IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS CARTOON ART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon Art Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Tahun Ajaran 2014/20

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS CARTOON ART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS 3 SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

FATIKHAH ABDULLAH A 510110053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl.A. Yani Tromol Pos 1-Pabelan, KartasuraTelp (0271) 717417 fax : 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:

Nama : Dra. Risminawati, M.Pd.

NIP/NIK : 19540317198203 2 002

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Fatikhah Abdullah

NIM : A510110053

Program Studi : PGSD

Judul Skripsi : "Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon

Art terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 SD Aisyiyah

Unggulan Gemolong Tahun Ajaran 20014/2015”.

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 24 Januari 2015 Pembimbing

Dra. Risminawati, M.Pd NIP/NIK:19540317198203 2 002


(3)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS CARTOON ART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS 3 SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG TAHUN 2014/2015

Fatikhah Abdullah, A510110053, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art terhadap hasil belajar IPS siswa

kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong, (2)model pembelajaran yang memiliki

pengaruh lebih besar antara model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art

dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 3

SD Aisyiyah Unggulan Gemolong. Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD SD Aisyiyah

Unggulan Gemolong yang terdiri dari 3 rombel sebanyak 90 siswa, kemudian diambil sampel sebanyak 60 siswa dengan menggunakan 2 kelas, yaitu kelas 3 A sebagai kelas kontrol dan kelas 3 B sebagai kelas eksperimen. Pada kelas

eksperimen diterapkan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art,

sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji keseimbangan dengan uji F dan uji normalitas dengan metode Kolmogrov Smirnov. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung > t tabel (2,55 > 2,048),dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art berpengaruh terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Dan dari rata-rata nilai post-test kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar

IPS melalui model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art memiliki

pengaruh lebih besar daripada melalui model pembelajaran konvensional, yakni

9,14>8,40.


(4)

A. Pendahuluan

Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan. Surtikanti dan Joko Santoso

(2008: 3) “menjelaskan bahwa guru ditempatkan sebagai manajer dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga guru memegang peranan yang penting”.

Siswa sekolah dasar merupakan individu yang masih dalam usia pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu anak pada usia sekolah dasar ini juga memiliki kecenderungan untuk menyukai dan meniru para tokoh yang di idolakannya. Sebagian besar anak pada usia ini lebih menyukai tokoh-tokoh fiksi yang terdapat pada acara televisi dari pada orang yang nyata disekitarnya.

Kartun merupakan salah satu acara televisi yang terdapat di semua stasiun televisi. Sebagian besar anak pada usia sekolah dasar mengidolakan tokoh dalam film kartun dari pada film yang lainya. Film kartun yang sekarang ini sedang populer dan banyak disukai anak sekolah dasar adalah film Marsha and The Bear, Spongboob, Naruto, Dragon Ball dan lain sebagainya. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Media gambar dapat disajikan dalam bentuk kartun. Kartun merupakan sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan. Kartun dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk memotivasi siswa dan memberikan ilustrasi secara komunikatif.

Pembelajaran yang terkesan membosankan dan menyebalkan akan disajikan lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran dibuat agar berkesan dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang dimaksud adalah memodifikasi media, strategi, dan model pembelajaran dengan tokoh-tokoh kartun yang disukai oleh anak-anak. Dengan harapan anak akan menyukai pelajaran-pelajaran yang dirasa sulit karena mereka serasa belajar


(5)

dan bermain dengan kartun yang mereka idolakan. Itulah beberapa alasan yang menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon Art

Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 Di SD Aisyiyah Unggulan

Gemolong Tahun Ajaran 2014/2015”. B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipastikan memiliki kemampuan awal yang sama. Masing-masing kelas pada tahap akhir diberi tes untuk mengukur hasil belajar setelah mendapat perlakuan/treatment. Data hasil belajar dianalisis menggunakan analisis data statistik. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD Aisyiyah Unggulan Gemolong sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terletak di Desa Gandurejo RT 05 B, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2005:49)

“populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini,

populasinya adalah semua siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun

ajaran 2014/2015 sebanyak 90.

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 131) “sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti”. Pada penelitian ini, sampel yang diambil yaitu kelas 3 A dan kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran

2014/2015 sebanyak 60 siswa. “Sampling penelitian merupakan teknik

pengambilan sampel “(Sugiyono, 2005: 52). Sedangkan menurut (Sutama

2010:108) sampling adalah “proses penyeleksian atau penjaringan sejumlah

individu dari suatu populasi, yang dilakukan dengan suatu cara tertentu

hingga mampu mewakili kelompok yang lebih besar besar tersebut”.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik


(6)

(Sugiyono, 2005 : 53-54). Hal tersebut dilakukan karena adanya pertimbangan karakteristik populasi, sehingga sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas kelas 3 A dan 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.

“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2010: 161). Penelitian ini

menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.

“Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2013:

61). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art. “Variabel terikat yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”

(Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk mendapatkan bahan keterangan dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi metode observasi, metode dokumentasi dan metode tes. Menurut Riduwan (2013: 30), “tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut pendapat Samino dan Marsudi (2012:105), yang dimaksud dokumentasi adalah dalam mengumpulkan keterangan/ informasi melalui laporan-laporan yang telah

tertulis. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274), “metode

dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

dokumentasi guna memperoleh data-data tentang profil sekolah, nama-nama siswa kelas 3, daftar nilai mid IPS siswa kelas 3. Menurut Arifin (2011:153)


(7)

logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu”. Pada penelitian ini metode observasi digunakan ketika

pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Peneliti mengamati tindak belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art.

Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen yang disusun dalam bentuk tes hasil belajar yang dijawab oleh subjek penelitian secara tertulis. Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda (mutiple choice test). Tes diberikan kepada siswa kelas 3 A dan 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Tes ini dilakukan untuk mengetahui perolehan hasil belajar siswa dan juga untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang signifikan setelah mendapatkan perlakuan. Untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas maka soal tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan atau try out pada kelas yang lain yang memiliki jenjang pendidikan yang sama. Try out ini diberikan kepada siswa kelas 3 C SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji hipotesis. Apabila berdasarkan teknik uji prasyarat analisis sebaran data dinyatakan normal maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t independen. Uji t independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data yang independen.

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian 1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art di kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong, dilihat adanya pengaruh yang lebih besar daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Dapat dilihat hasil penelitian ditabel sebagai berikut:


(8)

Tabel 4.9 Hasil Pengelompokan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 A SD Aisyiyah Unggulan Gemolong ( Kelas Kontrol)

Interval Xi

Fi (Frekuensi) Fk (Kumulatif) Frekuensi Relatif

5-6 5,5 3 3 10%

7-8 7,5 17 20 56,67%

9-10 9,5 10 30 33,33%

Jumlah 30 100%

Tabel 4.10 Hasil Pengelompokan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong ( Kelas Eksperimen)

Interval Xi

Fi (Frekuensi)

Fk

(Kumulatif) Frekuensi Relatif

5-6 5,5 1 1 3,33%

7-8 7,5 9 10 30%

9-10 9,5 20 30 66,67%

Jumlah 30 100%

Tabel 4.11 Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 A ( Kelas Kontrol) dan 3 B (Kelas Eksperimen) SD Aisyiyah Unggulan Gemolong

Kelas N Model

Pembelajaran Rata-Rata thitung t0,025;28

Kontrol 30 Konvensional 8,40

2,55 2,048

Eksperimen 30

Kontekstual berbasis Cartoon

Art

9,14

Dari beberapa tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kontekstual memiliki interval nilai terendah lebih banyak daripada kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art

dan frekuensi siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kontekstual memiliki interval nilai tertinggi lebih sedikit daripada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kontekstual berbasis cartoon art. Sehingga dapat disimpulkan pada tabel

terakhir bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual berbasis


(9)

pembejalaran konvensional, terbukti rata-rata kelas eksperimen lebih besar, yakni 9,14>8,40.

2. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

model pembelajaran kontektual berbasis cartoon art terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Untuk model pembelajaran dengan konvensional diterapkan pada siswa kelas 3 A SD Aisyiyah Unggulan Gemolong sebagai kelas

kontrol, sedangkan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art

dieksperimentasikan pada kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong. Dari penelitian ini juga dapat diketahui model pembelajaran mana yang lebih efektif untuk siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong khususnya pada mata pelajaran IPS.

Hasil analisis data dengan uji t menunjukkan adanya perbedaan

model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,55 > 2,048. Hal ini berarti

terdapat pengaruh hasil belajar IPS melalui model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art. Dari rata-rata nilai post-test kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kontekstual berbasis

cartoon art memiliki pengaruh lebih besar daripada melalui model pembelajarankonvensional, yakni 9,14>8,40.

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong masih perlu dioptimalkan, agar kondisi lingkungan belajar siswa lebih efektif dan efisien. Mubiar Agustin (2011) menyatakan bahwa model pembelajaran konvensional masih diminati oleh banyak guru di Indonesia. Materi IPS yang sangat luas dan terlalu

banyak “hafalan” menjadi penyebab utama mengapa guru harus


(10)

buku yang sudah mengajak guru untuk beralih ke model pembelajaran dengan strategi berbasis active learning/cooperative learning. Salah satu buku tersebut telah ditulis oleh Munif Chatib (2013).

Media gambar merupakan media yang tepat digunakan dalam pembelajaran karena gambar dapat merepresentasikan suatu keadaan sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. Menurut Azhar Arsyad (2009: 113) kegunaan gambar kartun adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin diberikan kepada siswa. Gambar dapat divariasikan misalnya dipadukan dengan kartun.

Keputusan ini sesuai dengan Nur Agnes Zahara (2011) dengan penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Melalui Media Gambar Kartun Berseri Siswa Kelas V SDN Pacewetan II Kabupaten Nganjuk. Menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar kartun berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi berbahasa Jawa siswa. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 42,11% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 67 (berkualifikasi “cukup”) dan pada siklus II prosentase meningkatan menjadi 76,19% dengan nilai

rata-rata 73 (berkualifikasi “baik”). Perbedaan nilai dari kelas tersebut juga

dapat dilihat dari adanya pengaruh dan perolehan skor rata-rata post test kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art lebih tinggi dari pada skor rata-rata kelas kontrol yaitu 9,14 > 8,40.

Senada dengan Fatkah (2010), dalam penelitiannya yang berjudul

“Pemanfaatan Media Pembelajaran Kartun dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Sumberejo

Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan” dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan media pembelajaran kartun dapat meningkatkan

kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SDN Sumberejo Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Di samping itu, pemanfaatan


(11)

media pembelajaran kartun juga dapat meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Siswa lebih aktif memperhatikan, terbukti dari nilai 2,81 pada siklus I menjadi menjadi 2,85 pada siklus II, ketertarikan terhadap media pembelajaran cukup besar dari 3,85 menjadi 3,93. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kartun yang dalam hal ini dengan

model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art berpengaruh

terhadap hasil belajar IPS siswa. Selain itu nilai rata-rata siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon

art lebih besar dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional. Dapat dilihat bahwa thitung > ttabel sehingga H0 ditolak. Hal

ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art dan rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol, yaitu 9,14 > 8,40. Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual

berbasis cartoon art juga memiliki pengaruh lebih besar dalam

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan

Gemolong.

Daftar Pustaka

Samino, dan Saring Marsudi. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta:

Fairuz.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu Observasi, Checklist, Kuesioner & Sosiometri. Semarang: CV. Widya Karya.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sutama.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Fairuz Media

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Agus, Suprijono. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar.


(1)

(Sugiyono, 2005 : 53-54). Hal tersebut dilakukan karena adanya pertimbangan karakteristik populasi, sehingga sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas kelas 3 A dan 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.

“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2010: 161). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. “Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2013: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art. “Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk mendapatkan bahan keterangan dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi metode observasi, metode dokumentasi dan metode tes. Menurut Riduwan (2013: 30), “tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut pendapat Samino dan Marsudi (2012:105), yang dimaksud dokumentasi adalah dalam mengumpulkan keterangan/ informasi melalui laporan-laporan yang telah tertulis. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274), “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumentasi guna memperoleh data-data tentang profil sekolah, nama-nama siswa kelas 3, daftar nilai mid IPS siswa kelas 3. Menurut Arifin (2011:153) “observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,


(2)

logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”. Pada penelitian ini metode observasi digunakan ketika pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Peneliti mengamati tindak belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art.

Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen yang disusun dalam bentuk tes hasil belajar yang dijawab oleh subjek penelitian secara tertulis. Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda (mutiple choice test). Tes diberikan kepada siswa kelas 3 A dan 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Tes ini dilakukan untuk mengetahui perolehan hasil belajar siswa dan juga untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang signifikan setelah mendapatkan perlakuan. Untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas maka soal tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan atau try out pada kelas yang lain yang memiliki jenjang pendidikan yang sama. Try out ini diberikan kepada siswa kelas 3 C SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji hipotesis. Apabila berdasarkan teknik uji prasyarat analisis sebaran data dinyatakan normal maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t independen. Uji t independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data yang independen.

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian

1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art di kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong, dilihat adanya pengaruh yang lebih besar daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Dapat dilihat hasil penelitian ditabel sebagai berikut:


(3)

Tabel 4.9 Hasil Pengelompokan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 A SD Aisyiyah Unggulan Gemolong ( Kelas Kontrol)

Interval Xi

Fi (Frekuensi)

Fk (Kumulatif)

Frekuensi Relatif

5-6 5,5 3 3 10%

7-8 7,5 17 20 56,67%

9-10 9,5 10 30 33,33%

Jumlah 30 100%

Tabel 4.10 Hasil Pengelompokan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3

B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong ( Kelas Eksperimen)

Interval Xi

Fi (Frekuensi)

Fk

(Kumulatif) Frekuensi Relatif

5-6 5,5 1 1 3,33%

7-8 7,5 9 10 30%

9-10 9,5 20 30 66,67%

Jumlah 30 100%

Tabel 4.11 Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 A ( Kelas Kontrol) dan 3 B

(Kelas Eksperimen) SD Aisyiyah Unggulan Gemolong

Kelas N Model

Pembelajaran Rata-Rata thitung t0,025;28

Kontrol 30 Konvensional 8,40

2,55 2,048 Eksperimen 30

Kontekstual berbasis Cartoon

Art

9,14

Dari beberapa tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kontekstual memiliki interval nilai terendah lebih banyak daripada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art dan frekuensi siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kontekstual memiliki interval nilai tertinggi lebih sedikit daripada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art. Sehingga dapat disimpulkan pada tabel terakhir bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art memiliki pengaruh yang lebih besar daripada model


(4)

pembejalaran konvensional, terbukti rata-rata kelas eksperimen lebih besar, yakni 9,14>8,40.

2. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan model pembelajaran kontektual berbasis cartoon art terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Untuk model pembelajaran dengan konvensional diterapkan pada siswa kelas 3 A SD Aisyiyah Unggulan Gemolong sebagai kelas kontrol, sedangkan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art dieksperimentasikan pada kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong. Dari penelitian ini juga dapat diketahui model pembelajaran mana yang lebih efektif untuk siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong khususnya pada mata pelajaran IPS.

Hasil analisis data dengan uji t menunjukkan adanya perbedaan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,55 > 2,048. Hal ini berarti terdapat pengaruh hasil belajar IPS melalui model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art. Dari rata-rata nilai post-test kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art memiliki pengaruh lebih besar daripada melalui model pembelajarankonvensional, yakni 9,14>8,40.

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong masih perlu dioptimalkan, agar kondisi lingkungan belajar siswa lebih efektif dan efisien. Mubiar Agustin (2011) menyatakan bahwa model pembelajaran konvensional masih diminati oleh banyak guru di Indonesia. Materi IPS yang sangat luas dan terlalu banyak “hafalan” menjadi penyebab utama mengapa guru harus menggunakan model pembelajaran konvensional. Di sisi lain banyak


(5)

buku yang sudah mengajak guru untuk beralih ke model pembelajaran dengan strategi berbasis active learning/cooperative learning. Salah satu buku tersebut telah ditulis oleh Munif Chatib (2013).

Media gambar merupakan media yang tepat digunakan dalam pembelajaran karena gambar dapat merepresentasikan suatu keadaan sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. Menurut Azhar Arsyad (2009: 113) kegunaan gambar kartun adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin diberikan kepada siswa. Gambar dapat divariasikan misalnya dipadukan dengan kartun.

Keputusan ini sesuai dengan Nur Agnes Zahara (2011) dengan penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Melalui Media Gambar Kartun Berseri Siswa Kelas V SDN Pacewetan II Kabupaten Nganjuk. Menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar kartun berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi berbahasa Jawa siswa. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 42,11% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 67 (berkualifikasi “cukup”) dan pada siklus II prosentase meningkatan menjadi 76,19% dengan nilai rata-rata 73 (berkualifikasi “baik”). Perbedaan nilai dari kelas tersebut juga dapat dilihat dari adanya pengaruh dan perolehan skor rata-rata post test kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art lebih tinggi dari pada skor rata-rata kelas kontrol yaitu 9,14 > 8,40.

Senada dengan Fatkah (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan Media Pembelajaran Kartun dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Sumberejo Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan” dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran kartun dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SDN Sumberejo Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Di samping itu, pemanfaatan


(6)

media pembelajaran kartun juga dapat meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Siswa lebih aktif memperhatikan, terbukti dari nilai 2,81 pada siklus I menjadi menjadi 2,85 pada siklus II, ketertarikan terhadap media pembelajaran cukup besar dari 3,85 menjadi 3,93. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kartun yang dalam hal ini dengan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. Selain itu nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art lebih besar dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Dapat dilihat bahwa thitung > ttabel sehingga H0 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art dan rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol, yaitu 9,14 > 8,40. Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art juga memiliki pengaruh lebih besar dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong.

Daftar Pustaka

Samino, dan Saring Marsudi. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu Observasi, Checklist, Kuesioner & Sosiometri. Semarang: CV. Widya Karya.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sutama.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Fairuz Media

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Agus, Suprijono. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar. Ismawati, Esti. 2012. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:Ombak


Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Role Playing Pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN Ajung 03 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 4 5

Implementasi Model Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajaran (EKOP) dalam Pembelajaran IPS Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2011/2012.

0 4 18

Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 8 Di SMP Negeri 37 Jakarta

4 16 196

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tritunggal Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 17

Pengaruh Model Pembelajaran Joyfull Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Terpadu Kelas IX Di SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kab. Pesawaran Tahun Ajaran 2013 – 2014.

4 46 97

170 Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Model Pembelajaran Make A-Match pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 2 Samarinda

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

0 0 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8