PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis) pada Siswa Kelas V SD Negeri Jaten I Kecamatan Selogiri

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI JATEN I KECAMATAN SELOGIRI
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

EKO WAHYUDI
A510090227

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI JATEN I KECAMATAN SELOGIRI
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

EKO WAHYUDI
A510090227
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. 74 halaman

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar
IPA melalui model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada
siswa kelas V SD Negeri Jaten I Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini
bertempat di SD Negeri Jaten I Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penerima tindakan
adalah siswa kelas V SD Negeri Jaten I sedangkan pemberi tindakan adalah
peneliti. Objek dalam penelitian adalah model pembelajaran Children Learning
In Science dan aktivitas belajar IPA. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan
secara analisis kualitatif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA, hal ini
dapat dilihat dari peningkatan indikator-indikator aktivitas belajar IPA yaitu : (1)
antusias siswa mendengarkan penjelasan guru meningkat dari 54,2% menjadi
100%, (2) siswa berani mengemukakan ide/gagasan meningkat dari 12,5%
menjadi 70,8%, (3) siswa mengajukan pertanyaan meningkat dari 20,8% menjadi
70,8%, (4) siswa yang melakukan percobaan meningkat dari 12,5% menjadi
91,6%, (5) siswa menyelesaikan tugas/mengerjakan soal meningkat dari 58,3%
menjadi 87,5%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat meningkatkan
aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Jaten I Selogiri.
Kata Kunci : Aktivitas belajar, Children Learning In Science (CLIS)

1

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
kemajuan suatu bangsa. Bahwasannya berhasil tidaknya pendidikan yang
dilaksanakan akan menentukan sekaligus menjadi kunci maju mundurnya
suatu negara. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari segi kualitas dan mutu
pendidikan yang diselenggarakan di tiap-tiap negara.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar 1945
mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan

kehidupan

bangsa.

Untuk

mewujudkan

hal

tersebut,

pemerintah melalui lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar yang

meliputi Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah
Pertama atau Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas atau Madrasah
Aliyah, Sekolah Kejuruan sampai pada tingkat Universitas atau Perguruan
Tinggi berusaha mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas
serta dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebhinekaan budaya,
keragaman latar belakang agama, suku dan karakteristik sumber daya
manusianya yang begitu unik, menjadikan ciri khas tersendiri bagi bangsa
Indonesia. Bukan hanya itu saja bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam
yang luar biasa melimpah. Dengan adanya keanekaragaman budaya, suku,
agama, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sumber Daya Alam (SDA) ini
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Pemerintah harus dapat
memanfaatkan potensi yang ada demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, penguasaan terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan sesuatu yang tidak
dapat ditawar-tawar lagi. Karena hal ini sangat mutlak diperlukan demi
kemajuan suatu bangsa. Selanjutnya untuk menguasai IPTEK dengan baik

2


dan benar perlu didukung penguasaan terhadap ilmu-ilmu dasar yang salah
satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari berbagai
hal yang berkaitan dengan alam sekitar. Selain itu mempunyai hubungan yang
sangat luas dan kompleks terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran
IPA di sekolah dasar sebaiknya menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengoptimalan ketrampilan
proses serta sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi realita yang
terjadi saat ini terutama di sekolah dasar kegiatan pembelajaran IPA masih
belum berjalan sesuai yang diharapkan. Karena guru hanya menggunakan
metode ceramah yang berakibat pada aktivitas belajar yang kurang optimal.
Perlu diketahui bahwasannya kunci pokok pengajaran itu ada pada
guru, tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya seorang gurulah
yang aktif, sedangkan siswa pasif. Hal itu tentu salah karena pengajaran
menuntut keaktifan dari kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek
pengajaran. Untuk itu guru harus pandai dalam memilih model pembelajaran
yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar supaya aktivitas
belajar siswa dapat meningkat seperti yang diharapkan. Adapun alternatif
model pembelajaran yang menarik dan dapat diterapkan dalam pembelajaran
IPA adalah dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS).
Dengan penerapan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) bertujua untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V
SD Negeri Jaten I Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran
2012/2013.
B. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jaten I yang berlokasi di
Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Pertimbangan
dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian karena letak sekolah

3

berdekatan dengan tempat tinggal

peneliti, sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya. Selain itu, di sekolah ini belum pernah
dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.

b. Waktu Penelitian
Penelitian

peningkatan

aktivitas

belajar

IPA

dengan

menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) pada siswa kelas V SD Negeri Jaten I dilaksanakan pada
bulan November 2012 sampai bulan Februari 2013, mulai dari
persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap penyelesaian.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2007 : 58) Penelitian Tindakan Kelas

adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah guru IPA dan siswa
kelas V SD Negeri Jaten I dengan jumlah 24 siswa yakni dengan
perincian terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek
penelitian adalah model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) dan aktivitas belajar IPA.
4. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :
a. Variabel bebas : Model Pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS)
b. Variabel terikat : Aktivitas Belajar
5. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini menggunakan observasi, catatan lapangan, dan
dokumentasi.

4

a. Observasi

Arikunto (2001 : 30), menyebutkan bahwa observasi atau
pengamatan adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dampak dari tindakan
yang dilaksanakan terhadap siswa.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan
data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam
penelitian ini catatan lapangan bertujuan untuk merekam segala
kejadian yang belum tercatat pada saat observasi.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2002 : 206) dokumentasi adalah suatu
metode untuk mencari data mengenai sesuatu hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya. Dokumen
yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan data identitas
siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan
melihat dokumentasi yang ada di sekolah.

6. Teknik analisis data
Analisis data adalah suatu upaya untuk meringkas data yang telah
dikumpulkan (Susilo, dkk, 2009 : 100). Teknik analisis data yang
digunakan peneliti yaitu teknik analisis kualitatif, yang salah satu
modelnya adalah teknik analisis interaktif. Analisis data tersebut terdiri
dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama yang lain,
yakni reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan
Huberman dalam Susilo, dkk, 2009 :103).
a. Reduksi Data

5

Reduksi data merupakan proses seleksi dan penyederhanaan
data. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak dan
tentunya masih bersifat data mentah. Maka dari itu peneliti
menyeleksi dan merangkum data-data tersebut sesuai dengan
kebutuhan.
b. Paparan Data
Dalam tahap ini data diolah kembali dengan menyusunnya
dalam bentuk matriks, gambar, atau skema, atau tabel yang sesuai

dengan kondisi data.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Dari hasil reduksi data dan paparan data, peneliti selanjutnya
akan

menarik

kesimpulan

dengan

menjawab

permasalahan-

permasalahan yang telah diajukan melalui data dan bukti-bukti yang
telah terkumpul. Langkah berikutnya ialah melakukan verifikasi, hal
ini bertujuan untuk mengkaji tentang keabsahan data sehingga hasil
penelitian benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Meninjau masalah-masalah yang terjadi pada saat observasi pra
siklus berlangsung diperoleh masalah-masalah dalam pembelajaran
anatara lain : a. Siswa merasa bosan dan mengantuk karena guru masih
menggunakan

metode

konvensional

yakni

ceramah;

b.

Model

pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan kreatif; c. Siswa
kurang berani mengajukan pertanyaan dan menyampaikan ide-idenya; d.
rendahnya penguasaan terhadap materi; e. siswa cenderung pasif dan
malas dalam mengerjakan soal.
Berdasarkan hasil observasi pra siklus yang dilakukan ternyata
aktivitas belajar IPA masih rendah. Peneliti memperoleh keterangan
indikator-indikator aktivitas belajar adalah sebagi berikut: 1) antusias
siswa mendengarkan penjelasan guru sebanyak 13 siswa atau 54,2%; 2)
keberanian siswa dalam mengemukakan ide/gagasan sebanyak 3 siswa

6

atau 12,5%; 3) keberanian siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak
5 siswa atau 20,8%; 4) keberanian siswa yang melakukan percobaan
sebanyak 3 siswa atau 12,5%; 5) keberanian siswa menyelesaikan
tugas/mengerjakan soal sebanyak 14 siswa atau 58,3%.
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua
siklus dengan tiap-tiap siklus yakni terdiri dari dua kali pertemuan.
Dimana yang bertindak sebagai pemberi tindakan adalah peneliti,
sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer. Setiap siklus
menggunakan model pembelajaran Chlidren Learning In Science (CLIS)
dengan langkah-langkah seperti yang termuat dalam RPP.
Model CLIS terdiri atas lima tahap utama, yakni (1)orientasi atau
orientation,

(2)pemunculan

gagasan

atau

elicitation

of

ideas,

(3)penyusunan ulang gagasan atau restructuring if ideas, (4)penerapan
gagasan atau application of idea, (5)pemantapan gagasan atau review
change in ideas. Tahap penyusunan ulang gagasan masih dibedakan atas
tiga bagian, yaitu (i)pengungkapan dan pertukaran gagasan atau
clarification and axchange, (ii)pembukaan pada situasi konflik atau
exposure to conflict situation, (iii) konstruksi gagasan baru dan evaluasi
atau construction of new ideas and evaluation (Usman Samatowa, 2011 :
74)
a. Siklus I
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas
belajar siswa sudah mengalami peningkatan meskipun belum
maksimal dengan ditandai pada antusias siswa dalam mendengarkan
penjelasan guru sebanyak 17 siswa atau 70,8%; keberanian siswa
dalam mengemukakan ide/gagasan sebanyak 15 siswa atau 62,5%;
keberanian siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 13 siswa
atau 54,2%; keberanian siswa yang melakukan percobaan sebanyak
19 siswa atau 79,2%; keberanian siswa menyelesaikan tugas
/mengerjakan soal sebanyak 20 siswa atau 83,3%. Meskipun terjadi

7

peningkatan akan tetapi pada siklus I masih banyak yang perlu
diperbaiki khusunya pada urutan langkah pembelajaran CLIS.
b. Siklus II
Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa secara signifikan dibandingkan
pada siklus I yakni antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan
guru sebanyak 24 siswa atau 100%; keberanian siswa dalam
mengemukakan ide/gagasan sebanyak 17 siswa atau 70,8%;
keberanian siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 17 siswa
atau 70,8%; keberanian siswa yang melakukan percobaan sebanyak
22 siswa atau 91,6%; keberanian siswa menyelesaikan tugas
/mengerjakan soal sebanyak 21 siswa atau 87,5%. Hal ini terjadi
karena ada beberapa perbaikan yang dilakukan pada siklus II
dibanding dengan siklus I.
2. Pembahasan
Dari hasil penelitian pada pra siklus sampai siklus II dengan
menggunakan model pembelajaran Children Learning In Scince (CLIS)
dapat disimpulkan bahwa indikator aktivitas belajar siswa selalu
mengalami peningkatan dengan perincian sebagai berikut :
1. Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan guru sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 13 siswa atau 54,2%, kemudian setelah
dilakukan tindakan pada siklus I menjadi sebanyak 17 siswa atau
70,8%, selanjutnya pada siklus II meningkat sebanyak 24 siswa atau
100%.
2. Keberanian siswa dalam mengemukakan ide/gagasan sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 3 siswa atau 12,5%, kemudian setelah
dilakukan tindakan pada siklus I menjadi sebanyak 15 siswa atau
62,5%, selanjutnya pada siklus II meningkat sebanyak 17 siswa atau
70,8%
3. Keberanian siswa yang mengajukan pertanyaan sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 5 siswa atau 20,8%, kemudian setelah dilakukan

8

tindakan pada siklus I menjadi sebanyak 13 siswa atau 54,2%,
selanjutnya pada siklus II meningkat sebanyak 17 siswa atau 70,8%.
4. Keberanian siswa yang melakukan percobaan sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 3 siswa atau 12,5%, kemudian setelah dilakukan
tindakan pada siklus I menjadi 19 siswa atau 79,2%, selanjutnya
pada siklus II meningkat sebanyak 22 siswa atau 91,6%.
5. Keberanian siswa menyelesaikan tugas /mengerjakan soal sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 14 siswa atau 58,3%, kemudian setelah
dilakukan tindaka pada siklus I menjadi sebanyak 20 siswa atau
83,3%, selanjutnya pada siklus II meningkat sebanyak 21 siswa atau
87,5%.
Dengan demikian dalam penelitian yang telah dilaksanakan
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap tindakan.
Masing-masing indikator dalam aktivitas belajar IPA yang digunakan
dalam penelitian ini telah mencapai target yakni ≥ 70% jumlah siswa
telah aktif di dalam pembelajaran.
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada
siswa kelas V SD Negeri Jaten I Selogiri maka dapat disimpulkan bahwa
dengan penerapan model pembelajaran Children learning In Science (CLIS)
sangat

efektif

dalam

meningkatkan

aktivitas

belajar

siswa

dalam

pembelajaran IPA. Hal ini dapat terlihat dari masing-masing indikator yang
diamati dalam penelitian ini yaitu :
1. Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan guru sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 13 siswa (54,2%), pada siklus I sebanyak 17 siswa
(70,8%), pada siklus II sebanyak 24 siswa (100%)
2. Keberanian siswa dalam mengemukakan ide/gagasan sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 3 siswa (12,5%), pada siklus I sebanyak 15 siswa
(62,5%), pada siklus II sebanyak 17 siswa (70,8%).

9

3. Keberanian siswa yang mengajukan pertanyaan sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 5 siswa atau 20,8%, pada siklus I sebanyak 13 siswa
(54,2%), pada siklus II sebanyak 17 siswa (70,8%).
4. Keberanian siswa yang melakukan percobaan sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 3 siswa atau 12,5%, pada siklus I sebanyak 19 siswa
(79,2%), pada siklus II sebanyak 22 siswa (91,6%).
5. Keberanian siswa menyelesaikan tugas /mengerjakan soal sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 14 siswa atau 58,3%, pada siklus I
sebanyak 20 siswa (83,3%), pada siklus II sebanyak 21 siswa (87,5%).
E. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Susilo, Herawati, dkk 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang :
Bayumedia.
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta :
Indeks.

10

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis) pada Siswa Kelas V SD Negeri Jaten I Kecamatan Selogiri

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis) pada Siswa Kelas V SD Negeri Jaten I Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 7

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V MATERI GAYA MAGNET SDN 2 TLOBONG DELANGGU.

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE DENGAN MEDIA Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Media Dua Dimensi dan Tiga Dimensi pada Siswa Kelas IV SD Nege

0 0 17

Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Pemahaman Konsep Siswa SD.

2 5 30

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE PADA Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning In Science Pada Siswa Kelas V SDN 02 Waru, Kecamatan Kebak

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning in Scinece (CLIS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ngembatpadas I Kecamatan

0 1 18

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PADA SISWA KELAS III SD N DAWUNGAN II MASARAN SRAGEN.

0 0 240

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4