solo, 31 Agustus 1923 dan meninggal 21 Desember 1998 pada umur 75 tahun dan dimakamkan di Tonjong, Bogor. Ia adalah fisikawan atom pertama di Indonesia.1 Termasuk dalam jajaran ilmuwan fisika atom internasional yang dihormati.

Sejak kecil, ia sudah memperoleh pendidikan agama. Pada usia kanak-kanak, ahli fisika atom ini sudah mampu membaca juz ke-30 (juz terakhir Alquran yang memuat sejumlah surat-surat pendek). Seperti kebiasaan anak-anak pada umumnya, ia pun masuk madrasah, belajar agama pada sore hari, setelah paginya belajar di sekolah dasar. Sehingga, ia melanjutkan menuntut ilmu agama di madrasah tinggi Mamba'ul Ulum, madrasah yang didirikan Paku Buwono X. Di situ Baiquni satu kelas dengan Munawir Sjadzali, mantan Menteri Agama., lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Bandung, 1952. Kemudian ia mengajar di UGM Yogyakarta. Setelah menikah dengan Sri Hartati, pasangan ini dikaruniai 6 orang anak, 5 putra dan 1 putri. Penelitian tahun 1950,

1

Achmad Baiquni, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997),282.


(50)

33

ilmu fisika atom masih menjadi monopoli Amerika Serikat yang lima tahun sebelumnya menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Baru pada tahun 1954, Presiden Eisenhower mengizinkan fisika atom diajarkan secara terbuka di perguruan tinggi. Baiquni tahun ltu memang sedang memperdalam ilmu fisikanya di Amerika Serikat. Terbukanya bidang baru itu tidak dilewatkan begitu saja. Mula-mula, ia belajar di Laboratorium Nasional di Argonne, tujuh bulan. Kemudian, ia melanjutkan di Universitas Chicago, mengambil jurusan Fisika Nuklir. Di Universitas inilah, pada 1964, ia meraih Ph.D.nya. Sepulangnya ke tanah air Achmad Baiquni kembali mengajar di UGM Yogyakarta. Pada tahun 1973, Achmad Baiquni ditunjuk menjadi Dirjen BATAN Jakarta hingga tahun1984. Selain itu Prof. Baiquni juga pernah menjadi Dubes Indonesia untuk Swedia (1985-1988), Rektor UNAS, dan dosen IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Baiquni meninggal pada 21 Desember 1998 pada usia75 tahun.

2. Latar Belakang Pendidikan

Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA, Universitas Indonesia Bandung (cumlaude). Kemudian melanjutkan pada tahun 1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun 1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of Chicago. Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of Physics, Universitas of Chicago. Baiquni, adalah tokoh ahli dalam ilmu di FIPIA dan beragama Islam.


(51)

34

3. Karya-karya Prof Achmad Baiquni

Karya-karyanya: Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern

(1978), Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran dan lmu Pengetahuan Kealaman (1997).2

B. PEMIKIRAN ESKATOLOGI PROF ACHMAD BAIQUNI

1. Ciri-ciri Kiamat Dalam Alquran, Menurut Prof. Achmad Baiquni

Jika kita berbicara tentang kiamat, kita akan langsung mengaitkan pengertiannya dengan keadaan musnahnya seluruh umat manusia yang kemudian dibangunkan dari kematiannya dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Penampungan sementara sebelum mengalami proses seleksi melalui perhitungan amal mereka masing-masing, mereka yang boleh masuk ke surga dan mereka yang harus masuk ke neraka. Itulah pengertian kita tentang kiamat. tentu saja ada orang-orang yang ingin tahu kapan dan bagaimana kiamat itu terjadi. Bagi ilmuwan ada skenario-skenario yang dapat menjurus pada kepunahan umat manusia. Karena matahari mengirimkan energinya ke bumi, sehingga segala yang tumbuh dapat berasimilasi, mengubah gas karbon dioksida dan air dengan cahaya matahari akan menjadi karbohidrat dan oksigen, maka padamnya cahaya matahari akan mematikan semua tetumbuhan dan semua binatang pemakan tumbuhan, dan semua makhluk yang makan tetumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Namun, skenario ini tidak mempunyai dukungan di dalam Alquran.

2


(52)

35

Jika bumi ditabrak oleh benda antariksa seperti komet yang cukup besar. Ukurannya tidak kurang dari 10 km dan menabrak dengan kelajuan 30 km/sekon, maka akan terjadi gesekan yang luar biasa sehingga menimbulkan bola api yang merusak lapisan ozon serta menimbulkan suhu 500 derajat pada belahan bumi yang tertimpa. Jika jatuh di samudera, maka gelombang air pada jarak 1000 km, dan tingginya 500 meter sehingga lautan akan meluap dan membanjiri daratan, peristiwa semacam ini merupakan ciri kiamat di dalam Alquran, ayat 3 surah Al Infithar:









“Dan apabila samudera menjadi meluap”3

Apabila komet itu membentur benua, maka tiupan angin pada jarak 2000 km, dengan kelajuannya sekitar 2500 km/jam dan ledakan dahsyat terjadi sehingga menghamburkan debu di udara, yang akan menggelapkan langit dan menghalangi cahaya bulan serta matahari akan tampak pudar. Peristiwa ini merupakan ciri kiamat di dalam Alquran, ayat 8 surah Al Qiyaamah:







Dan apabila bulan telah hilang cahayanya”.4

3


(53)

36

Gebrakan yang ditimbulkan pada kerak bumi oleh benda antariksa itu akan terasa getarannya sebagai gempa dahsyat, sebagaimana tercantum dalam ayat 1 surah Az Zalzalah yang menyatakan:





 



“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya”.5

Sebagai contoh riil dapat dikemukakan di sini misalnya apa yang terjadi di Siberia tahun 1908 ketika pecahan komet Encke, yang ukurannya hanya satu kilometer saja dan beratnya sekitar tiga setengah juta ton, menimpa Tunguska dengan kelajuan 40km/sekon dan sudut 30 derajat. Ia meledak dengan kekuatan setara dengan 50 juta ton dinamit atau 2500 bom atom yang jatuh di Hiroshima, dan menghancurkan daerah hutan yang jari-jarinya 100 km. Kecuali itu, ketika ia masuk dalam atmosfer turbulensi yang ditimbulkannya menyebabkan terdengarnya bunyi alat tiup, sedangkan panas yang ditimbulkan oleh gesek dengan udara telah menyebabkan terbentuknya senyawa oksida nitrogen sebanyak 30 juta ton di atas lapisan udara setinggi 10 km yang kemudian bereaksi dengan ozon, sehingga pada tahun 1909 diketahui bahwa lapisan ozon yang melindungi mahkluk hidup di bumi kehilangan gas ini sebanyak 30

4

Alquran, 75 (Al-Qiyaamah): 8.

5


(54)

37

prosen, seakan-akan langit menjadi sobek dan terbuka. Ini sesuai ciri kiamat dalam Alquran surah Al Haaqqah ayat 13 sampai dengan 16.

                                         Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan bumi serta gunung-gunung diangkat dan dibenturkan sekali bentur, maka datanglah kejadian yang dahsyat, dan terbelahlah langit karena ketika itu ia

lemah”6

Dari ciri-ciri kiamat di atas, kita yakin bahwa pada saat itu bumi kita rusak berat dan manusia akan punah. Gambarkan saja apa yang akan dialami bumi jika tidak satu tetapi beberapa komet yang menimpa bumi. Dalam keadaan mati fisik itu, jiwa manusia akan tetap hidup dan masuk di alam lain, ketika manusia dihadapkan pada proses perhitungan amalnya atau pertanggungjawabannya. Maka perhatikan apa yang dinyatakan dalam Al Qur’an ayat 25 surah Ali Imran:                             

“Bagaimanakah nanti apabila mereka kami kumpulkan pada hari yang tak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan balasan

6


(55)

38

bagi diri masing-masing apa yang telah mereka lakukan, sedang mereka tidak dianiaya”.

Memang mereka tidak ada yang dianiaya, mereka hanya menuai apa yang mereka sebarkan atau yang mereka lakukan di alam dunia atau nyata. Itulah akibat dari beroperasinya sunnatullah di alam masing-masing. Ditegaskan pula dalam surah An Nahl ayat 33:

            

“Dan Allah tidak menganiaya mereka, melainkan merekalah yang

menganiaya diri sendiri”7

Apa yang terjadi di alam lain itu, tidak dapat dipahami atau diterangkan dengan jalan pikiran kita di sini karena hukum alamnya berbeda dari sunnatullah yang beroperasi di alam kita ini. Seperti firman Allah dalam surah An Nuur ayat 24 yang berbunyi:

               



“Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhadap mereka atas apa yang dahulu mereka

kerjakan”.8

Dan apa yang kita temukan dalam surah Yaasiin ayat 65:

                  



7

Alquran, 16 (An Nahl): 33.

8


(56)

39

“Pada hari ini Kami kunci mulut mereka dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberikan kesaksianlah kaki mereka terhadap

apa yang dahulu mereka lakukan”9

Di alam kita tidak ada tangan yang dapat berbicara dan tidak ada kaki yang dapat memberi kesaksian, tetapi di alam akhirat itu mereka dapat melakukan apa yang disebutkan dalam kedua ayat tadi. Sunnatullah

yang berlaku di alam yang kita huni ini tidak sama dengan yang ada di sana.

a. Kiamat Global dan Kiamat Universal

Kita telah membicarakan tentang kiamat yang merusak bumi dan memusnahkan segala kehidupan di planet itu, yang kita namakan dengan kiamat global karena ia tidak menghancurkan seluruh alam semesta ia hanya merusak bumi dan menyobek langit, sedangkan isi alam semesta, ruang beserta materinya, tetap ada. Kita ingat saja apa yang dapat kita baca dalam ayat 106 sampai dengan 108 surah Huud :

                                                                           



“Adapun mereka yang celaka, tempat mereka di neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan

9


(57)

40

merintih. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pelaksana terhadap apa yang dikehendaki-Nya. Sedangkan orang-orang yang berbahagia, mereka tinggal di surga selama-selamanya, selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain, sebagai karunia yang tiada putus-putusnya”.10

Pernyataan bahwa surga atau alam yang mewadahi surga itu luasnya sama dengan alam kita, dapat kita temuranan juga dalam ayat 133 surah Ali Imran:

                    

“Dan bersegeralah kalian ke arah ampunan dan surga yang bentangnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi

orang-orang yang bertakwa”.11

Nyata bahwa alam kita ini akan lestari eksistensinya seperti kekal-Nya Surga dan Neraka. Bahwa jagad raya yang kita diami ini akan tetap ada dalam jangka waktu yang sangat lama, memang didukung oleh hasil pengamatan para ilmuwan. Masihkah anda ingat bahwa persamaan Friedman yang melukiskan perkembangan alam semesta sejak diciptakan, ada konstante K yang menghubungkan kelengkuan ruang jagad raya dengan materi yang ada di dalamnya. Jika harganya -1 maka kita akan mendapatkan jagad raya yang “mbedal” tidak terkendali, bila harganya nol maka ia akan

10

Alquran, 11 (Huud): 106-108.

11


(58)

41

mengembang tanpa ada hentinya. Sedangkan jika harganya +1 jagad raya itu akan terhenti pengembangannya setelah mancapai ukuran maksimum, untuk kemudian terus mengempis. Para ilmuwan itu menemukan harga yang kecil sangat dekat dengan nol, yang berarti bahwa alam yang kita huni ini dan alam Surga yang eksistensinya akan lama sekali, meskipun akhirnya dipercaya bahwa mereka akan dilenyapkan Allah Swt., sebagai makhluk yang tidak kekal. Kita baca ayat 41 surah Faathir:

                                  

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi agar mereka tidak lenyap; dan sungguh apabila keduanya akan lenyap, tidak ada siapa pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.12

b. Pembenahan Diri Seawal Mungkin

Dapat kita simpulkan bahwa biologi, kimia, fisika, astronomi, atau sains pada umumnya. Tidak dapat dikatakan netral, melainkan mengandung nilai-nilai yang menyusup melalui konsensus para pakar yang mengembangkannya. Ia sarat dengan nilai kebudayaan mereka.

12


(1)

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis laksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pokok-pokok ajaran Islam ada tiga, yang pertama iman atau akidah yaitu keyakinan atau percaya, yang kedua syari’ah adalah suatu tatacara pengaturan atau undang-undang tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt, yang ketiga akhlak kondisi mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah, jika kondisi batin yang baik maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak mahmudah, jika kondisi mental yang buruk maka akan teraktualisasikan menjadi akhlak yang mazmumah.

2. Prof. Dr. Achmad Baiquni, M. Sc., Ph.D (lahir di Solo, Surakarta, 31 Agustus 1923 dan meninggal 21 Desember 1998 pada umur 75 tahun dan dimakamkan di Tonjong, Bogor) adalah fisikawan atom pertama di Indonesia. Dan termasuk dalam jajaran ilmuwan fisika atom internasional yang dihormati. Pada tahun 1950-1952, Ia menimba ilmu di FIPIA, Universitas Indonesia Bandung (cum laude). Kemudian melanjutkan pada tahun 1955 di School of Nuclear Science and Engineering Argonne. Tahun 1955-1956 melanjutkan di Department of Physics, Universitas of Chicago. Tahun 1960-1964 mendapat gelar Profesor di Department of Physics, Universitas of Chicago. Baiqunin adalah tokoh ahli dalam ilmu di FIPIA


(2)

98

dan beragama Islam. Karya-karyanya: Islam dan Pengetahuan Modern, Fisika Modern (1978), Alquran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1994), Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (1997). Adapun Eskatologi menurut Prof. Achmad Baiquni diantaranya: akan diawali dengan adanya gempa bumi, adapun prosesnya yaitu jika ada benda antariksa yang ukurannya tidak kurang dari 10 km yang menabrak bumi maka bola api yang timbul akibat gesekannya sangat panas sehingga merusak lapisan ozon jika jatuh di samudera, maka gelombang air akan naik dari titik ceburnya tingginya menjadi 500 meter sehingga lautan akan meluap dan membanjiri daratan. Dan jika komet itu membentur benua maka tiupan angin pada jarak 2000 km akan terjadi ledakan dahsyat sehingga menghamburkan debu di udara yang sangat tebal, akan menggelapkan langit, sehingga menutupi cahaya bulan. Gebrakan yang ditimbulkan kerak bumi oleh benda antariksa akan terasa getarannya sebagaimana gempa yang dahsyat.

KH. Misbach Mustafa lahir pada Tanggal 5 Mei 1919M di Desa Sawahan Gang Palen, Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah. Dan wafat pada 18 April 1994 di Tuban. Ia menikah dengan putri KH Ridwan yang bernama Masruhah dan mengasuh pondok pesantren al Balag Bangilan Tuban Jawa Timur. Misbach kecil setelah ia lulus Sekolah Rakyat, kemudian ia dipondokkan oleh keluarganya ke pesantren Kasingan Rembang yang diasuh oleh KH Kholil selama 12 tahun, setelah itu meneruskan mondok di pesantren Tebu Ireng Jombang dalam asuhan


(3)

99

KH Hasyim Asy’ari, seusai dari Jombang Misbah melanjutkan pendidikan

agamanya ke Makkah, dan sepulang dari Makkah ia belajar ke mertuanya sendiri yaitu KH. Ridwan di Bangilan Tuban Jawa Timur. Adapun Eskatologi menurut pandangan KH. Misbach Mustafa di tandai dengan adanya: munculnya Imam Mahdi, namun sebelum munculnya Imam Mahdi akan banyak terjadi goncangan dahsyat di bumi, runtuhnya moral, orang pelit jadi dermawan tanpa hitungan, orang bodoh jadi pintar melakukan ibadah dengan khusyu’, Mabuk-mabukan dan perzinaan, Penghasudan, iri hati, sudah tak berlaku lagi.

Selain itu juga munculnya Djajjal, turunnya binatang melata, Ya’juj Ma’juj, bangkitnya Nabi Isa A.S, Matahari terbit dari arah Barat, Api dari arah Timur, kabut asap, Angin.

3. Kedua tokoh tersebut sama-sama percaya hari akhir dan sama-sama percaya akan tanda-tanda hari akhir, perbedaannya jika Prof Achmad Baiquni memandang eskatologi dari sudut pandang ilmu kealaman atau ilmu fisika sedangkan KH. Misbach Mustafa memandang eskatologi dari sudut pandang agama.

B. Saran

Dengan belajar sejarah Islam, kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan umat Islam pada masa lampau, dan dengan belajar eskatologi maka dapat membantu kita sehingga


(4)

100

mempersiapkan diri untuk menghadapi masa yang akan datang dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Penulis berkeinginan semoga apa yang sudah dipersembahkan akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.


(5)

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Al-Hikmah, Alquran dan Terjemahannya. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2010.

Asmah, Siti. Biografi dan Pemikiran KH Misbach Mustafa Bangilan Tuban (1919-1994M). Surabaya: IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, 2012.

Baiquni, Achmad. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.

Benda, Harry J. Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia pada Masa Pendudukkan Jepang. Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982.

Habanakah, Abdurrahman. Pokok-pokok Akidah Islam. Jakarta: GEMA INSANI, 1998.

Horikosi, Hiroko. Kiai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M, 1987. Kaplan, David. Teori Budaya. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 1999. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Lubis, Nabila. Naskah Teks dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Puslitbang

Lektur Keagamaan dan Diklat Departemen Agama RI, 2007. Marhan, Royani. Kiamat dan Akhirat. Jakarta: ERLANGGA, 2012.

Muslih Abdul Karim, Isa dan al Mahdi di Akhir Zaman Jakarta: GEMA INSANI, 2005.

Mustafa, Misbach. Syiir Tanda-tanda Kiamat. Bojonegoro: Majlis Ta’lif Wa al -Khatath, 1978.

Nur Faizah, Siti. Kiai Haji Misbach Mustafa Tentang Pemikiran dan Peranan dalam Intensifikasi Islamisasi Masyarakat Bangilan Tuban. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, 1993.


(6)

100

Ridwan, Deden. Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antardisiplin Ilmu. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2001.

Sibawaihi, Eskatologi Al Gazali dan Fazlur Rahman Yogyakarta: ISLAMIKA, 2004.

Sudirman. Pilar-pilar Islam; Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Muslim. Malang: UIN MALIKI PRESS, 2012.

Suminto, Aqib. Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES, 1985.

Syahrur, Muhammad. Islam dan Iman; Aturan-aturan Pokok. Yogyakarta: Jendela, 2002.

Syam, Nur. Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara, 2007.

Zainal Huda, Achmad. Mutiara Pesantren: Perjalanan Khidmah KH. Bisri Mustafa. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2005.