Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Merger pada Perusahaan yang Listing di BEI pada Periode Merger 2006-2007.

(1)

ABSTRACT

This research aimed to analyze the influence of the merger against the company's financial performance in the companies who listed on the Stock Exchange. Performance of financial corporate is measured by the ratio financial ratios like a : Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over, Debt Ratio, Long Term Debt to equity ratio, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Earnings Per Share , and Price Earning Ratio. Merger is a combine or merger of two or more companies into one force to reinforce the company's position.

The data who used in this study is a secondary data. While the study population used is the company who listed on the Stock Exchange were merged in the period 2006-2007. The sampling method used are purposive sampling, where there are nine companies listed on the Stock Exchange were included in the study criteria. To test H1 to H11 which states that the company's financial performance (measured by financial ratios) partially different significantly between before and after the merger, using a paired sample t test.

The results of the test paired sample t-test showed no difference in financial performance between before to after the merger. Both the ratio of 1 year before with 1 year to 4 years after the merger. These results are not in accordance with the first hypothesis which states that there are significant differences. The results of this research also indicate that the economical purpose off do the merger is not achieved


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh merger terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan – perusahaan yang listing di BEI. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan rasio – rasio keuangan: Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over,Debt Ratio, Long Term Debt to equity Ratio, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan untuk memperkuat posisi perusahaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sementara populasi studi yang digunakan adalah perusahaan yang listing di BEI yang melakukan merger pada periode 2006-2007. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling, dimana ada sembilan perusahaan yang listing di BEI yang termasuk dalam kriteria penelitian ini. Untuk menguji H1 sampai H11 yang menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan (diukur dengan rasio keuangan) secara parsial berbeda dengan signifikan antara sebelum dan sesudah merger, dengan menggunakan paired sample t test.

Hasil dari uji paired sample t-test menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dengan setelah merger. Baik pada perbandingan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun hingga 4 tahun setelah merger. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian ini juga memberi indikasi bahwa tujuan ekonomis dilakukannya merger tidak tercapai.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PERSEPUBLIKASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Rerangka Pemikiran ... 6

1.6 Perumusan Hipotesis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Merger ... 9

2.1.1.1 Penggabungan Usaha ... 9


(4)

2.1.1.3 Klasifikasi Merger ... 11

2.1.1.4 Motif Perusahaan Melakukan Merger ... 14

2.1.1.5 Alasan Melakukan Merger ... 17

2.1.1.6 Keunggulan dan Manfaat Melakukan Merger ... 18

2.1.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Merger... 19

2.1.1.8 Langkah-Langkah Melakukan Merger ... 20

2.1.2 Analisis Kinerja keuangan ... 21

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan... 21

2.1.2.2 Metode Analisis Kinerja Dengan Rasio Keuangan ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 32

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

3.6 Hipotesis Statistik ... 44

3.7 Metode Analisis Data ... 45

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 45

3.7.2 Uji Statistik ... 46

3.7.2.1 Uji Normalitas ... 46

3.7.3 Uji Hipotesis ... 47

3.7.3.1 Paired Simple t-test ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 49


(5)

4.3 Uji Normalitas ... 75

4.4 Uji Hipotesis ... 77

4.4.1 Pengujian Pada periode 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger ... 77

4.4.2 Pengujian Pada periode 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger ... 82

4.4.3 Pengujian Pada periode 1 tahun sebelum dan 3 tahun setelah merger ... 86

4.4.4 Pengujian Pada periode 1 tahun sebelum dan 4 tahun setelah merger ... 91

4.5 Pembahasan ... 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 102

5.3 Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Skema Merger ... 11


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Kumpulan Penelitian terdahulu ... 25

Tabel II Daftar Perusahaan Sampel... 33

Tabel III Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 41

Tabel IV Hasil Statistik Deskriptif Sebelum Merger ... 51

Tabel V Hasil Statistik Deskriptif Setelah Merger ... 56

Tabel VI Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov test ... 76

Tabel VII Hasil paired sample t test perbandingan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun setelah merger... 78

Tabel VIII Hasil paired sample t test perbandingan 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah merger... 82

Tabel IX Hasil paired sample t test perbandingan 1 tahun sebelum dengan 3 tahun setelah merger... 86

Tabel X Hasil paired sample t test perbandingan 1 tahun sebelum dengan 4 tahun setelah merger... 91


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Perhitungan Excel ... 107

Lampiran B Input Statistik Deskriptif Menggunakan SPSS ... 112

Lampiran C Input Uji Normalitas Menggunakan SPSS ... 115

Lampiran D Input Uji Paired Simple t-test menggunakan SPSS ... 117


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, deragulasi, kemajuan teknologi dan telekomunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang ketat antar perusahaan. Berbagai strategi dilakukan perusahaan untuk dapat terus bertahan hidup, berkembang dan memiliki daya saing. Menurut Wibowo (2012) strategi bersaing atau yang biasa dikenal dengan strategi pertumbuhan adalah merupakan usaha untuk mengembangkan perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Salah satu strategi untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui ekspansi. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang terdapat di dalam perusahaan tersebut. Ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha (business combination) (Swandari, 1999). Penggabungan usaha (business combination) adalah pengembangan perusahaan dengan melibatkan organisasi di luar perusahaan (Iyandri, 2010).

Menurut Koesnadi (1991), salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan bisa berkembang adalah dengan melakukan merger dan akuisisi. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan untuk memperkuat posisi perusahaan. Akuisisi merupakan


(10)

pengambilalihan (take over) sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan pengambil alih mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Arti dari merger dan akuisisi memang berlainan tetapi pada prinsipnya hampir sama yaitu dalam membicarakan tentang penggabungan usaha (business combination), sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama dan dapat dipertukarkan (interchangeable).

Merger dan akuisisi di Indonesia sejak tahun 1990-an hangat dibicarakan baik oleh pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis, bahkan pada periode 1989 hingga 1992 saja telah terjadi 32 kasus merger dan akuisisi terhadap 79 perusahaan (Santoso, 1992). Dan pada periode 2002 hinga 2003 Indonesia mencatat 14 aksi merger dan akuisisi yang melibatkan 33 perusahaan (Muhammad, 2010)

Alasan perusahaan lebih tertarik memilih strategi merger dan akuisisi dari pada pertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru, di samping itu merger dan akuisisi dapat memberikan efek sinergi (Foster, 1994). Tujuan dilakukannya merger dan akuisisi pada umumnya adalah untuk mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara saja, oleh karena itu ada tidaknya sinergi suatu merger dan akuisisi tidak bisa dilihat hanya beberapa saat setelah merger dan akuisisi terjadi, tetapi diperlukan waktu yang relatif panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat penggabungan usaha bisa berupa turunnya biaya rata-rata per unit karena naiknya skala ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal.


(11)

Menurut Suta (1992) keputusan merger & akuisisi juga tidak terlepas dari permasalahan, diantaranya biaya untuk melaksanakan merger & akuisisi sangat mahal, dan hasilnya pun belum pasti sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan merger dan akuisisi juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari perusahaan apabila strukturisasi melibatkan cara pembayaran dengan kas dan atau melalui peminjaman. Permasalahan yang lain berkaitan dengan corporate culture, sehingga berpengaruh pada sumber daya manusia yang akan dipekerjakan terkadang disertai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya besar. Misalnya, dalam kasus Bank Mandiri, lebih dari 11.000 karyawan harus memilih pensiun dini, sedangkan pengurangan karyawan pada kasus merger Bank Permata mencapai 2.350 karyawan (Moin, 2007. sebagaimana dikutip oleh Nugroho, 2010)

Untuk menilai bagaimana keberhasilan merger dan akuisisi yang dilakukan, kita dapat melihatnya dari perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang sebelum dan setelah melakukan merger dan akuisisi, terutama kinerja keuangan yang tergambar dalam perhitungan rasio – rasio keuangan. Terdapat lima kelompok rasio keuangan yang umum digunakan dalam melihat kinerja keuangan suatu perusahaan yaitu Liquidity ratios, activity ratios, solvability ratios, profitability ratios, dan market ratios. Rasio – rasio keuangan terpilih yang mewakili lima kelompok rasio keuangan adalah Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over, Debt Ratio, Long Term Debt to equity Ratio, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio. Selain itu penelitian - penelitian serupa tentang perbedaan


(12)

kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan merger dan akuisisi juga menggunakan rasio keuangan yang tidak jauh berbeda.

Penelitian – penelitian tentang perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dengan setelah merger dan akuisisi dilakukan, memberikan hasil yang berbeda - beda. Dyaksa (2006) tentang analisis perbandingan kinerja perusahaan dan abnormal return saham sebelum dan sesudah merger dan akuisisi (di Bursa Efek Jakarta periode 1998-2004) yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan Earning Per Share, Net Profit Margin, Return on Equity, dan Return on Asset untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger dan akuisisi; rasio keuangan ROE untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi. Aisa dan Indarto yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Invesment, Return On Equity yang signifikan pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, tetapi terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang diukur dengan rasio keuangan Net Profit Margin, Total Asset Turn Over. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2010) tentang Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi, periode 2002-2003) yang menggunakan rasio Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Debt Ratio, Earning Per Share, Total Assets Turn Over, dan Current Ratio. Penelitian itu menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan pada variabel rasio-rasio keuangan yang digunakan pasca merger dan akuisisi.


(13)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah merger pada tahun 2006-2007 pada perusahaan yang listing di BEI selama periode 2005-2011.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang listing di BEI sebelum dan sesudah merger pada perusahaan – perusahaan yang melakukan merger dalam periode 2006 - 2007 ?

2. Bagaimana analisa perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang listing di BEI sebelum dan sesudah merger pada perusahaan – perusahaan yang melakukan merger dalam periode 2006 – 2007 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang

listing di BEI sebelum dan sesudah merger pada perusahaan – perusahaan yang melakukan merger dalam periode 2006 - 2007

2. Mengetahui bagaimana analisa perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang listing di BEI sebelum dan sesudah merger pada perusahaan – perusahaan yang melakukan merger dalam periode 2006 – 2007

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi manajemen perusahaan


(14)

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan merger sebagai strategi yang akan diambil perusahaan untuk mencapai kinerja keuangan yang lebih baik.

2. Bagi investor

Untuk mengetahui pengaruh aksi perusahaan yang melakukan merger terhadap fundamental perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan. 3. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang keuangan yang berkaitan dengan merger dan akuisisi.

4. Bagi peniliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti – peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian.

1.5 Rerangka Pemikiran

Merger adalah salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata merger (latin) yang berarti bergabung, bersama, berkombinasi yang menyebabkan hilangnya identitas akibat penggabungan ini. Merger didefinisikan penggabungan usaha dari dua atau lebih perusahaan yang pada akhirnya bergabung ke dalam salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya, sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan yang melakukan merger. Dengan kata lain merger adalah kesepakatan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang


(15)

tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Moin, 2003).

Terdapat empat jenis merger yaitu merger horisontal adalah terjadi ketika sebuah perusahaan bergabung dengan perusahaan lain di dalam lini bisnis yang sama. Merger vertikal yaitu berupa akuisisi sebuah perusahaan dengan salah satu pemasok atau pelanggannya. Merger kongenerik yaitu melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan tetapi bukan merupakan produsen dari sebuah produk yang sama atau perusahaan yang memiliki hubungan pemasok-produsen. Dan terakhir merger konglomerat, terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang tidak saling berhubungan bergabung.

Alasan perusahaan lebih tertarik memilih strategi merger dari pada pertumbuhan internal adalah karena merger dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru, di samping itu merger dan akuisisi dapat memberikan efek sinergi (Foster, 1994). (Menurut Simanjuntak sebagaimana dikutip dari Prasana Chandra, 2001, h. 914) menyatakan bahwa alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai (value) perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai mandiri.

Dalam banyak literatur manajemen ditemukan bahwa dalam melakukan aktivitas merger terdapat beberapa beberapa manfaat yang mungkin dihasilkan dari proses merger dan akuisisi. Menurut David (2009) beberapa manfaat merger antara lain :

1. Meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta di antara perusahaan yang di merger.


(16)

2. Memperluas portfolio jasa yang ditawarkan yang akan berakibat pada bertambahnya sumber pendapatan bagi perusahaan.

3. Memperkuat daya saing perusahaan, dan lain sebagainya.

1.6 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menduga bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara sebelum dan setelah merger pada perusahaan – perusahaan sampel yang diukur dengan rasio – rasio keuangan terpilih. Hal itu dikarenakan merger dimaksudkan untuk dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan tujuan dilakukannya merger, yaitu untuk mendapatkan sinergi atau nilai tambah bagi perusahaan.


(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil Pengujian yang dilakukan secara parsial menunjukkan seluruh variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini, menunjukkan tidak perbedaan yang signifikan pada variabel rasio – rasio keuangan yang digunakan pasca merger. Baik pada perbandingan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun hingga 4 tahun setelah merger. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada perusahaan listing di BEI yang dijadikan sampel sebelum dan setelah merger berdasarkan rasio – rasio keuangannya. Hal ini menandakan merger tidak memberikan efek positif kepada perusahaan sesuai dengan tujuan dilakukan merger pada umumnya. Berikut penjelasan kelompok – kelompok rasio yang digunakan pada penelitian ini :

1. Peningkatan aset akibat merger yang dibarengi juga dengan peningkatan kewajiban perusahaan, memungkinkan liquidity ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger. 2. Merger yang menggabungkan dua perusahaan menjadi satu menyebabkan

equity bertambah, tetapi total hutang juga ikut bertambah. Dikarenakan proses merger yang dilakukan oleh surviving firm membutuhkan dana yang memungkinkan dapat dipenuhi perusahaan dengan berhutang sehingga meningkatkan hutang perusahaan. Hal ini memungkinkan


(18)

solvability ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

3. Peningkatan penjualan akibat merger yang dibarengi juga dengan peningkatan asset perusahaan, memungkinkan activity ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

4. Peningkatan profit meningkatkan return earning yang juga menyebabkan meningkatnya equity perusahaan tersebut. Return earning yang meningkat diikuti penambahan aset ataupun pengurangan kewajiban hutang perusahaan untuk menyeimbangkan neraca, memungkinkan profitability ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

5. Rasio – rasio keuangan yang tidak berbeda setelah merger memungkinkan investor menganggap saham tidak baik sehingga tidak membeli saham perusahaan tersebut. Investor menilai profit tidak berbeda secara signifikan memungkinkan market Ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

Hasil penelitian ini juga memberi indikasi bahwa tujuan ekonomis dilakukannya merger tidak tercapai. Hal ini mungkin disebabkan karena alasan non ekonomis yang lebih hanyak dipertimbangkan, atau mungkin keputusan merger dan akuisisi dilakukan dengan maksud untuk menyelamatkan target company dari ancaman kebangkrutan, yang memang kondisinya terpuruk.


(19)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan – keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

a. Dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan rasio – rasio keuangan terpilih sebelum dan sesudah merger, peneliti tidak meneliti lebih jauh fundamental perusahaan yang menyebabkan tidak adanya perbedaan tersebut.

b. Dalam penelitian ini tidak menganalisis motif atau tujuan emiten melakukan merger. Karena motif atau tujuan merger ada yang bersifat ekonomi ataupun non ekonomi.

5.3 Saran

Di bawah ini peneliti akan memberikan saran yang terkait dengan penelitian ini, antara lain :

1. Saran Bagi Manajemen Perusahaan

Bagi perusahaan yang akan melakukan merger sebaiknya melakukan perisapan yang baik sebelum memutuskan untuk melakukan merger. Seperti melihat keuntungan dan kekurangan maupun motif dan tujuan dilakukannya merger. Karena berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa merger tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sehingga pihak manajemen perusahaan harus benar – benar memperhitungkan apakah dengan melakukan merger sesuai dengan tujuan perusahaan.


(20)

2. Saran Bagi Investor

Bagi investor sebaiknya lebih berhati – hati dalam menyikapi kegiatan merger yang dilakukan perusahaan, karena tidak selalu merger membawa dampak yang positif bagi perusahaan yang melakukan merger.

3. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Berikut adalah saran dari peneliti kepada penelitian selanjutnya yang apabila melibatkan merger dalam penelitiannya :

a. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan rasio – rasio keuangan terpilih sebelum dan sesudah merger, lebih jauh menganalisis fundamental perusahaan yang menyebabkan tidak adanya perbedaan tersebut..

b. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya juga menganalisis motif atau tujuan emiten melakukan merger. Karena motif atau tujuan merger ada yang bersifat ekonomi ataupun non ekonomi.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Aisa, Lia dan Indarto. 2010. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009”. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Semarang. Semarang

Azizudin, Agis Data, 2003. Analisis Pengaruh Merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Gajah Mada, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2001. Fundamentals of Financial Management. Ninth Edition. Horcourt College. United States of America Dyaksa, Widyaputra. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan dan

Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Di Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Tesis Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Semarang

Estanol, B., Albert and Seldeslachts Jo. 2004. Merger Failures. University Autonoma de Barcelona. Barcelona. Spanyol.

Foster, G. 1986. ” Financial Statement Analysis”. Englewood cliffs. NJ; Practice Hall. Second Edition

Foster, G. 1994. Financial Statement Analysis 2nd.ed. Prentice-Hall International:New Jersey.

Ghozali, Imam. 2006. Statistik Non-Parametrik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hitt, M. A. 2002. Merger dan Akuisisi: Panduan Bagi Para Pemegang Saham Untuk Meraih Laba. Terjemahan. Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Balai Pustaka

Moin, Abdul. (2003). Merger, Akuisisi dan Divestasi. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonisia.

Nugroho, Muhammad Aji. 2010. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi, Periode 2002-2003)”. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang

Nurdin. D, 1996. ”Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia”. Jurnal Siasat Bisnis. Th 1.Vol.3.


(22)

Payamta dan Setiawan, 2004, ”Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset akuntansi Indonesia, Vol.7, No.3.

Suta, I.P.G. Ary. 1992. Akuisisi dan Implikasinya bagi Perusahaan Publik. Makalah Disajikan dalam Seminar ”Akuisisi dan Dampak Globalisasi Terhadap Pasar Modal Indonesia”, Jakarta, 25 Agustus.

Wibowo, Fairuz Angger. 2012. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi, Periode 2004-2010)”. Skripsi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil Pengujian yang dilakukan secara parsial menunjukkan seluruh variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini, menunjukkan tidak perbedaan yang signifikan pada variabel rasio – rasio keuangan yang digunakan pasca merger. Baik pada perbandingan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun hingga 4 tahun setelah merger. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada perusahaan listing di BEI yang dijadikan sampel sebelum dan setelah merger berdasarkan rasio – rasio keuangannya. Hal ini menandakan merger tidak memberikan efek positif kepada perusahaan sesuai dengan tujuan dilakukan merger pada umumnya. Berikut penjelasan kelompok – kelompok rasio yang digunakan pada penelitian ini :

1. Peningkatan aset akibat merger yang dibarengi juga dengan peningkatan kewajiban perusahaan, memungkinkan liquidity ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger. 2. Merger yang menggabungkan dua perusahaan menjadi satu menyebabkan

equity bertambah, tetapi total hutang juga ikut bertambah. Dikarenakan proses merger yang dilakukan oleh surviving firm membutuhkan dana yang memungkinkan dapat dipenuhi perusahaan dengan berhutang sehingga meningkatkan hutang perusahaan. Hal ini memungkinkan


(2)

solvability ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

3. Peningkatan penjualan akibat merger yang dibarengi juga dengan peningkatan asset perusahaan, memungkinkan activity ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

4. Peningkatan profit meningkatkan return earning yang juga menyebabkan meningkatnya equity perusahaan tersebut. Return earning yang meningkat diikuti penambahan aset ataupun pengurangan kewajiban hutang perusahaan untuk menyeimbangkan neraca, memungkinkan profitability ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

5. Rasio – rasio keuangan yang tidak berbeda setelah merger memungkinkan investor menganggap saham tidak baik sehingga tidak membeli saham perusahaan tersebut. Investor menilai profit tidak berbeda secara signifikan memungkinkan market Ratios perusahaan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya merger.

Hasil penelitian ini juga memberi indikasi bahwa tujuan ekonomis dilakukannya merger tidak tercapai. Hal ini mungkin disebabkan karena alasan non ekonomis yang lebih hanyak dipertimbangkan, atau mungkin keputusan merger dan akuisisi dilakukan dengan maksud untuk menyelamatkan target company dari ancaman kebangkrutan, yang memang kondisinya terpuruk.


(3)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan – keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

a. Dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan rasio – rasio keuangan terpilih sebelum dan sesudah merger, peneliti tidak meneliti lebih jauh fundamental perusahaan yang menyebabkan tidak adanya perbedaan tersebut.

b. Dalam penelitian ini tidak menganalisis motif atau tujuan emiten melakukan merger. Karena motif atau tujuan merger ada yang bersifat ekonomi ataupun non ekonomi.

5.3 Saran

Di bawah ini peneliti akan memberikan saran yang terkait dengan penelitian ini, antara lain :

1. Saran Bagi Manajemen Perusahaan

Bagi perusahaan yang akan melakukan merger sebaiknya melakukan perisapan yang baik sebelum memutuskan untuk melakukan merger. Seperti melihat keuntungan dan kekurangan maupun motif dan tujuan dilakukannya merger. Karena berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa merger tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sehingga pihak manajemen perusahaan harus benar – benar memperhitungkan apakah dengan melakukan merger sesuai dengan tujuan perusahaan.


(4)

2. Saran Bagi Investor

Bagi investor sebaiknya lebih berhati – hati dalam menyikapi kegiatan merger yang dilakukan perusahaan, karena tidak selalu merger membawa dampak yang positif bagi perusahaan yang melakukan merger.

3. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Berikut adalah saran dari peneliti kepada penelitian selanjutnya yang apabila melibatkan merger dalam penelitiannya :

a. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya dalam meneliti ada atau tidaknya perbedaan rasio – rasio keuangan terpilih sebelum dan sesudah merger, lebih jauh menganalisis fundamental perusahaan yang menyebabkan tidak adanya perbedaan tersebut..

b. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya juga menganalisis motif atau tujuan emiten melakukan merger. Karena motif atau tujuan merger ada yang bersifat ekonomi ataupun non ekonomi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aisa, Lia dan Indarto. 2010. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009”. Jurnal

Fakultas Ekonomi. Universitas Semarang. Semarang

Azizudin, Agis Data, 2003. Analisis Pengaruh Merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Gajah Mada, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2001. Fundamentals of Financial Management. Ninth Edition. Horcourt College. United States of America Dyaksa, Widyaputra. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan dan

Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Di Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Tesis Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Semarang

Estanol, B., Albert and Seldeslachts Jo. 2004. Merger Failures. University Autonoma de Barcelona. Barcelona. Spanyol.

Foster, G. 1986. ” Financial Statement Analysis”. Englewood cliffs. NJ; Practice Hall. Second Edition

Foster, G. 1994. Financial Statement Analysis 2nd.ed. Prentice-Hall International:New Jersey.

Ghozali, Imam. 2006. Statistik Non-Parametrik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hitt, M. A. 2002. Merger dan Akuisisi: Panduan Bagi Para Pemegang Saham Untuk Meraih Laba. Terjemahan. Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Balai Pustaka

Moin, Abdul. (2003). Merger, Akuisisi dan Divestasi. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonisia.

Nugroho, Muhammad Aji. 2010. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan

Pengakuisisi, Periode 2002-2003)”. Skripsi Fakultas Ekonomi.

Universitas Diponegoro. Semarang

Nurdin. D, 1996. ”Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia”. Jurnal Siasat Bisnis. Th 1.Vol.3.


(6)

Payamta dan Setiawan, 2004, ”Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset akuntansi Indonesia, Vol.7, No.3.

Suta, I.P.G. Ary. 1992. Akuisisi dan Implikasinya bagi Perusahaan Publik. Makalah Disajikan dalam Seminar ”Akuisisi dan Dampak Globalisasi Terhadap Pasar Modal Indonesia”, Jakarta, 25 Agustus.

Wibowo, Fairuz Angger. 2012. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi pada

Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi, Periode 2004-2010)”.

Skripsi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Periode 2006-2009).

2 16 15

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER Analisis Perbandingan Abnormal Return Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Yang Melakukan Merger Periode Tahun2010-2

0 4 17

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER Analisis Perbandingan Abnormal Return Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Yang Melakukan Merger Periode Tahun2010-2

0 5 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI.

0 0 15

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Setelah Merger pada PT Akasha Wira International, Tbk. (Periode 2006-2008).

0 1 18

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dan Kinerja Operasional Sesudah dan Sebelum Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI.

0 0 2

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH MERGER DAN AKUISISI.

0 1 143

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 21

KINERJA KEUANGAN DAN PASAR PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH MERGER DAN AKUISISI PERIODE 2007 - 2012 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ATAU AKUISISI PADA PERUSAHAAN SEKTOR JASA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015

0 0 15