PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT.BANK PERKREDITAN RAKYAT PADMA KANTOR PUSAT DENPASAR.

(1)

i

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT PADMA

KANTOR PUSAT DENPASAR

Oleh :

I GUSTI AYU PUTU TRISNA YANTI NIM : 1306013003

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 01 Juni 2016

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua : I Gusti Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si ...

2. Sekretaris :I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak ...

Mengetahui,

Ketua Program Pembimbing

Drs. Komang Ardana, MM I Gusti Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si NIP. 19561012 198403 1 003 NIP . 19790805 200812 2 001


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar”.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si , selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si , selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Bapak Drs. Komang Ardana, MM, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Ibu I Gusti Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si , selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi ini. 5) Bapak I Kadek Sumadi, SE., M.Si, Ak selaku Pembimbing Akademik

selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(4)

iv

6) Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7) Seluruh Staf Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8) Seluruh Pimpinan dan Karyawan PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar yang telah banyak membantu dan memberi arahan serta informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

9) Keluarga tercinta atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya untuk memotivasi penulis.

10)Teman-teman angkatan 2013 atas kebersamaan dan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun laporan ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, April 2016


(5)

v

Judul : Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar. Nama : I Gusti Ayu Putu Trisna Yanti

Nim : 1306013003

ABSTRAK

PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar adalah salah satu lembaga keuangan milik swasta yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran kredit disamping juga memberikan jasa-jasa lainnya di bidang keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Semua data tersebut diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif.

Berdasarkan penelitian tersebut prosedur pemberian kredit konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar terdiri dari tahapan persiapan kredit, analisis kredit, tahapan keputusan pemberian kredit dan realisasi kredit. Dokumen yang diperlukan dalam prosedur tersebut yaitu dokumen persyaratan, formulir permohonan kredit, nota analisa kredit on the spot, perjanjian kredit dan slip penarikan. Bagian yang terlibat dalam pemberian kredit konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar adalah Customer Service, Admnistrasi Kredit, Account Officer, Kepala Bidang Kredit, dan Teller.

Kata Kunci : Prosedur, Pemberian Kredit, Kredit Konsumtif, PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Kantor Pusat Denpasar.


(6)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank ... 9

2.1.1 Pengertian Bank ... 9

2.1.2 Pengertian dan Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat ... 9

2.2 Prosedur ... 10

2.2.1 Pengertian Prosedur ... 10

2.3 Kredit ... 11

2.3.1 Pengertian Kredit ... 11

2.3.2 Unsur-unsur Kredit... 12

2.3.3 Tujuan dan Fungsi Kredit... 13

2.3.4 Jenis-jenis Kredit ... 15

2.3.5 Prosedur Pemberian Kredit ... 18

2.4 Kredit Konsumtif ... 20

2.4.1 Pengertian Kredit Konsumtif ... 20

2.4.2 Jenis-jenis Kredit Konsumtif... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 22

3.2 Objek Penelitian ... 22

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 22

3.3.1 Jenis Data ... 22

3.3.2 Sumber Data ... 23

3.4 Responden Penelitian ... 24

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.6 Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 26


(7)

vii

4.1.2 Struktur Organisasi PT Bank Perkreditan Rakyat Padma ... 28 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif pada PT Bank

Perkreditan Rakyat Padma ... 38 4.2.2 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif pada

PT Bank Perkreditan Rakyat Padma ... 42 4.2.3 Dokumen-Dokumen Kredit Konsumtif pada

PT Bank Perkreditan Rakyat Padma ... 43 4.2.4 Bagian yang Terlibat dalam Pemberian Kredit Konsumtif

pada PT BPR Padma ... 45 4.2.5 Komparasi antara Teori dan Praktik Prosedur Pemberian

Kredit Konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat

Padma ... 46 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 50 5.2 Saran ... 51 DAFTAR RUJUKAN


(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Halaman

4.1 Struktur Organisasi PT Bank Perkreditan Rakyat Padma ... 28 4.2 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit pada PT BPR Padma ... 42


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Aplikasi Permohonan Kredit PT Bank Perkreditan Rakyat Padma Lampiran 2 : Form Analisa Kredit On The Spot


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai salah satu usaha dalam bidang keuangan bertugas menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank lah yang membantu kegiatan perekonomian masyarakat dan negara. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa lainnya yang diberikan oleh bank dapat membantu masyarakat mengatasi kekurangan modal dalam mengelola pembiayaan operasional, dan mengembangkan usaha sehingga mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing. Pemberian kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan, hal tersebut merupakan salah satu fungsi bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan kembali dana tersebut.

Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani pemberian kredit kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau


(12)

2

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

PT Bank Perkreditan Rakyat Padma yang berdiri sejak 23 Mei tahun 2005 merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki usaha berupa menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. PT Bank Perkreditan Rakyat Padma memberikan pelayanan berbagai jenis jasa pinjaman kredit kepada masyarakat.

BPR kini dapat dengan mudah ditemui di daerah-daerah menjadi salah satu solusi masyarakat dalam mencari bantuan finansial dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu masyarakat. Masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kredit di bank biasa disebut debitur, sedangkan kata kreditur digunakan untuk menyebut Bank. Sebelum kreditur atau pihak BPR memberikan kredit kepada calon debitur, kreditur harus menentukan calon debitur yang layak. Agar dapat menentukan besarnya jumlah pinjaman yang akan diberikan, kreditur juga harus mengetahui kondisi atau keadaan keuangan calon debitur. Dengan mengetahui kondisi keuangan debitur dimaksudkan untuk memperkecil risiko kredit yang tak dapat ditagih.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya


(13)

3

kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya.

Perubahan gaya kehidupan masyarakat Indonesia semakin memacu pertumbuhan kegiatan perkreditan. Seperti yang kita ketahui bahwa animo masyarakat terhadap barang-barang konsumtif seperti kendaraan bermotor, benda-benda elektronik, perumahan dan kebutuhan rumah tangga lainnya terus meningkat. Dengan adanya fasilitas kredit yang diberikan oleh pihak bank maka akan mempermudah masyarakat dalam melakukan pembelian barang-barang konsumtif tersebut. Jenis kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi debitur tersebut disebut dengan kredit konsumtif. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang. Berbeda dengan kredit modal kerja, kredit konsumtif memiliki risiko yang cukup besar karena kredit yang diberikan oleh pihak bank digunakan untuk tujuan konsumsi bukan tujuan produksi sehingga risiko kredit tidak tertagih menjadi lebih besar.

Dari beberapa jenis kredit yang disediakan oleh PT Bank Perkreditan Rakyat Padma kredit konsumtif merupakan salah satu jenis kredit yang banyak diminati oleh calon debitur, maka dari itu dapat dipastikan banyaknya kredit konsumtif yang diberikan oleh PT Bank Perkreditan Rakyat Padma tentunya memiliki risiko kredit tidak tertagih yang cukup tinggi. Untuk menghindari risiko tersebut tentunya diperlukan upaya-upaya pencegahan dan cara penanganan yang tepat apabila kredit tersebut tidak dapat tertagih.


(14)

4

Berikut merupakan data jenis kredit yang diajukan oleh calon debitur dari PT Bank Perkreditan Rakyat Padma :

Tabel 1.1 Data Kredit PT BPR Padma Tahun 2014 & 2015

Jenis Kredit Tahun

2014 2015

Modal Kerja 11 4

RC 11 8

Konsumtif 100 118

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) 8 5

KTA (Kredit Tanpa Agunan) 1 0

KBM (Kredit Bebas Manfaat) 0 0

Investasi 2 0

Total 133 135

Sumber : PT Bank Perkreditan Rakyat Padma

Pada tahun 2014 81,96 persen dari seluruh jumlah kredit yang diajukan merupakan kredit konsumtif termasuk kredit KTA (kredit tanpa agunan), kredit KPR (Kredit Pemilikan Rumah), dan Kredit KBM (Kredit Bebas Manfaat) yang tergolong sebagai kredit konsumtif sementara sisanya merupakan kredit modal kerja sebanyak 16,54 persen dan investasi sebesar 1,50 persen.

Sedangkan pada tahun 2015 persentase kredit konsumtif termasuk kredit KTA (kredit tanpa agunan), kredit KPR (Kredit Pemilikan Rumah), dan Kredit KBM (Kredit Bebas Manfaat) yang tergolong sebagai kredit konsumtif adalah sebesar 91,11 persen dari total keseluruhan kredit yang diajukan sementara sisanya sebesar 8,89 persen merupakan kredit modal kerja.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kredit konsumtif serta kredit KTA (kredit tanpa agunan), kredit KPR (Kredit Pemilikan Rumah), dan Kredit KBM (Kredit Bebas Manfaat) yang tergolong sebagai kredit konsumtif merupakan kredit yang banyak diminati oleh debitur PT Bank Perkreditan Rakyat Padma bahkan dibandingkan dengan tahun 2014 pada tahun 2015 jumlah kredit


(15)

5

konsumtif yang diajukan meningkat hal tersebut menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk membeli barang-barang kebutuhannya dengan menggunakan fasilitas kredit diperkirakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut mendorong penulis untuk mempelajari prosedur pemberian kredit konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma dimana kredit konsumtif merupakan jenis kredit yang paling banyak diberikan oleh PT Bank Perkreditan Rakyat Padma sehingga apabila prosedur dalam pemberian kredit konsumtif tersebut tidak cukup baik maka kemungkinan kredit tidak tertagih akan menjadi lebih besar.

Dalam mengambil keputusan pemberian kredit, bank harus memperoleh keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur baik secara intern maupun ekstern. Dalam kegiatan penyaluran kredit oleh bank sebagai kreditur kepada nasabah (debitur) diperlukan suatu prosedur yang dapat dijadikan acuan dan aturan mengenai pemberian kredit tersebut. Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5).

Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur yang akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan, semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga


(16)

6

akan bermasalah sehingga kredit tersebut akan terhindar dari risiko tidak tertagih atau macetnya pembayaran suatu kredit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma ini adalah untuk mengetahui prosedur pemberian kredit konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan antara teori-teori yang telah diperoleh selama belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dengan kenyataan di perusahaan.

2) Bagi pembaca

Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai pelaksanaan prosedur pemberian kredit konsumtif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Padma dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan Tugas Akhir bagi peneliti lain.


(17)

7 3) Bagi perusahaan

Bagi PT Bank Perkreditan Rakyat Padma dapat digunakan untuk bahan masukan bagaimana dalam hal pemberian kredit agar lebih berhati-hati dalam penilaian agunan dari debitur dan menilai dari aspek yang lebih luas.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan satu sama lain. Sistematika dari masing-masing bab dapat dirinci sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah beserta pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan dasar-dasar teoritis yang mendasari dan berhubungan dengan pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini meliputi pengertian bank, pengertian dan kegiatan BPR, pengertian prosedur, pengertian kredit, unsur-unsur kredit, tujuan dan fungsi kredit, jenis-jenis kredit, prosedur pemberian kredit, pengertian kredit konsumtif, dan jenis-jenis kredit konsumtif.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini membahas cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini memaparkan lokasi penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(18)

8 Bab IV : Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum PT Bank Perkreditan Rakyat Padma serta mendeskripsikan hasil penelitian

Bab V : Penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan tentang simpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian, dan berisi saran yang dipandang perlu atas kesimpulan yang dikemukakan.


(19)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

2.1.2 Pengertian dan Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam


(20)

10

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Menurut Ir. Ade Arthesa (2009:17) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mempunyai kegiatan atau aktivitas usaha sebagai berikut :

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan produk lain yang sejenis.

2) Menyalurkan dana dalam bentuk kredit ke masyarakat.

3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia 4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito,dan tabungan pada bank lain.

2.2 Prosedur

2.2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2010:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Menurut M Nafarin (2009:9) menjelaskan bahwa prosedur adalah urutan-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.

Sedangkan menurut Lilis Puspawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:23) prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara


(21)

11

sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu masalah.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.


(22)

12 2.3.2. Unsur-Unsur Kredit

Menurut Kasmir (2012:87) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.

2) Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3) Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4) Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit maka semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini


(23)

13

menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak sengaja.

5) Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut, kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

2.3.3 Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut: 1) Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2) Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3) Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.


(24)

14

Disamping memiliki tujuan , suatu fasilitas kredit juga memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2) Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang.

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3) Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat

4) Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.


(25)

15 5) Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.

6) Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

7) Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.

8) Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.

2.3.4 Jenis-Jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut :


(26)

16 1) Dilihat dari Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. b. Kredit Modal Kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Kredit Perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.


(27)

17 3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun biasanya untuk investasi.

c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. 4) Dilihat dari Segi Jaminan

a. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

a. Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.


(28)

18

b. Kredit Peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Kredit Industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

d. Kredit Pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit Profesi, diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara.

g. Kredit Perumahan , yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

h. Dan sektor-sektor lainnya.

2.3.5 Prosedur Pemberian Kredit

Tahapan dalam prosedur pemberian kredit pada setiap bank pada umumnya tidaklah jauh berbeda, dimana setiap permohonan kredit dari calon debitur wajib dilakukan analisis untuk mendapat persetujuan kreditnya.

Menurut Hasibuan (2008:91) bahwa prosedur penyaluran kredit antara lain dengan skema sebagai berikut:

1) Calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.


(29)

19

3) Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan kredit tersebut.

4) Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit (L3) atau BMPK-nya. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (Perjanjian Kredit) ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Sedangkan menurut Firdaus & Ariyanti (2009:91-133) tahapan proses pemberian kredit yaitu:

1) Persiapan Kredit

Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur baru, biasanya dilakukan melalui wawancara atau cara-cara lain.

2) Analisis atau Penilaian Kredit

Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit.

3) Keputusan Kredit

Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit, dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberi kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka permohonan tersebut harus ditolak melalui surat penolakan, bila permohonan layak untuk diberikan, maka dituangkan dalam surat keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu.

4) Pelaksanaan dan Administrasi Kredit

Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.


(30)

20 5) Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur

Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan (secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula.

2.4 Kredit Konsumtif

2.4.1 Pengertian Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit lainnya.

2.4.2 Jenis-Jenis Kredit Konsumtif

Beberapa kredit yang termasuk dalam jenis kredit konsumtif menurut Hasibuan (2008:88) antara lain:

1) Kartu Kredit

Yaitu fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada perorangan pemilik kartu yang diterbitkan oleh bank tertentu setelah aplikasi permohonan kartu kreditnya disetujui oleh pihak bank yang bersangkutan.


(31)

21 2) Kredit Kepemilikan Rumah

Yaitu fasilitas pinjaman untuk pembelian/pembangunan/renovasi rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, dan villa atau untuk pembelian kavling/tanah matang atau untuk refinancing, dengan jaminan berupa obyek yang dibiayai.

3) Kredit Kendaraan

Yaitu fasilitas pinjaman bank untuk pembelian kendaraan bermotor roda 2 baru, atau roda 4 baru atau refinancing roda 4, dengan jaminan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut.

4) Kredit Multiguna

Yaitu fasilitas pinjaman bank untuk segala keperluan yang bersifat konsumtif dengan jaminan berupa tanah dan bangunan milik debitur.


(1)

16 1) Dilihat dari Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. b. Kredit Modal Kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Kredit Perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.


(2)

17 3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun biasanya untuk investasi.

c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. 4) Dilihat dari Segi Jaminan

a. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

a. Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.


(3)

18

b. Kredit Peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Kredit Industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

d. Kredit Pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit Profesi, diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara.

g. Kredit Perumahan , yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

h. Dan sektor-sektor lainnya.

2.3.5 Prosedur Pemberian Kredit

Tahapan dalam prosedur pemberian kredit pada setiap bank pada umumnya tidaklah jauh berbeda, dimana setiap permohonan kredit dari calon debitur wajib dilakukan analisis untuk mendapat persetujuan kreditnya.

Menurut Hasibuan (2008:91) bahwa prosedur penyaluran kredit antara lain dengan skema sebagai berikut:

1) Calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.


(4)

19

3) Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan kredit tersebut.

4) Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit (L3) atau BMPK-nya. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (Perjanjian Kredit) ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Sedangkan menurut Firdaus & Ariyanti (2009:91-133) tahapan proses pemberian kredit yaitu:

1) Persiapan Kredit

Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur baru, biasanya dilakukan melalui wawancara atau cara-cara lain.

2) Analisis atau Penilaian Kredit

Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit.

3) Keputusan Kredit

Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit, dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberi kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka permohonan tersebut harus ditolak melalui surat penolakan, bila permohonan layak untuk diberikan, maka dituangkan dalam surat keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu.

4) Pelaksanaan dan Administrasi Kredit

Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.


(5)

20 5) Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur

Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan (secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula.

2.4 Kredit Konsumtif

2.4.1 Pengertian Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit lainnya.

2.4.2 Jenis-Jenis Kredit Konsumtif

Beberapa kredit yang termasuk dalam jenis kredit konsumtif menurut Hasibuan (2008:88) antara lain:

1) Kartu Kredit

Yaitu fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada perorangan pemilik kartu yang diterbitkan oleh bank tertentu setelah aplikasi permohonan kartu kreditnya disetujui oleh pihak bank yang bersangkutan.


(6)

21 2) Kredit Kepemilikan Rumah

Yaitu fasilitas pinjaman untuk pembelian/pembangunan/renovasi rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, dan villa atau untuk pembelian kavling/tanah matang atau untuk refinancing, dengan jaminan berupa obyek yang dibiayai.

3) Kredit Kendaraan

Yaitu fasilitas pinjaman bank untuk pembelian kendaraan bermotor roda 2 baru, atau roda 4 baru atau refinancing roda 4, dengan jaminan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut.

4) Kredit Multiguna

Yaitu fasilitas pinjaman bank untuk segala keperluan yang bersifat konsumtif dengan jaminan berupa tanah dan bangunan milik debitur.