Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Tentang Energi Dan Gerak Benda: Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas III Tahun Pelajaran 2013-2014 SDN Sukasari I Kecamatan Su

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG

ENERGI DAN GERAK BENDA

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas III Tahun Pelajaran 2013-2014 SDN Sukasari I

Kecamatan Sukajadi Kota Bandung )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nenden Noer Kusmawati 1206801

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Nenden Noer Kusmawati

1206801

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG

ENERGI DAN GERAK BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas III Sekolah Dasar

Negeri Sukasari I Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran

2013-2104)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing I

Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd NIP. 195009081981011001

Pembimbing II

Drs. Agus Fany Chandra, M.Pd NIP. 198108122005011003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan


(3)

DAN BEBAS PLAGIATISME

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sis wa dalam Pe mbelajaran IPA Tentang Energi Dan Gerak Benda” adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya.

Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan


(4)

Daftar Isi... iv

Daftar Gambar... vi

Daftar Grafik... vii

Daftar Bagan... viii

Daftar Tabel... ix

Daftar Lampiran... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian... 6

E. Hipotesis... 7

F. Penjelasan Istilah... 7

BAB II METODE DEMONSTRASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN GERAK BENDA A. Pembelajaran Terpadu... 9

B. Konsep IPA di SD... 14

C. Konsep Energi dan Gerak Benda... 17

D. Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran IPA di SD... 18

E. Materi Tentang Gerak Benda... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

C. Subjek Penelitian... 29

D. Prosedur Penelitian... 30

E. Instrumen Penelitian... 34


(5)

B. Persiapan Tindakan... 37

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 65

B. Saran... 65

DAFTAR PUSTAKA... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 69


(6)

(7)

Tentang Energi Dan Gerak Benda”

Nenden Noer Kusmawati

1206801

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, FIP UPI

e-mail: nenden.noerku@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan yang ada di lapangan bahwa

hasil belajar siswa masih kurang memuaskan khususnya pada mata pelajaran IPA materi tentang energi dan gerak benda. Pada materi-materi sebelumnya, hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang kurang memuaskan sehingga untuk penelitian ini, penulis mencoba melakukan pre test dan hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh tidak mencapai KKM. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran guru kurang memperhatikan instrumen pembelajaran yang mendukung, proses pembelajaran hanya berlangsung seperti LKS yang digunakan hanya berbentuk perintah, sehingga siswa kurang memahami. Penelitian ini menggunakan penerapan metode demonstrasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan energi dan gerak benda di kelas III SDN Sukasari I Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Metode penelitian ini digunakan dalam penelitian penelitian tindakan di kelas. Dimana penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN Sukasari I Kecamatan Sukajadi Kota Bandung yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes, demonstrasi dan lembar observasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 67.30 siswa sebanyak 16 orang dengan persentase pencapaian KKM 61.5%. Sedangkan 10 orang yang belum memenuhi KKM dengan persentase 38.5% ini menunjukkan bahwa pada siklus I belum mencapai KKM. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata 78.07 siswa yang mencapai KKM ada 24 orang atau 92%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM hanya 2 orang atau 8% hal ini menunjukkan bahwa siklus II sudah mencapai 85% siswa dan memperoleh rata-rata di atas KKM. Berdasarkan persiapan pengajaran yang dilakukan semakin baik, dimana peneliti menggunakan metode demonstrasi yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang mereka lakukan sehingga proses belajar siswa pun semakin kondusif dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan ini membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(8)

results showed that the average obtained did not reach KKM. This is because the learning process is less teacher attention to instruments that support learning, the learning process takes place just like worksheets that are used only in the form of command, so that students are less understood. This study uses application demonstration method that aims to determine the extent of implementation of demonstration method can improve student learning outcomes in science teaching on the subject of energy and motion of objects in the class III SDN Sukasari I Sukajadi District of Bandung. The research method used in research studies in the class action. Where this classroom action research is third grade students of SDN Sukasari I Hummingbird District of Bandung, which consisted of 12 men and 14 women. Instrument used in this research is a matter of testing, demonstration and observation sheet. The results showed that the learning outcomes of students in the first cycle to obtain an average value of 67.30 students as many as 16 people with the percentage achieved 61.5% KKM. While 10 people who have not met with percentage 38.5% KKM This shows that in the first cycle has not reached the KKM. While on the second cycle increased average 78.07 students who achieve KKM 24 people or 92%. While students who have not met the KKM only 2 people or 8%, this indicates that the second cycle has reached 85% of students and the average gain over the KKM. Based on teaching preparation is done the better, where researchers use a method that gives a demonstration to the students directly experience the trials they are doing so that the students became more conducive learning and increase student learning outcomes of this demonstration proves that the application of the method can improve student learning outcomes .


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.Hal ini bisa dibuktikan dengan pencanangan pemerintah yang mewajibkan pendidikan 9 tahun yakni SD sampai SMP.Program pemerintah tidaklah isapan jempol belaka, namun program ini didukung dengan mulai diterapkannya sekolah gratis di tingkat SD, SMP, dan SMU/SMK. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan diadakannya sertifikasi dan diklat-diklat, dimana diharapkan dari hasil ini proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan berkualitas adalah merupakan dambaan setiap guru, karena dengan pola pembelajaran ini diharapkan proses belajar bisa berjalan dan dapat sesuai dengan target yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan pokok bahasan pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi.Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu siswa didik dapat keluar dari kesulitan belajar.


(10)

Komponen siswa sebagai peserta didik dalam system pendidikan merupakan komponen yang menjadi sasaran utama dan pertama. Proses pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar harus mampu melayani kebutuhan kepentingan peserta didik, termasuk upaya guru sebagai fasilitator kegiatan belajar mengajar harus mampu memahami karakter, sifat, dan tingkat kemampuan setiap peserta didik sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta mampu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik seoptimal mungkin.

Tujuan direncanakan dalam proses belajar mengajar merupakan langkah pertama yang harus diterapkan. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dimiliki setelah anak menyelesaikan pengalaman belajar tertentu yang terkait dengan kompetensi dasar dan indikator dalam proses belajar mengajar. Dari tujuan dan opersional yang jelas dapat ditetapkan pendekatan model pembelajaran, metode, alat, dan sumber pembelajaran.

Efektivitas belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah tidak semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi siswa yang bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama guru yang propesional.Pengembangan belajar masuk dalam katagori untuk menjadikan pembelajaran itu menjadi efektif. Pengembangan pembelajaran adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat bahan dan strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Hasil akhir pengembangan pembelajaran adalah diperolehnya sistem pembelajaran yang memudahkan guru dan siswa memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang dijabarkan dalam rumusan indikator pembelajaran.

Proses pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan harapan potensi belajar siswa akan lebih baik, upaya tersebut akan terus diupayakan oleh seorang pendidik melalui teknik, strategi


(11)

serta pendekatan melalui bentuk model pembelajaran yang mengarah pada proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan.

Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh peningkatan proses belajar mengajar. Dengan adanya peningkatan proses belajar mengajar dapat meningkat pula kualitas hasil prestasi belajar siswa atau prestasi lulusannya.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik kedalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini akan sangat tergantung pada pengelolaan sekolah dan proses pengajaran dengan bentuk dan model pendekatan yang diterapkan guru. Mengingat bahwa peserta didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya juga memperhatikan perbedaan-perbedaan individual peserta didik tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi peserta didik dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual peserta didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik.

Melalui penelitian pada kelas III di SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Pembelajaran IPA di sekolah dasar dihadapkan dengan berbagai persoalan diantaranya masih terdapat siswa yang kurang aktif dan kurang antusias dan kurang berkembangnya minat selama proses pembelajaran selain itu proses pembelajaran masih kurang efisien dan efektif dan di dukungnya pula dengan kondisi hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan target yang diharapkan dengan mengacu kepada criteria ketuntasan minimal / KKM.


(12)

Rendahnya hasil belajar tidak terlepas dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selama ini proses pembelajaran di kelas III khususnya SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran khususnya pada pelajaran IPA sehingga kurang mengeksplorasi wawasan pembelajaran menjadi tidak menarik. Siswa tidak tertantang untuk bertanya dan kurang mampu mengungkapkan ide-ide. Sedangkan disisi lain pada mata pelajaran IPA banyak materi yang cenderung harus menggunakan metode yang melibatkan aktivitas siswa berkaitan dengan perlunya mengkongkritkan materi yang disampaikan kepada siswa dalam menerima pelajaran. Adapun metode yang sesuai dengan harapan tersebut antara lain metode demonstrasi.

Dengan menggunakan metode demonstrasi maka siswa akan terlibat ke dalam proses pembelajaran dengan diberi kesempatan untuk mempraktikannya sendiri. Sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih cenderung pada situasi yang produktif. Sebagaimana Sumaji (1998 : 46) mengemukakan bahwa “pendidikan IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan / kombinasi antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.

Salah satu upaya guru untuk memperoleh proses pembelajaran yang efektif yaitu dengan menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Caranya guru harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan awal siswa sebelum tentukan pembelajaran karena merupakan faktor penting yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep. Di samping itu pembelajaran dapat menghubungkan pengetahuan atau bahan yang akan dipelajari.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pelaksanaan pembelajaran sebaiknya menggunakan pendekatan proses. Penggunaan pendekatan proses menuntut guru untuk dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam upaya memberikan materi IPA agar lebih efektif kepada siswa. Dalam


(13)

pemilihan metode pembelajaran guru untuk memahami dan memiliki wawasan tentang berbagai metode.Sehingga dapat memilih metode yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran sesuai standar kompetensi guru harus dapat merancang rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagai guru dapat meningkatkan kemampuan secara maksimal.

Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis sebagai peneliti mencoba untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan upaya penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentangenergi dan gerak benda pada mata pelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah upaya perencanaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung terhadap gerak benda

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang energi dan gerak benda dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung semester II tahun pelajaran 2013-2014

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung semester I tahun 2013-2014 setelah menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran mengenai konsep energi dan gerak benda

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka, penelitian ini bertujuan untuk :


(14)

1. Penelitian tindakan kelas ini mendeskripsikan atau perencanaan untuk hasil belajar siswa melalui penggunaan metode demonstrasi mata pelajaran IPA tentang energi dan gerak benda di kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentangenergi dan gerak benda dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung semester II tahun pelajaran 2013-2014.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung semester II tahun 2013-2014 setelah menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran mengenai konsep energi dan gerak benda.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini berharap bermanfaat bagi : 1. Siswa

a. Untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA b. Agar siswa aktif dan terlibat langsung dan lebih termotivasi dalam

proses belajar mengajar

c. Agar pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa d. Agar pembelajaran lebih efektif dan efisien

e. Agar hasil siswa lebih memuaskan dan perolehan nilai siswa di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

2. Guru

a. Agar dalam proses belajar mengajar mau berusaha lebih kreatif dan dapat menggunakan metode demontrasi secara efektif.

b. Agar tidak monoton sehingga lebih semangat memberikan pelajaran terhadap peserta didik khususnya dengan menggunakan metode demonstrasi.


(15)

d. Guru dapat menciptakan suatu strategi pembelajaran yang tepat di kelas.

3. Sekolah

a. Meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata pelajaran IPA. b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme

guru. E. Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran akan berhasil dengan baik jika guru selalu membuat perencanaan pembelajaran melalui serangkaian proses perbaikan sebelumnya dan membuat perencanaan yang mengarah ke dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu dapat dirumuskan hipotesis tindakan dengan penelitian metode demonstrasi yang digunakan. Maka hasil belajar siswa kelas III sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung akan lebih meningkat.

F. Penjelasan Istilah

Dengan memperhatikan judul penelitian ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan, yakni :

1. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Dua hal yang paling penting dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yaitu seluruh siswa mengamati proses / objek yang akan ditentukan kemudian seluruh siswa melakukan dan guru memberi contoh.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi adalah :


(16)

b. Mendemonstrasikan objek atau proses percobaan IPA c. Membimbing siswa untuk melakukan percobaan d. Mengamati, mengumpulkan dan mengolah data e. Membuat kesimpulan dari pengolahan data

Keterlaksanaan metode demonstrasi diukur melalui observasi. Keterlaksanaannya dengan menggunakan lembar observasi dan hasilnya dinyatakan oleh indek keterlaksanaan.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa merupakan suatu keterampilan atau kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar siswa digunakan oleh guru untuk ukuran atau kriteria dalam pencapaian suatu pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai pembelajaran. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan uraian singkat

3. Subyek dan lokasi penelitian tindakan kelas

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah seluruhnya 27 terdiri dari 12 siswa laki dan 15 siswa perempuan. 4. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III SDN Sukasari 1 yang berlokasi di Jln. Sukakarya No. 19 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.Penelitian ini memfokuskan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(17)

(18)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang

ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

Metode merupakan jabaran dari pendekatan.Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).

Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala sosial. (Kumandar, 2008 : 42).

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan dan dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, dan dalam usaha pencariannya melalui tahapan yang sistematis, objektif dan akurat.


(19)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

Penelitian ini mengacu kepada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses dan meningkatkan hasil pembelajaran, maka penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model spiral (Kemmis dan Mc. Taggart, dalam Basuki Wibawa 2003).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang dikenal sebagai classroom action research. Metode ini dipilih guna untuk memperbaiki proses pembelajaran serta memecahkan masalah nyata yang dihadapi siswa berkaitan dengan proses pembelajaran. Menurut John Ellice (Wibawa, 2003 : 7) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya.

Dalam penelitian ini, antara peneliti dengan obyek penelitian saling berinteraksi satu sama lainnya, sehingga pada pelaksanaannya peneliti berfungsi sebagai alat penelitian. Hasil penelitian dalam penelitian deskriptif kualitatif tidak terlepas sepenuhnya dari factor subjektivitas, karena ini tidak merupakan alat penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga hasil penelitian merupakan deskripsi interpretasi yang bersifat tentatif dalam konteks situasi tertentu (Sudjana & Ibrahim, 1995 : 7).

Kebenaran penelitian lebih banyak didukung oleh kepercayaan berdasarkan konfirmasi dari pihak-pihak yang diteliti.Dalam penelitian ini yang lebih diutamakan adalah deskriptif analitik untuk menemukan dan menguraikan dari konsep-konsep yang terdapat di dalamnya, dan sedikit menggunakan numerik statistik.Angka-angka statistik hanya digunakan untuk memperkuat argumen dan objektivitas dari penelitian.


(20)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

Penelitian ini mengacu kepada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran maka penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (1998).

Adapun model spiral yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat sebagai berikut :

Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Model Spiral dari Kemmis Mc. Taggaert (Kasihani Kasbuloh : 1998) Observasi Awal

Refleksi Tindakan I Pelaksanaan

Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II

Kesimpulan dan Saran

Rencana Tindakan I

Rencana Tindakan II Observasi Tindakan I

Observasi Tindakan II

Siklus I


(21)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Sukasari 1 Jalan Sukakarya No. 19 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dengan waktu 5 x 35 menit di kelas III SDN Sukasari 1 Jl. Sukakarya No. 19 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 27 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Peneliti memilih lokasi penelitian SD Negeri Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, karena peniliti adalah guru di SD tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah kegiatan dalam penelitian yang dilakukan peneliti terbagi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap persiapan penelitian, meliputi : a. Penentuan sekolah tempat penelitian.

b. Permintaan ijin penelitian kepada kepala sekolah tempat diadakannya observasi penelitian.

c. Permintaan bantuan kepada rekan guru sebagai observer dalam kegiatan penelitian.

d. Mengidentifikasi masalah penelitian


(22)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

2) Menelaah buku-buku sumber yang relevan dengan materi yang sesuai dengan Kurikulum 2006 (KTSP).

3) Menelaah materi yang akan disampaikan, yang akan dibuat RPP sesuai dengan pelaksanaan.

4) Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran.

5) Pemilihan alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

6) Merancang dan menyusun rencana kegiatan secara menyeluruh dalam tiap siklus tindakan.

7) Menelaah segala hambatan dan kesulitan selama pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan.

8) Memberikan arahan dan pelatihan kepada observer mengenai instrument- instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

9) Menyusun dan menetapkan teknik pengumpulan data, yaitu berupa lembar observasi dan lembar soal tertulis. Lembar pengamatan digunakan untuk menilai selama proses berlangsungnya pembelajaran, sedangkan lembar soal tertulis digunakan pada kegiatan pre tes dan pos tes.

2. Tahap pelaksanaan meliputi : a. Siklus I

1) Observasi awal. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui belajar siswa sebelum dilaksanakan penelitian dengan cara menganalisis nilai hasil evaluasi belajar pada akhir semester 1, dan didapatkan hasil belajar dengan keadaan dari 27 orang siswa kelas III hanya 15 orang yang mendapat nilai 70 ke atas atau sekitar 52%. Selanjutnya disusun rencana tindakan siklus pertama.


(23)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

2) Rencana tindakan. Dalam rencana tindakan siklus pertama dilaksanakan untuk satu pertemuan dengan 5 x 35 menit. Konsep yang dibahas adalah macam-macam gerak benda, dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun. Selanjutnya melaksanakan tes pada siklus I dengan menggunakan soal-soal tentang macam-macam Gerak Benda.

3) Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I adalah kegiatan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan melakukan Tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan siswa berkaitan dengan konsep yang akan dibahas yaitu tentang gaya dan gerak benda pada mata pelajaran IPA. Pada pembelajaran siklus I ini siswa di fasilitasi untuk melakukan berbagai percobaan dengan mengikuti petunjuk kerja yang dibacakan oleh guru beserta media pembelajaran lainnya secara berkelompok. Setelah itu siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan yaitu mengenaigaya dan gerak benda. Berdasarkan hasil penemuan kelompok, salah satu perwakilan dari setiap kelompok diarahkan untuk mempresentasikan atau melaporkan hasil diskusi kelompoknya, sehingga didapat kesepakatan kelas pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan konsep yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Selanjutnya dilakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan di akhir pembelajaran. 4) Observasi tindakan. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan format yang telah disiapkan. Observasi dilakukan secara kolaboratif oleh pengajar


(24)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

(peneliti) dan dibantu oleh rekan guru lain yang bertugas sebagai observer.

5) Refleksi tindakan I. Setelah melaksanakan tindakan berupa proses pembelajaran, kegiatan dilanjutkan dengan merefleksikan setiap peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, baik aktivitas guru maupun siswa berupa aktivitas dan konsentrasi berdasarkan format observasi. Analisis pada siklus ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran. Selanjutnya menganalisis hasil tes pada siklus I. Setelah diketahui hasil tes dan hambatannya peneliti dan observer merancang strategi pembelajaran yang baru untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.

b. Siklus II

1) Rencana tindakan. Rencana tindakan pada siklus II ini dilaksanakan untuk satu pertemuan dengan waktu 5 x 35 menit. Siklus ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari siklus I, terutama dari sisi hambatan-hambatan yang ditentukan pada siklus I. Konsep yang dibahas selanjutnya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi gaya dan gerak benda dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun. Selanjutnya melaksanakan tes pada siklus II.

2) Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah kegiatan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan melakukan Tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan siswa berkaitan dengan konsep yang akan dibahas yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya dan gerak benda pada mata pelajaran IPA. Pada pembelajaran siklus II ini siswa difasilitasi untuk melakukan berbagai percobaan dengan mengikuti


(25)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

petunjuk kerja yang dibacakan oleh guru besera media pembelajaran lainnya secara berkelompok. Setelah itu siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhigaya dan gerak benda. Berdasarkan hasil penemuan kelompok, salah satu perwakilan dari setiap kelompok diarahkan untuk mempresentasikan atau melaporkan hasil diskusi kelompoknya, sehingga di dapat kesepakatan kelas pada akhirnya siswa dapat menyimpulkan konsep yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Selanjutnya dilakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan di akhir pembelajaran. 3) Observasi tindakan .observasi tindakan pada siklus II ini dilaksanakan

selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan format yang telah disiapkan. Observasi dilakukan secara kolaboratif oleh pengajar (peneliti) dan dibantu oleh rekan guru lain yang bertugas sebagai observer.

4) Refleksi tindakan. Setelah melaksanakan tindakan berupa proses pembelajaran pada siklus II, kegiatan dilanjutkan dengan merefleksikan setiap peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, baik aktivitas guru maupun siswa berupa perhatian dan konsentrasi berdasarkan format penilaian, dan melihat peningkatan hasil belajar. Analisis ini digunakan untuk mengetahui efektivitas keberhasilan dan hambatan dari penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhigaya dan gerak benda pada mata pelajaran IPA di kelas III.

5) Kesimpulan. Dari rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II, dilakukan tindakan penarikan


(26)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan hasil semua siklus dari penelitian yang dilaksanakan. Kegiaran ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai temuan serta untuk mengetahui ketercapaian tujuan dalam setiap tindakan.

E. Instrumen Penelitian

Untuk menunjang atau melengkapi data utama, penulis menggunakan instrumen- instrumen sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini kegiatan yang sangat perlu di observasi adalah aktivitas guru dan siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa diantaranya mendemonstrasikan percobaan-percobaan.

2. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa mengenai aspek yang akan diukur baik dari segi pengetahuan siswa maupun keterampilan dan kreativitasnya. Adapun alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan lembar evaluasi hasil dan lembar evaluasi proses.

Lembar evaluasi hasil digunakan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan, sedangkan lembar evaluasi proses digunakan untuk menilai keaktifan dan kreativitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, terutama pada saat mendemonstrasikan percobaan-percobaan.


(27)

Nenden Noer Kusmawati, 2014 1. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini digunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif deskriptif

Analisis data kualitatif yang digunakan adalah mendeskripsikan hasil dari observasi, catatan lapangan, wawancara, dokumentasi dan tes prestasi yakni diklasifikasikan dan dikategorikan berdasarkan analisis logis kemudian ditafsirkan dan disajikan secara sistematis yakni meliputi :

1) Reduksi data, yakni penyelesaian data dan pengelompokan data mana yang sesuai dan bermakna bagi penelitian tindakan kelas.

2) Validasi data, suatu penelitian akan berhasil dengan baik bila kegiatan tersebut menguji dengan validasi data yakni derajat kebenaran dan ketepatan penelitian, termasuk derajat kebenaran penelitian tindakan kelas dapat dilakukan melalui :

a. Penjenuhan / saturation yakni proses secara berulang hingga tercapai suatu kebenaran yang lebih baik. Termasuk penelitian tindakan kelas dalam bentuk siklus yang berulang agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik.

b. Trianggulasi, kegiatan tersebut diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara dan berbagai waktu dengan demikian terdapat trianggulasi sumber. Trianggulasi teknik pengumpulan data dan waktu (Sugiono, 2007 : 125). Peneliti mencek kebenaran data dan informasi tentang pelaksanaan tindakan dari sumber lain yaitu guru, siswa maupun guru lain.

c. Member chek, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Kebenaran dari data selama observasi atau wawancara diperoleh dengan hasil belajar setelah akhir penelitian tindakan kelas.


(28)

Nenden Noer Kusmawati, 2014

Analisis data kuantitatif, pada penelitian ini digunakan data hasil tes hasil belajar siswa dengan statistika deskriptif yang diambil dari pengkoreksian data, pembobotan data serta penyimpulan data.

2. Interprestasi Data

Data-data yang diperoleh dianalisis pada setiap siklus tindakan ditabulasikan dan diolah dengan prosentase dan dibuat grafik untuk mengetahui gambaran hasil penelitian tindakan ini.Hasil pengolahan data ini menjadi bahan pembahasan untuk menyusun kegiatan penelitian selanjutnya. Data yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar diolah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan prosentase analisis data kuantitatif yang dilakukan dengan mencari ̆ (rata-rata) yaitu dengan menggunakan rumus ̅ =

Keterangan :

̅ = rata-rata hitung

= data ke i

= banyak data

= frekuensi data

= hasil perkalian skor dengan frekuensi skor yang bersangkutan Pada tahap akhir ini peneliti dapat membuat kesimpulan sementara melalui hasil refleksi yang telah atau belum memuaskan, untuk dilanjutkan pada tindakan selanjutnya.Untuk itu peneliti menyusun rekomendasi dari penelitian tindakan ini.


(29)

(30)

67 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Metode

Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

IPA Tentang Energi Dan Gerak Benda” yang dilaksanakan di kelas III SDN

Sukasari 1 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, maka peneliti mencoba menarik kesimpulan sebagai alternatif jawaban dari konsep rumusan masalah yang telah disusun yakni sebagai berikut :

1. Perencanaan metode demonstrasi pada setiap siklusnya mengalami perbaikan dan peningkatan diantaranya :

- Kemampuan kelompok dalam melakukan kegiatan demonstrasi dengan semua anggotanya

- Kemampuan siswa dalam mengeksplorasi materi yang disajikan mengalami perkembangan

- Peningkatan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi dan menyampaikan pendapat di dalam setiap kelompok - Pelaksanaan kegiatan penerapan metode demonstrasi dari setiap

siklusnya semakin baik dan semakin kondusif

- Pengerjaan LKPD pada awalnya hanya dikerjakan oleh ketua kelompok pada akhirnya mampu menarik perhatian anggota kelompoknya untuk ikut terlibat langsung dan hasilnya dapat dilaporkan oleh setiap kelompok

2. Program pembelajaran akan hidup dan bermakna serta berkualitas bila seluruh siswa aktif menentukan masalah, menelaah, memahami, mendiskusikan, memecahkan masalah, menarik kesimpulan serta melaporkan hasil pekerjaannya, hal tersebut dalam pelaksanaan


(31)

68

pembelajaran IPA tentang energi dan gerak benda dengan menggunakan metode demonstrasi memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang mereka lakukan sendiri, siswa langsung mengamati. Dengan demikian metode demonstrasi pada siklus I mengalami kendala diantaranya siswa banyak menggunakan alat percobaan dengan memain-mainkan dengan temannya. Sehingga siswa lain merasa terganggu, sementara guru terlalu asyik melakukan demonstrasi sehingga kurang memperhatikan seluruh siswa. Selanjutnya pada siklus II terjadi peningkatan, dimana siswa sudah bisa mengamati percobaan serta mengambil dari hasil pengamatannya, perhatian guru pun sudah menyuruh kepada siswa.

3. Hasil belajar siswa kelas III SDN Sukasari 1 pada mata pelajaran IPA tentang energi dan gerak benda sesudah menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya peningkatan. Dimana data hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode demonstrasi hanya 16 orang atau 61.5% yang mencapai KKM sedangkan 10 orang atau 38.5% ini belum mencapai KKM.

Sedangkan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya peningkatan yaitu 24 orang siswa atau 92 % mencapai nilai KKM dan hanya 2 orang siswa atau 8 % berada di bawah KKM.

B.Saran

1. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA sangat baik, tetapi harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk bahan ajar atau sumber-sumber, alat dan bahan-bahan percobaan.

2. Guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta keterampilan dalam mendemonstrasikan bahan ajar yang disampaikan sehingga dapat ditirukan oleh siswa, agar dapat menerapkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar


(32)

69

(KBM) supaya hasil belajar siswa meningkat. Salah satu cara agar menjadikan KBM menyenangkan adalah dengan menerapkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran.

3. Penggunaan alat peraga harus tepat guna agar dalam pelaksanaan percobaan/demonstrasi tidak terjadi kesalahan konsep yang dipahami siswa.

4. Bagi siswa, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi siswa dibimbing dan dimotivasi agar lebih kreatif dan siswa langsung mempraktekkan secara langsung. Sehingga dapat berpikir dan menentukan jawaban secara langsung melalui proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan lebih memahami konsep materi pelajaran yang telah disampaikan guru.

5. Bagi peneliti, peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa diperoleh karena siswa merasa gembira selama pembelajaran berlangsung sehingga dapat mempermudah siswa menyerap pembelajaran dengan baik.


(33)

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharjono, dan Supardi(2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Anonim (2010). Pembelajaran Terpadu Kelas 1 ,2 dan 3.

Depdiknas (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV.Jakarta : Depdiknas.

Hamzah B. Uno (2008), Model Pembelajaran menciptakan proses Belajar yang kreatif dan Efektif, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno (2001). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hilda Karli, Magaretha Sri YuliariatingsihKTSP 2006. Panduan Belajar Tematik

SD. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kumandar (2008). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek . Bandung : Remaja Rosdakarya.

Masnur Muslich (2009).Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu

mudah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Moh. Uzer Usman (2003).Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT. Rosda Karya. Mulyati dan Muslim (2008). Pengetahuan Alam dan Lingkunganku : BSE.

Nasution dan Ibrahim (1995)Metodologi Pembelajaran Nasional. Depdikbud. Sudjana dan Ibrahim (1995).Metodolgi Pembelajaran Nasional.Bandung :

Jemmard.

Sugiono (1997). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. Sukirman D : Djumhana N : (2008) Perencanaan Pembelajaran. PRESS Thursan Hakim (2002). Pengetahuan Alam 3.Jakarta : Yudhistira.

Udin S. Winataputra dkk (1997).Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana

Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta : Gramedia Widiasarana


(35)

Undang Gunawan (2009). Teknik penelitian tindakan kelas. Bandung: Sayagatama

Winataputra, Udin, dkk (1993). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud. Wibawa B. (2003). Peneletian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.


(36)

(37)

(1)

(KBM) supaya hasil belajar siswa meningkat. Salah satu cara agar menjadikan KBM menyenangkan adalah dengan menerapkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran.

3. Penggunaan alat peraga harus tepat guna agar dalam pelaksanaan percobaan/demonstrasi tidak terjadi kesalahan konsep yang dipahami siswa.

4. Bagi siswa, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi siswa dibimbing dan dimotivasi agar lebih kreatif dan siswa langsung mempraktekkan secara langsung. Sehingga dapat berpikir dan menentukan jawaban secara langsung melalui proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan lebih memahami konsep materi pelajaran yang telah disampaikan guru.

5. Bagi peneliti, peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa diperoleh karena siswa merasa gembira selama pembelajaran berlangsung sehingga dapat mempermudah siswa menyerap pembelajaran dengan baik.


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharjono, dan Supardi(2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Anonim (2010). Pembelajaran Terpadu Kelas 1 ,2 dan 3.

Depdiknas (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV.Jakarta : Depdiknas.

Hamzah B. Uno (2008), Model Pembelajaran menciptakan proses Belajar yang kreatif dan Efektif, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno (2001). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hilda Karli, Magaretha Sri YuliariatingsihKTSP 2006. Panduan Belajar Tematik

SD. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kumandar (2008). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek . Bandung : Remaja Rosdakarya.

Masnur Muslich (2009).Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu

mudah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Moh. Uzer Usman (2003).Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT. Rosda Karya. Mulyati dan Muslim (2008). Pengetahuan Alam dan Lingkunganku : BSE.

Nasution dan Ibrahim (1995)Metodologi Pembelajaran Nasional. Depdikbud. Sudjana dan Ibrahim (1995).Metodolgi Pembelajaran Nasional.Bandung :

Jemmard.

Sugiono (1997). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. Sukirman D : Djumhana N : (2008) Perencanaan Pembelajaran. PRESS Thursan Hakim (2002). Pengetahuan Alam 3.Jakarta : Yudhistira.

Udin S. Winataputra dkk (1997).Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana

Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta : Gramedia Widiasarana


(4)

Undang Gunawan (2009). Teknik penelitian tindakan kelas. Bandung: Sayagatama

Winataputra, Udin, dkk (1993). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud. Wibawa B. (2003). Peneletian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 57

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK ENERGI PANAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cilumber Siswa Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2013/ 2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Bar

0 0 22

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM: Penelitian Tindakan Kelas di SDN Legok Hayam kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran 2013 – 2014 Kecamatan Cilengkrang Kab. Bandung.

0 0 29

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN GERAK BENDA.

1 6 30

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG JENIS BATANG TUMBUHAN DENGAN FUNGSINYA : Penelitian Tindakan Kelas Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IVA SD Negeri 5 Ciangsana Kecamatan Gunungputr

0 1 35

PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) Penerapan metode Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 11 mangkuyudan Laweyan Surakarta.

0 2 20

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI.

0 0 37

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI : Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Semester I pada kelas III Tahun Ajaran 2012 – 2013 di SDN Tugu 9 Keca

0 0 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT WUJUD BENDA DI KELAS IV SDN SUKAMULYA KECAMATAN CIBEBER : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Sukamulya Tahun Pelajaran 2012/20

0 0 33

Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Inpres Malanggong

0 0 12