HUBUNPENYA Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja dan Ditinjau dari Struktur Keluarga.
HUBUN
NGAN ANTA
ARA KELE
EKATAN ORANG
O
TU
UA DENGAN
N RISIKO
PENYA
ALAHGUNA
AAN NAPZ
ZA PADA REMAJA
R
DA
AN DITINJJAU DARI
STRUK
KTUR KEL
LUARGA
NASSKAHPUBLIIKASI
Oleh :
I Nurjann
Ida
nah
F 100 100 007
FAKUL
LTAS PSIK
KOLOGI
UNIVER
RSITAS MU
UHAMMAD
DIYAH SUR
RAKARTA
2014
\
HUBUNGAN ANTARA KBLEKATAN OR}-ITG TUA DENGAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Yang diajukan oleh
:
Ida Nuriannah
Fl00
100 007
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 23 Oktober 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Eny Purwandari, S.Psi., M.Si.
Penguji Pendamping I
Yudhi Satria Restu, S.Psi.,S.E., M.Si.
Penguji Pendamping II
Santi Sulandari, S.Psi., M.Ger.
Surakarta, 12 November 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
6fxqe
*7,F. r.\
3- 6,
aufik. M.Si
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
Eny Purwandary
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa remaja terutama pada tingkat SLTA
merupakan kelompok risiko tinggi penyalahgunaan NAPZA.Tidak adanya hubungan
antara remaja dan keluarga diantaranya merupakan salah satu faktor pendukung
remaja menyalahgunakan NAPZA.Beberapa pendapat menyatakan bahwa remaja
dengan orang tua tunggal memiliki risiko yang lebih besar terhadap penyalahgunaan
NAPZA, hal ini disebabkan karena remaja dirasa tidak mendapatkan pengasuhan
yang maksimal sebagaimana yang terjadi pada struktur keluarga dengan orang tua
utuh. Pendapat lain menyatakan bahwa efek struktur keluarga terhadap risiko
cenderung tidak langsung, faktor lain dalam keluarga yang lebih berpegngauh adalah
kelekatan orang tua.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara risiko
penyalahgunaan NAPZA dengan kelekatan orang tua-anak dan untuk mengetahui
risiko penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari struktur keluarga.Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan negatif antara kelekatan orang tua risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja, serta, adanya perbedaan risiko
penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari stuktur keluarga. Penelitian terhadap risiko
penyalahgunaan NAPZA dilakukan terhadap 52 subjek yang terdiri dari 26 subjek
memiliki struktur keluarga dengan orang tua lengkap dan 26 subjek yang memiliki
struktur keluarga dengan orang tua tunggal. Metode penelitian menggunakan metode
kuantitatif. Analisa data menggunakan analisis korelasi Product Moment dan
Indepent Sample T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif antara risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja dengan
kelekatan orang tua-anak yang dapat dilihat dari adanya nilai korelasi (r) sebesar 0,320 dengan p = 0,021 ( p0,05). Hasil kategorisasi
menunjukkan nilai bahwa kelekatan subjek pada RE = 66,15 tergolong sedang,
sementara hasil kategorisasi pada risiko penyalahgunaan NAPZA menunjukkan
bahwa subjek memiliki risiko penyalahgunaan NAPZA yang tergolong rendah
dengan RE = 11,38. Kelekatan orang tua-anak berkontribusi sebesar 10,2% terhadap
risiko penyalahgunaan NAPZA, ini berarti bahwa terdapat 89,2% faktor lain yang
berpengaruh terhadap risiko penyalahgunaan NAPZA.
Kata Kunci
: Kelekatan, Struktur Keluarga, Risiko Penyalahgunaan NAPZA
1
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
kemungkinan yang lebih besar untuk
PENGANTAR
Jumlah pengguna NAPZA di
menjadi
penyalahgunan
NAPZA
Indonesia telah mencapai angka yang
dibanding orang lainnya. Keadaan
cukup tinggi sebagaimana dipaparkan
pada latar belakang seseorang yang
oleh BNN (Badan Narkotika Negara)
menyebabkan
dalam portal berita online tempo.co
kemungkinan untuk menyalahgunakan
(2013) bahwa terdapat 4 juta jiwa
NAPZA
pengguna NAPZA di Indonesia. Data
penyalahgunaan
Tindak Pidana Narkoba tahun 2007-
Sunarso (2004) risiko penyalahgunaan
2011
NAPZA
(dalam
BNN,
2012)
ia
memiliki
disebut
NAPZA.
dapat
risiko
Menurut
diartikan
sebagai
menunjukkan bahwa jumlah tertinggi
perilaku yang dapat terjadi pada
tersangka kasus Narkoba di Indonesia
seseorang
maupun di provinsi Jawa Tengah
penyalahguna NAPZA.
untuk
menjadi
berada pada jenjang pendidikan SMA,
Berdasarkan Survei Nasional
prosentase pengguna NAPZA pada
Perkembangan Penyalahgunaan dan
tingkat
Peredaran
SMA
di
Indonesia
yaitu
Gelap
Narkoba
Pada
sebesar 61,9% dengan jumlah total
Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di
kasus sebanyak 117.147 orang.
16 provinsi di Indonesia pada tahun
Penyalahgunaan
NAPZA
2011 sebagian besar pelajar atau
adalah penggunaan NAPZA bukan
mahasiswa mulai menyalahgunakan
untuk tujuan pengobatan dalam jumlah
narkoba disebabkan karena beberapa
berlebih secara kurang teratur, dan
alasan yaitu ingin coba-coba, untuk
berlangsung cukup lama sehingga
bersenang-senang,
menyebabkan
gangguan
masalah di sekolah, dan masalah
pada
mental,
fisik,
seseorang
(Martono
2006).Beberapa
kesehatan
dan
&
orang
keluarga.
sosial
bujukan
Gunarsa
teman,
(2004)
Joewana,
menyebutkan bahwa salah satu pokok
memiliki
penyebab kenakalan remaja adalah
2
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
tidak adanya hubungan antara orang
menunjukkan bahwa keluarga dengan
tua dan anak remaja.
orang tua lengkap lebih mudah dan
lebih memungkinkan untuk melakukan
Coleman, Butcher dan Carson
(dalam
Supratiknya,
kontrol
1995)
terhadap
anak.
ditawarkan
oleh
menyatakan bahwa struktur keluarga
Penjelasan
yang patogenik atau tidak normal akan
Regoli dan Hewitt (2003) yaitu bahwa
berpengaruh
orang
pada
munculnya
yang
kenakalan
tua
tunggal
memiliki
gangguan perilaku pada anggotanya,
kemampuan
karena ketidaknormalan pada struktur
cenderung kurang efektif terhadap
keluarga ini akan berpengaruh pada
anaknya dan memberikan otonomi
corak
terlalu dini dan luas sehingga justru
komunikasi
antar
anggota
pengawasan
yang
mengurangi kontrol diri anak.
keluarganya, diantaranya yakni adalah
Struktur
keluarga yang tidak utuh dimana ayah
keluarga
atau ibu tidak ada di rumah,entah
komposisi
karena sudah meninggal atau karena
keberadaan individu serta masing-
sebab lain, seperti percerian, ayah
masing statusnya,kedudukan sosial,
memiliki dua istri, ayah bertugas di
dan
luar kota atau sebagainya.Michelle
berinteraksi
Miller dan koleganya (dalam Regoli &
jumlah anggota keluarga berkurang
Hewitt,
atau
2003)
melakukan
survei
posisi
keluarga
sosial
di
bertambah
terdiri
atau
yang
atas
saling
dalamnya.Ketika
maka
komposisi
terhadap 500 pelajar di 11 sekolah
keluarga berubah dan peran-peran para
umum dan melaporkan bahwa remaja
anggotanya harus ditentukan untuk
dalam keluarga dengan orang tua
didistribusikan ulang. Lestari (2012)
tunggal memiliki kemungkian yang
menyatakan bahwa struktur keluarga
lebih
pada
yang terdapat pada keluarga inti akan
kenakalan kecil maupun kenakalan
menjadi orientasi bagi anak. Pada
berat daripada pemuda di keluarga
dasarnya, keluarga yang utuh dan
dengan orang tua lengkap. Penelitian
berada dalam perkawinan yang sah
Zimmerman, Rick, dan Katz (1997)
lebih menjamin kesejahteraan anak,
besar
untuk
terlibat
3
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
sedangkan menurut Lindber (dalam
interaksinya
dengan
orang
Lestari, 2012) remaja dengan orang tua
mempunyai
arti
tunggal memiliki resiko lebih tinggi
kehidupannya, biasanya orang tua.
terhadap perilaku beresiko, karenanya
Anak
secara umum keluarga yang utuh akan
diharapkan
dapat
memberi kesejahteraan pada diri anak.
perkembangan
diri
khusus
dengan
yang
dalam
kelekatan
aman
mencapai
yang
optimal,
Penelitian pada sekitar 2.500
sementara anak dengan kelekatan yang
SMP
Dade
tidak aman cenderung akan mengalami
Country, Florida, melaporkan bahwa
masalah dalam perkembangannya, hal
kelekatan yang kuat antara orang tua
tersebut dapat menjadi akar dari
dan anak secara signifikan mengurangi
berbagai masalah kriminal dan sosial.
siswa
dan
SMA
di
kemungkinan kenakalan, sementara
Berdasarkan pemaparan di atas
struktur keluarga hanya memiliki efek
dapat disimpulkan bahwa struktur
tidak langsung dan lemah (Regoli dkk,
keluarga memiliki pengaruh terhadap
2003). Beberapa studi menunjukkan
munculnya
bahwa keluarga yang retak atau tidak
NAPZA
lagi
tidak
pengaruhnya cenderung bersifat tidak
membentuk kelekatan yang kuat antara
langsung. Kelekatan keluarga menjadi
anak
sehingga
faktor kunci yang kemudian dapat
mengurangi kesempatan orang tua
menentukan keberhasilan orang tua
untuk menginternalisasikan nilai-nilai
dalam
yang terdapat pada keluarga kepada
positif sehingga dapat berpengaruh
anak-anak mereka (Zimmerman dkk,
terhadap perilaku menyimpang anak
1997).
yang termasuk diantaranya adalah
utuh
cenderung
dan
Mc
orang
untuk
tua
Cartney
dan
Dearing
risiko
pada
penyalahgunaan
remaja,
menyampaikan
penyalahgunaan
NAPZA,
namun
nilai-nilai
artinya
(dalam Eka, 2005) menyatakan bahwa
selain melihat struktur keluarga kita
kelekatan sendiri merupakan suatu
juga perlu melihat kualitas kelekatan
ikatan emosional yang kuat yang
keluarga untuk dapat menentukan
dikembangkan
efektivitas struktur keluarga tersebut
anak
melalui
4
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
dalam menentukan kemunculan risiko
menjadi acuan untuk mencegah dan
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
menanggulangi munculnya risiko
Kesimpulan
penyalahgunaan pada anak.
peneliti
tersebut
untuk
menuntun
menyusun
sebuah
2. Penelitian ini diharapkan dapat
penelitian tentang hubungan antara
memberikan sumbangan bagi ilmu
Risiko
psikologi
Penyalahgunaan
NAPZA
khususnya
psikologi
terhadap Remaja dengan Kelekatan
perkembangan maupun psikologi
Orang Tua ditinjau dari Struktur
keluarga.
Keluarga.
Tujuan
dari
penelitian
ini
METODE PENELITIAN
adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
perbedaan
penyalahgunaan
remaja
Variabel
risiko
NAPZA
ditinjau
dari
Mengetahui
digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel
pada
tegantung
struktur
NAPZA
keluarga.
2.
yang
(risiko
pada
penyalahgunaan
remaja),
variabel
kelompok (struktur keluarga), dan
hubungan
variabel bebas (kelekatan orang tua).
antara
kelekatan orang tua dengan risiko
Subjek
penyalahgunaan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
NAPZA
pada
penelitian
yang
dilibatkan
IX dari 6 SMA dan SMK di Sragen
remaja
Penelitian ini diharapkan dapat
yang terdiri dari 26 subjek dengan
memberi manfaat bagi beberapa pihak,
orang tua lengkap dan 26 subjek
diantaranya yaitu :
dengan orang tua tunggal, sehingga
1. Penelitian ini diharap bermanfaat
total subjek penelitian adalah 52
bagi anggota keluarga dan pendidik,
subjek.
diantaranya
penelitian
dapat
menjadi
Penelitian
studi
ini
merupakan
populasi
dengan
informasi penting tentang hubungan
kriteria inklusif subjek yaitu remaja
antara keadaan keluarga dengan
berisiko penyalahgunaan NAPZA.
risiko
penyalahgunaan
pada
remaja
sehingga
NAPZA
Metode
dapat
pengumpulan
data
dalam penelitian ini dilakukan secara
5
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
kuantitatif dengan menggunakan dua
berkisar antara 0.341 – 0.585
skala dan satu kuisioner tertutup.
dengan koefisien reliabilitas
0,864, sedangkan rentang daya
a. Skala Risiko Penyalahgunaan
NAPZA merupakan skala yang
beda
disusun oleh Purwandari (2014,
kelekatan
dalam proses) yang terdiriri
antara skor 0.394 – 0.657
dari 18 aitem favorable dalam
dengan koefisien reliabilitas
bentuk skala likert. Skala ini
0,897.
aitem
untuk
ibu-anak
skala
berkisar
mencakup 3 aspek, yaitu aspek
c. Kuisioner Informasi Umum
sekolah, performansi teman,
merupakan kuisioner tertutup
dan performansi diri. Skala ini
yang disusun oleh Purwandari
mempunyai daya beda aitem
(2014, dalam proses) berisi
berkisar antara 0,302-0,562 dan
pertanyaan tentang
identitas
koefisien reliabilitas 0,834.
subjek
diantara
termasuk
adalah jenis struktur keluarga.
b. Skala Kelekatan Orang TuaAnak merupakan skala yang
Teknik
analisis
data
yang
disusun oleh Purwandari (2014,
digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam proses) terdiri dari dua
analisis
skala
Independent sample t-test.
pararel,
yaitu
skala
korelasi
Perason
dan
kelekatan ayah-anak dan skala
kelekatan ibu-anak. Masing-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
masing skala terdiri dari 17
aitem
favorable
statistik
dan
yang
hasil
dilakukan
analisa
untuk
unfavorable dalambentuk skala
memedakan
likert.
Skala ini mencakup
NAPZA ditinjau dari struktur keluarga
aspek
kepercayaan,
dengan orang tua tunggal dan orang
komunikasi, dan keterlibatan.
tua lengkap diperoleh nilai t = 1,335
Rentang daya beda aitem untuk
dengan taraf signifikansi p= 0,118
skala
(p>0,05). Nilai t = 1,335 menunjukkan
kelekatan
ayah-anak
6
risiko
penyalahgunaan
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
risiko
itu hasil penelitian ini tidak sesuai
penyalahgunaan NAPZA pada remaja
dengan pendapat Michelle Miller dkk
dari struktur keluarga dengan orang
(dalam Regoli & Hewitt, 2003) yang
tua lengkap maupun tunggal. Risiko
melakukan survei terhadap 500 pelajar
yang muncul pada subjek dengan
di 11 sekolah umum dan melaporkan
orang tua lengkap diketahui lebih
bahwa
tinggi dibanding subjek dengan orang
tunggal memiliki kemungkinan yang
tua tunggal, hal ini ditunjukkan oleh
lebih
nilai rerata risiko pada subjek dengan
kenakalan kecil maupun kenakalan
orang tua lengkap sebesar 12,50
berat daripada pemuda di keluarga
sedangkan pada subjek dengan orang
dengan orang tua lengkap. Pada
tua tunggal sebesar 10,27. Taraf
penelitian yang dilakukan di 6 sekolah
signifikansi pada analisis komparasi
menengah atas di kota sragen ini
ini menunjukkan angka p = 0,118
dinyatakan bahwa struktur keluarga
(p>0,05) yang berarti tidak signifikan,
tidak dapat menentukan seseorang
artinya nilai perbedaan itu tidak cukup
lebih
berarti atau dapat dikatakan tidak ada
penyalahgunaan NAPZA, bahkan pada
perbedaan yang signifikan dari risiko
hasil
penyalahgunaan NAPZA pada remaja
remaja di bawah pengasuhan orang tua
ditinjau
keluarga.
tunggal memiliki rerata risiko yang
tersebut dapat
lebih rendah, artinya keluarga dengan
adanya
perbedaan
dari
struktur
Berdasarkan hasil
dikatakan
bahwa
hipotesis
yang
remaja
besar
dengan
untuk
orang
terlibat
berisiko
rerata
tua
dalam
terhadap
menunjukkan
bahwa
struktur keluarga tunggal pun dapat
diajukan peneliti tidak diterima.
dikatakan memiliki kemampuan untuk
Hasil analisa ini tidak sesuai
memberikan pengasuhan yang lebih
dengan pendapat Martono dkk (2008)
baik sehingga remaja terhindar dari
yang menyatakan bahwa orang tua
risiko penyalahgunaan NAPZA.
tunggal merupakan salah satu faktor
Meskipun
pada
umumnya
keluarga yang menjadi indikator risiko
orang tua tunggal mengalami hal-hal
tinggi penyalahguna NAPZA. Selain
negatif sehingga memberi pengaruh
7
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
buruk
bagi
perkembangan
Menurut Afiatin (2008) tipe
anak,
menurut Rimm (1997) orang tua
keluarga
tunggal juga berkesempatan untuk
kekeluargaan yang kuat dan memiliki
membentuk kondisi pengasuhan yang
hubungan
ideal
dengan
diantaranya
(1)
yang
memiliki
kasih
sayang
ikatan
antara
memenuhi
syarat
orangtua dan anak dapat menjadi
orang
harus
faktor
tua
protektif
penyalahgunaan
memiliki karir yang jelas, (2) ada
NAPZA. Faktor protektif merupakan
orang tua kedua untuk mendukung
kondisi
orang
tersedia
terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
pengasuhan anak yang teratur dan
Remaja akan dapat merasakan kasih
dapat diandalkan, (4) orang tua harus
sayang dan kekuatan ikatan dengan
mempertahankan hidup sosial positif.
keluarganya serta memperoleh norma-
Selain itu kita ketahui bahwa struktur
norma yang jelas berkaitan dengan
keluarga menurut Friedman (dalam
masalah
Harmoko, 2012) sendiri terdiri dari 4
sehingga remaja menjadi lebih tangguh
aspek,
untuk dapat menolak terhadap bujukan
tua
tunggal
yaitu
(3)
adanya
struktur
yang
dapat
menghambat
penyalahgunaan
NAPZA,
penyalahgunaan Narkoba.
komunikasi, struktur peran, struktur
kekuatan, struktur nilai dan norma.
Penelitian yang dilakukan pada
Keempat struktur itu harus berfungsi
sekitar 2.500 siswa SMP dan SMA di
dengan baik, ketika komunikasi dalam
Dade Country, Florida, melaporkan
keluarga itu dilakukan secara jujur,
bahwa kelekatan yang kuat antara
terbuka,
melibatkan
dan
orang tua dan anak secara signifikan
mampu
menyelesaikan
konflik.
mengurangi kemungkinan kenakalan
menurut
(Regoli, 2003). Hal tersebut sesuai
disyarakatkan melalui adanya interaksi
dengan hasil analisa dari penelitian ini
yang baik antar anggota keluarga
yang menyatakan bahwa ada hubungan
sehingga hubungan psikologis dirasa
negatif antara kelekatan orang tua-
memuaskan seluruh anggota keluarga
anak dengan risiko penyalahgunaan
(Willis, 2010).
NAPZA
Keharmonisan
emosi,
keluarga
8
pada
remaja.
Adanya
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
hubungan
negatif
yang
signifikan
oleh
angka
koefisien
ditunjukkan
penyalahgunaan
beberapa
NAPZA
cara
bagi
dengan
orangtua
korelasi r=-0,302 dengan signifikansi
diantaranya : (1) memantau kegiatan
p=0,021 (p
NGAN ANTA
ARA KELE
EKATAN ORANG
O
TU
UA DENGAN
N RISIKO
PENYA
ALAHGUNA
AAN NAPZ
ZA PADA REMAJA
R
DA
AN DITINJJAU DARI
STRUK
KTUR KEL
LUARGA
NASSKAHPUBLIIKASI
Oleh :
I Nurjann
Ida
nah
F 100 100 007
FAKUL
LTAS PSIK
KOLOGI
UNIVER
RSITAS MU
UHAMMAD
DIYAH SUR
RAKARTA
2014
\
HUBUNGAN ANTARA KBLEKATAN OR}-ITG TUA DENGAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Yang diajukan oleh
:
Ida Nuriannah
Fl00
100 007
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 23 Oktober 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Eny Purwandari, S.Psi., M.Si.
Penguji Pendamping I
Yudhi Satria Restu, S.Psi.,S.E., M.Si.
Penguji Pendamping II
Santi Sulandari, S.Psi., M.Ger.
Surakarta, 12 November 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
6fxqe
*7,F. r.\
3- 6,
aufik. M.Si
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
Eny Purwandary
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa remaja terutama pada tingkat SLTA
merupakan kelompok risiko tinggi penyalahgunaan NAPZA.Tidak adanya hubungan
antara remaja dan keluarga diantaranya merupakan salah satu faktor pendukung
remaja menyalahgunakan NAPZA.Beberapa pendapat menyatakan bahwa remaja
dengan orang tua tunggal memiliki risiko yang lebih besar terhadap penyalahgunaan
NAPZA, hal ini disebabkan karena remaja dirasa tidak mendapatkan pengasuhan
yang maksimal sebagaimana yang terjadi pada struktur keluarga dengan orang tua
utuh. Pendapat lain menyatakan bahwa efek struktur keluarga terhadap risiko
cenderung tidak langsung, faktor lain dalam keluarga yang lebih berpegngauh adalah
kelekatan orang tua.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara risiko
penyalahgunaan NAPZA dengan kelekatan orang tua-anak dan untuk mengetahui
risiko penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari struktur keluarga.Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan negatif antara kelekatan orang tua risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja, serta, adanya perbedaan risiko
penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari stuktur keluarga. Penelitian terhadap risiko
penyalahgunaan NAPZA dilakukan terhadap 52 subjek yang terdiri dari 26 subjek
memiliki struktur keluarga dengan orang tua lengkap dan 26 subjek yang memiliki
struktur keluarga dengan orang tua tunggal. Metode penelitian menggunakan metode
kuantitatif. Analisa data menggunakan analisis korelasi Product Moment dan
Indepent Sample T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif antara risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja dengan
kelekatan orang tua-anak yang dapat dilihat dari adanya nilai korelasi (r) sebesar 0,320 dengan p = 0,021 ( p0,05). Hasil kategorisasi
menunjukkan nilai bahwa kelekatan subjek pada RE = 66,15 tergolong sedang,
sementara hasil kategorisasi pada risiko penyalahgunaan NAPZA menunjukkan
bahwa subjek memiliki risiko penyalahgunaan NAPZA yang tergolong rendah
dengan RE = 11,38. Kelekatan orang tua-anak berkontribusi sebesar 10,2% terhadap
risiko penyalahgunaan NAPZA, ini berarti bahwa terdapat 89,2% faktor lain yang
berpengaruh terhadap risiko penyalahgunaan NAPZA.
Kata Kunci
: Kelekatan, Struktur Keluarga, Risiko Penyalahgunaan NAPZA
1
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
kemungkinan yang lebih besar untuk
PENGANTAR
Jumlah pengguna NAPZA di
menjadi
penyalahgunan
NAPZA
Indonesia telah mencapai angka yang
dibanding orang lainnya. Keadaan
cukup tinggi sebagaimana dipaparkan
pada latar belakang seseorang yang
oleh BNN (Badan Narkotika Negara)
menyebabkan
dalam portal berita online tempo.co
kemungkinan untuk menyalahgunakan
(2013) bahwa terdapat 4 juta jiwa
NAPZA
pengguna NAPZA di Indonesia. Data
penyalahgunaan
Tindak Pidana Narkoba tahun 2007-
Sunarso (2004) risiko penyalahgunaan
2011
NAPZA
(dalam
BNN,
2012)
ia
memiliki
disebut
NAPZA.
dapat
risiko
Menurut
diartikan
sebagai
menunjukkan bahwa jumlah tertinggi
perilaku yang dapat terjadi pada
tersangka kasus Narkoba di Indonesia
seseorang
maupun di provinsi Jawa Tengah
penyalahguna NAPZA.
untuk
menjadi
berada pada jenjang pendidikan SMA,
Berdasarkan Survei Nasional
prosentase pengguna NAPZA pada
Perkembangan Penyalahgunaan dan
tingkat
Peredaran
SMA
di
Indonesia
yaitu
Gelap
Narkoba
Pada
sebesar 61,9% dengan jumlah total
Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di
kasus sebanyak 117.147 orang.
16 provinsi di Indonesia pada tahun
Penyalahgunaan
NAPZA
2011 sebagian besar pelajar atau
adalah penggunaan NAPZA bukan
mahasiswa mulai menyalahgunakan
untuk tujuan pengobatan dalam jumlah
narkoba disebabkan karena beberapa
berlebih secara kurang teratur, dan
alasan yaitu ingin coba-coba, untuk
berlangsung cukup lama sehingga
bersenang-senang,
menyebabkan
gangguan
masalah di sekolah, dan masalah
pada
mental,
fisik,
seseorang
(Martono
2006).Beberapa
kesehatan
dan
&
orang
keluarga.
sosial
bujukan
Gunarsa
teman,
(2004)
Joewana,
menyebutkan bahwa salah satu pokok
memiliki
penyebab kenakalan remaja adalah
2
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
tidak adanya hubungan antara orang
menunjukkan bahwa keluarga dengan
tua dan anak remaja.
orang tua lengkap lebih mudah dan
lebih memungkinkan untuk melakukan
Coleman, Butcher dan Carson
(dalam
Supratiknya,
kontrol
1995)
terhadap
anak.
ditawarkan
oleh
menyatakan bahwa struktur keluarga
Penjelasan
yang patogenik atau tidak normal akan
Regoli dan Hewitt (2003) yaitu bahwa
berpengaruh
orang
pada
munculnya
yang
kenakalan
tua
tunggal
memiliki
gangguan perilaku pada anggotanya,
kemampuan
karena ketidaknormalan pada struktur
cenderung kurang efektif terhadap
keluarga ini akan berpengaruh pada
anaknya dan memberikan otonomi
corak
terlalu dini dan luas sehingga justru
komunikasi
antar
anggota
pengawasan
yang
mengurangi kontrol diri anak.
keluarganya, diantaranya yakni adalah
Struktur
keluarga yang tidak utuh dimana ayah
keluarga
atau ibu tidak ada di rumah,entah
komposisi
karena sudah meninggal atau karena
keberadaan individu serta masing-
sebab lain, seperti percerian, ayah
masing statusnya,kedudukan sosial,
memiliki dua istri, ayah bertugas di
dan
luar kota atau sebagainya.Michelle
berinteraksi
Miller dan koleganya (dalam Regoli &
jumlah anggota keluarga berkurang
Hewitt,
atau
2003)
melakukan
survei
posisi
keluarga
sosial
di
bertambah
terdiri
atau
yang
atas
saling
dalamnya.Ketika
maka
komposisi
terhadap 500 pelajar di 11 sekolah
keluarga berubah dan peran-peran para
umum dan melaporkan bahwa remaja
anggotanya harus ditentukan untuk
dalam keluarga dengan orang tua
didistribusikan ulang. Lestari (2012)
tunggal memiliki kemungkian yang
menyatakan bahwa struktur keluarga
lebih
pada
yang terdapat pada keluarga inti akan
kenakalan kecil maupun kenakalan
menjadi orientasi bagi anak. Pada
berat daripada pemuda di keluarga
dasarnya, keluarga yang utuh dan
dengan orang tua lengkap. Penelitian
berada dalam perkawinan yang sah
Zimmerman, Rick, dan Katz (1997)
lebih menjamin kesejahteraan anak,
besar
untuk
terlibat
3
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
sedangkan menurut Lindber (dalam
interaksinya
dengan
orang
Lestari, 2012) remaja dengan orang tua
mempunyai
arti
tunggal memiliki resiko lebih tinggi
kehidupannya, biasanya orang tua.
terhadap perilaku beresiko, karenanya
Anak
secara umum keluarga yang utuh akan
diharapkan
dapat
memberi kesejahteraan pada diri anak.
perkembangan
diri
khusus
dengan
yang
dalam
kelekatan
aman
mencapai
yang
optimal,
Penelitian pada sekitar 2.500
sementara anak dengan kelekatan yang
SMP
Dade
tidak aman cenderung akan mengalami
Country, Florida, melaporkan bahwa
masalah dalam perkembangannya, hal
kelekatan yang kuat antara orang tua
tersebut dapat menjadi akar dari
dan anak secara signifikan mengurangi
berbagai masalah kriminal dan sosial.
siswa
dan
SMA
di
kemungkinan kenakalan, sementara
Berdasarkan pemaparan di atas
struktur keluarga hanya memiliki efek
dapat disimpulkan bahwa struktur
tidak langsung dan lemah (Regoli dkk,
keluarga memiliki pengaruh terhadap
2003). Beberapa studi menunjukkan
munculnya
bahwa keluarga yang retak atau tidak
NAPZA
lagi
tidak
pengaruhnya cenderung bersifat tidak
membentuk kelekatan yang kuat antara
langsung. Kelekatan keluarga menjadi
anak
sehingga
faktor kunci yang kemudian dapat
mengurangi kesempatan orang tua
menentukan keberhasilan orang tua
untuk menginternalisasikan nilai-nilai
dalam
yang terdapat pada keluarga kepada
positif sehingga dapat berpengaruh
anak-anak mereka (Zimmerman dkk,
terhadap perilaku menyimpang anak
1997).
yang termasuk diantaranya adalah
utuh
cenderung
dan
Mc
orang
untuk
tua
Cartney
dan
Dearing
risiko
pada
penyalahgunaan
remaja,
menyampaikan
penyalahgunaan
NAPZA,
namun
nilai-nilai
artinya
(dalam Eka, 2005) menyatakan bahwa
selain melihat struktur keluarga kita
kelekatan sendiri merupakan suatu
juga perlu melihat kualitas kelekatan
ikatan emosional yang kuat yang
keluarga untuk dapat menentukan
dikembangkan
efektivitas struktur keluarga tersebut
anak
melalui
4
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
dalam menentukan kemunculan risiko
menjadi acuan untuk mencegah dan
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
menanggulangi munculnya risiko
Kesimpulan
penyalahgunaan pada anak.
peneliti
tersebut
untuk
menuntun
menyusun
sebuah
2. Penelitian ini diharapkan dapat
penelitian tentang hubungan antara
memberikan sumbangan bagi ilmu
Risiko
psikologi
Penyalahgunaan
NAPZA
khususnya
psikologi
terhadap Remaja dengan Kelekatan
perkembangan maupun psikologi
Orang Tua ditinjau dari Struktur
keluarga.
Keluarga.
Tujuan
dari
penelitian
ini
METODE PENELITIAN
adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
perbedaan
penyalahgunaan
remaja
Variabel
risiko
NAPZA
ditinjau
dari
Mengetahui
digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel
pada
tegantung
struktur
NAPZA
keluarga.
2.
yang
(risiko
pada
penyalahgunaan
remaja),
variabel
kelompok (struktur keluarga), dan
hubungan
variabel bebas (kelekatan orang tua).
antara
kelekatan orang tua dengan risiko
Subjek
penyalahgunaan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
NAPZA
pada
penelitian
yang
dilibatkan
IX dari 6 SMA dan SMK di Sragen
remaja
Penelitian ini diharapkan dapat
yang terdiri dari 26 subjek dengan
memberi manfaat bagi beberapa pihak,
orang tua lengkap dan 26 subjek
diantaranya yaitu :
dengan orang tua tunggal, sehingga
1. Penelitian ini diharap bermanfaat
total subjek penelitian adalah 52
bagi anggota keluarga dan pendidik,
subjek.
diantaranya
penelitian
dapat
menjadi
Penelitian
studi
ini
merupakan
populasi
dengan
informasi penting tentang hubungan
kriteria inklusif subjek yaitu remaja
antara keadaan keluarga dengan
berisiko penyalahgunaan NAPZA.
risiko
penyalahgunaan
pada
remaja
sehingga
NAPZA
Metode
dapat
pengumpulan
data
dalam penelitian ini dilakukan secara
5
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
kuantitatif dengan menggunakan dua
berkisar antara 0.341 – 0.585
skala dan satu kuisioner tertutup.
dengan koefisien reliabilitas
0,864, sedangkan rentang daya
a. Skala Risiko Penyalahgunaan
NAPZA merupakan skala yang
beda
disusun oleh Purwandari (2014,
kelekatan
dalam proses) yang terdiriri
antara skor 0.394 – 0.657
dari 18 aitem favorable dalam
dengan koefisien reliabilitas
bentuk skala likert. Skala ini
0,897.
aitem
untuk
ibu-anak
skala
berkisar
mencakup 3 aspek, yaitu aspek
c. Kuisioner Informasi Umum
sekolah, performansi teman,
merupakan kuisioner tertutup
dan performansi diri. Skala ini
yang disusun oleh Purwandari
mempunyai daya beda aitem
(2014, dalam proses) berisi
berkisar antara 0,302-0,562 dan
pertanyaan tentang
identitas
koefisien reliabilitas 0,834.
subjek
diantara
termasuk
adalah jenis struktur keluarga.
b. Skala Kelekatan Orang TuaAnak merupakan skala yang
Teknik
analisis
data
yang
disusun oleh Purwandari (2014,
digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam proses) terdiri dari dua
analisis
skala
Independent sample t-test.
pararel,
yaitu
skala
korelasi
Perason
dan
kelekatan ayah-anak dan skala
kelekatan ibu-anak. Masing-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
masing skala terdiri dari 17
aitem
favorable
statistik
dan
yang
hasil
dilakukan
analisa
untuk
unfavorable dalambentuk skala
memedakan
likert.
Skala ini mencakup
NAPZA ditinjau dari struktur keluarga
aspek
kepercayaan,
dengan orang tua tunggal dan orang
komunikasi, dan keterlibatan.
tua lengkap diperoleh nilai t = 1,335
Rentang daya beda aitem untuk
dengan taraf signifikansi p= 0,118
skala
(p>0,05). Nilai t = 1,335 menunjukkan
kelekatan
ayah-anak
6
risiko
penyalahgunaan
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
risiko
itu hasil penelitian ini tidak sesuai
penyalahgunaan NAPZA pada remaja
dengan pendapat Michelle Miller dkk
dari struktur keluarga dengan orang
(dalam Regoli & Hewitt, 2003) yang
tua lengkap maupun tunggal. Risiko
melakukan survei terhadap 500 pelajar
yang muncul pada subjek dengan
di 11 sekolah umum dan melaporkan
orang tua lengkap diketahui lebih
bahwa
tinggi dibanding subjek dengan orang
tunggal memiliki kemungkinan yang
tua tunggal, hal ini ditunjukkan oleh
lebih
nilai rerata risiko pada subjek dengan
kenakalan kecil maupun kenakalan
orang tua lengkap sebesar 12,50
berat daripada pemuda di keluarga
sedangkan pada subjek dengan orang
dengan orang tua lengkap. Pada
tua tunggal sebesar 10,27. Taraf
penelitian yang dilakukan di 6 sekolah
signifikansi pada analisis komparasi
menengah atas di kota sragen ini
ini menunjukkan angka p = 0,118
dinyatakan bahwa struktur keluarga
(p>0,05) yang berarti tidak signifikan,
tidak dapat menentukan seseorang
artinya nilai perbedaan itu tidak cukup
lebih
berarti atau dapat dikatakan tidak ada
penyalahgunaan NAPZA, bahkan pada
perbedaan yang signifikan dari risiko
hasil
penyalahgunaan NAPZA pada remaja
remaja di bawah pengasuhan orang tua
ditinjau
keluarga.
tunggal memiliki rerata risiko yang
tersebut dapat
lebih rendah, artinya keluarga dengan
adanya
perbedaan
dari
struktur
Berdasarkan hasil
dikatakan
bahwa
hipotesis
yang
remaja
besar
dengan
untuk
orang
terlibat
berisiko
rerata
tua
dalam
terhadap
menunjukkan
bahwa
struktur keluarga tunggal pun dapat
diajukan peneliti tidak diterima.
dikatakan memiliki kemampuan untuk
Hasil analisa ini tidak sesuai
memberikan pengasuhan yang lebih
dengan pendapat Martono dkk (2008)
baik sehingga remaja terhindar dari
yang menyatakan bahwa orang tua
risiko penyalahgunaan NAPZA.
tunggal merupakan salah satu faktor
Meskipun
pada
umumnya
keluarga yang menjadi indikator risiko
orang tua tunggal mengalami hal-hal
tinggi penyalahguna NAPZA. Selain
negatif sehingga memberi pengaruh
7
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
buruk
bagi
perkembangan
Menurut Afiatin (2008) tipe
anak,
menurut Rimm (1997) orang tua
keluarga
tunggal juga berkesempatan untuk
kekeluargaan yang kuat dan memiliki
membentuk kondisi pengasuhan yang
hubungan
ideal
dengan
diantaranya
(1)
yang
memiliki
kasih
sayang
ikatan
antara
memenuhi
syarat
orangtua dan anak dapat menjadi
orang
harus
faktor
tua
protektif
penyalahgunaan
memiliki karir yang jelas, (2) ada
NAPZA. Faktor protektif merupakan
orang tua kedua untuk mendukung
kondisi
orang
tersedia
terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
pengasuhan anak yang teratur dan
Remaja akan dapat merasakan kasih
dapat diandalkan, (4) orang tua harus
sayang dan kekuatan ikatan dengan
mempertahankan hidup sosial positif.
keluarganya serta memperoleh norma-
Selain itu kita ketahui bahwa struktur
norma yang jelas berkaitan dengan
keluarga menurut Friedman (dalam
masalah
Harmoko, 2012) sendiri terdiri dari 4
sehingga remaja menjadi lebih tangguh
aspek,
untuk dapat menolak terhadap bujukan
tua
tunggal
yaitu
(3)
adanya
struktur
yang
dapat
menghambat
penyalahgunaan
NAPZA,
penyalahgunaan Narkoba.
komunikasi, struktur peran, struktur
kekuatan, struktur nilai dan norma.
Penelitian yang dilakukan pada
Keempat struktur itu harus berfungsi
sekitar 2.500 siswa SMP dan SMA di
dengan baik, ketika komunikasi dalam
Dade Country, Florida, melaporkan
keluarga itu dilakukan secara jujur,
bahwa kelekatan yang kuat antara
terbuka,
melibatkan
dan
orang tua dan anak secara signifikan
mampu
menyelesaikan
konflik.
mengurangi kemungkinan kenakalan
menurut
(Regoli, 2003). Hal tersebut sesuai
disyarakatkan melalui adanya interaksi
dengan hasil analisa dari penelitian ini
yang baik antar anggota keluarga
yang menyatakan bahwa ada hubungan
sehingga hubungan psikologis dirasa
negatif antara kelekatan orang tua-
memuaskan seluruh anggota keluarga
anak dengan risiko penyalahgunaan
(Willis, 2010).
NAPZA
Keharmonisan
emosi,
keluarga
8
pada
remaja.
Adanya
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
hubungan
negatif
yang
signifikan
oleh
angka
koefisien
ditunjukkan
penyalahgunaan
beberapa
NAPZA
cara
bagi
dengan
orangtua
korelasi r=-0,302 dengan signifikansi
diantaranya : (1) memantau kegiatan
p=0,021 (p