Uji Efek Ekstrak Barringtonia racemosa dan Getah Calostropis gigantia terhadap Keong Mas (Pomacea canaliculata)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 19:42:28 2017 / +0000 GMT

Uji Efek Ekstrak Barringtonia racemosa dan Getah Calostropis gigantia terhadap
Keong Mas (Pomacea canaliculata)
BAB IPENDAHULUAN1.1
Latar BelakangSekarang ini, keong mas sangat meresahkan para petani. Keong mas yang dulunya
dijadikan sebagai hewan hiasan dan peliharaan kini malah sudah menjadi hama bagi tanaman padi. Keong mas ini tidak mudah
untuk dimusnahkan, karena hewan ini memiliki perkembangan yang cukup cepat. Hanya dalam umur hitungan minggu saja, hewan
ini sudah dapat bertelur dalam jumlah yang banyak. Biji Penteut Ie (Barringtonia racemosa) dan getah pohon widuri merupakan
salah satu pohon yang mengandung zat toksik yang mampu membunuh keong mas ini. Hal ini belum banyak diketahui oleh warga
dikarenakan penelitian untuk hal ini belum banyak dilakukan. Salah satu dosen kami dari Jurusan Ilmu Kelautan dan juga sebagai
dosen pengasuh mata kuliah Toksikologi yaitu bapak Dr. Musri Musman sebagai dosen bidang kimia telah melakukan penelitian
yang menyangkut hal ini. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan beliau, Biji dari pohon Penteut Ie ini bisa membunuh keong
mas dalam kurun waktu 48 jam.Hal ini sangat berguna bagi kita semua mengingat hama keong mas ini sudah semakin mendunia.
Selain itu, pohon puntuet ie dan getah pohon Widuri ini merupakan bahan yang sangat mudah ditemukan didalam lingkungan dan
juga bisa menghemat biaya.Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, kami melakukan percobaan ini guna membuktikan
dan membandingkan zat toksik dari pohon mana yang lebih cepat membunuh keong mas tersebut.1.2
TujuanAdapun tujuan dari
praktikum toksikologi ini yaitu untuk mengetahui berapa lama efek toksik dari ekstrak biji Penteut ie dan getah dari pohon Widuri
terhadap keong mas.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Barringtonia racemosaBarringtonia racemosa merupakan tanaman tropis

tingkat tinggi anggota dari famili Lecythidaceae (Sangai, 1971) yang banyak tersebar di Afrika Timur, Asia Tenggara dan
Kepulauan Pasifik (Strey, 1976; Chantaranothai, 1995). Tumbuh di negara-negara berlintang rendah dimana terkena sinar matahari
dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu yang lama.Barringtonia racemosa merupakan tumbuhan asosiasi mangrove, yang dapat
ditemukan di daerah hutan hujan tropis dan daratan rendah yang terbuka (Sangai, 1971). Tumbuhan ini dapat mentolerir air dengan
salinitas yang tinggi sehingga dapat tumbuh subur pada daerah pantai dan estuari (Strey, 1976).Secara lokal tanaman ini dikenal
sebagai peunteut ie (Musman, 2010) dan bijinya sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati batuk, asma, dan diare
(Ojewole et al, 2005). Di Malaysia daunnya digunakan sebagai obat darah tinggi (Chantaranothai, 1995).2.2 Calostropis
giganteaBiduri atau widuri dengan nama ilmiah Calostropis gigantea memiliki sinonim Aselepias gigantea Willd, termasuk familia
aselepiadaceae. Di Sumatera dikenal sebagai rubik biduri, lembega, rembega dan rumbigo. Masyarakat di Jawa mengenalnya
sebagai babakoan, badori, biduri, widuri, saduri, sidaguri, bhiduri dan burigha. Sedagkan di Nusatenggara disebut muduri, rembiga,
kore, krokoh kolonsusu, mado kapauk, modo kampauk. Di Sulawesi dikenal sebagai lambega. Widuri banyak ditemukan di daerah
bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng gunung yang rendah, dan pantai berpasir.
Tumbuhan ini berciri-ciri semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, tebal, ranting muda berambut tebal berwarna putih. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau bulat panjang, ujung tumpul, pangkal
berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas
helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal
berwarna putih, namun bulunya akan luluh bila daun sudah tua. Mahkota bunganya bewarna ungu dengan tabungnya yang bewarna
hijau pucat, sedangkan mahkota bunga tambahan bewarna putih. Biduri berbiji bulat telur memanjang dengan ujung melengkung
serupa kait, bijinya bewarna coklat, berambut pendek dan lebat serta berumbai putih seperti sutera yang panjang. Batangnya bila
ditoreh akan mengeluarkan getah bewarna putih dan rasanya pahit. Getah ini dapat dipakai untuk obat sakit gigi. Pada zaman dulu,

orang Cina di Indonesia memanfaatkan bunga widuri sebagai manisan, dan serabut batangnya digunakan untuk jaring ikan atau
dibuat tali.Kulit akar biduri dikenal dengan nama simplisia Calotropidis radix cortex. Kandungan zat kimia berkhasiatnya adalah
saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin dan harsa. Kegunaan kulit akar biduri adalah untuk memacu
enzim pencernaan dan peluruh keringat. Sedangkan getahnya dipakai untuk pencahar dan penyebab muntah. Getah biduri bersifat
racun. 2.2 Keong mas (Pomacea canaliculata)
Keong mas atau murbai ( Pomacea canaliculata ) merupakan salah satu jenis
invertebrara dari kelas Gastropoda air tawar yang diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1981 sebagai hewan hias. Sejak awal
introduksi ada dua pendapat yang bertentangan perihal keong mas. Satu pihak mendukung introduksi keong mas dan
mengembangbiakkannya sebagai komoditas ekspor dan ekonomu, dan di pihak lain mengkhawatirkan keong mas akan menjadi
hama tanaman dan pertanian.Keong mas (Pomacea canaliculata) termasuk dalam filum: Molusca, Kelas: Gastropoda, Sub kelas:
Pulmonata, Ordo: Stylommatohora, Genus: Ampallarius, dan Spesies: Pomacea canaliculata (Ghesquiere, 2007).Pomecea
canaliculata secara morfologi ditandai oleh karakteristik sebagai berikut : rumah siput bundar, memiliki menara pendek, rumah siput
besar, mulut besar dengan bentuk oval, overculum tebal rapat menutup mulut apabila diberikan gangguan, berwarna kuning muda,
dagingnya lunak berwarna putih krem, terkadang ditemukan juga yang berwarna biru gelap. Operculum betina cekung dan tepi

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah

Export date: Sat Sep 2 19:42:28 2017 / +0000 GMT

mulut rumah ciput melengkung ke dalam, sebaliknya operculum jantan cembung dan tepi mulut rumah siput melengkung
keluar.Keong mas (Pomacea canaliculata) dapat menyebar dengan cepat karena setiap keong mas dewasa (60 hari setelah menetas
hingga 3 tahun) menghasilkan telur berkisar antara 132 sampai 1.827 butir. Telur menetas setelah 7 sampai 14 hari dengan
persentase menetas lebih 80% (Musman, 2004).BAB IIIMETODELOGI PEERCOBAAN3.1 Waktu dan TempatPraktikum ini
dilaksanakan di laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan UNSYIAH pada tanggal 5 juni 2011 pada pukul 09.00 sampai selesai.3.2 Alat
dan Bahan
Tabel 3.2.1 Nama alat dan bahan No. Nama alat dan bahan Jumlah 1. Aquarium 3 unit 2. Keong
mas secukupnya 3. Ekstrak Penteut Ie secukupnya 4. Air secukupnya 5. Getah widuri Secukupnya 3.3 Metode
Kerjaa. Keong mas + ekstrak Penteut Ieü Dibersihkan keoang mas terlebih dahuluü Dimasukkan kedalam aquarium yang telah diisi
airü Dibiarkan dulu keong mas bergerak bebasü Dituangkan larutan Penteut Ie yang telah disiapkan terlebih dahulu pada beberapa
sisi aquariumü Dibiarkan sampai keong mas matib. Keong mas + getah Widuriü Dibersihkan keoang mas terlebih dahuluü
Dimasukkan kedalam aquarium yang telah diisi airü Dibiarkan dulu keong mas bergerak bebasü Dituangkan getah Widuri yang
telah disiapkan terlebih dahulu pada beberapa sisi aquariumü Dibiarkan sampai keong mas matiBAB IVHASIL DAN
PEMBAHASAN4.1 Hasil§ Keong mas + ekstrak Penteut Ie§ Keong mas + getah pohon Widuri4.2 PembahasanDari hasil
percobaan yang telah dilakukan dapat kita bisa liat bahwa ekstrak pohon Penteut Ie dan getah pohon Widuri mampu membunuh
keong mas walaupun dalam kurun waktu lebih dari 24 jam. Tetapi ada juga yang langsung mati dalam waktu 10 menit. Ini
dikarenakan pertahanan tubuh dari masing-masing keong mas tersebut yang tidak dapat menerima zat-zat yang ada terkandung pada
Barringtonia racemosa dan Calostropis gigantea. Pada kedua jenis tanaman tersebut mengandung senyawa metabolit sekunder, yaitu

saponin dan flavonoid. Kedua jenis senyawa tersebut merupakan senyawa racun bagi hewan Keong mas, terutama senyawa saponin.
Dapat kita ketahui secara visualisasi, bahwa eksrak biji Barringtonia racemosa mengandung saponin. Pada saat melarutkan ekstrak
biji Barringtonia racemosa terbentuk busa-busa pada campuran ektrak Barringtonia racemosa dengan air. Hal ini menandakan bahwa
Barringtonia racemosa mengandung saponin. Untuk uji terhadap kandungan flavoid terhadap tanaman dibutuhkan uji laboratorium
kembali. Namun berdasarkan referensi yang telah ada dapat diketahui kandunga saponin pada tanaman Barringtonia racemosa.
Sedangkan pada tanaman Calostropis gigantea ataupun Widuri juga terkandung berbagai macam jenis metabolit sekunder. Hal ini
dapat kita lihat pada kegunaan tanaman Calostropis gigantea untuk pengobatan tradisional.Pada uji ekstrak Barringtonia racemosa
dan Calostropis gigantea terhadap beberapa Keong Mas pada aquarium yang telah berisi air, diberikan perlakuan pendiaman
terhadap Keong mas supaya merasa nyaman dan bergerak di dalam aquarim. Hal ini dilakukan agar proses masuknya senyawa racun
ke dalam tubuh Keong Mas berlansung sangat cepat dikarenakan pada saat keong bergerak, dikarenakan pada saat keoan Mas
bergerak operculum keong akan terbuka dan senyawa-senyawa racun masuk lansung ke dalam tubuh.Respon Keong ketika
dimasukkan larutan ekstrak Barringtonia racemosa dan Calostropis gigantea ke dalam masing-masing dua aquarium yang telah
berisikan beberapa Keong mas , sangat berbeda. Pada uji sampel Barringtonia racemosa sampel uji beberapa Keong lansung
mengalami respon pergerakan membuka dan menutup operculumnya sambil sesekali mengeluarkan cairan mukosa dari dalam
tubuhnya. Hal ini dilakukan keong mas karena tubuh Keong mas tidak menrima keberadaan zat lain di sekitar ruang lingkup
kehidupannya, teruma zat yang beracun. Ketika Keong mas mendeteksi zat-zat beracun melalui sungut-sungutnya, Keong lansung
berusaha mempertahankan dirinya agar tidak tekontaminasi racun dengan cara menutup tubuhnya dengan operculum
serapat-rapatnya dan mengeluarkan cairan mukosa. Akibat pengeluaran cairan mukosa yang terlalu banyak di dalam cangkang
menghambat dan menyebabkan Keong mas kesulitan untuk bernapas, sehingga secara perlahan akan menyebabkan kematian pada
Keong Mas karena kekurangan oksigen di dalam tubuhnya.Pada uji sampel Keong Mas yang kedua,di masukkan ekstrak getah dari

tanaman Calostropis gigantea. Ekstrak yang dimasukkan ke dalam aquarium sebelumnya di cairkan dengan air, lalu dituangkan ke
dalam aquarium yang berisi beberapa Keong Mas. Setelah dimasukkan efek yang terjadi terhadap Keong Mas sedikit berbeda
dengan efek yang terjadi ketika ekstrak Barringtonia racemosa dimasukkan ke dalam aquarium sampel sebelumnya. Keong yang
diberikan ekstrak getah Calostropis gigantea mengalami respon menggerakkan membuka dan menutup operculum serta
mengeluarkan mukosa namun tidak secepat ketika perlakuan sampel sebelumnya. Tingkah laku Keong mas terhadap racun hanya
sementara. Sebagian Keong Mas bergerak menjauh dari ekstrak Calostropis gigantea yang telah dicairkan sebelumnya dan sebagin
lagi bahkan ada yang menaiki dinding aquarium untuk mengindari racun dari Calostropis gigantea. Hal ini dikarenakan ekstak getah
Calostropis gigantea yang dicairkan tidak larut secara sempurna, sehingga cairan ekstrak Calostropis gigantea tidak menyebar secara
merata di air dan cenderung mengendap di dasar aquarium. BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanDari percobaan yang telah kami
lakukan dapat kita ketahui bahwa pohon Penteut Ie dan getah pohon Widuri mengandung zat toksik yang dapat mematikan keong
mas yang selama ini menjadi hama bagi padi para petani. 5.2 Saran Semoga dengan adanya praktikum ini, kita bisa memberikan
informasi ini kepada masyarakat supaya para petani bisa menerapkannya. Sehingga para petani bisa meminimalkan perkembangan
hama keong mas ini yang selama ini memjadi masalah pertama bagi petani sehingga menyebabkan hasil panen berkurang atau gagal

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 19:42:28 2017 / +0000 GMT


panen.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |