UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE(TTW) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 MUARA T.A 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN
RUANG SISI DATAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 4 MUARA T.A. 2014/2015

Oleh:

Dison Panggabean Siregar
NIM. 4111111006
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


i

ii

RIWAYAT HIDUP

Dison Panggabean Siregar dilahirkan di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara pada tanggal 03 Maret 1993. Ayah bernama Kamsuis Siregar dan
Ibu bernama Hotnaida Sianturi. Merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 073351 Papande, Kecamatan Muara,
dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 4 Muara, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Muara dan lulus pada tahun 2011. Pada
tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga
penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Dengan Penerapan
Strategi Pembelajaran Think-talk-write(TTW) Pada Materi Bangun Ruang Sisi
Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Muara T.A. 2014/2015”. Adapun skripsi ini
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Mulyono, S.Si, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Dr. W. Rajagukguk,
M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Charles B. Simanungkalit, S.Pd selaku kepala sekolah dan kepada Bapak Sumarto
Manullang, S.Pd selaku wakil kepala sekolah SMP Negeri 4 Muara serta Ibu
Marthiana Siregar, S.Pd dan Bapak Sumarto Manullang, S.Pd selaku guru bidang
studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian serta para guru dan staf administrasi yang telah memberikan
kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda
Kamsuis Siregar dan Ibunda Hotnaida Sianturi, orangtua penulis yang telah
mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan

v

selalu mendoakan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat
kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat abang saya Juster,Lasro,
kakak saya Rolinta dan adik saya Mariani yang saya banggakan, yang telah
memberikan doa dan motivasi kepada penulis, serta keluarga yang terus
memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik
secara moral dan materil.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk satu KTB saya Kak Sari Ayu,
Tiodor, dan Derman yang selalu mendoakan, menyemangati dan memotivasi saya
untuk tetap berjuang mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Terima kasih juga
penulis ucapkan untuk adik saya Jodi dan Bonggut yang telah membantu penulis
selama melakukan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk teman
saya Gerham,dan Riris yang selalu bersama dan membantu, memotivasi dan
menguatkan saya untuk tetap semangat untuk mengerjakan skripsi ini.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman terdekat saya Lambok
Simanjuntak,Misael P, Nova R, Camelia R yang menjadi tempat curahan saya dan
yang terus mendorong saya untuk tetap berjuang dan mendoakan saya supaya bisa
menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa penulis ucapan terima kasih juga untuk
teman-teman seperjuangan di DIK B’ 2011 Pendidikan Matematika yang tiada
henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,

Penulis,

Juni 2015

Dison Panggabean Siregar
NIM. 4111111006

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran


i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5

Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Definisi Operasional

1
7
7
8
8
8
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika
2.1.2 Kesulitan Belajar Matematika
2.1.3 Penyebab Kesulitan Belajar Matematika

2.1.4 Pengertian Komunikasi
2.1.5 Komunikasi Matematik
2.1.6 Strategi Pembelajaran
2.1.7 Strategi Pembelajaran Think-talk-write(TTW)
2.1.8 Uraian Materi Prisma dan Limas
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis Tindakan

10
10
13
14
15
16
22
24
31
44

45

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.3. Prosedur Penelitian
3.4. Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Tes
3.4.2 Observasi
3.4.3 Dokumentasi
3.5. Teknik Analisa Data
3.6. Kriteria Peningkatan Kemampuan Komunikasi matematik

46
46
46
50
50
50
51

51
53

vii

3.7.
3.8.

Indikator Keberhasilan penelitian
Indikator Meningkat

54
54

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN HASIL SERTA
PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1
Perencanaan dan Pelaksanaan Siklus I
4.1.1 Permasalahan Awal
4.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I)

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.2
Hasil Penelitian Siklus I
4.2.1 Hasil Observasi I
4.2.2 Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi I
4.2.3 Refleksi I
4.3
Perencanaan dan Pelaksanaan Siklus II
4.3.1 Permasalahan II
4.3.2 Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II)
4.3.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.4
Hasil Penelitian Siklus II
4.4.1 Hasil Observasi II
4.4.2 Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi II
4.4.3 Refleksi II
4.5
Pembahasan Hasil Penelitian
4.6
Diskusi Hasil Penelitian

55
55
56
57
57
57
58
61
62
62
62
63
63
63
63
67
68
69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

73
73

DAFTAR PUSTAKA

75

LAMPIRAN

78

DOKUMENTASI

202

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rubrik penskoran komunikasi matematik siswa

22

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa

52

Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Siswa pada Siklus I

58

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Setiap
Siswa Pada Siklus I

59

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan
Komunikasi Siklus I
Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Siswa pada Siklus II

60
63

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Setiap
Siswa Pada Siklus II

65

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Komunikasi Siklus II

66

Tabel 4.7 Perbandingan Rata-Rata Skor TKKM I dan TKKM II

66

Tabel 4.8. Resume Hasil Permasalahan

70

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Desain Strategi Pembelajaran TTW

30

Gambar 2.2 Prisma dan Jaring-jaring Prisma

32

Gambar 2.3 Limas dan Jaring-jaring Limas

33

Gambar 2.4 Prisma

34

Gambar 2.5 Kubus

35

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

49

Gambar 4.1 Diagram Nilai Ketuntasan Klasikal Tes Kemampuan
Komunikasi Matematik
Gambar 4.2. Diagram Tes Komunikasi Matematik Awal

67
71

Gambar 4.3. Diagram Tes Komunikasi Matematik I dan Tes
Komunikasi Matematik II

72

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran

1 : RPP 1 (Siklus I)

78

Lampiran

2 : RPP 2 (Siklus II)

85

Lampiran

3 : RPP 3 (Siklus II)

92

Lampiran

4 : RPP 4 (Siklus II)

99

Lampiran

5 : Lembar Aktivitas siswa 1

105

Lampiran

6 : Lembar Aktivitas siswa 2

112

Lampiran

7 : Lembar Aktivitas siswa 3

116

Lampiran

8 : Lembar Aktivitas siswa 4

122

Lampiran

9 : Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I

126

Lampiran

10 : Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II

131

Lampiran

11 : Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa III

134

Lampiran

12 : Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa IV

139

Lampiran

13 : Tes Kemampan Komunikasi Matematika Awal

143

Lampiran

14 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I

145

Lampiran

15 : Tes Kemampan Komunikasi Matematika I

147

Lampiran

16 : Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika I

Lampiran

149

17 : Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika I

152

Lampiran

18 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II

158

Lampiran

19 : Tes Kemampan Komunikasi Matematika II

160

Lampiran

20 : Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika II

Lampiran
Lampiran

21 : Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika II

165

22 : Rubrik Penilaian dan Alternatif Jawaban Tes
Kemampan Komunikasi Matematika Awal

Lampiran

162

171

23 : Rubrik Penilaian dan Alternatif Jawaban Tes
Kemampan Komunikasi Matematika I

175

xi

Lampiran

24 : Rubrik Penilaian dan Alternatif Jawaban Tes
Kemampan Komunikasi Matematika II

Lampiran

25 : Lembar Observasi Guru

Lampiran

26 : Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Komunikasi

180
184

Matematik Siswa pada Tes Kemampuan Komunikasi
Matematik Awal
Lampiran

196

27 : Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa pada Tes Kemampuan Komunikasi
Matematik I

Lampiran

198

28 : Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa pada Tes Kemampuan Komunikasi
Matematik II

Lampiran

29 : Dokumentasi Penelitian

200
202

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai
dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Di
antara pengembangan yang dimaksud adalah masalah pembelajaran matematika.
Pengembangan pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena keterkaitan
penanaman konsep pada siswa, yang nantinya para siswa tersebut juga akan ikut
andil

dalam

pengembangan

matematika

lebih

lanjut

ataupun

dalam

mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang
dikemukakan oleh Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012:204) menyatakan:
Alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan sarana
berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah seharihari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana
untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya.
Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan kepada
siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara ekplorasi matematika
(Rusffendi dalam Ansari, 2009). Oleh karena itu kondisi pembelajaran di dalam
kelas membuat siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang
guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori. Dimana
proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru
ke siswa. Metode inilah yang dapat membuat siswa menjadi kurang aktif dalam
proses belajar karena siswa belajar dengan cara menonton, guru dalam
menjelaskan dan memecahkan masalahnya sendiri, Brooks & Brooks (dalam
Ansari, 2009) menamakan pembelajaran seperti pola ini sebagai konvensional,
karena suasana kelas masih didominasi guru dan menitikberatkan pembelajaran
pada keterampilan tingkat rendah. Pembelajaran seperti ini tidak memberi
kebebasan berfikir siswa, melainkan belajar hanya untuk tujuan singkat. Apabila
pembelajaran matematika menekankan pada aturan dan prosedur, ini dapat

2

memberi kesan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang dihapal, hal
inilah yang dapat membuat siswa tidak bebas dalam berfikir dan menyampaikan
ide-idenya.
Kurangnya siswa memahami konsep, penguasaan materi, dan dalam
pemilihan strategi

belajar

yang kurang tepat

merupakan faktor

yang

mempengaruhi kemampuan komunikasi siswa. Kenyataannya menunjukkan
bahwa banyak siswa yang tidak mau dan tidak suka bertanya kepada temannya
untuk mengatasi kesulitannya,apalagi kepada guru karena adanya rasa takut.
Menurut Polla (dalam Kesumawati, 2009) :
Pendidikan matematika di Indonesia, nampaknya perlu reformasi terutama
dari segi pembelajarannya. Hal ini disebabkan karena sampai saat ini
begitu banyak siswa mengeluh dan beranggapan bahwa matematika itu
sangat sulit dan merupakan momok, akibatnya mereka tidak menyenangi
bahkan benci pada pelajaran matematika.
Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
SMP Negeri 4 Muara. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sumarto
Manullang, selaku guru matematika di SMP Negeri 4 Muara (pada tanggal 19
Januari 2015) mengatakan: ‘’Banyak siswa yang malas (kurang suka) pada topik
prisma dan limas, hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam
menerjemahkan atau menafsirkan ide atau gagasan matematika yang terkandung
dalam soal dan menggambarkannya dalam bentuk visual sehingga siswa tidak
dapat menyusun model matematika dengan benar untuk dapat menyelesaikan soal
tersebut. Mereka juga masih sulit memahami apa yang diketahui dan ditanya dari
soal dan masih kurang dalam mengakarkan suatu bilangan. Selain itu siswa
kurang berani mengungkapkan pendapatnya karena kurang memahami konsep
mengenai prisma dan limas ini”.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diperoleh informasi
masih terdapat lebih dari 50% siswa yang tidak berani dalam mengeluarkan
pendapatnya di dalam mempelajari topik prisma dan limas.sehingga ketika diberi
soal yang berbeda dengan yang dijelaskan guru,siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut. (Hasibuan, 2014) mengatakan bahwa:

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XI IPA, SMA Negeri
1 Lubuk Alung, pembelajaran belum mengarahkan siswa untuk memahami
materi matematika dengan baik. Siswa masih cenderung menghafal prinsip
dan prosedur yang diberikan tanpa memaknai prinsip dan prosedur
tersebut. Hal ini terlihat ketika siswa diberikan soal yang berbeda dengan
contoh soal, siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut.
Banyak kesulitan yang dialami siswa saat pembelajaran matematika
khususnya pada topik prisma dan limas. Saat peneliti melakukan observasi ada
beberapa hal kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran khususnya pada
bagian komunikasi matematika siswa. Ketika peneliti menyuruh siswa untuk
menanggapi

ataupun

memberikan pertanyaan hanya

30%

yang berani

mengungkapkan pendapatnya ataupun memberikan pertanyaan, hal ini disebabkan
karena kurangnya minat belajar siswa dan kurang menyenangi pelajaran
matematika akhirnya membuat siswa tidak mengerti dan tidak memahami
pelajaran yang diberikan guru.
Di dalam pembelajaran matematika khususnya Prisma dan limas, siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal seperti pada hasil kerjaan
siswa dibawah ini :

4

Dari hasil kerjaan siswa tersebut, didapati bahwa siswa kurang memahami
konsep untuk menentukan luas permukaan prisma, kurang mampu dalam me
representasikan atau mentranslasikan suatu gambar ke dalam bentuk simbol
artinya siswa kurang mampu mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam
gambar sehingga siswa salah dalam menggunakan rumus segitiga siku-siku.
Siswa masih sulit membedakan antara sisi miring dengan tinggi segitiga apabila
bentuk atau posisi segitiganya diputar. dalam hal ini dapat dikatakan bahwa siswa
kurang fokus dan kurang mendengarkan dalam belajar matematika.
Jadi, secara umum siswa lemah di dalam belajar matematika khususnya
prisma dan limas karena banyak siswa kurang memahami konsep , kurang serius
dalam belajar dan mendengarkan penjelasan dari guru. Jadi, ketika ada soal, siswa
kebingungan untuk mengerjakannya.
Perhatikan hasil kerjaan siswa dibawah ini.

Pada hasil kerjaan siswa diatas, siswa kurang memahami apa yang
diketahui dalam soal. Tanpa memahami soal, siswa langsung memasukkan apa
yang diketahui dalam soal kedalam rumus segitiga siku-siku.
Jadi, dalam hal ini, siswa harus lebih dimotivasi lagi untuk lebih giat dalam
belajar bukan hanya disekolah tetapi di rumah juga harus tetap belajar dan siswa
di dalam proses pembelajaran harus lebih fokus memperhatikan guru saat
menjelaskan. Dalam hal ini terlihat rendahnya kemampuan komunikasi matematik

5

siswa khususnya dalam pembelajaran materi prisma dan limas. (Darkasyi, 2014)
mengemukakan bahwa “Rendahnya kemampuan komunikasi matematis di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) disebabkan guru masih cenderung aktif,
dengan pendekatan ceramah menyampaikan materi kepada para peserta didik
sehingga siswa dalam mengkomunikasi matematis masih sangat kurang”
Rendahnya prestasi belajar matematika siswa sangat dipengaruhi oleh
strategi belajar yang digunakan oleh pengajar. Hal ini juga diungkapkan oleh
Usman (Carolina: 2010) bahwa:
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah
lemahnya kemampuan siswa menguasai konsep dasar matematika. Banyak
faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman peserta
didik terhadap konsep matematika, salah satunya diantaranya adalah
strategi belajar yang digunakan oleh pengajar.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka guru
perlu mengusahakan perbaikan strategi belajar sebagai suatu strategi untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan mengusahakan agar siswa
turut aktif dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa, tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi
informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar
(stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuan
melalui

berbagai

aktivitas seperti

pemecahan masalah, penalaran, dan

berkomunikasi (doing math), sebagai cara pelatihan berpikir kritis dan kreatif.

Silver dan Smith (dalam Ansari:2009) mengutarakan pula tugas guru
adalah: (1) melibatkan siswa dalam setiap tugas matematika, (2) Mengatur
aktivitas intelektual siswa dalam kelas seperti diskusi dan komunikasi, (3)
membantu siswa memahami ide matematika dan memonitor pemhaman mereka.
Untuk merelisasikan hal diatas, guru harus memiliki suatu strategi yang berupa
aktivitas yang mampu membuat siswa tertarik untuk melaksanakan proses belajar.

6

(Elida, 2012) mengatakan bahwa:
Salahsatu strategi untuk meningkatkan kemamupan komunikasi matematik
siswa adalah pembelajaran matematika di sekolah dengan menggunakan
strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) yang diupayakan dapat
membuat siswa aktif serta berkomunikatif dalam proses belajar-mengajar
pada mata pelajaran matematika. Melalui keterlibatan siswa secara aktif
tersebut, maka diharapkan kemampuan komunikasi matematik siswa akan
dapat terlatih dengan baik.
Strategi belajar ini pada dasarnya dibangun melalui kegiatan berfikir
(think), berbicara (talk), dan menulis (write) yang melibatkan pemecahan masalah
dalam kelompok kecil. Melalui strategi think-talk-write (TTW), siswa mampu
membangkitkan kemampuan komunikasi matematikanya sehingga siswa akan
lebih

mudah

untuk

memahami

konsep-konsep

yang

diajarkan

dan

mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Hal ini juga didukung oleh Ansari (2009:5) dalam buku komunikasi
matematiknya dengan mengatakan bahwa:
Suatu
aktivitas
yang
diharapkan
dapat
diterapkan
untuk
menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematik siswa antara lain adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran think-talk-write (TTW), dan pemberian tugas yang bersifat
open-ended.
Esensi
strategi
think-talk-write
(TTW)
adalah
mengedepankan perlunya siswa mengkomunikasikan/menjelaskan hasil
pemikiran matematikanya terhadap open-ended task yang diberikan guru,
sedangkan esensi dari open-ended task adalah lebih mengedepankan
proses dari pada hasil dan menjelaskan alasan pengerjaannya.
Pemilihan strategi ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu: (1) Strategi
Think-talk-write(TTW) diawali dengan Think (berfikir), dimana siswa dihadapkan
pada masalah yang memungkinkan mereka untuk berfikir. (2) Strategi ini memuat
aktivitas Talk (berkomunikasi), yang membantu siswa menggunakan bahasa
untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharing
strategi solusi dan membuat defenisi. Proses talk ini juga dapat meningkatakan
pemahaman konsep karena ketika siswa diminta untuk berbicara, siswa sekaligus
mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog. (3) Strategi
think-talk-write (TTW) dilengkapi dengan Write (menulis), sehingga dapat
membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa

7

tentang materi yang dipahami, akivitas ini juga memungkinkan guru melihat
pengembangan konsep siswa, selain itu guru dapat memantau kesalahan siswa,
miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama. Dapat disimpulkan
bahwa

kemampuan

komunikasi

matematika

yang meliputi

kemampuan

komunikasi matematika tulisan siswa masih sangat rendah.
Dari uraian diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada
Materi Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Muara
T.A. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi
masalah dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1. Siswa kurang menyenangi matematika.
2. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal baru atau soalsoal yang berbeda dengan contoh yang dijelaskan oleh guru.
3. Rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa dalam proses
belajar mengajar.
4. Kurangnya penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dalam
belajar matematika.

1.3. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa melalui strategi pembelajaran think-talk-write
(TTW) dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran melalui strategi think-talk-write (TTW) pokok bahasan Bangun
Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 4 Muara.

8

1.4. Rumusan Masalah
Agar terarahnya penelitian ini maka perlu dirumuskan permasalahan yaitu:
1.

Apakah penerapan strategi pembelajaran Think-talk-write(TTW) dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas VIII SMP
Negeri 4 Muara pada materi Bangun Ruang Sisi Datar?

2.

Apakah penerapan strategi pembelajaran Think-talk-write(TTW) dapat
mengatasi kesulitan yang dialami siswa di kelas VIII SMP Negeri 4 Muara
pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar?

1.5. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui apakah dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Muara dengan menerapkan
strategi pembelajaran Think-talk-write pada materi bangun ruang sisi datar.

2.

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan strategi pembelajaran Thinktalk-write(TTW) dapat mengatasi kesulitan komunikasi matematik yang
dialami siswa di kelas VIII SMP Negeri 4 Muara pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil adalah :
1.

Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa
pada materi Bangun Ruang Sisi Datar.

2.

Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan strategi pembelajaran
yang tepat dalam proses belajar mengajar.

3.

Bagi

peneliti,

sebagai

masukan

dalam

meningkatkan

kemampuan

komunikasi matematik siswa dengan strategi pembelajaran TTW saat
menyajikan pelajaran.
4.

Bagi sekolah, sebagai salah satu alternative pengajaran untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa melalui strategi pembelajaran TTW.

5.

Dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.

9

1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, berikut didefenisikan istilah-istilah tersebut
yaitu:
1.

Strategi

pembelajaran

Think-talk-write(TTW)

merupakan

rangkaian

pembelajaran yang terdiri dan tiga tahap yaitu:
a. Think: siswa secara individual membaca, berfikir dan menuliskan hal-hal
penting dari bahan pembelajaran yang disajikan di dalam LKS.
b. Talk: siswa rnengkomunikasikan hasil kegiatan membacanya pada tahap
think melalui diskusi dalam kelompoknya yang terdiri 3-5 siswa.
c. Write: siswa secara individual menulis hasil diskusi berdasarkan
pemikiran dan bahasa masing-masing.

2.

Kemampuan komunikasi metamatika adalah kemampuan siswa dalam hal
berbicara,

menjelaskan,

menggambarkan,

mendengar,

menanyakan,

klarifikasi, bekerjasama, menulis dan akhirnya melaporkan apa yang telah
dipelajari. Komunikasi dalam matematika berkaitan dengan kemampuan
dan ketrampilan siswa dalam berkomunikasi.

73

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil
beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran Think-talk-write(TTW) dapat meningkatkan
kemampuan

komunikasi

matematik

siswa

khususnya

dalam

menyelesaikan soal-soal Prisma dan Limas dari siklus I ke siklus II
dengan peningkatan tertinggi pada aspek menulis. Pada siklus II peneliti
telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dengan penerapan strategi TTW, yakni dengan
menerapkan kerangka pembelajaran yang terdapat pada strategi
pembelajaran TTW dan memperbaiki kelemahan siswa pada siklus I.
Peningkatan kemampuan komunikasi matematik itu terjadi setelah
diberikan pembelajaran melalui strategi TTW, Media ditambah, cara
penyelesaian soal pada LAS lebih dijabarkan daripada siklus I, dan
jumlah anggota kelompok dikurangi menjadi 3-4 orang per kelompok.

2. Melalui strategi pembelajaran TTW, hasil tes komunikasi matematik
siswa khususnya pada pokok bahasan Prisma dan Limas meningkat. Hal
ini dilihat dari ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa setelah
pemberian pengajaran dengan strategi pembelajaran TTW. Sebelum
pemberian tindakan ini, diberikan tes awal dimana rata-rata yang
diperoleh siswa adalah 61,43 dan sesudah pemberian tindakan pada
siklus I meningkat menjadi 71,67 dengan 20 siswa (74,08%)
memeperoleh nilai ≥65 dan pada siklus II meningkat menjadi 77,22
dimana pada siklus ini 24 siswa (88,89%) memperoleh nilai ≥65.

74

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan guru menggunakan strategi pembelajaran Thinktalk-write(TTW) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.
2. Kepada siswa SMP Negeri 4 Muara khususnya siswa yang
berkemampuan komunikasi matematik rendah agar lebih banyak
berlatih,

membaca

dan

tidak

sungkan-sungkan

untuk

mengkomunikasikan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun
tulisan dalam pembelajaran matematika.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang
sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahankelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk
dalam kelompok jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi
tersebut ikut terlibat sehingga akan memudahkan guru dalam
penguasaan kelas. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas
yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
Think-talk-write(TTW) dapat berlangsung dengan efektif dan dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

75
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Bambang S. (2014). Komunikasi Matematis.

https://bambangsrianggoro.

wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-matematis/

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkusilatan Belajar. Penerbit
Rineka Cipta: Jakarta.

Ansari, Bansu I. (2009). Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi). Penerbit Pena:
Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.

Bambang. (2007). Membangun Keterampilan Komunikasi Komunikasi Matematika.
https://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasimatematika.html. (Acessed 7 Juni 2009)

Darkasyi, Muhammad. (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan
Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP
Negeri 5 Lhokseumawe. Jurnal Didaktik Matematik, Vol 1, No.1, April 2014, ISSN :
2355-4185.

Djamarah, Syaiful B. (2011). Psikologi Belajar. Rineka Cipta : Jakarta.
Elida, Nunun. (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah
Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write (Ttw). Jurnal Ilmiah
Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012,
hal 178-185.

76
Hasibuan, Haryani. (2014). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran
Matematika Kelas Xi Ipa Sman 1 Lubuk Alung. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 3,
No.1, 2014, Part 1 Hal. 38-44.

Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Belajar:
Yogyakarta.

Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Penerbit
Universitas Negeri Malang : Malang.

Kadir. (2008). Kemampuan komunikasi matematik dan keterampilan sosial siswa dalam
pembelajaran matematika. Makalah disampaikan dalam Seminar Matematika dan
Pendidikan Matematika, pada tanggal 28 November 2008, di Yogyakarta.

Kesumawati, Nila. (2009). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Smp Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Seminar

Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
UNY, pada tanggal 05 Desember 2009, ISBN : 978-979-16353-3-2.

Sabri, Ahmad. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Quantum Teaching: Ciputat.

Sianturi,

Roland

E.

(2013).

Upaya

Meningkatkan

Kemampuan

Komunikasi

Matematik Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW Pada Materi SVLDV
Siswa Kelas VIII SMP Swasta Methodist 8 Medan. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Penerbit Rineka Cipta :
Jakarta.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja
Rosdakarya : Bandung.

Suprijono. (2010). Cooperative Learning. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta.

77
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Carolina. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk
meningkatkan Aktivitas Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika Siswa SMA
Katolik Tri Sakti 2 Medan Tahun Ajaran 2009/2010. Medan: FMIPA Unimed
Zainab.

(2011).

Komunikasi

Matematis

dalam

Pembelajaran.

http://mgmpmatoi

.blogspot.com/2011/12/komunikasi-matematis-dalam-pembelajaran.html.