Peranan Auditor Internal dalam Pencegahan Kecurangan (Studi Kasus di PT. Gracia Invensys, Jakarta).
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
“THE ROLE OF INTERNAL AUDIT IN THE PREVENTION OF FRAUD”
(A case study on PT. Gracia Invensys Jakarta)
A company can work well if have good management. It can be seen from a good control so the control by the internal audit will also adequate in the company. So also by fraud that while time can occur in the company. But if control of the company is good then all forms of fraud can be avoided. Internal audit can help management do inspection and control in the company. Thus policies and strategies which are implemented by the company can survive and even develop. Fraud generally occurs because of pressure to perform revolt or impulse to utilize available opportunities as well as the justification against such action.
Based on the description above that has been raised then the writer interested to do research called “THE ROLE OF INTERNAL AUDIT IN THE PREVENTION OF FRAUD”. The study is done by using the method descriptive analysis Product Moment where writer observe aspects closely related to the matter inquired so acquired data support drafting report research for later processed and analysis based on theories.
This research result indicates that internal audit has a role in the prevention of fraud. This is supported by the results of statistical tests that the results of calculation of the independent and dependent variables obtained figures of 81.78% which means that the internal audit which is conducted in PT. Gracia Invensys has done adequately and play a role in the prevention of fraud.
(2)
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
“PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM PENCEGAHAN KECURANGAN”
(Studi kasus pada PT. Gracia Invensys Jakarta)
Suatu perusahaan dapat berjalan baik apabila memiliki manajemen yang baik. Hal itu dapat dilihat dari pengendalian yang baik sehingga pengawasan oleh bagian audit internal juga akan memadai pada perusahaan tersebut. Demikian juga dengan kecurangan (fraud) yang sewaktu- waktu dapat terjadi dalam perusahaan. Namun apabila pengendalian dalam perusahaan baik maka segala bentuk kecurangan (fraud) dapat dihindari. Audit internal dapat membantu manajemen melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan dan strategi yang ditempuh perusahaan dapat bertahan dan bahkan berkembang. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM PENCEGAHAN KECURANGAN.” Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis Product Moment dimana penulis mengamati aspek-aspek yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga diperoleh data yang menunjang penyusunan laporan penelitian untuk kemudian diproses dan dianalisis berdasarkan teori.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit internal memiliki peranan dalam pencegahan kecurangan. Hal tersebut didukung oleh hasil uji statistik bahwa hasil perhitungan variabel independen dan dependen diperoleh angka sebesar 81.78% yang artinya audit internal yang dilaksanakan di PT. Gracia Invensys telah dilakukan secara memadai dan berperan dalam pencegahan kecurangan.
(3)
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... .3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .4
1.4 Kegunaan Penelitian... .4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6
2.1 Kajian Pustaka ... 6
2.1.1 Audit Internal ... 6
2.1.1.1. Pengertian Audit Internal ... 6
2.1.1.2. Fungsi dan Tanggung Jawab Staf Audit Internal ... 8
2.1.1.3. Profesionalisme Audit Internal ... 9
2.1.2 Pengendalian Intern ... 16
2.1.2.1. Definisi Pengendalian Intern ... 16
2.1.2.2. Unsur- Unsur Pengendalian Intern ... 17
2.1.2.3. Tujuan Pengendalian Intern ... 18
2.1.3 Kecurangan (Fraud) ... 19
2.1.3.1. Pengertian Kecurangan ... 19
(4)
x Universitas Kristen Maranatha
2.1.3.3. Tanda- Tanda Adanya Fraud ... 21
2.1.3.4. Unsur- Unsur Fraud ... 21
2.1.3.5. Jenis dan Bentuk Fraud ... 22
2.1.4 Pencegahan Kecurangan (Fraud) ... 23
2.1.4.1. Syarat Penemuan Fraud ... 25
2.1.4.2. Ruang Lingkup Fraud Auditing ... 26
2.1.5 Peranan Audit Internal dalam Pencegahan Kecurangan ... 28
2.2 Kerangka Pemikiran ... 30
2.3 Pengembangan Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 34
3.1 Objek Penelitian ... 34
3.1.1. Sejarah Perusahaan ... 34
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 35
3.1.3. Deskripsi Jabatan ... 36
3.1.4. Company Culture ... 45
3.1.5. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Perusahaan ... 47
3.1.6. Aktivitas PT. Gracia Invensys ... 48
3.2 Metode Penelitian... 49
3.2.1. Jenis Penelitian ... 49
3.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 50
3.2.3. Populasi dan Sampel ... 52
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.4 Uji Statistika ... 54
3.5 Rancangan Uji Hipotesis ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Fungsi dan Tanggung Jawab Audit ... 56
4.2 Independensi dan Objektivitas ... 56
4.3 Kemampuan Profesional ... 57
4.4 Ruang Lingkup ... 58
(5)
xi Universitas Kristen Maranatha
4.6 Manajemen Bagian Audit Internal ... 62
4.7 Syarat Penemuan Fraud ... 62
4.8 Ruang Lingkup Fraud Auditing ... 63
4.9 Pengujian Hipotesis ... 65
4.9.1. Analisa Deskriptif ... 65
4.9.2. Analisa Statistik ... 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1 Simpulan ... 72
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN ... 77
(6)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Operasional Variabel Audit Internal ... 51 Tabel 3.2 Operasional Variabel Pencegahan Kecurangan ... 52 Tabel 4.1 Nilai kuesioner ... 68
(7)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan menjadi perusahaan yang berkembang. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih aktif dalam menghasilkan barang atau jasa secara efektif dan efisien sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat. Perusahaan yang berkembang seiring waktu akan semakin kompleks pula masalah- masalah yang timbul,salah satunya adalah terbatasnya kemampuan pimpinan dalam mengawasi operasional perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan alat yang dapat membantu dalam hal pengendalian untuk pencapaian tujuan perusahaan, seperti adanya audit internal.
Pengendalian intern yang memadai dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan harta milik perusahaan, mencegah serta menemukan kesalahan- kesalahan dan penggelapan yang merugikan perusahaan. Pengendalian tersebut tidak dimaksudkan menghilangkan semua kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyelewengan melainkan untuk dapat menekan terjadinya kesalahan dan kecurangan (fraud). Jika terjadi kesalahan dan kecurangan maka hal itu dapat terdeteksi dengan cepat dan tentu akan dapat diatasi dengan cepat.
(8)
BAB I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 2
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst & Young LLP, 2009). Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
Audit internal merupakan alat bantu manajemen untuk mengamankan aktiva perusahaan, untuk mengetahui sejauh mana efektivitas suatu perusahaan telah tercapai, dan sampai sejauh mana hal tersebut ditaati oleh suatu perusahaan. Untuk lebih berhasilnya peran audit dalam pencegahan dan pendeteksian adanya kecurangan, sebaiknya audit internal perlu memahami kecurangan dan jenis-jenis kecurangan yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Biasanya kecurangan mencakup tiga langkah yaitu (1) tindakan/theact., (2) Penyembunyian/the concealment dan (3) konversi/the conversion. Misalnya pencurian atas harta persediaan adalah tindakan, kemudian pelaku akan menyembunyikan kecurangan tersebut misalnya dengan membuat bukti transaksi pengeluaran fiktif. Selanjutnya setelah perbuatan pencurian dan penyembunyian dilakukan, pelaku akan melakukan konversi dengan cara memakai sendiri atau menjual persediaan tersebut.
Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal. Kecurangan eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap
(9)
BAB I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 3
suatu perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap usaha; wajib pajak terhadap pemerintah. Kecurangan internal adalah tindakan tidak legal dari karyawan, manajer dan eksekutif terhadap perusahaan tempat ia bekerja.
Berkaitan dengan itu Association of Certified Fraud Examinations (ACFE- 2000), salah satu asosiasi di USA yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan pemberantasan kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok yaitu kecurangan laporan keuangan (Financial Statement Fraud), penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation), dan korupsi (Corruption).
Salah satu perusahaan yang audit internalnya memiliki peran penting dalam pencegahan kecurangan adalah PT. Gracia Invensys. Peneliti memilih perusahaan tersebut dikarenakan kemudahan mendapatkan data.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Audit Internal Dalam Pencegahan Kecurangan”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mengetahui peranan audit internal dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan, dirumuskan permasalahan berikut:
(10)
BAB I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 4
2. Berapa besar peranan audit internal dalm pencegahan kecurangan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa maksud penelitian untuk mendapatkan data maupun informasi yang relevan dengan masalah yang diidentifikasi, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan serta untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bidang Pengauditan, khususnya mengenai Peranan audit internal dalam pencegahan kecurangan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah audit internal memiliki peranan dalam pencegahan kecurangan.
2. Untuk mengetahui berapa besar peranan audit internal dalm pencegahan kecurangan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini dengan harapan agar dapat berguna bagi semua pihak, antara lain :
1. Bagi Peneliti
Sebagai pendalaman dan pengembangan pemikiran dan pengetahuan penulis terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan di bidang Pengauditan. Hasil penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara langsung bagaimana teori- teori
(11)
BAB I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 5
pelaksanaan audit internal untuk dapat menunjang jalannya kegiatan operasional terutama dalam pencegahan kecurangan. 2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan audit internal dalam pencegahan dan upaya yang dilakukan audit internal didalamnya.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
(12)
72 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT. Gracia Invensys, penulis menarik simpulan sebagai berikut:
1. Peranan audit internal dalam perusahaan cukup memadai, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Para auditor internal telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan objektif yang didukung oleh kedudukannya yang terpisah dari fungsi operasional perusahaan.
b. Departemen Audit Internal memiliki kemampuan atas profesinya yang memadai dan terus berusaha meningkatkan keahliannya melalui pelatihan yang diadakan di dalam dan di luar perusahaan.
c. Ruang lingkup pekerjaan bagian audit internal mengacu pada standar professional audit internal.
d. Perencanaan audit internal tertulis yang disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan selalu dibuat oleh departemen audit internal dan dibuat sebelum pelaksanaan audit akan dimulai.
e. Laporan audit yang diterbitkan oleh departemen audit internal memuat temuan-temuan audit, kesimpulan pemeriksaan secara objektif, ringkas, dan jelas serta mencakup masalah dan merekomendasikan perbaikan.
(13)
BAB V Simpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
73
f. Setelah laporan audit dibuat, dilakukan tindak lanjut oleh pihak manajemen atas rekomendasi dari auditor internal.
2. Pencegahan kecurangan dalam perusahaan sangat efektif, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Penemuan fraud dapat diketahui melalui audit internal dan laporan dari pihak lain. Penemuan fraud melalui audit internal dapat diketahui pada saat pemeriksaan auditee terkait yang dapat dibuktikan pada saat bukti- bukti telah dikumpulkan. Penemuan fraud melalui laporan dari pihak lain sering terjadi pada perusahaan walaupun harus melakukan pemeriksaan mendalam pada pihak yang dilaporkannya.
b. Ruang lingkup fraud auditing telah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pertimbangan audit internal dalam menentukan jumlah bukti yang cukup. Informasi yang diperoleh harus material karena kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pemegang saham yang diambil atas dasar laporan keuangan. Perusahaan juga membuat kebijakan untuk menghalangi dan mendeteksi aktivitas fraud.
3. Audit internal sangat berperan dalam pencegahan kecurangan pada PT. Gracia Invensys, hal ini disimpulkan berdasarkan hasil perhitungan kuesioner pada bab IV yaitu sebesar 81,78%.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa peranan audit internal pada PT. Gracia Inevnsys cukup memadai. Hal ini terlihat dengan adanya pemeriksaan intern yang terus menerus dan disampaikannya kepada
(14)
BAB V Simpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
74
direktur sebagai koneksi dari kegiatan operasional perusahaan yang telah berlangsung sekaligus sebagai tindakan perbaikan apabila telah terjadi penyimpangan- penyimpangan.
Dari hasil pengamatan dan melakukan analisa maka penulis menemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Masih kurangnya tenaga staf di bagian audit internal sehingga lingkup pengawasan intern belum terjangkau seluruhnya.
2. Departemen Audit Internal tidak membuat matriks risiko sebelum melaksanakan audit, sehingga tidak dapat diketahui seberapa besar risiko yang terjadi pada saat melakukan pemeriksaan audit.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapat sebelumnya, maka penulis mencoba mengemukakan saran- saran yang dimaksud untuk memberikan bahan pertimbangan pada perusahaan dalam penyempurnaan pencegahan kecurangan. Selain itu pula mungkin dapat berguna bagi perusahaan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan fungsi audit internal.
Adapun saran- saran tersebut sebagai berikut:
1. Audit internal sebaiknya menambah tenaga staf di bagian audit internal sehingga lingkup pengawasan intern dapat terjangkau seluruhnya. 2. Departemen Audit Internal sebaiknya membuat matriks risiko sebelum
melaksanakan audit, sehingga dapat diketahui seberapa besar risiko yang terjadi pada saat melakukan pemeriksaan audit.
(15)
75
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaja T. (1992). Pemeriksaan Kecurangan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Amin Widjaja T. (2000). Internal Auditing (Suatu Pengantar). Penerbit Harvarindo, Jakarta.
Arens et al. (2006). Auditing Assurance Service, An Integrated Approach. 11th Edition, Prentice Hall Inc. Edition, New York.
Arif dan Satyo. (2000). Dari Internal Control Sampai Wajib Lapor.
Boynton, William C, Walker G. Kell. (1996). Modern auditing. 6th Edition, John Wiley & Sons Edition, New York.
Hiro Tugiman. (1997). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Hiro Tugiman. (2003). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi dan Kanaka. (2002). Auditing. Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Nanik Wahyuni. (2000). Komputer vs Fraud Audit. Edisi Keenam, Penerbit PT Intama Artha Indonesia, Jakarta.
Prickett K.H. Spencer. (2000). The Internal Auditing Handbook. John & Sons Ltd. New York.
Soejono Karni. (2000). Auditing Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktik. Penerbit FEUI, Jakarta.
(16)
76
Universitas Kristen Maranatha Soejono Seokanto. (2003).http://www.sinarharapan.co.id/berita.html.
W. Steve Albrecht. (2003). Fraud Examination and Prevention. 1th Edition, South-Western Educational Pub.
(1)
BAB I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
5
pelaksanaan audit internal untuk dapat menunjang jalannya kegiatan operasional terutama dalam pencegahan kecurangan. 2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan audit internal dalam pencegahan dan upaya yang dilakukan audit internal didalamnya.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT. Gracia Invensys, penulis menarik simpulan sebagai berikut:
1. Peranan audit internal dalam perusahaan cukup memadai, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Para auditor internal telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan objektif yang didukung oleh kedudukannya yang terpisah dari fungsi operasional perusahaan.
b. Departemen Audit Internal memiliki kemampuan atas profesinya yang memadai dan terus berusaha meningkatkan keahliannya melalui pelatihan yang diadakan di dalam dan di luar perusahaan.
c. Ruang lingkup pekerjaan bagian audit internal mengacu pada standar professional audit internal.
d. Perencanaan audit internal tertulis yang disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan selalu dibuat oleh departemen audit internal dan dibuat sebelum pelaksanaan audit akan dimulai.
e. Laporan audit yang diterbitkan oleh departemen audit internal memuat temuan-temuan audit, kesimpulan pemeriksaan secara objektif, ringkas, dan jelas serta mencakup masalah dan merekomendasikan perbaikan.
(3)
BAB V Simpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
73
f. Setelah laporan audit dibuat, dilakukan tindak lanjut oleh pihak manajemen atas rekomendasi dari auditor internal.
2. Pencegahan kecurangan dalam perusahaan sangat efektif, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Penemuan fraud dapat diketahui melalui audit internal dan laporan dari pihak lain. Penemuan fraud melalui audit internal dapat diketahui pada saat pemeriksaan auditee terkait yang dapat dibuktikan pada saat bukti- bukti telah dikumpulkan. Penemuan fraud melalui laporan dari pihak lain sering terjadi pada perusahaan walaupun harus melakukan pemeriksaan mendalam pada pihak yang dilaporkannya.
b. Ruang lingkup fraud auditing telah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pertimbangan audit internal dalam menentukan jumlah bukti yang cukup. Informasi yang diperoleh harus material karena kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pemegang saham yang diambil atas dasar laporan keuangan. Perusahaan juga membuat kebijakan untuk menghalangi dan mendeteksi aktivitas fraud.
3. Audit internal sangat berperan dalam pencegahan kecurangan pada PT. Gracia Invensys, hal ini disimpulkan berdasarkan hasil perhitungan kuesioner pada bab IV yaitu sebesar 81,78%.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa peranan audit internal pada PT. Gracia Inevnsys cukup memadai. Hal ini terlihat dengan adanya pemeriksaan intern yang terus menerus dan disampaikannya kepada
(4)
BAB V Simpulan dan Saran 74
direktur sebagai koneksi dari kegiatan operasional perusahaan yang telah berlangsung sekaligus sebagai tindakan perbaikan apabila telah terjadi penyimpangan- penyimpangan.
Dari hasil pengamatan dan melakukan analisa maka penulis menemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Masih kurangnya tenaga staf di bagian audit internal sehingga lingkup pengawasan intern belum terjangkau seluruhnya.
2. Departemen Audit Internal tidak membuat matriks risiko sebelum melaksanakan audit, sehingga tidak dapat diketahui seberapa besar risiko yang terjadi pada saat melakukan pemeriksaan audit.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapat sebelumnya, maka penulis mencoba mengemukakan saran- saran yang dimaksud untuk memberikan bahan pertimbangan pada perusahaan dalam penyempurnaan pencegahan kecurangan. Selain itu pula mungkin dapat berguna bagi perusahaan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan fungsi audit internal.
Adapun saran- saran tersebut sebagai berikut:
1. Audit internal sebaiknya menambah tenaga staf di bagian audit internal sehingga lingkup pengawasan intern dapat terjangkau seluruhnya. 2. Departemen Audit Internal sebaiknya membuat matriks risiko sebelum
melaksanakan audit, sehingga dapat diketahui seberapa besar risiko yang terjadi pada saat melakukan pemeriksaan audit.
(5)
75
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaja T. (1992). Pemeriksaan Kecurangan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Amin Widjaja T. (2000). Internal Auditing (Suatu Pengantar). Penerbit Harvarindo, Jakarta.
Arens et al. (2006). Auditing Assurance Service, An Integrated Approach. 11th Edition, Prentice Hall Inc. Edition, New York.
Arif dan Satyo. (2000). Dari Internal Control Sampai Wajib Lapor.
Boynton, William C, Walker G. Kell. (1996). Modern auditing. 6th Edition, John Wiley & Sons Edition, New York.
Hiro Tugiman. (1997). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Hiro Tugiman. (2003). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi dan Kanaka. (2002). Auditing. Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Nanik Wahyuni. (2000). Komputer vs Fraud Audit. Edisi Keenam, Penerbit PT Intama Artha Indonesia, Jakarta.
Prickett K.H. Spencer. (2000). The Internal Auditing Handbook. John & Sons Ltd. New York.
Soejono Karni. (2000). Auditing Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktik. Penerbit FEUI, Jakarta.
(6)
76
Soejono Seokanto. (2003).http://www.sinarharapan.co.id/berita.html.
W. Steve Albrecht. (2003). Fraud Examination and Prevention. 1th Edition, South-Western Educational Pub.