Situs Resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat BAB. IV. PENYULUHAN

(1)

BAB IV

BIDANG PENYULUHAN DAN PENGELOLAAN KAWASAN

DANA DPA – SKPD

A. KASI PENYULUHAN DAN PELATIHAN

I. BULAN BAKTI PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2009

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 tanggal 26 Agustus s/d 26 September 2009 telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur agar dilaksanakan oleh Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan Kabupaten/ Kota dan kegiatan ini telah dilaksanakan oleh Kabupaten/ Kota dengan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat sedangkan acara Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2009di pusatkan di Kabupaten Tanah Datar dimana puncak acara pada tanggal 2 s/d 4 Juli 2009 di Lokasi Stadion Gumarang Kabupaten Tanah Datar.

b. Tujuan

a. Merupakan Ajang Unjuk Agribisnis Peternakan Kabupaten dan Kota Se Sumatera Barat

b. Mensosialisasikan kepada masyarakat Sumatera Barat akan pentingnya nilai gizi pangan asal ternak untuk meningkatkan kualitas SDM.

c. Melalui Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan diharapkan dapat membangkitkan usaha peternakan rakyat dan sekaligus menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dibidang usaha peternakan.

c. Sasaran

 Terjaringnya bibit ternak unggul pada kelompok tani ternak di 18 kab/ Kota

 Terpilihnya petugas yang berprestasi dibidang peternakan

 Terpilihnya kelompok SMD dan LM3 atensi pada Subsektor Peternakan.

d. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang telah dilakukan dalam mengisi Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2009 diawali pada :

A. Rabu, 24 Juni 2009 :

1. Senam Massal peserta berasal dari Propinsi, Kabupaten/Kota dan Bapeluh yang dilaksanakan di Halaman Kantor Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

2. Lomba senam Poco-poco dengan peserta berasal dari Disnak Kabupaten/ Kota dan Bapeluh Kab./Kota. Kegiatan dilaksanakan di halaman parkir sebelah Selatan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.


(2)

3. Lomba Jinggle Penyuluh dengan peserta berasal dari Bapeluh Kab./Kota. Kegiatan dilaksanakan di halaman parkir sebelah Selatan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

B. Kamis , 25 Juni 2009 :

1. Lomba Catur dengan peserta berasal dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota.

2. Lomba Terompa Panjang dengan dengan peserta berasal dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

C. Jumat, 26 Juni 2009

1. Lomba Solo Song dengan peserta berasal dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Disnak Kab./Kota dan Bapeluh Kab./Kota.

2. Lomba Kreasi Jus Dadiah dengan peserta berasal dari Disnak Kab./Kota.

3. Lomba Tenis Lapangan dilaksanakan selama 2 hari, mulai tanggal 26 s/d 27 Juni 2009. Peserta adalah dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Disnak Kab./Kota dan Bapeluh Kab./Kota.

D. Acara Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2009 dan Livestock Expo pada tanggal 2 s/d 4 di Stadion Gumarang Batusangkar Kabupaten Tanah Datar dengan rincian kegiatan :

1 Rabu, 1 Juli 2009 :

a. Seluruh kontingen dari 19 Kab/Kota sudah sampai di Stadion Gumarang Batusangkar Kabupaten Tanah Datar. b. Masing–masing kontingen menempati pemondokan yang

sudah ditentukan oleh Panitia (Setiap Kontingen disediakan 1 (satu) unit rumah penduduk di Batusangkar.

c. Ternak peserta Kontes menempati kandang yang sudah disediakan sesuai asal kontingen nya masing –masing. Jumlah ternak yang datang di lokasi lomba berjumlah 115 ekor yang terdiri dari 95 ekor ternak besar (sapi dan kerbau) dan 16 ekor ternak kambing PE.

2. Kamis, 2 Juli 2009

a. Pembukaan Pameran Pembangunan Peternakan (Livestock Expo) dan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2009 oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan pada pukul 10.00 WIB di Stadion Gumarang Batusangkar.

Peserta Livestock Expo 2009 dimaksud terdiri dari : a) PROPINSI SUMATERA BARAT

- Dinas Peternakan Lingkup Pertanian Propinsi

- Dinas Peternakan yang menangani Fungsi Peternakan Kabupaten dan Kota se Sumatera Barat

- Dinas Koperindag


(3)

- Pelaku Usaha Agroindustri, Pabrik Pakan, Asosiasi Peternakan

- Dinas/ Badan dilingkungan Pemda Kabupaten Tanah Datar.

b) PULAU SUMATERA

Dinas Peternakan Propinsi SUMUT, RIAU, JAMBI dan BENGKULU

c) PUSAT

Instansi Pemerintah terkait, Perusahaan Perunggasan, Perusahaan Pakan Ternak, Perusahaan Obat-obatan Ternak, Perusahaan Alat dan Mesin Peternakan

Materi Pameran

Dalam pameran ditampilkan potensi peternakan daerah beserta produk olahan peternakan, produk pertanian dan perikanan serta pameran ternak sapi potong, kerbau dan kambing.

a. Kontes Ternak pukul 14.00 WIB s/d selesai.

b. Pertemuan Alumni Fakultas Peternakan Unand dan ISPI pada pukul 19.30 s/d 22.00 WIB di Gedung Indojalito Batusangkar.

c. Pengukuran dan Penilaian Ternak Peserta Kontes.

Pukul 15.00 WIB dimulai pengukuran dan penilaian terhadap ternak yang telah terdaftar sebagai peserta Kontes ternak tahun 2009 sesuai persyaratan dan kusioner yang telah disampaikan ke Kab/ Kota.

Penilaian terhadap ternak yang mengikuti kontes ternak dilaksanakan oleh Tim Juri yang telah ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Barat.

3. Jumat, 3 Juli 2009 : a. Asah Terampil

Kegiatan Asah Terampil dilaksanakan mulai jam 10.00 WIB sampai selesai yang dilaksanakan di Stadion Gumarang dan peserta dari masing-masing Kabupaten/Kota adalah 3 orang. Lomba Asah Terampil diikuti oleh 18 Kabupaten/Kota yang dibagi menjadi 4 kelompok.

b. Business Meeting dan Investasi pukul 10.00 WIB s/d 12.00 WIB di Hotel Pagaruyung II Batusangkar.

- Peserta Pertemuan adalah Dinas Lingkup Pertanian Propinsi Sumatera Barat, Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota se Sumatera Barat, Pengurus ISPI Pusat, Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Bengkulu, Pelaku Usaha Peternakan dan Kerajinan dan Investor ((Dr.Em Dahhril SPOG (Riau), PT. Refalindo ( Jakarta ), Slamet Tjut ( Jakarta )). Perusahaan Inti Ayam Potong, Pusat Pembiayaan Pertanian Deptan, Pengurus ISPI Pusat.

- Narasumber adalah Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian, Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46) dan BRI. - Kesimpulan Hasil Pertemuan :


(4)

 Rendahnya realisasi KKP-E di Provinsi Sumatera Barat disebabkan karena, bank penyalur KKP-E adalah bank pelaksana (actuating) dalam arti kata dana yang disalurkan adalah dana bank sendiri sehingga dalam pencairannya perlu kehati- hatian dari pihak bank yang bersangkutan.

 Pada prinsipnya bank pelaksana KKP-E di Provinsi Sumatera Barat bersedia untuk memberikan/ mencairkan KKP-E bidang peternakan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk itu Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang akan membantu dalam study kelayakan kepada pelaku agribisnis peternakan yang mengajukan KKP-E.

 Apabila ada Bank nagari cabang kabupaten/ kota yang enggan merealisasikan KKP-E bidang peternakan, sedangkan semua persyaratan telah dipenuhi, maka pelaku agribisnis dipersilahkan untuk mengajukan komplain ke Bank Nagari Pusat untuk ditindaklanjuti oleh yang berwenang.

 Slamet Tjut Investor asal Jakarta sangat berminat untuk berinvestasi di Sumatera Barat, melihat adanya dukungan yang kondusif dari birokrasi dan adanya potensi lahan yang mendukung.

c. Temu Agribisnis pukul

19.30 WIB s/d 22.00 WIB di Hotel Pagaruyung II Batusangkar :

- Peserta Pertemuan adalah dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Dinas Yang menangani fungsi peternakan Kabupaten/Kota se Sumatera Barat, Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Bengkulu, Pelaku Usaha Peternakan, PT.Charoen Pokphand, PT. Refalindo ( Bogor ), Perusahaan Inti Ayam Potong dan Praktisi Peternakan.

- Narasumber adalah dari Praktisi Peternakan (Kambing, Sapi Potong), Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Dirut PT.Charoen Pokphand, Roni (Praktisi sapi Potong) dan Zola (Inti Sapi Potong Kab.Agam).

- Kesimpulan Hasil Pertemuan :

 Kabupaten Tanah Datar tepatnya di nagari Rambatan akan dijadikan sebagai tempat pusat pelatihan untuk pengembangan kambing peranakan ettawah di Sumatera Barat.

 Semua Kabupaten yang mempunyai potensi untuk pengembangan ternak kambing peranakan ettawah di Sumatera Barat akan dijadikan lokasi plasma untuk pengembangan ternak kambing peranakan ettawa.

 Pada kesempatan yang sama kabupaten Pasaman dan Kota Payakumbuh telah menyatakan bersedia


(5)

untuk dijadikan lokasi plasma pengembangan kambing peranakan ettawah mengingat telah tersedianya lahan yang memadai untuk pengembangan kambing peranakan ettawah , akan tetapi SDM peternak masih rendah sehingga perlu diadakan pelatihan.

 Pangsa Pasar untuk ternak kambing tersedia dengan baik diantaranya Malaysia, Brunei Darusslam dan Timur Tengah, akan tetapi kambing yang diterima harus dengan kondisi yang seragam sehingga perlu diadakan klasifikasi/grading untuk kambing peranakan ettawah .

 Untuk Penguatan modal peternakan plasma kambing peranakan ettawah akan didukung dengan KKP-E  Dalam pengembangan plasma kambing peranakan

ettawah akan dibuat design khusus yang terdiri dari pengembangan melalui dana Pemerintah, melalui KKP-E dan modal masyarakat.

 Dalam pengembangan perunggasan yang diperlukan adalah thingking out of the box serta kampanye meningkatkan konsumsi gizi masyarakat, sehingga tidak perlu diadakan pembatasan peningkatan populasi unggas pedaging dan petelur.

 Perlu disosialisasikan atau dirobah paradigma masyarakat yang menyatakan broiler disuntik dengan hormon, hal ini terjadi karena tingginya pertambahan berat badan broiler . Penambahan berat badan

4. Sabtu, 4 Juli 2009 :

Acara Puncak Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan : a. Pacu Jawi dimulai pukul 14.00 WIB.

b. Acara Penutupan Bulan Bakti Peternakan dan kesehatan Hewan 2009 dan Livestock Expo pada pukul 16.00 WIB s/d 17.00 WIB dengan susunan acara :

- Pembukaan

- Laporan Ketua Panitia Pelaksana

-

Sambutan Bupati Kab. Tanah

Datar

- Sambutan Direktur Jenderal

Peternakan

- Pengumuman pemenang lomba

ternak, asah terampil, petugas inseminator, dokter hewan pos keswan, paramedis, kelompok SMD dan LM3 yang berprestasi dan pemenang lomba olah raga dan kesenian.

- Sambutan Gubernur Sumatera

Barat yang diwakili oleh Sekda Sumatera Barat


(6)

c. Penyerahan hadiah untuk perserta lomba :

a). Lomba Ternak :

1 Sapi Simental Jantan Hasil IB Umur 3 - 4 tahun

- Juara I : Kab. Agam

- Juara II : Kab. Pesisir Selatan - Juara III : Kab. Tanah Datar 2 Sapi Simental Betina Hasil IB

Umur 2 - 3 tahun

- Juara I : Kab. Tanah Datar - Juara II : Kab. Pasaman

- Juara III : Kota Padang Panjang 3 Sapi Bali Jantan

Umur 3 - 4 tahun

- Juara I : Kota Padang - Juara II : Kota Pariaman - Juara III : Kab. Sijunjung 4 Sapi Bali Betina

Umur 2 - 3 tahun

- Juara I : Kota Pariaman - Juara II : Kab. Solok Selatan - Juara III : Kota Sawahlunto

5 Sapi PO Jantan Umur 3 - 4 tahun

- Juara I : Kab. Pasaman Barat - Juara II : Kab. Tanah Datar - Juara III : Kab. Solok Selatan 6 Sapi PO Betina

Umur 2 - 3 tahun

- Juara I : Kab. Dharmasraya - Juara II : Kab. Padang Pariaman - Juara III : Kab. Pasaman Barat 7 Kerbau Jantan

Umur 3 - 4 tahun

- Juara I : Kab. Padang Pariaman - Juara II : Kab. Sijunjung

- Juara III : Kota Sawahlunto 8 Kerbau Betina

Umur 2 - 3 tahun

- Juara I : Kota Sawahlunto - Juara II : Kab. Lima Puluh Kota - Juara III : Kab. Sijunjung

9 Kambing PE Jantan Umur 2 - 3 tahun


(7)

- Juara I : Kab. Solok Selatan - Juara II : Kota Payakumbuh - Juara III : Kab. Tanah Datar 10 Kambing PE Betina

Umur 2 - 3 tahun

- Juara I : Kab. Tanah Datar - Juara II : Kab. Solok

- Juara III : Kab. Lima Puluh Kota

b). Asah Terampil

- Juara I : Kota Payakumbuh - Juara II : Kota Padang Panjang - Juara III : Kabupaten Agam c). Petugas Berprestasi :

- Drh. Meliala, Msi : Dokter Hewan Pos Keswan Kab. Sijunjung

- Mustakim : Paramedis Kab. Sijunjung - Masrijal : Inseminator Kab. Solok

- Yeni Marlis, S.Pt : Penyuluh Kab. Tanah Datar d). Kelompok SMD :

- Noverandus, S.Pt : Ketua Kelompok SMD Kab. Solok

- Zuljisman : Ketua Kelompok SMD Kab. Tanah Datar

e). Kelompok LM3 : Ponpes Ar-Risalah Kota Padang

2. APRESIASI PENYULUH SUB SEKTOR PETERNAKAN

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Apresiasi dan Pelatihan Penyuluh sub Sektor Peternakan telah dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 6 Maret 2009 di Hotel Ambacang Padang.

b. Tujuan

 Membangkitkan semangat dan motivasi Penyuluh Sub Sektor Peternakan

 Mengingatkan kembali akan prinsip-prinsip penyuluhan dalam pembangunan peternakan

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh peternakan

c. Sasaran

Objek sasaran dari kegiatan Apresiasi dan Pelatihan Penyuluh sub Sektor Peternakan adalah penyuluh sub sektor peternakan dari 19 Kabupaten Kota dan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

d. Peserta

Peserta adalah penyuluh pertanian sub sektor peternakan yang berasal dari 18 Kabupaten/Kota dan diprioritaskan penyuluh yang


(8)

langsung berada pada kawasan pengembangan peternakan dan petugas yang menangani sarana prasarana penyuluh di Propinsi dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 14 orang.

e. Jumlah Dana : Rp. 84.986.000.-f. Hasil Kegiatan

1. Proses pembelajaran masyarakat petani di bangun melalui penyuluhan yang berbasis pengembangan SDM petani yang partisipatif, dimana tujuannya adalah meningkatkan kapasitas SDM petani, penguatan kelembagaan dan jaringan petani.

2. Metode penyuluhan partisipatif dinilai lebih efektif bagi para petani dibandingkan penyuluhan satu arah seperti yang selama ini dijalankan pemerintah.

3. Metode partisipatif mampu menjadikan petani lebih kreatif dan ahli, sehingga petani pun mampu memberikan penyuluhan bagi petani lainnya.

4. Pemerintah diharapkan fokus pada penyediaan permodalan bagi petani, seperti menggalakkan lembaga keuangan. Selain itu diharapkan petani mempunyai jiwa kewirausahaan

5. Peran kelembagaan baik kelembagaan kelompok tani maupun kelembagaan penunjang lainnya belum maksimal bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian pada implementasi kegiatan diperlukan strategi-strategi tertentu yang mampu memperkuat kinerja kelembagaan kelompok tani dan kelembagaan lainnya sehingga berbagai stakeholders yang berkaitan dengannya mampu berperan secara partisipatif sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

6. Beberapa sumber konflik yang terjadi di dalam tubuh kelompok tani adalah sebagai berikut :

a. Mengatasnamakan kelompok tani untuk mendapatkan bantuan bagi kepentingan personal tertentu.

b. Pembagian hasil usaha yang tidak merata

c. Menggunakan hasil kerja kelompok untuk kepentingan perorangan

d. Administrasi yang tidak transparan bagi anggota

e. Selisih pendapat yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah

f. Tidak saling percaya dalam kelompok tani

g. Pengurus yang angkuh dan tidak menerima saran anggota 7. Kelompok tani yang dibangun selaras dengan kebutuhan

masyarakat setempat.

8. Agar kelompok tani memiliki kemandirian dan keberlanjutan serta bermanfaat bagi anggota maka kelompok tersebut perlu diberdayakan dengan membuat aturan yang mengikat semua anggota.

9. Kelompok tani yang berkembang secara berkelanjutan harus tumbuh dari dan oleh anggota yang memiliki kesamaan persepsi untuk saling membantu dalam kelompok.


(9)

10.Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:

a. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh

b. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginan untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

c. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. d. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba

dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas.

e. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

11.Prinsip-prinsip dalam penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.

b. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.

c. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya.

d. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mebgakibatkan perubahan budaya.

e. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanagkan.

f. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.

g. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.

h. Penggunaan metode yang sesuai ; artinya penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.

i. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.

j. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.

k. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial.

l. Peranan Penyuluh merupakan mitra sejajar bagi petani sebagai pemandu kegiatan dan ikut belajar bersama petani. Untuk itu


(10)

kedudukan petani merupakan mitra yang katif dalam penyuluhan dan pengkajian teknologi.

m. Sumber informasi penyuluhan harus digali dari petani, sektor swasta, lembaga pendidikan dan lembaga penelitian dengan metode teknologi spesifik lokal secara interaktif.

12.Beberapa pelatihan yang diharapkan oleh penyuluh adalah : a. Pelatihan AMT agar diberikan waktunya minimal 5 hari.

b. Pelatihan Teknis Peternakan seperti pelatihan tentang kesehatan hewan, pelatihan IB, PKB dan ATR, Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan dan Pelatihan Management Usaha Tani.

c. Pelatihan Konversi Berat Badang ke Berat Daging, sehingga penyuluh dapat membantu mengurangi kerugian yang dialami oleh petani ternak pada saat ternaknya dijual.

3. KOORDINASI PROGRAM PENYULUHAN DENGAN BIP DAN BPP KABUPATEN/KOTA SE SUMATERA BARAT

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan :

Koordinasi Program Penyuluhan dengan BIP dan BPP Kabupaten/Kota telah dilaksanakan di Hotel Inna Muara - Padang pada Tanggal 18 s/d 20 Februari 2009

B. Tujuan

1. Meningkatkan koordinasi

dengan antara Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dengan lembaga penyuluh pertanian ditingkat Propinsi dan Kabupaten/kota (BIP dan BPP)

2. Memberikan informasi

tentang program kerja Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2009 yang terkait dengan penyuluh.

3. Menyusun program

penyuluhan dengan lembaga penyuluhan pertanian yang mampu mendukung pembangunan peternakan dan pemberdayaan masyarakat tani ternak kearah kesejahteraan

C. Sasaran

Objek sasaran kegiatan dari Koordinasi Program Penyuluhan ini adalah BIP (BPTP) dan BPP Kab./Kota se Sumatera Barat.

D. Peserta kegiatan

Jumlah peserta yang diundang adalah 20 (dua puluh) orang yang terdiri dari Kepala Badan Penyuluhan Kabupaten/Kota se- Sumatera Barat sebanyak 19 orang dan 1 orang Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat

E. Jumlah Dana : Rp.

20.260.000.-F. Hasil yang dicapai

1. Dinas Peternakan Propinsi dan Dinas Peternakan/Yang menangani fungsi peternakan di Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Badan Penyuluhan di Kabupaten/Kota akan berperan aktif memberdayakan penyuluh di lapangan sebagai perpanjangan tangan pemerintah pada tingkat kecamatan, Nagari atau desa.


(11)

2. Diharapkan oleh Badan Penyuluhan Kabupaten/Kota agar ada demplot kambing, sehingga menjadi percontohan untuk masyarakat sekitarnya.

3. Meningkatkan pendapatan petani melalui usaha agribinis mulai dari hulu (on farm) sampai dengan hilir (off farm).

4. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat agar memfasilitasi Penyuluh yang ada dilapangan untuk pelatihan keterampilan bidang peternakan, termasuk dalam hal ini adalah Penyuluh Pertanian.

5. Penyuluh yang ada sekarang sebaiknya tidak sebagai penyuluh yang polivalen, sebab penyuluh yang berlatar belakang sub sektor peternakan tidak memahami tentang peternakan.

6. Penyuluh agar dibekali dengan brosur dan leaflet atau jurnal lainnya.

7. Kalau ada kegiatan pencegahan penyakit hewan menular seperti flu burung, agar Dinas Peternakan Propinsi mengikutsertakan BPP dalam kegiatan tersebut, sehingga BPP mengetahui kegiatan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

8. Dinas Peternakan diharapkan juga dapat melatih THL Penyuluh yang ada di Kabupaten/Kota.

9. Pertemuan koordinasi penyuluh perlu dilakukan setiap tahun dengan difasilitasi Bidang Penyuluhan dan Pengelolaan Kawasan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat.

10.Badan Penyuluh Pertanian dilapangan agar dapat memotivasi kelompok melalui penyuluh, tentang beberapa kegiatan fisik yang dapat diperoleh oleh kelompok untuk mendukung sektor peternakan seperti perluasan Hijauan Makanan Ternak. Pemanfaatan sumber air permukaaan dan lain-lain yang terkait dengan pengelolaan lahan dan air, melalui dana tugas pembantuan dari Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air.

4. PENILAIAN DAN PERSIAPAN LOMBA AGRIBISNIS KELOMPOK PETERNAKAN SAPI POTONG, UNGGAS DAN PETUGAS TEKNIS

A. Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya Penilaian Kelompok Tani Ternak dan Petugas Teknis Berprestasi dalam rangka Lomba Agribisnis Peternakan Tingkat Nasional adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktifitas ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak

2. Meningkatkan mutu pelayanan petugas teknis dilapangan

B. Sasaran

Adapun sasaran dilaksanakannya Penilaian Kelompok Tani Ternak dan Petugas Teknis Berprestasi dalam rangka Lomba Agribisnis Peternakan Tingkat Nasional adalah sebagai berikut :


(12)

1. Meningkatnya Motivasi peternak dan dinamika kelompok tani ternak (sapi potong, Kambing, ayam buras dan itik)

2. Meningkatnya prestasi dan kinerja petugas teknis peternakan (Inseminator, Paramedis dan Dokter Hewan Puskeswan)

D. Keluaran

1. Terpilihnya kelompok Tani Ternak Sapi Potong, Ayam Buras dan Itik berprestasi tingkat Sumatera Barat yang diikutkan dalam Lomba Agribisnis Kelompok Tani ternak dalam rangka pemberian penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional.

2. Terpilihnya Inseminator, Paramedis dan Dokter Hewan berprestasi tingkat Sumatera Barat yang diikutkan dalam Lomba Petugas Teknis Berprestasi dalam rangka pemberian penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional

D. Peserta

Peserta lomba penilaian kelompok agribisnis peternakan berasal dari kelompok ternak sapi potong, kelompok ternak unggas dan petugas berprestasi kabupaten/kota.

E. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

a. Pengiriman panduan

pelaksanaan kegiatan dan data profil serta kuesioner isian lomba masing-masing jenis ternak ke Kabupaten / Kota pada bulan Maret 2009

b. Dari 18 Kabupaten/Kota,

yang mengirimkan kembali dokumen profil dan isian kuesioner yang telah diisi oleh kelompok/petugas teknis ke Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada bulan April dan Mei 2009 adalah sebanyak 6 Kabupaten (Agam, Pasaman, Solok, Sijunjung, Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan).

c. Tim Penilaian Provinsi

melakukan penilaian terhadap profil dan isian kuesioner yang telah diisi oleh kelompok/petugas teknis serta melakukan verifikasi lapang terhadap kelompok/petugas teknis pada bulan Mei s/d Juni 2009.

d. Dari hasil penilaian

profil, isian kuesioner dan verifikasi lapang, dapat diambil kesimpulan sebagai berkut :

1). Sesuai dengan profil yang telah dikirimkan oleh Kabupaten Pesisir Selatan ada 2 Kelompok Sapi Potong yaitu Kelompok Air Haji Mandiri dan Kelompok Hamparan Saiyo. Dan 1 kelompok ayam Buras yaitu Kelompok Banto Baroyong

- Dari hasil penilaian melalui wawancara dengan kelompok kelompok tani ternak sapi potong Air Haji Mandiri maupun penilaian administrasi kelompok masih terdapat kekurangan-kekurangan yang tidak sesuai dengan formulir / isian quesioner sesuai dengan petunjuk pelaksanaan lomba, demikian juga halnya dengan kelompok tani ternak sapi potong Hamparan Saiyo juga masih terdapat


(13)

kekurangan-kekurangan yang tidak sesuai dengan formulir / isian quesioner petunjuk pelaksanaan lomba.

- Berdasarkan penilaian terhadap kelompok ternak sapi potong tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok ternak tersebut kurang memenuhi syarat untuk diperhitungkan mengikuti lomba kelompok sapi potong tingkat nasional karena aspek agribisnis didalam kelompok tersebut belum terlihat dengan baik.

- Sedangkan penilaian terhadap kelompok Ayam Buras Banto Baroyong dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok tani ternak ayam buras Banto Baroyong memang layak dperhitungkan karena memang dalam penilaian ini terlihat bahwa kelompok tersebut antar anggotanya selalu kompak dan dapat memberikan kesejahteraan bagi keluarganya serta data profil dan isian kuesioner telah diisi dengan benar.

2). Dari hasil penilaian kelompok tani ternak sapi potong Simapet di Kabupaten Solok dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

- Perkembangan ternak sapi potong pada kelompok simapet cukup bagus.

- Dikelompok juga sudah mengolah jerami sebagai pakan ternak.

- Kelompok juga sudah membuat pupuk kompos.

- Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha Tahun 2009, kelompok juga memelihara ternak jantan yang siap dijual untuk kebutuhan Idul Adha.

- Kekompakan antar anggota kelompok sangat bagus sekali.

- Namun penilaian secara administrasi masih kurang baik. Pengisian kuesioner oleh kelompok belum dapat dipenuhi sesuai dengan petunjuk lomba dari pusat sehingga penilaian secara adminstrasi terhadap profil kelompok ternak sapi potong Simapet tersebut dikategorikan kurang layak diperhitungkan untuk diusulkan mengikuti lomba agribisnis tingkat Nasional karena penilaian awal dari pusat adalah berdasarkan Profil yang diisi oleh Kelompok.

3). Dari hasil penilaian terhadap kelompok tani ternak sapi potong Sakato di Kabupaten Lima Puluh Kota dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

- Populasi ternak sapi potong pada kelompok tani ternak Sakato sudah berkembang dengan baik dengan memanfaatkan teknologi Inseminasi Buatan.

- Pengolahan limbah ternak sapi untuk dijadikan pupuk kompos.

- Anggota kelompok sudah dapat merasakan keuntungan dari beternak sapi

- Hubungan antar anggota kelompok sangat baik dan kompak

- Secara admistrasi, kelompok sudah melakukan admistrasi kelompok dengan baik.


(14)

- Kelompok juga telah menerima piagam penghargaan baik dari Pemda setempat maupun dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

- Profil kelompok yang diisi sesuai dengan kuesioner lomba yang dari Pusat.

- Dari hasil penilaian tersebut diatas kelompok tani ternak Sakato termasuk yang layak diperhitungkan untuk diusulkan mengikuti lomba agribisnis tingkat Nasional.

4). Dari hasil penilaian terhadap kelompok sapi potong dan kelompok ayam buras di Kabupaten Sijunjung dapat diambil kesimpulan :

- Dari hasil penilaian melalui wawancara dengan kelompok kelompok tani ternak sapi potong Sinar Maju Jaya maupun penilaian administrasi kelompok masih terdapat kekurangan-kekurangan yang tidak sesuai dengan formulir / isian quesioner sesuai dengan petunjuk pelaksanaan lomba.

- Demikian juga halnya dengan kelompok tani ternak ayam buras Rahmat juga masih terdapat kekurangan-kekurangan yang tidak sesuai dengan formulir / isian quesioner sesuai dengan petunjuk pelaksanaan lomba. - Berdasarkan penilaian terhadap kelompok ternak sapi

potong Sinar Maju Jaya dan kelompok tani ternak ayam buras Rahmat dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelompok tersebut kurang memenuhi syarat untuk diperhitungkan mengikuti lomba kelompok agribisnis tingkat nasional.

5). Dari hasil penilaian terhadap kelompok tani ternak sapi potong Teratai di Kabupaten Agam dapat diambil kesimpulan :

- Perkembangan ternak cukup baik. Peningkatan populasi dilakukan melalui Inseminasi Buatan.

- Ternak dipelihara secara berkelompok di kandang kelompok ternak.

- Anggota kelompok sudah membuat pupuk kompos dan telah dimanfaatkan oleh petani sekitarnya. - Kelompok juga memelihara sapi Brahman Cross

yang merupakan dropping dari Pusat.

- Anggota kelompok bertugas secara bergantian dikandang, dan terlihat kekompakan antar anggota kelompok.

- Kandang kelompok tidak berada dalam satu areal, tapi terpencar-pencar. Dan ketua kelompok bersama inseminator setempat ikut membina kelompok tani ternak.

- Selain rumput lapangan juga diberikan pakan ternak berupa jerami.

- Sanitasi kandang masih kurang baik karena sulit mendapatkan air sehingga kandang kelihatan kotor dan demikian juga dengan ternaknya.


(15)

- Administrasi kelompok masih kurang tertata dengan baik.

- Isian kuesioner oleh kelompok kurang sesuai dengan acuan lomba dari pusat.

- Berdasarkan penilaian terhadap kelompok ternak sapi potong Teratai di Kabupaten Agam dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok tersebut kurang memenuhi syarat untuk diperhitungkan mengikuti lomba kelompok agribisnis tingkat nasional.

6). Dari hasil penilaian terhadap petugas teknis (Inseminator, Dokter Hewan dan Paramedik Puskeswan) yang telah mengirimkan data profil dan isian kuesioner (Kabupaten Pasaman, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok), yang memenuhi syarat untuk diusulkan adalah Dokter Hewan dan Paramedik Pus Keswan dari Kabupaten Sijunjung dan Inseminator dari Kabupaten Solok.

e. Selanjutnya ditetapkan 1 (satu) kelompok ternak sapi potong, 1 (satu) kelompok ternak unggas, 1 (satu) orang Inseminator, 1 (satu) orang Dokter Hewan Puskeswan dan 1 (satu) orang Paramedik Puskeswan yang diusulkan untuk mengikuti Lomba Agribisnis Tingkat Nasional sbb :

- Kelompok Sapi Potong Sakato Kabupaten Lima Puluh Kota

- Kelompok Ayam Buras Banto Baroyong Kabupaten Pesisir Selatan

- Drh. Meliala, Msi, Dokter Hewan Pos Keswan Kab. Sijunjung

- Mustakim, Paramedis Kab. Sijunjung - Masrijal, Inseminator Kab. Solok.

f. Dari hasil penilaian data profil dan isian kuesoner oleh Tim Juri Tk. Nasional yang keluar sebagai nominasi adalah :

- Kelompok Ayam Buras Banto Baroyong Kabupaten Pesisir Selatan

- Masrijal, Inseminator Kab. Solok.

- Drh. Meliala, Msi, Dokter Hewan Pos Keswan Kab. Sijunjung.

g. Selanjutnya dilakukan pembinaan yang intensif terhadap kelompok ayam buras Banto Baroyong Kabupaten Pesisir Selatan dan Petugas Inseminator (Masrijal) Kabupaten Solok oleh Petugas Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten dalam rangka persiapan dan penilaian secara langsung oleh Tim Juri Pusat ke lapangan pada bulan Juli s/d Agustus 2009.

h. Tim Juri dari pusat melakukan penilaian kelapangan pada tanggal 13 Agustus 2009 ke Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok.

i. Sampai dengan kondisi pelaporan ini belum keluar pengumuman secara resmi oleh Tim Juri Pusat, apakah Sumatera Barat mendapat juara I, II atau III. Dan secara umum untuk wilayah Sumatera, Sumatera Barat adalah


(16)

juara I dan secara Nasional masih menunggu keputusan Tim Juri dari Pusat.

5. ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) PELATIHAN

KEWIRAUSAHAAN DAN MAGANG SARJANA MEMBANGUN DESA (SMD)

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Seleksi secara tertulis dan wawancara dilaksanakan pada tanggal 24 s/d 25 Januari 2009.

2. Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan magang akan dilaksanakan untuk angkatan I, II, III, IV dan V seperti jadwal terlampir.

3. Tempat pelaksanaan seleksi di GOR Agus Salim Padang.

4. Tempat pelaksanaan pelatihan di Pangeran

City Hotel di Padang.

5. Tempat pelaksanaan Magang pada peternak

sukses di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.

B. Tujuan

1. Peserta pelatihan memahami tentang hakekat dan makna wirausaha, 2. Peserta memiliki kemampuan untuk mengenali potensi diri dan

lingkungannya,

3. Peserta mampu merancang tujuan dan proses optimalisasi potensi diri dan lingkungannya bagi peningkatan taraf hidupnya,

4. Peserta mampu menetapkan jenis usaha yang sustainable dan profitable melalui analisis yang rasional dan berdasar kelayakan usaha tertentu

5. Meningkatkan kemampuan Sarjana Peternakan dalam mengakses berbagai potensi sumberdaya peternakan, sumber permodalan dan peluang pasar

6. Meningkatnya jumlah Sarjana Peternakan yang mampu menciptakan lapangan kerja mandiri

C. Sasaran

Sarjana Peternakan, Dokter Hewan, D3 Bid Peternakan & Keswan yang belum mendapat pekerjaan dan mempunyai minat untuk berusaha sendiri di bidang peternakan sebanyak 150 orang.

D. Peserta

Peserta Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan magang sebanyak 150 orang yang terdiri dari 5 (lima) angkatan, masing-masing angkatan sebanyak 30 orang.

Dasar pemilihan peserta yang akan mengikuti pelatihan adalah peserta yang dinyatakan lulus baik secara tertulis dan wawancara dengan Tim Seleksi dan Psikolog.

E. Laporan Pelaksanaan

A. Seleksi Peserta Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa Tahun 2009

telah dilaksanakan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :


(17)

Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa melalui situs resmi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat : www.disnaksumbar.org mulai tanggal 14 Januari 2009.

2. Pendaftaran calon peserta Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa mulai tanggal 14 s/d 18 Januari 2009. Jumlah calon peserta Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa yang mendaftar sebanyak 339 orang (daftar calon peserta terlampir)

3. Pemberian kartu nomor seleksi calon peserta Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa tanggal 22 Januari 2009 sekaligus pengumuman jadwal Tes tertulis dan Wawancara. 4. Tes tertulis dilaksananakan pada tanggal 24 s/d 25

Januari 2009 di Gedung Olahraga H. Agus Salim Padang.

5. Hasil tes tertulis dan wawancara diumumkan tanggal 28 Januari 2009 dengan jumlah peserta yang lulus sebanyak 150 orang dan lulus cadangan 20 orang (terlampir).

B. Pelaksanaan Pelatihan Achievement

Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa :

1. Hak Peserta :

a. Pelataihan dilaksanakan 5 (lima) angkatan, masing-masing angkatan terdiri dari 30 orang

b. Masing peserta diberikan seminar Kit yang terdiri tas, penggaris, buku, pensil dan pena

c. Akomodasi dan Konsumsi Peserta selama belajar di kelas (15 hari) dan magang di lokasi (25 hari).

d. Uang transportasi peserta dari daerah asal ke tempat pelatihan (PP).

e. Uang transportasi peserta dari tempat pelatihan ke lokasi magang (PP).'

f. Uang saku peserta untuk magang hanya disediakan selama 21 hari.

2. Pelaksanaan Achievement

Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa:

Angkatan I :

a. Pelatihan angkatan I dilaksanakan pada tanggal 10 Maret s/d 18 April 2009.

b. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Asisten II (Ir. Surya Dharma Sabirin) pada tanggal 10 Maret 2009, pukul 10.00 WIB di Pangeran Beach Hotel.

c. Acara pembukaan dihadiri oleh seluruh peserta pelatihan yang berjumlah sebanyak 150 orang dan undangan lainnya dari enam SKPD Lingkup Pertanian.

d. Pada acara pembukaan ikut memberikan kata sambutan Direktur Budidaya Ternak Ruminansia (Ir. Fauzi Luthan) serta


(18)

pengusaha ternak sukses (Ir. H. Akmal).

e. Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Pangeran City tanggal 10 Maret s/d 21 Maret 2009 dengan materi Achievement Motivation Training (AMT) dan Entrepreneurship (terlampir)

f. Magang angkatan I dilaksanakan di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh mulai tanggal 21 Maret s/d 14 April 2009, dengan jumlah peserta masing-masing :

Peternakan Sapi Potong milik H. Akmal : 10 orang Peternakan sapi potong milik Rony : 18 orang

Peternakan itik : 1 orang

Kegiatan ditempat magang terlampir dalam Laporan Kegiatan Harian Peserta di Lokasi Magang.

g. Peserta kembali ke Hotel

tanggal 15 April s/d 18 April 2009 dengan kegiatan menulis dan mempresentasikan proposal yang dibuat oleh peserta.

Angkatan II :

a. Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa Angkatan II dimulai tanggal 23 Maret s/d 3 April 2009 dengan materi pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) dan Entrepreneurship (terlampir)

b. Magang angkatan II dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar (Ompi Farm) dengan jumlah peserta 25 orang dan di Kota Payakumbuh dengan jumlah peserta 5 orang komoditi Itik yang dimulai tanggal 03 April s/d 27 April 2009. Kegiatan ditempat magang terdiri dari Farm Sapi Potong, Farm Kambing, Pengolahan Kompos dan Pengelolaan Lahan/HMT (terlampir dalam Laporan Kegiatan Harian Peserta di Lokasi Magang. c. Peserta kembali ke Hotel tanggal 28 April s/d 01 Mei 2009

dengan kegiatan menulis dan mempresentasikan proposal yang dibuat oleh peserta.

Angkatan III :

a. Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa Angkatan III dilaksanakan tanggal 10 April s/d 21 April 2009 dengan materi pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) dan Entrepreneurship (terlampir)

b. Magang angkatan III dilaksanakan pada kelompok-kelompok ternak di Kabupaten Agam mulai tanggal 21 April s/d 15 Mei 2009, dengan jumlah peserta masing-masing :

Kelompok Teratai komoditi Sapi Potong : 6 orang Kelompok Santani Mulya komoditi Sapi Potong : 4 orang Kelompok Anggari komoditi Kambing : 2 orang Peternakan Sapi Potong milik Bpk. Erly Ibrahim : 10 orang Peternakan Ayam Petelur milik H.YB. Dt. Majo Endah: 6 orang

Pembagian Peserta Pelatihan pada masing-masing kelompok ternak berdasarkan kelompok ternak binaan peserta didaerah asal peserta dan minat peserta pada salah satu usaha peternakan.

c. Kegiatan ditempat magang terdiri dari Farm Sapi Potong, Farm Kambing, Pengolahan Kompos, Pengelolaan Lahan/HMT dan Pemeliharaan ayam petelur (terlampir dalam Laporan Kegiatan


(19)

Harian Peserta di Lokasi Magang).

d. Peserta kembali ke Hotel tanggal 16 Mei s/d 19 Mei 2009 dengan kegiatan menulis dan mempresentasikan proposal yang dibuat oleh peserta.

Angkatan IV :

a. Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa Angkatan IV dimulai tanggal 21 April s/d 2 Mei 2009 dengan materi pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) dan Entrepreneurship (terlampir)

b. Magang angkatan IV dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar (Ompi Farm) dengan jumlah peserta 30 orang yang dimulai tanggal 02 Mei s/d 26 Mei 2009. Kegiatan ditempat magang terdiri dari Farm Sapi Potong, Farm Kambing, Pengolahan Kompos dan Pengelolaan Lahan/HMT (terlampir dalam Laporan Kegiatan Harian Peserta di Lokasi Magang.

c. Peserta kembali ke Hotel tanggal 27 Mei s/d 30 Mei 2009 dengan kegiatan menulis dan mempresentasikan proposal yang dibuat oleh peserta.

Angkatan V :

a. Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa Angkatan V dimulai tanggal 04 Mei s/d 15 Mei 2009 dengan materi pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) dan Entrepreneurship (terlampir)

b. Magang angkatan V dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar (Ompi Farm) dengan jumlah peserta 30 orang yang dimulai tanggal 15 Mei s/d 08 Juni 2009. Kegiatan ditempat magang terdiri dari Farm Sapi Potong, Farm Kambing, Pengolahan Kompos dan Pengelolaan Lahan/HMT (terlampir dalam Laporan Kegiatan Harian Peserta di Lokasi Magang.

c. Peserta kembali ke Hotel tanggal 09 Juni s/d 12 Juni 2009 dengan kegiatan menulis dan mempresentasikan proposal yang dibuat oleh peserta.

F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan :

Dari hasil pelatihan angkatan I s/d angkatan V dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Tersedianya sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan / kompetensi dalam mengelola dan manejerial usaha peternakan

Pelatihan AMT merupakan percepatan tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas untuk disinergikan dengan peternak, sehingga usaha peternakan dapat dikelola lebih profesional

Terciptanya calon enterpreneur muda yang akan memacu pengembangan usaha peternakan di Sumatera Barat

Dengan terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas, lembaga keuangan semakin mudah diakses untuk mendapatkan penguatan modal bagi pengembangan usaha.

Peserta menyadari bahwa pelatihan AMT, Enterpreneur dan magang sangat berarti sekali bagi mereka untuk memotivasi diri dan menggali potensi diri mereka untuk bangkit berusaha sendiri di bidang peternakan dan mencoba membuka peluang kerja terutama dibidang peternakan.


(20)

Pelaksanaan Pelatihan AMT, Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa telah terlaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian :

1. Tidak tersedianya dana untuk petugas pendamping dari Propinsi dan petugas pendamping dari Kabupaten untuk pengawasan peserta magang dilokasi.

2. Harga satuan honor untuk Psikolog dan Tim Pengajar AMT dan Entrepreneurship masih dibawah standar yang diharapkan.

3. Dana untuk ATK kegiatan sangat kurang, demikian juga dengan biaya foto kopi.

4. Tidak tersedianya dana untuk pemilik farm tempat magang peserta pelatihan.

Saran :

Untuk kegiatan pelatihan AMT dan Entrepreneurship Tahun 2010, disarankan sebagai berikut :

1. Menganggarkan dana untuk petugas

pendamping dari Propinsi dan petugas pendamping dari Kabupaten untuk pengawasan peserta magang dilokasi.

2. Harga satuan honor untuk Psikolog dan

Tim Pengajar AMT dan Entrepreneurship agar ditingkatkan.

3. Dana untuk ATK kegiatan dan biaya

foto kopi ditingkatkan.

4. Menganggarkan dana untuk pemilik

farm tempat magang peserta pelatihan.

6. PELATIHAN POLISI VETERINER UNTUK PENGAWASAN RPH DAN RPU

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Pelatihan Polisi Veteriner secara teori/belajar di kelas akan dilaksanakan tanggal 9 – 14 Agustus 2009 di Hotel Pangeran City Padang, (Jadwal acara terlampir).

2. Peserta berangkat dari Padang menuju Bukittinggi tanggal 14 Agustus 2009 dan menginap di Hotel Dymens mulai tanggal 14 Agustus s/d 16 Agustus 2009.

3. Praktek lapangan di RPH Bukittinggi dan Los Daging akan dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 16 Agustus 2009.

B. Tujuan

Meningkatkan pengawasan terhadap Pemotongan Hewan Betina Produktif di RPH dan juga mengawasi peredaran daging, prosedur pengolahan daging mulai dari rumah potong hingga dipasarkan ke konsumen.

C. Sasaran

Objek sasaran kegiatan pelatihan ini adalah personil POLRI sebanyak 10 orang yang nantinya kan mengawasi RPH dan RPU di Sumatera Barat.

D. Peserta

Peserta pelatihan ini berasal dari kepolisian daerah :

1. Kota Padang : 2 orang

2. Kota Bukittinggi : 2 orang 3. Kota Padang Panjang : 1 orang


(21)

4. Kota Payakumbuh : 2 orang 5. Kabupaten Agam (Lubuk Basung) : 1 orang 6. Kabupaten Solok : 1 orang 7. Kabupaten Tanah Datar : 1 orang

E. LAPORAN PELAKSANAAN

1. Veteriner adalah segala urusan tentang

Hewan dan penyakit-penyakitnya.

2. Setiap orang bertanggung jawab

dalam penyelenggaraan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau peredaran pangan wajib: memenuhi persyaratan sanitasi, keamanan, dan atau keselamatan manusia.

3. Kesehatan hewan adalah segala

urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan peralatan kesehatan hewan, serta keamanan pakan.

4.

Kesehatan masyarakat veteriner

adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia.

5. Undang-undang No. 18 tahun 2009

tentang peternakan & kesehatan hewan bertujuan :

a. mengelola sumber daya

hewan secara bermartabat, bertanggung jawab, dan berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;

b. mencukupi kebutuhan pangan,

barang, dan jasa asal hewan secara mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan peternak dan masyarakat menuju pencapaian ketahanan pangan nasional;

c. melindungi, mengamankan,

dan/atau menjamin wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman yang dapat mengganggu kesehatan atau kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan;

d. mengembangkan sumber daya

hewan bagi kesejahteraan peternak dan masyarakat; dan

e. memberi kepastian hukum dan

kepastian berusaha dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan.

6. Setiap orang yang menyembelih :

a. ternak ruminansia kecil betina produktif dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,-dan paling banyak Rp 5.000.000,- ;

b. ternak ruminansia besar betina produktif dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 9


(22)

(sembilan) bulan dan atau denda paling sedikit Rp 5.000.000,0 dan paling banyak Rp

25.000.000,-7. Pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus : a. Dilakukan di rumah potong dan

b. Mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan. 8. Kesehatan masyarakat veteriner merupakan penyelenggaraan

kesehatan hewan dalam bentuk :

a. Pengendalian dan penanggulangan zoonosis

Yang dimaksud dengan “zoonosis”, jenisnya antara lain, rabies, antraks, avian influenza, salmonellosis, leptospirosis, dan toksoplasmosis.

b. Penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan, dan kehalalan produk hewan

- Yang dimaksud dengan “penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan, dan kehalalan produk hewan” adalah serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mewujudkan keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan produk hewan.

- Yang dimaksud dengan “produk hewan” antara lain yaitu daging, susu, telur, serta produk olahannya dan produk hewan lainnya misalnya kulit, bulu, tulang, tanduk, kuku, serta bahan baku pakan asal hewan.

- Yang dimaksud dengan “penjaminan keamanan produk hewan” adalah pengupayaan dan pengondisian produk hewan yang tidak mengandung bahaya biologis, kimiawi, dan fisik yang dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan/atau fungsi lingkungan.

- Yang dimaksud dengan “penjaminan kesehatan produk hewan” adalah pengupayaan dan pengondisian pangan asal hewan yang memenuhi persyaratan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan manusia dan tidak mengandung bibit penyakit.

- Yang dimaksud dengan “penjaminan keutuhan produk hewan” adalah pengupayaan dan pengondisian pangan asal hewan yang tidak bercampur dengan produk lain yang tidak sejenis. - Yang dimaksud dengan “penjaminan kehalalan produk hewan”

adalah pengupayaan dan pengondisian produk hewan yang diperoleh sesuai dengan syariat agama Islam.

9. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengantisipasi ancaman terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh hewan dan/atau perubahan lingkungan sebagai dampak bencana alam yang memerlukan kesiagaan dan cara penanggulangan terhadap zoonosis, masalah higiene, dan sanitasi lingkungan.

10. Bahaya-Bahaya dalam Pangan

- Bahaya Biologis (biological hazards) :

bakteri, kapang (mold), kamir (ragi; yeast), virus, parasit, prion - Bahaya Kimiawi (chemical hazards) :

racun (toksin) baik yang secara alami ada dalam makanan (racun dalam ikan, tanaman) atau dari pencemaran (residu antibiotik, pestisida, logam berat, hormon, formalin)

- Bahaya Fisik (physical hazards)

benda-benda asing dalam makanan (pecahan gelas, besi, rambut, serpihan tulang, dll.)


(23)

11. Peserta pelatihan setelah menerima materi dikelas (Pangeran City Hotel) langsung menuju Bukittinggi pada tanggal 14Agustus 2009. Dan pada tanggal 15 s/d 16 Agustus peserta langsung melihat pemotongan hewan ke RPH Bukittinggi dan pendistribusian daging dari RPH ke Los Daging di Bukittinggi.

12. Setelah selesai praktek lapangan, peserta kembali ke tempat penginapan di Hotel Dymens Bukittinggi untuk diskusi dan evaluasi kegiatan praktek lapangan.

13. Diharapkan kepada Polisi yang telah dilatih tidak saja mengawasi pemotongan hewan dan produk hewan tetap juga ikut mengawasi lalu lintas ternak antar kabupaten maupun antar propinsi.

F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan :

Dari hasil pelatihan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Perlu adanya polisi yang mengetahui tentang aturan-aturan yang ada pada bidang peternakan dan kesehatan hewan sehingga dapat membantu kelancaran pengawasan baik di rumah potong hewan dan maupun pengawasan produk asal hewan.

Kehadiran polisi veteriner ini di Kabupaten/Kota disambut baik oleh aparat pemerintah bidang peternakan karena dapat membantu kesulitan-kesulitan pengawasan yang telah dilakukan selama ini. Pelaksanaan Pelatihan Polisi Veteriner ini telah terlaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian :

- Tidak tersedianya dana untuk petugas Propinsi dalam rangka mendampingi peserta ke lokasi praktek di Bukittinggi.

- Tidak tersedianya penggantian biaya transportasi Narasumber dari Pusat.

- Harga satuan honor/bulan/orang masih dibawah standar untuk melakukan pengawasan di Kabupaten/Kota karena lokasi pengawasan jaraknya bervariasi.

Saran :

Untuk Tahun 2010, disarankan sebagai berikut :

 Menganggarkan dana untuk honor polisi veteriner yang telah dilatih tahun 2009 dimana honornya dianaikkan dari Rp. 300.000,-/bulan menjadi Rp. 500.000,-/bulan.

 Penambahan polisi yang akan dilatih tahun 2010 sehingga setiap kabupaten/kota memiliki polisi yang mempunyai tugas sampingan sebagai polisi veteriner.

 Menganggarkan biaya transportasi untuk narasumber yang berasal dari luar Propinsi Sumatera Barat.

B. KASI SARANA DAN PRASARANA

1. PERTEMUAN PEMBINAAN ALSINNAK PADA PETERNAKAN RAKYAT a. Latar Belakang

Pembangunan peternakan mengemban misi penyediaan pangan hasil ternak yang berkualitas, meningkatkan pendapatan peternak dan menyediakan lapangan kerja dengan memanfaatkan sumberdaya


(24)

peternakan secara optimal. Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang berpotensi untuk pengembangan peternakan karena selain iklim dan topografinya yang mendukung juga dekat dengan pusat pemasaran hasil ternak.

Salah satu komoditas peternakan Propinsi Sumatera Barat yang menjadi unggulan adalah komoditas sapi potong dan unggas. Seiring dengan digulirkannya ekonomi kerakyatan dan optimalisasi sumberdaya lokal, peternakan rakyat harus mampu bangkit dan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan melalui peningkatan keterampilan teknis, manajemen usaha dan penguasaan teknologi serta penyempurnaan kelembagaan secara keseluruhan. Peningkatan produktivitas ternak dilaksanakan melalui peningkatan skala usaha yang diikuti dengan penggunaan alat dan mesin (alsin) yang tepat guna agar pencapaian tujuan peningkatan produksi dapat tercapai.

Penggunaan alsinnak untuk usaha peternakan rakyat masih sangat terbatas dan umumnya penggunaan alat dan mesin peternakan (Alsinnak) masih bersifat sambilan dengan skala usaha yang relatif kecil dan pemanfaatannya belum intensif.

Seperti kita ketahui bahwa tujuan penggunaan alsin adalah untuk efisiensi usaha dan meningkatan produktivitas sekaligus pendapatan peternak

Untuk menumbuhkembangkan penggunaan alat dan mesin peternakan (Alsinnak) pada peternakan rakyat, Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah melaksanakan kegiatan pembinaan dan penggunaan alat dan mesin peternakan pada peternakan rakyat pada 7 Kabupaten/Kota sesuai DPA SKPD Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat kode kegiatan 2.01.03.2.01.22.21

b. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kesepahaman para petugas Kabupaten/Kota akan pentingnya manfaat alat dan mesin peternakan serta mampu menyediakan data dan informasi tentang alsinnak yang tepat, akurat dan mutakhir.

c. Sasaran

Objek sasaran kegiatan dari Pertemuan Pembinaan Alsinnak adalah petugas kab/Kota (KCD, Petugas IB/Inseminator, Petugas Pos Keswan, Wali Nagari, Ketua Kelompok Tani , KTNA ).

d. Hasil Yang Diharapkan

1. Meningkatnya kemampuan, wawasan dan kesepahaman aparat pemerintah pembina alsin peternakan serta mampu menyediakan data dan informasi yang tepat dan mutakhir.

2. Mampu mencari permasalahan dan solusi terhadap perkembangan pemanfaatan alsinnak di masyarakat yang mengacu pada peningkatan ekonomi peternak pemakai alsin.

e. Dasar Pelaksanaan

1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) SKPD Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2009


(25)

Sumatera Barat No.050 /28 / Kpts / Disnak-SB / 2009 tanggal 30 Maret 2009.

f. Peserta

Peserta terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kab.Padang Pariaman Kab. 50 Kota

Kab.Pesisir Selatan Kab.Agam

Kota Padang Panjang Kota Payakumbuh Kota Pariaman : : : : : : : 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang

g. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pertemuan Pembinaan Alsinnak pada Peternakan Rakyat diadakan di 7 lokasi kab/kota di Sumatera Barat yaitu :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kabupaten Pdg Pariaman Kabupaten Agam

Kota Payakumbuh Kota Pariaman Kabupaten Pesisir Selatan

Kota Padang Panjang Kab. 50 Kota

: : : : : : :

29 Mei 2009 4 Juni 2009 9 Juni 2009 11 Juni 2009 9 Juli 2009 22 Juli 2009

19 s/d 20 Agustus 2009

h. Pembiayaan

1. Sewa ruangan rapat/pertemuan pada 7 lokasi..

2. Konsumsi peserta pertemuan.

3. Biaya perjalanan untuk petugas Bidang Penyuluhan dan Pengelolaan Kawasan pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat yang diberi tugas untuk melaksanakan pertemuan di Kabupaten/Kota.

I. Pelaksanaan Kegiatan

Dari hasil pembinaan Alsinnak di 7 Kab/kota terdapat bebeperapa permasalahan yang hampir sama untuk masing masing Kab/Kota yaitu :

1. Ketersediaan Alat mesin pertanian untuk kelompok tani ternak masih terbatas diantaranya masih belum adanya Cooper yang dimiliki olek Kelompok Tani Ternak sapi Potong dan Grinder maupun Mixer untuk Kelompok Tani ternak Ayam Buras.

2. dalam rangka pemanfaatan pakan lokal diperlukan adanya rekayasa teknologi alat sederhana yang diperlukan seperti adanya alat penghancur sagu maupun kulit coklat sehingga pemanfaatan limbah coklat maupun sagu dapat lebih optimal.

3. Keberhasilan peternak di lapangan ditentukan oleh ketersediaan dan kemampuan petugas dalam operasional peralatan peternakan yang dibutuhkan oleh petugas dalam pembinaan peternak di lapangan.

4. Pelatihan/ Apresiasi operasionalisasi Alsinnak bagi Petugas diharapkan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh propinsi.


(26)

5. Untuk mengetahui ketersediaan alsinnak di kab/ kota diperlukan data Alsinnak yang telah ada dan kebutuhan kab/kota dalam pengembangan peternakan terutama usaha peternakan rakyat.

j. Kesimpulan :

1. Pembinaan Alsinnak pada peternakan rakyat dapat dilaksanakan jika data ketersediaan dan kebutuhan Alsin di kab/kota tersedia 2. Penyediaan Alsin bagi kelompok tani ternak tidak hanya menjadi

tanggungjawab propinsi atau Kab/kota saja tapi juga diperlukan Koordinasi dengan Dinas Peridustrian.

3. Ketersediaan sarana prasarana peternakan mulai dari hulu sampai hilir memerlukan koordinasi dengan peternak, petugas, paramedis, Inseminator, dan Dokter Hewan di Pos keswan

4. Untuk meningkatkan kemampuan teknis petugas (Inseminator, Paramedis, Dokter Hewan, Kepala Cabang Dinas) dalam operasional alat diperlukan adanya Apresiasi dan pelatihan teknis Alsin bagi aparatur

5. Perawatan Alsinnak yang dilaksanakan oleh Kab/kota masih kurang optimal hal ini disebabkan karena masih kurangnya kemampuan dan pengetahuan petugas dan peternak dalam bidang operasional peralatan

6. Menindaklanjuti pelaksanaan kegiataan Alsinnak untuk tahun 2010 perlu dilaksanakan Koordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam pembinaan Alsinnak

7. Dari hasil pembinaan ke Kab/Kota yang telah dilaksanakan dapat disampaikan data sarana prasarana (Alsinnak) yang ada serta kebutuhan Alsin dari Kab/Kota terlampir

DANA SATKER DINAS PETERNAKAN PROP. SUMBAR (08)

DITJEN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR C. KASI PENGELOLAAN KAWASAN

KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

Tahun 2009, propinsi Sumatera Barat telah mendapat alokasi dana dari Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air sebesar Rp. 2.208.000.000,- yang terdiri dari:

A. Dana Dekontrasi sebesar Rp.

B. Dana TP sebesar Rp. 1.908.000.000,- untuk 5 kabupaten

Sasaran program kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2009 tersebut dijabarkan dalam serangkaian kegiatan yang terdiri dari 7 kegiatan dengan jumlah anggaran Rp.300.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :

1. Administrasi kegiatan Rp. 23.240.000,-

2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Rp.

36.935.000,-3. Penyusunan/ Pengumpulan/ Pengolahan

Updating / Analisa Data dan Statistik Rp.

36.900.000,-4. Penyusunan Program & Rencana Kerja

Teknis/ Program Rp.

17.800.000,-5. Rapat-rapat Koordinasi/ kerja/ Dinas/

Pimpinan Kelompok Kerja/ Konsultasi Rp.


(27)

61.225.000,-7. Monitoring dan Evaluasi Rp.

81.900.000,-Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air mulai ditingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten harus terkait langsung dan secara sinergis mampu mendorong pembangunan sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan lahan dan Air sub sektor peternakan pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat terdapat beberapa kegiatan :

1. Administrasi Kegiatan

Tolok ukur administrasi kegiatan ini adalah merupakan pusat pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2009 secara administrasi. Beberapa kegiatan yang terdapat pada administrasi kegiatan ini adalah :

a. Pembayaran Honor untuk pelaksana kegiatan administrasi Satker Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat (8)

b. ATK dan Komputer Suplies untuk kegiatan Administarsi Satker. c. Pengadaan bahan blanko cetak administrasi,Kegiatan ini berupa

pengadaan blanko cetak seperti percetakan blanko SPPD, kwitansi, Surat Tugas dll.

d. Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan Tahunan kegiatan PLA Tahun 2009, kegiatan ini berupa foto copy, jilid dan penggandaan laporan bulanan, triwulan dan tahunan PLA tahun 2009.

e. Penyusunan ROK, Juklak dan Juknis kegiatan PLA tahun 2009. kegiatan ini berupa foto copy, jilid dan penggandaan ROK, juklak dan juknis kegiatan PLA tahun 2009.

f. Penggandaan/fotocopy dan pengiriman laporan, kegiatan ini berupa foto copy segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi satker dan pengiriman laporan ke Ditjen PLA.

2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis

Kegiatan ini berupa Pelatihan Teknis Pengelolaan Lahan dan Air bagi petugas yang menangani pengembangan kawasan di Kabupaten/ Kota.

a. Tujuan :

1) Untuk meningkatkan pemahaman petugas dalam pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air.

2) Untuk meningkatkan pengetahuan teknis petugas Kab/ Kota di bidang Pengelolaan Lahan dan Air

b. Sasaran :

Meningkatnya pemahan dan pengetahuan teknis 20 orang petugas Kab/Kota yang membidangi kegiatan pengelolaan lahan dan air dalam melaksanaan kegiatan PLA.

c. Keluaran 1) Out Put

Terlaksananya Pelatihan teknis Pengelolaan lahan dan Air bagi petugas Kab/ Kota yang membidangi kegiatan pengelolaan lahan dan air

2) Out Come

20 orang petugas yangmembidangi kegiatan pengelolaan lahan dan air mengetahui menu kegiatan PLA dan memahami


(28)

pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan Air, sehingga diharapkan tahun 2010 bertambah kabupaten yang mendapat alokasi dana dari ditjen PLA.

d. Pelaksanaan kegiatan :

Kegiatan pelatihan teknis Pengelolaan Lahan dan Air telah dilaksanakan tanggal 7 s/d 9 Mei di Hotel Denai Bukittinggi dengan peserta sebanyak 20 orang.

Pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan, penyampaian materi dan diskusi yang meliputi aspek pengelolaan lahan dan air.

3. Penyusunan/ Pengumpulan/ Pengolahan/ Updating/ Analisa Data dan Statistik

Data base pengelolaan lahan dan air merupakan acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan kawasan peternakan dilihat dari ketersediaan sumberdaya lahan dan air. Pada tahun 2006, 2007 dan 2008 telah dilaksanakan pengumpulan data base PLA. Agar data yang disajikan tersebut lebih akurat dan valid maka kegiatan up dating data PLA perlu dilakukan setiap tahunnya. Untuk itu pada tahun 2009 melalui dana dekonsentrasi terdapat kegiatan Pengolahan dan Analisa data PLA.

a. Tujuan :

Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data PLA yang lebih Akurat dan Valid mengingat dalam pembangunan peternakan di kawasan akan mengalami perubahan dengan adanya alih fungsi lahan.

b. Sasaran :

Tersedianya data pengembangan kawasan dilihat dari segi aspek pemanfaatan lahan dan air sebagai dasar oleh Kab/ Kota dalam menyusun perencanaan dalam pengembangan kawasan.

c. Keluaran :

1) Out Put

Terlaksananya Pengolahan dan Analisa Data dan Statistik untuk aspek perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air pada kawasan peternakan.

2) Out Come

Tersedianya buku data base dibidang pengelolaan lahan dan air untuk kawasan peternakan, dalam perencanaan pengembangan kawasan dapat mengacu kepada data potensi yang ada di kawasan pada Kab/ Kota sehingga perencanaan diharapkan akan lebih tepat sasaran, tujuan, efisien dan efektif. d. Pelaksanaan kegiatan :

Kegiatan Penyusunan/ Pengumpulan/ Pengolahan/ Updating/ Analisa Data dan Statistik untuk aspek perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air pada kawasan peternakan.


(29)

Pelaksana Kegiatan :

Pelaksana Kegiatan pengolah data di Propinsi ditetapkan dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satker PLA Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sedangkan untuk penanggung jawab di Propinsi adalah Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengelolaan Kawasan.

Dengan Rincian Kegiatan adalah:

1) Melaksanakan penggandaan blanko kuesioner dalam rangka pengunpulan data sesuai format.

2) Melakukan pengumpulan data base PLA berdasarkan pengumpulan data oleh Kab/ Kota.

3) Petugas pengolah data di Propinsi melakukan pengolahan data dan melaporkannya ke Direktorat Jenderal PLA

4) Untuk empat orang petugas di Propinsi yang telah ditetapkan akan diberikan honor

4. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/ Teknis/ Program

a. Tujuan

Kegiatan Pertemuan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan kegiatan PLA tahun 2010 yang direncanakan Kab/ Kota dalam pengembangan kawasan peternakan sehingga perencanan kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan pelaksanaan yaitu tepat sasaran, efisien dan efektif.

b. Sasaran

Terwujudnya usulan program dan rencana kerja yang sinergi dan terpadu mulai dari kabupaten/kota, propinsi maupun pusat untuk tahun 2010.

c. Keluaran :

1) Out Put

Terlaksananya Pertemuan Penyusunan Program/ Kegiatan PLA Dana Tugas Pembantuan Tahun 2010 dari Kab/ Kota.

2) Out Come

Tersedianya dokumen usulan program/kegiatan tahun 2010 yang meliputi aspek pengelolaan lahan, air dan areal dari kabupaten yang disesuaikan dengan kebutuhan kabupaten dalam mewujudkan pengembangan kawasan

d. Pelaksanaan kegiatan :

Kegiatan pertemuan penyusunan Program dan Rencana Kerja dilaksanakan dalam bentuk penyampaian usulan program/kegiatan dari masing-masing Kabupaten/Kota. rapat, dan diskusi. Kegiatan telah dilaksanakan di Hotel Pusako Bukittnggi tanggal 14 s/d 15 februari 2009. dengan peserta petugas kabupaten/ kota yang membidangi perencanaan sebanyak 20 orang.

Pertemuan ini dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi usulan dan diskusi yang meliputi aspek pengelolaan lahan dan air. Adapun hasil dari usulan Rencana Kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2010 dari kabupaten adalah sebagai berikut:


(30)

1) Kab. 50 Kota :

 Perluasan Areal kebun HMT 10 ha  Pembukaan Padang Pengembalaan 10

2) Kab. Agam : Perluasan areal kebun HMT 30 ha 3) Kab. Tanah Datar

 Perluasan Areal pd. Pengembalaan 50 ha  Perluasan areal kebun HMT 50 ha

4) Kab. Pasaman; Perluasan areal kebun HMT 10 ha

5) Kab. Pdg. Pariaman; ; Perluasan areal kebun HMT 30 ha 6) Kab. Dharmasraya

 Perluasan Areal kebun HMT 18ha

 Pembukaan Padang Pengembalaan 33 ha b. Kegiatan Pengelolaan Lahan

1. Kab. Tanah Datar

 Pengembangan jalan usaha tani 10 km  Pengembangan jalan usaha tani 20 km. 2. kab. Solok selatan

 Pengembangan jalan usaha tani 10 km  Pengembangan jalan produksi 5 km 3. Kab. Padang pariaman

 Pengembangan jalan usaha tani 6 km 4. Kab. Pasaman.

 Optimasi Lahan 20 ha

 Pengembangan jalan usaha tani 4 km  Pengembangan jalan produksi 4 km 5. Kab. Agam

 Optimasi Lahan 10 ha

 Pengembangan jalan produksi 2 km 6. Kab. Dharmasraya

 Pengembangan jalan usaha tani 3,5 km  Pengembangan jalan produksi 4 km 7. Kab. 50 Kota

 Pengembangan jalan produksi 4 km c. Kegiatan Pengelolaan Air.

1. Kab. Tanah Datar

 Pengembangan irigasi air tanah dangkal 10 unit  Pengembangan irigasi air permukaan 5 unit  Pengembangan embung 5 unit.

2. Kab. Sijunjung

 Pengembangan embung 3 unit.

 Pengembangan irigasi air tanah dangkal 1 unit 3. Kab. Agam

 Pengembangan irigasi air permukaan 1 unit 4. Kab. Solok Selatan

 Pengembangan irigasi air tanah dangkal 3 unit 5. Kab. Pasaman

 Pengembangan embung 2 unit

 Pengembangan irigasi air tanah dangkal 5 unit 6. Kab. Dharmasraya.

 Pengadaan pompa air 7 unit  Pengembangan embung 2 unit


(31)

5. Rapat-Rapat Koordinasi/ Kerja/ Dinas/ Pimpinan Kelompok Kerja/ Konsultasi

Kegiatan ini adalah berupa pertemuan yang dihadiri oleh Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat berdasarkan undangan / agenda kegiatan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan air.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tolok ukur ini adalah :

1) Menghadriri Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Ditjen PLA tahun 2009 di Surabaya

2) Menghadiri Koordinasi Pertemuan Perencanaan Regional Wilayah Barat tahun 2009 di Sumatera Selatan

3) Menghadri Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Ditjen PLA Wilayah Barat tahun 2009 di Riau.

4) Menghadiri rapat konsultasi pengelolaan lahan dan air di Bandung 5) Menghadiri Pertemuan Teknis Pengelolaan Anggaran PLA Wilayah

Barat tahun 2009 di Jawa Barat

6) Workshop Penyusunan Laporan SAI Semester I / 2009 di Ciawi Bogor

7) Workshop Penyusunan Laporan SAI Semester II/ 2009 di Bali

6. Penyelenggaraan Akuntansi dan Informasi

Pada tolok ukur Penyelenggaraan Akuntansi dan Informasi terdapat kegiatan Pertemuan SAI dan Simonev Tingkat Propinsi

a. Latar Belakang

Penyusunan laporan SAI dan Simonev adalah sebagai suatu upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air baik di Propinsi maupun Kab/ Kota b. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melningkatkan kemampuan petugas yang menangani penyusunan laporan keuangan (SAI) dan Simonev dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas pembantuan bagi Kabupaten yang mendapat alokasi dana Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2009.

c. Sasaran

Tersedianya laporan SAI dan Simonev kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2009.

d. Keluaran :

1) Out Put

Terlaksananya worshop penyusunan Laporan SAI dan Simonev bagi petugas penyusun laporan SAI dan Simonev kabupaten penerima dana alokasi Tugas pembantuan pengelolaan lahan dan air tahun 2009.

2) Out Come

Tersusunnya laporan SAI dan Simonev kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2009 dari kabupaten penerima dana tugas pembantuan Dit. Pengelolaan Lahan dan Air.

e. Pelaksanaan kegiatan :

Kegiatan worshop penyusunan SAI dan Simonev dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat pada Bidang Penyuluhan dan Pengelolaan Kawasan yang dilaksanakan pada


(1)

5. Rapat-Rapat Koordinasi/ Kerja/ Dinas/ Pimpinan Kelompok Kerja/ Konsultasi

Kegiatan ini adalah berupa pertemuan yang dihadiri oleh Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat berdasarkan undangan / agenda kegiatan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan air.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tolok ukur ini adalah :

1) Menghadriri Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Ditjen PLA tahun 2009 di Surabaya

2) Menghadiri Koordinasi Pertemuan Perencanaan Regional Wilayah Barat tahun 2009 di Sumatera Selatan

3) Menghadri Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Ditjen PLA Wilayah Barat tahun 2009 di Riau.

4) Menghadiri rapat konsultasi pengelolaan lahan dan air di Bandung 5) Menghadiri Pertemuan Teknis Pengelolaan Anggaran PLA Wilayah

Barat tahun 2009 di Jawa Barat

6) Workshop Penyusunan Laporan SAI Semester I / 2009 di Ciawi Bogor

7) Workshop Penyusunan Laporan SAI Semester II/ 2009 di Bali

6. Penyelenggaraan Akuntansi dan Informasi

Pada tolok ukur Penyelenggaraan Akuntansi dan Informasi terdapat kegiatan Pertemuan SAI dan Simonev Tingkat Propinsi

a. Latar Belakang

Penyusunan laporan SAI dan Simonev adalah sebagai suatu upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air baik di Propinsi maupun Kab/ Kota b. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melningkatkan kemampuan petugas yang menangani penyusunan laporan keuangan (SAI) dan Simonev dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas pembantuan bagi Kabupaten yang mendapat alokasi dana Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2009.

c. Sasaran

Tersedianya laporan SAI dan Simonev kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2009.

d. Keluaran :

1) Out Put

Terlaksananya worshop penyusunan Laporan SAI dan Simonev bagi petugas penyusun laporan SAI dan Simonev kabupaten penerima dana alokasi Tugas pembantuan pengelolaan lahan dan air tahun 2009.

2) Out Come

Tersusunnya laporan SAI dan Simonev kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2009 dari kabupaten penerima dana tugas pembantuan Dit. Pengelolaan Lahan dan Air.

e. Pelaksanaan kegiatan :

Kegiatan worshop penyusunan SAI dan Simonev dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat pada Bidang Penyuluhan dan Pengelolaan Kawasan yang dilaksanakan pada


(2)

tanggal 2 sd 4 April di The Hills Hotel Bukittinggi. Peserta pertemuan adalah petugas Penyusunan Laporan SAI dan Simonev Propinsi dan Kabupaten penerima alokasi dana TP se Sumatera Barat.

7. Monitoring dan Evaluasi

Pada tolok ukur Monitoring dan Evaluasi terdapat pertemuan MONEV Tingkat Propinsi.

Untuk melihat sejauhma perkembangan pelaksanaaan program dan kegiatan, mengidentifikasi serta mengatasi permasalahan yang timbul perlu dilakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air sehingga apabila diketahui adanya permasalahan serta kendala dalam pelaksanaannya dapat diambil tindakan yang cepat dantepat.

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor sejauhmana realisasi pelaksanaan kegiatan Pengelolan Lahan dan Air serta permasalahan apa yang ada dilapangan sehingga kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

b. Sasaran

Tecapainya target kegiatan pengelolaan lahan dan air sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

c. Keluaran :

1) Out Put

Terlaksananya tiga kali pertemuan monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan lahan dan air dengan kabupaten penerima alokasi dana TP PLA.

2) Out Come

 Diketahui realisasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2009

 Diketahui permasalahan yang dihadapi oleh Dinas kabupaten dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air.

 Terjadinya percepatan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air tahun 2009

d. Pelaksanaan kegiatan :

Kegiatan pertemuan monitoring dan evaluasi dilaksanakan tiga kali yaitu pada tanggal 24 juni 2009 di kantor Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, tanggal 12 s/d 13 November 2009 di The Hills Hotel Bukittinggi dan tanggal 23 Desember 2009 di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Dana Tugas Pembantuan

Pada Tahun 2009 Propinsi Sumatera Barat mendapat dukungan dana Tugas Pembantuan dari Ditjen Pengelolaan lahan dan Air sebesar Rp. 1.908.000.000,- untuk 5 kabupaten sebagai berikut:

1. Kab. Pesisir Selatan

Kabupaten Pesisir Selatan mendapat alokasi dana sebesar Rp 405.000.000,-dengan kegiatan:

1) Pengelolaan Air sebesar Rp 20.000.000,- a. Pembangunan Sumur Resapan 4 Unit.


(3)

2) Perluasan Areal sebesar

a. Perluasan Areal kebun HMT 20 Ha (kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) dengan dana sebesar Rp 94.000.000,-b. Perluasan Areal padang pengembalaan 60 Ha dana Rp.

291.000.000,-Realisasi Kegiatan :

1) Pengelolaan Air

Pembangunan Sumur Resapan 4 Unit, dengan kelompok penerima adalah kelompok ternakanau bento 1 unit, kelompok ternak Man diri Sejati 1 unit, kelompok Ranah Bangko 1 unit, dan Rawa Bangko 1 unit, lokasi nagari Palangai Kecamatan ranah Pesisir

2) Perluasan Areal

a. Perluasan kebun HMT seluas 20 Ha ( kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) realisasi fisik 100%, dengan kelompok penerima adalah kelompok Sago Mandiri, kelompok Saiyo sakato Kenag. Salido Kec. IV. Jurai dan kelompok rawang Sakato, Buah Manggis, Karya Guna Kecamatan Koto IX Tarusan.

b. Perluasan Areal padang pengembalaan 60 Ha. ( kontruksi dan sapronak perluasan areal padang pengembalaan) realisasi fisik 100%, dengan kelompok penerima adalah kelompok ternak Mandiri sejati, Harapan Jaya II, Rawa Bangko, Tunas Harapan dan rawa Saiyo Nagari Palangai Kec. Ranah Pesisir.

2. Kab. Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar mendapat alokasi dana sebesar Rp. 339.000.000,- dengan kegiatan:

a. Pengelolaan Lahan

Pengembangan jalan produksi kawasan peternakan 2 km dengan dana sebesar Rp

200.000.000,-b. Pengelolaan Air.

Pembuatan irigasi Tanah dangkal 3 unit dengan dana sebesar Rp.

45.000.000,-c. Perluasan Areal

Perluasan Areal kebun HMT 20 ha dengan dana sebesar Rp.

94.000.000,-Realisasi kegiatan :

1) Pengembangan jalan produksi kawasan peternakan 2 km, dengan kelompok penerima karatau Sakato Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan sepanjang 340 m dan kelompok Keluarga Sepakat Nagari Tanjung Alam Kec. Tanjung Baru sepanjang 1.66 Km. Kegiatan ini dapat realisasi fisiknya 100%, walaupun penyelesaiannya mengalami keterlambatan. Keterlambatan ini disebabkan karena pengaruh musim hujan, sehingga pengerasan jalan tidak dapat dilasanakan.

2) Pembuatan irigasi Tanah dangkal 3 unit, kegiatan ini dapat direlisasikan 100%, dengan rincian sebagai berikut:

 3 unit sumur pada kelompok Keluarga Sepakat lokasi Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru,

 2 unit sumur dan 2 mesin pada kelompok karatau Sakato Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan.


(4)

2 unit sumur dan 2 mesin pada kelompok Suka Maju nagari Tabek Patah kecamatan Salimpaung.

3) Perluasan Areal kebun HMT 20 ha (kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) fisik kegiatan dapat terealisassi 100%, dengan rincian sebagai berikut:

 15 ha pada kelompok Keluarga Sepakat Nag.Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru.

 5 ha pada kelompok Tunas Harapan Nagari tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo.

3. Kab. Solok Selatan

Kabupaten Solok Selatan mendapat alokasi dana sebesar Rp. 362.500,- dengan kegiatan:

1) Pengelolaan Lahan

Pengembangan jalan produksi kawasan Peternakan sepanjang 2 km (Upah tenaga kerja, bahan/material dan sewa alat pengembangan jalan produksi kawasan peternakan) dengan dana sebesar Rp

200.000,-2) Pengelolaan Air.

Pembuatan irigasi Tanah dangkal 3 unit ( pmpa, JIAT, sumur Gali/Bor) dengan dana sebesar Rp.

45.000.000,-3) Perluasan Areal

Perluasan Areal kebun HMT 25 ha (kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) dengan dana sebesar Rp.

117.500.000,-Realisasi kegiatan:

1) Pengelolaan Lahan

Pengembangan jalan produksi kawasan peternakan 2 km, dapat direalisasikan fisiknya 100%, walaupun mengalami keterlambatan yang disebabkan karena musim hujan sehingga jalan yang baru dibuka kondisinya lembek dan tidak bisa dilakukan pengerasan jalan. dengan kelompok penerima kelompok Tani Cinta Karya Jorong Sungai Duo Nagari Luhak Kapau Kecamatan Pauh Duo.

2) Pengelolaan Air.

Pembuatan irigasi Tanah dangkal 3 unit dapat direalisasikan 100%, dengan kelompok penerima kelompok Tani Cahaya Baru 1 unit lokasi Jorong Banuaran Nagari Kapau Kec. Pauh duo, kelompok tani Maju bersama 1 unit jorong Talunan Baru Nagari talunan Maju Kecamatan sangir Balai, dan kelompok tani Sungai Gading Saiyo 1 unit jorong sungai Gading Nagari Sukun Barat Kec. Sangir Balai Janggo.

3) Perluasan Areal

Perluasan Areal kebun HMT 25 ha (kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) realisasi fisik 100%, yang terdistribusi pada 24 kelompok tani pada 4 kecamatan.

4. Kab. Agam

Kabupaten Agam mendapat alokasi dana sebesar Rp. 461.000.000,-dengan kegiatan:


(5)

a. Pengelolaan Lahan

1) Optimasi Lahan Kawasan Peternakan seluas 20 Ha ( upah tenaga kerja dan saprodi optimasi lahan kawasan peternakan) dengan dana sebesar Rp.

80.000.000,-2) Pengembangan jalan produksi kawasan Peternakan sepanjang 2 km (Upah tenaga kerja, bahan/material dan sewa alat pengembangan jalan produksi kawasan peternakan) dengan dana sebesar Rp.

200.000,-b. Pengelolaan Air

Pengembangan irigasi air permukaan peternakan 1 unit, dengan dana Rp.

40.000.000,-c. Perluasan real

Perluasan Areal kebun HMT 30 ha (kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) dengan dana sebesar Rp.

141.000.000,-Realisasi kegiatan:

1) Pengelolaan Lahan :

- Optimasi lahan Kawasan peternakan, dapat direalisasikan 100 %, dengan kelompok penerima adalah kelompok Maju Bersama di jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai Kec. Matur. - Pengembangan Jalan Produksi,

Pengembangan jalan produksi kawasan peternakan sepanjang 2

km, dapat direalisasikan 100%. Dengan

kelompok penerima adalah kelompok maju bersama dijorong lilin Nagari Tigo Balai Kec. Matur.

2) Pengelolaan Air:

Pengembangan irigasi air permukaan dapat direalisasikan 100%, dengan kelompok penerima adalah kelompok Maju bersama di jorong Cubadak Lilin Nagari Tigo Balai Kec, Matur.

3) Perluasan Areal

Perluasan Areal kebun HMT 30 ha fisik kegiatan dapat direalisasikan 100%,- dengan rincian sebagai berikut:

 7,5 ha pada kelompok Sentani Mulya, jorong Koto Malintang Nagari Tabek panjang Kec. Baso.

 7,5 ha pada kelompok Gunuang Ameh, jorong Bukik Apik, Nagari Padang Tarok Kec. Baso

 7,5 ha pada kelompok Sakato, Nagari Padang Tarok Kec. Baso  7,5 ha pada kelompok Remaja Petani Mandiri, jorong kampung

Panjang, Nagari Salo Kec. Baso

5. Kab. Solok

Kabupaten Solok mendapat alokasi dana sebesar Rp. 341.000.000,- dengan kegiatan:

1) Pengelolaan Lahan

Pengembangan jalan produksi kawasan Peternakan sepanjang 2 km (Upah tenaga kerja, bahan/material dan sewa alat pengembangan jalan produksi kawasan peternakan) dengan dana sebesar Rp


(6)

Perluasan Areal kebun HMT 30 ha (kontruksi dan sapronak perluasan kebun HMT) dengan dana sebesar Rp. 141 000.000,-

Realisasi kegiatan:

1) Pengembangan Jalan produksi.

Pengembangan jalan produksi kawasan peternakan sepanjang 2 km, fisik kegiatan dapat direalisasikan 100%, dengan kelompok penerima adalah kelompokTunas Inti Nagari Aripan Kec. X Koto Singkarak.

2) Perluasan Areal

Perluasan Areal kebun HMT 30 ha fisik kegiatan dapat direalisasikan 100%,-dengan kelompok penerima adalah Tunas Inti Nagari Aripan kec. X Koto Singkarak.

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Dukungan dana dari Ditjen Pengelolaan lahan dan Air sangat menentukan terwujudnya pengembangan kawasan peternakan yang berbasis agribisnis dan terwujudnya percepatan swasembada daging 2014, karena seluruh aspek kegiatannya dapat memfasilitasi tersedianya Penyediaan Hijauan makanan ternak, mempercepat akses hasil produksi peternakan, dan penyediaan air yang digunakan untuk penyediaan air minum dan untuk kebun HMT yang pada akhirnya dapat mempercepat peningkatan prosuksi peternakan khususnya di Sumatera Barat.

b. Saran

Mengingat bahwa dukungan dana dari Ditjen Pengelolan Lahan dan Air sangat menentukan terwujudnya pengembangan kawasan peternakan yang berbasis agribisnis dan terwujudnya percepatan swasembada daging 2014, sangat diharapkan untuk tahun 2011 dan selanjutnya kabupaten yang mendapat alokasi dana dari Ditjen Pengelolaan dan Air bertambah dari tahun-tahun sebelumnya karena propinsi Sumatera Barat merupakan salah propinsi yang ikut program percepatan swasembada daging.

PENUTUP

Dari kegiatan Pengembangan kawasan peternakan di Kab/ Kota melalui Dana Tugas Pembantuan di Kab/ Kota adalah berupa kegiatan fisik yang menuntut adanya pelaksanaan kegiatan secara teknis dan harus mempedomani Pedoman Teknis masing-masing kegiatan.