PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

(1)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

WIDYA PERTIWI NIM 1006603

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]


(3)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Zone of Proximal Development Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam

Oleh Widya Pertiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Widya Pertiwi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]


(5)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[Type text]

WIDYA PERTIWI

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL

DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA

MATERI HIDROLISIS GARAM

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. H. Wahyu Sopandi, MA NIP. 196605251990011001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si NIP. 196305091987031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Dr. H. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP. 196611211991031002


(6)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas pembelajaran berbasis ZPD dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada tiga level representasi kimia dalam materi hidrolisis garam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah quasi experiment dengan pretest-posttest,

nonequivalent control group design sebagai desain penelitian. Penelitian

melibatkan 72 siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung yang terdiri dari masing-masing 36 siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan ialah tes yang mengukur pemahaman konsep siswa pada tiga level representasi dan pedoman wawancara sebagai instrumen pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis ZPD ( ̅ 0,43) memberikan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level submikroskopik yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD ( ̅ 0,15). Akan tetapi, pembelajaran tanpa berbasis ZPD ( ̅ 0,87) memberikan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level makroskopik yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran berbasis ZPD ( ̅ 0,71). Sementara itu, pembelajaran berbasis ZPD ( ̅ 0,79) maupun pembelajaran tanpa berbasis ZPD ( ̅ 0,77) tidak menunjukkan perbedaan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level simbolik yang signifikan.

Kata kunci : Zone of proximal development (ZPD), teks perubahan konseptual, pemahaman konsep, representasi kimia, hidrolisis garam.


(7)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study aims to get information about the effectiveness of ZPD based learning in developing students' conceptual understanding of the three level representation of chemistry in salt hydrolysis topic. The method used in this reasearch was quasi-experimental with pretest-posttest, nonequivalent control group design as reasearch design. The study involved 72 students of XI science class in one of the government senior high school in Bandung, which consists of each 36 students in control group and experimental group. The research instruments used were a test that measures students' conceptual understanding of the three level representation and interview items as second instrument. The results showed that the ZPD based learning ( ̅= 0.43) provides higher development effectiveness of conceptual understanding in submicroscopic level than learning without ZPD based ( ̅= 0.15). However, learning without ZPD based ( ̅= 0.87) showed higher development effectiveness of conceptual understanding in macroscopic level than the ZPD based learning ( ̅= 0.71). Meanwhile, ZPD based learning ( ̅= 0.79) as well as learning without ZPD based ( ̅= 0.77) did not show a significant difference in the development effectiveness of conceptual understanding in symbolic level.

Keywords: Zone of proximal development (ZPD), conceptual change text, conceptual understanding, representation of chemistry, hydrolysis of salt.


(8)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TEKS PERUBAHAN KONSEPTUAL, ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT, DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA TIGA LEVEL REPRESENTASI KIMIA DALAM MATERI HIDROLISIS GARAM A. Pemahaman Konsep ... 7

B. Representasi Kimia ... 9

C. Teks Perubahan Konseptual ... 11

D. Zone of Proximal Development (ZPD) ... 15

E. Analisis Level Makroskopik, Level Submikroskopik, dan Level Simbolik Materi Hidrolisis Garam ... 20

F. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 39

B. Subjek Penelitian ... 40

C. Definisi Operasional ... 40

D. Instrumen Penelitian ... 42

E. Alur Penelitian ... 43

F. Prosedur Penelitian ... 44

G. Teknik Pengolahan Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Pembelajaran Berbasis ZPD Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Level Makroskopik ... 51

B. Pengaruh Pembelajaran Berbasis ZPD Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Level Submikroskopik ... 70


(9)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pengaruh Pembelajaran Berbasis ZPD Terhadap Pemahaman

Konsep Siswa Level Simbolik ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 122


(10)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2. 1 Analisis Indikator Pembelajaran Berdasarkan Level Representasi Kimia ... 20 3. 1 Skor Maksimal Masing-masing Butir Soal yang Telah Diturunkan

dari Indikator Pembelajaran Berdasarkan Level Representasi ... 45 3. 2 Rata-rata Skor Masing-masing Kelompok Berdasarkan Level

Representasi ... 46 3. 3 Pengkategorian N-Gain ... 46 4. 1 Hasil Uji Beda Rata-rata Nilai N-Gain Pemahaman Konsep Level

Makroskopik ... 52 4. 2 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menjelaskan Pengertian

Hidrolisis Garam ... 56 4. 3 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menjelaskan Pengertian

Hidrolisis Garam ... 56 4. 4 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menentukan Larutan

Garam yang Terhidrolisis ... 60 4. 5 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menentukan Larutan

Garam yang Terhidrolisis ... 60 4. 6 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menentukan Sifat

Larutan Garam ... 63 4. 7 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menentukan Sifat

Larutan Garam ... 64 4. 8 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Mengklasifikasikan

Larutan Garam yang Mengalami Hidrolisis Total dan Hidrolisis Sebagian ... 66 4. 9 Analisis Jawaban Siswa Untuk Butir Soal Mengklasifikasikan

Larutan Garam yang Mengalami Hidrolisis Total ... 66 4. 10 Analisis Jawaban Siswa Untuk Butir Soal Mengklasifikasikan

Larutan Garam yang Mengalami Hidrolisis Sebagian ... 68 4. 11 Hasil Uji Beda Rata-rata Nilai N-Gain Pemahaman Konsep Level

Submikroskopik ... 71 4. 12 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel dalam Larutan Garam Untuk Garam yang Berasal dari Asam Kuat-Basa Kuat ... 74 4. 13 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel Larutan Garam yang Berasal dari Asam Kuat-Basa Kuat ... 75 4. 14 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel Larutan Garam Untuk Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 82 4. 15 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel Larutan Garam Untuk Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 83


(11)

ix

4. 16 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menjelaskan Kondisi Partikel Larutan Garam Untuk Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 88 4. 17 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel Larutan Garam Untuk Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 89 4. 18 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel Larutan Garam Untuk Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 96 4. 19 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menjelaskan Kondisi

Partikel Larutan Garam Untuk Jenis Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 97 4. 20 Hasil Uji Beda Rata-rata Nilai N-Gain Pemahaman Konsep Level

Simbolik ... 102 4. 21 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menuliskan Persamaan

Reaksi Hidrolisis ... 105 4. 22 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menuliskan Persamaan

Reaksi Hidrolisis ... 106 4. 23 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menentukan pH Larutan

Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat ... 108 4. 24 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menentukan pH Larutan

Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat ... 108 4. 25 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menentukan pH Larutan

Garam yang Berasal dari Asam Kuat dan Basa Lemah ... 110 4. 26 Analisis Jawaban Siswa Untuk Indikator Menentukan pH Larutan

Garam yang Berasal dari Asam Kuat dan Basa Lemah ... 111 4. 27 Butir Soal dan Kunci Jawaban Indikator Menentukan pH Larutan

Garam yang Berasal dari Asam Lemah dan Basa Lemah ... 112 4. 28 Analisis Jawaban Siswa Indikator Menentukan pH Larutan Garam


(12)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. 1 Penempatan ZPD ... 16

2. 2 Padatan Natrium Klorida ... 24

2. 3 Larutan Natrium Klorida ... 24

2. 4 Cairan Infus ... 24

2. 5 Padatan Natrium Asetat ... 25

2. 6 Larutan Natrium Asetat ... 25

2. 7 Pengolahan Limbah Tekstil ... 25

2.8 Padatan Amonium Klorida ... 25

2. 9 Larutan Amonium Klorida ... 25

2. 10 Obat Batuk ... 26

2. 11 Padatan Amonium Asetat ... 26

2. 12 Larutan Amonium Asetat ... 26

2. 13 Formalin ... 26

2. 14 Model Susunan Partikel dalam Larutan NaCl ... 27

2. 15 Model Susunan Partikel dalam Larutan NaCH3COO ... 28

2. 16 Model Susunan Partikel dalam Larutan NH4Cl ... 29

2. 17 Susunan Model Partikel dalam Larutan NH4CH3COO ... 31

3. 1 Alur Penelitian ... 43

4. 1 Grafik Persentase Rata-rata Skor Pemahaman Konsep Level Makroskopik ... 54

4. 2 Contoh Jawaban Siswa (K7) Nomor Satu Pada Hasil Pretest Untuk Indikator Menjelaskan Pengertian Hidrolisis Garam ... 57

4. 3 Contoh Jawaban Siswa (E11) Nomor Satu Pada Hasil Pretest Untuk Indikator Menjelaskan Pengertian Hidrolisis Garam ... 58

4. 4 Contoh Jawaban Siswa (K7) Nomor Dua Pada Hasil Posttest Untuk Indikator Menjelaskan Pengertian Hidrolisis Garam ... 58

4. 5 Contoh Jawaban Siswa (E11) Nomor Empat Pada Hasil Posttest Untuk Indikator Menjelaskan Pengertian Hidrolisis Garam ... 58

4. 6 Contoh Jawaban Siswa (E2) Nomor Lima Pada Hasil Posttest Untuk Indikator Menentukan Larutan Garam yang Terhidrolisis ... 62

4. 7 Contoh Jawaban Siswa (K29) Nomor Empat Pada Hasil Posttest Untuk Indikator Menentukan Sifat Larutan Garam ... 65

4. 8 Contoh Jawaban Siswa (E1) Nomor Lima Pada Hasil Posttest Untuk Butir Soal Menentukan Larutan Garam yang Terhidrolisis Sebagian ... 69

4. 9 Grafik Persentase Rata-rata Skor Pemahaman Konsep Siswa Level Submikroskopik ... 73

4. 10 Contoh Jawaban Siswa (E26) Nomor Satu Untuk Pemahaman Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat .... 77


(13)

xi

4. 11 Contoh Jawaban Siswa (E22) Nomor Dua Untuk Pemahaman Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat .... 78 4. 12 Contoh Jawaban Siswa (E14) Nomor Empat Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat .... 78 4. 13 Contoh Jawaban Siswa (K29) Nomor Enam Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat .... 79 4. 14 Contoh Jawaban Siswa (K26) Nomor Delapan Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat .... 79 4. 15 Contoh Jawaban Siswa (E17) Nomor 10 Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat .... 80 4. 16 Contoh Jawaban Siswa (E2) Nomor 11 Untuk Pemahaman Konsep

Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Kuat ... 80 4. 17 Contoh Jawaban Siswa (E26) Nomor Satu Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 85 4. 18 Contoh Jawaban Siswa (E22) Nomor Dua Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 85 4. 19 Contoh Jawaban Siswa (E21) Nomor Empat Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 86 4. 20 Contoh Jawaban Siswa (E16) Nomor Lima Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 86 4. 21 Contoh Jawaban Siswa (K24) Nomor Tujuh Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 86 4. 22 Contoh Jawaban Siswa (E14) Nomor Delapan Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Kuat ... 87 4. 23 Contoh Jawaban Siswa (E26) Nomor Satu Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 91 4. 24 Contoh Jawaban Siswa (E3) Nomor Dua Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 92 4. 25 Contoh Jawaban Siswa (E21) Nomor Empat Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 92 4. 26 Contoh Jawaban Siswa (K15) Nomor Enam Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 93 4. 27 Contoh Jawaban Siswa (K24) Nomor Delapan Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 93


(14)

xii

4. 28 Contoh Jawaban Siswa (E17) Nomor Sembilan Untuk Pemahaman Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 94 4. 29 Contoh Jawaban Siswa (K4) Nomor 10 Untuk Pemahaman Konsep

Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 95 4. 30 Contoh Jawaban Siswa (E2) Nomor 14 Untuk Pemahaman Konsep

Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Kuat-Basa Lemah ... 95 4. 31 Contoh Jawaban Siswa (E26) Nomor Satu Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 98 4. 32 Contoh Jawaban Siswa (E20) Nomor Dua Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 99 4. 33 Contoh Jawaban Siswa (E14) Nomor Empat Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 99 4. 34 Contoh Jawaban Siswa (E17) Nomor Enam Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 100 4. 35 Contoh Jawaban Siswa (E2) Nomor Tujuh Untuk Pemahaman

Konsep Level Submikroskopik Jenis Garam Asam Lemah-Basa Lemah ... 100 4. 36 Persentase Rata-rata Skor Pemahaman Konsep Siswa Level

Simbolik ... 104 4. 37 Contoh Jawaban Siswa (E21) Nomor Dua Untuk Indikator

Menuliskan Persamaan Reaksi Hidrolisis ... 107 4. 38 Contoh Jawaban Siswa (K27) Nomor Dua Untuk Indikator


(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran

A. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 122

A. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 133

A. 3 Teks Bukan Perubahan Konseptual ... 144

A. 4 Teks Perubahan Konseptual ... 154

B. Instrumen Penelitian B. 1 Kisi-Kisi Butir Soal Pretest Hidrolisis Garam ... 172

B. 2 Kisi-Kisi Butir Soal Posttest Hidrolisis Garam ... 179

B. 3 Soal Pretest ... 186

B. 4 Soal Posttest ... 188

B. 5 Pedoman Wawancara ... 190

C. Penskoran dan Hasil Penelitian C. 1 Data Skor Tiap Indikator Level Makroskopik Kelompok Kontrol ... 191

C. 2 Data Skor Tiap Indikator Level Makroskopik Kelompok Eksperimen ... 192

C. 3 Data Skor Tiap Indikator Level Submikroskopik Kelompok Kontrol ... 193

C. 4 Data Skor Tiap Indikator Level Submikroskopik Kelompok Eksperimen ... 194

C. 5 Data Skor Tiap Indikator Level Simbolik Kelompok Kontrol ... 195

C. 6 Data Skor Tiap Indikator Level Simbolik Kelompok Eksperimen ... 196

C. 7 Pencapaian N-Gain Pemahaman Konsep Siswa Level Makroskopik Kelompok Kontrol ... 197

C. 8 Pencapaian N-Gain Pemahaman Konsep Siswa Level Makroskopik Kelompok Eksperimen ... 198

C. 9 Pencapaian N-Gain Pemahaman Konsep Siswa Level Submikroskopik Kelompok Kontrol ... 199

C. 10 Pencapaian N-Gain Pemahaman Konsep Siswa Level Submikroskopik Kelompok Eksperimen ... 200

C. 11 Pencapaian N-Gain Pemahaman Konsep Siswa Level Simbolik Kelompok Kontrol ... 201

C. 12 Pencapaian N-Gain Pemahaman Konsep Siswa Level Simbolik Kelompok Eksperimen ... 202

C. 13 Hasil Wawancara Siswa ... 203

D. Statistika Pengolahan Data D. 1 Hasil Uji Statistik Beda Rata-rata N-Gain Pemahaman Konsep Level Makroskopik ... 208


(16)

xiv

D. 2 Hasil Uji Statistik Beda Rata-rata N-Gain Pemahaman Konsep Level Submikroskopik ... 209 D. 3 Hasil Uji Statistik Beda Rata-rata N-Gain Pemahaman Konsep

Level Simbolik ... 210 E. Perizinan Penelitian


(17)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sains merupakan pelajaran penting, karena memberikan lebih banyak pengalaman untuk menjelaskan fenomena yang dekat dengan kehidupan sekaligus mencari solusi dari suatu permasalahan (Geban dan Bayir, 2000: 79). Akan tetapi, pembelajaran sains dipandang sebagai aktivitas kognitif yang kompleks (Ali, 2012: 5).

Chiu (dalam Upahi dan Olorundae, 2012: 181) mengemukakan bahwa kimia sebagai bagian dari sains dianggap ilmu yang kompleks, padahal ilmu kimia diisi dengan fenomena dan aktifitas eksperimen yang menarik serta pengetahuan yang bermanfaat untuk memahami alam maupun dunia industri. Karakter kimia yang dipandang kompleks ini memunculkan banyak keresahan dari dalam diri

siswa, bahkan ketika mereka baru hanya mendengar kata “Kimia”. Banyaknya siswa yang menemukan kesulitan dalam mempelajari sains dan kimia merupakan salah satu masalah yang perlu dicari solusinya (Pfund dan Duit dalam Coll, dkk. 2005: 365).

Sementara itu, Jhonstone (dalam Gilbert dan Treagust, 2009: 5) mengemukakan bahwa pembelajaran kimia meliputi level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik, yang ketiganya dikenal sebagai hubungan representasi kimia. Representasi kimia telah menjadi dasar bagi penelitian pendidikan kimia dan menjadi pusat dalam berbagai pengembangan kurikulum kimia (Talanquer, 2011: 179). Keberadaan representasi kimia ini seharusnya juga menjadi landasan bagi pelaksanaan pembelajaran kimia. Akan tetapi, yang terjadi ialah kimia menjadi sulit dipahami karena banyak siswa belajar kimia tidak meliputi tiga level representasi kimia dan sulit mencari hubungan antar level representasi kimia tersebut. Kesulitan dalam menghubungkan ketiga level representasi disebabkan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak


(18)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghubungkan ketiga level representasi kimia, namun bergerak dari satu level ke level lain (Chandrasegaran, dkk. 2007; Talanquer, 2011). Hal ini dapat berawal


(19)

2

dari tidak adanya fenomena nyata yang dibawa ke dalam proses pembelajaran, sehingga siswa selalu merasa bahwa ilmu kimia hanya mempelajari sesuatu yang jauh dari kehidupan mereka. Berbeda dengan hakikat pembelajaran kimia yang menuntut siswa menghubungkan fenomena yang mereka amati dan menjelaskannya menggunakan konsep sains (Talanquer, 2011: 183).

Menurut Iqbal, dkk. (dalam Ali, 2012: 3) kebanyakan pembelajaran sains termasuk kimia didasarkan pada buku teks. Kebanyakan siswa telah merasa puas dengan materi yang diberikan oleh guru ataupun buku teks (Chandrasegaran, dkk. 2007: 293-294). Cara ini tidak menyediakan kondisi yang cukup untuk mengembangkan pemahaman konseptual pada suatu topik (Ali, 2012: 9).

Sementara itu, menurut Posner, dkk. (1982: 212) pembelajaran tidak hanya dipandang sebagai interaksi antara apa yang siswa pelajari dengan konsep yang telah dimiliki sebelumnya, namun didasarkan pada penerimaan dan pemahaman suatu ide baru yang dapat dimengerti dan rasional. Dengan kata lain pembelajaran merupakan suatu proses perubahan konseptual. Oleh karena itu, diperlukan suatu teks yang mampu memfasilitasi proses perubahan konseptual siswa yang dikenal dengan teks perubahan konseptual.

Penelitian tentang penggunaan penggunaan teks perubahan konseptual untuk materi kimia telah diteliti oleh beberapa peneliti dalam berbagai topik kimia. Penelitian Beerenwinkel (2010: 1235-1259) pada model partikel materi menunjukkan bahwa teks perubahan konseptual mampu meningkatkan pemahaman konsep. Selain itu, hasil penelitian Kurniasih (2013: 1-81) menunjukkan dengan kegiatan membaca teks perubahan konseptual mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa materi hidrolisis garam pada ketiga level representasi kimia. Akan tetapi, peningkatan pemahaman konsep yang dihasilkan masih dalam kategori rendah dan sedang, sehingga masih diperlukan usaha lain agar peningkatan pemahaman konsep dapat lebih baik. Salah satu usaha lain ialah dengan proses pembelajaran.

Penelitian tentang penggunaan teks perubahan konseptual dalam proses pembelajaran juga telah diteliti oleh beberapa peneliti. Pinarbasi, dkk. (2006: 313-335) pada materi larutan dan Ozmen (2007: 413-425) pada materi kesetimbangan


(20)

3

kimia menemukan bahwa pembelajaran berorientasi teks perubahan konseptual mampu meningkatkan pemahaman konsep. Selain itu, Cetingul dan Geban (2011: 112-123) menghasilkan temuan bahwa pembelajaran berorientasi teks perubahan konseptual dibantu dengan analogi mampu meningkatkan pemahaman konsep pada materi asam-basa.

Sementara itu, Chandrasegaran, dkk. (2007: 293) mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran, siswa seharusnya diberi kesempatan untuk mengembangkan pemahaman barunya dibantu guru yang lebih berperan sebagai fasilitator daripada sebagai penyampai pengetahuan. Salah satu strategi dalam memberi kesempatan tersebut yaitu melalui teori zone of proximal development

(ZPD).

Menurut Vygotsky (1978: 83) ZPD adalah daerah antara actual

development level yang merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan

masalah dan potential development level yang merupakan kemampuan memecahkan masalah dibawah panduan orang dewasa atau hasil kerja sama dengan rekan sebaya yang lebih mampu. Gagasan ZPD ini mengemukakan bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan mentalnya sendiri, karena sebenarnya mereka memiliki kemampuan dalam menyelesaikan suatu masalah pada batasan tertentu. Guru dapat menggunakan ZPD sebagai jembatan antara materi yang dapat dipahami siswa tanpa bantuan dengan materi yang hanya bisa siswa kuasai melalui bimbingan (Siyepu, 2013: 3).

ZPD dapat menjadi konsep kuat dalam penelitian perkembangan yang

salah satunya dapat meningkatkan keefektifan dan kegunaan aplikasi diagnostik perkembangan mental dan masalah pendidikan (Vygotsky, 1978: 83-84). Dengan ditemukannya konsep ini, para pendidik dapat menyadari bahwa setiap siswanya memiliki potensi untuk memahami materi pada batasan tertentu dan guru sebagai fasilitator berperan dalam mendiagnosis materi yang tidak dapat siswa kuasai secara mandiri serta membimbing siswa memahami materi tersebut, sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan guru tidak dituntut untuk menyampaikan materi secara keseluruhan.


(21)

4

Beberapa penelitian menunjukkan pembelajaran berbasis ZPD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, seperti hasil penelitian Fernandez, dkk. (2001: 40-44) yang menggunakan Raven’s Standar

Progressive Matrices (RSPM). Hasil penelitian Siyepu (2013: 1-13)

menunjukkan pembelajaran berbasis ZPD mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian Rezaee dan Azizi (2012: 51-57) menghasilkan temuan bahwa pembelajaran berbasis ZPD dapat memberikan hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang lebih baik dibandingkan pembelajaran tradisional. Penelitian pada pendidikan kimia yang dilakukan Yitbarek (2011: 10-28) juga menghasilkan temuan bahwa pembelajaran dengan pendekatan perubahan konseptual berbasis T-ZPD mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi persamaan reaksi kimia.

Sementara itu, beberapa konsep kimia seringkali dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, salah satunya hidrolisis garam. Garam merupakan sesuatu yang dapat siswa temukan dalam kehidupan sehari-hari, namun konsep garam dalam kimia tidak terbatas pada garam yang biasa siswa temukan. Banyak siswa tidak dapat membedakan hidrolisis garam dan larutan buffer menjadi salah satu bukti bahwa topik ini membutuhkan pengetahuan yang komprehensif dan terintegrasi (Putri, 2014: 5), karena materi hidrolisis garam berhubungan dengan konsep kesetimbangan dan asam-basa.

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan suatu pembelajaran berbasis ZPD dengan bantuan teks perubahan konseptual sebagai sumber bacaan, sehingga diharapkan siswa dapat memiliki pemahaman konsep awal yang baik pada materi hidrolisis garam sebelum siswa melaksanakan pembelajaran dalam kelas. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Zone of Proximal Development Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pembelajaran pada penelitian ini dilakukan dengan berbantuan teks perubahan konseptual yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya.


(22)

5

Diharapkan dengan bantuan teks perubahan konseptual, siswa memiliki pemahaman konsep awal yang baik pada materi hidrolisis garam dan menjadi bekal sebelum siswa melaksanakan pembelajaran berbasis ZPD.

Penelitian pembelajaran berbasis ZPD berbantuan teks perubahan konseptual pada materi hidrolisis garam dikaji dari berbagai aspek, yang meliputi

actual development level yang dapat dicapai siswa, pengaruh kemampuan

membaca, pengaruh dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa, dan pengaruh dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan gender. Akan tetapi, untuk penelitian yang dikaji saat ini dibatasi pada pengaruh pembelajaran berbasis ZPD dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi hidrolisis garam.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis ZPD dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi hidrolisis garam?” Masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, diuraikan kembali menjadi tiga pertanyaan penelitian yang menjadi fokus pada penelitian ini.

1. Apakah ada perbedaan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level makroskopik antara kelompok yang menerapkan pembelajaran berbasis ZPD dengan kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD? 2. Apakah ada perbedaan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level

submikroskopik antara kelompok yang menerapkan pembelajaran berbasis

ZPD dengan kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD?

3. Apakah ada perbedaan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level simbolik antara kelompok yang menerapkan pembelajaran berbasis ZPD dengan kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD?


(23)

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah memperoleh informasi mengenai efektivitas pembelajaran berbasis ZPD dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi hidrolisis garam.

E. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. memberikan informasi tentang efektivitas pembelajaran berbasis ZPD dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa;

2. memberikan informasi mengenai pembelajaran efektif yang dapat menjadi pertimbangan bagi pengajar di lapangan dalam menerapkan strategi pembelajaran.


(24)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung yang telah mengelompokkan siswanya menjadi beberapa kelas. Oleh karena itu, peneliti hanya dapat melakukan penelitian dengan kondisi alamiah pada kelas yang akan menjadi subjek penelitian. Dengan kata lain peneliti tidak melakukan randomisasi subjek penelitian, sehingga metode yang dipakai pada penelitian ini ialah quasi experiment (Wiersma dan Jurs, 2009: 165).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas yang diberi label kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok diberikan tes awal yang diberi label pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran di kelas dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan bimbingan guru untuk membantu siswa memahami materi yang tidak dapat siswa pahami secara mandiri. Kelompok kontrol menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD yaitu guru menyampaikan materi secara keseluruhan. Sementara kelompok eksperimen menerapkan pembelajaran yang berbasis ZPD yaitu guru hanya mengajarkan materi yang tidak dapat siswa kuasai secara mandiri. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Dengan kondisi alamiah kelas yang akan menjadi subyek penelitian serta pengambilan data melalui pretest dan posttest, maka penelitian ini menggunakan desain penelitian pretest-posttest, nonequivalent control group

design (Wiersma dan Jurs, 2009: 169).

Variabel bebas pada penelitian ini ialah instruksi belajar. Kelompok kontrol menerima pembelajaran tradisional dengan menggunakan metode ceramah dan teks bukan perubahan konseptual sebagai sumber belajar. Sedangkan kelompok eksperimen menerima pembelajaran dengan berbasis ZPD


(25)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konseptual sebagai sumber belajar. Variabel terikat yang diukur pada penelitian ini ialah pemahaman konsep siswa yang diperolah dari hasil pretest dan posttest.


(26)

40

Sedangkan yang menjadi variabel kontrol pada penelitian ini ialah materi hidrolisis, waktu pembelajaran yaitu selama dua kali pertemuan, dan guru yang mengajar pada kedua kelompok.

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek pada penelitian ini ialah siswa Kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Dari beberapa kelas XI IPA yang ada di sekolah tersebut, diambil dua kelas yang menjadi subjek penelitian. Satu kelas sebagai kelompok kontrol dan satu kelas lain sebagai kelompok eksperimen. Jumlah siswa pada masing-masing kelompok ialah 36 siswa.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam memahami berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi dari istilah yang digunakan pada penelitian ini.

1. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengorganisasi dan mengintegrasikan pengetahuan awal dan informasi baru hingga menghasilkan konsep yang dapat diterima secara sains. Dalam penelitian ini pemahaman konsep siswa dibagi berdasarkan level representsai kimia yaitu level makrsokpik, level submikrsokopik, dan level simbolik.

2. Representasi Kimia

Representasi kimia adalah berbagai keadaan suatu objek, struktur atau penggunaan simbol yang digunakan untuk menjelaskan konsep kimia secara menyeluruh.

3. Level Makroskopik

Level makroskopik adalah level representasi kimia yang menyangkut fenomena yang dapat diamati.


(27)

41

4. Level Submikroskopik

Level submikroskopik adalah level representasi kimia yang mampu memberikan gambaran dan menjelaskan dari suatu proses kimia atau suatu keadaan fenomena.

5. Level Simbolik

Level simbolik adalah level representasi kimia yang berkaitan dengan penggunaan berbagai simbol, rumus, maupun persamaan kimia yang memberikan penjelasan secara simbolik tentang proses kimia.

6. Teks Perubahan Konseptual

Teks yang disusun sebagai upaya melakukan perubahan konseptual siswa yang mengikuti empat tahapan perubahan konseptual dari Posner, dkk. (1982: 214) yaitu dissatisfaction, intelligible, plausible, dan frutiful. Teks perubahan konseptual yang disusun didasarkan pada miskonsepsi siswa pada hidrolisis garam. Teks perubahan konseptual dapat dilihat pada lampiran A.4.

7. Zone of Proximal Development (ZPD)

Daerah antara kemampuan yang dapat dimiliki siswa secara mandiri yang dikenal dengan istilah actual development level dengan kemampuan yang dapat dimiliki siswa dengan bantuan bimbingan yang dikenal dengan istilah potential

development level pada materi hidrolisis garam.

8. Pembelajaran Berbasis ZPD

Pembelajaran yang menerapkan tutor sebaya sebagai narasumber bagi siswa lain dan penjelasan dari guru hanya diberikan pada materi yang tidak bisa seluruh siswa kuasai secara mandiri.


(28)

42

9. Hidrolisis Garam

Hidrolisis garam adalah reaksi antara kation atau anion atau keduanya dengan air (Chang, 2005: 116). Materi hidrolisis garam yang dibahas dalam penelitian ini berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam RPP.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Butir soal hidrolisis garam

Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini ialah Bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis ZPD dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada

materi hidrolisis garam?” Oleh karena itu, diperlukan suatu instrumen tes berupa soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi hidrolisis garam. Tes yang diberikan berupa butir soal yang diturunkan berdasarkan indikator pembelajaran dengan kisi-kisi butir soal dapat dilihat pada lampiran B.1 dan B.2. Pretest digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan dan posttest mengukur pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Data hasil pretest dan posttest yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui efektivitas peningkatan pemahaman konsep siswa.

2. Pedoman wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran dengan menerapkan konsep ZPD yang telah dilakukan di kelompok eksperimen. Hasi wawancara digunakan untuk membantu membahas dan mendukung hasil temuan. Pedoman wawancara yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B.5.


(29)

43

E. Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Penyusunan RPP Pembelajaran

Penyusunan Pedoman Wawancara Penyusunan Butir Soal

Validasi

Revisi

Pelaksanaan pretest

Perlakuan

Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran tradisional

Kelompok eksperiman menggunakan pembelajaran dengan menerapkan konsep Zone of Proximal

Development berbantuan teks perubahan konseptual

Pelaksanaan postest

Pelaksanaan wawancara

Pengolahan data

Analisis temuan

Penarikan kesimpulan

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Pengolahan Data dan Penarikan

Kesimpulan Analisis KI, KD, dan Teks Perubahan

Konseptual Hidrolisis Garam

Siswa membaca materi hidrolisis garam


(30)

44

F. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan meliputi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi pengidentifikasian masalah, studi literatur, analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, penyusunan RPP, dan analisis teks perubahan konseptual hidrolisis garam yang telah dibuat pada penelitian sebelumnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. pemberian tugas membaca pada subjek penelitian. Kelompok kontrol membaca teks bukan perubahan konseptual (lampiran A.3) , sedangkan kelompok eksperimen membaca teks perubahan konseptual (lampiran A.4). Kedua kelompok diberi rentang waktu yang sama untuk membaca;

b. pemberian soal pretest (lampiran B.3) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen;

c. pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran tradisional (RPP dapat dilihat pada lampiran A.1), sedangkan kelompok eksperimen melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan konsep ZPD (RPP dapat dilihat pada lampiran A.2);

d. pemberian soal posttest (lampiran B.4) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok memiliki rentang waktu yang sama antara

pretest dan posttest;.

e. pelaksanaan wawancara pada siswa kelompok eksperimen untuk mengetahui tanggapan mereka tentang pembelajaran dengan menerapkan konsep ZPD yang telah dilaksanakan.

3. Tahap Pengolahan Data dan Penarikan Kesimpulan

Tahap pengolahan data dan penarikan kesimpulan dalam penelitian ini meliputi:


(31)

45

a. mengolah skor pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok;

b. mengolah dan menganalisis skor untuk masing-masing level representasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen;

c. menganalisis hasil wawancara siswa;

d. penarikan kesimpulan berdasarkan pertanyaan penelitian.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini meliputi data kuntitatif dan kualitatif. Pengolahan data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian ini ialah skor pretest dan

postest yang diolah dengan tahap-tahap:

a. melakukan penskoran pada masing-masing butir soal yang telah diturunkan dari indikator pembelajaran berdasarkan level representasi;

Tabel 3.1. Skor Maksimal Masing-masing Butir Soal yang Telah Diturunkan dari Indikator Pembelajaran Berdasarkan Level Representasi

Level Representasi Indikator Pembelajaran Skor Jumlah

Skor

Level Makroskopik

Menjelaskan pengertian hidrolisis

garam. 5

79 Menentukan larutan garam yang

terhidrolisis. 15

Menentukan sifat larutan garam. 44

Mengklasifikasikan larutan garam yang mengalami hidrolisis total dan

hidrolisis sebagian.

15

Level Submikroskopik Menjelaskan kondisi partikel larutan

garam. 144 144

Level Simbolik

Menuliskan persamaan reaksi

hidrolisis. 25

60 Menentukan pH garam yang

terhidrolisis dari asam lemah dan basa kuat.

15

Menentukan pH garam yang

terhidrolisis dari asam kuat dan lemah. 10 Menentukan pH garam yang

terhidrolisis dari asam lemah dan basa lemah.

10


(32)

46

b. mengelompokkan skor pretest, posttest, dan N-Gain berdasarkan level representasi untuk masing-masing kelas;

Tabel 3.2. Rata-rata Skor Masing-masing Kelompok Berdasarkan Level Representasi

Level

Representasi Kelompok

Rata-rata Skor

N-Gain Pretest Posttest

Level Makroskopik Kontrol Eksperimen Level Submikroskopik Kontrol Eksperimen Level Simbolik Kontrol

Eksperimen

N-Gain dihitung dengan rumus sebagai berikut:

N-Gain = N-Gain yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pengkategorian N-Gain

N-Gain Kategori

> 0,7 Tinggi

0,3 – 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

(Hake, 1991: 1) c. data yang diperoleh kemudian diuji secara statistik menggunakan SPSS 20.0

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Hipotesis penelitian yang akan diuji secara statistik sebagai berikut:

H0 : Efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep pada setiap level representasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan;

Ha : Efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep pada setiap level representasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berbeda secara signifikan.

Berdasarkan hipotesis tersebut, maka uji statistik yang dilakukan ialah uji beda dua rata-rata N-Gain untuk setiap level representasi antara kelas kontrol dan kelas


(33)

47

eksperimen. Langkah pertama dari pengujian statistik ini ialah menguji normalitas

N-Gain untuk masing-masing level representasi pada masing-masing kelas. Uji

normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data N-Gain berdistribusi normal atau tidak, sehingga peneliti bisa menentukan uji statistik yang akan dilakukan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan menggunakan one sample

Kolmogorov-Smirnov test dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Jika hasil uji normalitas menghasilkan nilai signifikansi ш 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal, namun apabila nilai signifikansi ч 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Apabila data berdistribusi normal, uji statistik selanjutnya ialah uji homogenitas N-Gain kelas kontrol dan eksperimen untuk setiap level representasi. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data kelas kontrol dan eksperimen memiliki variansi yang homogen atau tidak. Jika hasil uji statistik menghasilkan nilai signifikansi ш 0,05, maka data bervariansi homogen, namun apabila nilai signifikansi ч 0,05, maka data tidak bervariansi secara homogen.

Setelah memperoleh hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji beda dua rata-rata N-Gain antara kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk setiap level representasi. Apabila data N-Gain kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka uji yang dilakukan ialah t-test. Jika data

N-Gain kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji

yang dilakukan adalah t’-test. Akan tetapi, apabila data N-Gain tidak berdistribusi

normal dan tidak homogen, maka uji yang dilakukan adalah Mann-Whitney test. Uji beda dua rata-rata yang dilakukan menggunakan taraf kepercayaan

95% (α = 0,05), maka kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi ш 0,05, maka H0 diterima. Artinya efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan;

2) Jika nilai signifikansi ч 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda secara signifikan.


(34)

48

2. Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif yang diperoleh pada penelitian ini ialah hasil wawancara siswa pada kelompok eksperimen. Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan langkah-langkah:

a. mengubah hasil wawancara dari bentuk lisan ke bentuk tulisan; b. menganalisis hasil wawancara dengan hasil temuan penelitian.


(35)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan, peranan pembelajaran yang menerapkan konsep ZPD sebagai berikut:

1. Efektivitas peningkatan pemahaman konsep level makroskopik pada kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD (87%) lebih besar secara signifikan (p = 0,002) dibandingkan kelompok yang menerapkan pembelajaran berbasis ZPD (71%).

2. Efektivitas peningkatan pemahaman konsep level submikroskopik pada kelompok yang menerapkan pembelajaran berbasis ZPD (43%) lebih besar secara signifikan (p = 0,000) dibandingkan kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD (15%).

3. Efektivitas peningkatan pemahaman konsep level simbolik pada kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD (79%) tidak berbeda secara signifikan (p = 0,845) dengan kelompok yang menerapkan pembelajaran tanpa berbasis ZPD (77%).

Sehingga berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran ZPD dapat memberikan efektivitas peningkatan pemahaman konsep level simbolik yang lebih baik dibandingkan pembelajaran tanpa berbasis

ZPD.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis ZPD memberikan efektivitas peningkatan yang lebih baik pada level submikroskopik, namun kemampuan siswa dalam menjelaskan level submikroskopik secara verbal masih rendah, sehingga diperlukan


(36)

116

pengembangan media lain seperti animasi komputer atau video pada materi hidrolisis garam yang mampu memberikan penjelasan yang lebih baik.

2. Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik dalam pembelajaran yang menerapkan konsep ZPD, sehingga guru hendaknya berupaya untuk melatih kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa yang menjadi tutor sebaya dapat menjadi narasumber yang baik dan memberikan pemahaman konsep pada rekan sebayanya.

3. Guru perlu memastikan bahwa siswa telah memahami materi prasyarat hidrolisis garam, terutama pada konsep asam kuat/lemah, basa kuat/lemah, kesetimbangan, dan persamaan reaksi kimia.

4. Kemampuan matematika siswa dapat menghambat kemampuan level simbolik siswa, sehingga dalam proses pembelajaran guru juga diharapkan mampu membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam kemampuan matematika.


(37)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adadan, M. (2006). Promoting high school students’ conceptual understandings

of the particular nature of matter through multiple representations.

(Disertasi). The Ohio State University, Ohio.

Ali, T. (2012). A case study of the common difficulties experienced by high school students in chemistry classroom in Gilgit-Baltistan (Pakistan). Sage

Open, hlm..1-13.

Anggarwal, Y.P. & Thakur, R.S. (2003). Concepts and terms in educational

planning. New Delhi: National Institute of Educational Planning and

Administration.

Anonim. (2010). Industri Cairan Infus. [Online]. Tersedia di: http://bonthain.blogspot.com/2010/03/sepakat-bangun-industri-cairan-infus.html Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (2012). Pengolahan Limbah Tekstil. [Online]. Tersedia di: http://iwanhtn.wordpress.com/2012/10/page/2/ Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (2013). Obat Batuk. [Online]. Tersedia di:

http://www.kaskus.co.id/thread/524bbc5ffeca17bf43000003/bpom-akan-

tarik-pil-dekstro-dibanding-morfin-obat-batuk-berdekstro-lebih-mematikan/50 Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Acetate. [Online]. Tersedia di: http://en.wikipedia.org/wiki/Ammonium_acetate Diakses 18 Februari 2014 Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Acetate. [Online]. Tersedia di:

http://www.growcells.com/Products/5M-Ammonium-Acetate Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Chloride. [Online]. Tersedia di http://www.cvuchem.com/ammonium-chloride.htm Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Chloride. [Online]. Tersedia di http://www.hospira.com/products_and_services/drugs/AMMONIUM_CHL ORIDE Diakses 18 Februari 2014.


(38)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anonim. (tanpa tahun). Natrium Klorida. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida Diakses 18 Februari 2014.


(39)

118

Anonim. (tanpa tahun). Sodium Acetate. [Online]. Tersedia di: http://www.hospira.com/products_and_services/drugs/SODIUM_ACETAT E Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Sodium Acetate Anhydrous. [Online]. Tersedia di: http://www.visitchem.com/product/sodium-acetate-anhydrous/ Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Sodium Chloride. [Online]. Tersedia di:

http://www.superiorhealthcare.com.au/PS305_or_1/Baxter-Sodium-Chloride-0.9%25-500ml-Bottle/pd.php Diakses 18 Februari 2014.

Aydin, S. (2012). Remediation of misconceptions about geomtric optics using conceptual change texts. International Journal of Current Research. 4 (11), hlm. 295-304.

Balci, C. (2006). Conceptual change text oriented instruction to facilitate

conceptual change in rate of reaction concepts. (Tesis). Middle East

Technical University, Ankara.

Beerenwinkel, A., Parchmann, I., dan Grasel, C. (2010). Conceptual change text in chemistry teaching: a study on the particle model of matter. International

Journal of Science and Mathematics Education. 9, hlm. 1235-1259.

Bucat, B. & Mocerino, M. (2009). Learning at the sub-micro level: structural representations. Dalam Gilbert, J. K dan Treagust, D. (penyunting),

Multiple Representations in Chemical Education, hlm. 11-29.

Cetingul, I. dan Geban, O. (2011). Using conceptual change texts with analogies for misconceptions in acid and bases. Hacette Universitesi Journal of

Education. 41, hlm. 112-123.

Chaiklin, S. (2003). The zone of proximal development in Vygotsky’s analysis of learning and instruction. Dalam A. Kozulin, dkk. (Penyunting), Vygotsky’s

Educational Theory and Practice in Cultural Context. Cambridge:

Cambridge University Press.

Chandrasegaran, A.L., Treagust,. D.F., dan Mocerino, M. (2007). The development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for evaluating secondary school students’ ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry

Education Research and Practice. 8 (3), hlm. 293-307.

Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. S.S. Achmadi (Penerjemah) Jakarta: Erlangga.


(40)

119

Chittleborough, G. dan Treagust, D.F. (2007). The modelling ability of non-major chemistry students and theori understanding of the sub-microscopic level.

Chemistry Education Research and practice, 8 (3), hlm. 274-292.

Coll, R.K. dkk. (2006). Investigating first-year chemistry learning difficulties in South Pacific: a case study from Fiji, Taiwan. International Journal of

Science and Mathematics Education. 4, hlm. 365-390.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Dunphy, B.C. dan Dunphy, S.L. (2003). Assisted performance and the zone of

proximal development (zpd); a potential framework for providing surgical education. Australian Journal of Educational & Development Psychology.

3, hlm. 48-58.

Fernandez, M. dkk. (2001). Re-conceptualizing “Scaffolding” and the zone of proximal development in the context of symmetrical collaborative learning.

Journal of Classroom Interaction. 36 (2), hlm. 40-44.

Geban, O. dan Bayir, G. (2000). Effects of conceptual change approach on students’ understanding of chemical change and conversation of matter.

Hacette Universitesi Journal of Education. 19: 79-84.

Gafoor, K.A. dan V, Shilna. (2013). Perceived difficulty of chemistry units in STD IX for students in Kerala stream calls for further innovation. National

seminar on Innovations in Pedagogy and Curriculum: from theory to practice

Gilbert, J.K. dan Treagust, D. (2009). Introduction: macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them: key models in chemistry education. Multiple Representations in Chemical Education. 4, hlm. 1-7.

Hake, R.R. (1999). Analyzing change/gain scores. American Educational Research Association’s Division D, Measurement and Research

Methodology

Ikbal, D.M. (2011). Upaya peningkatan pemahaman level simbolik pada topik

hidrolisis garam melalui remedia matematika.(Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jong, O.D. dan Driel, J.V. (2004). Exploring the development of student teachers’ pck of the multiple meanings of chemistry topics. International Journal of


(41)

120

Kurniasih, I. (2013). Penerapan teks perubahan konseptual terhadap pemahaman

konsep siswa kelas xi pada materi hidrolisis garam. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lui, Angela. (2012). Teaching in the zone. an introduction to working within the zone of proximal development (zpd) to drive effective early childhood instruction. Children’s Progress.

Moe, J.M. (2011). Conceptual understanding of science through archaelogical

inquiry. (Disertasi). Montana State University, Montana.

Nasir, B. (2012). Formalin Pada Makanan. [Online]. Tersedia di: http://jalmilaip.wordpress.com/2012/06/12/formalin-pada-makanan/ Diakses 18 Februari 2014.

Ozmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change texts in remediating high school students’ alternative conceptions concerning chemical equilibrium. Asia Pacific Education Review. 8 (3), hlm. 413-425.

Pinarbasi, T. dkk. (2006). An investigation of effectiveness of conceptual change text-oriented instruction on students’ understanding of solution concepts.

Research in Science Education. 36, hlm. 313-335.

Posner, G.J. dkk. (1982). Accomodation of a scientific conception: toward a theory of conceptual change. Science Education. 60 (2), hlm. 211-227.

Putri, Y.R. (2014). Analyzing of students, misconception on salt hydrolysis

chemistry at senior high school in Padangsidempuan. (Tesis). Universitas

Medan, Medan.

Rezaee, A.A., dan Azizi, A. (2012). The role of zone of proximal development in the students’ learning of english adverbs. Journal of Language Teaching and Research. 3 (1), hlm. 51-57.

Siyepu, S. (2013). The zone of proximal development in the learning of mathematics. South African Journal of Education. 33 (2).

Talanquer, Vicente. (2011). The many faces of the chemistry “triplet”.

International Journal of Science Education. 33 (2), hlm. 179-195.

Udousoro, U.J. (2011). The effects of gender and mathematics ability on academic performance of students in chemistry. An International


(42)

121

Upahi, J.E., dan Olorundae, A.S. (2012). Difficulties faced by Nigerian senior high school chemistry students in solving stoichiometric problems. Journal

of Education and Practice. 3 (12), hlm. 181-189.

Vygotsky, L. (1978). Interaction between learning and development. Dalam Blunden, A. dan Schmolze, N. (Penyunting), Mind and Society . Cambridge: Harvard University Press, hlm. 79-91.

Weerawardhana, A., Ferry, B., dan Brown, C.A. (2003). Developing conceptual understanding of chemical equilibrium through the use of computer-base visualization software. Paper untuk International 9th International Conference on Sri Lanka.

Wiersma, W. dan Jurs, S.G. (2009). Research Methods in Education: An

Introduction. United States of America: Pearson.

Wiggins, G. dan McTighe, J. (2012). Pengajaran Pemahaman melalui Desain,

Edisi Kedua. F.D. Widjaya (Penerjemah). Jakarta: PT. Indeks.

Wu, H-K., Krajcik. J.S, dan Soloway, E. (2001). Promoting understanding of chemical representations: students’ use of a visualization tool in the classroom. Journal of Research in Science Teaching. 38 (7), hlm. 821-842. Yitbarek, Sileshi. (2011). Chemical Reaction: Diagnosis and Towards Remedy of

Misconceptions. AJCE. 1(1), hlm. 10-28.

Zeuli, J.S. (1986). The use of zone of proximal development in everyday and school contexts: a Vygotskian critique. (Paper). The Institute for Research on Teaching 252 Erickson Hall Michigan State University, Michigan. Zirbel, A.L. (2006). Teaching to Promote Deep Understanding and Instigate

Conceptual Change. (Paper). Department of Physics and Astronomy, Tufts


(1)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adadan, M. (2006). Promoting high school students’ conceptual understandings of the particular nature of matter through multiple representations. (Disertasi). The Ohio State University, Ohio.

Ali, T. (2012). A case study of the common difficulties experienced by high school students in chemistry classroom in Gilgit-Baltistan (Pakistan). Sage Open, hlm..1-13.

Anggarwal, Y.P. & Thakur, R.S. (2003). Concepts and terms in educational planning. New Delhi: National Institute of Educational Planning and Administration.

Anonim. (2010). Industri Cairan Infus. [Online]. Tersedia di: http://bonthain.blogspot.com/2010/03/sepakat-bangun-industri-cairan-infus.html Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (2012). Pengolahan Limbah Tekstil. [Online]. Tersedia di: http://iwanhtn.wordpress.com/2012/10/page/2/ Diakses 18 Februari 2014. Anonim. (2013). Obat Batuk. [Online]. Tersedia di:

http://www.kaskus.co.id/thread/524bbc5ffeca17bf43000003/bpom-akan-

tarik-pil-dekstro-dibanding-morfin-obat-batuk-berdekstro-lebih-mematikan/50 Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Acetate. [Online]. Tersedia di: http://en.wikipedia.org/wiki/Ammonium_acetate Diakses 18 Februari 2014 Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Acetate. [Online]. Tersedia di:

http://www.growcells.com/Products/5M-Ammonium-Acetate Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Chloride. [Online]. Tersedia di http://www.cvuchem.com/ammonium-chloride.htm Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Ammonium Chloride. [Online]. Tersedia di http://www.hospira.com/products_and_services/drugs/AMMONIUM_CHL ORIDE Diakses 18 Februari 2014.


(2)

Pertiwi, Widya. 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE of PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anonim. (tanpa tahun). Natrium Klorida. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida Diakses 18 Februari 2014.


(3)

Anonim. (tanpa tahun). Sodium Acetate. [Online]. Tersedia di: http://www.hospira.com/products_and_services/drugs/SODIUM_ACETAT E Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Sodium Acetate Anhydrous. [Online]. Tersedia di: http://www.visitchem.com/product/sodium-acetate-anhydrous/ Diakses 18 Februari 2014.

Anonim. (tanpa tahun). Sodium Chloride. [Online]. Tersedia di:

http://www.superiorhealthcare.com.au/PS305_or_1/Baxter-Sodium-Chloride-0.9%25-500ml-Bottle/pd.php Diakses 18 Februari 2014.

Aydin, S. (2012). Remediation of misconceptions about geomtric optics using conceptual change texts. International Journal of Current Research. 4 (11), hlm. 295-304.

Balci, C. (2006). Conceptual change text oriented instruction to facilitate conceptual change in rate of reaction concepts. (Tesis). Middle East Technical University, Ankara.

Beerenwinkel, A., Parchmann, I., dan Grasel, C. (2010). Conceptual change text in chemistry teaching: a study on the particle model of matter. International Journal of Science and Mathematics Education. 9, hlm. 1235-1259.

Bucat, B. & Mocerino, M. (2009). Learning at the sub-micro level: structural representations. Dalam Gilbert, J. K dan Treagust, D. (penyunting), Multiple Representations in Chemical Education, hlm. 11-29.

Cetingul, I. dan Geban, O. (2011). Using conceptual change texts with analogies for misconceptions in acid and bases. Hacette Universitesi Journal of Education. 41, hlm. 112-123.

Chaiklin, S. (2003). The zone of proximal development in Vygotsky’s analysis of learning and instruction. Dalam A. Kozulin, dkk. (Penyunting), Vygotsky’s Educational Theory and Practice in Cultural Context. Cambridge: Cambridge University Press.

Chandrasegaran, A.L., Treagust,. D.F., dan Mocerino, M. (2007). The development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for

evaluating secondary school students’ ability to describe and explain

chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry Education Research and Practice. 8 (3), hlm. 293-307.

Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. S.S. Achmadi (Penerjemah) Jakarta: Erlangga.


(4)

Chittleborough, G. dan Treagust, D.F. (2007). The modelling ability of non-major chemistry students and theori understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Education Research and practice, 8 (3), hlm. 274-292.

Coll, R.K. dkk. (2006). Investigating first-year chemistry learning difficulties in South Pacific: a case study from Fiji, Taiwan. International Journal of Science and Mathematics Education. 4, hlm. 365-390.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Dunphy, B.C. dan Dunphy, S.L. (2003). Assisted performance and the zone of

proximal development (zpd); a potential framework for providing surgical education. Australian Journal of Educational & Development Psychology. 3, hlm. 48-58.

Fernandez, M. dkk. (2001). Re-conceptualizing “Scaffolding” and the zone of proximal development in the context of symmetrical collaborative learning. Journal of Classroom Interaction. 36 (2), hlm. 40-44.

Geban, O. dan Bayir, G. (2000). Effects of conceptual change approach on

students’ understanding of chemical change and conversation of matter.

Hacette Universitesi Journal of Education. 19: 79-84.

Gafoor, K.A. dan V, Shilna. (2013). Perceived difficulty of chemistry units in STD IX for students in Kerala stream calls for further innovation. National seminar on Innovations in Pedagogy and Curriculum: from theory to practice

Gilbert, J.K. dan Treagust, D. (2009). Introduction: macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them: key models in chemistry education. Multiple Representations in Chemical Education. 4, hlm. 1-7.

Hake, R.R. (1999). Analyzing change/gain scores. American Educational Research Association’s Division D, Measurement and Research Methodology

Ikbal, D.M. (2011). Upaya peningkatan pemahaman level simbolik pada topik hidrolisis garam melalui remedia matematika.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jong, O.D. dan Driel, J.V. (2004). Exploring the development of student teachers’

pck of the multiple meanings of chemistry topics. International Journal of Science and Mathematics Education. 2, hlm. 477-491.


(5)

Kurniasih, I. (2013). Penerapan teks perubahan konseptual terhadap pemahaman konsep siswa kelas xi pada materi hidrolisis garam. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lui, Angela. (2012). Teaching in the zone. an introduction to working within the zone of proximal development (zpd) to drive effective early childhood instruction. Children’s Progress.

Moe, J.M. (2011). Conceptual understanding of science through archaelogical inquiry. (Disertasi). Montana State University, Montana.

Nasir, B. (2012). Formalin Pada Makanan. [Online]. Tersedia di: http://jalmilaip.wordpress.com/2012/06/12/formalin-pada-makanan/ Diakses 18 Februari 2014.

Ozmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change texts in remediating

high school students’ alternative conceptions concerning chemical

equilibrium. Asia Pacific Education Review. 8 (3), hlm. 413-425.

Pinarbasi, T. dkk. (2006). An investigation of effectiveness of conceptual change text-oriented instruction on students’ understanding of solution concepts. Research in Science Education. 36, hlm. 313-335.

Posner, G.J. dkk. (1982). Accomodation of a scientific conception: toward a theory of conceptual change. Science Education. 60 (2), hlm. 211-227.

Putri, Y.R. (2014). Analyzing of students, misconception on salt hydrolysis chemistry at senior high school in Padangsidempuan. (Tesis). Universitas Medan, Medan.

Rezaee, A.A., dan Azizi, A. (2012). The role of zone of proximal development in

the students’ learning of english adverbs. Journal of Language Teaching

and Research. 3 (1), hlm. 51-57.

Siyepu, S. (2013). The zone of proximal development in the learning of mathematics. South African Journal of Education. 33 (2).

Talanquer, Vicente. (2011). The many faces of the chemistry “triplet”.

International Journal of Science Education. 33 (2), hlm. 179-195.

Udousoro, U.J. (2011). The effects of gender and mathematics ability on academic performance of students in chemistry. An International Multidisciplinary Journal Ethiopia. 5 (4), hlm. 201-213


(6)

Upahi, J.E., dan Olorundae, A.S. (2012). Difficulties faced by Nigerian senior high school chemistry students in solving stoichiometric problems. Journal of Education and Practice. 3 (12), hlm. 181-189.

Vygotsky, L. (1978). Interaction between learning and development. Dalam Blunden, A. dan Schmolze, N. (Penyunting), Mind and Society . Cambridge: Harvard University Press, hlm. 79-91.

Weerawardhana, A., Ferry, B., dan Brown, C.A. (2003). Developing conceptual understanding of chemical equilibrium through the use of computer-base visualization software. Paper untuk International 9th International Conference on Sri Lanka.

Wiersma, W. dan Jurs, S.G. (2009). Research Methods in Education: An Introduction. United States of America: Pearson.

Wiggins, G. dan McTighe, J. (2012). Pengajaran Pemahaman melalui Desain, Edisi Kedua. F.D. Widjaya (Penerjemah). Jakarta: PT. Indeks.

Wu, H-K., Krajcik. J.S, dan Soloway, E. (2001). Promoting understanding of

chemical representations: students’ use of a visualization tool in the

classroom. Journal of Research in Science Teaching. 38 (7), hlm. 821-842. Yitbarek, Sileshi. (2011). Chemical Reaction: Diagnosis and Towards Remedy of

Misconceptions. AJCE. 1(1), hlm. 10-28.

Zeuli, J.S. (1986). The use of zone of proximal development in everyday and school contexts: a Vygotskian critique. (Paper). The Institute for Research on Teaching 252 Erickson Hall Michigan State University, Michigan. Zirbel, A.L. (2006). Teaching to Promote Deep Understanding and Instigate

Conceptual Change. (Paper). Department of Physics and Astronomy, Tufts University, Massachusettes.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keterampilan Pemahaman Membaca Terhadap Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Zone Of Proximal Development Pada Materi Hidrolisis Garam.

1 4 40

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

0 3 22

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

0 1 42

PERANAN TEKS PERUBAHAN KONSEPTUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

1 7 37

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI HIDROLISIS GARAM - repository UPI S KIM 1002448 title

0 0 4

PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING - repository UPI S KIM 0909174 Title

0 0 3

Pengaruh Keterampilan Pemahaman Membaca Terhadap Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Zone Of Proximal Development Pada Materi Hidrolisis Garam - repository UPI S KIM 1001085 Title

0 0 3

PENGARUH TEKS PERUBAHAN KONSEPTUAL DAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA - repository UPI T KIM 1402260 Title

0 0 6

PENGARUHPEMBELAJARAN IPA BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT PADA MATERI DAUR AIR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA - repository UPI T PD 1402839 Title

0 0 5

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 8