Pengaruh Sarapan Terhadap Risiko Obesitas.

(1)

iii ABSTRAK

PENGARUH SARAPAN TERHADAP RISIKO OBESITAS

Irina Myrrhe Amitasari, 2009.

Pembimbing : Dr. Iwan Budiman dr, MS, MM, MKes, AIF

Latar Belakang : Saat ini banyak sekali penduduk yang mengalami perubahan status gizi, yang dihubungkan dengan obesitas seiring dengan perkembangan zaman dan pola hidup yang tidak sehat. Pola sarapan yang tidak teratur dapat mempengaruhi risiko obesitas

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pola sarapan terhadap risiko obesitas. Metode : Survei analitik dengan cara pengambilan sampel kasus kontrol (case control), dengan subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek penelitian berjumlah 132 orang, pria dan wanita usia 18-25 tahun, yang terdiri dari 60 orang obese (BMI ≥ 25.0) dan 72 orang non-obese (BMI 18.5 – 22.9). Setiap subjek penelitian mengisi kuesioner dan dilakukan pengukuran antropometrik berupa berat badan dan tinggi badan, untuk mendapatkan nilai BMI. Analisis data dilakukan dengan cara mencari odds ratio (OR), melalui analisis chi square, dengan nilai α = 0.05

Hasil : Diperoleh subjek dengan pola sarapan tidak teratur obese 39 orang, dan non obese 27 orang. Sedangkan subjek dengan pola sarapan teratur didapatkan obese 21 orang dan non obese 45 orang, dan nilai OR sebesar 3.09 ** (p<0.01) Kesimpulan : Sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas 3 kali dibanding yang sarapan teratur.


(2)

iv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BREAKFAST EATING ON THE RISK OF OBESITY

Irina Myrrhe Amitasari, 2009.

Tutor : Dr. Iwan Budiman dr, MS, MM, MKes, AIF

Background : Nowadays, so many people experienced the change of their state of health, in this case have a relation with obesity. Irregular breakfast eating can influenced people’s state of health.

Objective : To know the influence breakfast eating on the risk of obesity.

Method: This experiment based on an analytic survey, with case control study on Maranatha Christian University’s students, that qualified the experiment criteria. There were 132 men and women, from 18- 25 years old, consist of 60 subjects have obesity (BMI ≥ 25.0) and 72 subjects non obese (BMI 18.5 – 22.9). Each experimental-subjects filled the questionnaire and conducted the anthropometric measurement, like body weight and body height to find out the BMI. Data was analyzed by counting odds ratio (OR) with chi square analysis, with α = 0.05.

Result: 39 were obese and 27 were non-obese, with irregular breakfast eating. While as regular breakfast eating, there were reported 21 subjects were obese and 45 subjects were non-obese, and the odds ratio was 3.09** (p<0.01).

Conclusion: Irregular breakfast eating increases the risk obesity three times higher than regular breakfast eating.


(3)

vii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN i

SURAT PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

KATA PENGANTAR ..v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR DIAGRAM xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 2

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 2

1.5.1.Kerangka Pemikiran 3

1.5.2.Hipotesis Penelitian 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status Gizi 4

2.1.1.Definisi 4

2.1.2.Penilaian Status Gizi 5

2.1.3.Penilaian Berdasarkan BMI 6 2.1.3.1. Berat Badan Normal 6 2.2 Overweight………....7 2.3 Obesitas……….7 2.3.1 Obesitas dan Faktor Risiko Penyakit ...10


(4)

viii

2.3.2 Prevalensi Obesitas 14

2.4 Sarapan 16

2.4.1 Definisi 16

2.4.2 Pola Makan Teratur yang Mempengaruhi Status Gizi

dan Kesehatan 16

2.4.3 Sarapan Tak Teratur dan Penambahan Berat Badan 17

BAB III. BAHAN/SUBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Subyek Penelitian 19

3.1.1.Alat yang Digunakan 19

3.1.2.Subjek Penelitian 19

3.1.3.Tempat dan Waktu Penelitian 19

3.2. Metode Penelitian 20

3.2.1.Desain Penelitian 20

3.2.2.Definisi Konsepsional Variabel 20 3.2.3.Definisi Operasional Variabel………....20

3.2.4.Besar Sampel Penelitian 20

3.3 Prosedur Kerja 21

3.3.1 Prosedur Pemeriksaan Antropometrik 21 3.3.2 Prosedur Pengisian Kuesioner………21

3.4 Metode Analisis 21

BAB IV. HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN

4.1. Hasil dan Pembahasan 22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 24


(5)

ix

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN ………27

LAMPIRAN 1……….27

LAMPIRAN 2……….30

LAMPIRAN 3……….34

LAMPIRAN 4……….35

SURAT PERSETUJUAN KOMISI ETIK………..37


(6)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas Berdasarkan BMI (WHO 1998)……… 6 Tabel 2.2 Klasifikasi Obesitas pada Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)………6 Tabel 4.1 Tabel Kontingensi 2x2 Hubungan Obesitas dengan Pola


(7)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Hubungan Obesitas dengan Diabetes Tipe 2 11 Diagram 2.2 Perkiraan Prevalensi Overweight dan Obesitas dalam %

Populasi di Dunia 14

Diagram 2.3 Perkiraan Prevalensi Overweight dan Obesitas dalam %

Populasi Pria dan Wanita 15

Diagram 2.4 Perkiraan Prevalensi Overweight dan Obesitas di Indonesia 16


(8)

27

LAMPIRAN 1

TABEL DATA KUESIONER

NO

SARAPAN

TIDAK

SARAPAN

1

BMI

43.48

41.87528448

2

BMI

42.53

38.60367676

3

BMI

39.35982

33.26001041

4

BMI

35.77778

32.54132231

5

BMI

35.17516

31.08886296

6

BMI

32.49331

30.94433039

7

BMI

32.25564

30.39835283

8

BMI

32.01507

28.58131488

9

BMI

31.53345

28.14148227

10

BMI

31.10695

27.94292509

11

BMI

30.63653

27.84870403

12

BMI

30.59935

27.83422848

13

BMI

30.28433

27.54657154

14

BMI

30.05003

27.50516529

15

BMI

29.37217

27.31717687

16

BMI

29.25767

27.19723183

17

BMI

29.02247

27.072144

18

BMI

28.90625

27.04435152

19

BMI

28.58

26.8359375

20

BMI

28.22

26.7755102

21

BMI

27.93277

26.53375883

22

BMI

27.30104

26.32961031

23

BMI

26.96051

26.29799892

24

BMI

26.83016

25.9324777

25

BMI

26.58076

25.8774539

26

BMI

26.23955

25.87458267

27

BMI

25.83829

25.50204082

28

BMI

25.77061

25.30560807

29

BMI

25.31646

25.23853493

30

BMI

25.21504

25.03991871

31

BMI

25.14861

22.98539751

32

BMI

25.12046

22.89281998

33

BMI

22.69124

22.87883451

34

BMI

22.64031

22.82688093


(9)

28

35

BMI

22.5528

22.73356401

36

BMI

22.45325

22.7189744

37

BMI

22.31834

22.65991248

38

BMI

22.26326

22.52336357

39

BMI

22.12008

22.30759298

40

BMI

22.00692

22.19486338

41

BMI

21.88271

22.08506841

42

BMI

21.37631

22.02303841

43

BMI

21.17647

21.95547348

44

BMI

20.97656

21.9375338

45

BMI

20.91413

21.83656639

46

BMI

20.89737

21.81867925

47

BMI

20.78376

21.71806609

48

BMI

20.54272

21.6796875

49

BMI

20.1408

21.54169292

50

BMI

20.13635

21.43084425

51

BMI

20.10478

21.35871234

52

BMI

19.97196

21.33457636

53

BMI

19.86936

21.32642998

54

BMI

19.85225

21.31711718

55

BMI

19.82699

21.06674327

56

BMI

20.89530042

57

BMI

20.87198516

58

BMI

20.86659893

59

BMI

20.83252961

60

BMI

20.83044983

61

BMI

20.70042564

62

BMI

20.6897933

63

BMI

20.33405955

64

BMI

20.14732

65

BMI

20.0617284

66

BMI

19.90866848

67

BMI

19.65903247

68

BMI

19.6282647

69

BMI

19.46740129

70

BMI

19.46122449

71

BMI

19.18617958

72

BMI

19.14481231

73

BMI

18.98422091


(10)

29

74

BMI

18.82711104

75

BMI

18.66982249

76

BMI

18.40688268

77

BMI

18.28356615

Ket :

Obese

Non Obese

Sarapan tak teratur

39

27


(11)

30

LAMPIRAN 2

KUESIONER

KUESIONER

“PENGARUH SARAPAN TERHADAP RISIKO OBESITAS”

Nama

:

Tanggal lahir

:

Fakultas

:

TB

:

BB

:

BMI

:

diisi oleh

peneliti

Subscapular Skinfold :

Triceps Skinfold

:

Keterangan :

Sarapan adalah makan berat sebelum pukul 09.00 pagi, yaitu misalnya : nasi,

mie, roti, sereal ( Koko crunch + susu, havermut)

Bila pagi hari hanya minum susu, teh, kopi, atau energen sereal, tidak termasuk

sarapan

1.

Dalam satu minggu ( Senin-Minggu), berapa kali Anda sarapan?

a.

4 kali/ minggu


(12)

31

2.

Apa yang Anda makan pada saat sarapan? (pilih yang paling sering dan

isi)

a.

Nasi + lauk pauk berupa………

Banyak nasi……….mangkok

b.

Mie

Jumlah mie yang dimakan……bungkus

c.

Roti

Jumlah roti………..tangkup/buah

d.

Lain-lain, sebutkan…………..

3.

Rata-rata, setiap harinya, pukul berapa Anda makan pagi?

a.

05.00 – 06.00

b.

06.00- 07.00

c.

07.00 – 08.00

d.

08.00 – 09.00

4.

Apakah Anda makan siang?

a.

Ya

b.

Tidak

5.

Jika ya, pukul berapa Anda makan siang?

a.

12.00 – 13.00

b.

13.00 – 14.00

c.

14.00 – 15.00

6.

Apa yang Anda makan saat makan siang ? (pilih yang paling sering dan

isi)

a.

Nasi + lauk pauk berupa………

Banyak nasi……….mangkok

b.

Mie

Jumlah mie yang dimakan……bungkus

c.

Roti

Jumlah roti………..tangkup/buah

d.

Lain-lain, sebutkan…………..

7.

Apakah Anda makan pada sore hari?

a.

Ya

b.

Tidak


(13)

32

8.

Jika ya, apa yang Anda makan saat makan sore ? (pilih yang paling

sering dan isi)

a.

Nasi + lauk pauk berupa………

Banyak nasi……….mangkok

b.

Mie

Jumlah mie yang dimakan……bungkus

c.

Roti

Jumlah roti………..tangkup/buah

d.

Lain-lain, sebutkan…………..

9.

Rata-rata, tiap hari pukul berapa Anda makan malam?

a.

18.00 - 19.00

b.

19.00 – 20.00

c.

21.00 – 22.00

d.

> 22.00

10.

Apa yang Anda makan saat makan malam ? (pilih yang paling sering dan

isi)

a.

Nasi + lauk pauk berupa………

Banyak nasi……….mangkok

b.

Mie

Jumlah mie yang dimakan……bungkus

c.

Roti

Jumlah roti………..tangkup/buah

d.

Lain-lain, sebutkan…………..

11.

Apakah Anda memiliki kebiasaan memakan camilan?

a.

Ya

b.

Tidak

12.

Bila ya, berapa kali Anda memakan camilan dalam sehari?

a.

1 kali

b.

2 kali

c.

3 kali

d.

4 kali

e.

>5 kali


(14)

33

Jenis camilan yang

dimakan………

……, berapa banyak………..

13.

Apakah Anda memiliki kebiasaan minum softdrink?

a.

Ya

b.

Tidak

14.

Bila ya, berapa kali dalam sehari Anda minum softdrink?

a.

1 kali

b.

2 kali

c.

3 kali

d.

> 3 kali


(15)

34

LAMPIRAN 3

PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

N a m a :

U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya:

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:

”PENGARUH SARAPAN TERHADAP RISIKO OBESITAS” Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Bandung,

Mengetahui, Yang menyatakan

Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,

( Irina M.A. ) ( )

Saksi-saksi:

1. ……… ( )


(16)

35

LAMPIRAN4

DATA CHI SQUARE DAN ODDS RATIO

Tabel Kontingensi 2 x2 Hubungan Obesitas dengan Pola Sarapan

D

Obese

Non- Obese

E

Sarapan tidak Teratur

A

39

B

27

(66)

Sarapan Teratur

C

21

D

45

(66)

60

72

N = 132

Maka dari data tersebut, dengan pengujian analisa chi square didapatkan:

.

D

_

_

E

N . (ad - bc)2

(a + b) . (b + d) . (a + b) . (c + d) χ 2 =

132 . ((39 . 45) – (21 . 27))2 (39 + 29) . (27 + 45) . (39 + 21) . (21 + 45) =

132 . (1755 – 567)2 68 . 72 . 60 . 66 =

186297408 19388160 =


(17)

36

Dengan χ

2

tab 5% = 3.841

χ

2

tab 1 % = 6.635

Perhitungan dengan menggunakan analisa chi square, didapatkan nilai odds ratio

(OR) :

OR

1

= ad/bc

OR

1

= 39 x 45 / 21 x 27

OR

1

= 3.09523

OR

1

3.09

Maka nilai OR adalah 3.09**(p< 0.01)

χ 2≈ 9,61


(18)

(19)

(20)

38

RIWAYAT HIDUP

Nama : Irina Myrrhe Amitasari

NRP : 0610041

Tempat, Tanggal lahir : Bandung , 13 September 1988 Alamat : Jl. Surya Sumantri no.91 Bandung

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan :

SD BPK Penabur Cirebon, lulus tahun 2000 SLTP Negeri 1 Cirebon, lulus tahun 2003 SMA Negeri 1 Cirebon, lulus tahun 2006


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi seseorang akan sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupannya, terutama apabila dihubungkan dengan aspek kesehatan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai masalah kesehatan yang ada saat ini terbukti muncul dari masalah status gizi yang dimiliki (Depkes, 2000). Masalah obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Saat ini semakin banyak masyarakat yang menderita obesitas seiring berkembangnya jaman serta perubahan gaya hidup. Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama munculnya penyakit-penyakit non infeksi (Non Communicable Diseases) yang saat ini banyak terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas di dunia menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 28,3% (WHO, 2000).

Ada berbagai hal yang memiliki pengaruh kuat dalam proses keseimbangan energi di dalam tubuh. Pengaruh tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor, yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah, salah satunya adalah faktor genetik, dimana seseorang dengan riwayat keluarga obesitas, memiliki kemungkinan besar untuk mengalami obesitas pula. Sementara faktor yang dapat diubah biasanya berasal dari luar namun memiliki pengaruh untuk memicu penambahan berat badan, antara lain faktor fisiologis, sosial ekonomi, aktivitas fisik, diet, dan pola makan yang dijalani seorang individu (Depkes, 2000).

Sarapan adalah salah satu faktor penting dalam nutrisi, terutama dalam masa tumbuh-kembang. Sarapan teratur juga memberikan kontribusi penting dalam membentuk gaya hidup sehat dan status kesehatan seseorang. Menurut Yang et al (2006), sarapan yang tidak teratur berhubungan erat dengan risiko peningkatan berat badan dan mudah terserang penyakit, serta memicu gejala-gejala depresif.


(22)

2

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai dampak pola sarapan yang tidak teratur terhadap risiko terjadinya obesitas. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya tentang pentingnya sarapan yang teratur bagi kesehatan.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disebabkan oleh pemasukan (intake) yang lebih besar daripada pengeluaran (expenditure) (Dedi Subardja, 2004). Faktor- faktor risiko lain yang mendasari timbulnya obesitas antara lain adalah faktor genetik, fisiologi, sosial ekonomi, dan gaya hidup. Orang dengan berat badan 40% lebih berat daripada berat badan rata-rata


(23)

3

populasi mempunyai risiko kematian 2 kali lebih besar daripada orang dengan berat badan rata-rata (Lew and Garfinkel, 1979).

Seseorang memiliki kemungkinan untuk menderita obesitas sebesar 50% jika salah satu orang tuanya menderita obesitas dan meningkat menjadi 80% bila kedua orang tuanya menderita obesitas (Gibney, et al, 2003; Shils, et al, 2006). Perubahan gaya hidup dalam masyarakat saat ini memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan angka kejadian obesitas,antara lain berhubungan dengan kurang olahraga dan perubahan pola makan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kejadian risiko peningkatan berat badan memiliki hubungan yang erat dengan pola makan pagi (Yang et al 2006), karena orang-orang yang tidak sarapan cenderung merasa lebih lapar pada siang atau malam hari daripada mereka yang sarapan.

Penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa proporsi asupan pangan pagi hari atau sarapan berkorelasi negatif dengan asupan pangan total selama satu hari, artinya sarapan pagi menurunkan asupan pangan dan energi total (Castro, 2004).

Tubuh manusia memiliki suatu siklus tertentu yang disebut ritme diurnal. Dengan melewatkan sarapan pagi, akan mengakibatkan perubahan ritme, pola, serta siklus makan. Hal ini akan mempengaruhi orang yang tidak sarapan untuk makan lebih banyak saat makan siang dan malam hari. Asupan makanan yang berlebih pada malam hari akan disimpan dalam bentuk glikogen, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk lemak (Guyton and Hall , 1997).

1.5.2Hipotesis Penelitian


(24)

24 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas 3 kali lebih tinggi daripada sarapan yang teratur,

5.2 Saran

1. Sarapan pagi yang teratur sangat penting untuk menurunkan risiko obesitas.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sarapan terhadap risiko obesitas dengan menggunakan sampel yang lebih besar.


(25)

25

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar. 2004. Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. Depkes : 1-7

Bray G.A. 1998. Classification and Evaluation of the Overweight Patient. In G. A.

Bray, C. Bouchard : Handbook Of Obesity. 2

nd

Ed. New York : Marcel Dekker

Castro, de John M. 2004. The Time of Day of Food Intake Influences Overall Intake

in Humans. Journal of Nutrition. Melalui www.ajcn.com . 3 Mei 2009.

Couillard, P., O. Maurige, D. Imbeault, A. Prud’homme, A. Nadeau, C. Tremblay, et

all. 2000. Hyperleptinemia is More Closely Associated with Adipose Cell

Hypertrophy than with Adipose Tissue Hyperplasia. International Journal of

Obesity, vol 24: 782-788

Dedi Subardja. 2004. Obesitas Primer pada Anak : Diagnosis, Patogenesis, dan

Patofisiologi. Bandung : PT. Kiblat Buku Utama

Depkes. 2000. Overweight dan Obesitas di Indonesia. melalui www.obesitas.web.id

. 2 Desember 2008

Gibney, M.J.., I.A. Mac Donald, H.M. Roche. 2003. Nutrition and Metabolism. 3

rd

ed. United Kingdom : Blackwell Science : 121-123

Guyton and Hall.1997. Keseimbangan Diet; Aturan Pemberian Makan; Obesitas dan

Kelaparan; Vitamin dan Mineral. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.

Jakarta: EGC. Hal 1111-4

I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2001. Metode Penilaian Status

Gizi. Dalam Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Hal 17-21

Lew, E. A., L. Garfinkel;. 1979. Variations in Mortality by Weight among 750,000

Men and Women. Journal of Chronic Diseases, 32 : 563-76

Mahan, L.K., S, Escott-Stumps. 2004. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy,

11

th

ed. Elsievier USA: Saunders : 275-6, 296-8

Neovius, M.G. , Y.M. Linne, B.S. Barkeling, S.O. Rossner. 2004. Sensitivity and

Specificity of Clasification Systems of Fatness in Adolescents. Am J Clin Nutr

2004, 80 : 597-603

Shils, M.E., M. Shuke, A.C. Ross, B. Cabalerro, R.J. Cousins. 2006. Modern

Nutrition in Health and Disease. 10

th

ed. Baltimore : Lippincott Williams and

Wilkins : 820, 915, 1013-27


(26)

26

Sunita Almatsier . 2005. Penuntun Diet. edisi 3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama : 19-21, 256-265

WHO Western Pacific Region. 2000. The Asia Pacific Perspective : Redefining

Obesity and Its Treatment.

Yang, R.J., E.K. Wang, Y.S. Hsieh, M.Y. Chen. 2006. Irregular Breakfast Eating and

Health Status Among Adolescent in Taiwan. BMC Public Health, vol 6: 295


(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi seseorang akan sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupannya, terutama apabila dihubungkan dengan aspek kesehatan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai masalah kesehatan yang ada saat ini terbukti muncul dari masalah status gizi yang dimiliki (Depkes, 2000). Masalah obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Saat ini semakin banyak masyarakat yang menderita obesitas seiring berkembangnya jaman serta perubahan gaya hidup. Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama munculnya penyakit-penyakit non infeksi (Non Communicable Diseases) yang saat ini banyak terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas di dunia menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 28,3% (WHO, 2000).

Ada berbagai hal yang memiliki pengaruh kuat dalam proses keseimbangan energi di dalam tubuh. Pengaruh tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor, yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah, salah satunya adalah faktor genetik, dimana seseorang dengan riwayat keluarga obesitas, memiliki kemungkinan besar untuk mengalami obesitas pula. Sementara faktor yang dapat diubah biasanya berasal dari luar namun memiliki pengaruh untuk memicu penambahan berat badan, antara lain faktor fisiologis, sosial ekonomi, aktivitas fisik, diet, dan pola makan yang dijalani seorang individu (Depkes, 2000).

Sarapan adalah salah satu faktor penting dalam nutrisi, terutama dalam masa tumbuh-kembang. Sarapan teratur juga memberikan kontribusi penting dalam membentuk gaya hidup sehat dan status kesehatan seseorang. Menurut Yang et al (2006), sarapan yang tidak teratur berhubungan erat dengan risiko peningkatan berat badan dan mudah terserang penyakit, serta memicu gejala-gejala depresif.


(2)

2

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai dampak pola sarapan yang tidak teratur terhadap risiko terjadinya obesitas.

Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya tentang pentingnya sarapan yang teratur bagi kesehatan.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disebabkan oleh pemasukan (intake) yang lebih besar daripada pengeluaran (expenditure) (Dedi Subardja, 2004). Faktor- faktor risiko lain yang mendasari timbulnya obesitas antara lain adalah faktor genetik, fisiologi, sosial ekonomi, dan gaya hidup. Orang dengan berat badan 40% lebih berat daripada berat badan rata-rata


(3)

3

populasi mempunyai risiko kematian 2 kali lebih besar daripada orang dengan berat badan rata-rata (Lew and Garfinkel, 1979).

Seseorang memiliki kemungkinan untuk menderita obesitas sebesar 50% jika salah satu orang tuanya menderita obesitas dan meningkat menjadi 80% bila kedua orang tuanya menderita obesitas (Gibney, et al, 2003; Shils, et al, 2006). Perubahan gaya hidup dalam masyarakat saat ini memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan angka kejadian obesitas,antara lain berhubungan dengan kurang olahraga dan perubahan pola makan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kejadian risiko peningkatan berat badan memiliki hubungan yang erat dengan pola makan pagi (Yang et al 2006), karena orang-orang yang tidak sarapan cenderung merasa lebih lapar pada siang atau malam hari daripada mereka yang sarapan.

Penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa proporsi asupan pangan pagi hari atau sarapan berkorelasi negatif dengan asupan pangan total selama satu hari, artinya sarapan pagi menurunkan asupan pangan dan energi total (Castro, 2004).

Tubuh manusia memiliki suatu siklus tertentu yang disebut ritme diurnal. Dengan melewatkan sarapan pagi, akan mengakibatkan perubahan ritme, pola, serta siklus makan. Hal ini akan mempengaruhi orang yang tidak sarapan untuk makan lebih banyak saat makan siang dan malam hari. Asupan makanan yang berlebih pada malam hari akan disimpan dalam bentuk glikogen, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk lemak (Guyton and Hall , 1997).

1.5.2Hipotesis Penelitian


(4)

24 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sarapan yang tidak teratur meningkatkan risiko obesitas 3 kali lebih tinggi daripada sarapan yang teratur,

5.2 Saran

1. Sarapan pagi yang teratur sangat penting untuk menurunkan risiko obesitas.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sarapan terhadap risiko obesitas dengan menggunakan sampel yang lebih besar.


(5)

25

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar. 2004. Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. Depkes : 1-7

Bray G.A. 1998. Classification and Evaluation of the Overweight Patient. In G. A.

Bray, C. Bouchard : Handbook Of Obesity. 2

nd

Ed. New York : Marcel Dekker

Castro, de John M. 2004. The Time of Day of Food Intake Influences Overall Intake

in Humans. Journal of Nutrition. Melalui www.ajcn.com . 3 Mei 2009.

Couillard, P., O. Maurige, D. Imbeault, A. Prud’homme, A. Nadeau, C. Tremblay, et

all. 2000. Hyperleptinemia is More Closely Associated with Adipose Cell

Hypertrophy than with Adipose Tissue Hyperplasia. International Journal of

Obesity, vol 24: 782-788

Dedi Subardja. 2004. Obesitas Primer pada Anak : Diagnosis, Patogenesis, dan

Patofisiologi. Bandung : PT. Kiblat Buku Utama

Depkes. 2000. Overweight dan Obesitas di Indonesia. melalui www.obesitas.web.id

. 2 Desember 2008

Gibney, M.J.., I.A. Mac Donald, H.M. Roche. 2003. Nutrition and Metabolism. 3

rd

ed. United Kingdom : Blackwell Science : 121-123

Guyton and Hall.1997. Keseimbangan Diet; Aturan Pemberian Makan; Obesitas dan

Kelaparan; Vitamin dan Mineral. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.

Jakarta: EGC. Hal 1111-4

I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2001. Metode Penilaian Status

Gizi. Dalam Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Hal 17-21

Lew, E. A., L. Garfinkel;. 1979. Variations in Mortality by Weight among 750,000

Men and Women. Journal of Chronic Diseases, 32 : 563-76

Mahan, L.K., S, Escott-Stumps. 2004. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy,

11

th

ed. Elsievier USA: Saunders : 275-6, 296-8

Neovius, M.G. , Y.M. Linne, B.S. Barkeling, S.O. Rossner. 2004. Sensitivity and

Specificity of Clasification Systems of Fatness in Adolescents. Am J Clin Nutr

2004, 80 : 597-603

Shils, M.E., M. Shuke, A.C. Ross, B. Cabalerro, R.J. Cousins. 2006. Modern

Nutrition in Health and Disease. 10

th

ed. Baltimore : Lippincott Williams and

Wilkins : 820, 915, 1013-27


(6)

26

Sunita Almatsier . 2005. Penuntun Diet. edisi 3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama : 19-21, 256-265

WHO Western Pacific Region. 2000. The Asia Pacific Perspective : Redefining

Obesity and Its Treatment.

Yang, R.J., E.K. Wang, Y.S. Hsieh, M.Y. Chen. 2006. Irregular Breakfast Eating and

Health Status Among Adolescent in Taiwan. BMC Public Health, vol 6: 295