PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI.

(1)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP

KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI

PROYEK JABABEKA - BEKASI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil S-1

Oleh

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi

1000708

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA-BEKASI

Oleh

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi

Sebuah Tugas Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Rizki Pratama Mohammad Zeniadi Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tugas Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

RIZKI PRATAMA MOHAMMAD ZENIADI

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA-BEKASI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Drs. H. Wahyu Wibowo., MT NIP. 195309041988031001

Pembimbing 2

Drs. H. Rakhmat Yusuf., MT NIP. 196404241991011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Ketua Program Studi Teknik Sipil

Drs. Sukadi, M.Pd., MT Drs. H. Rakhmat Yusuf., MT NIP. 196409101991011002 NIP. 196404241991011001


(4)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Rizki Pratam Mohammad Zeniadi, 2014

“Pengaruh Pencampuran Pasir Terhadap Karakteristik Tanah Swelling Clay Di Lokasi Proyek Jababeka - Bekasi”

Tanah lempung mengembang atau swelling clay soil merupakan tanah yang memiliki swelling yang cukup besar. Besarnya pengembangan atau penyusutan tidak merata dari suatu titik ke titik lainnya sehingga menimbulkan diffential movement. Tanah swelling clay ini sangat berbahaya bagi infrastruktur yang berdiri diatasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencampuran pasir terhadap karakteristik tanah swelling clay. Pencampuran pasir dengan tanah swelling clay ini dilakukan dengan metode acak. Persentase yang digunakan pada penelitian ini yaitu 10%, 20%, 30%. Jenis pengujian yang dilakukan meliputi pengujian index properties dan engineering properties. Index properties dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik khususnya pada tanah tak terganggu (undisturb) dan engineering properties dilakukan untuk mengetahui karakterstik kelemahan tanah swelling clay. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pasir beton Cianjur, pasir beton Cimalaka dan pasir pantai dari Pelabuhan Ratu. Hasil penelitian secara umum membuktikan bahwa pasir dapat memperbaiki karakteristik tanah swelling clay. Dari ketiga pasir tersebut pasir beton Cimalaka memiliki potensi yang lebih dominan merubah karakterisitik tanah swelling clay.


(5)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

“Influence of Sand Mixing To Swelling Clay Soil in Jababeka –Bekasi Project” Swelling clay is a kind of soil which can swell and shrink drastically. Due to the percentage of swelling and shrinking is different the area one point to the other, it causes differential movement. Swelling Clay is very dangerous to the infrastructure which is construct on the soil. The research is aimed to investigate the influence of sand mixing to the characteristic of swelling clay. This sand mixing is done randomly. The percentage which is used by the research are 10%, 20%, and 30%. Type of test are index properties and engineering properties. Index properties is used to investigate the physical characteristic, particularly at the undisturbed soil. Engineering properties is used to find out the weakness characteristic of the swelling clay. The sand which is used consist of Cianjur’s concrete sand, Cimalaka’s concrete sand, and Pelabuhan Ratu beach’s sand. Thus, the result research shows that sand can repair the characteristic of swelling clay. Among them, Cimalaka’s concrete sand is more dominant potential in changing the characteristic of swelling clay.


(6)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan... 3

BAB II TANAH LEMPUNG SWELLING SERTA BAHAN PENCAMPURNYA 2.1 Tanah ... 5

2.2 Karakteristik Lempung ... 6

2.3 Tanah Mengembang ... 8

2.4 Persentase Mengembang dan Tekanan Mengembang ... 9

2.5 Identifikasi Tanah Lempung Swelling ... 19

2.5.1 Uji Klasifikasi Teknik ... 10


(7)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.5.3 Uji Batas-Batas Konsistensi Atterberg ... 11

2.6 Pemadatan (Compaction) ... 12

2.7 Kuat Geser Tanah ... 13

2.7.1 Teori Yang Dipakai Dalam Kuat Geser Tanah ... 14

2.8 Daya Dukung Tanah ... 15

2.8.1 Daya Dukung Tanah Dari Nilai CBR ... 15

2.9 Konsolidasi ... 16

2.10 Tanah Pasir ... 17

2.11 Sumber Pasir ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian... 21

3.2 Metode Penelitian ... 21

3.3 Diagram Alir Penelitian ... 22

3.4 Uraian Diagram Alir Penelitian ... 25

3.5 Material ... 25

3.6 Pengujian Material ... 25

3.7 Pengujian Index Properties ... 26

3.7.1 Pengujian Kadar air ... 26

3.7.2 Atterberg Test ... 26

3.7.3 Berat Jenis Tanah ... 27

3.7.4 Berat Isi Tanah ... 27


(8)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8 Pengujian Engineering Properties ... 27

3.8.1 Konsolidasi ... 27

3.8.2 Triaxial UU (Unconsolidated Undrained) ... 28

3.8.3 Kompaksi ... 28

3.8.4 CBR (California Bearing Ratio) ... 28

3.9 Pengujian Pasir ... 28

3.9.3 Pemeriksaan Kadar Lumpur ... 28

3.9.4 Uji Saringan ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Pengambilan Sampel ... 30

4.2 Identifikasi Sampel Uji Lapangan ... 30

4.3 Identifikasi Sampel Uji Di Laboratorium ... 31

4.3.1 Uji Mineral Tanah ... . 31

4.3.2 Uji Index Properties ... 32

1. Uji berat isi tanah ... 32

2. Uji kadar air alami tanah ... 33

3. Uji atterberg limit ... 34

4. Uji berat jenis tanah ... 36

5. Uji hidrometer ... 37

4.3.3 Uji Engineering Properties ... 37

1. Uji Kompaksi Modified... 37


(9)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji CBR (California Bearing Ratio) ... 56 4. Uji Konsolidasi ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 66 5.2 Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68


(10)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Karakteristik Mineral Lempung ... 7

Tabel 2.2. Hubungan Potensi Mengembang Dengan Tekanan Mengembang Menurut Garcia Iturbe (1980) ... 10

Tabel 2.3. Kriteria Tanah Ekspansif Berdasarkan PI dan SL (Raman, 1967 dalam Das 1995) ... 11

Tabel 2.4. Kriteria Pengembangan Berdasarkan PI (Chen, 1988 dalam Das, 1995) ... 12

Tabel 2.5. Klasifikasi Potensial Mengembang (Snethen et.al, 1977 dalam Das, 1995) ... 12

Tabel 2.6. Klasifikasi Derajat Ekspansif (Seed et al.1962 dalam Das, 1995) ... 12

Tabel 4.1. Berat Isi Tanah ... 33

Tabel 4.2. Kadar Air Alami Tanah ... 34

Tabel 4.3. Batas Plastis (Plastis Limit) ... 35

Tabel 4.4. Berat Jenis Tanah ... 36

Tabel 4.5. Resume Hasil Uji Kompaksi ... 47

Tabel 4.6. Resume Triaxial ... 52

Tabel 4.7. Resume Swelling Test ... 56

Tabel 4.8. Hasil Uji CBR Tanah Asli Unsoaked ... 58

Tabel 4.9. Hasil Uji CBR Tanah Asli Soaked ... 59


(11)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Konsolidasi Pada Tanah Asli ... 64


(12)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram fase tanah (Das, 1994) ... 5

Gambar 2.2. Letak Posisi Lapisan Mineral Lempung ... 7

Gambar 2.3. Persitiwa Kapiler (Interaksi Antara Partikel Lempung dan Air) 9 Gambar 2.4. Syarat Batas Gradasi Pasir (Sumber: SK SNI S-04-1989-F) .... 18

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian ... 23

Gambar 4.1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel ... 30

Gambar 4.2. Keadaan Fisik Tanah Di Jababeka... 31

Gambar 4.3. Serifikat Hasil Uji Mineral ... 32

Gambar 4.4. Grafik Batas Cair... 34

Gambar 4.5. Grafik cassagrande plasticity USCS(Unified Soil Classification System) ... 36

Gambar 4.6. Grafik Distribusi Ukuran Butir ... 37

Gambart 4.7. Grafik Kompaksi Tanah Asli ... 38

Gambar 4.8. Grafik Kompaksi Campuran 10% Pasir Cianjur ... 39

Gambar 4.9. Grafik Kompaksi Campuran 20% Pasir Cianjur ... 40

Gambar 4.10. Grafik Kompaksi Campuran 30% Pasir Cianjur ... 41

Gambar 4.11. Grafik Kompaksi Campuran 10% Pasir Cimalaka ... 42

Gambar 4.12. Grafik Kompaksi Campuran 20% Pasir Cimalaka ... 43

Gambar 4.13. Grafik Kompaksi Campuran 30% Pasir Cimalaka ... 44

Gambar 4.14. Grafik Kompaksi Campuran 10% Pasir Pantai ... 45


(13)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.16. Grafik Kompaksi Campuran 30% Pasir Pantai ... 47

Gambar 4.17. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Kadar Air Optimum ... 48

Gambar 4.18. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Berat Isi Kering . 48 Gambar 4.19. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs 95%Berat Isi Kering ... 49

Gambar 4.20. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Angka Pori,e ... 49

Gambar 4.21. Grafik Triaxial Tegangan 0,5 Kg/cm2 ... 50

Gambar 4.22. Grafik Triaxial Tegangan 1 Kg/cm2... 51

Gambar 4.23. Grafik Triaxial Tegangan 2 Kg/cm2... 51

Gambar 4.24. Lingkaran Mohr Tanah Asli ... 52

Gambar 4.25. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Kohesi ... 53

Gambar 4.26. Grafik Zona Uji Saringan Pasir Cianjur ... 53

Gambar 4.27. Grafik Zona Uji Saringan Pasir Cimalaka ... 54

Gambar 4.28. Grafik Zona Uji Saringan Pasir Pantai ... 54

Gambar 4.29. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Sudut Geser Dalam, ϕ ... 55

Gambar 4.30. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Kuat Geser, Su ... 55

Gambar 4.31. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Swelling ... 57

Gambar 4.32 Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs Swelling Pressure 57 Gambar 4.33. Grafik CBR Design Tanah Asli Unsoaked ... 58


(14)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.35. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs CBR

Design Unsoaked ... 60 Gambar 4.36. Grafik Hubungan Persentase Campuran Vs CBR

Design Soaked ... 61

Gambar 4.37. Grafik Antara Penurunan Dan Waktu ... 62

Gambar 4.38. Grafik Hubungan Antara Angka Pori Dengan Log Tekanan ... 62

Gambar 4.39. Grafik Hubungan Antara Angka Pori Dengan Tekanan ... 63

Gambar 4.40. Grafik Hubungan Antara Cv Dengan Log Tekanan ... 63

Gambar 4.41. Grafik Hubungan Persentase Campuran Dengan Index

Kompresi, Cc... 65 Gambar 4.41. Grafik Hubungan Persentase Campuran Dengan Kecepatan


(15)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Sample Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari tiga buah benda uji tanah lempung swelling yang dicampur dengan pasir beton dan pasir pantai dengan persentase bervariasi yaitu 10%, 20%, dan 30%, alasan pengambilan persentase tersebut karena untuk memperjelas data statistik agar hasil yang didapatkan dapat dengan mudah diambil kesimpulannya serta dilihat dari hasil penelitian Tugas Akhir yang berjudul Peningkatan Daya Dukung Tanah Lempung Ekspansif Dengan Fly-Ash Sebagai Subgrade Ruas Jalan Cibarusah Cikarang Jawa Barat, yang di tulis oleh Raisa Fadhila, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Pada pencampuran 30% telah mencapai perbaikan karkatersitik tanah. Lalu standards yang digunakan adalah ASTM (American Society for Testing Material).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam perencanaan campuran pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling ini adalah metode trial mix atau bisa disebut metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menambahkan pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling. Kemudian akan membandingkan karakteristik tanah lempung swelling yang belum dicampur pasir yang bertindak sebagai kelompok kontrol dengan tanah lempung swelling yang telah dicampur dengan pasir beton dan pasir pantai yang bertindak sebagai kelompok eksperimen.

Dari hasil pengamatan dan perencanaan campuran diatas, diharapkan dapat diketahui pengaruh penambahan pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling terhadap perubahan karakteristiknya, selain itu juga dikaji keuntungan dan kerugian dari penambahan pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling untuk perubahan karakteristiknya.


(16)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Diagram Alir Penelitian

Metodologi penelitian adalah urutan-uratan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample dan diteruskan dengan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk memudahkan dan menjaga kesesuaian hasil yang akan dicapai, secara substansial kegiatan penelitian juga dilengkapi dengan peralatan-peralatan uji yang sesuai.

Secara umum, pada penelitian ini yang dilakukan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : Tahapan persiapan, tahap pengujian index properties tanah lempung swelling, proses perbaikan tanah lempung swelling dengan menggunakan pasir beton dan pasir pantai secara trial mix, tahap pengujian engineering properties serta tahap pengolahan data dan kesimpulan.

Untuk lebih jelasnya, mengenai bagian tahapan-tahapan pekerjaan penelitian dapat diperhatikan pada skema alur pada gambar 3.1 dibawah ini :


(17)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( - )

( + ) Mulai

Pengambilan sampel tanah lempung swelling

Pengujian Karakteristik Lempung Swelling:

1) Kadar air 2) Atterberg test 3) Berat jenis tanah 4) Berat isi tanah 5) Analisa hidrometer

Tahap Pencampuran Pengujian tanah lempung swelling berdasarkan nilai mineralnya

Pengumpulan tanah lempung swelling.

Pengumpulan pasir beton dan pasir pantai

Pengujian Karakteristik Pasir : 1. Pemeriksaan Kadar Lumpur 2. Uji Saringan

Pasir Beton: 10%, 20%, 30%

Pasir Pantai: 10%, 20%, 30%

Uji Engineering Propertis 1. Uji Kompaksi 2. Uji Konsolidasi 3. Uji Triaxial UU 4. Uji CBR

Pengolahan data

Kesimpulan Swelling


(18)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Uraian Diagram Alir Penelitian

Penelitian diawali dengan pengambilan sampel tanah lempung swelling di lapangan tepatnya di Jl. Science Timur 2 Blok B1-F Kawasan Industri Jababeka tahap V, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan di bawa ke Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang berada di Jalan Sangkuriang No.14, Kota Bandung untuk di uji kadar mineralnya. Alasan pengambilan sampel tanah di daerah ini adalah bahwa dari hasil penelitian terdahulu serta data-data lapangan dari media informasi dan buku-buku literatur bahwa pada daerah ini keadaan tanahnya adalah tanah lempung swelling, serta dilihat kondisi di lapangannya di banyak rumah-rumah yang mengalami kegagalan struktur, seperti keretakan pada dinding serta penurunan bangunan yang disebabkan oleh keadaan tanahnya mengembang (swelling).

Lalu di lanjutkan pengambilan kembali tanah lempung swelling dan pasir dengan jumlah yang secukupnya untuk penelitian atau dilakukan treatment yang akan dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia. Sebelum dilakukan treatment pada tanah lempung swelling akan diuji dulu karakteristiknya (index properties) dengan lima pengujian diantaranya uji kadar air, atterberg test, uji berat jenis tanah, uji berat isi tanah, serta uji hidrometer. Pasir yang digunakan adalah pasir beton dari daerah Jebrod Cianjur, pasir beton Cimalaka Sumedang, serta pasir pantai dari Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

Setelah pengujian index properties tanah lempung swelling dilanjutkan pengujian karakteristik pasir, diantaranya adalah, pengujian kadar lumpur, serta pengujian gradasi.

Setelah itu dilanjutkan ke uji engineering properties, untuk uji engineering properties sendiri dilakukan empat pengujian, diantaranya uji kompaksi, uji konsolidasi, uji triaxial uu, dan uji CBR. Jika semua uji index properties dan engineering properties telah dilakukan maka kita akan mendapatkan data hasil sifat-sifat tanah lempung swelling sebelum dilakukan treatment.


(19)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian dilakukan treatment terhadap tanah asli menggunakan bahan perbaikan tanah pasir beton dan pasir pantai, mix design dilakukan dengan berbagai persentase bahan perbaiakan untuk mencari persentase perbaikan yang dinilai mengalami peningkatan kualitas paling baik. Untuk pengujian engineering properties setelah dilakukan mix design dengan bahan perbaikan adalah uji konsolidasi, uji kompaksi, uji triaxial uu, dan uji CBR. Setelah itu dilakukan pengolahan data, serta penarikan kesimpulan.

3.5 Material

Material yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Tanah lempung swelling

2. Pasir beton cianjur 3. Pasir beton cimalaka 4. Pasir pantai

3.6 Pengujian Material

Pengujian material pada penelitian ini hanya fokus pada pengujian material alam yang kondisi,kualitas dan ukurannya masih heterogen sehingga perlu kontrol yang ketat untuk mendapat material yang disyaratkan. Pengujian material alam terdiri dari :

1. Pengujian karaktersitik tanah lempung swelling di Tekmira. 2. Pengujian indeks propertis

a.Kadar air

b.Atterberg test, batas cair dan batas susut c.Berat jenis tanah.

d.Berat isi tanah e.Analisa hidrometer.

3. Pengujian engineering properties sebelum pencampuran a.Konsolidasi

b.Triaxial UU c.Kompaksi


(20)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pengujian pasir

a.Pemeriksaan kadar lumpur. b.Uji saringan.

5. Pengujian engineering properties setelah pencampuran a.Konsolidasi

b.Triaxial UU c.Kompaksi

d.CBR (California Bearing Ratio)

3.7 Pengujian Index Properties 3.7.1 Pengujian Kadar Air

Tujuan pengujian kadar air adalah untuk mengukur kadar air yang terkandung dalam tanah lempung yang akan digunakan pada penelitian. Kadar air suatu tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah tersebut, dan dinyatakan dalam persen.

Kadar air berbeda-beda pada setiap daerah, tergantung pada keadaan daerah tersebut nilai kadar air tanah berkisar antara 20%-100% berarti tanah tersebut masih dapat dikatakan normal, tetapi jika kdar air melebihi 100% tanah tersebut dikatakan jenuh air dan jika kurang dari 20% tanah tersebut dikatakan kering.

Jumlah kadar air sangat mempengaruhi sifat dari suatu tanah. Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh kadar air antar lain konsistensi tanah dan plastisitas tanah tersebut. Jumlah kadar air yang terlalu tinggi akan menyebabkan campuran tanah dan air tersebut menjadi sangat lembek. Hal ini akan memperlemah daya dukung tanah tersebut. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.2 Atterberg Test

Maksud dari uji batas-batas atterberg adalah untuk menentukan angka-angka konsistensi atterberg, yaitu :

1. Batas susut/shringkage limit (Ws) 2. Batas Plastis/plastic limit (Wp) 3. Batas cair/liquid limit (W1)


(21)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan cair dan plastis. Batas plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada keududukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.3 Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah tanah adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan berat isi air suling pada temperatur dan volume yang sama.

Tujuan dilakukan uji berat jenis tanah ini adalah untuk menentukan berat jenis tanah dengan menggunakan alat piknometer dan erlenmeyer. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.4 Berat Isi Tanah

Maksud percobaan ini adalah untuk mengukur sifat-sifat fisis tanah. Tujuan dari uji ini adalah sebagai bagian dari klasifikasi tanah. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.5 Analisa Hidrometer

Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang berbutir halus. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.8 Pengujian Engineering Properties 3.8.1 Konsolidasi

Maksud uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu.

Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk menentukan sifat kemampatan tanah dan karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi dari permeabilitas tanah.


(22)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) Sifat kemampatan tanah dinyatakan dengan koefisien kemampatan volume (mv) atau dengan indeks kompresi (cc).

(b) Karakteristik konsolidasi dinyatakan oleh koefisien konsolidasi (cv) yang menggambarkan kecepatan kompresi tanah terhadap waktu.

Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian konsolidasi ini adalah satu minggu. 3.8.2 Triaxial UU (Unconsolidated Undrained)

Maksud uji triaxial UU adalah untuk mengetahui kekuatan geser tanah; yaitu c (kohesi) dan  (sudut geser dalam), dalam tegangan total ataupun efektif yang mendekati keadaan aslinya di lapangan.

Tujuannya adalah untuk digunakan dalam analisis kestabilan jangka pendek (short term stability analysis). Wwaktu yang dibutuhkan untuk pengujian triaxial UU ini adalah selama dua hari.

3.8.3 Kompaksi

Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan.

Kepadatan tanah biasanya dinilai dengan menentukan berat isi keringnya (dry). Kadar air optimum ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di laboratorium. Hasil percobaan ini dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pemadatan di lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar air optimum ditentukan dari grafik hubungan antara berat isi kering dengan kadar air. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kompkasi ini adalah selama 2 hari.

3.8.4 CBR (California Bearing Ratio)

Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan.

Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR (dalam %) yang nantinya dipakai untuk menentukan tebal perkerasan. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian CBR ini adalah selama lima hari.

3.9 Pengujian Pasir


(23)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kadar lumpur adalah selama 1 hari.

3.9.2 Uji Saringan

Analisa saringan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui distribusi ukuran agregat dengan menggunakan saringan standar tertentu. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau grafik. Waktu yang dibutuhkan unutk uji saringan adalah selama 1 hari.


(24)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tugas akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

 Hasil dari pengujian mineral lempung, dalam tanah ini terdapat kandungan mineral monthmorillonite, kuarsa dan kaolinit. Serta dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium mekanika tanah FPTK UPI, bahwa nilai batas cair tanah ini sebesar 98,64% dan batas plastis sebesar 32,26%, serta Indeks Plastisitasnya adalah 66,38%, dari ketiga parameter tersebut tanah clay ini dapat dikategorikan ke dalam tanah lempung dengan palstisitas tinggi (CH). Berdasarkan uji-uji identifikasi tersebut serta beberapa kriteria tanah menurut Raman, Chen, dan Snethen menunjukan bahwa tanah yang diteliti merupakan tanah swelling clay dengan tingkat pengembangan kategori tinggi.

 Dari hasil keseluruhan menunjukan pasir dapat digunakan untuk memperbaiki karaktersitik tanah swelling clay.

 Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan pencampuran berasal dari pasir Cianjur, Cimalaka, dan Pantai Pelabuhan Ratu, menunjukan bahwa pasir Cimalaka memiliki potensi yang paling baik.


(25)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Saran

Dari penelitian ini peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:

Penggunaan pasir dapat memperbaiki karakteristik tanah swelling clay.

Disarankan pasir yang digunakan untuk memperbaiki karakteristik tanah swelling clay adalah pasir beton Cimalaka.

Perbaikan tanah swelling clay menggunakan pasir dapat diimplementasikan dilapangan dengan skala besar karena pasir mudah didapatkan terutama di pulau jawa, dan lebih ekonomis.

Kriteria pasir yang baik untuk memperbaiki karakteristik tanah swelling clay adalah pasir kasar serta kadar lumpurnya <5%.


(26)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI


(1)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan cair dan plastis. Batas plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada keududukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.3 Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah tanah adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan berat isi air suling pada temperatur dan volume yang sama.

Tujuan dilakukan uji berat jenis tanah ini adalah untuk menentukan berat jenis tanah dengan menggunakan alat piknometer dan erlenmeyer. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.4 Berat Isi Tanah

Maksud percobaan ini adalah untuk mengukur sifat-sifat fisis tanah. Tujuan dari uji ini adalah sebagai bagian dari klasifikasi tanah. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.7.5 Analisa Hidrometer

Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang berbutir halus. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari.

3.8 Pengujian Engineering Properties

3.8.1 Konsolidasi

Maksud uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu.

Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk menentukan sifat kemampatan tanah dan karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi dari permeabilitas tanah.


(2)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) Sifat kemampatan tanah dinyatakan dengan koefisien kemampatan volume (mv) atau dengan indeks kompresi (cc).

(b) Karakteristik konsolidasi dinyatakan oleh koefisien konsolidasi (cv) yang

menggambarkan kecepatan kompresi tanah terhadap waktu.

Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian konsolidasi ini adalah satu minggu.

3.8.2 Triaxial UU (Unconsolidated Undrained)

Maksud uji triaxial UU adalah untuk mengetahui kekuatan geser tanah; yaitu c (kohesi) dan  (sudut geser dalam), dalam tegangan total ataupun efektif yang mendekati keadaan aslinya di lapangan.

Tujuannya adalah untuk digunakan dalam analisis kestabilan jangka pendek (short term stability analysis). Wwaktu yang dibutuhkan untuk pengujian triaxial UU ini adalah selama dua hari.

3.8.3 Kompaksi

Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan.

Kepadatan tanah biasanya dinilai dengan menentukan berat isi keringnya (dry).

Kadar air optimum ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di laboratorium. Hasil percobaan ini dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pemadatan di lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar air optimum ditentukan dari grafik hubungan antara berat isi kering dengan kadar air. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kompkasi ini adalah selama 2 hari.

3.8.4 CBR (California Bearing Ratio)

Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan.

Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR (dalam %) yang nantinya dipakai untuk menentukan tebal perkerasan. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian CBR ini adalah selama lima hari.

3.9 Pengujian Pasir


(3)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kadar lumpur adalah selama 1 hari.

3.9.2 Uji Saringan

Analisa saringan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui distribusi ukuran agregat dengan menggunakan saringan standar tertentu. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau grafik. Waktu yang dibutuhkan unutk uji saringan adalah selama 1 hari.


(4)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tugas akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

 Hasil dari pengujian mineral lempung, dalam tanah ini terdapat kandungan mineral monthmorillonite, kuarsa dan kaolinit. Serta dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium mekanika tanah FPTK UPI, bahwa nilai batas cair tanah ini sebesar 98,64% dan batas plastis sebesar 32,26%, serta Indeks Plastisitasnya adalah 66,38%, dari ketiga parameter tersebut tanah clay ini dapat dikategorikan ke dalam tanah lempung dengan palstisitas tinggi (CH). Berdasarkan uji-uji identifikasi tersebut serta beberapa kriteria tanah menurut Raman, Chen, dan Snethen menunjukan bahwa tanah yang diteliti merupakan tanah swelling clay dengan tingkat pengembangan kategori tinggi.

 Dari hasil keseluruhan menunjukan pasir dapat digunakan untuk memperbaiki karaktersitik tanah swelling clay.

 Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan pencampuran berasal dari pasir Cianjur, Cimalaka, dan Pantai Pelabuhan Ratu, menunjukan bahwa pasir Cimalaka memiliki potensi yang paling baik.


(5)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Saran

Dari penelitian ini peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:

Penggunaan pasir dapat memperbaiki karakteristik tanah swelling clay.

Disarankan pasir yang digunakan untuk memperbaiki karakteristik tanah swelling clay adalah pasir beton Cimalaka.

Perbaikan tanah swelling clay menggunakan pasir dapat diimplementasikan dilapangan dengan skala besar karena pasir mudah didapatkan terutama di pulau jawa, dan lebih ekonomis.

Kriteria pasir yang baik untuk memperbaiki karakteristik tanah swelling clay adalah pasir kasar serta kadar lumpurnya <5%.


(6)

Rizki Pratama Mohammad Zeniadi, 2014

PENGARUH PENCAMPURAN PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH SWELLING CLAY DI LOKASI PROYEK JABABEKA - BEKASI