ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM KURUN WAKTU 1947-1964.

ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM
DALAM KURUN WAKTU 1947-1964

ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Endah Nur Iswati
NIM 11110241028

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEPTEMBER 2015

PERSETUJUAI{


Artikel Jurnal yang berjudul *ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM
KURLTN WAKTU 1947-1964' yang disusun oleh Endah Nur Iswati, NIM

llll024l028 ini telah disetujui oleh pembimbing

untuk dipqblikasikan-

Siswoyq M.Hum.
9531020 198003

l

003

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 1

ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM KURUN WAKTU 1947-1964
THE ANALYSIS OF CURRICULUM PHILOSOPHY DURING 1947-1964

Oleh: Endah Nur Iswati, Kebijakan Pendidikan, endahriswati@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pendidikan, nilai Pancasila serta aliran filsafat yang ada
pada kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan atau
literatur. Pendekatan dalam mengkaji pembahasan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif-deskriptif.
Langkah dalam studi kepustakaan ini yaitu menyiapkan perlengkapan yang digunakan, menyiapkan bibliografi
kerja yang digunakan dalam pencarian sumber data atau heuristik, mengorganisasikan waktu dalam melaksanakan
kritik yang berupa kritik eksternal dan kritik internal, membaca atau interpretasi data penelitian, dan histografi atau
penulisan hasil penelitian. Sumber data yang diperoleh berupa literatur, perundang-undangan dan artikel ilmiah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Dasar dan tujuan pendidikan di Indonesia dalam kurun waktu 1947-1964
berlandaskan Pancasila. Sistem persekolahan yang berlaku yakni pendidikan rendah, pendidikan guru, umum,
kejuruan, dan pendidikan tinggi. (2) Aliran filsafat Perennialisme, Esensialisme, Progresivisme dan
Rekonstruksionisme serta Asas-Tawakal dan Kemerdekaan sebagai Asas Pendidikan memiliki pengaruh terhadap
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964. (3) Nilai-nilai Pancasila yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
dalam kurun waktu 1947-1964 ini adalah nilai agama, humanis, kewarganegaraan, demokrasi, dan keadilan, meski
menjadi manusia berdasarkan citra Pancasila masih belum tercapai sepenuhnya.

Kata kunci: Kurikulum, Filosofi, Kurun Waktu 1947-1964

Abstract


This research was aimed to know educational profiles, Pancasila (five pillars of Indonesia) values and also
philosophy tendency available in the curriculum during 1947-1964. This research used a literature study. The
approach in reviewing discussion on this research was by a descriptive-qualitative approach. Steps in this
literature study namely preparing equipment used, preparing work bibliography used in data source search or
heuristics, organizing time in implementing critics in forms of external and internal, reading or interpreting
research data and histography or research result writings. Data source obtained was in forms of literature,
regulations and scientific articles. The research result showed that: (1) education principles and objectives in
Indonesia during 1947-1964 was based on Pancasila. Schooling system applied i.e. lower education, teacher,
public, vocational educations and higher education. (2) Perennialism, Essentialism, Progressivism and
Reconstructionism philosophy tendency and also trust in God and Independence as educational principles had
influences towards curriculum during 1947-1964; (3) the Pancasila values wished to be materialized through
curriculum during 1947-1964 was religious values, humanist, civics, democracy and justice even though became a
Pancasila image-based human had not been completely achieved.

Keywords: Curriculum, Philosophy, 1947-1964 Periods

tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

PENDAHULUAN

Seperti yang telah diketahui, kurikulum

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada

adalah seperangkat rencana dan pengaturan

Pasal 1 ayat 19. Kurikulum merupakan alat

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

pendidikan yang memiliki peranan penting dalam

cara

berlangsungnya

penyelenggaraan

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk


Tanpa

kurikulum,

mencapai tujuan pendidikan tertentu, hal ini telah

pendidikan tidak akan berjalan karena pedoman

yang

digunakan

sebagai

pedoman

adanya

pendidikan.


penyelenggaraan

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

2

atau patokan dalam penyelenggaraan pendidikan

dilandasi oleh aliran filsafat yang menganggap

telah terurai secara detail pada kurikulum. Begitu

bahwa manusia memiliki kemampuan dalam

pula sebaliknya, ketika kurikulum yang telah

memahami

tersusun sedemikian rupa tidak akan memiliki


Keterampilan yang telah diperoleh pada masa

makna apabila tidak digunakan dalam proses

pemerintahan kolonial maupun militer Jepang

pendidikan. Hal ini menjadi dasar bahwa

yakni kemampuan membaca, menulis serta

kurikulum memiliki pengaruh yang krusial dalam

berhitung dapat dijadikan modal utama serta

penyelenggaraan pendidikan.

dikembangkan untuk kemajuan pendidikan di

Menurut Hermana Soemantrie (1993: 19),
di dalam kurikulum terdapat dua dimensi yang


kebenaran

Indonesia

yang

universal

sedang

dalam

tersebut.

tahap

penyempurnaan.

dan


Kurikulum yang digunakan pada awal

susunan atau kerangka (structure), dimana pada

kemerdekaan yakni Rencana Pelajaran 1947,

masing-masing dimensi tersebut memiliki arti.

kemudian

Pandangan atau vision merupakan rangkaian dari

Pelajaran

pemikiran para ahli tentang segala sesuatu yang

disempurnakan menjadi Kurikulum Rencana

ingin diketahui oleh manusia melalui proses


Pendidikan 1964 menjadi salah satu bukti bahwa

pendidikan yang berbentuk konsepsi, dimana hal

pendidikan di Indonesia mengalami perubahan

ini

dalam

membentuk,

sering

yaitu

pandangan

dinamakan


filsafat

(vision)

pendidikan.

dikembangkan
Terurai

cara-cara

menjadi

1952,

serta

pembelajaran

Rencana
lebih

yang

Sedangkan kerangka itu sendiri atau structure

dikembangkan sesuai dengan pemahaman filsafat

merupakan terjemahan dari tujuan filosofis yang

pada saat itu. Perkembangan dan perubahan yang

diuraikan ke dalam berbagai bentuk pengalaman

terjadi dalam sektor pendidikan pada awal

operasional selama proses pendidikan dimana hal

kemerdekaan merupakan sebuah kajian yang

ini bermaksud untuk mencapai tujuan dari

menarik untuk lebih dipahami. Mengingat hampir

konsepsi yang ada.

70 tahun Indonesia telah merdeka dan pendidikan

Perkembangan maupun penyempurnaan
kurikulum yang terjadi pada awal kemerdekaan
tidak lantas terlepas begitu saja dari situasi

memiliki pengaruh yang besar dalam mengisi
kemerdekaan tersebut hingga saat ini.
Penulis

menyadari

bahwa

setiap

politik, ekonomi, sosial budaya yang ada. Meski

kurikulum yang dirancang atau didesain pasti

tidak dipungkiri, pada awal kemerdekaan situasi

memiliki landasan atau pedoman yang kuat, salah

ekonomi bangsa Indonesia dan beberapa sektor

satunya aliran filsafat yang dipahami oleh para

lain sempat mengalami kemacetan. Keadaan

perancang kurikulum pendidikan pada awal

ekonomi yang seperti ini juga menjadi bahan

kemerdekaan.

pertimbangan

aktivitas berpikir secara mendalam, kritis dan

dalam

menyusun

dan

Filsafat

merupakan

sebuah

mencoba menjawab segala permasalahan secara

penyelenggaraan pendidikan.
yang

rasional dan sistematis. Permasalahan yang

diangkat pada masa ini tidak hanya dilandasi oleh

dihadapi khususnya pada bidang pendidikan serta

ajaran yang ada pada Al-Qur‟an, melainkan juga

outcomes apa yang ingin diciptakan dijawab

Nilai

universal

nasionalisme

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 3

melalui kurikulum sebagai alat pendidikan yang

menggunakan studi kepustakaan atau literatur

berdasarkan aliran filsafat yang dipahami pada

sebagai metode penelitiannya. Studi kepustakaan

saat itu.

atau library research menurut Mestika Zed

Hal ini menjadi salah satu penyebab

(2008: 03) merupakan serangkaian kegiatan yang

mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan

berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,

mengingat

memiliki

membaca dan mencatat serta mengolah bahan

kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan

penelitian. Studi kepustakaan ini digunakan

argumen secara rasional dan kritis. Sedangkan

karena pada ciri utama studi kepustakaan terdapat

perkembangan

di

pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti

yang

berhadapan langsung dengan teks atau data dan

berkembang pasca kemerdekaan merupakan salah

bukan dengan informan langsung dari lapangan.

satu peristiwa sejarah yang penting dan menarik

Selain itu data pustaka yang akan digunakan

untuk dikupas lebih mendalam. Terlebih lagi

bersifat

Rencana Pelajaran 1947 yang dikembangkan

peneliti berhadapan langsung dengan sumber

menjadi Rencana Pelajaran Terurai 1952 dan

yang telah tersedia. Data yang akan digunakan

disempurnakan menjadi Kurikulum Pendidikan

pada penelitian ini merupakan sumber sekunder,

1964 tercipta pada situasi bangsa Indonesia yang

dalam arti bahan yang digunakan berasal dari

belum

tahap

tangan kedua. Serta pada penelitian ini kondisi

pembangunan diberbagai sektor, serta aliran

data pustaka yang diperlukan tidak terbatas ruang

filsafat yang dominan dan dipahami pada saat itu

dan waktu, karena data yang akan digunakan

mempengaruhi

telah tersimpan dalam rekaman tertulis.

manusia

Indonesia

mampu

secara

alami

kurikulum

berdasarkan

stabil

dan

pendidikan

aliran

masih

perancang

mencapai

filsafat

dalam

kurikulum

tujuan

bangsa

untuk

„siap pakai‟ (readymade) sehingga

melalui

kurikulum. Sehingga para pengisi kemerdekaan
Indonesia pada saat ini mampu mengetahui

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian

mengenai

analisis

filosofi

kebenaran dari tujuan yang sebenarnya ingin

kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 ini

dicapai

dilaksanakan

oleh

bangsa

Indonesia

melalui

tanpa

adanya

batasan

ruang.

pendidikan. Selain itu, profil pendidikan dalam

Namun, penulis kerap mencari sumber data dan

kurun waktu 1947-1964 serta nilai Pancasila apa

mengolah data tersebut di perpustakaan, seperti di

saja yang ingin diwujudkan melalui kurikulum

perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta,

dapat menjadi sebuah tolak ukur bagaimana

perpustakaan

keadaan pendidikan di Indonesia pada saat ini.

laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan di
Badan

bulan Juni 2015.

Jenis Penelitian
Skripsi yang berjudul “Analisis Filosofi
Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-1964” ini
penelitian

Daerah

Ilmu

Provinsi

Pendidikan,

Yogyakarta.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 s.d.

METODE PENELITIAN

merupakan

Arsip

Fakultas

kualitatif

yang

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

4

Wardiman Djojonegoro. 1996. Lima Puluh Tahun

Tahapan Penelitian

Perkembangan Pendidikan Indonesia . Jakarta:

Penelitian

tentang

analisis

filosofi

kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 ini
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan penelitian
sebagai

berikut:

1.

Persiapan

Penelitian

merupakan langkah awal dalam menentukan
kajian yang akan dibahas dan didalami dalam
skripsi ini. Persiapan penelitian tersusun dalam
beberapa

tahap,

Pengajuan

yaitu:

Penelitian,

(a)
(b)

Penentuan
Bimbingan.

dan
2.

Pelaksanaan Penelitian, tahap ini merupakan
tahap penting dari sebuah penelitian. Langkah
yang

diambil

permasalahan

peneliti
yang

dalam

ada

dalam

mengkaji
skripsi

ini

mengikuti tahapan metode sejarah yang telah
dikemukakan

oleh

Helius

Sjamsuddin

dan

Ismaun (1996: 19-20) yang terdiri dari heuristik,
kritik,

interpretasi

dan

penulisan

sejarah

(historiografi). 3. Teknik Penulisan Laporan,
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sistem penulisan yang sesuai dengan buku
Pedoman Penulisan Tugas Akhir yang diterbitkan
oleh Universitas Negeri Yogyakarta (2011).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
dan Kebudayaan, Depdikbud; Ary H. Gunawan.
1986.

Kebijakan-Kebijakan

Indonesia .

Jakarta:

Bina

Pendidikan

Aksara;

Di

Soegarda

Poerbakawatja. 1970. Pendidikan Dalam Alam
Indonesia Merdeka . Jakarta: PT Gunung Agung;

Sunarso.

2011.

Dinamika

Kewarganegaraan Pada

Pendidikan

Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah: Studi Tentang Politik
Pendidikan dan Kurikulum Orde Lama, Orde
Baru dan Era Reformasi. Disertasi Program

Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. 3.
Laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial,
UNY. Penulis memperoleh referensi berupa
skripsi dari Rahayu Maryanti. 2008. Sistem
Pendidikan Indonesia
Kemerdekaan

Laboratorium
Fakultas

Ilmu

Pada

(1945-1950).
Filsafat

Masa

FIS-UNY.

Sosilogi

Pendidikan,

Revolusi

4.

Pendidikan,

UNY.

Penulis

memperoleh artikel yang ditulis oleh Anik
Ghufran. 2008. Filsafat Pengembang Kurikulum,
Fondasia Majalah Ilmiah Fondasi Pendidikan;

Sumber Data

Vol. 1, No: 9; Th VII. Maret 2008. UNY: FSP,

Dalam

peneliti

Fakultas Ilmu Pendidikan. ISSN 1412-2316. 5.

menggunakan studi literatur dalam pencarian

Dari dosen pembimbing skripsi yaitu Dr. Dwi

sumber

yang

Siswoyo, M. Hum penulis memperoleh tulisan

diperoleh, sebagai berikut: 1. Dari Badan Arsip

pada tahun 2013 dengan judul Philosophy of

Daerah Provinsi Yogyakarta penulis berhasil

Education in Indonesia: Theory and Thoughts of

menemukan monograf tentang Undang-Undang

Institutionalized

No. 4 Tahun 1950 dimana Undang-Undang ini

dimuat dalam Asian Social Science; Vol. 9, No:

merupakan UU Pendidikan pertama yang dibuat

12; 2013; ISSN 1911-2017; E-ISSN 1911-2025.

di

oleh

Diterbitkan oleh Canadian Center of Science and

Koesnodiprodjo, Jakarta: Penerbitan S. K Seno.

Education; Dwi Siswoyo. 2005. Kurikulum Dan

2. Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis, Dinamika

Disini penulis berhasil menemukan buku dari

Pendidikan Edisi Kapita Selekta Pendidikan No.

data.

penelitian

Adapun

Yogyakarta

yang

ini,

sumber

data

terhimpun

State

(PANCASILA)

yang

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 5

01/TH.XII. Maret 2005. UNY: Fakultas Ilmu

yang telah didapat bagaimana keaslian maupun

Pendidikan. ISSN: 0853-151X; serta penulis

keakuratan dari masing-masing sumber sebagai

dipinjami buku H.A.R Tilaar. 1995. 50 Tahun

dasar pertimbangan kritik dan seleksi dalam

Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995.

penyajian hasil akhir sesuai dengan kemampuan

Suatu Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo.

penulis. Sumber sejarah dipilih melalui kritik
eksternal maupun internal sehingga diperoleh
fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan

Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan oleh

penelitian. Fungsi dalam tahap ini adalah guna

penulis berdasarkan studi kepustakaan menurut

mengetahui apakah sumber yang telah diperoleh

Mestika Zed (2008:16-23) ini terdiri atas, sebagai

relevan atau tidak dengan permasalahan yang

berikut: 1. Menyiapkan alat perlengkapan yang

dikaji yakni mengenai Kurikulum pada periode

diperlukan. 2. Menyiapkan bibliografi kerja

1947-1964. Tahap kritik ini terdapat dua macam,

(working

kerja

yaitu: (a) Kritik eksternal atau kritik luar,

merupakan catatan mengenai sumber utama yang

merupakan usaha untuk menilai otentitas atau

akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

keaslian sumber sejarah, dan (b) Kritik internal

Dalam langkah ini, peneliti melakukan pencarian

atau kritik dalam, yaitu untuk menilai kredibilitas

sumber (Quellenkunde atau Heuristik) yang

sumber dengan mempersoalkan isinya, maupun

merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak

pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya.

masa lampau yang dikenal sebagai data sejarah.

Dalam tahap kritik ini terhadap sumber tertulis

Pengertian lain, heuristik adalah pencarian dan

yang berupa buku, peneliti melakukan sesuai

pengumpulan sumber-sumber sejarah. Pada tahap

dengan kemampuan, tidak secara ketat namun

ini penulis mengumpulkan data-data sejarah yang

hanya mengklasifikasikannya dari aspek latar

berkaitan dengan sistem pendidikan Indonesia

belakang

khususnya kurikulum yang digunakan pada masa

melakukan kritik eksternal pada buku yang ditulis

revolusi kemerdekaan yakni dalam kurun waktu

oleh Soegarda Poerbakawatja dengan judul

1947-1964. Mengingat keterbatasan penulis maka

Pendidikan Dalam Alam Indonesia Merdeka .

pengumpulan

sumber

Soegarda merupakan salah satu panitia dalam

sekunder berupa dokumen perundang-undangan,

perumusan tujuan pendidikan pada masa revolusi

dokumen profesional, buku-buku yang berkaitan

kemerdekaan. Buku yang dibuat, menurut peneliti

dengan sistem pendidikan pada masa revolusi

dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu juga

kemerdekaan.

waktu.

penulis melakukan kritik eksternal pada tulisan

Peneliti sudah mulai merancang waktu yang akan

dari Dwi Siswoyo, Anik Ghufran dan Ary H.

digunakan

Gunawan

bibliography).

sumber

3.

selama

Bibliografi

primer

dan

Mengorganisasikan

penelitian.

Waktu

disini

penulis

yang

buku

tersebut.

mempunyai

latar

Penulis

belakang

digunakan untuk mengkritik sumber yang sudah

akademis dan ahli di bidangnya sehingga tulisan

diperoleh. Kritik, merupakan proses menganalisis

yang dibuat melalui cara pandang beliau dapat

secara kritis sumber-sumber sejarah yang ada.

dipertanggungjawabkan.

Penulis meneliti dan memeriksa sumber-sumber

kritik

eksternal,

langkah

Setelah

melakukan

selanjutnya

dalah

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

6

melakukan kritik internal. Adapun dalam proses

pada tahap ini juga dilakukan Histografi atau

kritik internal ini penulis melakukannya dengan

proses penyusunan hasil penelitian yang telah

cara membandingkan data serta fakta yang ada

diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang

dalam sumber baik berupa buku maupun artikel.

utuh dalam bentuk skripsi, sehingga dihasilkan

Kritik internal yang penulis lakukan adalah pada

suatu tulisan yang logis dan sistematis.

buku H. A. R Tilaar yang berjudul 50 Tahun
Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dengan buku dari Wardiman Djojonegoro yang

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia

berjudul Lima Puluh Tahun Perkembangan

pada tanggal 17 Agustus 1945, perubahan yang

Pendidikan Indonesia . Kedua buku tersebut

terlihat tidak hanya di bidang pemerintahan, akan

menggambarkan secara rinci bagaimana keadaan

tetapi

pendidikan selama 50 tahun terakhir pasca

Perubahan yang terjadi di bidang pendidikan

kemerdekaan yang terdapat perbedaan. H. A. R

merupakan perubahan yang bersifat mendasar,

Tilaar merupakan pakar pendidikan yang lebih

yakni perubahan yang menyangkut penyesuaian

banyak

yang

kebijakan pendidikan dengan dasar dan cita-cita

mempengaruhi jalannya pendidikan pada masa

dari suatu bangsa yang merdeka dan negara yang

itu, sedangkan Wardiman Djojonegoro lebih

merdeka

merinci kurikulum yang diterapkan pada masa

Kemerdekaan yang menjadi babak baru bagi

tersebut. Hal ini menurut penulis berkaitan

Indonesia, diisi dengan mengubah dasar dan

dengan tema yang sedang dikaji dan dapat

tujuan pendidikan agar sesuai dengan landasan

dipertanggungjawabkan. 4. Kegiatan membaca

idiil Indonesia yakni Pancasila. Perubahan yang

dan mencatat bahan penelitian atau dalam sudut

dilakukan disesuaikan dengan cita-cita bangsa

metode sejarah lebih dikenal dengan interpretasi.

Indonesia

Kegiatan ini menanggapi fakta sejarah yang

Landasan Idiilnya, dasar dan tujuan pendidikan,

berasal dari sumber sejarah. Makna yang saling

sistem persekolahan, dan isi pendidikan sesuai

berhubungan

yang

dengan aspirasi bangsa dan negara untuk

diperoleh setelah diterapkan kritik eksternal

memberikan kesempatan belajar yang seluas-

maupun interenal. Mencari keterhubungan antar

luasnya kepada rakyat Indonesia (Wardiman

fakta hingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh

Djojonegoro, 1996: 72).

menuliskan

dari

situasi

fakta-fakta

politik

sejarah

dan rasional. Pendapat yang ada kemudian
dihubungkan

demi

penafsiran

yang

pembahasan

yang

mencapai
berhubungan
dikaji

yakni

koherensi
dengan
Filosofi

Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-1964.
Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti
untuk mengkaji pembahasan dalam skripsi ini
adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Selain itu

juga

terjadi

(Ary

yang

di

H.

bidang

Gunawan,

merdeka,

Sehari

setelah

pendidikan.

1968:

terutama

32).

dalam

Indonesia

memproklamasikan kemerdekaan tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia
menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara
Indonesia

yang

pendidikan nasional.

sekaligus

menjadi

dasar

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 7

dijalankan

mengeluarkan instruksi umum yang pada intinya

setelah adanya Proklamasi Kemerdekaan oleh

membuang sistem pendidikan kolonial dan

pemerintah disesuaikan berdasarkan Undang-

mengutamakan

Undang Dasar 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1

sistem pendidikan yang lebih demokratis.

yang menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga

Pembahasan

Sistem

persekolahan

yang

negara berhak mendapatkan pengajaran”. Hal ini
kemudian dilanjutkan dalam Undang-Undang

patriotisme

serta

mengubah

1. Profil Pendidikan di Indonesia Dalam

Pendidikan dan Pengajaran Tahun 1950 Bab XI

Kurun Waktu 1947-1964

pasal 17 yang berbunyi bahwa “Tiap-tiap warga

a. Dasar dan Tujuan yang Digunakan dalam
Kurun Waktu 1947-1964
Perubahan
dan
perkembangan

negara republik Indonesia mempunyai hak yang
sama untuk diterima menjadi murid suatu
sekolah, jika memenuhi

syarat-syarat

yang

diterapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada
sekolah itu” (Ary H. Gunawan, 1968: 35).

pendidikan yang dialami oleh bangsa
Indonesia merupakan sebuah perjalanan
panjang dimana pada awal kemerdekaan,
negara Indonesia masih harus berjuang

Dalam rangka mengubah sistem pendidikan

melawan agresi militer Belanda I maupun II

kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional,

demi

perubahan juga terjadi dari segi kurikulum yang

Kemerdekaan merupakan asas pendidikan

lebih disesuaikan dengan kepentingan bangsa

yang harus dimiliki. Sebagaimana asas

yang merdeka. Hal-hal yang patut diperhatikan

kemerdekaan ini merupakan asas yang

adalah sebagai berikut: (1) Pendidikan pikiran

sangat penting dalam perjuangan Taman

harus

harus

Siswa sebagai bentuk perjuangan nasional.

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, (3)

Asas ini erat kaitannya dengan asas tawakal

Memberikan perhatian terhadap kesenian, (4)

dimana manusia tunduk pada hukum alam

Pendidikan watak, (5) Pendidikan jasmani, dan

sebagai bagian dari mesin alam yang

(6) Kewarganegaraan dan Masyarakat.

bergerak

dikurangi,

(2)

Isi

pelajaran

mempertahankan

secara

kemerdekaan.

otomatis

menurut

Tujuan pendidikan nasional pada periode

hukumnya sendiri (H. A. R Tilaar, 1995:

1945 hingga 1950 ini menekankan kepada

504). Sebab pada hakikatnya manusia

penanaman

adalah makhluk yang bebas sehingga

semangat

patriotisme

dan

peningkatan kesadaran nasional, sehingga dengan

kebebasan

semangat

dapat

menjaga keselarasan yang ada. Tanpa

dipertahankan dan diisi (Ary H. Gunawan, 1986:

adanya kemerdekaan, manusia tidak akan

35). Revolusi fisik yang berlanjut, membuat

mengalami kemajuan.

pemerintah

tersebut

kemerdekaan

menyadari

pentingnya

tersebut

Kemerdekaan
mulai

digunakan

yang
diisi

dengan

untuk

diperoleh

mempersiapkan sistem pendidikan yang sesuai

kemudian

adanya

dengan amanat UUD. Hal ini memicu menteri

berbagai pembangunan, termasuk kepada

pendidikan pertama yakni Ki Hadjar Dewantara

sektor pendidikan. Pendidikan merupakan
kegiatan manusia yang sengaja dilakukan

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

8

untuk mencapai pribadi yang dewasa susila.

republik

Komponen utama yang harus ada dalam

majemuk. Kesusilaan

proses pendidikan selain peserta didik dan

merupakan

pendidik adalah kurikulum. Kurikulum

manusia cerdas. Manusia susila disini

menurut S. Nasution (2008: 08) merupakan

merupakan

sesuatu

sebagai

interpersonal yang baik, dan merupakan

pegangan guna mencapai tujuan pendidikan

salah satu aspek dari kecerdasan bangsa

dimana apa yang direncanakan bersifat

yang dimaksud. Menurut Suparlan (2014),

idea, suatu cita-cita manusia atau warga

kecerdasan

negara

kecerdasan spasial/virtual, bahasa, musik,

yang

direncanakan

yang

dibentuk

harapan-harapan

yang

mengandung
sering

terlihat

muluk-muluk. Kurikulum yang berubah dan
berkembang

dan

mengalami

natural,

memiliki

maksud

bagian

yang diharapkan

kecil

pribadi

yang

raga,

kecerdasan

dari

yang

memiliki

dirumuskan

dan

konsep

meliputi

intelektual,

serta

kecerdasan lainnya.
Ketiga kurikulum

yang diterapkan

penyempurnaan dalam kurun waktu 1947-

dalam kurun waktu 1947-1964 ini apabila

1964, merupakan salah satu peristiwa

dilihat dari definisi tentang kurikulum

sejarah

menurut S. Nasution (2008: 09) sudah dapat

pendidikan

yang

membawa

dikatakan

pengaruh pada pendidikan saat ini.

sebagai

produk.

Ketiga

berdasarkan

kurikulum tersebut juga sudah dipandang

Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi

sebagai program. Rencana Pelajaran 1947,

“mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi

Rencana

salah satu patokan dalam penyusunan

Kurikulum Pendidikan 1964 sudah dapat

kurikulum.

dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan

Tujuan

pendidikan

Rencana
diterapkan

Pelajaran
selain

1947

yang

bermaksud

untuk

akan

Pelajaran

dipelajari

pengetahuan,

Terurai

siswa

sikap,

dan

1952

yang

dan

berupa

keterampilan

mencapai tujuan, juga memiliki maksud

tertentu. Selain itu juga ketiga kurikulum

untuk menumbuhkan semangat patriotisme

yang diterapkan pasca kemerdekaan juga

dan cinta tanah air. Akan tetapi rumusan

sudah dipandang sebagai pengalaman siswa

tujuan pendidikan tersebut tidak sesuai

dimana secara aktual menjadi kenyataan

dengan rumusan tujuan negara yang telah

pada tiap peserta didik.

dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945

Komponen

kurikulum

menurut

S.

yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Nasution (2008: 17) terdiri dari tujuan,

Membentuk manusia susila yang cakap dan

bahan pelajaran, proses belajar mengajar,

warga

ini

evaluasi dan penilaian dimana keempat

merupakan respon karena keadaan negara

komponen ini saling berhubungan dan

yang

mempengaruhi.

negara

terpecah

yang

belah,

demokratis

namun

kurang

Di

dalam

Rencana

mewadahi amanat Pembukaan UUD 1945.

Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran Terurai

Konsep cerdas disini oleh para pendiri

1952, dan Kurikulum Pendidikan 1964

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 9

terdapat bahan pelajaran yang berusaha

kurikulum ini lebih dihubungkan dengan

untuk mencapai tujuan yang sudah disusun

aktivitas sehari-hari.

Proses

Fungsi kurikulum menurut Alexander

belajar mengajar pada ketiga kurikulum ini

Inglis dalam Oemar Hamalik (2013: 13)

masih berpusat kepada pendidik dengan

pada

menekankan pada cara guru mengajar dan

menyebutkan terdapat fungsi penyesuaian,

cara murid mempelajari. Serta evaluasi dan

dimana peserta didik diarahkan untuk selalu

penilaian

mengetahui

bisa menyesuaikan diri dengan keadaan

apakah tujuan yang ditetapkan sudah dapat

sekitar. Fungsi integrasi di dalam ketiga

tercapai melalui ulangan.

kurikulum tersebut terlihat dari bagaimana

dari

masing-masing

kurikulum.

dilakukan

untuk

Peranan kurikulum menurut Oemar

ketiga

kurikulum

tersebut

setiap peserta didik dikembangkan untuk

Hamalik (2013: 12) sangat penting dalam

memberikan kontribusi

penyelenggaraan

dengan pembentukan dan pengembangan di

konservatif

pendidikan.

memiliki

Peranan

tujuan

untuk

masyarakat.

Fungsi

yang berkaitan

diferensiasi

yang

mentransmisikan dan menafsirkan apa yang

memberikan pelayanan

sudah ditinggalkan untuk generasi muda

didik yang pada hakikatnya memiliki

dimana dalam Rencana Pelajaran 1947,

perbedaan belum teraplikasikan ke dalam

Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan

ketiga kurikulum ini. Fungsi persiapan

Kurikulum Pendidikan 1964 ini, peranan

melalui ketiga kurikulum tersebut sudah

konservatif yang berorientasikan pada masa

nampak. Fungsi pemilihan yang dimiliki

lampau

mulai

kurikulum untuk memilih apa yang ingin

disingkirkan. Peranan kritis dan evaluatif

dikembangkan oleh peserta didik sesuai

yang bertugas menjadi tempat dimana

dengan minat dan potensi yang ada sudah

mampu menilai dan memilih berbagai unsur

tersalurkan

yang ada pada kebudayaan yang telah

tersebut dengan ditandai adanya hari krida.

diwariskan oleh leluhur maupun berperan

Fungsi diagnostik dalam kurikulum yang

dalam mengontrol sosial dan memberi

bermaksud untuk membimbing peserta

penekanan pada unsur kepada peserta didik

didik untuk berkembang secara optimal

untuk

ketiga

belum begitu berfungsi, karena pada ketiga

memiliki

kurikulum tersebut peserta didik hanya

dan

sangat

berpikir

kurikulum

kritis

tersebut

mendasar

dalam
belum

melalui

ketiga

kurikulum

pengaruh yang besar. Peranan kreatif

menerapkan

dimana menciptakan dan menyusun sesuatu

pendidik, dan belum ada upaya dari peserta

haruslah

didik untuk mengetahui apa kekurangan

sesuai

dengan

kebutuhan

masyarakat pada saat ini dan di masa yang
akan datang pada ketiga kurikulum tersebut
belum begitu terlihat dari masing-masing
mata pelajaran yang ada, karena ketiga

apa

kepada peserta

yang diajarkan

oleh

dan kelebihan yang dimiliki.
b. Sistem Persekolahan yang Diterapkan
dalam Kurun Waktu 1947-1964

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

10

Susunan persekolahan yang memiliki

jenjang pendidikan akan berada pada

dua versi yang berbeda yakni menurut BP

sekolah tinggi selama 4-6 tahun.

KNIP dan menurut Panitia Penyelidik

melanjutkan ke sekolah menengah tinggi

Sistem persekolahan yang berlaku
sejak tahun 1945 sampai 1950 meliputi
pendidikan rendah, pendidikan guru,
umum, kejuruan, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan
rendah
disini
adalah
pendidikan sekolah dasar yang biasa
disebut Sekolah Rakyat dengan lama
belajar yang semula 3 tahun diubah
menjadi enam tahun. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan taraf pendidikan dan
menampung hasrat yang besar dari
mereka yang ingin bersekolah. Pendidikan
umum terdiri dari dua jenis, yakni
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Lama
waktu belajar SMP adalah tiga tahun,
sedangkan SMT juga tiga tahun setelah
SMP dan setelah lulus dapat melanjutkan
ke perguruan tinggi. Pendidikan guru
merupakan sekolah yang diadakan untuk
menghasilkan guru. Jenis pendidikan guru
adalah Sekolah Guru B (SGB), Sekolah
Guru C (SGC), dan Sekolah Guru A
(SGA) dengan lama pendidikan masingmasing 4 tahun untuk SGB, 2 tahun untuk
SGC dan 3 tahun untuk SGA. Pendidikan
kejuruan terdiri dari pendidikan ekonomi
dan kewanitaan. Pendidikan ekonomi
yang pertama yakni Sekolah Dagang yang
lama pendidikannya tiga tahun sesudah
SR. Pendidikan kewanitaan adalah
Sekolah Kepandaian Putri (SKP) yang
lama belajarnya tiga tahun setelah SR dan
Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP)
empat tahun setelah SMP atau SKP.
Pendidikan Teknik terdiri dari Kursus
Kerajinan Negeri (KKN), Sekolah Teknik
Pertama (STP), Sekolah Teknik (ST),
Sekolah Teknik Menengah (STM) dan
pendidikan guru untuk sekolah teknik.
Pendidikan tinggi pada waktu itu terpecah
antara Pendidikan Tinggi Republik dan
Pendidikan Tinggi Daerah Pendudukan
Belanda (Wardiman Djojonegoro, 1996:
76-79).
Sistem persekolahan yang berlaku

selama 3 tahun atau ke sekolah kejuruan

periode

menengah tinggi. Kemudian setelah itu

penjenjangan

mereka yang masih dapat melanjutkan

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)

Pengajaran (H.A.R Tilaar, 1995: 72-73).
Hal ini memiliki maksud bahwa menurut
BP KNIP, sistem persekolahan diawali
dengan sekolah pertama dengan lama
belajar 3 tahun kemudian melanjutkan ke
jenjang sekolah rakyat dengan waktu
belajar yang sama. Kemudian setelah itu
masing-masing peserta didik yang akan
melanjutkan ke sekolah menengah dengan
lama belajar selama 3 tahun diberi
kempatan untuk memilih antara ilmu alam
atau budaya hingga berlanjut ke sekolah
menengah tinggi dengan lama waktu
belajar 3 tahun juga. Bagi mereka yang
mampu dari sekolah menengah tinggi ini
peserta didik dapat melanjutkan jenjang
pendidikannya ke sekolah tinggi.
Sedangkan menurut Panitia Penyelidik
Pengajaran, sistem persekolahan dimulai
dari sekolah rakyat dengan lama belajar 6
tahun. Kemudian ketika akan melanjutkan
ke jenjang berikutnya, peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih antara sekolah
menengah pertama dengan lama belajar 3
tahun atau sekolah kejuruan dengan waktu
belajar selama 3-6 tahun. Bagi mereka
yang

sebelumnya

menengah
kejuruan

pertama

memilih

sekolah

maupun

sekolah

diperbolehkan

untuk

tetap

1951-1965
sebagai

menggunakan
berikut:

(1)

dengan lama belajar satu atau dua tahun

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 11

yang menampung anak usia lima sampai

dasar

enam tahun. (2) Sekolah Rakyat (SR),

pengaruh besar. Filsafat yang merupakan

lama belajar enam tahun bagi anak usia

sebuah pandangan atau ilmu yang menjadi

tujuh sampai 12 tahun. (3) Sekolah

dasar seseorang atau sekelompok orang guna

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), lama

mengungkap segala sesuatu yang berhubungan

belajar tiga tahun dan berbagi menjadi

dengan kehidupan dan pengalaman manusia

Sekolah

(SMP),

memiliki tiga model menurut George F.

Sekolah Menengah Ekonomi Pertama

Kneller dalam Dwi Siswoyo (2005: 17).

(SMEP), Sekolah Kesejahteraan Keluarga

Filsafat spekulatif dimana upaya mencari

Pertama (SKKP), dan Sekolah Teknik

hingga

(ST). (4) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

menyeluruh dari alam pikiran dan pengalaman

(SLTA), lama belajar tiga tahun dan

dalam dunia pendidikan diwujudkan melalui

empat tahun dan berbagi menjadi Sekolah

serangkaian kegiatan dalam bentuk kurikulum.

Menengah

Menengah

Pertama

dalam

penentuan

menemukan

tujuan

hubungan

memiliki

secara

(SMA),

Sekolah

Dalam kurikulum tersebut terdapat sebuah

Atas

(SMEA),

ukuran atau standar penilaian mengenai nilai,

Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas

perbuatan manusia dan apresiasi seni yang

(SKKA),

Menengah

merupakan pedoman dalam filsafat prespektif.

(STM), Sekolah Pendidikan Guru (SPG),

Serta melalui kurikulum, segala sesuatu yang

dan sekolah menengah kejuruan lainnya.

telah

(5) Perguruan Tinggi tiga tahun sarjana

konsistenan yang terdapat pada cara kita

muda, lima atau tujuh tahun sarjana, dapat

berpikir yang merupakan filsafat analitik.

berbentuk Universitas, Institut, Akademi,

Manusia memiliki

atau Sekolah Tinggi.

kebenaran hingga pada definisi yang paling

Atas

Menengah

Ekonomi

Sekolah

Teknik

Keempat tingkat yakni TK, SR, SLTP,
dan SLTA diatur dalam Undang-Undang

dalam,

diketahui

tidak

menunjukkan

naluri

terkecuali

untuk

dalam

ketidak

mencari

bidang

pendidikan.

No. 4 Tahun 1950 Bab V juncto Undang-

Sebagaimana yang telah diketahui, filsafat

Undang No. 22, Tahun 1961 dan hingga

bagi pendidikan memberi manfaat yang nyata

saat ini sistem persekolahan ini masih

terhadap kurikulum. Menurut S. Nasution

berlaku.

(2008: 28) adanya filsafat pendidikan, peserta
didik memperoleh bimbingan dan arahan
dalam membentuk karakter baru. Selain itu,

2. Aliran Filsafat yang Digunakan
Tujuan pendidikan tidak hanya sekedar

ideologi bangsa dan dasar pendidikan nasional

menjadi arah, melainkan menjadi dasar dalam

dalam hal ini Pancasila menjadi pedoman

penentuan

metode,

dalam menentukan tujuan dari pendidikan. Hal

prosedur mengajar hingga penilaian. Hal ini

ini terlihat dari masing-masing kurikulum

menjadi salah satu alasan bahwa dalam

tersebut berisikan daftar mata pelajaran yang

penyusunan kurikulum, filsafat yang menjadi

diharapkan mampu menjadikan peserta didik

inti

mata

pelajaran,

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

12

sesuai

dengan

tujuan

pendidikan

yang

susunan hidup kebudayaan yang modern

ditetapkan sebelumnya. Meski pada ketiga

menurut Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:

kurikulum tersebut, tujuan yang ada hanya

116). Aliran ini memiliki pengaruh cukup

merupakan bagian kecil dari tujuan pendidikan

besar terhadap Rencana Pelajaran 1947,

nasional berdasarkan UUD 1945.

Rencana Pelajaran Terurai 1952, maupun

Adanya tujuan pendidikan tersebut, terlihat

Kurikulum

Pendidikan

1964

pada

telah

perkembangannya. Susunan mata pelajaran

membentuk karakter peserta didik. Dalam

yang semula dirancang secara sederhana

ketiga kurikulum tersebut, manusia yang

kemudian dikembangkan lebih baik dengan

dihasilkan

menjadi

merombak sebagian isi dari mata pelajaran

pancasilais.

yang ada yang disesuaikan dengan kebudayaan

Mengingat ketiga kurikulum ini disusun

yang ada disekelilingnya. Aliran ini menjadi

dengan mengarah pada pembentukan karakter.

salah satu aliran yang digunakan dalam

Adanya filsafat juga menjadi pedoman dalam

mengembangkan kurikulum atas dasar isu-isu

menentukan cara dan proses yang mesti

sosial

dilakukan guna mencapai tujuan tersebut.

pluralisme budaya dan berwawasan ke depan.

bagaimana

manusia

hasil

dari

diharapkan
yang

mampu

susila,

Nilai-nilai

Pancasila

pedoman

dalam

pendidikan

dan

yang
proses

ada

menjadi

penyampaian

kemasyarakatan

yang

memuat

Selain rekonstruksionisme, Perennialisme
juga

menjadi

salah

satu

aliran

kurikulum, dimana dalam proses pembentukan

mempengaruhi

manusia yang susila dan pancasilais peserta

dalam kurun waktu 1947-1964. Aliran ini

didik mengerti akan nilai agama, humanis,

merupakan aliran filsafat pendidikan tertua

kewarganegaraan, demokratis dan keadilan.

dan paling konservatif (Anik Ghufron, 2008:

Perkembangan anak terjadi secara kontinuitas

06). Dalam Rencana Pelajaran 1947, Rencana

apabila

Pelajaran

dilihat

dari

perjalanan

ketiga

perkembangan

yang

Terurai

1952,

dan

kurikulum

Kurikulum

kurikulum tersebut. Berawal dari mental

Pendidikan 1964, aliran filsafat Perennialisme

kolonial yang diubah mnejadi mental bebas

memiliki tujuan mengembangkan kemampuan

dan merdeka,

intelektual peserta didik melalui pengetahuan

kemudian diarahkan menjadi

manusia yang susila dan pancasilais. Terdapat

yang

kesatuan

pemikiran

yang

bulat

dalam

penerapan

kurikulum tersebut.

universal,

merupakan

seseorang

yang

hasil

dari

memberikan

kesempatan untuk menemukan arah tujuan

Falsafah pendidikan yang dikenal dan

yang jelas. Aliran ini memiliki paham bahwa

berada dalam sekolah pada umumnya terdiri

mata pelajaran yang diajarkan bersifat umum,

atas Rekonstruksisme, dimana aliran ini

bukan spesialis dan menginginkan mata

berwawasan pada tata kehidupan yang lebih

pelajaran yang diajarkan terpisah atau subject.

maju dan modern (Anik Ghufron, 2008: 07)

Aliran ini terlihat lebih dominan karena ketiga

serta berusaha untuk merombak atau merubah

kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964

tata susunan lama dalam membangun tata

bersifat separated subject curriculum. Aliran

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 13

pendidikan

yang

lama serta stabil. Tingkah laku atau prinsip

kebutuhan

yang

behavioristik dalam aliran ini sesuai dengan

awal

Rencana Pembelajaran 1947 dan Rencana

kemerdekaan, melanjutkan sistem pendidikan

Pelajaran Terurai 1952 yang diterapkan pada

kolonial dengan mengganti hal-hal yang

periode

berhubungan dengan kolonialisme merupakan

pendidikan

kebijakan tepat yang diambil berdasarkan

pertumbuhan dan perkembangan baik secara

aliran filsafat ini pada saat itu.

intelektual maupun moral serta membentuk

ini

menekankan

disempurnakan
mendesak.

pada
untuk

Terlihat

pada

keadaan

Aliran Esensialisme juga turut berpengaruh
terhadap pembentukan dan perkembangan

develpoment

dimana

conformism

memiliki

tujuan

untuk

karakter yang penuh dengan kekuatan.
Selain

berpedoman

pada

aliran

kurikulum periode 1947-1964. Aliran ini

Rekonstruksionisme,

mengacu pada hal-hal mendasar atau esensial

Esensialisme, kurikulum dalam kurun waktu

seperti kemampuan membaca, menulis, dan

1947-1964

berhitung. Pada aliran ini menurut Anik

Progresivisme. Aliran ini merupakan aliran

Ghufron

filsafat yang menghendaki adanya perubahan

(2008:

06)

menekankan

pada

juga

Perennialisme

dipengaruhi

dalam

harus menguasai bidang studinya sehingga

menekankan siswa aktif dalam belajar (Anik

diharapkan

Ghufron,

otorita

di

bidang

2008:

pembelajaran

aliran

penguasaan materi pembelajaran, dan guru

memiliki

cara-cara

oleh

dan

07).

Pada

yang

Rencana

ilmunya. Paham ini lebih fleksibel dan terbuka

Pembelajara 1947, Rencana Pelajaran Terurai

terhadap adanya perubahan, toleran dan tidak

1952 dan Kurikulum Pendidikan 1964 terlihat

ada

doktrin

bahwa adanya perubahan dimana dalam

tertentu. Dalam Rencana Pembelajaran 1947,

penyempurnaannya mencoba membuat siswa

Rencana

aktif

keterkaitan

dengan

Pelajaran

sebuah

Terurai

1952,

dan

dalam

belajar.

Dalam

aliran

Kurikulum Pendidikan 1964 memiliki tujuan

Progresivisme ini tugas pendidik tidak hanya

pendidikan

pada

mengajar dalam arti memberi pengetahuan,

Undang-Undang No 4 Tahun 1950 dimana

melainkan juga memberi kesempatan kepada

menginginkan terbentuknya manusia dewasa

peserta didik untuk melaksanakan berbagai

yang susila. Hal ini merupakan tanda bahwa

kegiatan dengan maksud mengembangkan

penyempurnaan

sebelumnya

potensi dan minat anak. Hari Krida yang

fleksibel dan terbuka untuk terjadi perubahan.

dikenal pada ketiga kurikulum dalam kurun

Landasan yang dimaksud dalam aliran ini

waktu 1947-1964 ini menjadi sebuah wadah

harus memiliki kejelasan dan tahan lama serta

yang

stabil terhadap nilai yang jelas. Landasan yang

mengembangkan potensi atau bakat yang

digunakan dalam Rencana Pembelajaran 1947,

dimiliki.

Rencana Pelajaran Terurai 1952 maupun

Pendidikan 1964 yang berkembang pada

Kurikulum Pendidikan 1964 yakni Pancasila

periode

pada hakikatnya memiliki kejelasan dan tahan

mengutamakan

yang

sudah

mengacu

kurikulum

digunakan

Selain

scholary

peserta

itu,

didik

pada

Kurikulum

structuralism,

kemudahan

untuk

harus
dalam

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

14

penyampaian pembelajaran sehingga mampu

Hadjar

mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan

penting yang erat kaitannya dengan asas

sebelumnya sesuai dengan dasar dan tujuan

tawakal tersebut. Manusia pada hakikatnya

yang berlaku.

adalah makhluk bebas tanpa ada batas, tetapi

Keempat aliran filsafat pendidikan tersebut

Dewantara juga

merupakan

asas

kebebasan yang menjaga keselarasan yang

dalam

dinamis. Keselarasan yang dinamis ini berarti

pengembangan kurikulum dalam kurun waktu

manusia mempunyai daya kreatif dan inovatif,

1947-1964. Selain itu, asas yang dikemukakan

dan oleh sebab itu manusia adalah makhluk

oleh Ki Hadjar Dewantara dalam H. A. R

yang produktif. Tanpa adanya kemerdekaan,

Tilaar

memiliki

maka tidak ada kemajuan. Tanpa adanya

pengembangan

kemerdekaan yang diraih melalui perjuangan

masing-masing memiliki

(1995:

504-507)

kontribusinya
pendidikan

pengaruh

juga

dalam
nasional

kurikulum.

khususnya

Asas-Tawakal

melalui

merupakan

pandangan dimana manusia merupakan bagian
dari alam. Bersamaan dengan itu manusia
dapat mengambil jarak dengan alam karena
akal-budinya. Hal ini berkaitan dengan konsep
kebudayaan Jawa yakni Kawula-Gusti. Selama
hidupnya, manusia berganti-ganti sebagai tuan
dan sebagai abdi atau sebagai gusti dan kawula
tergantung kepada situasinya. Manusia itu
sendiri memang bagian dari alam, akan tetapi
dia

dapat

memanfaatkan

kebahagiaan

hidupnya.

alam

untuk

Dengan

ilmu

pengetahuan, manusia dapat memanfaatkan
alam sekitanya tetapi mengubah keseluruhan
hukum alam yang telah diciptakan oleh Tuhan
Yang

Maha

Kuasa.

Melalui

kegiatan

pembelajaran yang menghasilkan ilmu dan
pengalaman
kurikulum

yang
yang

dialami

berdasarkan

dirancang

sebelumnya,

kurikulum yang dirancang dan dikembangkan
dalam

kurun

mengandung

waktu

1947-1964

Asas-Tawakal

dan

juga
konsep

Kawula-Gusti.

Selain itu, kemerdekaan sebagai asas
pendidikan yang juga dikemukakan oleh Ki

nasional,

rancangan

kurikulum

dan

pengembangan kurikulum dalam kurun waktu
1947-1964 tidak dapat direalisasikan.
3. Nilai-nilai Pancasila yang Ingin
Diwujudkan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara
merupakan sebuah kesatuan dimana setiap sila
terdapat

empat

mengandung

sila

lainnya.

Pancasila

yang

dijadikan

nilai-nilai

pegangan

hidup

warga

kehidupan

bermasyarakat,

negara

dalam

berbangsa

dan

bernegara menggambarkan sosok manusia
ideal yang dicita-citakan. Pancasila dijadikan
sebagai

tolak ukur

dalam pembangunan

nasional khususnya dibidang pendidikan (Dwi
Siswoyo, 2013).
Bahan

pelajaran

yang

terdapat

pada

Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran
Terurai 1952, dan Kurikulum Pendidikan 1964
merupakan uraian dari tujuan pendidikan
nasional

yang

dihendak

dicapai

melalui

kurikulum. Sedangkan tujuan tersebut dibuat
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yang dijadikan dasar pendidikan di
Indonesia. Dalam ketiga kurikulum tersebut,

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 15

sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang

serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan

Maha Esa” akan identik dengan nilai agama

negara di atas kepentingan pribadi dan

yang kental. Hal ini menjadi bukti bahwa

golongan.

bangsa

tentang

mengajarkan untuk cinta kepada tanah air

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Indonesia. Nilai ini disampaikan kepada

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-

peserta

masing. Mata pelajaran Pendidikan Agama

Pendidikan

terdapat

Pendidikan

Indonesia

pada

menyatakan

masing-masing

kurikulum.

Namun, penghayatan dan pengamalan sila

Nilai

didik

kewarganegaraan

melalui

ini

mata

pelajaran

Kewarganegaraan,

Sejarah,

Masyarakat

dan

pada

mata

pelajaran yang lain.

pertama ini tidak hanya ditemui pada mata

Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan

pelajaran pendidikan agama saja, karena dalam

yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

sila pertama ini telah dikembangkan mengenai

dalam

sikap

mengandung nilai demokratis. Dimana nilai ini

saling

menghormati,

bebas

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

menjalankan ibadah sesuai dengan agama

menyebutkan

yang dianut, tidak memaksakan suatu agama

kedudukan, hak, kewajiban asasi yang sama

kepada orang lain, serta mengajarkan untuk

sehingga tidak diperbolehkan adanya suatu

bekerja sama antar pemeluk agama guna

paksaan kepada pihak lain. Segala sesuatu

mencapai kerukunan hidup di masyarakat.

yang

Nilai ini juga diajarkan pada mata pelajaran

hendaknya diambil berdasarkan musyawarah

Budi Pekerti, dan Pendidikan Kemasyarakatan.

mufakat. Dalam sila ini juga mengajarkan

Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan

bahwa

menyangkut

untuk

saling

manusia

ini

memiliki

kepentingan

menghargai

bersama

pendapat,

yang Adil dan Beradab” menjadi bukti bahwa

menghormati

setiap warga negara memperoleh pengakuan

menjunjung

dan perlakuan sesuai harkat dan martabat

manusia, nilai kebenaran dan keadilan serta

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,

mengutamakan persatuan dan kesatuan. Nilai-

memiliki persamaan derajat, persamaan hak

nilai ini disampaikan melalui seluruh mata

dan kewajiban tanpa adanya perbedaan. Nilai

pelajaran yang ada pada ketiga kurikulum

humanis

tersebut.

ini

mengajarkan

untuk

saling

mencintai sesama manusia, tenggang rasa serta

kepentingan
tinggi

harkat

orang
dan

lain,

martabat

Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial

tidak semena-mena terhadap orang lain.

bagi

Seluruh

Rakyat

Indonesia”

ini

Masing-masing kurikulum mengajarkan nilai

menyebutkan bahwa setiap warga negara

humanis

pelajaran

Pendidikan

Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang

Pendidikan

Masyarakat,

sama guna menciptakan keadilan sosial dalam

Pendidikan Budi Pekerti dan bahkan pada

kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.

Pendidikan Agama.

Nilai

di

mata

Kewarganegaraan,

Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan
Indonesia” menempatkan persatuan, kesatuan,

keadilan

ini

diterapkan

pada

penyelenggaraan pendidikan ketiga kurikulum
tersebut.

Adanya

persamaan

hak

untuk

Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)

16

memperoleh pendidikan merupakan salah satu

tujuan pendidikan agar sesuai dengan

bentuk nyata pengamalan sila kelima ini.

landasan idiil Indonesia yakni Pancasila.

Dalam seluruh mata pelajaran di dalam ketiga

Perubahan dilakukan sesuai dengan cita-cita

kurikulum tersebut juga disampaikan kepada

bangsa Indonesia yang merdeka, terutama

peserta didik tanpa adanya perbedaan.

dalam Landasan Idiilnya, dasar dan tujuan

Sehingga pada dasarnya Rencana Pelajaran

pendidikan, sistem persekolahan, dan isi

1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan

pendidikan sesuai dengan aspirasi bangsa

Kurikulum

sudah

dan negara untuk memberikan kesempatan

mengandung nilai-nilai dari kelima sila yang

belajar yang seluas-luasnya kepada rakyat

terdapat pada Pancasila. Meski dalam suatu

Indonesia.

Pendidikan

1964

masa Pancasila dijadikan sebagai tameng

Pada tanggal 18 Agustus 1945, bangsa

terhadap manifesto politik yang berlangsung

Indonesia

pada masa tertentu. Seluruh sila yang ada

Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar dan

terdapat di setiap mata pelajaran dari masing-

falsafah negara Indonesia yang sekaligus

masing kurikulum, karena kurikulum tersebut

menjadi dasar pendidikan nasional.

disusun

berdasarkan

Pancasila

yang

merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.

Persekolahan

Undang-Undang

yang

Diterapkan

dalam Kurun Waktu 1947-1964
Sistem persekolahan yang berlaku sejak
tahun

SIMPULAN DAN SARAN

1945

sampai

pendidikan

Simpulan

rendah,

1950

meliputi

pendidikan

guru,

umum, kejuruan, dan pendidikan tinggi.

Berdasarkan
penelitian,

b. Sistem

menetapkan