HUBUNPENYA Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja dan Ditinjau dari Struktur Keluarga.

HUBUN
NGAN ANTA
ARA KELE
EKATAN ORANG
O
TU
UA DENGAN
N RISIKO
PENYA
ALAHGUNA
AAN NAPZ
ZA PADA REMAJA
R
DA
AN DITINJJAU DARI
STRUK
KTUR KEL
LUARGA

NASSKAHPUBLIIKASI


Oleh :
I Nurjann
Ida
nah
F 100 100 007

FAKUL
LTAS PSIK
KOLOGI
UNIVER
RSITAS MU
UHAMMAD
DIYAH SUR
RAKARTA
2014

\
HUBUNGAN ANTARA KBLEKATAN OR}-ITG TUA DENGAN RISIKO

PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DAN DITINJAU DARI

STRUKTUR KELUARGA

Yang diajukan oleh

:

Ida Nuriannah

Fl00

100 007

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 23 Oktober 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Eny Purwandari, S.Psi., M.Si.
Penguji Pendamping I


Yudhi Satria Restu, S.Psi.,S.E., M.Si.
Penguji Pendamping II

Santi Sulandari, S.Psi., M.Ger.

Surakarta, 12 November 2014

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi

6fxqe
*7,F. r.\
3- 6,

aufik. M.Si

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA

Ida Nurjannah
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
Eny Purwandary
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa remaja terutama pada tingkat SLTA
merupakan kelompok risiko tinggi penyalahgunaan NAPZA.Tidak adanya hubungan
antara remaja dan keluarga diantaranya merupakan salah satu faktor pendukung
remaja menyalahgunakan NAPZA.Beberapa pendapat menyatakan bahwa remaja
dengan orang tua tunggal memiliki risiko yang lebih besar terhadap penyalahgunaan
NAPZA, hal ini disebabkan karena remaja dirasa tidak mendapatkan pengasuhan
yang maksimal sebagaimana yang terjadi pada struktur keluarga dengan orang tua
utuh. Pendapat lain menyatakan bahwa efek struktur keluarga terhadap risiko
cenderung tidak langsung, faktor lain dalam keluarga yang lebih berpegngauh adalah
kelekatan orang tua.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara risiko
penyalahgunaan NAPZA dengan kelekatan orang tua-anak dan untuk mengetahui
risiko penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari struktur keluarga.Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan negatif antara kelekatan orang tua risiko

penyalahgunaan NAPZA pada remaja, serta, adanya perbedaan risiko
penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari stuktur keluarga. Penelitian terhadap risiko
penyalahgunaan NAPZA dilakukan terhadap 52 subjek yang terdiri dari 26 subjek
memiliki struktur keluarga dengan orang tua lengkap dan 26 subjek yang memiliki
struktur keluarga dengan orang tua tunggal. Metode penelitian menggunakan metode
kuantitatif. Analisa data menggunakan analisis korelasi Product Moment dan
Indepent Sample T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif antara risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja dengan
kelekatan orang tua-anak yang dapat dilihat dari adanya nilai korelasi (r) sebesar 0,320 dengan p = 0,021 ( p0,05). Hasil kategorisasi
menunjukkan nilai bahwa kelekatan subjek pada RE = 66,15 tergolong sedang,
sementara hasil kategorisasi pada risiko penyalahgunaan NAPZA menunjukkan
bahwa subjek memiliki risiko penyalahgunaan NAPZA yang tergolong rendah
dengan RE = 11,38. Kelekatan orang tua-anak berkontribusi sebesar 10,2% terhadap
risiko penyalahgunaan NAPZA, ini berarti bahwa terdapat 89,2% faktor lain yang
berpengaruh terhadap risiko penyalahgunaan NAPZA.
Kata Kunci

: Kelekatan, Struktur Keluarga, Risiko Penyalahgunaan NAPZA
1


HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah

kemungkinan yang lebih besar untuk

PENGANTAR
Jumlah pengguna NAPZA di

menjadi

penyalahgunan

NAPZA

Indonesia telah mencapai angka yang

dibanding orang lainnya. Keadaan


cukup tinggi sebagaimana dipaparkan

pada latar belakang seseorang yang

oleh BNN (Badan Narkotika Negara)

menyebabkan

dalam portal berita online tempo.co

kemungkinan untuk menyalahgunakan

(2013) bahwa terdapat 4 juta jiwa

NAPZA

pengguna NAPZA di Indonesia. Data

penyalahgunaan


Tindak Pidana Narkoba tahun 2007-

Sunarso (2004) risiko penyalahgunaan

2011

NAPZA

(dalam

BNN,

2012)

ia

memiliki

disebut
NAPZA.


dapat

risiko
Menurut

diartikan

sebagai

menunjukkan bahwa jumlah tertinggi

perilaku yang dapat terjadi pada

tersangka kasus Narkoba di Indonesia

seseorang

maupun di provinsi Jawa Tengah


penyalahguna NAPZA.

untuk

menjadi

berada pada jenjang pendidikan SMA,

Berdasarkan Survei Nasional

prosentase pengguna NAPZA pada

Perkembangan Penyalahgunaan dan

tingkat

Peredaran

SMA


di

Indonesia

yaitu

Gelap

Narkoba

Pada

sebesar 61,9% dengan jumlah total

Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di

kasus sebanyak 117.147 orang.

16 provinsi di Indonesia pada tahun

Penyalahgunaan

NAPZA

2011 sebagian besar pelajar atau

adalah penggunaan NAPZA bukan

mahasiswa mulai menyalahgunakan

untuk tujuan pengobatan dalam jumlah

narkoba disebabkan karena beberapa

berlebih secara kurang teratur, dan

alasan yaitu ingin coba-coba, untuk

berlangsung cukup lama sehingga

bersenang-senang,

menyebabkan

gangguan

masalah di sekolah, dan masalah

pada

mental,

fisik,

seseorang

(Martono

2006).Beberapa

kesehatan
dan

&

orang

keluarga.

sosial

bujukan

Gunarsa

teman,

(2004)

Joewana,

menyebutkan bahwa salah satu pokok

memiliki

penyebab kenakalan remaja adalah

2

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
tidak adanya hubungan antara orang

menunjukkan bahwa keluarga dengan

tua dan anak remaja.

orang tua lengkap lebih mudah dan
lebih memungkinkan untuk melakukan

Coleman, Butcher dan Carson
(dalam

Supratiknya,

kontrol

1995)

terhadap

anak.

ditawarkan

oleh

menyatakan bahwa struktur keluarga

Penjelasan

yang patogenik atau tidak normal akan

Regoli dan Hewitt (2003) yaitu bahwa

berpengaruh

orang

pada

munculnya

yang

kenakalan

tua

tunggal

memiliki

gangguan perilaku pada anggotanya,

kemampuan

karena ketidaknormalan pada struktur

cenderung kurang efektif terhadap

keluarga ini akan berpengaruh pada

anaknya dan memberikan otonomi

corak

terlalu dini dan luas sehingga justru

komunikasi

antar

anggota

pengawasan

yang

mengurangi kontrol diri anak.

keluarganya, diantaranya yakni adalah

Struktur

keluarga yang tidak utuh dimana ayah

keluarga

atau ibu tidak ada di rumah,entah

komposisi

karena sudah meninggal atau karena

keberadaan individu serta masing-

sebab lain, seperti percerian, ayah

masing statusnya,kedudukan sosial,

memiliki dua istri, ayah bertugas di

dan

luar kota atau sebagainya.Michelle

berinteraksi

Miller dan koleganya (dalam Regoli &

jumlah anggota keluarga berkurang

Hewitt,

atau

2003)

melakukan

survei

posisi

keluarga

sosial
di

bertambah

terdiri

atau

yang

atas

saling

dalamnya.Ketika

maka

komposisi

terhadap 500 pelajar di 11 sekolah

keluarga berubah dan peran-peran para

umum dan melaporkan bahwa remaja

anggotanya harus ditentukan untuk

dalam keluarga dengan orang tua

didistribusikan ulang. Lestari (2012)

tunggal memiliki kemungkian yang

menyatakan bahwa struktur keluarga

lebih

pada

yang terdapat pada keluarga inti akan

kenakalan kecil maupun kenakalan

menjadi orientasi bagi anak. Pada

berat daripada pemuda di keluarga

dasarnya, keluarga yang utuh dan

dengan orang tua lengkap. Penelitian

berada dalam perkawinan yang sah

Zimmerman, Rick, dan Katz (1997)

lebih menjamin kesejahteraan anak,

besar

untuk

terlibat

3

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
sedangkan menurut Lindber (dalam

interaksinya

dengan

orang

Lestari, 2012) remaja dengan orang tua

mempunyai

arti

tunggal memiliki resiko lebih tinggi

kehidupannya, biasanya orang tua.

terhadap perilaku beresiko, karenanya

Anak

secara umum keluarga yang utuh akan

diharapkan

dapat

memberi kesejahteraan pada diri anak.

perkembangan

diri

khusus

dengan

yang
dalam

kelekatan

aman

mencapai
yang

optimal,

Penelitian pada sekitar 2.500

sementara anak dengan kelekatan yang

SMP

Dade

tidak aman cenderung akan mengalami

Country, Florida, melaporkan bahwa

masalah dalam perkembangannya, hal

kelekatan yang kuat antara orang tua

tersebut dapat menjadi akar dari

dan anak secara signifikan mengurangi

berbagai masalah kriminal dan sosial.

siswa

dan

SMA

di

kemungkinan kenakalan, sementara

Berdasarkan pemaparan di atas

struktur keluarga hanya memiliki efek

dapat disimpulkan bahwa struktur

tidak langsung dan lemah (Regoli dkk,

keluarga memiliki pengaruh terhadap

2003). Beberapa studi menunjukkan

munculnya

bahwa keluarga yang retak atau tidak

NAPZA

lagi

tidak

pengaruhnya cenderung bersifat tidak

membentuk kelekatan yang kuat antara

langsung. Kelekatan keluarga menjadi

anak

sehingga

faktor kunci yang kemudian dapat

mengurangi kesempatan orang tua

menentukan keberhasilan orang tua

untuk menginternalisasikan nilai-nilai

dalam

yang terdapat pada keluarga kepada

positif sehingga dapat berpengaruh

anak-anak mereka (Zimmerman dkk,

terhadap perilaku menyimpang anak

1997).

yang termasuk diantaranya adalah

utuh

cenderung

dan

Mc

orang

untuk

tua

Cartney

dan

Dearing

risiko
pada

penyalahgunaan
remaja,

menyampaikan

penyalahgunaan

NAPZA,

namun

nilai-nilai

artinya

(dalam Eka, 2005) menyatakan bahwa

selain melihat struktur keluarga kita

kelekatan sendiri merupakan suatu

juga perlu melihat kualitas kelekatan

ikatan emosional yang kuat yang

keluarga untuk dapat menentukan

dikembangkan

efektivitas struktur keluarga tersebut

anak

melalui
4

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
dalam menentukan kemunculan risiko

menjadi acuan untuk mencegah dan

penyalahgunaan NAPZA pada remaja.

menanggulangi munculnya risiko

Kesimpulan

penyalahgunaan pada anak.

peneliti

tersebut

untuk

menuntun

menyusun

sebuah

2. Penelitian ini diharapkan dapat

penelitian tentang hubungan antara

memberikan sumbangan bagi ilmu

Risiko

psikologi

Penyalahgunaan

NAPZA

khususnya

psikologi

terhadap Remaja dengan Kelekatan

perkembangan maupun psikologi

Orang Tua ditinjau dari Struktur

keluarga.

Keluarga.
Tujuan

dari

penelitian

ini

METODE PENELITIAN

adalah sebagai berikut :
1.

Mengetahui

perbedaan

penyalahgunaan
remaja

Variabel
risiko

NAPZA

ditinjau

dari

Mengetahui

digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel

pada

tegantung

struktur

NAPZA

keluarga.
2.

yang

(risiko
pada

penyalahgunaan

remaja),

variabel

kelompok (struktur keluarga), dan
hubungan

variabel bebas (kelekatan orang tua).

antara

kelekatan orang tua dengan risiko

Subjek

penyalahgunaan

dalam penelitian ini adalah siswa kelas

NAPZA

pada

penelitian

yang

dilibatkan

IX dari 6 SMA dan SMK di Sragen

remaja
Penelitian ini diharapkan dapat

yang terdiri dari 26 subjek dengan

memberi manfaat bagi beberapa pihak,

orang tua lengkap dan 26 subjek

diantaranya yaitu :

dengan orang tua tunggal, sehingga

1. Penelitian ini diharap bermanfaat

total subjek penelitian adalah 52

bagi anggota keluarga dan pendidik,

subjek.

diantaranya

penelitian

dapat

menjadi

Penelitian
studi

ini

merupakan

populasi

dengan

informasi penting tentang hubungan

kriteria inklusif subjek yaitu remaja

antara keadaan keluarga dengan

berisiko penyalahgunaan NAPZA.

risiko

penyalahgunaan

pada

remaja

sehingga

NAPZA

Metode

dapat

pengumpulan

data

dalam penelitian ini dilakukan secara
5

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
kuantitatif dengan menggunakan dua

berkisar antara 0.341 – 0.585

skala dan satu kuisioner tertutup.

dengan koefisien reliabilitas
0,864, sedangkan rentang daya

a. Skala Risiko Penyalahgunaan
NAPZA merupakan skala yang

beda

disusun oleh Purwandari (2014,

kelekatan

dalam proses) yang terdiriri

antara skor 0.394 – 0.657

dari 18 aitem favorable dalam

dengan koefisien reliabilitas

bentuk skala likert. Skala ini

0,897.

aitem

untuk

ibu-anak

skala
berkisar

mencakup 3 aspek, yaitu aspek

c. Kuisioner Informasi Umum

sekolah, performansi teman,

merupakan kuisioner tertutup

dan performansi diri. Skala ini

yang disusun oleh Purwandari

mempunyai daya beda aitem

(2014, dalam proses) berisi

berkisar antara 0,302-0,562 dan

pertanyaan tentang

identitas

koefisien reliabilitas 0,834.

subjek

diantara

termasuk

adalah jenis struktur keluarga.

b. Skala Kelekatan Orang TuaAnak merupakan skala yang

Teknik

analisis

data

yang

disusun oleh Purwandari (2014,

digunakan dalam penelitian ini adalah

dalam proses) terdiri dari dua

analisis

skala

Independent sample t-test.

pararel,

yaitu

skala

korelasi

Perason

dan

kelekatan ayah-anak dan skala
kelekatan ibu-anak. Masing-

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan

masing skala terdiri dari 17
aitem

favorable

statistik

dan

yang

hasil
dilakukan

analisa
untuk

unfavorable dalambentuk skala

memedakan

likert.

Skala ini mencakup

NAPZA ditinjau dari struktur keluarga

aspek

kepercayaan,

dengan orang tua tunggal dan orang

komunikasi, dan keterlibatan.

tua lengkap diperoleh nilai t = 1,335

Rentang daya beda aitem untuk

dengan taraf signifikansi p= 0,118

skala

(p>0,05). Nilai t = 1,335 menunjukkan

kelekatan

ayah-anak
6

risiko

penyalahgunaan

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
risiko

itu hasil penelitian ini tidak sesuai

penyalahgunaan NAPZA pada remaja

dengan pendapat Michelle Miller dkk

dari struktur keluarga dengan orang

(dalam Regoli & Hewitt, 2003) yang

tua lengkap maupun tunggal. Risiko

melakukan survei terhadap 500 pelajar

yang muncul pada subjek dengan

di 11 sekolah umum dan melaporkan

orang tua lengkap diketahui lebih

bahwa

tinggi dibanding subjek dengan orang

tunggal memiliki kemungkinan yang

tua tunggal, hal ini ditunjukkan oleh

lebih

nilai rerata risiko pada subjek dengan

kenakalan kecil maupun kenakalan

orang tua lengkap sebesar 12,50

berat daripada pemuda di keluarga

sedangkan pada subjek dengan orang

dengan orang tua lengkap. Pada

tua tunggal sebesar 10,27. Taraf

penelitian yang dilakukan di 6 sekolah

signifikansi pada analisis komparasi

menengah atas di kota sragen ini

ini menunjukkan angka p = 0,118

dinyatakan bahwa struktur keluarga

(p>0,05) yang berarti tidak signifikan,

tidak dapat menentukan seseorang

artinya nilai perbedaan itu tidak cukup

lebih

berarti atau dapat dikatakan tidak ada

penyalahgunaan NAPZA, bahkan pada

perbedaan yang signifikan dari risiko

hasil

penyalahgunaan NAPZA pada remaja

remaja di bawah pengasuhan orang tua

ditinjau

keluarga.

tunggal memiliki rerata risiko yang

tersebut dapat

lebih rendah, artinya keluarga dengan

adanya

perbedaan

dari

struktur

Berdasarkan hasil
dikatakan

bahwa

hipotesis

yang

remaja

besar

dengan

untuk

orang

terlibat

berisiko

rerata

tua

dalam

terhadap

menunjukkan

bahwa

struktur keluarga tunggal pun dapat

diajukan peneliti tidak diterima.

dikatakan memiliki kemampuan untuk

Hasil analisa ini tidak sesuai

memberikan pengasuhan yang lebih

dengan pendapat Martono dkk (2008)

baik sehingga remaja terhindar dari

yang menyatakan bahwa orang tua

risiko penyalahgunaan NAPZA.

tunggal merupakan salah satu faktor

Meskipun

pada

umumnya

keluarga yang menjadi indikator risiko

orang tua tunggal mengalami hal-hal

tinggi penyalahguna NAPZA. Selain

negatif sehingga memberi pengaruh
7

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
buruk

bagi

perkembangan

Menurut Afiatin (2008) tipe

anak,

menurut Rimm (1997) orang tua

keluarga

tunggal juga berkesempatan untuk

kekeluargaan yang kuat dan memiliki

membentuk kondisi pengasuhan yang

hubungan

ideal

dengan

diantaranya

(1)

yang

memiliki

kasih

sayang

ikatan

antara

memenuhi

syarat

orangtua dan anak dapat menjadi

orang

harus

faktor

tua

protektif

penyalahgunaan

memiliki karir yang jelas, (2) ada

NAPZA. Faktor protektif merupakan

orang tua kedua untuk mendukung

kondisi

orang

tersedia

terjadinya penyalahgunaan NAPZA.

pengasuhan anak yang teratur dan

Remaja akan dapat merasakan kasih

dapat diandalkan, (4) orang tua harus

sayang dan kekuatan ikatan dengan

mempertahankan hidup sosial positif.

keluarganya serta memperoleh norma-

Selain itu kita ketahui bahwa struktur

norma yang jelas berkaitan dengan

keluarga menurut Friedman (dalam

masalah

Harmoko, 2012) sendiri terdiri dari 4

sehingga remaja menjadi lebih tangguh

aspek,

untuk dapat menolak terhadap bujukan

tua

tunggal

yaitu

(3)

adanya

struktur

yang

dapat

menghambat

penyalahgunaan

NAPZA,

penyalahgunaan Narkoba.

komunikasi, struktur peran, struktur
kekuatan, struktur nilai dan norma.

Penelitian yang dilakukan pada

Keempat struktur itu harus berfungsi

sekitar 2.500 siswa SMP dan SMA di

dengan baik, ketika komunikasi dalam

Dade Country, Florida, melaporkan

keluarga itu dilakukan secara jujur,

bahwa kelekatan yang kuat antara

terbuka,

melibatkan

dan

orang tua dan anak secara signifikan

mampu

menyelesaikan

konflik.

mengurangi kemungkinan kenakalan

menurut

(Regoli, 2003). Hal tersebut sesuai

disyarakatkan melalui adanya interaksi

dengan hasil analisa dari penelitian ini

yang baik antar anggota keluarga

yang menyatakan bahwa ada hubungan

sehingga hubungan psikologis dirasa

negatif antara kelekatan orang tua-

memuaskan seluruh anggota keluarga

anak dengan risiko penyalahgunaan

(Willis, 2010).

NAPZA

Keharmonisan

emosi,

keluarga

8

pada

remaja.

Adanya

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DAN RISIKO
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DENGAN DITINJAU DARI
STRUKTUR KELUARGA
Ida Nurjannah
hubungan

negatif

yang

signifikan

oleh

angka

koefisien

ditunjukkan

penyalahgunaan
beberapa

NAPZA

cara

bagi

dengan
orangtua

korelasi r=-0,302 dengan signifikansi

diantaranya : (1) memantau kegiatan

p=0,021 (p

Dokumen yang terkait

RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA DITINJAU DARI KELEKATAN ORANGTUA-ANAK DAN KELEKATAN TEMAN SEBAYA Risiko Penyalahgunaan Napza Ditinjau Dari Kelekatan Orangtua-Anak Dan Kelekatan Teman Sebaya.

3 8 16

RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA DITINJAU DARI KELEKATAN ORANG TUA-ANAK DAN KELEKATAN TEMAN SEBAYA Risiko Penyalahgunaan Napza Ditinjau Dari Kelekatan Orangtua-Anak Dan Kelekatan Teman Sebaya.

0 4 16

PENDAHULUAN Risiko Penyalahgunaan Napza Ditinjau Dari Kelekatan Orangtua-Anak Dan Kelekatan Teman Sebaya.

0 3 8

HUBUNPENYA Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja dan Ditinjau dari Struktur Keluarga.

1 3 16

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja dan Ditinjau dari Struktur Keluarga.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN ORANG TUA DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 1 18

RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DITINJAU DARI RELASIONAL GURU Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja Ditinjau Dari Relasional Guru.

0 1 18