ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM KURUN WAKTU 1947-1964.
ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM
DALAM KURUN WAKTU 1947-1964
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Endah Nur Iswati
NIM 11110241028
PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEPTEMBER 2015
PERSETUJUAI{
Artikel Jurnal yang berjudul *ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM
KURLTN WAKTU 1947-1964' yang disusun oleh Endah Nur Iswati, NIM
llll024l028 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk dipqblikasikan-
Siswoyq M.Hum.
9531020 198003
l
003
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 1
ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM KURUN WAKTU 1947-1964
THE ANALYSIS OF CURRICULUM PHILOSOPHY DURING 1947-1964
Oleh: Endah Nur Iswati, Kebijakan Pendidikan, endahriswati@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pendidikan, nilai Pancasila serta aliran filsafat yang ada
pada kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan atau
literatur. Pendekatan dalam mengkaji pembahasan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif-deskriptif.
Langkah dalam studi kepustakaan ini yaitu menyiapkan perlengkapan yang digunakan, menyiapkan bibliografi
kerja yang digunakan dalam pencarian sumber data atau heuristik, mengorganisasikan waktu dalam melaksanakan
kritik yang berupa kritik eksternal dan kritik internal, membaca atau interpretasi data penelitian, dan histografi atau
penulisan hasil penelitian. Sumber data yang diperoleh berupa literatur, perundang-undangan dan artikel ilmiah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Dasar dan tujuan pendidikan di Indonesia dalam kurun waktu 1947-1964
berlandaskan Pancasila. Sistem persekolahan yang berlaku yakni pendidikan rendah, pendidikan guru, umum,
kejuruan, dan pendidikan tinggi. (2) Aliran filsafat Perennialisme, Esensialisme, Progresivisme dan
Rekonstruksionisme serta Asas-Tawakal dan Kemerdekaan sebagai Asas Pendidikan memiliki pengaruh terhadap
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964. (3) Nilai-nilai Pancasila yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
dalam kurun waktu 1947-1964 ini adalah nilai agama, humanis, kewarganegaraan, demokrasi, dan keadilan, meski
menjadi manusia berdasarkan citra Pancasila masih belum tercapai sepenuhnya.
Kata kunci: Kurikulum, Filosofi, Kurun Waktu 1947-1964
Abstract
This research was aimed to know educational profiles, Pancasila (five pillars of Indonesia) values and also
philosophy tendency available in the curriculum during 1947-1964. This research used a literature study. The
approach in reviewing discussion on this research was by a descriptive-qualitative approach. Steps in this
literature study namely preparing equipment used, preparing work bibliography used in data source search or
heuristics, organizing time in implementing critics in forms of external and internal, reading or interpreting
research data and histography or research result writings. Data source obtained was in forms of literature,
regulations and scientific articles. The research result showed that: (1) education principles and objectives in
Indonesia during 1947-1964 was based on Pancasila. Schooling system applied i.e. lower education, teacher,
public, vocational educations and higher education. (2) Perennialism, Essentialism, Progressivism and
Reconstructionism philosophy tendency and also trust in God and Independence as educational principles had
influences towards curriculum during 1947-1964; (3) the Pancasila values wished to be materialized through
curriculum during 1947-1964 was religious values, humanist, civics, democracy and justice even though became a
Pancasila image-based human had not been completely achieved.
Keywords: Curriculum, Philosophy, 1947-1964 Periods
tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
PENDAHULUAN
Seperti yang telah diketahui, kurikulum
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Pasal 1 ayat 19. Kurikulum merupakan alat
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
pendidikan yang memiliki peranan penting dalam
cara
berlangsungnya
penyelenggaraan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
Tanpa
kurikulum,
mencapai tujuan pendidikan tertentu, hal ini telah
pendidikan tidak akan berjalan karena pedoman
yang
digunakan
sebagai
pedoman
adanya
pendidikan.
penyelenggaraan
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
2
atau patokan dalam penyelenggaraan pendidikan
dilandasi oleh aliran filsafat yang menganggap
telah terurai secara detail pada kurikulum. Begitu
bahwa manusia memiliki kemampuan dalam
pula sebaliknya, ketika kurikulum yang telah
memahami
tersusun sedemikian rupa tidak akan memiliki
Keterampilan yang telah diperoleh pada masa
makna apabila tidak digunakan dalam proses
pemerintahan kolonial maupun militer Jepang
pendidikan. Hal ini menjadi dasar bahwa
yakni kemampuan membaca, menulis serta
kurikulum memiliki pengaruh yang krusial dalam
berhitung dapat dijadikan modal utama serta
penyelenggaraan pendidikan.
dikembangkan untuk kemajuan pendidikan di
Menurut Hermana Soemantrie (1993: 19),
di dalam kurikulum terdapat dua dimensi yang
kebenaran
Indonesia
yang
universal
sedang
dalam
tersebut.
tahap
penyempurnaan.
dan
Kurikulum yang digunakan pada awal
susunan atau kerangka (structure), dimana pada
kemerdekaan yakni Rencana Pelajaran 1947,
masing-masing dimensi tersebut memiliki arti.
kemudian
Pandangan atau vision merupakan rangkaian dari
Pelajaran
pemikiran para ahli tentang segala sesuatu yang
disempurnakan menjadi Kurikulum Rencana
ingin diketahui oleh manusia melalui proses
Pendidikan 1964 menjadi salah satu bukti bahwa
pendidikan yang berbentuk konsepsi, dimana hal
pendidikan di Indonesia mengalami perubahan
ini
dalam
membentuk,
sering
yaitu
pandangan
dinamakan
filsafat
(vision)
pendidikan.
dikembangkan
Terurai
cara-cara
menjadi
1952,
serta
pembelajaran
Rencana
lebih
yang
Sedangkan kerangka itu sendiri atau structure
dikembangkan sesuai dengan pemahaman filsafat
merupakan terjemahan dari tujuan filosofis yang
pada saat itu. Perkembangan dan perubahan yang
diuraikan ke dalam berbagai bentuk pengalaman
terjadi dalam sektor pendidikan pada awal
operasional selama proses pendidikan dimana hal
kemerdekaan merupakan sebuah kajian yang
ini bermaksud untuk mencapai tujuan dari
menarik untuk lebih dipahami. Mengingat hampir
konsepsi yang ada.
70 tahun Indonesia telah merdeka dan pendidikan
Perkembangan maupun penyempurnaan
kurikulum yang terjadi pada awal kemerdekaan
tidak lantas terlepas begitu saja dari situasi
memiliki pengaruh yang besar dalam mengisi
kemerdekaan tersebut hingga saat ini.
Penulis
menyadari
bahwa
setiap
politik, ekonomi, sosial budaya yang ada. Meski
kurikulum yang dirancang atau didesain pasti
tidak dipungkiri, pada awal kemerdekaan situasi
memiliki landasan atau pedoman yang kuat, salah
ekonomi bangsa Indonesia dan beberapa sektor
satunya aliran filsafat yang dipahami oleh para
lain sempat mengalami kemacetan. Keadaan
perancang kurikulum pendidikan pada awal
ekonomi yang seperti ini juga menjadi bahan
kemerdekaan.
pertimbangan
aktivitas berpikir secara mendalam, kritis dan
dalam
menyusun
dan
Filsafat
merupakan
sebuah
mencoba menjawab segala permasalahan secara
penyelenggaraan pendidikan.
yang
rasional dan sistematis. Permasalahan yang
diangkat pada masa ini tidak hanya dilandasi oleh
dihadapi khususnya pada bidang pendidikan serta
ajaran yang ada pada Al-Qur‟an, melainkan juga
outcomes apa yang ingin diciptakan dijawab
Nilai
universal
nasionalisme
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 3
melalui kurikulum sebagai alat pendidikan yang
menggunakan studi kepustakaan atau literatur
berdasarkan aliran filsafat yang dipahami pada
sebagai metode penelitiannya. Studi kepustakaan
saat itu.
atau library research menurut Mestika Zed
Hal ini menjadi salah satu penyebab
(2008: 03) merupakan serangkaian kegiatan yang
mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan
berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,
mengingat
memiliki
membaca dan mencatat serta mengolah bahan
kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan
penelitian. Studi kepustakaan ini digunakan
argumen secara rasional dan kritis. Sedangkan
karena pada ciri utama studi kepustakaan terdapat
perkembangan
di
pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti
yang
berhadapan langsung dengan teks atau data dan
berkembang pasca kemerdekaan merupakan salah
bukan dengan informan langsung dari lapangan.
satu peristiwa sejarah yang penting dan menarik
Selain itu data pustaka yang akan digunakan
untuk dikupas lebih mendalam. Terlebih lagi
bersifat
Rencana Pelajaran 1947 yang dikembangkan
peneliti berhadapan langsung dengan sumber
menjadi Rencana Pelajaran Terurai 1952 dan
yang telah tersedia. Data yang akan digunakan
disempurnakan menjadi Kurikulum Pendidikan
pada penelitian ini merupakan sumber sekunder,
1964 tercipta pada situasi bangsa Indonesia yang
dalam arti bahan yang digunakan berasal dari
belum
tahap
tangan kedua. Serta pada penelitian ini kondisi
pembangunan diberbagai sektor, serta aliran
data pustaka yang diperlukan tidak terbatas ruang
filsafat yang dominan dan dipahami pada saat itu
dan waktu, karena data yang akan digunakan
mempengaruhi
telah tersimpan dalam rekaman tertulis.
manusia
Indonesia
mampu
secara
alami
kurikulum
berdasarkan
stabil
dan
pendidikan
aliran
masih
perancang
mencapai
filsafat
dalam
kurikulum
tujuan
bangsa
untuk
„siap pakai‟ (readymade) sehingga
melalui
kurikulum. Sehingga para pengisi kemerdekaan
Indonesia pada saat ini mampu mengetahui
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
mengenai
analisis
filosofi
kebenaran dari tujuan yang sebenarnya ingin
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 ini
dicapai
dilaksanakan
oleh
bangsa
Indonesia
melalui
tanpa
adanya
batasan
ruang.
pendidikan. Selain itu, profil pendidikan dalam
Namun, penulis kerap mencari sumber data dan
kurun waktu 1947-1964 serta nilai Pancasila apa
mengolah data tersebut di perpustakaan, seperti di
saja yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta,
dapat menjadi sebuah tolak ukur bagaimana
perpustakaan
keadaan pendidikan di Indonesia pada saat ini.
laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan di
Badan
bulan Juni 2015.
Jenis Penelitian
Skripsi yang berjudul “Analisis Filosofi
Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-1964” ini
penelitian
Daerah
Ilmu
Provinsi
Pendidikan,
Yogyakarta.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 s.d.
METODE PENELITIAN
merupakan
Arsip
Fakultas
kualitatif
yang
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
4
Wardiman Djojonegoro. 1996. Lima Puluh Tahun
Tahapan Penelitian
Perkembangan Pendidikan Indonesia . Jakarta:
Penelitian
tentang
analisis
filosofi
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 ini
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan penelitian
sebagai
berikut:
1.
Persiapan
Penelitian
merupakan langkah awal dalam menentukan
kajian yang akan dibahas dan didalami dalam
skripsi ini. Persiapan penelitian tersusun dalam
beberapa
tahap,
Pengajuan
yaitu:
Penelitian,
(a)
(b)
Penentuan
Bimbingan.
dan
2.
Pelaksanaan Penelitian, tahap ini merupakan
tahap penting dari sebuah penelitian. Langkah
yang
diambil
permasalahan
peneliti
yang
dalam
ada
dalam
mengkaji
skripsi
ini
mengikuti tahapan metode sejarah yang telah
dikemukakan
oleh
Helius
Sjamsuddin
dan
Ismaun (1996: 19-20) yang terdiri dari heuristik,
kritik,
interpretasi
dan
penulisan
sejarah
(historiografi). 3. Teknik Penulisan Laporan,
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sistem penulisan yang sesuai dengan buku
Pedoman Penulisan Tugas Akhir yang diterbitkan
oleh Universitas Negeri Yogyakarta (2011).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
dan Kebudayaan, Depdikbud; Ary H. Gunawan.
1986.
Kebijakan-Kebijakan
Indonesia .
Jakarta:
Bina
Pendidikan
Aksara;
Di
Soegarda
Poerbakawatja. 1970. Pendidikan Dalam Alam
Indonesia Merdeka . Jakarta: PT Gunung Agung;
Sunarso.
2011.
Dinamika
Kewarganegaraan Pada
Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah: Studi Tentang Politik
Pendidikan dan Kurikulum Orde Lama, Orde
Baru dan Era Reformasi. Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. 3.
Laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial,
UNY. Penulis memperoleh referensi berupa
skripsi dari Rahayu Maryanti. 2008. Sistem
Pendidikan Indonesia
Kemerdekaan
Laboratorium
Fakultas
Ilmu
Pada
(1945-1950).
Filsafat
Masa
FIS-UNY.
Sosilogi
Pendidikan,
Revolusi
4.
Pendidikan,
UNY.
Penulis
memperoleh artikel yang ditulis oleh Anik
Ghufran. 2008. Filsafat Pengembang Kurikulum,
Fondasia Majalah Ilmiah Fondasi Pendidikan;
Sumber Data
Vol. 1, No: 9; Th VII. Maret 2008. UNY: FSP,
Dalam
peneliti
Fakultas Ilmu Pendidikan. ISSN 1412-2316. 5.
menggunakan studi literatur dalam pencarian
Dari dosen pembimbing skripsi yaitu Dr. Dwi
sumber
yang
Siswoyo, M. Hum penulis memperoleh tulisan
diperoleh, sebagai berikut: 1. Dari Badan Arsip
pada tahun 2013 dengan judul Philosophy of
Daerah Provinsi Yogyakarta penulis berhasil
Education in Indonesia: Theory and Thoughts of
menemukan monograf tentang Undang-Undang
Institutionalized
No. 4 Tahun 1950 dimana Undang-Undang ini
dimuat dalam Asian Social Science; Vol. 9, No:
merupakan UU Pendidikan pertama yang dibuat
12; 2013; ISSN 1911-2017; E-ISSN 1911-2025.
di
oleh
Diterbitkan oleh Canadian Center of Science and
Koesnodiprodjo, Jakarta: Penerbitan S. K Seno.
Education; Dwi Siswoyo. 2005. Kurikulum Dan
2. Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis, Dinamika
Disini penulis berhasil menemukan buku dari
Pendidikan Edisi Kapita Selekta Pendidikan No.
data.
penelitian
Adapun
Yogyakarta
yang
ini,
sumber
data
terhimpun
State
(PANCASILA)
yang
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 5
01/TH.XII. Maret 2005. UNY: Fakultas Ilmu
yang telah didapat bagaimana keaslian maupun
Pendidikan. ISSN: 0853-151X; serta penulis
keakuratan dari masing-masing sumber sebagai
dipinjami buku H.A.R Tilaar. 1995. 50 Tahun
dasar pertimbangan kritik dan seleksi dalam
Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995.
penyajian hasil akhir sesuai dengan kemampuan
Suatu Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo.
penulis. Sumber sejarah dipilih melalui kritik
eksternal maupun internal sehingga diperoleh
fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan oleh
penelitian. Fungsi dalam tahap ini adalah guna
penulis berdasarkan studi kepustakaan menurut
mengetahui apakah sumber yang telah diperoleh
Mestika Zed (2008:16-23) ini terdiri atas, sebagai
relevan atau tidak dengan permasalahan yang
berikut: 1. Menyiapkan alat perlengkapan yang
dikaji yakni mengenai Kurikulum pada periode
diperlukan. 2. Menyiapkan bibliografi kerja
1947-1964. Tahap kritik ini terdapat dua macam,
(working
kerja
yaitu: (a) Kritik eksternal atau kritik luar,
merupakan catatan mengenai sumber utama yang
merupakan usaha untuk menilai otentitas atau
akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
keaslian sumber sejarah, dan (b) Kritik internal
Dalam langkah ini, peneliti melakukan pencarian
atau kritik dalam, yaitu untuk menilai kredibilitas
sumber (Quellenkunde atau Heuristik) yang
sumber dengan mempersoalkan isinya, maupun
merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak
pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya.
masa lampau yang dikenal sebagai data sejarah.
Dalam tahap kritik ini terhadap sumber tertulis
Pengertian lain, heuristik adalah pencarian dan
yang berupa buku, peneliti melakukan sesuai
pengumpulan sumber-sumber sejarah. Pada tahap
dengan kemampuan, tidak secara ketat namun
ini penulis mengumpulkan data-data sejarah yang
hanya mengklasifikasikannya dari aspek latar
berkaitan dengan sistem pendidikan Indonesia
belakang
khususnya kurikulum yang digunakan pada masa
melakukan kritik eksternal pada buku yang ditulis
revolusi kemerdekaan yakni dalam kurun waktu
oleh Soegarda Poerbakawatja dengan judul
1947-1964. Mengingat keterbatasan penulis maka
Pendidikan Dalam Alam Indonesia Merdeka .
pengumpulan
sumber
Soegarda merupakan salah satu panitia dalam
sekunder berupa dokumen perundang-undangan,
perumusan tujuan pendidikan pada masa revolusi
dokumen profesional, buku-buku yang berkaitan
kemerdekaan. Buku yang dibuat, menurut peneliti
dengan sistem pendidikan pada masa revolusi
dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu juga
kemerdekaan.
waktu.
penulis melakukan kritik eksternal pada tulisan
Peneliti sudah mulai merancang waktu yang akan
dari Dwi Siswoyo, Anik Ghufran dan Ary H.
digunakan
Gunawan
bibliography).
sumber
3.
selama
Bibliografi
primer
dan
Mengorganisasikan
penelitian.
Waktu
disini
penulis
yang
buku
tersebut.
mempunyai
latar
Penulis
belakang
digunakan untuk mengkritik sumber yang sudah
akademis dan ahli di bidangnya sehingga tulisan
diperoleh. Kritik, merupakan proses menganalisis
yang dibuat melalui cara pandang beliau dapat
secara kritis sumber-sumber sejarah yang ada.
dipertanggungjawabkan.
Penulis meneliti dan memeriksa sumber-sumber
kritik
eksternal,
langkah
Setelah
melakukan
selanjutnya
dalah
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
6
melakukan kritik internal. Adapun dalam proses
pada tahap ini juga dilakukan Histografi atau
kritik internal ini penulis melakukannya dengan
proses penyusunan hasil penelitian yang telah
cara membandingkan data serta fakta yang ada
diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang
dalam sumber baik berupa buku maupun artikel.
utuh dalam bentuk skripsi, sehingga dihasilkan
Kritik internal yang penulis lakukan adalah pada
suatu tulisan yang logis dan sistematis.
buku H. A. R Tilaar yang berjudul 50 Tahun
Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan buku dari Wardiman Djojonegoro yang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
berjudul Lima Puluh Tahun Perkembangan
pada tanggal 17 Agustus 1945, perubahan yang
Pendidikan Indonesia . Kedua buku tersebut
terlihat tidak hanya di bidang pemerintahan, akan
menggambarkan secara rinci bagaimana keadaan
tetapi
pendidikan selama 50 tahun terakhir pasca
Perubahan yang terjadi di bidang pendidikan
kemerdekaan yang terdapat perbedaan. H. A. R
merupakan perubahan yang bersifat mendasar,
Tilaar merupakan pakar pendidikan yang lebih
yakni perubahan yang menyangkut penyesuaian
banyak
yang
kebijakan pendidikan dengan dasar dan cita-cita
mempengaruhi jalannya pendidikan pada masa
dari suatu bangsa yang merdeka dan negara yang
itu, sedangkan Wardiman Djojonegoro lebih
merdeka
merinci kurikulum yang diterapkan pada masa
Kemerdekaan yang menjadi babak baru bagi
tersebut. Hal ini menurut penulis berkaitan
Indonesia, diisi dengan mengubah dasar dan
dengan tema yang sedang dikaji dan dapat
tujuan pendidikan agar sesuai dengan landasan
dipertanggungjawabkan. 4. Kegiatan membaca
idiil Indonesia yakni Pancasila. Perubahan yang
dan mencatat bahan penelitian atau dalam sudut
dilakukan disesuaikan dengan cita-cita bangsa
metode sejarah lebih dikenal dengan interpretasi.
Indonesia
Kegiatan ini menanggapi fakta sejarah yang
Landasan Idiilnya, dasar dan tujuan pendidikan,
berasal dari sumber sejarah. Makna yang saling
sistem persekolahan, dan isi pendidikan sesuai
berhubungan
yang
dengan aspirasi bangsa dan negara untuk
diperoleh setelah diterapkan kritik eksternal
memberikan kesempatan belajar yang seluas-
maupun interenal. Mencari keterhubungan antar
luasnya kepada rakyat Indonesia (Wardiman
fakta hingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh
Djojonegoro, 1996: 72).
menuliskan
dari
situasi
fakta-fakta
politik
sejarah
dan rasional. Pendapat yang ada kemudian
dihubungkan
demi
penafsiran
yang
pembahasan
yang
mencapai
berhubungan
dikaji
yakni
koherensi
dengan
Filosofi
Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-1964.
Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti
untuk mengkaji pembahasan dalam skripsi ini
adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Selain itu
juga
terjadi
(Ary
yang
di
H.
bidang
Gunawan,
merdeka,
Sehari
setelah
pendidikan.
1968:
terutama
32).
dalam
Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia
menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara
Indonesia
yang
pendidikan nasional.
sekaligus
menjadi
dasar
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 7
dijalankan
mengeluarkan instruksi umum yang pada intinya
setelah adanya Proklamasi Kemerdekaan oleh
membuang sistem pendidikan kolonial dan
pemerintah disesuaikan berdasarkan Undang-
mengutamakan
Undang Dasar 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1
sistem pendidikan yang lebih demokratis.
yang menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga
Pembahasan
Sistem
persekolahan
yang
negara berhak mendapatkan pengajaran”. Hal ini
kemudian dilanjutkan dalam Undang-Undang
patriotisme
serta
mengubah
1. Profil Pendidikan di Indonesia Dalam
Pendidikan dan Pengajaran Tahun 1950 Bab XI
Kurun Waktu 1947-1964
pasal 17 yang berbunyi bahwa “Tiap-tiap warga
a. Dasar dan Tujuan yang Digunakan dalam
Kurun Waktu 1947-1964
Perubahan
dan
perkembangan
negara republik Indonesia mempunyai hak yang
sama untuk diterima menjadi murid suatu
sekolah, jika memenuhi
syarat-syarat
yang
diterapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada
sekolah itu” (Ary H. Gunawan, 1968: 35).
pendidikan yang dialami oleh bangsa
Indonesia merupakan sebuah perjalanan
panjang dimana pada awal kemerdekaan,
negara Indonesia masih harus berjuang
Dalam rangka mengubah sistem pendidikan
melawan agresi militer Belanda I maupun II
kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional,
demi
perubahan juga terjadi dari segi kurikulum yang
Kemerdekaan merupakan asas pendidikan
lebih disesuaikan dengan kepentingan bangsa
yang harus dimiliki. Sebagaimana asas
yang merdeka. Hal-hal yang patut diperhatikan
kemerdekaan ini merupakan asas yang
adalah sebagai berikut: (1) Pendidikan pikiran
sangat penting dalam perjuangan Taman
harus
harus
Siswa sebagai bentuk perjuangan nasional.
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, (3)
Asas ini erat kaitannya dengan asas tawakal
Memberikan perhatian terhadap kesenian, (4)
dimana manusia tunduk pada hukum alam
Pendidikan watak, (5) Pendidikan jasmani, dan
sebagai bagian dari mesin alam yang
(6) Kewarganegaraan dan Masyarakat.
bergerak
dikurangi,
(2)
Isi
pelajaran
mempertahankan
secara
kemerdekaan.
otomatis
menurut
Tujuan pendidikan nasional pada periode
hukumnya sendiri (H. A. R Tilaar, 1995:
1945 hingga 1950 ini menekankan kepada
504). Sebab pada hakikatnya manusia
penanaman
adalah makhluk yang bebas sehingga
semangat
patriotisme
dan
peningkatan kesadaran nasional, sehingga dengan
kebebasan
semangat
dapat
menjaga keselarasan yang ada. Tanpa
dipertahankan dan diisi (Ary H. Gunawan, 1986:
adanya kemerdekaan, manusia tidak akan
35). Revolusi fisik yang berlanjut, membuat
mengalami kemajuan.
pemerintah
tersebut
kemerdekaan
menyadari
pentingnya
tersebut
Kemerdekaan
mulai
digunakan
yang
diisi
dengan
untuk
diperoleh
mempersiapkan sistem pendidikan yang sesuai
kemudian
adanya
dengan amanat UUD. Hal ini memicu menteri
berbagai pembangunan, termasuk kepada
pendidikan pertama yakni Ki Hadjar Dewantara
sektor pendidikan. Pendidikan merupakan
kegiatan manusia yang sengaja dilakukan
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
8
untuk mencapai pribadi yang dewasa susila.
republik
Komponen utama yang harus ada dalam
majemuk. Kesusilaan
proses pendidikan selain peserta didik dan
merupakan
pendidik adalah kurikulum. Kurikulum
manusia cerdas. Manusia susila disini
menurut S. Nasution (2008: 08) merupakan
merupakan
sesuatu
sebagai
interpersonal yang baik, dan merupakan
pegangan guna mencapai tujuan pendidikan
salah satu aspek dari kecerdasan bangsa
dimana apa yang direncanakan bersifat
yang dimaksud. Menurut Suparlan (2014),
idea, suatu cita-cita manusia atau warga
kecerdasan
negara
kecerdasan spasial/virtual, bahasa, musik,
yang
direncanakan
yang
dibentuk
harapan-harapan
yang
mengandung
sering
terlihat
muluk-muluk. Kurikulum yang berubah dan
berkembang
dan
mengalami
natural,
memiliki
maksud
bagian
yang diharapkan
kecil
pribadi
yang
raga,
kecerdasan
dari
yang
memiliki
dirumuskan
dan
konsep
meliputi
intelektual,
serta
kecerdasan lainnya.
Ketiga kurikulum
yang diterapkan
penyempurnaan dalam kurun waktu 1947-
dalam kurun waktu 1947-1964 ini apabila
1964, merupakan salah satu peristiwa
dilihat dari definisi tentang kurikulum
sejarah
menurut S. Nasution (2008: 09) sudah dapat
pendidikan
yang
membawa
dikatakan
pengaruh pada pendidikan saat ini.
sebagai
produk.
Ketiga
berdasarkan
kurikulum tersebut juga sudah dipandang
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
sebagai program. Rencana Pelajaran 1947,
“mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi
Rencana
salah satu patokan dalam penyusunan
Kurikulum Pendidikan 1964 sudah dapat
kurikulum.
dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan
Tujuan
pendidikan
Rencana
diterapkan
Pelajaran
selain
1947
yang
bermaksud
untuk
akan
Pelajaran
dipelajari
pengetahuan,
Terurai
siswa
sikap,
dan
1952
yang
dan
berupa
keterampilan
mencapai tujuan, juga memiliki maksud
tertentu. Selain itu juga ketiga kurikulum
untuk menumbuhkan semangat patriotisme
yang diterapkan pasca kemerdekaan juga
dan cinta tanah air. Akan tetapi rumusan
sudah dipandang sebagai pengalaman siswa
tujuan pendidikan tersebut tidak sesuai
dimana secara aktual menjadi kenyataan
dengan rumusan tujuan negara yang telah
pada tiap peserta didik.
dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945
Komponen
kurikulum
menurut
S.
yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Nasution (2008: 17) terdiri dari tujuan,
Membentuk manusia susila yang cakap dan
bahan pelajaran, proses belajar mengajar,
warga
ini
evaluasi dan penilaian dimana keempat
merupakan respon karena keadaan negara
komponen ini saling berhubungan dan
yang
mempengaruhi.
negara
terpecah
yang
belah,
demokratis
namun
kurang
Di
dalam
Rencana
mewadahi amanat Pembukaan UUD 1945.
Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran Terurai
Konsep cerdas disini oleh para pendiri
1952, dan Kurikulum Pendidikan 1964
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 9
terdapat bahan pelajaran yang berusaha
kurikulum ini lebih dihubungkan dengan
untuk mencapai tujuan yang sudah disusun
aktivitas sehari-hari.
Proses
Fungsi kurikulum menurut Alexander
belajar mengajar pada ketiga kurikulum ini
Inglis dalam Oemar Hamalik (2013: 13)
masih berpusat kepada pendidik dengan
pada
menekankan pada cara guru mengajar dan
menyebutkan terdapat fungsi penyesuaian,
cara murid mempelajari. Serta evaluasi dan
dimana peserta didik diarahkan untuk selalu
penilaian
mengetahui
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan
apakah tujuan yang ditetapkan sudah dapat
sekitar. Fungsi integrasi di dalam ketiga
tercapai melalui ulangan.
kurikulum tersebut terlihat dari bagaimana
dari
masing-masing
kurikulum.
dilakukan
untuk
Peranan kurikulum menurut Oemar
ketiga
kurikulum
tersebut
setiap peserta didik dikembangkan untuk
Hamalik (2013: 12) sangat penting dalam
memberikan kontribusi
penyelenggaraan
dengan pembentukan dan pengembangan di
konservatif
pendidikan.
memiliki
Peranan
tujuan
untuk
masyarakat.
Fungsi
yang berkaitan
diferensiasi
yang
mentransmisikan dan menafsirkan apa yang
memberikan pelayanan
sudah ditinggalkan untuk generasi muda
didik yang pada hakikatnya memiliki
dimana dalam Rencana Pelajaran 1947,
perbedaan belum teraplikasikan ke dalam
Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan
ketiga kurikulum ini. Fungsi persiapan
Kurikulum Pendidikan 1964 ini, peranan
melalui ketiga kurikulum tersebut sudah
konservatif yang berorientasikan pada masa
nampak. Fungsi pemilihan yang dimiliki
lampau
mulai
kurikulum untuk memilih apa yang ingin
disingkirkan. Peranan kritis dan evaluatif
dikembangkan oleh peserta didik sesuai
yang bertugas menjadi tempat dimana
dengan minat dan potensi yang ada sudah
mampu menilai dan memilih berbagai unsur
tersalurkan
yang ada pada kebudayaan yang telah
tersebut dengan ditandai adanya hari krida.
diwariskan oleh leluhur maupun berperan
Fungsi diagnostik dalam kurikulum yang
dalam mengontrol sosial dan memberi
bermaksud untuk membimbing peserta
penekanan pada unsur kepada peserta didik
didik untuk berkembang secara optimal
untuk
ketiga
belum begitu berfungsi, karena pada ketiga
memiliki
kurikulum tersebut peserta didik hanya
dan
sangat
berpikir
kurikulum
kritis
tersebut
mendasar
dalam
belum
melalui
ketiga
kurikulum
pengaruh yang besar. Peranan kreatif
menerapkan
dimana menciptakan dan menyusun sesuatu
pendidik, dan belum ada upaya dari peserta
haruslah
didik untuk mengetahui apa kekurangan
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat pada saat ini dan di masa yang
akan datang pada ketiga kurikulum tersebut
belum begitu terlihat dari masing-masing
mata pelajaran yang ada, karena ketiga
apa
kepada peserta
yang diajarkan
oleh
dan kelebihan yang dimiliki.
b. Sistem Persekolahan yang Diterapkan
dalam Kurun Waktu 1947-1964
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
10
Susunan persekolahan yang memiliki
jenjang pendidikan akan berada pada
dua versi yang berbeda yakni menurut BP
sekolah tinggi selama 4-6 tahun.
KNIP dan menurut Panitia Penyelidik
melanjutkan ke sekolah menengah tinggi
Sistem persekolahan yang berlaku
sejak tahun 1945 sampai 1950 meliputi
pendidikan rendah, pendidikan guru,
umum, kejuruan, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan
rendah
disini
adalah
pendidikan sekolah dasar yang biasa
disebut Sekolah Rakyat dengan lama
belajar yang semula 3 tahun diubah
menjadi enam tahun. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan taraf pendidikan dan
menampung hasrat yang besar dari
mereka yang ingin bersekolah. Pendidikan
umum terdiri dari dua jenis, yakni
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Lama
waktu belajar SMP adalah tiga tahun,
sedangkan SMT juga tiga tahun setelah
SMP dan setelah lulus dapat melanjutkan
ke perguruan tinggi. Pendidikan guru
merupakan sekolah yang diadakan untuk
menghasilkan guru. Jenis pendidikan guru
adalah Sekolah Guru B (SGB), Sekolah
Guru C (SGC), dan Sekolah Guru A
(SGA) dengan lama pendidikan masingmasing 4 tahun untuk SGB, 2 tahun untuk
SGC dan 3 tahun untuk SGA. Pendidikan
kejuruan terdiri dari pendidikan ekonomi
dan kewanitaan. Pendidikan ekonomi
yang pertama yakni Sekolah Dagang yang
lama pendidikannya tiga tahun sesudah
SR. Pendidikan kewanitaan adalah
Sekolah Kepandaian Putri (SKP) yang
lama belajarnya tiga tahun setelah SR dan
Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP)
empat tahun setelah SMP atau SKP.
Pendidikan Teknik terdiri dari Kursus
Kerajinan Negeri (KKN), Sekolah Teknik
Pertama (STP), Sekolah Teknik (ST),
Sekolah Teknik Menengah (STM) dan
pendidikan guru untuk sekolah teknik.
Pendidikan tinggi pada waktu itu terpecah
antara Pendidikan Tinggi Republik dan
Pendidikan Tinggi Daerah Pendudukan
Belanda (Wardiman Djojonegoro, 1996:
76-79).
Sistem persekolahan yang berlaku
selama 3 tahun atau ke sekolah kejuruan
periode
menengah tinggi. Kemudian setelah itu
penjenjangan
mereka yang masih dapat melanjutkan
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
Pengajaran (H.A.R Tilaar, 1995: 72-73).
Hal ini memiliki maksud bahwa menurut
BP KNIP, sistem persekolahan diawali
dengan sekolah pertama dengan lama
belajar 3 tahun kemudian melanjutkan ke
jenjang sekolah rakyat dengan waktu
belajar yang sama. Kemudian setelah itu
masing-masing peserta didik yang akan
melanjutkan ke sekolah menengah dengan
lama belajar selama 3 tahun diberi
kempatan untuk memilih antara ilmu alam
atau budaya hingga berlanjut ke sekolah
menengah tinggi dengan lama waktu
belajar 3 tahun juga. Bagi mereka yang
mampu dari sekolah menengah tinggi ini
peserta didik dapat melanjutkan jenjang
pendidikannya ke sekolah tinggi.
Sedangkan menurut Panitia Penyelidik
Pengajaran, sistem persekolahan dimulai
dari sekolah rakyat dengan lama belajar 6
tahun. Kemudian ketika akan melanjutkan
ke jenjang berikutnya, peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih antara sekolah
menengah pertama dengan lama belajar 3
tahun atau sekolah kejuruan dengan waktu
belajar selama 3-6 tahun. Bagi mereka
yang
sebelumnya
menengah
kejuruan
pertama
memilih
sekolah
maupun
sekolah
diperbolehkan
untuk
tetap
1951-1965
sebagai
menggunakan
berikut:
(1)
dengan lama belajar satu atau dua tahun
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 11
yang menampung anak usia lima sampai
dasar
enam tahun. (2) Sekolah Rakyat (SR),
pengaruh besar. Filsafat yang merupakan
lama belajar enam tahun bagi anak usia
sebuah pandangan atau ilmu yang menjadi
tujuh sampai 12 tahun. (3) Sekolah
dasar seseorang atau sekelompok orang guna
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), lama
mengungkap segala sesuatu yang berhubungan
belajar tiga tahun dan berbagi menjadi
dengan kehidupan dan pengalaman manusia
Sekolah
(SMP),
memiliki tiga model menurut George F.
Sekolah Menengah Ekonomi Pertama
Kneller dalam Dwi Siswoyo (2005: 17).
(SMEP), Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Filsafat spekulatif dimana upaya mencari
Pertama (SKKP), dan Sekolah Teknik
hingga
(ST). (4) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
menyeluruh dari alam pikiran dan pengalaman
(SLTA), lama belajar tiga tahun dan
dalam dunia pendidikan diwujudkan melalui
empat tahun dan berbagi menjadi Sekolah
serangkaian kegiatan dalam bentuk kurikulum.
Menengah
Menengah
Pertama
dalam
penentuan
menemukan
tujuan
hubungan
memiliki
secara
(SMA),
Sekolah
Dalam kurikulum tersebut terdapat sebuah
Atas
(SMEA),
ukuran atau standar penilaian mengenai nilai,
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas
perbuatan manusia dan apresiasi seni yang
(SKKA),
Menengah
merupakan pedoman dalam filsafat prespektif.
(STM), Sekolah Pendidikan Guru (SPG),
Serta melalui kurikulum, segala sesuatu yang
dan sekolah menengah kejuruan lainnya.
telah
(5) Perguruan Tinggi tiga tahun sarjana
konsistenan yang terdapat pada cara kita
muda, lima atau tujuh tahun sarjana, dapat
berpikir yang merupakan filsafat analitik.
berbentuk Universitas, Institut, Akademi,
Manusia memiliki
atau Sekolah Tinggi.
kebenaran hingga pada definisi yang paling
Atas
Menengah
Ekonomi
Sekolah
Teknik
Keempat tingkat yakni TK, SR, SLTP,
dan SLTA diatur dalam Undang-Undang
dalam,
diketahui
tidak
menunjukkan
naluri
terkecuali
untuk
dalam
ketidak
mencari
bidang
pendidikan.
No. 4 Tahun 1950 Bab V juncto Undang-
Sebagaimana yang telah diketahui, filsafat
Undang No. 22, Tahun 1961 dan hingga
bagi pendidikan memberi manfaat yang nyata
saat ini sistem persekolahan ini masih
terhadap kurikulum. Menurut S. Nasution
berlaku.
(2008: 28) adanya filsafat pendidikan, peserta
didik memperoleh bimbingan dan arahan
dalam membentuk karakter baru. Selain itu,
2. Aliran Filsafat yang Digunakan
Tujuan pendidikan tidak hanya sekedar
ideologi bangsa dan dasar pendidikan nasional
menjadi arah, melainkan menjadi dasar dalam
dalam hal ini Pancasila menjadi pedoman
penentuan
metode,
dalam menentukan tujuan dari pendidikan. Hal
prosedur mengajar hingga penilaian. Hal ini
ini terlihat dari masing-masing kurikulum
menjadi salah satu alasan bahwa dalam
tersebut berisikan daftar mata pelajaran yang
penyusunan kurikulum, filsafat yang menjadi
diharapkan mampu menjadikan peserta didik
inti
mata
pelajaran,
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
12
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
yang
susunan hidup kebudayaan yang modern
ditetapkan sebelumnya. Meski pada ketiga
menurut Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:
kurikulum tersebut, tujuan yang ada hanya
116). Aliran ini memiliki pengaruh cukup
merupakan bagian kecil dari tujuan pendidikan
besar terhadap Rencana Pelajaran 1947,
nasional berdasarkan UUD 1945.
Rencana Pelajaran Terurai 1952, maupun
Adanya tujuan pendidikan tersebut, terlihat
Kurikulum
Pendidikan
1964
pada
telah
perkembangannya. Susunan mata pelajaran
membentuk karakter peserta didik. Dalam
yang semula dirancang secara sederhana
ketiga kurikulum tersebut, manusia yang
kemudian dikembangkan lebih baik dengan
dihasilkan
menjadi
merombak sebagian isi dari mata pelajaran
pancasilais.
yang ada yang disesuaikan dengan kebudayaan
Mengingat ketiga kurikulum ini disusun
yang ada disekelilingnya. Aliran ini menjadi
dengan mengarah pada pembentukan karakter.
salah satu aliran yang digunakan dalam
Adanya filsafat juga menjadi pedoman dalam
mengembangkan kurikulum atas dasar isu-isu
menentukan cara dan proses yang mesti
sosial
dilakukan guna mencapai tujuan tersebut.
pluralisme budaya dan berwawasan ke depan.
bagaimana
manusia
hasil
dari
diharapkan
yang
mampu
susila,
Nilai-nilai
Pancasila
pedoman
dalam
pendidikan
dan
yang
proses
ada
menjadi
penyampaian
kemasyarakatan
yang
memuat
Selain rekonstruksionisme, Perennialisme
juga
menjadi
salah
satu
aliran
kurikulum, dimana dalam proses pembentukan
mempengaruhi
manusia yang susila dan pancasilais peserta
dalam kurun waktu 1947-1964. Aliran ini
didik mengerti akan nilai agama, humanis,
merupakan aliran filsafat pendidikan tertua
kewarganegaraan, demokratis dan keadilan.
dan paling konservatif (Anik Ghufron, 2008:
Perkembangan anak terjadi secara kontinuitas
06). Dalam Rencana Pelajaran 1947, Rencana
apabila
Pelajaran
dilihat
dari
perjalanan
ketiga
perkembangan
yang
Terurai
1952,
dan
kurikulum
Kurikulum
kurikulum tersebut. Berawal dari mental
Pendidikan 1964, aliran filsafat Perennialisme
kolonial yang diubah mnejadi mental bebas
memiliki tujuan mengembangkan kemampuan
dan merdeka,
intelektual peserta didik melalui pengetahuan
kemudian diarahkan menjadi
manusia yang susila dan pancasilais. Terdapat
yang
kesatuan
pemikiran
yang
bulat
dalam
penerapan
kurikulum tersebut.
universal,
merupakan
seseorang
yang
hasil
dari
memberikan
kesempatan untuk menemukan arah tujuan
Falsafah pendidikan yang dikenal dan
yang jelas. Aliran ini memiliki paham bahwa
berada dalam sekolah pada umumnya terdiri
mata pelajaran yang diajarkan bersifat umum,
atas Rekonstruksisme, dimana aliran ini
bukan spesialis dan menginginkan mata
berwawasan pada tata kehidupan yang lebih
pelajaran yang diajarkan terpisah atau subject.
maju dan modern (Anik Ghufron, 2008: 07)
Aliran ini terlihat lebih dominan karena ketiga
serta berusaha untuk merombak atau merubah
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964
tata susunan lama dalam membangun tata
bersifat separated subject curriculum. Aliran
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 13
pendidikan
yang
lama serta stabil. Tingkah laku atau prinsip
kebutuhan
yang
behavioristik dalam aliran ini sesuai dengan
awal
Rencana Pembelajaran 1947 dan Rencana
kemerdekaan, melanjutkan sistem pendidikan
Pelajaran Terurai 1952 yang diterapkan pada
kolonial dengan mengganti hal-hal yang
periode
berhubungan dengan kolonialisme merupakan
pendidikan
kebijakan tepat yang diambil berdasarkan
pertumbuhan dan perkembangan baik secara
aliran filsafat ini pada saat itu.
intelektual maupun moral serta membentuk
ini
menekankan
disempurnakan
mendesak.
pada
untuk
Terlihat
pada
keadaan
Aliran Esensialisme juga turut berpengaruh
terhadap pembentukan dan perkembangan
develpoment
dimana
conformism
memiliki
tujuan
untuk
karakter yang penuh dengan kekuatan.
Selain
berpedoman
pada
aliran
kurikulum periode 1947-1964. Aliran ini
Rekonstruksionisme,
mengacu pada hal-hal mendasar atau esensial
Esensialisme, kurikulum dalam kurun waktu
seperti kemampuan membaca, menulis, dan
1947-1964
berhitung. Pada aliran ini menurut Anik
Progresivisme. Aliran ini merupakan aliran
Ghufron
filsafat yang menghendaki adanya perubahan
(2008:
06)
menekankan
pada
juga
Perennialisme
dipengaruhi
dalam
harus menguasai bidang studinya sehingga
menekankan siswa aktif dalam belajar (Anik
diharapkan
Ghufron,
otorita
di
bidang
2008:
pembelajaran
aliran
penguasaan materi pembelajaran, dan guru
memiliki
cara-cara
oleh
dan
07).
Pada
yang
Rencana
ilmunya. Paham ini lebih fleksibel dan terbuka
Pembelajara 1947, Rencana Pelajaran Terurai
terhadap adanya perubahan, toleran dan tidak
1952 dan Kurikulum Pendidikan 1964 terlihat
ada
doktrin
bahwa adanya perubahan dimana dalam
tertentu. Dalam Rencana Pembelajaran 1947,
penyempurnaannya mencoba membuat siswa
Rencana
aktif
keterkaitan
dengan
Pelajaran
sebuah
Terurai
1952,
dan
dalam
belajar.
Dalam
aliran
Kurikulum Pendidikan 1964 memiliki tujuan
Progresivisme ini tugas pendidik tidak hanya
pendidikan
pada
mengajar dalam arti memberi pengetahuan,
Undang-Undang No 4 Tahun 1950 dimana
melainkan juga memberi kesempatan kepada
menginginkan terbentuknya manusia dewasa
peserta didik untuk melaksanakan berbagai
yang susila. Hal ini merupakan tanda bahwa
kegiatan dengan maksud mengembangkan
penyempurnaan
sebelumnya
potensi dan minat anak. Hari Krida yang
fleksibel dan terbuka untuk terjadi perubahan.
dikenal pada ketiga kurikulum dalam kurun
Landasan yang dimaksud dalam aliran ini
waktu 1947-1964 ini menjadi sebuah wadah
harus memiliki kejelasan dan tahan lama serta
yang
stabil terhadap nilai yang jelas. Landasan yang
mengembangkan potensi atau bakat yang
digunakan dalam Rencana Pembelajaran 1947,
dimiliki.
Rencana Pelajaran Terurai 1952 maupun
Pendidikan 1964 yang berkembang pada
Kurikulum Pendidikan 1964 yakni Pancasila
periode
pada hakikatnya memiliki kejelasan dan tahan
mengutamakan
yang
sudah
mengacu
kurikulum
digunakan
Selain
scholary
peserta
itu,
didik
pada
Kurikulum
structuralism,
kemudahan
untuk
harus
dalam
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
14
penyampaian pembelajaran sehingga mampu
Hadjar
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan
penting yang erat kaitannya dengan asas
sebelumnya sesuai dengan dasar dan tujuan
tawakal tersebut. Manusia pada hakikatnya
yang berlaku.
adalah makhluk bebas tanpa ada batas, tetapi
Keempat aliran filsafat pendidikan tersebut
Dewantara juga
merupakan
asas
kebebasan yang menjaga keselarasan yang
dalam
dinamis. Keselarasan yang dinamis ini berarti
pengembangan kurikulum dalam kurun waktu
manusia mempunyai daya kreatif dan inovatif,
1947-1964. Selain itu, asas yang dikemukakan
dan oleh sebab itu manusia adalah makhluk
oleh Ki Hadjar Dewantara dalam H. A. R
yang produktif. Tanpa adanya kemerdekaan,
Tilaar
memiliki
maka tidak ada kemajuan. Tanpa adanya
pengembangan
kemerdekaan yang diraih melalui perjuangan
masing-masing memiliki
(1995:
504-507)
kontribusinya
pendidikan
pengaruh
juga
dalam
nasional
kurikulum.
khususnya
Asas-Tawakal
melalui
merupakan
pandangan dimana manusia merupakan bagian
dari alam. Bersamaan dengan itu manusia
dapat mengambil jarak dengan alam karena
akal-budinya. Hal ini berkaitan dengan konsep
kebudayaan Jawa yakni Kawula-Gusti. Selama
hidupnya, manusia berganti-ganti sebagai tuan
dan sebagai abdi atau sebagai gusti dan kawula
tergantung kepada situasinya. Manusia itu
sendiri memang bagian dari alam, akan tetapi
dia
dapat
memanfaatkan
kebahagiaan
hidupnya.
alam
untuk
Dengan
ilmu
pengetahuan, manusia dapat memanfaatkan
alam sekitanya tetapi mengubah keseluruhan
hukum alam yang telah diciptakan oleh Tuhan
Yang
Maha
Kuasa.
Melalui
kegiatan
pembelajaran yang menghasilkan ilmu dan
pengalaman
kurikulum
yang
yang
dialami
berdasarkan
dirancang
sebelumnya,
kurikulum yang dirancang dan dikembangkan
dalam
kurun
mengandung
waktu
1947-1964
Asas-Tawakal
dan
juga
konsep
Kawula-Gusti.
Selain itu, kemerdekaan sebagai asas
pendidikan yang juga dikemukakan oleh Ki
nasional,
rancangan
kurikulum
dan
pengembangan kurikulum dalam kurun waktu
1947-1964 tidak dapat direalisasikan.
3. Nilai-nilai Pancasila yang Ingin
Diwujudkan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara
merupakan sebuah kesatuan dimana setiap sila
terdapat
empat
mengandung
sila
lainnya.
Pancasila
yang
dijadikan
nilai-nilai
pegangan
hidup
warga
kehidupan
bermasyarakat,
negara
dalam
berbangsa
dan
bernegara menggambarkan sosok manusia
ideal yang dicita-citakan. Pancasila dijadikan
sebagai
tolak ukur
dalam pembangunan
nasional khususnya dibidang pendidikan (Dwi
Siswoyo, 2013).
Bahan
pelajaran
yang
terdapat
pada
Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran
Terurai 1952, dan Kurikulum Pendidikan 1964
merupakan uraian dari tujuan pendidikan
nasional
yang
dihendak
dicapai
melalui
kurikulum. Sedangkan tujuan tersebut dibuat
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yang dijadikan dasar pendidikan di
Indonesia. Dalam ketiga kurikulum tersebut,
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 15
sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
Maha Esa” akan identik dengan nilai agama
negara di atas kepentingan pribadi dan
yang kental. Hal ini menjadi bukti bahwa
golongan.
bangsa
tentang
mengajarkan untuk cinta kepada tanah air
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Indonesia. Nilai ini disampaikan kepada
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
peserta
masing. Mata pelajaran Pendidikan Agama
Pendidikan
terdapat
Pendidikan
Indonesia
pada
menyatakan
masing-masing
kurikulum.
Namun, penghayatan dan pengamalan sila
Nilai
didik
kewarganegaraan
melalui
ini
mata
pelajaran
Kewarganegaraan,
Sejarah,
Masyarakat
dan
pada
mata
pelajaran yang lain.
pertama ini tidak hanya ditemui pada mata
Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan
pelajaran pendidikan agama saja, karena dalam
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
sila pertama ini telah dikembangkan mengenai
dalam
sikap
mengandung nilai demokratis. Dimana nilai ini
saling
menghormati,
bebas
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama
menyebutkan
yang dianut, tidak memaksakan suatu agama
kedudukan, hak, kewajiban asasi yang sama
kepada orang lain, serta mengajarkan untuk
sehingga tidak diperbolehkan adanya suatu
bekerja sama antar pemeluk agama guna
paksaan kepada pihak lain. Segala sesuatu
mencapai kerukunan hidup di masyarakat.
yang
Nilai ini juga diajarkan pada mata pelajaran
hendaknya diambil berdasarkan musyawarah
Budi Pekerti, dan Pendidikan Kemasyarakatan.
mufakat. Dalam sila ini juga mengajarkan
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan
bahwa
menyangkut
untuk
saling
manusia
ini
memiliki
kepentingan
menghargai
bersama
pendapat,
yang Adil dan Beradab” menjadi bukti bahwa
menghormati
setiap warga negara memperoleh pengakuan
menjunjung
dan perlakuan sesuai harkat dan martabat
manusia, nilai kebenaran dan keadilan serta
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
mengutamakan persatuan dan kesatuan. Nilai-
memiliki persamaan derajat, persamaan hak
nilai ini disampaikan melalui seluruh mata
dan kewajiban tanpa adanya perbedaan. Nilai
pelajaran yang ada pada ketiga kurikulum
humanis
tersebut.
ini
mengajarkan
untuk
saling
mencintai sesama manusia, tenggang rasa serta
kepentingan
tinggi
harkat
orang
dan
lain,
martabat
Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial
tidak semena-mena terhadap orang lain.
bagi
Seluruh
Rakyat
Indonesia”
ini
Masing-masing kurikulum mengajarkan nilai
menyebutkan bahwa setiap warga negara
humanis
pelajaran
Pendidikan
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang
Pendidikan
Masyarakat,
sama guna menciptakan keadilan sosial dalam
Pendidikan Budi Pekerti dan bahkan pada
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Pendidikan Agama.
Nilai
di
mata
Kewarganegaraan,
Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan
Indonesia” menempatkan persatuan, kesatuan,
keadilan
ini
diterapkan
pada
penyelenggaraan pendidikan ketiga kurikulum
tersebut.
Adanya
persamaan
hak
untuk
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
16
memperoleh pendidikan merupakan salah satu
tujuan pendidikan agar sesuai dengan
bentuk nyata pengamalan sila kelima ini.
landasan idiil Indonesia yakni Pancasila.
Dalam seluruh mata pelajaran di dalam ketiga
Perubahan dilakukan sesuai dengan cita-cita
kurikulum tersebut juga disampaikan kepada
bangsa Indonesia yang merdeka, terutama
peserta didik tanpa adanya perbedaan.
dalam Landasan Idiilnya, dasar dan tujuan
Sehingga pada dasarnya Rencana Pelajaran
pendidikan, sistem persekolahan, dan isi
1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan
pendidikan sesuai dengan aspirasi bangsa
Kurikulum
sudah
dan negara untuk memberikan kesempatan
mengandung nilai-nilai dari kelima sila yang
belajar yang seluas-luasnya kepada rakyat
terdapat pada Pancasila. Meski dalam suatu
Indonesia.
Pendidikan
1964
masa Pancasila dijadikan sebagai tameng
Pada tanggal 18 Agustus 1945, bangsa
terhadap manifesto politik yang berlangsung
Indonesia
pada masa tertentu. Seluruh sila yang ada
Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar dan
terdapat di setiap mata pelajaran dari masing-
falsafah negara Indonesia yang sekaligus
masing kurikulum, karena kurikulum tersebut
menjadi dasar pendidikan nasional.
disusun
berdasarkan
Pancasila
yang
merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Persekolahan
Undang-Undang
yang
Diterapkan
dalam Kurun Waktu 1947-1964
Sistem persekolahan yang berlaku sejak
tahun
SIMPULAN DAN SARAN
1945
sampai
pendidikan
Simpulan
rendah,
1950
meliputi
pendidikan
guru,
umum, kejuruan, dan pendidikan tinggi.
Berdasarkan
penelitian,
b. Sistem
menetapkan
DALAM KURUN WAKTU 1947-1964
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Endah Nur Iswati
NIM 11110241028
PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEPTEMBER 2015
PERSETUJUAI{
Artikel Jurnal yang berjudul *ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM
KURLTN WAKTU 1947-1964' yang disusun oleh Endah Nur Iswati, NIM
llll024l028 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk dipqblikasikan-
Siswoyq M.Hum.
9531020 198003
l
003
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 1
ANALISIS FILOSOFI KURIKULUM DALAM KURUN WAKTU 1947-1964
THE ANALYSIS OF CURRICULUM PHILOSOPHY DURING 1947-1964
Oleh: Endah Nur Iswati, Kebijakan Pendidikan, endahriswati@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pendidikan, nilai Pancasila serta aliran filsafat yang ada
pada kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan atau
literatur. Pendekatan dalam mengkaji pembahasan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif-deskriptif.
Langkah dalam studi kepustakaan ini yaitu menyiapkan perlengkapan yang digunakan, menyiapkan bibliografi
kerja yang digunakan dalam pencarian sumber data atau heuristik, mengorganisasikan waktu dalam melaksanakan
kritik yang berupa kritik eksternal dan kritik internal, membaca atau interpretasi data penelitian, dan histografi atau
penulisan hasil penelitian. Sumber data yang diperoleh berupa literatur, perundang-undangan dan artikel ilmiah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Dasar dan tujuan pendidikan di Indonesia dalam kurun waktu 1947-1964
berlandaskan Pancasila. Sistem persekolahan yang berlaku yakni pendidikan rendah, pendidikan guru, umum,
kejuruan, dan pendidikan tinggi. (2) Aliran filsafat Perennialisme, Esensialisme, Progresivisme dan
Rekonstruksionisme serta Asas-Tawakal dan Kemerdekaan sebagai Asas Pendidikan memiliki pengaruh terhadap
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964. (3) Nilai-nilai Pancasila yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
dalam kurun waktu 1947-1964 ini adalah nilai agama, humanis, kewarganegaraan, demokrasi, dan keadilan, meski
menjadi manusia berdasarkan citra Pancasila masih belum tercapai sepenuhnya.
Kata kunci: Kurikulum, Filosofi, Kurun Waktu 1947-1964
Abstract
This research was aimed to know educational profiles, Pancasila (five pillars of Indonesia) values and also
philosophy tendency available in the curriculum during 1947-1964. This research used a literature study. The
approach in reviewing discussion on this research was by a descriptive-qualitative approach. Steps in this
literature study namely preparing equipment used, preparing work bibliography used in data source search or
heuristics, organizing time in implementing critics in forms of external and internal, reading or interpreting
research data and histography or research result writings. Data source obtained was in forms of literature,
regulations and scientific articles. The research result showed that: (1) education principles and objectives in
Indonesia during 1947-1964 was based on Pancasila. Schooling system applied i.e. lower education, teacher,
public, vocational educations and higher education. (2) Perennialism, Essentialism, Progressivism and
Reconstructionism philosophy tendency and also trust in God and Independence as educational principles had
influences towards curriculum during 1947-1964; (3) the Pancasila values wished to be materialized through
curriculum during 1947-1964 was religious values, humanist, civics, democracy and justice even though became a
Pancasila image-based human had not been completely achieved.
Keywords: Curriculum, Philosophy, 1947-1964 Periods
tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
PENDAHULUAN
Seperti yang telah diketahui, kurikulum
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Pasal 1 ayat 19. Kurikulum merupakan alat
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
pendidikan yang memiliki peranan penting dalam
cara
berlangsungnya
penyelenggaraan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
Tanpa
kurikulum,
mencapai tujuan pendidikan tertentu, hal ini telah
pendidikan tidak akan berjalan karena pedoman
yang
digunakan
sebagai
pedoman
adanya
pendidikan.
penyelenggaraan
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
2
atau patokan dalam penyelenggaraan pendidikan
dilandasi oleh aliran filsafat yang menganggap
telah terurai secara detail pada kurikulum. Begitu
bahwa manusia memiliki kemampuan dalam
pula sebaliknya, ketika kurikulum yang telah
memahami
tersusun sedemikian rupa tidak akan memiliki
Keterampilan yang telah diperoleh pada masa
makna apabila tidak digunakan dalam proses
pemerintahan kolonial maupun militer Jepang
pendidikan. Hal ini menjadi dasar bahwa
yakni kemampuan membaca, menulis serta
kurikulum memiliki pengaruh yang krusial dalam
berhitung dapat dijadikan modal utama serta
penyelenggaraan pendidikan.
dikembangkan untuk kemajuan pendidikan di
Menurut Hermana Soemantrie (1993: 19),
di dalam kurikulum terdapat dua dimensi yang
kebenaran
Indonesia
yang
universal
sedang
dalam
tersebut.
tahap
penyempurnaan.
dan
Kurikulum yang digunakan pada awal
susunan atau kerangka (structure), dimana pada
kemerdekaan yakni Rencana Pelajaran 1947,
masing-masing dimensi tersebut memiliki arti.
kemudian
Pandangan atau vision merupakan rangkaian dari
Pelajaran
pemikiran para ahli tentang segala sesuatu yang
disempurnakan menjadi Kurikulum Rencana
ingin diketahui oleh manusia melalui proses
Pendidikan 1964 menjadi salah satu bukti bahwa
pendidikan yang berbentuk konsepsi, dimana hal
pendidikan di Indonesia mengalami perubahan
ini
dalam
membentuk,
sering
yaitu
pandangan
dinamakan
filsafat
(vision)
pendidikan.
dikembangkan
Terurai
cara-cara
menjadi
1952,
serta
pembelajaran
Rencana
lebih
yang
Sedangkan kerangka itu sendiri atau structure
dikembangkan sesuai dengan pemahaman filsafat
merupakan terjemahan dari tujuan filosofis yang
pada saat itu. Perkembangan dan perubahan yang
diuraikan ke dalam berbagai bentuk pengalaman
terjadi dalam sektor pendidikan pada awal
operasional selama proses pendidikan dimana hal
kemerdekaan merupakan sebuah kajian yang
ini bermaksud untuk mencapai tujuan dari
menarik untuk lebih dipahami. Mengingat hampir
konsepsi yang ada.
70 tahun Indonesia telah merdeka dan pendidikan
Perkembangan maupun penyempurnaan
kurikulum yang terjadi pada awal kemerdekaan
tidak lantas terlepas begitu saja dari situasi
memiliki pengaruh yang besar dalam mengisi
kemerdekaan tersebut hingga saat ini.
Penulis
menyadari
bahwa
setiap
politik, ekonomi, sosial budaya yang ada. Meski
kurikulum yang dirancang atau didesain pasti
tidak dipungkiri, pada awal kemerdekaan situasi
memiliki landasan atau pedoman yang kuat, salah
ekonomi bangsa Indonesia dan beberapa sektor
satunya aliran filsafat yang dipahami oleh para
lain sempat mengalami kemacetan. Keadaan
perancang kurikulum pendidikan pada awal
ekonomi yang seperti ini juga menjadi bahan
kemerdekaan.
pertimbangan
aktivitas berpikir secara mendalam, kritis dan
dalam
menyusun
dan
Filsafat
merupakan
sebuah
mencoba menjawab segala permasalahan secara
penyelenggaraan pendidikan.
yang
rasional dan sistematis. Permasalahan yang
diangkat pada masa ini tidak hanya dilandasi oleh
dihadapi khususnya pada bidang pendidikan serta
ajaran yang ada pada Al-Qur‟an, melainkan juga
outcomes apa yang ingin diciptakan dijawab
Nilai
universal
nasionalisme
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 3
melalui kurikulum sebagai alat pendidikan yang
menggunakan studi kepustakaan atau literatur
berdasarkan aliran filsafat yang dipahami pada
sebagai metode penelitiannya. Studi kepustakaan
saat itu.
atau library research menurut Mestika Zed
Hal ini menjadi salah satu penyebab
(2008: 03) merupakan serangkaian kegiatan yang
mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan
berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,
mengingat
memiliki
membaca dan mencatat serta mengolah bahan
kemampuan untuk berpikir dan mengungkapkan
penelitian. Studi kepustakaan ini digunakan
argumen secara rasional dan kritis. Sedangkan
karena pada ciri utama studi kepustakaan terdapat
perkembangan
di
pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti
yang
berhadapan langsung dengan teks atau data dan
berkembang pasca kemerdekaan merupakan salah
bukan dengan informan langsung dari lapangan.
satu peristiwa sejarah yang penting dan menarik
Selain itu data pustaka yang akan digunakan
untuk dikupas lebih mendalam. Terlebih lagi
bersifat
Rencana Pelajaran 1947 yang dikembangkan
peneliti berhadapan langsung dengan sumber
menjadi Rencana Pelajaran Terurai 1952 dan
yang telah tersedia. Data yang akan digunakan
disempurnakan menjadi Kurikulum Pendidikan
pada penelitian ini merupakan sumber sekunder,
1964 tercipta pada situasi bangsa Indonesia yang
dalam arti bahan yang digunakan berasal dari
belum
tahap
tangan kedua. Serta pada penelitian ini kondisi
pembangunan diberbagai sektor, serta aliran
data pustaka yang diperlukan tidak terbatas ruang
filsafat yang dominan dan dipahami pada saat itu
dan waktu, karena data yang akan digunakan
mempengaruhi
telah tersimpan dalam rekaman tertulis.
manusia
Indonesia
mampu
secara
alami
kurikulum
berdasarkan
stabil
dan
pendidikan
aliran
masih
perancang
mencapai
filsafat
dalam
kurikulum
tujuan
bangsa
untuk
„siap pakai‟ (readymade) sehingga
melalui
kurikulum. Sehingga para pengisi kemerdekaan
Indonesia pada saat ini mampu mengetahui
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
mengenai
analisis
filosofi
kebenaran dari tujuan yang sebenarnya ingin
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 ini
dicapai
dilaksanakan
oleh
bangsa
Indonesia
melalui
tanpa
adanya
batasan
ruang.
pendidikan. Selain itu, profil pendidikan dalam
Namun, penulis kerap mencari sumber data dan
kurun waktu 1947-1964 serta nilai Pancasila apa
mengolah data tersebut di perpustakaan, seperti di
saja yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta,
dapat menjadi sebuah tolak ukur bagaimana
perpustakaan
keadaan pendidikan di Indonesia pada saat ini.
laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan di
Badan
bulan Juni 2015.
Jenis Penelitian
Skripsi yang berjudul “Analisis Filosofi
Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-1964” ini
penelitian
Daerah
Ilmu
Provinsi
Pendidikan,
Yogyakarta.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 s.d.
METODE PENELITIAN
merupakan
Arsip
Fakultas
kualitatif
yang
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
4
Wardiman Djojonegoro. 1996. Lima Puluh Tahun
Tahapan Penelitian
Perkembangan Pendidikan Indonesia . Jakarta:
Penelitian
tentang
analisis
filosofi
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 ini
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan penelitian
sebagai
berikut:
1.
Persiapan
Penelitian
merupakan langkah awal dalam menentukan
kajian yang akan dibahas dan didalami dalam
skripsi ini. Persiapan penelitian tersusun dalam
beberapa
tahap,
Pengajuan
yaitu:
Penelitian,
(a)
(b)
Penentuan
Bimbingan.
dan
2.
Pelaksanaan Penelitian, tahap ini merupakan
tahap penting dari sebuah penelitian. Langkah
yang
diambil
permasalahan
peneliti
yang
dalam
ada
dalam
mengkaji
skripsi
ini
mengikuti tahapan metode sejarah yang telah
dikemukakan
oleh
Helius
Sjamsuddin
dan
Ismaun (1996: 19-20) yang terdiri dari heuristik,
kritik,
interpretasi
dan
penulisan
sejarah
(historiografi). 3. Teknik Penulisan Laporan,
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sistem penulisan yang sesuai dengan buku
Pedoman Penulisan Tugas Akhir yang diterbitkan
oleh Universitas Negeri Yogyakarta (2011).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
dan Kebudayaan, Depdikbud; Ary H. Gunawan.
1986.
Kebijakan-Kebijakan
Indonesia .
Jakarta:
Bina
Pendidikan
Aksara;
Di
Soegarda
Poerbakawatja. 1970. Pendidikan Dalam Alam
Indonesia Merdeka . Jakarta: PT Gunung Agung;
Sunarso.
2011.
Dinamika
Kewarganegaraan Pada
Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah: Studi Tentang Politik
Pendidikan dan Kurikulum Orde Lama, Orde
Baru dan Era Reformasi. Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. 3.
Laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial,
UNY. Penulis memperoleh referensi berupa
skripsi dari Rahayu Maryanti. 2008. Sistem
Pendidikan Indonesia
Kemerdekaan
Laboratorium
Fakultas
Ilmu
Pada
(1945-1950).
Filsafat
Masa
FIS-UNY.
Sosilogi
Pendidikan,
Revolusi
4.
Pendidikan,
UNY.
Penulis
memperoleh artikel yang ditulis oleh Anik
Ghufran. 2008. Filsafat Pengembang Kurikulum,
Fondasia Majalah Ilmiah Fondasi Pendidikan;
Sumber Data
Vol. 1, No: 9; Th VII. Maret 2008. UNY: FSP,
Dalam
peneliti
Fakultas Ilmu Pendidikan. ISSN 1412-2316. 5.
menggunakan studi literatur dalam pencarian
Dari dosen pembimbing skripsi yaitu Dr. Dwi
sumber
yang
Siswoyo, M. Hum penulis memperoleh tulisan
diperoleh, sebagai berikut: 1. Dari Badan Arsip
pada tahun 2013 dengan judul Philosophy of
Daerah Provinsi Yogyakarta penulis berhasil
Education in Indonesia: Theory and Thoughts of
menemukan monograf tentang Undang-Undang
Institutionalized
No. 4 Tahun 1950 dimana Undang-Undang ini
dimuat dalam Asian Social Science; Vol. 9, No:
merupakan UU Pendidikan pertama yang dibuat
12; 2013; ISSN 1911-2017; E-ISSN 1911-2025.
di
oleh
Diterbitkan oleh Canadian Center of Science and
Koesnodiprodjo, Jakarta: Penerbitan S. K Seno.
Education; Dwi Siswoyo. 2005. Kurikulum Dan
2. Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis, Dinamika
Disini penulis berhasil menemukan buku dari
Pendidikan Edisi Kapita Selekta Pendidikan No.
data.
penelitian
Adapun
Yogyakarta
yang
ini,
sumber
data
terhimpun
State
(PANCASILA)
yang
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 5
01/TH.XII. Maret 2005. UNY: Fakultas Ilmu
yang telah didapat bagaimana keaslian maupun
Pendidikan. ISSN: 0853-151X; serta penulis
keakuratan dari masing-masing sumber sebagai
dipinjami buku H.A.R Tilaar. 1995. 50 Tahun
dasar pertimbangan kritik dan seleksi dalam
Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995.
penyajian hasil akhir sesuai dengan kemampuan
Suatu Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo.
penulis. Sumber sejarah dipilih melalui kritik
eksternal maupun internal sehingga diperoleh
fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan oleh
penelitian. Fungsi dalam tahap ini adalah guna
penulis berdasarkan studi kepustakaan menurut
mengetahui apakah sumber yang telah diperoleh
Mestika Zed (2008:16-23) ini terdiri atas, sebagai
relevan atau tidak dengan permasalahan yang
berikut: 1. Menyiapkan alat perlengkapan yang
dikaji yakni mengenai Kurikulum pada periode
diperlukan. 2. Menyiapkan bibliografi kerja
1947-1964. Tahap kritik ini terdapat dua macam,
(working
kerja
yaitu: (a) Kritik eksternal atau kritik luar,
merupakan catatan mengenai sumber utama yang
merupakan usaha untuk menilai otentitas atau
akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
keaslian sumber sejarah, dan (b) Kritik internal
Dalam langkah ini, peneliti melakukan pencarian
atau kritik dalam, yaitu untuk menilai kredibilitas
sumber (Quellenkunde atau Heuristik) yang
sumber dengan mempersoalkan isinya, maupun
merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak
pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya.
masa lampau yang dikenal sebagai data sejarah.
Dalam tahap kritik ini terhadap sumber tertulis
Pengertian lain, heuristik adalah pencarian dan
yang berupa buku, peneliti melakukan sesuai
pengumpulan sumber-sumber sejarah. Pada tahap
dengan kemampuan, tidak secara ketat namun
ini penulis mengumpulkan data-data sejarah yang
hanya mengklasifikasikannya dari aspek latar
berkaitan dengan sistem pendidikan Indonesia
belakang
khususnya kurikulum yang digunakan pada masa
melakukan kritik eksternal pada buku yang ditulis
revolusi kemerdekaan yakni dalam kurun waktu
oleh Soegarda Poerbakawatja dengan judul
1947-1964. Mengingat keterbatasan penulis maka
Pendidikan Dalam Alam Indonesia Merdeka .
pengumpulan
sumber
Soegarda merupakan salah satu panitia dalam
sekunder berupa dokumen perundang-undangan,
perumusan tujuan pendidikan pada masa revolusi
dokumen profesional, buku-buku yang berkaitan
kemerdekaan. Buku yang dibuat, menurut peneliti
dengan sistem pendidikan pada masa revolusi
dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu juga
kemerdekaan.
waktu.
penulis melakukan kritik eksternal pada tulisan
Peneliti sudah mulai merancang waktu yang akan
dari Dwi Siswoyo, Anik Ghufran dan Ary H.
digunakan
Gunawan
bibliography).
sumber
3.
selama
Bibliografi
primer
dan
Mengorganisasikan
penelitian.
Waktu
disini
penulis
yang
buku
tersebut.
mempunyai
latar
Penulis
belakang
digunakan untuk mengkritik sumber yang sudah
akademis dan ahli di bidangnya sehingga tulisan
diperoleh. Kritik, merupakan proses menganalisis
yang dibuat melalui cara pandang beliau dapat
secara kritis sumber-sumber sejarah yang ada.
dipertanggungjawabkan.
Penulis meneliti dan memeriksa sumber-sumber
kritik
eksternal,
langkah
Setelah
melakukan
selanjutnya
dalah
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
6
melakukan kritik internal. Adapun dalam proses
pada tahap ini juga dilakukan Histografi atau
kritik internal ini penulis melakukannya dengan
proses penyusunan hasil penelitian yang telah
cara membandingkan data serta fakta yang ada
diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang
dalam sumber baik berupa buku maupun artikel.
utuh dalam bentuk skripsi, sehingga dihasilkan
Kritik internal yang penulis lakukan adalah pada
suatu tulisan yang logis dan sistematis.
buku H. A. R Tilaar yang berjudul 50 Tahun
Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan buku dari Wardiman Djojonegoro yang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
berjudul Lima Puluh Tahun Perkembangan
pada tanggal 17 Agustus 1945, perubahan yang
Pendidikan Indonesia . Kedua buku tersebut
terlihat tidak hanya di bidang pemerintahan, akan
menggambarkan secara rinci bagaimana keadaan
tetapi
pendidikan selama 50 tahun terakhir pasca
Perubahan yang terjadi di bidang pendidikan
kemerdekaan yang terdapat perbedaan. H. A. R
merupakan perubahan yang bersifat mendasar,
Tilaar merupakan pakar pendidikan yang lebih
yakni perubahan yang menyangkut penyesuaian
banyak
yang
kebijakan pendidikan dengan dasar dan cita-cita
mempengaruhi jalannya pendidikan pada masa
dari suatu bangsa yang merdeka dan negara yang
itu, sedangkan Wardiman Djojonegoro lebih
merdeka
merinci kurikulum yang diterapkan pada masa
Kemerdekaan yang menjadi babak baru bagi
tersebut. Hal ini menurut penulis berkaitan
Indonesia, diisi dengan mengubah dasar dan
dengan tema yang sedang dikaji dan dapat
tujuan pendidikan agar sesuai dengan landasan
dipertanggungjawabkan. 4. Kegiatan membaca
idiil Indonesia yakni Pancasila. Perubahan yang
dan mencatat bahan penelitian atau dalam sudut
dilakukan disesuaikan dengan cita-cita bangsa
metode sejarah lebih dikenal dengan interpretasi.
Indonesia
Kegiatan ini menanggapi fakta sejarah yang
Landasan Idiilnya, dasar dan tujuan pendidikan,
berasal dari sumber sejarah. Makna yang saling
sistem persekolahan, dan isi pendidikan sesuai
berhubungan
yang
dengan aspirasi bangsa dan negara untuk
diperoleh setelah diterapkan kritik eksternal
memberikan kesempatan belajar yang seluas-
maupun interenal. Mencari keterhubungan antar
luasnya kepada rakyat Indonesia (Wardiman
fakta hingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh
Djojonegoro, 1996: 72).
menuliskan
dari
situasi
fakta-fakta
politik
sejarah
dan rasional. Pendapat yang ada kemudian
dihubungkan
demi
penafsiran
yang
pembahasan
yang
mencapai
berhubungan
dikaji
yakni
koherensi
dengan
Filosofi
Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-1964.
Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti
untuk mengkaji pembahasan dalam skripsi ini
adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Selain itu
juga
terjadi
(Ary
yang
di
H.
bidang
Gunawan,
merdeka,
Sehari
setelah
pendidikan.
1968:
terutama
32).
dalam
Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia
menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara
Indonesia
yang
pendidikan nasional.
sekaligus
menjadi
dasar
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 7
dijalankan
mengeluarkan instruksi umum yang pada intinya
setelah adanya Proklamasi Kemerdekaan oleh
membuang sistem pendidikan kolonial dan
pemerintah disesuaikan berdasarkan Undang-
mengutamakan
Undang Dasar 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1
sistem pendidikan yang lebih demokratis.
yang menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga
Pembahasan
Sistem
persekolahan
yang
negara berhak mendapatkan pengajaran”. Hal ini
kemudian dilanjutkan dalam Undang-Undang
patriotisme
serta
mengubah
1. Profil Pendidikan di Indonesia Dalam
Pendidikan dan Pengajaran Tahun 1950 Bab XI
Kurun Waktu 1947-1964
pasal 17 yang berbunyi bahwa “Tiap-tiap warga
a. Dasar dan Tujuan yang Digunakan dalam
Kurun Waktu 1947-1964
Perubahan
dan
perkembangan
negara republik Indonesia mempunyai hak yang
sama untuk diterima menjadi murid suatu
sekolah, jika memenuhi
syarat-syarat
yang
diterapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada
sekolah itu” (Ary H. Gunawan, 1968: 35).
pendidikan yang dialami oleh bangsa
Indonesia merupakan sebuah perjalanan
panjang dimana pada awal kemerdekaan,
negara Indonesia masih harus berjuang
Dalam rangka mengubah sistem pendidikan
melawan agresi militer Belanda I maupun II
kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional,
demi
perubahan juga terjadi dari segi kurikulum yang
Kemerdekaan merupakan asas pendidikan
lebih disesuaikan dengan kepentingan bangsa
yang harus dimiliki. Sebagaimana asas
yang merdeka. Hal-hal yang patut diperhatikan
kemerdekaan ini merupakan asas yang
adalah sebagai berikut: (1) Pendidikan pikiran
sangat penting dalam perjuangan Taman
harus
harus
Siswa sebagai bentuk perjuangan nasional.
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, (3)
Asas ini erat kaitannya dengan asas tawakal
Memberikan perhatian terhadap kesenian, (4)
dimana manusia tunduk pada hukum alam
Pendidikan watak, (5) Pendidikan jasmani, dan
sebagai bagian dari mesin alam yang
(6) Kewarganegaraan dan Masyarakat.
bergerak
dikurangi,
(2)
Isi
pelajaran
mempertahankan
secara
kemerdekaan.
otomatis
menurut
Tujuan pendidikan nasional pada periode
hukumnya sendiri (H. A. R Tilaar, 1995:
1945 hingga 1950 ini menekankan kepada
504). Sebab pada hakikatnya manusia
penanaman
adalah makhluk yang bebas sehingga
semangat
patriotisme
dan
peningkatan kesadaran nasional, sehingga dengan
kebebasan
semangat
dapat
menjaga keselarasan yang ada. Tanpa
dipertahankan dan diisi (Ary H. Gunawan, 1986:
adanya kemerdekaan, manusia tidak akan
35). Revolusi fisik yang berlanjut, membuat
mengalami kemajuan.
pemerintah
tersebut
kemerdekaan
menyadari
pentingnya
tersebut
Kemerdekaan
mulai
digunakan
yang
diisi
dengan
untuk
diperoleh
mempersiapkan sistem pendidikan yang sesuai
kemudian
adanya
dengan amanat UUD. Hal ini memicu menteri
berbagai pembangunan, termasuk kepada
pendidikan pertama yakni Ki Hadjar Dewantara
sektor pendidikan. Pendidikan merupakan
kegiatan manusia yang sengaja dilakukan
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
8
untuk mencapai pribadi yang dewasa susila.
republik
Komponen utama yang harus ada dalam
majemuk. Kesusilaan
proses pendidikan selain peserta didik dan
merupakan
pendidik adalah kurikulum. Kurikulum
manusia cerdas. Manusia susila disini
menurut S. Nasution (2008: 08) merupakan
merupakan
sesuatu
sebagai
interpersonal yang baik, dan merupakan
pegangan guna mencapai tujuan pendidikan
salah satu aspek dari kecerdasan bangsa
dimana apa yang direncanakan bersifat
yang dimaksud. Menurut Suparlan (2014),
idea, suatu cita-cita manusia atau warga
kecerdasan
negara
kecerdasan spasial/virtual, bahasa, musik,
yang
direncanakan
yang
dibentuk
harapan-harapan
yang
mengandung
sering
terlihat
muluk-muluk. Kurikulum yang berubah dan
berkembang
dan
mengalami
natural,
memiliki
maksud
bagian
yang diharapkan
kecil
pribadi
yang
raga,
kecerdasan
dari
yang
memiliki
dirumuskan
dan
konsep
meliputi
intelektual,
serta
kecerdasan lainnya.
Ketiga kurikulum
yang diterapkan
penyempurnaan dalam kurun waktu 1947-
dalam kurun waktu 1947-1964 ini apabila
1964, merupakan salah satu peristiwa
dilihat dari definisi tentang kurikulum
sejarah
menurut S. Nasution (2008: 09) sudah dapat
pendidikan
yang
membawa
dikatakan
pengaruh pada pendidikan saat ini.
sebagai
produk.
Ketiga
berdasarkan
kurikulum tersebut juga sudah dipandang
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
sebagai program. Rencana Pelajaran 1947,
“mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi
Rencana
salah satu patokan dalam penyusunan
Kurikulum Pendidikan 1964 sudah dapat
kurikulum.
dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan
Tujuan
pendidikan
Rencana
diterapkan
Pelajaran
selain
1947
yang
bermaksud
untuk
akan
Pelajaran
dipelajari
pengetahuan,
Terurai
siswa
sikap,
dan
1952
yang
dan
berupa
keterampilan
mencapai tujuan, juga memiliki maksud
tertentu. Selain itu juga ketiga kurikulum
untuk menumbuhkan semangat patriotisme
yang diterapkan pasca kemerdekaan juga
dan cinta tanah air. Akan tetapi rumusan
sudah dipandang sebagai pengalaman siswa
tujuan pendidikan tersebut tidak sesuai
dimana secara aktual menjadi kenyataan
dengan rumusan tujuan negara yang telah
pada tiap peserta didik.
dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945
Komponen
kurikulum
menurut
S.
yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Nasution (2008: 17) terdiri dari tujuan,
Membentuk manusia susila yang cakap dan
bahan pelajaran, proses belajar mengajar,
warga
ini
evaluasi dan penilaian dimana keempat
merupakan respon karena keadaan negara
komponen ini saling berhubungan dan
yang
mempengaruhi.
negara
terpecah
yang
belah,
demokratis
namun
kurang
Di
dalam
Rencana
mewadahi amanat Pembukaan UUD 1945.
Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran Terurai
Konsep cerdas disini oleh para pendiri
1952, dan Kurikulum Pendidikan 1964
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 9
terdapat bahan pelajaran yang berusaha
kurikulum ini lebih dihubungkan dengan
untuk mencapai tujuan yang sudah disusun
aktivitas sehari-hari.
Proses
Fungsi kurikulum menurut Alexander
belajar mengajar pada ketiga kurikulum ini
Inglis dalam Oemar Hamalik (2013: 13)
masih berpusat kepada pendidik dengan
pada
menekankan pada cara guru mengajar dan
menyebutkan terdapat fungsi penyesuaian,
cara murid mempelajari. Serta evaluasi dan
dimana peserta didik diarahkan untuk selalu
penilaian
mengetahui
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan
apakah tujuan yang ditetapkan sudah dapat
sekitar. Fungsi integrasi di dalam ketiga
tercapai melalui ulangan.
kurikulum tersebut terlihat dari bagaimana
dari
masing-masing
kurikulum.
dilakukan
untuk
Peranan kurikulum menurut Oemar
ketiga
kurikulum
tersebut
setiap peserta didik dikembangkan untuk
Hamalik (2013: 12) sangat penting dalam
memberikan kontribusi
penyelenggaraan
dengan pembentukan dan pengembangan di
konservatif
pendidikan.
memiliki
Peranan
tujuan
untuk
masyarakat.
Fungsi
yang berkaitan
diferensiasi
yang
mentransmisikan dan menafsirkan apa yang
memberikan pelayanan
sudah ditinggalkan untuk generasi muda
didik yang pada hakikatnya memiliki
dimana dalam Rencana Pelajaran 1947,
perbedaan belum teraplikasikan ke dalam
Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan
ketiga kurikulum ini. Fungsi persiapan
Kurikulum Pendidikan 1964 ini, peranan
melalui ketiga kurikulum tersebut sudah
konservatif yang berorientasikan pada masa
nampak. Fungsi pemilihan yang dimiliki
lampau
mulai
kurikulum untuk memilih apa yang ingin
disingkirkan. Peranan kritis dan evaluatif
dikembangkan oleh peserta didik sesuai
yang bertugas menjadi tempat dimana
dengan minat dan potensi yang ada sudah
mampu menilai dan memilih berbagai unsur
tersalurkan
yang ada pada kebudayaan yang telah
tersebut dengan ditandai adanya hari krida.
diwariskan oleh leluhur maupun berperan
Fungsi diagnostik dalam kurikulum yang
dalam mengontrol sosial dan memberi
bermaksud untuk membimbing peserta
penekanan pada unsur kepada peserta didik
didik untuk berkembang secara optimal
untuk
ketiga
belum begitu berfungsi, karena pada ketiga
memiliki
kurikulum tersebut peserta didik hanya
dan
sangat
berpikir
kurikulum
kritis
tersebut
mendasar
dalam
belum
melalui
ketiga
kurikulum
pengaruh yang besar. Peranan kreatif
menerapkan
dimana menciptakan dan menyusun sesuatu
pendidik, dan belum ada upaya dari peserta
haruslah
didik untuk mengetahui apa kekurangan
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat pada saat ini dan di masa yang
akan datang pada ketiga kurikulum tersebut
belum begitu terlihat dari masing-masing
mata pelajaran yang ada, karena ketiga
apa
kepada peserta
yang diajarkan
oleh
dan kelebihan yang dimiliki.
b. Sistem Persekolahan yang Diterapkan
dalam Kurun Waktu 1947-1964
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
10
Susunan persekolahan yang memiliki
jenjang pendidikan akan berada pada
dua versi yang berbeda yakni menurut BP
sekolah tinggi selama 4-6 tahun.
KNIP dan menurut Panitia Penyelidik
melanjutkan ke sekolah menengah tinggi
Sistem persekolahan yang berlaku
sejak tahun 1945 sampai 1950 meliputi
pendidikan rendah, pendidikan guru,
umum, kejuruan, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan
rendah
disini
adalah
pendidikan sekolah dasar yang biasa
disebut Sekolah Rakyat dengan lama
belajar yang semula 3 tahun diubah
menjadi enam tahun. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan taraf pendidikan dan
menampung hasrat yang besar dari
mereka yang ingin bersekolah. Pendidikan
umum terdiri dari dua jenis, yakni
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Lama
waktu belajar SMP adalah tiga tahun,
sedangkan SMT juga tiga tahun setelah
SMP dan setelah lulus dapat melanjutkan
ke perguruan tinggi. Pendidikan guru
merupakan sekolah yang diadakan untuk
menghasilkan guru. Jenis pendidikan guru
adalah Sekolah Guru B (SGB), Sekolah
Guru C (SGC), dan Sekolah Guru A
(SGA) dengan lama pendidikan masingmasing 4 tahun untuk SGB, 2 tahun untuk
SGC dan 3 tahun untuk SGA. Pendidikan
kejuruan terdiri dari pendidikan ekonomi
dan kewanitaan. Pendidikan ekonomi
yang pertama yakni Sekolah Dagang yang
lama pendidikannya tiga tahun sesudah
SR. Pendidikan kewanitaan adalah
Sekolah Kepandaian Putri (SKP) yang
lama belajarnya tiga tahun setelah SR dan
Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP)
empat tahun setelah SMP atau SKP.
Pendidikan Teknik terdiri dari Kursus
Kerajinan Negeri (KKN), Sekolah Teknik
Pertama (STP), Sekolah Teknik (ST),
Sekolah Teknik Menengah (STM) dan
pendidikan guru untuk sekolah teknik.
Pendidikan tinggi pada waktu itu terpecah
antara Pendidikan Tinggi Republik dan
Pendidikan Tinggi Daerah Pendudukan
Belanda (Wardiman Djojonegoro, 1996:
76-79).
Sistem persekolahan yang berlaku
selama 3 tahun atau ke sekolah kejuruan
periode
menengah tinggi. Kemudian setelah itu
penjenjangan
mereka yang masih dapat melanjutkan
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
Pengajaran (H.A.R Tilaar, 1995: 72-73).
Hal ini memiliki maksud bahwa menurut
BP KNIP, sistem persekolahan diawali
dengan sekolah pertama dengan lama
belajar 3 tahun kemudian melanjutkan ke
jenjang sekolah rakyat dengan waktu
belajar yang sama. Kemudian setelah itu
masing-masing peserta didik yang akan
melanjutkan ke sekolah menengah dengan
lama belajar selama 3 tahun diberi
kempatan untuk memilih antara ilmu alam
atau budaya hingga berlanjut ke sekolah
menengah tinggi dengan lama waktu
belajar 3 tahun juga. Bagi mereka yang
mampu dari sekolah menengah tinggi ini
peserta didik dapat melanjutkan jenjang
pendidikannya ke sekolah tinggi.
Sedangkan menurut Panitia Penyelidik
Pengajaran, sistem persekolahan dimulai
dari sekolah rakyat dengan lama belajar 6
tahun. Kemudian ketika akan melanjutkan
ke jenjang berikutnya, peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih antara sekolah
menengah pertama dengan lama belajar 3
tahun atau sekolah kejuruan dengan waktu
belajar selama 3-6 tahun. Bagi mereka
yang
sebelumnya
menengah
kejuruan
pertama
memilih
sekolah
maupun
sekolah
diperbolehkan
untuk
tetap
1951-1965
sebagai
menggunakan
berikut:
(1)
dengan lama belajar satu atau dua tahun
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 11
yang menampung anak usia lima sampai
dasar
enam tahun. (2) Sekolah Rakyat (SR),
pengaruh besar. Filsafat yang merupakan
lama belajar enam tahun bagi anak usia
sebuah pandangan atau ilmu yang menjadi
tujuh sampai 12 tahun. (3) Sekolah
dasar seseorang atau sekelompok orang guna
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), lama
mengungkap segala sesuatu yang berhubungan
belajar tiga tahun dan berbagi menjadi
dengan kehidupan dan pengalaman manusia
Sekolah
(SMP),
memiliki tiga model menurut George F.
Sekolah Menengah Ekonomi Pertama
Kneller dalam Dwi Siswoyo (2005: 17).
(SMEP), Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Filsafat spekulatif dimana upaya mencari
Pertama (SKKP), dan Sekolah Teknik
hingga
(ST). (4) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
menyeluruh dari alam pikiran dan pengalaman
(SLTA), lama belajar tiga tahun dan
dalam dunia pendidikan diwujudkan melalui
empat tahun dan berbagi menjadi Sekolah
serangkaian kegiatan dalam bentuk kurikulum.
Menengah
Menengah
Pertama
dalam
penentuan
menemukan
tujuan
hubungan
memiliki
secara
(SMA),
Sekolah
Dalam kurikulum tersebut terdapat sebuah
Atas
(SMEA),
ukuran atau standar penilaian mengenai nilai,
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas
perbuatan manusia dan apresiasi seni yang
(SKKA),
Menengah
merupakan pedoman dalam filsafat prespektif.
(STM), Sekolah Pendidikan Guru (SPG),
Serta melalui kurikulum, segala sesuatu yang
dan sekolah menengah kejuruan lainnya.
telah
(5) Perguruan Tinggi tiga tahun sarjana
konsistenan yang terdapat pada cara kita
muda, lima atau tujuh tahun sarjana, dapat
berpikir yang merupakan filsafat analitik.
berbentuk Universitas, Institut, Akademi,
Manusia memiliki
atau Sekolah Tinggi.
kebenaran hingga pada definisi yang paling
Atas
Menengah
Ekonomi
Sekolah
Teknik
Keempat tingkat yakni TK, SR, SLTP,
dan SLTA diatur dalam Undang-Undang
dalam,
diketahui
tidak
menunjukkan
naluri
terkecuali
untuk
dalam
ketidak
mencari
bidang
pendidikan.
No. 4 Tahun 1950 Bab V juncto Undang-
Sebagaimana yang telah diketahui, filsafat
Undang No. 22, Tahun 1961 dan hingga
bagi pendidikan memberi manfaat yang nyata
saat ini sistem persekolahan ini masih
terhadap kurikulum. Menurut S. Nasution
berlaku.
(2008: 28) adanya filsafat pendidikan, peserta
didik memperoleh bimbingan dan arahan
dalam membentuk karakter baru. Selain itu,
2. Aliran Filsafat yang Digunakan
Tujuan pendidikan tidak hanya sekedar
ideologi bangsa dan dasar pendidikan nasional
menjadi arah, melainkan menjadi dasar dalam
dalam hal ini Pancasila menjadi pedoman
penentuan
metode,
dalam menentukan tujuan dari pendidikan. Hal
prosedur mengajar hingga penilaian. Hal ini
ini terlihat dari masing-masing kurikulum
menjadi salah satu alasan bahwa dalam
tersebut berisikan daftar mata pelajaran yang
penyusunan kurikulum, filsafat yang menjadi
diharapkan mampu menjadikan peserta didik
inti
mata
pelajaran,
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
12
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
yang
susunan hidup kebudayaan yang modern
ditetapkan sebelumnya. Meski pada ketiga
menurut Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:
kurikulum tersebut, tujuan yang ada hanya
116). Aliran ini memiliki pengaruh cukup
merupakan bagian kecil dari tujuan pendidikan
besar terhadap Rencana Pelajaran 1947,
nasional berdasarkan UUD 1945.
Rencana Pelajaran Terurai 1952, maupun
Adanya tujuan pendidikan tersebut, terlihat
Kurikulum
Pendidikan
1964
pada
telah
perkembangannya. Susunan mata pelajaran
membentuk karakter peserta didik. Dalam
yang semula dirancang secara sederhana
ketiga kurikulum tersebut, manusia yang
kemudian dikembangkan lebih baik dengan
dihasilkan
menjadi
merombak sebagian isi dari mata pelajaran
pancasilais.
yang ada yang disesuaikan dengan kebudayaan
Mengingat ketiga kurikulum ini disusun
yang ada disekelilingnya. Aliran ini menjadi
dengan mengarah pada pembentukan karakter.
salah satu aliran yang digunakan dalam
Adanya filsafat juga menjadi pedoman dalam
mengembangkan kurikulum atas dasar isu-isu
menentukan cara dan proses yang mesti
sosial
dilakukan guna mencapai tujuan tersebut.
pluralisme budaya dan berwawasan ke depan.
bagaimana
manusia
hasil
dari
diharapkan
yang
mampu
susila,
Nilai-nilai
Pancasila
pedoman
dalam
pendidikan
dan
yang
proses
ada
menjadi
penyampaian
kemasyarakatan
yang
memuat
Selain rekonstruksionisme, Perennialisme
juga
menjadi
salah
satu
aliran
kurikulum, dimana dalam proses pembentukan
mempengaruhi
manusia yang susila dan pancasilais peserta
dalam kurun waktu 1947-1964. Aliran ini
didik mengerti akan nilai agama, humanis,
merupakan aliran filsafat pendidikan tertua
kewarganegaraan, demokratis dan keadilan.
dan paling konservatif (Anik Ghufron, 2008:
Perkembangan anak terjadi secara kontinuitas
06). Dalam Rencana Pelajaran 1947, Rencana
apabila
Pelajaran
dilihat
dari
perjalanan
ketiga
perkembangan
yang
Terurai
1952,
dan
kurikulum
Kurikulum
kurikulum tersebut. Berawal dari mental
Pendidikan 1964, aliran filsafat Perennialisme
kolonial yang diubah mnejadi mental bebas
memiliki tujuan mengembangkan kemampuan
dan merdeka,
intelektual peserta didik melalui pengetahuan
kemudian diarahkan menjadi
manusia yang susila dan pancasilais. Terdapat
yang
kesatuan
pemikiran
yang
bulat
dalam
penerapan
kurikulum tersebut.
universal,
merupakan
seseorang
yang
hasil
dari
memberikan
kesempatan untuk menemukan arah tujuan
Falsafah pendidikan yang dikenal dan
yang jelas. Aliran ini memiliki paham bahwa
berada dalam sekolah pada umumnya terdiri
mata pelajaran yang diajarkan bersifat umum,
atas Rekonstruksisme, dimana aliran ini
bukan spesialis dan menginginkan mata
berwawasan pada tata kehidupan yang lebih
pelajaran yang diajarkan terpisah atau subject.
maju dan modern (Anik Ghufron, 2008: 07)
Aliran ini terlihat lebih dominan karena ketiga
serta berusaha untuk merombak atau merubah
kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964
tata susunan lama dalam membangun tata
bersifat separated subject curriculum. Aliran
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 13
pendidikan
yang
lama serta stabil. Tingkah laku atau prinsip
kebutuhan
yang
behavioristik dalam aliran ini sesuai dengan
awal
Rencana Pembelajaran 1947 dan Rencana
kemerdekaan, melanjutkan sistem pendidikan
Pelajaran Terurai 1952 yang diterapkan pada
kolonial dengan mengganti hal-hal yang
periode
berhubungan dengan kolonialisme merupakan
pendidikan
kebijakan tepat yang diambil berdasarkan
pertumbuhan dan perkembangan baik secara
aliran filsafat ini pada saat itu.
intelektual maupun moral serta membentuk
ini
menekankan
disempurnakan
mendesak.
pada
untuk
Terlihat
pada
keadaan
Aliran Esensialisme juga turut berpengaruh
terhadap pembentukan dan perkembangan
develpoment
dimana
conformism
memiliki
tujuan
untuk
karakter yang penuh dengan kekuatan.
Selain
berpedoman
pada
aliran
kurikulum periode 1947-1964. Aliran ini
Rekonstruksionisme,
mengacu pada hal-hal mendasar atau esensial
Esensialisme, kurikulum dalam kurun waktu
seperti kemampuan membaca, menulis, dan
1947-1964
berhitung. Pada aliran ini menurut Anik
Progresivisme. Aliran ini merupakan aliran
Ghufron
filsafat yang menghendaki adanya perubahan
(2008:
06)
menekankan
pada
juga
Perennialisme
dipengaruhi
dalam
harus menguasai bidang studinya sehingga
menekankan siswa aktif dalam belajar (Anik
diharapkan
Ghufron,
otorita
di
bidang
2008:
pembelajaran
aliran
penguasaan materi pembelajaran, dan guru
memiliki
cara-cara
oleh
dan
07).
Pada
yang
Rencana
ilmunya. Paham ini lebih fleksibel dan terbuka
Pembelajara 1947, Rencana Pelajaran Terurai
terhadap adanya perubahan, toleran dan tidak
1952 dan Kurikulum Pendidikan 1964 terlihat
ada
doktrin
bahwa adanya perubahan dimana dalam
tertentu. Dalam Rencana Pembelajaran 1947,
penyempurnaannya mencoba membuat siswa
Rencana
aktif
keterkaitan
dengan
Pelajaran
sebuah
Terurai
1952,
dan
dalam
belajar.
Dalam
aliran
Kurikulum Pendidikan 1964 memiliki tujuan
Progresivisme ini tugas pendidik tidak hanya
pendidikan
pada
mengajar dalam arti memberi pengetahuan,
Undang-Undang No 4 Tahun 1950 dimana
melainkan juga memberi kesempatan kepada
menginginkan terbentuknya manusia dewasa
peserta didik untuk melaksanakan berbagai
yang susila. Hal ini merupakan tanda bahwa
kegiatan dengan maksud mengembangkan
penyempurnaan
sebelumnya
potensi dan minat anak. Hari Krida yang
fleksibel dan terbuka untuk terjadi perubahan.
dikenal pada ketiga kurikulum dalam kurun
Landasan yang dimaksud dalam aliran ini
waktu 1947-1964 ini menjadi sebuah wadah
harus memiliki kejelasan dan tahan lama serta
yang
stabil terhadap nilai yang jelas. Landasan yang
mengembangkan potensi atau bakat yang
digunakan dalam Rencana Pembelajaran 1947,
dimiliki.
Rencana Pelajaran Terurai 1952 maupun
Pendidikan 1964 yang berkembang pada
Kurikulum Pendidikan 1964 yakni Pancasila
periode
pada hakikatnya memiliki kejelasan dan tahan
mengutamakan
yang
sudah
mengacu
kurikulum
digunakan
Selain
scholary
peserta
itu,
didik
pada
Kurikulum
structuralism,
kemudahan
untuk
harus
dalam
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
14
penyampaian pembelajaran sehingga mampu
Hadjar
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan
penting yang erat kaitannya dengan asas
sebelumnya sesuai dengan dasar dan tujuan
tawakal tersebut. Manusia pada hakikatnya
yang berlaku.
adalah makhluk bebas tanpa ada batas, tetapi
Keempat aliran filsafat pendidikan tersebut
Dewantara juga
merupakan
asas
kebebasan yang menjaga keselarasan yang
dalam
dinamis. Keselarasan yang dinamis ini berarti
pengembangan kurikulum dalam kurun waktu
manusia mempunyai daya kreatif dan inovatif,
1947-1964. Selain itu, asas yang dikemukakan
dan oleh sebab itu manusia adalah makhluk
oleh Ki Hadjar Dewantara dalam H. A. R
yang produktif. Tanpa adanya kemerdekaan,
Tilaar
memiliki
maka tidak ada kemajuan. Tanpa adanya
pengembangan
kemerdekaan yang diraih melalui perjuangan
masing-masing memiliki
(1995:
504-507)
kontribusinya
pendidikan
pengaruh
juga
dalam
nasional
kurikulum.
khususnya
Asas-Tawakal
melalui
merupakan
pandangan dimana manusia merupakan bagian
dari alam. Bersamaan dengan itu manusia
dapat mengambil jarak dengan alam karena
akal-budinya. Hal ini berkaitan dengan konsep
kebudayaan Jawa yakni Kawula-Gusti. Selama
hidupnya, manusia berganti-ganti sebagai tuan
dan sebagai abdi atau sebagai gusti dan kawula
tergantung kepada situasinya. Manusia itu
sendiri memang bagian dari alam, akan tetapi
dia
dapat
memanfaatkan
kebahagiaan
hidupnya.
alam
untuk
Dengan
ilmu
pengetahuan, manusia dapat memanfaatkan
alam sekitanya tetapi mengubah keseluruhan
hukum alam yang telah diciptakan oleh Tuhan
Yang
Maha
Kuasa.
Melalui
kegiatan
pembelajaran yang menghasilkan ilmu dan
pengalaman
kurikulum
yang
yang
dialami
berdasarkan
dirancang
sebelumnya,
kurikulum yang dirancang dan dikembangkan
dalam
kurun
mengandung
waktu
1947-1964
Asas-Tawakal
dan
juga
konsep
Kawula-Gusti.
Selain itu, kemerdekaan sebagai asas
pendidikan yang juga dikemukakan oleh Ki
nasional,
rancangan
kurikulum
dan
pengembangan kurikulum dalam kurun waktu
1947-1964 tidak dapat direalisasikan.
3. Nilai-nilai Pancasila yang Ingin
Diwujudkan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara
merupakan sebuah kesatuan dimana setiap sila
terdapat
empat
mengandung
sila
lainnya.
Pancasila
yang
dijadikan
nilai-nilai
pegangan
hidup
warga
kehidupan
bermasyarakat,
negara
dalam
berbangsa
dan
bernegara menggambarkan sosok manusia
ideal yang dicita-citakan. Pancasila dijadikan
sebagai
tolak ukur
dalam pembangunan
nasional khususnya dibidang pendidikan (Dwi
Siswoyo, 2013).
Bahan
pelajaran
yang
terdapat
pada
Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran
Terurai 1952, dan Kurikulum Pendidikan 1964
merupakan uraian dari tujuan pendidikan
nasional
yang
dihendak
dicapai
melalui
kurikulum. Sedangkan tujuan tersebut dibuat
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yang dijadikan dasar pendidikan di
Indonesia. Dalam ketiga kurikulum tersebut,
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati) 15
sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
Maha Esa” akan identik dengan nilai agama
negara di atas kepentingan pribadi dan
yang kental. Hal ini menjadi bukti bahwa
golongan.
bangsa
tentang
mengajarkan untuk cinta kepada tanah air
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Indonesia. Nilai ini disampaikan kepada
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
peserta
masing. Mata pelajaran Pendidikan Agama
Pendidikan
terdapat
Pendidikan
Indonesia
pada
menyatakan
masing-masing
kurikulum.
Namun, penghayatan dan pengamalan sila
Nilai
didik
kewarganegaraan
melalui
ini
mata
pelajaran
Kewarganegaraan,
Sejarah,
Masyarakat
dan
pada
mata
pelajaran yang lain.
pertama ini tidak hanya ditemui pada mata
Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan
pelajaran pendidikan agama saja, karena dalam
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
sila pertama ini telah dikembangkan mengenai
dalam
sikap
mengandung nilai demokratis. Dimana nilai ini
saling
menghormati,
bebas
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama
menyebutkan
yang dianut, tidak memaksakan suatu agama
kedudukan, hak, kewajiban asasi yang sama
kepada orang lain, serta mengajarkan untuk
sehingga tidak diperbolehkan adanya suatu
bekerja sama antar pemeluk agama guna
paksaan kepada pihak lain. Segala sesuatu
mencapai kerukunan hidup di masyarakat.
yang
Nilai ini juga diajarkan pada mata pelajaran
hendaknya diambil berdasarkan musyawarah
Budi Pekerti, dan Pendidikan Kemasyarakatan.
mufakat. Dalam sila ini juga mengajarkan
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan
bahwa
menyangkut
untuk
saling
manusia
ini
memiliki
kepentingan
menghargai
bersama
pendapat,
yang Adil dan Beradab” menjadi bukti bahwa
menghormati
setiap warga negara memperoleh pengakuan
menjunjung
dan perlakuan sesuai harkat dan martabat
manusia, nilai kebenaran dan keadilan serta
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
mengutamakan persatuan dan kesatuan. Nilai-
memiliki persamaan derajat, persamaan hak
nilai ini disampaikan melalui seluruh mata
dan kewajiban tanpa adanya perbedaan. Nilai
pelajaran yang ada pada ketiga kurikulum
humanis
tersebut.
ini
mengajarkan
untuk
saling
mencintai sesama manusia, tenggang rasa serta
kepentingan
tinggi
harkat
orang
dan
lain,
martabat
Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial
tidak semena-mena terhadap orang lain.
bagi
Seluruh
Rakyat
Indonesia”
ini
Masing-masing kurikulum mengajarkan nilai
menyebutkan bahwa setiap warga negara
humanis
pelajaran
Pendidikan
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang
Pendidikan
Masyarakat,
sama guna menciptakan keadilan sosial dalam
Pendidikan Budi Pekerti dan bahkan pada
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Pendidikan Agama.
Nilai
di
mata
Kewarganegaraan,
Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan
Indonesia” menempatkan persatuan, kesatuan,
keadilan
ini
diterapkan
pada
penyelenggaraan pendidikan ketiga kurikulum
tersebut.
Adanya
persamaan
hak
untuk
Analisis Filosofi Kurikulum .... (Endah Nur Iswati)
16
memperoleh pendidikan merupakan salah satu
tujuan pendidikan agar sesuai dengan
bentuk nyata pengamalan sila kelima ini.
landasan idiil Indonesia yakni Pancasila.
Dalam seluruh mata pelajaran di dalam ketiga
Perubahan dilakukan sesuai dengan cita-cita
kurikulum tersebut juga disampaikan kepada
bangsa Indonesia yang merdeka, terutama
peserta didik tanpa adanya perbedaan.
dalam Landasan Idiilnya, dasar dan tujuan
Sehingga pada dasarnya Rencana Pelajaran
pendidikan, sistem persekolahan, dan isi
1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan
pendidikan sesuai dengan aspirasi bangsa
Kurikulum
sudah
dan negara untuk memberikan kesempatan
mengandung nilai-nilai dari kelima sila yang
belajar yang seluas-luasnya kepada rakyat
terdapat pada Pancasila. Meski dalam suatu
Indonesia.
Pendidikan
1964
masa Pancasila dijadikan sebagai tameng
Pada tanggal 18 Agustus 1945, bangsa
terhadap manifesto politik yang berlangsung
Indonesia
pada masa tertentu. Seluruh sila yang ada
Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar dan
terdapat di setiap mata pelajaran dari masing-
falsafah negara Indonesia yang sekaligus
masing kurikulum, karena kurikulum tersebut
menjadi dasar pendidikan nasional.
disusun
berdasarkan
Pancasila
yang
merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Persekolahan
Undang-Undang
yang
Diterapkan
dalam Kurun Waktu 1947-1964
Sistem persekolahan yang berlaku sejak
tahun
SIMPULAN DAN SARAN
1945
sampai
pendidikan
Simpulan
rendah,
1950
meliputi
pendidikan
guru,
umum, kejuruan, dan pendidikan tinggi.
Berdasarkan
penelitian,
b. Sistem
menetapkan