PENDAHULUAN Tindak Tutur Ilokusi Pada Wacana Pojok Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 Diimplementasikan Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Sma/Smk Kelas X.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat
merupakan
pemakai
bahasa
untuk
berkomunikasi.
Berkomunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berkomunikasi secara lisan
dan berkomunikasi dengan bahasa tulis. Berkomunikasi dengan bahasa lisan yaitu
komunikasi yang dilakukan secara langsung antara penutur dan mitra tutur sehingga
mitra tutur mendengar sendiri apa yang disampaikan oleh penutur. Berkomunikasi
dengan bahasa tulis yaitu komunikasi yang dilakukan tidak secara langsung antara
penutur dan mitra tutur sehingga penutur bisa memanfaatkan media untuk
menyampaiakan informasi kepada mitra tutur salah satunya (media) wacana.
Tindak tutur ilokusi sering digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
tuturan kepada mitra tutur. Karena dengan tindak tutur ilokusi penutur dapat
menyampaikan tuturan yang menyatakan berjanji, minta maaf, mengancam,
meramalkan, memerintah, dan meminta. Pernyatan tersebut biasanya digunakan
dalam keseharian manusia untuk berkomunikasi. Pernyataan tersebut tidak harus
diwujudkan dalam bentuk lisan melainkan bisa diwujudkan dengan bentuk tulis agar
mitra tutur mengetahui apa yang kita tuliskan atau ungkapkan. Dalam menggunakan
tindak tutur ilokusi penutur tidak perlu menjelaskan maksud penutur bahwa ia ingin
meminta maaf atau yang lainnya pada mitra tutur. Tuturan yang dilontarkan maka
mitra tutur akan memahami maksud tuturan tersebut.
Penelitian ini menganalisis mengenai tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi
dalam komunikasi menarik untuk diperhatikan. Dalam kajian ilokusi dibahas sikap
dan ekspresi tindakan seseorang dalam berkomunikasi dengan kajian tertentu pada
penutur dan lawan tutur. Ilokusi yang dipakai oleh penutur dapat mempengaruhi
lawan tutur untuk melakukan tindakan positif atau negatif. Dengan tindak tutur
ilokusi, penutur dapat mengajak atau mempengaruhi lawan tutur sesuai dengan
keinginan yang diinginkan. Hal ini sering terjadi di masyarakat, banyak orang yang
terpengaruh oleh lawan tutur meskipun tidak berkomunikasi secara langsung,
melainkan berkomunikasi secara tidak langsung. Berkomunikasi tidak langsung
1
2
dapat dicontohkan membaca pengumuman atau informasi yang berada di media
masa, meskipun belum tentu kebenarannya.
Tuturan manusia dapat diekspresikan dengan media massa baik secara lisan
dan tulisan. Dalam media lisan yang menggunakan tindak tutur adalah penutur
(pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), media tulisan yang menggunakan
tuturan adalah penutur (penulis) dan mitra tuturnya (pembaca). Media massa yang
dapat dimanfaatkan untuk komunikasi lisan misalnya radio, televisi, dan telepon
genggam sedangkan media massa yang dapat dimanfaatkan untuk komunikasi tulis
misalnya tabloit, majalah, dan surat kabar. Media cetak yang dapat dimanfatkan oleh
penutur (penulis) untuk menyampaikan gagasan atau informasi kepada mitra tutur
(pembaca) agar informasi yang dituliskan dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan
dan maksud penulis sehingga menghasilkan respon dari pembaca.
Surat kabar memuat banyak rubrik sehingga banyak informasi yang
didapatkan dengan membacanya. Rubrik dalam surat kabar bisa dijadikan sebagai
bahan penelitian terutama mengenai kewacanaan. Tindak tutur tidak hadir dengan
sendirinya pastinya mempunyai maksud, tujuan, dan fungsi tertentu yang dapat
menimbulkan sebuah komunikasi. Komunikasi dengan bahasa membuat seseorang
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tuturan yang disampikan oleh
penutur untuk menyampaikan informasi, berita, membujuk, mempengaruhi, dan
mendapatkan respon dari mitra tutur. Dalam hal ini penutur harus mampu
meyakinkan mitra tuturnya atas informasi yang disampaikan.
Memahami makna yang disampaikan oleh penutur, maka perlu dilakukannya
analisis wacana. Penelitian ini mengambil salah satu wacana yang terdapat dalam
rubrik koran yaitu pojok. Pojok dalam surat kabar biasanya dikemas dengan bahasa
tidak formal sehingga mengandung maksud humor dan mengguanakan bahasa
sindiran untuk mengkritik suatu hal yang telah terjadi. Berdasarkan pengamatan
pojok berisi sindiran yang ditujukan untuk pemerintah. Wacana pojok ini diambil
dari salah satu surat kabar yaitu Kompas. Surat kabar Kompas merupakan salah satu
surat kabar nasional Indonesia sehingga rubrik surat kabar ini tidak mengacu ke satu
provinsi atau satu daerah saja melainkan semua informasi yang ada di Indonesia.
3
Wacana pojok mempunyai keterkaitan dengan materi ajar, yaitu teks anekdot
yang dipelajari oleh siswa SMA saat duduk di kelas X. Keterkaitan wacana pojok
dan teks anekdot yaitu mengandung humor, dituliskan dengan bahasa yang tidak
formal, dan mengandung unsur sindiran. Sindiran yang dituliskan
biasanya
ditujukan kepada pemerintah, karena wacana pojok dan teks anekdot berisikan
mengenai politik. Hasil penelitian ini akan diimplementasikan ke dalam pelajaran
Bahasa Indonesia terkhusus di SMA/SMK kelas X sebagai bahan ajar mengenai
materi teks anekdot.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan dua rumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana analisis tindak tutur ilokusi pada pojok Kompas edisi November
2015?
2. Bagaimana wujud implementasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK
kelas X?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas ada dua tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian yaitu:
1. Mendeskripsikan analisis tindak tutur ilokusi pada pojok Kompas edisi
November 2015.
2. Memaparkan wujud implementasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK
kelas X.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang berkaitan dengan pengembangan ilmu.
Penlitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis, yaitu :
a. Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan di bidang linguistik, khususnya
mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam wacana pojok.
4
b. Memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca surat kabar Kompas,
terkhusus yang membaca wacana pojok.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis untuk memperdalam pengetahuan penulis atau pembaca.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis, yaitu :
a. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai penggunaan bentuk tindak
tutur ilokusi.
b. Membantu pembaca untuk memahami fungsi tindak tutur ilokusi.
c. Menambah referensi penelitian mengenai tinda tutur ilokusi pada wacana pojok.
d. Menambah bahan ajar untuk materi teks anekdot di SMA/SMK kelas X.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat
merupakan
pemakai
bahasa
untuk
berkomunikasi.
Berkomunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berkomunikasi secara lisan
dan berkomunikasi dengan bahasa tulis. Berkomunikasi dengan bahasa lisan yaitu
komunikasi yang dilakukan secara langsung antara penutur dan mitra tutur sehingga
mitra tutur mendengar sendiri apa yang disampaikan oleh penutur. Berkomunikasi
dengan bahasa tulis yaitu komunikasi yang dilakukan tidak secara langsung antara
penutur dan mitra tutur sehingga penutur bisa memanfaatkan media untuk
menyampaiakan informasi kepada mitra tutur salah satunya (media) wacana.
Tindak tutur ilokusi sering digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
tuturan kepada mitra tutur. Karena dengan tindak tutur ilokusi penutur dapat
menyampaikan tuturan yang menyatakan berjanji, minta maaf, mengancam,
meramalkan, memerintah, dan meminta. Pernyatan tersebut biasanya digunakan
dalam keseharian manusia untuk berkomunikasi. Pernyataan tersebut tidak harus
diwujudkan dalam bentuk lisan melainkan bisa diwujudkan dengan bentuk tulis agar
mitra tutur mengetahui apa yang kita tuliskan atau ungkapkan. Dalam menggunakan
tindak tutur ilokusi penutur tidak perlu menjelaskan maksud penutur bahwa ia ingin
meminta maaf atau yang lainnya pada mitra tutur. Tuturan yang dilontarkan maka
mitra tutur akan memahami maksud tuturan tersebut.
Penelitian ini menganalisis mengenai tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi
dalam komunikasi menarik untuk diperhatikan. Dalam kajian ilokusi dibahas sikap
dan ekspresi tindakan seseorang dalam berkomunikasi dengan kajian tertentu pada
penutur dan lawan tutur. Ilokusi yang dipakai oleh penutur dapat mempengaruhi
lawan tutur untuk melakukan tindakan positif atau negatif. Dengan tindak tutur
ilokusi, penutur dapat mengajak atau mempengaruhi lawan tutur sesuai dengan
keinginan yang diinginkan. Hal ini sering terjadi di masyarakat, banyak orang yang
terpengaruh oleh lawan tutur meskipun tidak berkomunikasi secara langsung,
melainkan berkomunikasi secara tidak langsung. Berkomunikasi tidak langsung
1
2
dapat dicontohkan membaca pengumuman atau informasi yang berada di media
masa, meskipun belum tentu kebenarannya.
Tuturan manusia dapat diekspresikan dengan media massa baik secara lisan
dan tulisan. Dalam media lisan yang menggunakan tindak tutur adalah penutur
(pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), media tulisan yang menggunakan
tuturan adalah penutur (penulis) dan mitra tuturnya (pembaca). Media massa yang
dapat dimanfaatkan untuk komunikasi lisan misalnya radio, televisi, dan telepon
genggam sedangkan media massa yang dapat dimanfaatkan untuk komunikasi tulis
misalnya tabloit, majalah, dan surat kabar. Media cetak yang dapat dimanfatkan oleh
penutur (penulis) untuk menyampaikan gagasan atau informasi kepada mitra tutur
(pembaca) agar informasi yang dituliskan dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan
dan maksud penulis sehingga menghasilkan respon dari pembaca.
Surat kabar memuat banyak rubrik sehingga banyak informasi yang
didapatkan dengan membacanya. Rubrik dalam surat kabar bisa dijadikan sebagai
bahan penelitian terutama mengenai kewacanaan. Tindak tutur tidak hadir dengan
sendirinya pastinya mempunyai maksud, tujuan, dan fungsi tertentu yang dapat
menimbulkan sebuah komunikasi. Komunikasi dengan bahasa membuat seseorang
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tuturan yang disampikan oleh
penutur untuk menyampaikan informasi, berita, membujuk, mempengaruhi, dan
mendapatkan respon dari mitra tutur. Dalam hal ini penutur harus mampu
meyakinkan mitra tuturnya atas informasi yang disampaikan.
Memahami makna yang disampaikan oleh penutur, maka perlu dilakukannya
analisis wacana. Penelitian ini mengambil salah satu wacana yang terdapat dalam
rubrik koran yaitu pojok. Pojok dalam surat kabar biasanya dikemas dengan bahasa
tidak formal sehingga mengandung maksud humor dan mengguanakan bahasa
sindiran untuk mengkritik suatu hal yang telah terjadi. Berdasarkan pengamatan
pojok berisi sindiran yang ditujukan untuk pemerintah. Wacana pojok ini diambil
dari salah satu surat kabar yaitu Kompas. Surat kabar Kompas merupakan salah satu
surat kabar nasional Indonesia sehingga rubrik surat kabar ini tidak mengacu ke satu
provinsi atau satu daerah saja melainkan semua informasi yang ada di Indonesia.
3
Wacana pojok mempunyai keterkaitan dengan materi ajar, yaitu teks anekdot
yang dipelajari oleh siswa SMA saat duduk di kelas X. Keterkaitan wacana pojok
dan teks anekdot yaitu mengandung humor, dituliskan dengan bahasa yang tidak
formal, dan mengandung unsur sindiran. Sindiran yang dituliskan
biasanya
ditujukan kepada pemerintah, karena wacana pojok dan teks anekdot berisikan
mengenai politik. Hasil penelitian ini akan diimplementasikan ke dalam pelajaran
Bahasa Indonesia terkhusus di SMA/SMK kelas X sebagai bahan ajar mengenai
materi teks anekdot.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan dua rumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana analisis tindak tutur ilokusi pada pojok Kompas edisi November
2015?
2. Bagaimana wujud implementasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK
kelas X?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas ada dua tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian yaitu:
1. Mendeskripsikan analisis tindak tutur ilokusi pada pojok Kompas edisi
November 2015.
2. Memaparkan wujud implementasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK
kelas X.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang berkaitan dengan pengembangan ilmu.
Penlitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis, yaitu :
a. Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan di bidang linguistik, khususnya
mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam wacana pojok.
4
b. Memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca surat kabar Kompas,
terkhusus yang membaca wacana pojok.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis untuk memperdalam pengetahuan penulis atau pembaca.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis, yaitu :
a. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai penggunaan bentuk tindak
tutur ilokusi.
b. Membantu pembaca untuk memahami fungsi tindak tutur ilokusi.
c. Menambah referensi penelitian mengenai tinda tutur ilokusi pada wacana pojok.
d. Menambah bahan ajar untuk materi teks anekdot di SMA/SMK kelas X.