Analisis Laporan Keuangan Perusahaan yang Bergerak dalam Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2011.

(1)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa laporan keuangan dan menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan yang bergerak dalam sektor properti. Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011, dan sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) dan Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP). Indikator untuk menganalisis dan mengukur kinerja keuangan perusahaan properti adalah rasio keuangan, rasio yang digunakan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Hasil penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan FMII menunjukkan bahwa hutang yang dimiliki oleh perusahaan lebih besar dibandingkan modal sendiri, maka disarankan untuk memperhatikan proporsi hutang, sebaiknya hutang tersebut dapat diberdayakan sebagai sumber pendanaan yang dapat meningkatkan profit perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan LCGP menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menyimpan aset yang tidak produktif, salah satu contoh adalah persediaan, maka disarankan untuk menjaga proporsi persediaan yang cukup atau sesuai dengan kebutuhan sehingga aktivitas produksi perusahaan lancar.


(2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze and interpret the financial statements of the financial performance of companies engaged in the property sector. Objects in this research are the financial statements of listed property companies in the Stock Exchange in 2010 – 2011, samples were selected using purposive sampling method, namely Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) and Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP). Indicators to analyze and measure the performance of property companies are financial ratios, financial ratios used are liquidity ratios, activity ratios, solvency ratios, and profitability ratios. Results of this research are FMII company’s financial performance shows that the debt held more capital than its own, it is advisable to pay attention to the proportion of debt, the debt should be empowered as a source of funding that can boost corporate profits. While the company’s financial performance LCGP shows that more companies are not earning asset store, one example is inventory. It is advisable to keep the proportion of supplies in sufficent quantities or as needed in order to smooth the company’s activities.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Rerangka Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Pengertian Analisis ... 11

2.2 Laporan Keuangan ... 11

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 12

2.2.2 Jenis Laporan Keuangan ... 12

2.2.2.1 Neraca ... 12

2.2.2.2 Laporan Laba/Rugi... 13

2.2.2.3 Laporan Arus Kas ... 13

2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan ... 14

2.2.4 Sifat Laporan Keuangan... 15


(4)

2.3 Analisis Laporan Keuangan ... 17

2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 17

2.3.2 Manfaat Analisis Laporan Keuangan ... 18

2.4 Analisis Rasio ... 18

2.4.1 Bentuk Rasio Keuangan ... 19

2.4.1.1 Rasio Likuiditas ... 19

2.4.1.1.1 Net Working Capital ... 20

2.4.1.1.2 Current Ratio ... 20

2.4.1.1.3 Quick Ratio ... 21

2.4.1.1.4 Cash Ratio ... 21

2.4.1.1.5 Current Assets to Total Assets 21 2.4.1.1.6 Current Assets to Long-Term Debt 21 2.4.1.1.7 Cash Turnover ... 21

2.4.1.1.8 Inventory to Net Working Capital 22 2.4.1.2 Rasio Solvabilitas... 22

2.4.1.2.1 Debt to Total Assets Ratio ... 23

2.4.1.2.2 Long-Term Debt Equity ... 23

2.4.1.2.3 Debt to Equity ... 23

2.4.1.3 Rasio Profitabilitas ... 24

2.4.1.3.1 Gross Profit Margin... 24

2.4.1.3.2 Operating Profit margin ... 25

2.4.1.3.3 Net Profit Margin ... 25

2.4.1.3.4 Return On Assets... 25

2.4.1.3.5 Return On Equity ... 26


(5)

2.4.1.4.1 Inventory Turnover ... 26

2.4.1.4.2 Fixed Assets Turnover ... 27

2.4.1.4.3 Total Assets Turnover ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Sampel... 30

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 31

3.5 Instrumen Penelitian ... 31

3.5.1 Rasio Likuiditas ... 31

3.5.2 Rasio Solvabilitas... 34

3.5.3 Rasio Profitabilitas ... 35

3.5.4 Rasio Aktivitas ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil dan Pembahasan Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) .. 40

4.1.1 Rasio Solvabilitas... 40

4.1.2 Rasio Profitabilitas ... 42

4.1.3 Rasio Aktivitas... 44

4.1.4 Rasio Likuiditas ... 46

4.2 Hasil dan Pembahasan Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP)... 50

4.2.1 Rasio Solvabilitas... 50


(6)

4.2.3 Rasio Aktivitas ... 55

4.2.4 Rasio Likuiditas ... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 67

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 69


(7)

Bab I Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui pelaksanaan laporan keuangan, kondisi kinerja keuangan dan mengukur kinerja keuangan perusahaan (Praytino, 2010). Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan, dimana data pokok sebagai input dalam analisis ini adalah neraca dan laporan laba rugi.

Menurut Orniati (2009, sebagaimana dikutip oleh Ramayanti, 2012) analisis rasio menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi sehingga dapat menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan. Analisis pos-pos neraca akan memberikan gambaran tentang pos-posisi keuangan perusahaan, sementara analisis terhadap laporan laba rugi akan mendeskripsikan hasil atau perkembangan usaha dari perusahaan.


(8)

Bab I Pendahuluan

Salah satu alat ukur untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan menjadi suatu instrumen untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang dapat menjadi indikator dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.

Rasio-rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas (Martono, 2007).

Analisis rasio keuangan mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan melalui perbandingan internal dan eksternal. Perbandingan internal yaitu dengan membandingkan rasio masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Perbandingan eksternal adalah dengan membandingkan rasio satu perusahaan dengan perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik waktu yang sama.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Ramayanti (2012) secara umum analisis atas hubungan dari berbagai laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaaan.


(9)

Bab I Pendahuluan

3

Dalam laporan ringkasan kinerja perusahaan yang bergerak di sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan 44 perusahaan yang listingselama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2010 dan 2011, memiliki laba bersih (net income)positif. Di antara perusahaan yang bergerak di sektor properti yang listing selama dua tahun berturut-turut, dipilih dua perusahaan yang memilikinet incomenegatif.

Informasi yang didapat dari laporan keuangan perusahaan sangat penting dalam mengetahui posisi keuangan, hasil-hasil yang dicapai, serta kegagalan yang diterima oleh perusahaan. Karena pentingnya suatu analisis laporan keuangan dalam perusahaan, maka peneliti melakukan penelitian “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

YANG BERGERAK DALAM SEKTOR PROPERTI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2011”


(10)

Bab I Pendahuluan

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak dalam sektor properti tahun 2010 – 2011 dilihat dari rasio aktivitas?

2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak dalam sektor properti pada tahun 2010 – 2011 dilihat dari rasio profitabilitas?

3. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak dalam sektor properti pada tahun 2010 – 2011 dilihat dari rasio solvabilitas?

4. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak dalam sektor properti pada tahun 2010 – 2011 dilihat dari rasio likuiditas?


(11)

Bab I Pendahuluan

5 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak di sektor properti tahun 2010 – 2011 dengan menggunakan rasio aktivitas.

2. Menganalisa kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak di sektor properti tahun 2010 – 2011 dengan menggunakan rasio profitabilitas.

3. Menganalisa kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak di sektor properti tahun 2010 – 2011 dengan menggunakan rasio solvabilitas.

4. Menganalisa kinerja keuangan perusahaan terpilih yang bergerak di sektor properti tahun 2010 – 2011 dengan menggunakan rasio likuiditas.


(12)

Bab I Pendahuluan

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dan pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti dalam penelitian selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang serupa.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.


(13)

Bab I Pendahuluan

7 1.5. Rerangka Pemikiran

Bursa Efek Indonesia merupakan tempat untuk transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis pengelompokan perusahaan di Bursa Efek Indonesia berdasarkan sektor-sektor yang dikelola. Sektor-sektor tersebut terdiri atas sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan, dan sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Perusahaan yang bergerak di sektor properti yang listing di Bursa Efek Indonesia selama dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010 dan 2011 berjumlah 44 perusahaan. Dari 44 perusahaan yang bergerak di sektor properti yang listing selama dua tahun berturut-turut, dipilih dua perusahaan yang memiliki net income negatif berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Berikut nama perusahaan yang memiliki net incomenegatif :

1. Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII)

2. Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP)


(14)

Bab I Pendahuluan

Laporan keuangan menyediakan informasi keuangan perusahaan. Menurut Sawir (2003, sebagaimana dikutip oleh Putra, 2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, laporan keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi perusahaan.

Dalam penelitian ini, neraca dan laporan laba/rugi digunakan sebagai informasi keuangan perusahaan. Menganalisis laporan keuangan, berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan, tanpa melihat langsung ke perusahaan, sudah bisa mengetahui keadaan dan hasil usaha dari laporan keuangan.

Menurut Harahap (2009) objek analisis laporan keuangan adalah (1) Analisis Neraca, merupakan gambaran hasil yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakannya. Analisis struktur hutang juga dapat dilihat dari neraca, misalnya hubungan hutang dengan modal, hubungan hutang jangka pendek dan jangka panjang. (2) Analisis L/R, merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional perusahaan, kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Setelah data-data laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan laba/rugi dari perusahaan terpilih untuk tahun 2010 dan 2011 didapatkan, maka data-data laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Menurut Martono (2007, sebagaimana dikutip Putra,


(15)

Bab I Pendahuluan

9

2012) ada empat jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu (1) Rasio Likuiditas, rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar, (2) Rasio Aktivitas, rasio yang mengukur efisiensi dalam menggunakan aset-asetnya. (3) Rasio Profitabilitas, rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunanaan modalnya. (4) Rasio Solvabilitas, rasio yang mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayaai oleh hutang.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos dalam neraca dan pos-pos dalam laporan laba/rugi sehingga kita dapat memperoleh informasi dan gambaran dalam menilai kinerja keuangan perusahaan terpilih.

Berikut adalah rasio-rasio yang termasuk dalam empat rasio utama yang menjadi instrumen guna menganalisa laporan keuangan dalam penelitian ini. (1) Rasio Likuiditas, yang termasuk dalam rasio likuiditas yaituNet Working Capital, Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Current Assets to Total Assets Ratio, Long-Term Debt to Current Assets Ratio, Cash Turnover, Inventory to Net Working Capital Ratio. (2) Rasio Solvabilitas, yang termasuk dalam rasio solvabilitas yaitu, Debt to Total Assets Ratio, Universitas Kristen Maranatha


(16)

Bab I Pendahuluan

Long Term Debt Equity Ratio, Debt to Equity ratio, Debt to Total assets.(3) Rasio Profitabilitas, yang termasuk dalam rasio profitabilitas yaitu Gross Profit Margin, Operating Profit margin, Net Profit Margin, Return On Total Assets, Return On Equity, Basic Earning Power. (4) Rasio Aktivitas, yang termasuk dalam dalam rasio aktivitas yaitu Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Fixed Assets Turnover.

Rasio-rasio tersebut dihitung melalui data-data dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi, sehingga didapatkan hasil kinerja keuangan perusahaan terpilih.


(17)

Bab V Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan terpilih dengan menggunakan rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) dilihat dari rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan menambah jumlah hutang tahun 2011 dibanding tahun 2010. Dilihat dari rasio profitabilitas menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan meningkat pada tahun 2011 dibanding 2010, dengan keberhasilan perusahaan memperkecil nilai rasio Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity. Dilihat dari rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami peningkatan. Dilihat dari rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan dapat dikatakan memiliki tingkat likuiditas yang baik walaupun nilai rasio pada tahun 2010 lebih tinggi dibanding tahun 2011, tetapi perusahaan masih dapat membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset produktif yang dimiliki.


(18)

Bab V Simpulan dan Saran

2. Kinerja keuangan Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP) dilihat dari rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan menambah jumlah hutang tahun 2011 dibanding 2010. Bertambahnya jumlah hutang mengakibatkan profitabilitas perusahaan mengalami penurunan. Beban bunga menjadi salah satu faktor menurunnya

net profit perusahaan, karena revenue yang diperoleh tidak mampu menutupi beban bunga akibat dari bertambahnya jumlah hutang perusahaan. Dilihat dari rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan dianggap likuid ( > 100% ) walaupun presentase tingkat likuiditas perusahaan menurun. Dengan aset yang dimiliki, perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya, tetapi aset tersebut banyak terikat pada aset non-produktif, sehingga kinerja perusahaan dilihat dari rasio aktivitas mengalami penurunan akibat perusahaan tidak mampu mengelola aset dengan efektif.


(19)

Bab V Simpulan dan Saran

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, yaitu:

1. Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) sebaiknya perusahaan melalui pihak manajemen memperhatikan proporsi hutang dan modal sendiri dalam pembiayaan operasional perusahaan. Walaupun perusahaan mampu mengelola aset-aset yang dimiliki, tetapi perusahaan perlu mewaspadai timbulnya beban-beban akibat jumlah hutang yang melebihi modal sendiri.

2. Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP) perlu memperbaharui tata kelola aset yang dimiliki dengan cara mengkonversikan aset non-produktif menjadi kas, sehingga kas tersebut dapat berguna untuk membayar beban-beban atau kewajiban yang akan jatuh tempo. Jika beban-beban dapat dibayar oleh kas, maka profitabilitas perusahaan akan meningkat (revenue yang diperoleh tidak banyak dipotong untuk membayar beban-beban) dan aktivitas perusahaan menjadi lebih cepat (aset-aset yang dimiliki perusahaan mampu berputar atau berubah menjadi uang). Likuiditas dan Solvabilitas perusahaan pun akan terjaga karena tidak ada lagi aset yang tidak produktif, sehingga perusahaan mampu menutupi hutang jangka pendek maupun jangka panjang.


(20)

Bab V Simpulan dan Saran

3. Bagi peneliti selanjutnya, bahwa penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan antara lain :

- Data yang digunakan masih relatif sedikit yaitu hanya data dari 2 perusahaan properti saja.

- Periode pengambilan data hanya dilakukan selama 2 tahun yaitu periode 2010 – 2011.

- Sampel yang diteliti hanya salah satu sektor di Bursa Efek Indonesia.

Dengan adanya keterbatasan penelitian diatas penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :

- Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan membandingkan jenis perusahaan lainnya yang menggunakan sektor yang berbeda, jenis industri yang berbeda dan teknik pengujian yang berbeda

- Data yang digunakan ditambah, artinya menambah jumlah sampel sehingga hasil penelitian dapat lebih di generalisasikan.

- Periode pengambilan data diperpanjang sehingga dapat lebih


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Afriyeni, E. (2008). Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Analisis Rasio.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 3 (2), hal. 109-118.

Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia, Jakarta.

Baridwan (1992). Intermediate Accounting. Edisi ketujuh, BPFE UGM, Yogyakarta.

Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan pertama, Alfabeta, Bandung.

Gitman, L.J. (2009). Principles of Manajerial Finance. Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, New York.

Halim, A. (2007).Manajemen Keuangan Bisnis. Ghalia Indonesia, Bogor.

Harahap, S.S. (2009). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir (2012). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan kelima, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Martono, A.H. (2008). Manajemen Keuangan. Cetakan kelima, Ekonisia, Yogyakarta.


(22)

Munawir (2004).Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.

Orniati, Y. (2009). Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 14 (3).

Praytino, R.H. (2010). Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Manajemen Universitas Nurtanio Bandung, 2 (1), hal. 1-7.

Putra, N.B. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Aneka Tambang Tbk Periode Tahun 2007 – 2008. Universitas Gunadharma.

Ramayanti, T.Y. (2010).Analisis Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja Keuangan manajemen. Universitas Bina Darma, Palembang.

Sandroto, C.W. (1997). Rasio Keuangan. Jurnal Bina Ekonomi, November, hal. 25-32.

Sawir, A. (2003).Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia, Jakarta.

Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Suliyanto (2005).Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Syamsuddin, L. (2004).Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Yuliyos, Y.P. (2012). Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Semen yang Terdaftar di LQ 45. Skripsi Manajemen Keuangan, Program S-1 Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan terpilih dengan menggunakan rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) dilihat dari rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan menambah jumlah hutang tahun 2011 dibanding tahun 2010. Dilihat dari rasio profitabilitas menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan meningkat pada tahun 2011 dibanding 2010, dengan keberhasilan perusahaan memperkecil nilai rasio Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity. Dilihat dari rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami peningkatan.


(2)

Bab V Simpulan dan Saran

2. Kinerja keuangan Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP) dilihat dari rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan menambah jumlah hutang tahun 2011 dibanding 2010. Bertambahnya jumlah hutang mengakibatkan profitabilitas perusahaan mengalami penurunan. Beban bunga menjadi salah satu faktor menurunnya net profit perusahaan, karena revenue yang diperoleh tidak mampu menutupi beban bunga akibat dari bertambahnya jumlah hutang perusahaan. Dilihat dari rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan dianggap likuid ( > 100% ) walaupun presentase tingkat likuiditas perusahaan menurun. Dengan aset yang dimiliki, perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya, tetapi aset tersebut banyak terikat pada aset non-produktif, sehingga kinerja perusahaan dilihat dari rasio aktivitas mengalami penurunan akibat perusahaan tidak mampu mengelola aset dengan efektif.


(3)

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, yaitu:

1. Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) sebaiknya perusahaan melalui pihak manajemen memperhatikan proporsi hutang dan modal sendiri dalam pembiayaan operasional perusahaan. Walaupun perusahaan mampu mengelola aset-aset yang dimiliki, tetapi perusahaan perlu mewaspadai timbulnya beban-beban akibat jumlah hutang yang melebihi modal sendiri.

2. Laguna Cipta Griya Tbk. (LCGP) perlu memperbaharui tata kelola aset yang dimiliki dengan cara mengkonversikan aset non-produktif menjadi kas, sehingga kas tersebut dapat berguna untuk membayar beban-beban atau kewajiban yang akan jatuh tempo. Jika beban-beban dapat dibayar oleh kas, maka profitabilitas perusahaan akan meningkat (revenue yang diperoleh tidak banyak dipotong untuk


(4)

Bab V Simpulan dan Saran

3. Bagi peneliti selanjutnya, bahwa penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan antara lain :

- Data yang digunakan masih relatif sedikit yaitu hanya data dari 2 perusahaan properti saja.

- Periode pengambilan data hanya dilakukan selama 2 tahun yaitu periode 2010 – 2011.

- Sampel yang diteliti hanya salah satu sektor di Bursa Efek Indonesia.

Dengan adanya keterbatasan penelitian diatas penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :

- Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan membandingkan jenis perusahaan lainnya yang menggunakan sektor yang berbeda, jenis industri yang berbeda dan teknik pengujian yang berbeda

- Data yang digunakan ditambah, artinya menambah jumlah sampel sehingga hasil penelitian dapat lebih di generalisasikan.

- Periode pengambilan data diperpanjang sehingga dapat lebih menggambarkan keadaan suatu perusahaan tersebut secara lengkap.


(5)

Afriyeni, E. (2008). Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Analisis Rasio.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 3 (2), hal. 109-118.

Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia, Jakarta.

Baridwan (1992). Intermediate Accounting. Edisi ketujuh, BPFE UGM, Yogyakarta.

Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan pertama, Alfabeta, Bandung.

Gitman, L.J. (2009). Principles of Manajerial Finance. Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, New York.

Halim, A. (2007).Manajemen Keuangan Bisnis. Ghalia Indonesia, Bogor.

Harahap, S.S. (2009). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(6)

Munawir (2004).Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.

Orniati, Y. (2009). Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 14 (3).

Praytino, R.H. (2010). Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Manajemen Universitas Nurtanio Bandung, 2 (1), hal. 1-7.

Putra, N.B. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Aneka Tambang Tbk Periode Tahun 2007 – 2008. Universitas Gunadharma.

Ramayanti, T.Y. (2010).Analisis Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja Keuangan manajemen. Universitas Bina Darma, Palembang.

Sandroto, C.W. (1997). Rasio Keuangan. Jurnal Bina Ekonomi, November, hal. 25-32.

Sawir, A. (2003).Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia, Jakarta.

Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Suliyanto (2005).Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Syamsuddin, L. (2004).Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Yuliyos, Y.P. (2012). Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Semen yang Terdaftar di LQ 45. Skripsi Manajemen Keuangan, Program S-1 Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).