Potensi Kecerdasan dan Perkembangan Kemandirian.
B,//
Potensi Kecerdasan dan Perkembangan Kemandirian
Dr. Hj. Ilendriati Agustiani, M.Si.
Fakultas Psikologi Universitas Padj adjaran
Bandung, Novembet 2004
Ketua Bagian Psikologi Perkembangan
Drs. Peter R. NelwanMA
NfP. 130934831
Terdaftar di PerPustakaan
Falultas Psikologi Universitas Padj adj aran
/t.
t1
i
;.
.;,
*
_'--'^'i"_'
,l
TELAH DICATAT/DIDOKUMENTASIKA}I PADA
PERPUSTAKAA}I FAKI.JLTAS PSIKOLOGI
UNTVER.SITAS PADJADJARA}I
Kepala PerPustakaan
Dr.Raihddgthilla, MT
NlP.l 9632021 98803 2003
Telah diperiksa oleh :
Gurtr BesarlDosen Senior
\
Prof. Dr. Hi Kusdwiratrl SetYono
NIP. 130188424
Siregar, M.Pd
8.197903.2 001
7
{,a
Porerusr KecenoASAN Dnru PenremBANGAN KerunruorRiAN
Masalah mengenai pembinaan keluarga khususnya dalam rangka
mewujudkan perkembangan anak dalam suatu lingkungan yang marnpu
menunjang berkembangnya potensifisik, mental dan sosial yang menyeluruh selalu
menjadi bagian dari berbagai pihak. Upaya untuk mewujudkan hal ini tentu saja
bertumpu, utamanya, pada peran orang tua dalam mendampingi dan mendukung
anak untuk berkembang secara optimai, Mengingat perar,l orang tua terutama ibu
yang cukup dominan, maka pemuasan kebutuhan anak tentunya akan paling
banyak terjadi di rumah. Orang yang menjadi fokus perhatian dan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan anak adalah ibu. Dengan ada bersama anak- bermain,
mengobrol- ibu mempunyai banyak kesempatan untuk melatih dan mengajarkan
berbagai kemampuan yang diperlukan anak dalam menghadapi masa depannya.
Keberadaan orang tua bersama anaknya didasarkan pada kesiapan orang
tua untuk menggunakan akal sehatnya (berpikir secara objektifl dan berakar pada
perasaan terdalam kita, yaitu kasih sayang dan empati terhadap anak-anak kita.
Pada dasarnya setiap orang tua dapat menjadi pendampi4g dan pendukung bagi
anak, nemun tentunya ada hambatan yang sering tidak disadari yaitu keterampilan
dari orang tua untuk menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Salah satu
langkah awal yang bisa kita lakukan adalah dengan adanya kesediaan untuk
melakukan introspeksi diri.
Sebagaiorang tua kita tidak mengetahui secara pasti apakah yang dipelajari
oleh anak-anak kita hari ini akan menjadi kebutuhan untuk hari esok. Namun yang
kita ketahui adalah anak-anak akan membutuhkan keterampilan dan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah baru dengan cara yang baru pula. Anak-anak
membutuhkan keterampllan untuk berpikir, kemampuan untuk memecahkan
masalah, kebutuhan untuk mempunyai kehendak dan dorongan untuk belajar.
Belajar semasa kecil berarti menerapkan pengetahuan bagi kebutuhan otak
anak selama tahun-tahun pertama dari hidupnya, sehingga perkembangan
mentalnya akan sesuai dengan kemampuannya dan anak akan lebih cerdas dan
lebih bergairah. Kecerdasan merupakan ekspresi dari kemampuan individu untuk
memahami ide-ide kompleks, untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan
lingkungan
Kecerdasan merupakan ekspresi dari kemampuan individu untuk
memahami ide-ide kompleks, untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan
lingkungan, unr.uk belajar dari pengalaman, terlibat dalam berbagai bentuk
pelajaran, dan untuk mengatasi hambatan meialui pikiran.
lntelegensi (kecerdasan), sering disebut sebagai
:
kemampuan umum,
potensi, bakat, kompelensi.
'
HdEq :
.
situasi yang rumit => individual differences
Pertimbangan, pemahaman dan penalaran, menyusun konsep dan
berulangkali dapat memilih tindakan yarlg efektif dalam
memahami maknanya merupakan komponen dari intelegensi.
'
lQ merupakan refleksi prestasi pendidikan'sebelumnya r> prediktor
kinerja pendidikan berikutnya.
Manusia tidak hanya beradaptasi terhadap lingkungan tapi juga manusia
memitih lingkungan dan kadang-kadang membentuk lingkungan.
Mengapa anak bisa dididik menjadi cerdas ?
1. Anak tidak memiliki taraf kecerdasan yang sudah terberttuk dan tidak juga
memiliki tempo perkembangan yang tidak bisa diubah. Lingkungan dapat
meningkatkan dalam menurunkan taraf kecerdasan anak terutama pada masamasa awal kehidupan.
2. Rangsangan di masa kecil bisa mengubah ukuran-ukuran fungsi kimiawi pada
otak.
'
3. Faktor keturunan menentukan batas tertinggi bagi kecerdasan anak, tetapi batas
ini demikian tinggi sehingga diyakini bahwa tidak seorang manusia pun yang
pernah mencapainya.
$
pembawaan yang diturunkan rnemang meletakkan dasar bagi kecerdasan
anak, akan tetapi lingkungan anaklah yang menentukan sejauh mana
pembawaan ini akan berkembang.
4. Jadi rangsangan yang diberikan pada tahun,tahun pertama kehidupan anak
akan memberikan hasil paling besar dalam meningkatkan kecerdasan.
Perubahan-perubahan dalam kemampuan mental paling besar terjadi-pada saat
otak mengalami pertumbuhan yang paling pesat, yaitu di awal-awal kehiduoan.
5, Pada usia 4 (empat) tahun anak teiah mencapai setengah dari kemampuan
kecerdasannya dan usia 8 (delapan) tahun mencapai 80%. Setelah umur (itu)
tanpa melihat bentuk pendidikan dan lingkungan yang diperoleh, kecerdasan
hanya dapat diubah sebanyak 20%.
6. Lebih banyak rangsangan sensorik yang merangsang otak, lebih besar
pula
kemampuan otak yang berfungsi secara cerdas.
7. Ada suatu batas waktu dimana sel-9el otak tidak dapat digiatkan lagi dengan
mudah, setelah masa peka inilewat, akan
sulit.
r'
8. Setiap anak memiliki dorongan untuk eksplorasi (menyelidiki), untuk memeriksa,
untuk meneoba, untuk mencari hal-hal baru, untuk bolajar dengan menggunakan
alat inderanya, untuk memqaskan rasa ingin tahunya yang sangat besar,
9. Setiap anak mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu dan belajar
melakukan sesuatu, ia mencoba mengulangi, meneliti dan berusaha untuk
menguasai lingkungan.
l0.Semakin banyak yang dilihat dan didengar oleh anak semakin banyak pula yang
ingin diketahuinya.
Kecerdasan emosional (EQ = emotional quotient) dapat diartikan sebagai
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan
dan emosi, baik pada diri sendiri maupun pada or4ng lain, mengelomPqkkan
semuanya dan menggunakan informasiini untuk membimbing pikiran dan tindakan.
perbedaan yang paling penting antara lQ dan EQ adalah, EQ tidak begitu
dipengaruhi oleh faktor keturunan, sehingga membuka kesempatan bagi orang tua
untuk ikut berperan dalam mengembqngkan kecerdasan emosional anaknya'
Sepertijuga dalam berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak lainnya,
orang tua memegang peran' penting dalam mengembangkan kecerdasan
emosional anaknya.
Ltrrrn
Wlnvnn Uraun KeceRotsAN
:1.
EMosroNAL
Mengenali Emosl Diri
Mengenaii emosi diri berarti memiliki kesadaran diri, mengenali perasaan
sewaktu perasaan itu
terjadi.
,r
2. Mengelola Emosi
Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan
pas
adalah
kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.
3. Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah yang sangat
penting dalam kaitan untuk memberi perhatiah, memotivasi diri dan
berkreasi.
4. Mengenali EmosiOrang Lain
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran emosional,
merupakan "keterampilan bergaul"
5. Membina Hubungan
Seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi
orang lain. lni merupakan keterampilan yang menunjang popula'ritas,
kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi.
Umumnya orang tua telah berbuat banyak bagi anaknya. Namun sebagai
orang dewasa yang juga memiliki kesibukan, kita sering melupakan sebetulnya
seberapa banyak anakanak kita membutuhkan orang tuanya. Sering
mendengar ungkapan
:
" Saya terlalu sibuk " atau
"
Anak saya tidak mau melakukan kegiatan apapun dengan saya
u
kita
Yang pelu kita renungkan bersama adalah jika anak-anak kita membutuhkan orang
tuanya seperti yang mereka butuhkan , maka dalam kurun waktu yang seperti apa
anak-anak membutuhkan kebersamaan orangtuanya ?
Untuk mengetahui hal tersebut
mengatakan pada anak bahwa
.
r
o
kita sebagai orang tua perlu untuk
:
Kita perduliterhadap anak
Kita membutuhkan waktu khusus untuk berada bersama anak
Kita mau mendengarkan mengenai apa yang ada dipikiran anak dan apa
perasaan-perasaan
o
c
,
anak
,.
Keberadaan anak penting bagi kita
Keberadaan anak kita butuhkan
Tentunya perlu diperhatikan oleh orang tua bahwa anak juga membutuhkan
waktu untuk relax dan butuh untuk
"sendiril'.
,.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya mewujudkan berkembangnya potensi anak
r
:
Kepercayaan Diri : Perasaan mampu melakukan
Berbagai pengalaman dengan anak , dimulai dengan pengalaman
kita sebagai orang tua (pada waktu kecil, waktu menghadapi
kesulitan, dsb). Kemudian berusaha untuk mendorong anak
menceritakan pengalamannya jika anak sudah siap.
r
Motivasi:. Keinginan untuk melakukan
Bantu anak untuk mengerhbangkan minatnya terhadap sesuatu hal.
Jika anak menunjukkan minat dan memiliki informasi tentang'hal-hal
yang berkaitan dengan minatnya tersebut. Jika anak mulai terlibat
maka ia akan lermotivasi.
.
Upaya : Kemampuan untuk bekerja keras.
Berbagai informasi dengan anak, jangan membuat anak takut tetapi
menumbuhkan kesaddran pada anak bahwa kita akan saling
membantu.
r
tnisiatit: Melakukan tindakan
yang ia lakukan'
Bantu anak untuk mengungkap ide sehari-hari
Libatkan anak untuk mengemukakan ide dalam sehari-hari'
.
Kegigil'tan Menyelesaikan apa yang dimulai
"reward" jika
Mulaitah dengan apa yang ingin anak lakukan . Berikan
anak mampu menyelesaikan tugas atau keinginannya'
o
Perhatian: fvlenunjuk\an kepedulian kepada orang lain
Gugah perasaan anakdengan pertanyaan :
1. Pernakah kita berlaku baik pada orang lain, mengapa?
2, $iapakah yang pernah berlaku baik pada kita' mengapa?
Keria Tim : Beke ria sama dengan orang lain
.
TanYakan kePada anaktentang
:
1'Kapankitamenyukaiuntukbekerjabersamaoranglain,
rnengapa?
sama
2. Pekerjaan di rumah sepertiapa yang menlbutuhkan kerja
dengan anggota keluarga? MengaPa?
r
Common Sense : Menggunakan pertimbangan yang baik
TanYakan Pada anak tentang
:
1'Siapayangmengadakanpadakita,apayangharuskitabeli?
2. Jika kita mendengar suatu produk iklan di TV, apakah alasannya
selalu benar?
3. APa Yang kamu lakukan?
4. Apa yang kamu lakukan pada diri kamu sendiri?
c
Pemecahan masatah'. Mengerahkan pengetahuan dan kemampuan
ke dalam tindakan
Anak butuh mendengar dan belajar sebelum
melakukan
percobaan/tindakan. Terdapat banyak sekali informasi di seketiling
kita. TanYakan Pada anak
:
1, Bagaimana caranya untuk mendapatkan sesuatu?
2'Pesanapayangdidapatdarisuatuinformasiyangiadapatkan?
,|?
3. Berbagiidekah dia dengan orang lain?
4. Pernakah melihat sisi positif dan sisi negatif dari suatu persoalan?
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam mewujudkan
berkembEngnya potensi anak
:
. Bisa menerirna umpan balik? (pelaziman sejak kecil)
r Disiplin diri? (makan sambiljalan)
c Olah pikir? (disuapi)
r Memiliki kepuasan internal(Kurang menghargai karya sendiri?
r Tujuan jangka panjang (tergantung ganjaran luar yang sifatnya material)
r Pr:oaktif? (kurang kesediaan memikultanggung jawab)
o
Dapat mengurus diri sendiri? (tidak dibiasakan sejak kecil)
r
.
.
Matang (mandiri)? (tergantung pada kelakukan lingkungan)
Kreatif? (dimatikan sejak
kecil)
,.
Bertingkah laku prososial? (kurang berani mengambilresiko berbeda)
Dengan mengacu pada kendala-kendala yang dihadapi, maka tentunya bagi
kitd sebagqi orang tua yang memberikan pendidikan dan pembinaan pada anak
kian menantang.
SUMBER
The Heart of Parenting; Goftman John, Ph.D. & De Claire. 1997
Mega Ski//s; Rich Dorothy, Houghton Miffin CQmpany, N.Y. 1992
Potensi Kecerdasan dan Perkembangan Kemandirian
Dr. Hj. Ilendriati Agustiani, M.Si.
Fakultas Psikologi Universitas Padj adjaran
Bandung, Novembet 2004
Ketua Bagian Psikologi Perkembangan
Drs. Peter R. NelwanMA
NfP. 130934831
Terdaftar di PerPustakaan
Falultas Psikologi Universitas Padj adj aran
/t.
t1
i
;.
.;,
*
_'--'^'i"_'
,l
TELAH DICATAT/DIDOKUMENTASIKA}I PADA
PERPUSTAKAA}I FAKI.JLTAS PSIKOLOGI
UNTVER.SITAS PADJADJARA}I
Kepala PerPustakaan
Dr.Raihddgthilla, MT
NlP.l 9632021 98803 2003
Telah diperiksa oleh :
Gurtr BesarlDosen Senior
\
Prof. Dr. Hi Kusdwiratrl SetYono
NIP. 130188424
Siregar, M.Pd
8.197903.2 001
7
{,a
Porerusr KecenoASAN Dnru PenremBANGAN KerunruorRiAN
Masalah mengenai pembinaan keluarga khususnya dalam rangka
mewujudkan perkembangan anak dalam suatu lingkungan yang marnpu
menunjang berkembangnya potensifisik, mental dan sosial yang menyeluruh selalu
menjadi bagian dari berbagai pihak. Upaya untuk mewujudkan hal ini tentu saja
bertumpu, utamanya, pada peran orang tua dalam mendampingi dan mendukung
anak untuk berkembang secara optimai, Mengingat perar,l orang tua terutama ibu
yang cukup dominan, maka pemuasan kebutuhan anak tentunya akan paling
banyak terjadi di rumah. Orang yang menjadi fokus perhatian dan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan anak adalah ibu. Dengan ada bersama anak- bermain,
mengobrol- ibu mempunyai banyak kesempatan untuk melatih dan mengajarkan
berbagai kemampuan yang diperlukan anak dalam menghadapi masa depannya.
Keberadaan orang tua bersama anaknya didasarkan pada kesiapan orang
tua untuk menggunakan akal sehatnya (berpikir secara objektifl dan berakar pada
perasaan terdalam kita, yaitu kasih sayang dan empati terhadap anak-anak kita.
Pada dasarnya setiap orang tua dapat menjadi pendampi4g dan pendukung bagi
anak, nemun tentunya ada hambatan yang sering tidak disadari yaitu keterampilan
dari orang tua untuk menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Salah satu
langkah awal yang bisa kita lakukan adalah dengan adanya kesediaan untuk
melakukan introspeksi diri.
Sebagaiorang tua kita tidak mengetahui secara pasti apakah yang dipelajari
oleh anak-anak kita hari ini akan menjadi kebutuhan untuk hari esok. Namun yang
kita ketahui adalah anak-anak akan membutuhkan keterampilan dan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah baru dengan cara yang baru pula. Anak-anak
membutuhkan keterampllan untuk berpikir, kemampuan untuk memecahkan
masalah, kebutuhan untuk mempunyai kehendak dan dorongan untuk belajar.
Belajar semasa kecil berarti menerapkan pengetahuan bagi kebutuhan otak
anak selama tahun-tahun pertama dari hidupnya, sehingga perkembangan
mentalnya akan sesuai dengan kemampuannya dan anak akan lebih cerdas dan
lebih bergairah. Kecerdasan merupakan ekspresi dari kemampuan individu untuk
memahami ide-ide kompleks, untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan
lingkungan
Kecerdasan merupakan ekspresi dari kemampuan individu untuk
memahami ide-ide kompleks, untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan
lingkungan, unr.uk belajar dari pengalaman, terlibat dalam berbagai bentuk
pelajaran, dan untuk mengatasi hambatan meialui pikiran.
lntelegensi (kecerdasan), sering disebut sebagai
:
kemampuan umum,
potensi, bakat, kompelensi.
'
HdEq :
.
situasi yang rumit => individual differences
Pertimbangan, pemahaman dan penalaran, menyusun konsep dan
berulangkali dapat memilih tindakan yarlg efektif dalam
memahami maknanya merupakan komponen dari intelegensi.
'
lQ merupakan refleksi prestasi pendidikan'sebelumnya r> prediktor
kinerja pendidikan berikutnya.
Manusia tidak hanya beradaptasi terhadap lingkungan tapi juga manusia
memitih lingkungan dan kadang-kadang membentuk lingkungan.
Mengapa anak bisa dididik menjadi cerdas ?
1. Anak tidak memiliki taraf kecerdasan yang sudah terberttuk dan tidak juga
memiliki tempo perkembangan yang tidak bisa diubah. Lingkungan dapat
meningkatkan dalam menurunkan taraf kecerdasan anak terutama pada masamasa awal kehidupan.
2. Rangsangan di masa kecil bisa mengubah ukuran-ukuran fungsi kimiawi pada
otak.
'
3. Faktor keturunan menentukan batas tertinggi bagi kecerdasan anak, tetapi batas
ini demikian tinggi sehingga diyakini bahwa tidak seorang manusia pun yang
pernah mencapainya.
$
pembawaan yang diturunkan rnemang meletakkan dasar bagi kecerdasan
anak, akan tetapi lingkungan anaklah yang menentukan sejauh mana
pembawaan ini akan berkembang.
4. Jadi rangsangan yang diberikan pada tahun,tahun pertama kehidupan anak
akan memberikan hasil paling besar dalam meningkatkan kecerdasan.
Perubahan-perubahan dalam kemampuan mental paling besar terjadi-pada saat
otak mengalami pertumbuhan yang paling pesat, yaitu di awal-awal kehiduoan.
5, Pada usia 4 (empat) tahun anak teiah mencapai setengah dari kemampuan
kecerdasannya dan usia 8 (delapan) tahun mencapai 80%. Setelah umur (itu)
tanpa melihat bentuk pendidikan dan lingkungan yang diperoleh, kecerdasan
hanya dapat diubah sebanyak 20%.
6. Lebih banyak rangsangan sensorik yang merangsang otak, lebih besar
pula
kemampuan otak yang berfungsi secara cerdas.
7. Ada suatu batas waktu dimana sel-9el otak tidak dapat digiatkan lagi dengan
mudah, setelah masa peka inilewat, akan
sulit.
r'
8. Setiap anak memiliki dorongan untuk eksplorasi (menyelidiki), untuk memeriksa,
untuk meneoba, untuk mencari hal-hal baru, untuk bolajar dengan menggunakan
alat inderanya, untuk memqaskan rasa ingin tahunya yang sangat besar,
9. Setiap anak mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu dan belajar
melakukan sesuatu, ia mencoba mengulangi, meneliti dan berusaha untuk
menguasai lingkungan.
l0.Semakin banyak yang dilihat dan didengar oleh anak semakin banyak pula yang
ingin diketahuinya.
Kecerdasan emosional (EQ = emotional quotient) dapat diartikan sebagai
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan
dan emosi, baik pada diri sendiri maupun pada or4ng lain, mengelomPqkkan
semuanya dan menggunakan informasiini untuk membimbing pikiran dan tindakan.
perbedaan yang paling penting antara lQ dan EQ adalah, EQ tidak begitu
dipengaruhi oleh faktor keturunan, sehingga membuka kesempatan bagi orang tua
untuk ikut berperan dalam mengembqngkan kecerdasan emosional anaknya'
Sepertijuga dalam berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak lainnya,
orang tua memegang peran' penting dalam mengembangkan kecerdasan
emosional anaknya.
Ltrrrn
Wlnvnn Uraun KeceRotsAN
:1.
EMosroNAL
Mengenali Emosl Diri
Mengenaii emosi diri berarti memiliki kesadaran diri, mengenali perasaan
sewaktu perasaan itu
terjadi.
,r
2. Mengelola Emosi
Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan
pas
adalah
kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.
3. Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah yang sangat
penting dalam kaitan untuk memberi perhatiah, memotivasi diri dan
berkreasi.
4. Mengenali EmosiOrang Lain
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran emosional,
merupakan "keterampilan bergaul"
5. Membina Hubungan
Seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi
orang lain. lni merupakan keterampilan yang menunjang popula'ritas,
kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi.
Umumnya orang tua telah berbuat banyak bagi anaknya. Namun sebagai
orang dewasa yang juga memiliki kesibukan, kita sering melupakan sebetulnya
seberapa banyak anakanak kita membutuhkan orang tuanya. Sering
mendengar ungkapan
:
" Saya terlalu sibuk " atau
"
Anak saya tidak mau melakukan kegiatan apapun dengan saya
u
kita
Yang pelu kita renungkan bersama adalah jika anak-anak kita membutuhkan orang
tuanya seperti yang mereka butuhkan , maka dalam kurun waktu yang seperti apa
anak-anak membutuhkan kebersamaan orangtuanya ?
Untuk mengetahui hal tersebut
mengatakan pada anak bahwa
.
r
o
kita sebagai orang tua perlu untuk
:
Kita perduliterhadap anak
Kita membutuhkan waktu khusus untuk berada bersama anak
Kita mau mendengarkan mengenai apa yang ada dipikiran anak dan apa
perasaan-perasaan
o
c
,
anak
,.
Keberadaan anak penting bagi kita
Keberadaan anak kita butuhkan
Tentunya perlu diperhatikan oleh orang tua bahwa anak juga membutuhkan
waktu untuk relax dan butuh untuk
"sendiril'.
,.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya mewujudkan berkembangnya potensi anak
r
:
Kepercayaan Diri : Perasaan mampu melakukan
Berbagai pengalaman dengan anak , dimulai dengan pengalaman
kita sebagai orang tua (pada waktu kecil, waktu menghadapi
kesulitan, dsb). Kemudian berusaha untuk mendorong anak
menceritakan pengalamannya jika anak sudah siap.
r
Motivasi:. Keinginan untuk melakukan
Bantu anak untuk mengerhbangkan minatnya terhadap sesuatu hal.
Jika anak menunjukkan minat dan memiliki informasi tentang'hal-hal
yang berkaitan dengan minatnya tersebut. Jika anak mulai terlibat
maka ia akan lermotivasi.
.
Upaya : Kemampuan untuk bekerja keras.
Berbagai informasi dengan anak, jangan membuat anak takut tetapi
menumbuhkan kesaddran pada anak bahwa kita akan saling
membantu.
r
tnisiatit: Melakukan tindakan
yang ia lakukan'
Bantu anak untuk mengungkap ide sehari-hari
Libatkan anak untuk mengemukakan ide dalam sehari-hari'
.
Kegigil'tan Menyelesaikan apa yang dimulai
"reward" jika
Mulaitah dengan apa yang ingin anak lakukan . Berikan
anak mampu menyelesaikan tugas atau keinginannya'
o
Perhatian: fvlenunjuk\an kepedulian kepada orang lain
Gugah perasaan anakdengan pertanyaan :
1. Pernakah kita berlaku baik pada orang lain, mengapa?
2, $iapakah yang pernah berlaku baik pada kita' mengapa?
Keria Tim : Beke ria sama dengan orang lain
.
TanYakan kePada anaktentang
:
1'Kapankitamenyukaiuntukbekerjabersamaoranglain,
rnengapa?
sama
2. Pekerjaan di rumah sepertiapa yang menlbutuhkan kerja
dengan anggota keluarga? MengaPa?
r
Common Sense : Menggunakan pertimbangan yang baik
TanYakan Pada anak tentang
:
1'Siapayangmengadakanpadakita,apayangharuskitabeli?
2. Jika kita mendengar suatu produk iklan di TV, apakah alasannya
selalu benar?
3. APa Yang kamu lakukan?
4. Apa yang kamu lakukan pada diri kamu sendiri?
c
Pemecahan masatah'. Mengerahkan pengetahuan dan kemampuan
ke dalam tindakan
Anak butuh mendengar dan belajar sebelum
melakukan
percobaan/tindakan. Terdapat banyak sekali informasi di seketiling
kita. TanYakan Pada anak
:
1, Bagaimana caranya untuk mendapatkan sesuatu?
2'Pesanapayangdidapatdarisuatuinformasiyangiadapatkan?
,|?
3. Berbagiidekah dia dengan orang lain?
4. Pernakah melihat sisi positif dan sisi negatif dari suatu persoalan?
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam mewujudkan
berkembEngnya potensi anak
:
. Bisa menerirna umpan balik? (pelaziman sejak kecil)
r Disiplin diri? (makan sambiljalan)
c Olah pikir? (disuapi)
r Memiliki kepuasan internal(Kurang menghargai karya sendiri?
r Tujuan jangka panjang (tergantung ganjaran luar yang sifatnya material)
r Pr:oaktif? (kurang kesediaan memikultanggung jawab)
o
Dapat mengurus diri sendiri? (tidak dibiasakan sejak kecil)
r
.
.
Matang (mandiri)? (tergantung pada kelakukan lingkungan)
Kreatif? (dimatikan sejak
kecil)
,.
Bertingkah laku prososial? (kurang berani mengambilresiko berbeda)
Dengan mengacu pada kendala-kendala yang dihadapi, maka tentunya bagi
kitd sebagqi orang tua yang memberikan pendidikan dan pembinaan pada anak
kian menantang.
SUMBER
The Heart of Parenting; Goftman John, Ph.D. & De Claire. 1997
Mega Ski//s; Rich Dorothy, Houghton Miffin CQmpany, N.Y. 1992