ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR Yhana Alfianadevi Muthaharah

  JMP Online Vol 2, No. 1, 63-75.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) © 2018 Kresna BIP.

  

  ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR 1) 2) 3) Yhana Alfianadevi Muthaharah , Kris wandani , Erlina Prihatnani

  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dik irim : 08 Januari 2018 Berpikir k reatif matematis merupakan suatu Revisi pertama : 09 Januari 2018 k emampuan dalam menghasilk an jawaban atau gagasan Diterima : 13 Januari 2018 bervariasi dalam permasalahan matematik a. Penelitian ini Tersedia online : 20 Januari 2018 bertujuan untuk mengetahui k emampuan berpikir k reatif matematis siswa SMP dalam menyelesaik an soal bangun ruang Kata Kunci : Kemampuan Berpikir sisi datar. Subjek dalam penelitian ini adalah lima siswa k elas Kreatif Matematis, Bangun Ruang Sisi

  VIII SMPN 1 Salatiga tahun pelajaran 2016 -2017. Pengumpulan Data, Kualitatif data dalam penelitian ini menggunak an tek nik wawancara dan k emampuan berpik ir k reatif matematis siswa dalam , menyelesaik an soal bangun ruang sisi datar menunjukk an bahwa 2 subjek mampu memenuhi k e tiga aspek berpik ir k reatif yaitu fluency, flexibility dan novelty. Sedangk an 3 subjek lainnya hanya mampu memenuhi dua aspek berpik ir k reatif yaitu aspek fluency dan aspek flexibility. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan k emampuan berpik ir k reatif matematis siswa dalam jenjang pendidik an yang sama. Tulisan ini diharapk an dapat memberi sumbangan bagi guru tentang k emampuan berpik ir k reatif matematis siswa SMP dalam menyelesaik an soal bangun ruang sisi datar dan bagi siswa untuk meningk atkan k emampuan berpik ir k reatif matematis.

  PENDAHULUAN

  Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kreatif dalam matematika mengarah pada kemampuan berpikir kreatif matematis. Kartini dalam Marliani (2015: 19) menyatakan bahwa kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya yakni proses berpikir kreatif, sehingga dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatif matematis. Livne dalam Yuliana (2015: 167) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis merujuk pada ke mampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka.

  Kemampuan berpikir kreatif matematis penting dalam pembelajaran matematika karena memudahkan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Selain itu, kemampuan berpikir kreatif matematis membantu siswa dalam mengemukakan pendapat atau jawaban dari persoalan dengan berbagai solusi jawaban. Selain dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kreatif juga sangat berguna untuk menghadapi masa yang akan datang. Noer (2009: 524) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis amat diperlukan baik untuk masa kini maupun masa datang terutama dalam menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

  Kemampuan berpikir kreatif matematis tidak dapat terjadi dengan sendirinya tetapi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran. Hashimoto dalam Wulandari (2014: 233) menyatakan bahwa seorang guru harus mampu mengembangkan materi pelajaran dan mengembangkan soal-soal sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa semakin terasah dan terarah. Namun, saat ini kemampuan berpikir kreatif matematis kurang diperhatikan dalam pembelajaran. Beberapa pembelajaran matematika lebih cenderung memberikan soal-soal rutin pada buku teks yang hanya memiliki satu jawaban benar atau soal tertutup. Sasmita (2014: 2) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, guru memberikan soal-soal rutin yang hanya memiliki satu jawaban benar sesuai dengan buku teks. Selain itu, pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian rumus dan penggunaan rumus secara langsung dalam menyelesaikan soal. Hal tersebut membuat siswa cenderung menghafal solusi masalah atau rumus jadi sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Kecenderungan pembelajaran pembelajaran seperti ini juga masih terjadi dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Salatiga. Oleh karenanya, perlu dilakukan analisis kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimiliki siswa guna mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

  Dari setiap materi dalam matematika dapat diajukan soal terbuka, termasuk pada materi bangun ruang sisi datar. Bangun ruang sisi datar sudah diberikan sejak sekolah dasar dan telah dipelajari di kelas VIII SMP semester genap. Sehingga mengingat arti penting kemampuan berpikir kreatif matematis dalam pembelajaran matematika dan adanya fakta- fakta bahwa tidak setiap pembelajaran matematika telah menekankan kemampuan berpikir kreatif matematis menjadi dasar dilakukannya penelitian untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa salah satunya dapat dilihat ketika siswa menyelesaikan soal terbuka tentang bangun ruang sisi datar. Oleh karena itu, peneliti fokus pada materi bangun ruang sisi datar. Penelitian ini akan menggunakan soal-soal untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya fakta tentang kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimiliki siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. Fakta- fakta tersebut diharapkan dapat menjadi dasar refleksi bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka rumusan masalah yang dikaji dalam peneliti ini adalah “Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal Bangun Ruang Sisi Datar?”.

  Tujuan Penelitian

  Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

  KAJIAN PUSTAKA Pengertian Berpikir Kreatif

  Sabandar dalam Sidu (2013: 4) mengatakan bahwa berpikir kreatif (berpikir divergen) ialah memberikan macam- macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Sedangkan Huludu (2013) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya. Selanjutnya Gie d alam Sunaryo (2014: 45) menyatakan bahwa “Berpikir kreatif (creative thinking) adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan sesuatu gagasan yang baru.Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah pemikiran yang menghasilkan macam- macam gagasan, ide dan kemungkinan solusi jawaban yang baru dalam menghadapi suatu permasalahan.

  Pengertian Berpikir Kreatif Matematis

  Livne dalam Yuliana (2015: 167) menyatakan bahwa berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka. Pehkonen dalam Irawan (2015: 2) mengatakan berpikir kreatif matematis sebagai kombinasi dari berpikir logis dan divergen yang didasarkan pada intuisi namun masih dalam kesadaran. Sedangkan Tall dalam Moma (2015: 30) mengatakan bahwa berpikir kreatif matematis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan/atau perkembangan berpikir pada struktur- struktur dengan memperhatikan aturan penalaran deduktif, da n hubungan dari konsep-konsep dihasilkan untuk mengintegrasikan pokok penting dalam matematika. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif matematis merupakan suatu kemampuan dalam menghasilkan jawaban bervariasi dalam permasalahan matematika.

  Pengertian Ke mampuan Berpikir Kreatif Matematis

  kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel. Sejalan dengan hal itu Marliani (2015: 2) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan lebih dari satu penyelesaian dan siswa berpikir lancar, luwes, melakukan elaborasi, dan memiliki orisinalitas dalam jawabannya. Sedangkan menurut Martin dalam Sidu (2013: 5) kemampuan berpikir kreatif matematika adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatu produk dalam masalah- masalah matematika. Berdasarkan pengertian kemampuan berpikir kreatif matematis menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menghasilkan bermacam- macam solusi jawaban yang baru dari suatu permasalahan matematika dengan lebih mudah.

  Indikator Ke mampuan Berpikir Kreatif Matematis

  Silver dalam Yuliana (2015: 168) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak dan orang dewasa dapat dilakukan dengan menggunakan “The Torrance Test of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir kreatif melalui TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty).

  1. Kefasihan (fluency) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa alternatif jawaban (beragam) dan benar.

  2. Fleksibilitas (flexibility) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan dengan cara yang berbeda.

  3. Kebaruan (novelty) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar dan satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.

  Adapun menurut Munandar (Erlina, 2012) menyatakan bahwa ciri-ciri berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar Ciri-ciri Definisi

  Berpikir Lancar (fluency) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

  • masalah, atau pertanyaan
  • melakukan berbagai hal

  Memberikan banyak cara atau saran untuk

  • Berpikir Luwes (flexibility)

  Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban

  Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang

  • yang berbeda-beda

  Mencari banyak alternatif/ arah yang berbeda-beda

  • Mampu mengubah cara pendekatan/ cara pemikiran

  Lanjutan Tabel 1. Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar Ciri-ciri Definisi

  • Berpikir Orisinal Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik
  • (Originalitas)

  Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri

  • lazim dari bagian-bagian atau unsur- unsur

Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak

  Sumber : Munandar (Erlina, 2012) Dari uraian indikator kemampuan berpikir kreatif tersebut, peneliti hanya mengambil 3 aspek. Berikut 3 aspek kemampuan berpikir kreatif yang harus dimiliki siswa. 1)

  Kefasihan (fluency) dalam berpikir yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan/ jawaban atau memberikan lebih dari satu jawaban. 2)

  Fleksibilitas (flexibility) yaitu kemampuan memberikan banyak alternatif jawaban bervariasi dan kemampuan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang (pendekatan yang berbeda). 3)

  Kebaruan (novelty) yaitu kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan asli yang unik sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak dimiliki oleh yang lain.

  METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini menggambarkan data kualitatif yang dideskripsikan untuk menghasilkan gambaran yang mendalam serta terperinci mengenai kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

  Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 hingga pada bulan Desember 2017 dengan waktu pengambilan data pada bulan Mei 2017 hingga bulan Juni 2017 di SMP Negeri 1 Salatiga.

  Subjek penelitian tersebut ditentukan dengan menggunakan teknik purposive

  

sampling . Penentuan subjek penelitian didasarkan atas pertimbangan guru dengan

ketentuan berikut ini.

  1. Kemampuan matematika yang tinggi berdasarkan nilai dan pertimbangan dari pengamatan guru matematika selama proses pembelajaran matematika,

  2. Kemampuan pengetahuan yang cukup akan materi bangun ruang sisi datar dan keterampilan hitung bilangan, dapat bekerjasama dengan peneliti untuk terlibat dalam penelitian, 3. Kemampuan berkomunikasi dalam memberikan penjelasan secara tertulis dan lisan, 4. Kesediaan untuk terlibat dalam penelitian.

  Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara dan dokumentasi. Jenis observasi yang dipakai peneliti adalah observasi partisipatif yang dilakukan ketika siswa mengerjakan soal yang diberikan peneliti, saat menjawab wawancara baku terbuka yang memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan pendapat. Wawancara dilakukan lebih mendalam tergantung pada situasi dan kondisi responden.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Adapun instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan berpikir kreatif dan pedoman wawancara sebagai instrument pendukung. Soal tes dapat dilihat pada Gambar 1. Pedoman wawancara mengacu pada tiga aspek berpikir kreatif dan disesuaikan dengan indikator berpikir kreatif.

  Soal : Seorang siswa mempunyai sebuah balok ABCD.EFGH dengan panjang AB = 9

  ]

  cm, BC = 6 cm dan CG = 4 cm, sebagai berikut: Jika siswa tersebut akan membuat bangun ruang yang volumenya sama dengan balok ABCD.EFGH, maka bantulah siswa tersebut menggambarkan bangun

ruang sisi datar yang volumenya sama dengan balok ABCD.EFGH dan tunjukkan

ukuran-ukurannya!

  

Gambar 1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

  Sumber : Data Primer, (2017)

  Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu: 1) Reduksi data, dilakukan pemilihan, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan bahan mentah dari hasil wawancara tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal matematika bangun ruang sisi datar; 2) Penyajian data, data disajikan setiap nomor berdasarkan hasil analisis terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal matematika bangun ruang sisi datar berdasarkan aspek berpikir kreatif menurut Silver; 3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, penarikan kesimpulan dilakukan setelah hasil analisis data diketahui sedangkan untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik yang dilakukan dengan cara memeriksa data dengan sumber yang sama tetapi teknik berbeda.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Aspek Fluency dan Aspek Flexibility

  Setelah dilakukan pengelompokkan dan analisis dari kelima subjek, dilihat dari aspek fluency dan aspek flexibility terdapat tiga jenis jawaban yang diberikan subjek. Berikut uraian masing- masing jawaban tersebut.

  Memiliki Kemampuan Lima Aspek Fluency dan Dua As pek Flexibility

  dengan 5 aspek fluency dan 2 aspek flexibility. Jawaban S2 dapat dilihat pada Gambar 2 sedangkan jawaban S4 dapat dilihat pada Gambar 3..

  

Gambar 2. Jawaban S2

  Sumber : Data Primer, (2017)

  

Gambar 3. Jawaban S4

  Sumber : Data Primer, (2017) Dari kedua jawaban tersebut tampak bahwa terdapat kesamaan jawaban kedua subjek yaitu mencari lima bangun yang berbeda. Bangun yang diberikan subjek 2 adalah kubus, limas segitiga samakaki, limas segiempat, prisma segitiga samakaki, sedangkan subjek 4 adalah dua limas segiempat, kubus, prisma segitiga siku-siku.

  Tidak hanya dapat menemukan bangun berb eda yang memenuhi syarat volume, namun kedua subjek juga mampu mencari bangun yang sama dengan soal tetapi memiliki ukuran berbeda. Hal ini dapat dilihat dari jawaban terakhir dari masing- masing subjek. Berdasakan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki dua sudut pandang dalam mencari jawaban yaitu dapat mencari bangun lain yang memiliki volume sama dengan soal dan mampu mencari ukuran lain dari bangun seperti pada soal. Sudut pandang berbeda muncul ketika subjek sudah tidak mampu menemukan jawaban lain dengan sudut pandang sebelumnya. Hal ini nampak dari jawaban kedua subjek.

  Sudut pandang mencari bangun yang sama dengan ukuran lain pada subjek S2 muncul ketika subjek tidak mampu lagi memberikan jawaban berupa bangun lain sehingga subjek memberikan jawaban berupa bangun balok dengan ukuran berbeda. Adapun subjek 4 menggunakan sudut pandang lain ketika sudah menyebutkan 3 jawaban dan tidak bisa memberikan bangun lain sebagai jawaban, sehingga subjek 4 memberikan jawaban bangun yang sama dengan jawaban yang diberikan sebelumnya (limas segiempat) dengan ukuran berbeda. Subjek 4 juga memberikan jawaban berupa bangun balok (sama seperti soal) dengan ukuran berbeda. Dengan demikian, kedua subjek mampu memenuhi aspek fluency dan aspek flexibility.

  Strategi yang digunakan kedua subjek dalam mencari lima jawaban tersebut sama yaitu dengan mencari ukuran alas terlebih dahulu, kemudian menghitung luas alas dan selanjutnya mencari tinggi bangun. Meskipun demikian, dalam menentukan ukuran limas segitiga samakaki maupun prisma segitiga samakaki, subjek 2 coba untuk menentukan tinggi bangun dan luas alas dengan menekankan pada ukuran alas dan tinggi alas tanpa memperhatikan sisi miringnya. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 4.

  

Gambar 4. Cara Penyelesaian S2

  Sumber : Data Primer, (2017)

  Memiliki Kemampuan Empat Aspek Fluency dan Satu Aspek Flexibility

  Terdapat satu subjek (S1) yang dapat memberikan empat jawaban benar dengan 4 aspek fluency dan 1 aspek flexibility. Adapun jawaban S1 dapat dilihat pada Gambar

  5. Gambar 5. Jawaban S1 Sumber : Data Primer, (2017)

  Dari jawaban yang diberikan oleh S1, subjek mampu memberikan empat bangun yang berbeda. Empat bangun tersebut adalah prisma segitiga siku-siku, limas segiempat, limas segitiga siku-siku dan kubus. Dalam memberi jawaban, S1 hanya memiliki satu sudut pandang yaitu mencari bangun lain yang memiliki volume sama dengan soal. Dengan demikian S1 mampu memenuhi aspek fluency dan aspek flexibility .

  Sama halnya dengan subjek 2 dan 4, strategi yang digunakan S1 dalam mencari ukuran bangun adalah mencari ukuran alas terlebih dahulu, kemudian luas alas dan selanjutnya tinggi bangun. Meskipun demikian, dalam mencari ukuran alas prisma segitiga siku-siku S1 menggunakan triple pythagoras sehingga semua sisi alasnya dapat ditentukan. Cara demikian juga digunakan subjek dalam mencari ukuran sisi miring alas pada bangun limas segitiga siku-siku tetapi ukuran sisi miring alasnya tidak tepat. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi besar volume dari bangun yang telah dibuat. Kutipan wawancara terhadap S1 dapat dilihat pada Gambar 6.

  P : “Bagaimana caramu dalam menentukan ukuran prisma segitiga siku- siku tersebut?” S1 : “Saya cari alasnya dulu baru tingginya.” P : “Cara mencari sisi alasnya gimana dek?” S1 : “Pakai triple pythagoras yang sesuai mbak” P : “Baik. Kalau untuk tingginya bagaimana dek?” S1 : “Kalau tingginya volume dibagi sama luas alasnya”

  

Gambar 6. Kutipan wawancara S1

  Sumber : Data Primer, (2017)

  Memiliki Kemampuan Tiga Aspek Fluency dan Satu Aspek Flexibility

  Terdapat dua subjek (S3 dan S5) yang dapat memberikan tiga jawaban benar dengan 3 aspek fluency dan 1 aspek flexibility. Adapun jawaban kedua subjek dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.

  

Gambar 7. Jawaban S3

  Sumber : Data Primer, (2017)

  

Gambar 8. Jawaban S5

  Sumber : Data Primer, (2017) Dari kedua jawaban tersebut tampak bahwa terdapat kesamaan jenis bangun yang diberikan oleh kedua subjek yaitu tiga bangun yang berbeda. Bangun yang diberikan kedua subjek tersebut adalah kubus, prisma segitiga samakaki dan limas segiempat.

  Kedua subjek memiliki satu sudut pandang dalam mencari jawaban yaitu dapat mencari bangun lain yang memiliki volume sama dengan soal. Berbeda dengan S1, S3 dan S5 memilih menggambarkan bangun yang lebih menyerupai balok terlebih dahulu yaitu kubus. Dengan demikian kedua subjek dapat memenuhi aspek fluency dan aspek

  flexibility .

  Strategi yang digunakan kedua subjek dalam mencari ukuran bangun sama tinggi bangun sama halnya yang dilakukan S1, S2 dan S4. Meskipun demikian, dalam mencari ukuran segitiga siku-siku samakaki dan limas segiempat S5 menggunakan cara menentukan tinggi terlebih dahulu de ngan cara mencoba-coba, kemudian memasukkan volume dan tinggi yang diketahui seperti pada gambar 9. Akan tetapi S5 hanya menekankan pada panjang alas dan tinggi alas tidak memperhatikan sisi miring alas tersebut.

  

Gambar 9. Hasil cara pengerjaan S5

  Sumber : Data Primer, (2017) Kutipan wawancara peneliti dengan subjek: P :”Coba jelaskan bagaimana menentukan jawabannya dek.” S5

  :”Rumusnya tinggal dibalik.” P

  :”Dibalik gimana dek?” S5 :”Ya kalau misalnya kaya gini volumenya 216 rumusnya (La x t) kalau volumenya sudah ketemu ya tinggal dibalik aja dikira-kira aja

  .”

  

Gambar 9. Kutipan wawancara S5

  Sumber : Data Primer, (2017)

  Aspek Kebaruan

  Berdasarkan uraian jawaban S1, S2, S3, S4 dan S5 tersebut, apabila dilihat dari jenis bangun dan sudut pandang yang telah diberikan kelima subjek, tidak ada subjek yang memenuhi aspek kebaruan. Akan tetapi berdasarkan strategi yang digunakan kelima subjek dalam menentukan ukuran suatu bangun diperoleh bahwa S1 mampu memenuhi aspek kebaruan dimana subjek mampu memberikan jawaban bangun prisma segitiga siku-siku dan dalam menentukan ukuran alas yang berbentuk segitiga siku- siku tersebut S1 mampu memberikan uk uran secara lengkap (menyebutkan ketiga ukuran sisinya) menggunakan triple Pythagoras sehingga ketiga sisi alas dapat diketahui. Adapun keempat subjek lainnya dalam memberikan bangun prisma S2 dan S3 memilih bentuk alas segitiga sama kaki, S4 dan S5 memilih bentuk alas segitiga siku-siku samakaki hanya menekankan pada panjang alas dan tingginya saja, sehingga ukuran alas tidak memenuhi triple pythagoras atau memiliki panjang sisi miring sembarang.

  Selain itu, juga terdapat keunikan yang dimiliki S5 saat menggambarkan kubus ABCD.EFGH dimana subjek menggambarkan rusuk AB tidak mendatar tetapi sedikit agak miring dan rusuk lainnya juga mengikuti. Hal ini tidak dilakukan oleh subjek

  Pembahasan Berpikir Kreatif Matematis Aspek Fluency

  Berdasarkan hasil analisis dari kelima subjek, kelima subjek tersebut memenuhi aspek fluency (kefasihan) dimana subjek mampu menggambarkan bangun ruang sisi datar lebih dari satu jawaban. Subjek 2 dan 4 mampu menggambarkan 5 bangun ruang sisi datar, Subjek 1 mampu menggambarkan 4 bangun ruang sisi datar sedangkan subjek 3 dan 5 mampu menggambarkan 3 bangun ruang sisi datar dengan benar. Silver (1997) fluency adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa alternatif jawaban (beragam) dan benar. Diperkuat dengan pernyataan Munandar (1999) yang menyatakan bahwa fluency yaitu siswa mampu mencetuskan banyak jawaban dan lebih dari satu jawaban. Oleh karena itu, berdasarakan kemampuan berpikir kreatif kelima subjek memenuhi aspek fluency.

  Berpikir Kreatif Matematis Aspek Flexibility

  Berdasarkan hasil analisis kelima subjek, terdapat 2 subjek mampu memenuhi 2 aspek flexibility dimana kelima subjek mampu menggambarkan bangun ruang sisi datar yang bervariasi dan mampu menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan menggambarkan bangun ruang sisi datar dengan jenis yang sama tetapi memiliki ukuran berbeda. Sedangkan 3 subjek lainnya hanya memenuhi 1 aspek flexibility dimana subjek hanya mampu menggambarkan bangun ruang sisi datar yang bervariasi saja. Silver (1997) menyatakan bahwa flexibility adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan dengan cara yang berbeda. Diperkuat dengan pernyataan Munandar (1999) menyatakan bahwa flexibility yaitu jika siswa mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi dan dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kelima subjek mampu memenuhi aspek kemampuan berpikir kreatif aspek flexibility.

  Berpikir Kreatif Matematis Aspek Kebaruan

  Berdasarkan hasil analisis kelima subjek hanya S1 dan S5 saja yang memenuhi aspek kebaruan, Subjek 1 yang mampu memenuhi aspek kebaruan dimana subjek tersebut mampu memberikan hal yang berbeda dengan yang dilakukan subjek lainnya. Subjek ini mampu memberikan bangun prisma segitiga siku-siku dimana dalam menentukan ukuran alasnya subjek menggunakan triple pythagoras sehingga ketiga sisinya dapat diketahui. Sedangkan S2 dan S3 menggambarkan bangun prisma segitiga samakaki, S4 dan S5 menggambarkan bangun prisma segitiga siku-siku samakaki dimana keempat subjek dalam menentukan alasnya hanya menekankan pada panjang alas dan tinggi alas saja sehingga subjek tidak memperhatikan ukuran sisi miring alas tersebut. Selain itu, S5 juga memenuhi aspek kebaruan dimana subjek mampu menggambarkan kubus berbeda dengan subjek yang lain. Silver (1997) novelty yaitu jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar dan satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya. Diperkuat dengan pernyataan Munandar (1999) novelty yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru Selain itu, ditemukan fakta bahwa adanya kecenderungan subjek untuk lebih memilih menggambarkan bangun ruang bermacam- macam dibandingkan menggambarkan satu jenis bangun tetapi memiliki ukuran berbeda-beda dan masih terdapat beberapa subjek dalam menggambarkan bangun kubus tidak tepat.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisis terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat dua subjek yang mampu memenuhi ke tiga aspek berpikir kreatif yaitu

  , flexibility dan kebaruan. Adapun tiga subjek lainnya memenuhi dua aspek

  fluency

  berpikir kreatif yaitu aspek fluency dan flexibility. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam jenjang pendidikan yang sama. Tidak semua siswa tersebut mempunyai tingkat kemampuan berpikir kreatif yang sama dan masih terdapat beberapa siswa yang belum memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif.

  Saran

  Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan bagi guru untuk lebih menekankan proses berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru disarankan untuk memberikan soal yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa dengan soal terbuka dan tidak hanya dengan memberikan soal sesuai dengan buku teks saja dengan jenis soal tertutup, serta guru lebih memperhatikan lagi cara siswa dalam menggambarkan ukuran bangun ruang sisi datar yang sesuai.

  Evaulina, dkk.2013 . Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam

  Menyelesaikan Soal Matematika Kontekstual Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas Viii Smp Negeri 1 Tapa. Gorontalo: Universitas Gorontalo.

  Huludu, dkk.2013. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas

  Xi Pada Materi Peluang Di Sma Negeri I Suwawa. Gorontalo: Universitas Gorontalo

  Irawan, Deddy.2015.Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan

  Kemandirian Melalui Pembelajaran Model 4k Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII. Semarang.UNNES

  Mahmudi, Ali.2010.Mengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui

  Pembelajaran Topik Pecahan. Yogyakarta: FMIPA UNY

  Marliani, Novi.2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

  Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp). Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI.

  Moma, La.2015. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

  Untuk Siswa Smp .Ambon: FKIP Universitas Pattimura Ambon Noer, Sri Hastuti.2011.Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Pembelajaran Prihatnani, Erlina.2012. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model

  Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (Tgt) Menggunakan Alat Peraga 2 Dimensi Dan 3 Dimensi Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Untuk Siswa Sma Di Kabupaten Kulon Progo Ditinjau Dari Kecerdasan Spasial Dan Kreativitas Siswa. Surakarta: UNS

  Sasmita, dkk. 2014. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran

Problem Posing Pada Materi Bangun Datar. Pontianak: Untan Pontianak.

S. C. Utami Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

  Jakarta: Grasindo Sidu, dkk.2013.Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Pada Soal- . .

  Soal Open-Ended Dalam Materi System Persamaan Linear Dua Variabel Gorontalo: Universitas Gorontalo

  Siswono, Tatag Y E. 2006. Implementasi Teori Tentang Tingkat Berpikir Kreatif dalam Matematika . Surabaya: UNESA . Sunaryo, Yoni.2014. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

  Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota Tasikmalaya .Tasikmalaya: Universitas Terbuka

  Wulandari, dkk.2014.Keefektifan Pembelajaran Circ Dengan Pendekatan Open-Ended

  Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas-Viii Materi Kubus- Balok. Semarang: UNNES UJME.

  Yuliana, Eli.2015.Pengembangan Soal Open Ended Pada Pembelajaran Matematika

  Untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa .Palembang:

  SNAPTIKA