Kampanye Budaya Minum Susu Membangun SDM Indonesia Berkualitas.

(1)

ii

ABSTRAKSI

Krisis Sumber Daya Manusia Indonesia merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh negara pada saat ini. Minimnya kualitas SDM Indonesia sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup negara. Faktor ekonomi ditenggarai menjadi penyebabnya, namun terdapat faktor yang paling hakiki bagi manusia, yaitu kesehatan. Tanpa tubuh yang sehat maka segala jenis aktivitas tidak akan maksimal. Dalam kenyataannya tingkat kesehatan dan gizi di Indonesia dalam taraf memprihatinkan. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup pelik, mengingat persaingan yang harus dihadapi dalam era globalisasi.

Susu merupakan minuman alami penuh gizi yang dapat dikonsumsi oleh manusia tanpa batasan usia. Susu dipercaya dapat meningkatkan kualitas SDM, karena dengan meminum susu disertai aktivitas positif akan memberikan dampak yang baik bagi tubuh manusia. Namun tingkat konsumsi susu di Indonesia tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang sama-sama sedang berkembang. Untuk itu perlu digalang upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap susu.

Susu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas SDM. Namun hal itu tidaklah mencukupi, diperlukan juga kesadaran akan pola hidup sehat sehingga tubuh dapat menyerap semua manfaat dari susu. Pola hidup yang sehat disertai dengan konsumsifitas susu secara rutin membuat kualitas individu Indonesia semakin meningkat guna menghadapi persaingan global.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... iii

PERSETUJUAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v

ABSTRAKSI ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Rumusan Masalah ... 3

1.4Tujuan Perancangan ... 4

1.5Ruang Lingkup Perancangan ... 5

1.6Sumber & Tehnik Pengumpulan Data ... 5

1.6.1Sumber Data... 5

1.6.2Teknik Pengumpulan Data... 6

1.6.3Tabel Kerangka Berpikir... 6

BAB II TINJAUAN MASALAH ... 7

2.1 Kajian Pustaka... 7

2.1.1 Desain Komunikasi Visual... 7

2.1.2 Kampanye ... 9

2.1.2.1 Definisi... 9

2.1.2.2 Model-model Kampanye... 10

2.2 Tinjuan Empirik (Faktual)... 12


(3)

2.2.1 Definisi Budaya & Kebudayaan... 12

2.2.2 Definisi Susu ... 14

2.2.3 Budaya Meminum Susu di Dunia Internasional ... 16

2.2.4 Budaya Meminum Susu di Indonesia ... 17

2.2.5 Remaja Sebagai Cerminan SDM di Indonesia... 18

2.2.6 Departemen Kesehatan Republik Indonesia ... 23

2.3 Gagasan Awal ... 24

BAB III PEMECAHAN MASALAH... 26

3.1 Objek Perancangan... 26

3.2 Target Audience ... 27

3.3 Konsep Perancangan ... 27

3.3.1 Perencanaan Media (Strategi Media) ... 27

3.3.1.1 Pengertian Media ... 27

3.3.1.1.1 Poster... 27

3.3.1.1.2 Billboard ... 27

3.3.1.1.3 Banner / Spanduk... 28

3.3.1.1.4 Print-ad ... 28

3.3.1.1.5 Website ... 28

3.3.1.1.6 Gimmick ... 28

3.3.1.2 Tujuan Media ... 28

3.3.1.2.1 Jangkauan Media... 28

3.3.1.2.2 Frekuensi Media... 29

3.3.1.2.3 Kesinambungan Media ... 29

3.3.1.3 Strategi Pemilihan Media... 29

3.3.1.3.1 Media Primer (Media Utama) ... 29

3.3.1.3.1.1 Poster... 29

3.3.1.3.1.2 Billboard ... 29

3.3.1.3.1.3 Banner ... 30

3.3.1.3.1.4 Web Banner... 30

3.3.1.3.1.5 Website ... 30


(4)

i

3.3.1.3.2 Media Sekunder (Media Pendukung) ... 31

3.3.1.3.2.1 Print Media (Brosur, Leaflet, X-Banner, dan lain-lain)31 3.3.1.3.2.2 Gimmick / Merchandise ... 31

3.3.1.4 Rencana Pemakaian Media ... 31

3.3.1.5 Alasan Pemilihan Media ... 32

3.3.2 Perencanaan Kreatif (Strategi Kreatif)... 32

3.3.2.1 Konsep Verbal... 35

3.3.2.2 Konsep Visual ... 35

3.3.3 Biaya Media/Budgeting... 38

3.3.4 Visualisasi Karya ... 39

3.3.4.1 Poster... 39

3.3.4.2 Billboard ... 44

3.3.4.3 Banner (Spanduk) ... 45

3.3.4.4 Web Banner... 46

3.3.4.5 Website ... 46

3.3.4.6 Print Media ... 48

3.3.4.7 Gimmick ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

4.1 Kesimpulan ... 56

4.2 Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

KOMENTAR DOSEN PENGUJI ... xv

DATA PENULIS ... xvii

LAMPIRAN... xviii


(5)

ii

DAFTAR TABEL

Model Kampanye Ostergaard ... 10


(6)

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Mind Mapping [Pemecahan Masalah] ... xix

Media Distribution Timeline... xx

Manual Sketches ... xxi

Sketches ... xxii

Lembar Asistensi Pembimbing I... xxiii

Lembar Asistensi Pembimbing II ... xxv

Lembar Asistensi Konsultan ... xxvi


(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara dapat dilihat dari tingkat perekonomian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat negara itu sendiri. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dan saling terkait. Faktor ekonomi menjadi penopang bagi faktor pendidikan dan kesehatan, begitu juga sebaliknya, faktor pendidikan yang mempengaruhi tingkat perkenomian dan kesehatan.

Bagaimana kualitas SDM di Indonesia ? Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat tercermin dari situasi yang ada di Indonesia saat ini. Dimulai dari tingkat perekonomian yang terpuruk dengan ditandainya krisis finansial yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997. Kemudian banyaknya kasus-kasus mengenai gizi buruk di kalangan anak-anak Indonesia, secara otomatis hal tersebut menimbulkan dampak terhadap kecerdasan dan daya saing bangsa Indonesia di masa mendatang dalam menghadapi era globalisasi.

Tidak dapat dipungkiri, SDM Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan SDM dari negara lain. Untuk itu kualitas SDM negara kita perlu ditingkatkan jika tidak ingin semakin tertinggal oleh negara-negara tetangga yang sedang turut berkembang. Aspek ekonomi dan pendidikan memang memegang peranan penting dalam kemajuan suatu negara, namun semua itu berasal dari kualitas masing-masing individu. Faktor pembangun SDM yang paling utama dalam setiap individu adalah tubuh yang sehat dan pola pikir yang cerdas. Semua dapat ditunjang dengan hal yang cukup sederhana, yaitu dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan meminum susu secara rutin. Sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia maka susu dibutuhkan sebagai penyempurna bagi makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Susu adalah cairan berwarna putih kaya akan nutrisi yang diproduksi oleh mamalia berjenis kelamin wanita. Susu mulai dikonsumsi sejak manusia belajar


(8)

BAB 1 Pendahuluan 2

hidup menetap pada suatu tempat dan berternak, hal ini sudah terjadi di Timur

Tengah periode antara 9000 SM sampai 8000 SM. Saat ini susu dapat dibedakan secara umum menjadi tiga kelompok, yaitu susu yang berasal dari hewan mamalia, susu yang berasal dari tumbuhan, dan air susu ibu (ASI).

Susu hewan mamalia yang sudah kita sering jumpai di Indonesia adalah susu sapi, susu kambing, dan susu kuda. Susu yang dihasilkan oleh hewan ternak tersebut banyak mengandung protein hewani yang berguna untuk meningkatkan metabolisme energi dalam tubuh, kemudian kalsium yang sangat berguna dalam pertumbuhan dan kesehatan tulang, dan berbagai macam vitamin mulai dari vitamin A, B12, D, dan K. Vitamin A yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh, serta vitamin B12 yang berfungsi untuk kesehatan jantung, dan kesehatan tulang yang dijaga oleh vitamin D dan K.

Susu dari tumbuh-tumbuhan yang cukup dikenal adalah susu kedelai. Susu kedelai awalnya berasal dari China pada tahun 164 SM, merupakan proses penggabungan protein dan emulsi minyak nabati yang terdapat dalam kedelai dengan mineral yang terdapat pada air. Manfaat dari susu kedelai, antara lain mampu mengatasi penyakit kanker (usus, payudara, dan prostate), menurunkan kadar kolesterol, mencegah osteoporosis, dan meningkatkan imunitas tubuh.

ASI (Air Susu Ibu) merupakan sebutan bagi susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu wanita dewasa. ASI dihasilkan setelah seorang ibu melahirkan seorang anak, susu yang pertama dihasilkan dari kelenjar susu disebut kolostrum. Kolostrum mewarisi antibodi sang ibu kepada bayinya, hal ini bertujuan agar sistem imun bayi dapat berfungsi secara optimal sehingga mengurangi resiko terserang berbagai macam penyakit.

Manfaat dari susu memenuhi hampir setiap kebutuhan gizi yang dibutuhkan manusia, mulai dari pertumbuhan janin dan kesehatan bagi ibu yang sedang mengandung sampai perlindungan jantung dan tulang bagi kaum lanjut usia. Betapa pentingnya susu dalam memelihara kesehatan, namun menurut data tahun 2006, tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah di


(9)

BAB 1 Pendahuluan 3

kawasan Asia Tenggara, yaitu hanya 7,7 liter perkapita pertahun. Masih tertinggal

jauh oleh Malaysia yang mencapai 25 liter perkapita pertahun.

Mengapa hal itu dapat terjadi? Tingginya angka kemiskinan di Indonesia ditenggarai menjadi penyebabnya, namun faktor lain menjadi penyebab rendahnya minat minum susu masyarakat Indonesia adalah kebiasaan berhenti minum susu saat anak telah berusia 5 tahun. Kebiasaan seperti ini terjadi ketika orangtua seringkali langsung mengalihkan pola minum susu si anak kepada adiknya yang berusia lebih muda, sehingga sang kakak mulai terabaikan dalam kebiasaan meminum susu. Munculnya berbagai jenis minuman menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi dalam meningkatkan budaya minum susu. Pendekatan melalui pola hidup sehat merupakan upaya yang dilakukan oleh penulis melalui Kampanye Budaya Minum Susu Membangun SDM Indonesia Berkualitas. Pola hidup era global yang menuntut kita untuk selalu sehat dan cerdas membuat tubuh dan pikiran tetap dalam kondisi maksimal. Melalui kampanye ini diharapkan generasi muda tergugah untuk mulai hidup sehat dan seimbang melalui konsumsi susu secara teratur, dengan begitu terbentuklah SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing pada masa yang akan datang. Himbauan untuk membudayakan kembali minum susu lebih bersifat pelayanan bagi masyarakat. Kampanye tahunan tersebut akan mencapai puncak pada tanggal 1 Juni karena bertepatan dengan “Hari Susu Sedunia”. Pencetus ide Hari Susu Sedunia adalah Badan Pangan dan Pertanian PBB (UN Food and Agriculture Organisation).

1.2Identifikasi Masalah

Rendahnya konsumsi susu secara tidak langsung berpengaruh terhadap rendahnya tingkatan kesehatan SDM di Indonesia. Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya konsumsi susu di Indonesia, tetapi bukan hanya itu saja penyebabnya kebiasaan keluarga Indonesia dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya susu dapat menjadi faktor-faktor yang memiliki pengaruh. Daya saing dengan jenis minuman lain yang sering dikonsumsi masyarakat otomatis menjadi tantangan tersendiri.


(10)

BAB 1 Pendahuluan 4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui sebelumnya, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada sebagai upaya menciptakan budaya hidup sehat dengan meminum susu dan mengajak masyarakat meninggalkan gaya hidup yang tidak sehat, yaitu sebagaimana dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Strategi apa sajakah yang harus dilakukan agar sudut pandang negatif

terhadap susu dapat diminimalisir?

2. Bagaimana cara mengkampanyekan budaya hidup sehat minum susu agar

dapat diterima dan tepat sasaran ?

3. Pendekatan apa sajakah yang harus dilakukan dalam proses kampanye

agar budaya minum susu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat ?

1.3Tujuan Perancangan

Masyarakat perkotaan modern khususnya generasi muda memiliki pola hidup yang beragam, kampanye ini dimaksudkan untuk berupaya mengubah gaya hidup masyarakat perkotaan yang terlalu “bebas”. “Bebas” dalam arti mengkonsumsi makanan tanpa memperhitungkan asupan gizi dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh makanan itu dikemudian hari. Berikut tujuan dari perancangan kampanye ini :

1. Strategi pertama adalah dengan mengadakan kampanye menggalang

kesadaran masyarakat akan meminum susu untuk hidup sehat dan seimbang yang bersifat lebih kepada emosional. Kampanye tersebut akan berisikan pesan bahwa meminum susu adalah hal yang positif, guna memupuk kesadaran akan hidup sehat dan seimbang bersama susu dalam benak target audience.

2. Metode kampanye yang tepat sasaran, menarik perhatian, dan up to date

diperlukan guna menanamkan sadar akan kesehatan bersama susu di benak

target audience. Pengetahuan baik secara teoritis atapun praktik mengenai

psikologi dan trend yang sedang berkembang dalam lingkungan target


(11)

BAB 1 Pendahuluan 5

audience akan menjadi konsep dasar bagi kampanye ini agar tidak lekang

oleh waktu.

3. Media Desain Grafis menjadi media eksekusi akhir agar pesan dan ajakan

dapat tersampaikan secara efektif dan efisien kepada target audience. Melalui pemberian pesan unik mengenai banyaknya manfaat yang dapat diambil melalui budaya sehat minum susu, diharapkan generasi muda di Indonesia dapat mencermati isi pesan guna mereka tanam dalam benak masing-masing.

Sosialisasi Hari Susu Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 1 Juni di seluruh dunia sebagai puncak event tahunan ini diharapkan akan semakin menyadarkan target audience betapa pentingnya susu dalam hidup manusia.

1.4Ruang Lingkup Perancangan

Permasalahan yang ada akan dibatasi dengan pemberian pesan akan pentingnya hidup sehat dan seimbang bersama susu khususnya susu sapi dan kedelai untuk membentuk manusia yang sehat dan cerdas sebagai wujud nyata meningkatnya SDM Indonesia di masa mendatang. Pemberian informasi difokuskan pada generasi muda khususnya remaja, sehingga budaya minum susu dapat bertumbuh dalam benak mereka seiring pertumbuhan mereka menuju kedewasaan. Ruang lingkup remaja perkotaan lebih dominan untuk dijadikan batasan geografis dalam menyampaikan Kampanye Budaya Minum Susu Membangun SDM Indonesia Berkualitas.

1.5Sumber & Tehnik Pengumpulan Data 1.5.1 Sumber Data

Data primer berupa artikel dan pengamatan secara terperinci berasal dari situs-situs web berita yang terpercaya maupun forum terkait yang ada dalam internet. Selain data primer, penulis juga memperoleh data sekunder berupa data literatur dalam bentuk buku-buku mengenai metode kampanye, desain web, dan lain-lain.


(12)

BAB 1 Pendahuluan 6

1.5.2 Tehnik Pengumpulan Data

Teknik perancangan yang digunakan dalam penyusunan laporan perancangan ini ialah observasi, studi kepustakaan, dan pengalaman pribadi penulis sebagai seorang mahasiswa jurusan Desain Grafis yang selangkah lagi akan menuju jenjang dunia kerja profesional.

1.5.3 Tabel Kerangka Berpikir


(13)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Globalisasi membuat setiap SDM Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan SDM dari negara lain. Tiga faktor dasar penunjang terbentuknya sumber daya manusia ialah kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Penelitian penulis dibatasi dalam konteks kesehatan, karena kesehatan merupakan hal mendasar yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka dilahirkan. Kesehatan adalah syarat mutlak yang membuat seseorang dapat menjalani studi dan menjadi manusia produktif di kemudian hari.

Susu merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan SDM karena susu merupakan minuman penuh gizi alami yang dapat diminum oleh siapa saja. Dewasa ini begitu banyak produk minuman kesehatan yang telah beredar, namun tidak ada satupun produk yang dapat menyaingi kemurnian dan kualitas gizi dari susu. Susu disertai dengan kegiatan positif dapat memberikan dampak baik bagi tubuh manusia.

Namun pada faktanya, tingkat konsumsi susu di Indonesia tergolong rendah yaitu 7,7 L per kapita. Rendahnya konsumsi susu secara tidak langsung berpengaruh terhadap rendahnya tingkatan kesehatan SDM di Indonesia. Faktor ekonomi dituding menjadi salah satu penyebab rendahnya konsumsi susu di Indonesia, tetapi bukan hanya itu penyebabnya, kebiasaan keluarga Indonesia dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya susu dapat menjadi faktor-faktor yang memiliki pengaruh tersendiri. Daya saing dengan jenis minuman lain yang sering dikonsumsi masyarakat otomatis menjadi tantangan tersendiri bagi atensi masyarakat terhadap susu.

Upaya dari penggalangan budaya meminum susu ini sudah jelas yaitu untuk menggalang kesadaran masyarakat khususnya remaja sebagai cikal bakal SDM Indonesia untuk meminum susu disertai hidup sehat dan seimbang. Kampanye berisikan pesan bahwa meminum susu adalah hal yang positif, guna memupuk kesadaran akan hidup sehat dan seimbang bersama susu dalam benak


(14)

BAB 4 Kesimpulan dan Saran 57

target audience. Memberikan pengetahuan baik secara teoritis atapun praktik

kepada generasi muda mengenai manfaat susu bagi kesehatan.

Pada hakikatnya kampanye yang efektif membutuhkan perencanaan yang matang meliputi permasalahan, tujuan kampanye, pengetahuan spesifik mengenai

target audience, pesan kampanye, budgeting, konsep perancangan media maupun

kreatif, distribusi, dan hingga hubungan dengan pihak terkait. Pendekatan yang tepat dapat menyentuh pola pikir dan emosi dari target audience demi kesuksesan kampanye itu sendiri.

Target audience merupakan hal yang paling mendasar dalam perencanaan

kampanye, karena semua permasalahan dilatar belakangi oleh target audience itu sendiri. Diperlukan pengetahuan mengenai target audience agar pendekatan kampanye dapat dilakukan secara efektif. Diperlukan media-media yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada target audience.

Perkembangaan dunia desain cukup pesat dewasa ini, industri kreatif di Indonesia bermunculan disertai oleh pengaruh desain dari luar menyebabkan gaya desain menjadi lebih bervariasi. Gaya desain yang baru dan unik lebih disukai oleh generasi muda, ketimbang gaya desain yang konvensional. Karenanya, untuk

target audience yang digunakan pendekatan desain yang lebih bebas, dinamis,

mengejutkan, dan kadang sulit dipahami, tanpa menghilangkan makna dan pesan penting yang menjadi inti dari kampanye ini.

Melalui proses yang bermula pada pengumpulan data, studi literatur, hingga desain akhir, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain poster kampanye harus dibuat seefektif mungkin, karena itu

diperlukan perencanaan matang, serta pengetahuan yang mendalam mengenai target audience. Gaya desain disesuaikan dengan selera dari

target audience. Sebuah poster harus memiliki kadar informasi yang

proporsi dan dapat dimengerti oleh target audience. Tahapan distribusi poster patut direncanakan dengan analisis yang tepat sesuai dengan periodisasi kampanye agar target audience merasakan efek yang diinginkan. Selain itu, pengetahuan bahan dan cetak juga diperlukan guna mendapatkan hasil yang maksimal dan efisien.


(15)

BAB 4 Kesimpulan dan Saran 58

2. Pengetahuan dan perencanaan yang matang diperlukan dalam pendesainan

billboard, terutama mengenai permasalahan biaya, tempat pemasangan

yang efektif, dan jangka waktu pemasangan. Diperlukan elemen-elemen desain yang tidak hanya estetis namun juga informatif untuk menarik perhatian. Infromasi dibuat sesingkat mungkin namun menarik agar pesan yang ingin disampaikan dapat ditangkap dalam waktu singkat oleh target

audience.

3. Dalam merancang desain spanduk, diperlukan pengetahuan bahan dan

komposisi elemen desain yang tepat, dikarenakan media tersebut memiliki ruang desain yang berbeda dengan media-media lain. Keterbatasan ruang ini harus dimanfaatkan dengan menampilkan informasi yang singkat namun padat. Penempatan spanduk perlu dipikirkan agar penyampaian pesan lebih efektif.

4. Desain situs web memerlukan pengetahuan dasar mengenai situs web yang

baik, pengenalan sistem interaksi yang mudah dan menarik serta waktu akses yang cepat, agar pengunjung merasa betah berlama-lama dan membaca informasi yang disediakan. Adanya downloadable media juga menambah daya tarik sebuah situs internet. Konsistensi desain web juga tetap harus dipertahankan selaras dengan media kampanye lainnya.

5. Desain web banner memerlukan pengetahuan mengenai sistem interface

dan juga pemanfaatan ruang web. Memerlukan desain yang atraktif. Penempatan perlu direncanakan sesuai dengan lingkungan browsing target

audience.

6. Dalam merancang media promosi cetak berupa iklan, brosur, leaflet,

umbul-umbul, dan lain-lain, diperlukan ketelitian dan komposisi yang baik dan seimbang antara informasi dan elemen estetis, agar menunjang keseluruhan media kampanye lainnya. Pengetahuan distribusi menjadi pertimbangan tersendiri dalam proses promosi.

7. Gimmick atau merchandise dapat menjadi sebuah identitas tersendiri dari

sebuah kampanye tanpa memutuskan ’benang merah’ dengan keseluruhan media kampanye, maka diperlukan konsistensi dalam penggunaan


(16)

BAB 4 Kesimpulan dan Saran 59

elemen estetis. Pengetahuan akan pola hidup target audience dijadikan dasar dari pembuatan gimmick, karena gimmick merupakan media yang akan menjadi satu dengan pola hidup target audience.

8. Secara keseluruhan, kampanye membutuhkan sebuah masalah yang cukup

konkrit untuk dijadikan bahan penelitian. Diperlukan adanya pengumpulan data yang akurat dan mendalam berkaitan dengan masalah tersebut sebelum terjadi pemecahan masalah melalui proses kampanye. Desain dan media merupakan ’jembatan’ dalam proses kampanye ini agar pesan dapat disampaikan secara efektif kepada target audience.

4.2 Saran

1. Saran untuk diri sendiri:

• Menjadi lebih matang dan dewasa dalam segala hal, terutama dalam

berpikir dan mendesain.

• Menjadi lebih giat dalam menimba ilmu dan wawasan.

• Berani mengambil keputusan dan melangkah dalam hidup.

• Rutin meminum susu dan menjadi teladan hidup sehat bagi lingkungan

sekitar.

2. Saran untuk pihak Departemen Kesehatan RI:

• Agar menjaga kredibilitasnya sebagai lembaga kesehatan tertinggi di

Indonesia, baik secara nasional maupun internasional.

• Meningkatkan kinerja dalam membangun kehidupan masyarakat

Indonesia yang sehat.

3. Saran untuk pihak FSRD Universitas Kristen Maranatha:

• Untuk para dosen pembimbing dan penguji agar dapat memberikan

ilmu, saran, kritik, dan masukan yang membangun sehingga mahasiswa/i lulusannya dapat lulus dengan baik dan siap menghadapi dunia kerja profesional.


(17)

BAB 4 Kesimpulan dan Saran 60

• Untuk pengorganisasian mata kuliah desain, agar lebih terorganisir

serta materi perkuliahan yang mengikuti perkembangan jaman agar para mahasiswa/i siap menghadapi dunia kerja profesional.

4. Saran untuk masyarakat umum:

• Agar mendukung setiap kampanye yang memajukan nilai-nilai

kehidupan bermasyarakat.

• Agar mendukung, memajukan, dan menghargai perkembangan desain

grafis di Indonesia.

5. Saran untuk penelitian yang akan datang:

• Pada penelitian yang akan datang agar kualitas dan bobotnya

meningkat, baik secara studi maupun desain.

• Selalu berpegang pada standar aturan penelitian yang baku.


(18)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.depkes.go.id

2. http://www.kompas.com

3. http://www.mediaindonesia.co.id

4. http://www.fao.org

5. http://www.psikologi.net

6. http://www.aiga.com

7. http://www.britannica.com

8. http://www.wikipedia.org

9. http://id.wikipedia.org

10.Venus, Drs. Antar, M.A. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media

11.Arens, William F., (1999). Contemporary Advertising, New York: Irwin/Mc

Graww Hill

12.Jefkins, Frank, (1994). Advertising, London: Pitman Publishing.


(19)

xv

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

1. Bapak Drs. Rene Arthur :

Tema kampanye yang kamu angkat sudah bagus. Logo kampanye kurang mencerminkan isi dari kampanye, lebih cenderung terlihat sebagai suatu merek produk. Seharusnya kamu lebih menyeimbangkan antara ’milk’ dan ’max’. Maskot dapat berperan penting untuk menjaga konsistensi sekaligus sebagai daya tarik kampanye terhadap remaja. Perlu diperhatikan kembali hierarki baca saat penyampaian informasi dalam setiap media dan tidak lupa juga untuk lebih memperhatikan efektifitas kampanye.

2. Ibu Dra. Nina Nurviani :

Untuk keseluruhan hasil karya tugas akhir ini, saya rasa cukup baik. Hanya saja desain logo perlu diperhatikan, stilasi susu tidak menonjol, jadi pada saat ukuran logo kecil atau dilihat dari jauh tidak tampak. Coba lebih berani menggunakan warna yang kontras pada logo. Untuk kampanyenya sendiri, lebih baik dilakukan pendekatan-pendekatan yang nyata terhadap target audiens, misalnya dengan membuat stand pembagian susu di sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan kembali susu tersebut.

3. Bapak Dodi Rahardian, S.Sn. :

Pertama-tama, segmentasi target audiens terlalu luas. Konsep visual seharusnya lebih menampilkan sesuatu yang baru karena remaja cenderung tertarik dengan hal-hal yang baru. Mohon diperhatikan masalah periodisasi kampanye, terlalu singkat dan dipertimbangkan masalah life

time-nya. Kamu sangat memperhatikan hal-hal detail dan konsisten dalam

visualisasi media, namun cenderung terlalu ramai dan membuat karya-karyamu kehilangan vocal point. Sebenarnya tidak perlu diadakan event, melalui distribusi media yang efektif pada jangka waktu yang tepat sudah mencukupi untuk menyampaikan pesan. Konsep keseluruhan ’max’ terganggu oleh gimmick bantal.


(20)

xvi

4. Ibu Monica Hartanti, S.Sn. :

Saya sudah banyak melihat perkembangan kerja kamu sebagai salah satu dosen pembimbing. Saya rasa kamu telah memberikan yang terbaik dalam menjalankan Tugas Akhir ini. Masih terdapat kekurangan dalam kampanye yang kamu buat, namun hal itu merupakan proses pembelajaran. Untuk kedepannya perlu lebih mendalami seluk beluk tentang pengadaan kampanye.


(21)

xvii

DATA PENULIS

FOTO

Nama : Yoseph Ardryan

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 19 Februari 1985

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Elang VIII No. 1a

Bandung 40184

Pendidikan :

•1990 - 1991 : TKK BPK Penabur, Bandung

•1991 – 1997 : SDK 6 BPK Penabur, Bandung

•1997 – 2000 : SMPK 5 BPK Penabur, Bandung

•2000 – 2003 : SMUK I BPK Penabur, Bandung

•2003 – 2008 : Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(1)

BAB 4 Kesimpulan dan Saran 59 elemen estetis. Pengetahuan akan pola hidup target audience dijadikan dasar dari pembuatan gimmick, karena gimmick merupakan media yang akan menjadi satu dengan pola hidup target audience.

8. Secara keseluruhan, kampanye membutuhkan sebuah masalah yang cukup konkrit untuk dijadikan bahan penelitian. Diperlukan adanya pengumpulan data yang akurat dan mendalam berkaitan dengan masalah tersebut sebelum terjadi pemecahan masalah melalui proses kampanye. Desain dan media merupakan ’jembatan’ dalam proses kampanye ini agar pesan dapat disampaikan secara efektif kepada target audience.

4.2 Saran

1. Saran untuk diri sendiri:

• Menjadi lebih matang dan dewasa dalam segala hal, terutama dalam berpikir dan mendesain.

• Menjadi lebih giat dalam menimba ilmu dan wawasan.

• Berani mengambil keputusan dan melangkah dalam hidup.

• Rutin meminum susu dan menjadi teladan hidup sehat bagi lingkungan sekitar.

2. Saran untuk pihak Departemen Kesehatan RI:

• Agar menjaga kredibilitasnya sebagai lembaga kesehatan tertinggi di Indonesia, baik secara nasional maupun internasional.

• Meningkatkan kinerja dalam membangun kehidupan masyarakat Indonesia yang sehat.

3. Saran untuk pihak FSRD Universitas Kristen Maranatha:

• Untuk para dosen pembimbing dan penguji agar dapat memberikan ilmu, saran, kritik, dan masukan yang membangun sehingga mahasiswa/i lulusannya dapat lulus dengan baik dan siap menghadapi dunia kerja profesional.


(2)

• Untuk pengorganisasian mata kuliah desain, agar lebih terorganisir serta materi perkuliahan yang mengikuti perkembangan jaman agar para mahasiswa/i siap menghadapi dunia kerja profesional.

4. Saran untuk masyarakat umum:

• Agar mendukung setiap kampanye yang memajukan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat.

• Agar mendukung, memajukan, dan menghargai perkembangan desain grafis di Indonesia.

5. Saran untuk penelitian yang akan datang:

• Pada penelitian yang akan datang agar kualitas dan bobotnya meningkat, baik secara studi maupun desain.

• Selalu berpegang pada standar aturan penelitian yang baku.


(3)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.depkes.go.id 2. http://www.kompas.com

3. http://www.mediaindonesia.co.id 4. http://www.fao.org

5. http://www.psikologi.net 6. http://www.aiga.com 7. http://www.britannica.com 8. http://www.wikipedia.org 9. http://id.wikipedia.org

10.Venus, Drs. Antar, M.A. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

11.Arens, William F., (1999). Contemporary Advertising, New York: Irwin/Mc Graww Hill

12.Jefkins, Frank, (1994). Advertising, London: Pitman Publishing.


(4)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

1. Bapak Drs. Rene Arthur :

Tema kampanye yang kamu angkat sudah bagus. Logo kampanye kurang mencerminkan isi dari kampanye, lebih cenderung terlihat sebagai suatu merek produk. Seharusnya kamu lebih menyeimbangkan antara ’milk’ dan ’max’. Maskot dapat berperan penting untuk menjaga konsistensi sekaligus sebagai daya tarik kampanye terhadap remaja. Perlu diperhatikan kembali hierarki baca saat penyampaian informasi dalam setiap media dan tidak lupa juga untuk lebih memperhatikan efektifitas kampanye.

2. Ibu Dra. Nina Nurviani :

Untuk keseluruhan hasil karya tugas akhir ini, saya rasa cukup baik. Hanya saja desain logo perlu diperhatikan, stilasi susu tidak menonjol, jadi pada saat ukuran logo kecil atau dilihat dari jauh tidak tampak. Coba lebih berani menggunakan warna yang kontras pada logo. Untuk kampanyenya sendiri, lebih baik dilakukan pendekatan-pendekatan yang nyata terhadap target audiens, misalnya dengan membuat stand pembagian susu di sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan kembali susu tersebut.

3. Bapak Dodi Rahardian, S.Sn. :

Pertama-tama, segmentasi target audiens terlalu luas. Konsep visual seharusnya lebih menampilkan sesuatu yang baru karena remaja cenderung tertarik dengan hal-hal yang baru. Mohon diperhatikan masalah periodisasi kampanye, terlalu singkat dan dipertimbangkan masalah life time-nya. Kamu sangat memperhatikan hal-hal detail dan konsisten dalam visualisasi media, namun cenderung terlalu ramai dan membuat karya-karyamu kehilangan vocal point. Sebenarnya tidak perlu diadakan event, melalui distribusi media yang efektif pada jangka waktu yang tepat sudah mencukupi untuk menyampaikan pesan. Konsep keseluruhan ’max’ terganggu oleh gimmick bantal.


(5)

xvi

4. Ibu Monica Hartanti, S.Sn. :

Saya sudah banyak melihat perkembangan kerja kamu sebagai salah satu dosen pembimbing. Saya rasa kamu telah memberikan yang terbaik dalam menjalankan Tugas Akhir ini. Masih terdapat kekurangan dalam kampanye yang kamu buat, namun hal itu merupakan proses pembelajaran. Untuk kedepannya perlu lebih mendalami seluk beluk tentang pengadaan kampanye.


(6)

DATA PENULIS

FOTO

Nama : Yoseph Ardryan

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 19 Februari 1985 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Elang VIII No. 1a Bandung 40184

Pendidikan :

• 1990 - 1991 : TKK BPK Penabur, Bandung

• 1991 – 1997 : SDK 6 BPK Penabur, Bandung

•1997 – 2000 : SMPK 5 BPK Penabur, Bandung

• 2000 – 2003 : SMUK I BPK Penabur, Bandung

• 2003 – 2008 : Universitas Kristen Maranatha, Bandung