Peran Filosofi Perencanaan dalam Aplikas

PERAN FILOSOFI PERENCANAAN
DALAM APLIKASI DESAIN
ARSITEKTUR
Studi Kasus: Masjid UNDIP

Sujaning Suhalyani dan Eko Nursanty
Mahasiswa dan Dosen Teknik Arsitektur
Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Pendahuluan

• Filosofi menyampaikan makna dalam arsitektur
• Harmoni menjembatani hubungan
filosofi,arsitektur dan masyarakat
• Ketidakmampuan masyarakat memahami makna
karya arsitektur

Pendahuluan

Kajian Pustaka


ALAM
BUDAYA
PERADABAN
MASYARAKA
T

Kajian Pustaka

HARMONI

KESAN “MEMAKSA”

Gambar 6: Hubungan antara benda-benda alam
Sumber : (Philosophy and Design from Engineering to Architecture, 2008)

Designer Fallacy

Hubungan antara benda-benda dan alam
Sumber : (Philosophy and Design from Engineering to Architecture, 2008)


Hasil final sebuah
desain teknologi
selalu ambigu,
melebihi maksud dan
tujuan desainer.

Designer Fallacy

Obyek
Penelitian
Objek Penelitian

Objek Penelitian

Metode Penelitian
• Paradigma Penelitian: adalah penelitian
induktif berdasarkan persepsi penulis dan
masyarakat dalam memahami makna
yang terkandung dalam bangunan masjid
UNDIP.

• Metodologi Penelitian: Studi Kasus pada
bangunan masjid UNDIP, survey persepsi
masyarakat
• Strategi Penelitian : kualitatif dan
kuantitatif

HASIL PENELITIAN

Kesesuaian Penulis
1

Sesuai
Tidak
Sesuai

Designer Fallacy Penulis

1
5


5

Kesesuaian masyarakat

2
3

Sesuai
Tidak
Sesuai

Designer
Fallacy
positif
Netral

Designer
Fallacy
negatif


Designer Fallacy Masyarakat

3

2
1

Designer
Fallacy
positif
Netral

Designer
Fallacy
negatif

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulansimpulan
• Timbulnya maksud baru diluar maksud desainer/arsitek
(Design fallacy) yang memberikan nilai positif pada ruang

menjadi indikasi keberhasilan dalam dunia desain.
• Eksplorasi bentuk pada Masjid UNDIP, yang tetap
berpegang dengan esensi konsep perencanaan awal (Green
Architecture & Arsitektur lokal), menciptakan harmoni.
Saran
• Sangat disayangkan, ketidakmampuan masyarakat dalam
memahami makna yang terkandung dalam masjid UNDIP,
memunculkan prilaku pengguna yang menimbulkan
pergeseran bentuk dan fungsi bangunan. Peran masyarakat
dan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk
menciptakan masyarakat yang “melek teknologi”.