PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA ANAK USIA 11-13 TAHUN : StudiDeskriptif Di SSB Dari Kota Bandung Dan SSB Dari Kota Cimahi.

(1)

PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR

PERMAINAN SEPAKBOLA ANAK USIA 11-13 TAHUN

( Studi Deskriptif di SSB dari Kota Bandung dan SSB dari Kota Cimahi) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

S.Si

Muhammad Zakariya Almudzakir 0807765

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012


(2)

Perbandingan Penguasaan Teknik

Dasar Permainan Sepakbola Anak

Usia 11-13 Tahun

( Studi Deskriptif di SSB dari Kota Bandung dan SSB dari Kota Cimahi)

Oleh

Muhammad Zakariya Almudzakir

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhammad Zakariya A 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : MUHAMMAD ZAKARIYA ALMUDZAKIR

NIM : 0807765

JUDUL : PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR

PERMAINAN SEPAKBOLA ANAK USIA 11-13 TAHUN ( Studi Deskriptif di SSB dari Kota Bandung dan SSB dari Kota Cimahi )

Disetujui dan disahkan oleh : PEMBIMBING I

Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 197508102001121001

PEMBIMBING II

Sandey Tantra Pramitha.S.Si.,M.Pd NIP. 198204182009121004

Mengetahui :

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

Drs. Sumardiyanto. M.Pd NIP. 196212221987031002


(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA ANAK USIA 11-13 TAHUN

(StudiDeskriptif Di SSB Dari Kota Bandung Dan SSB Dari Kota Cimahi) Oleh :

Muhammad ZakariyaAlmudzakir

Beberapa pelatih asing yang pernah menangani tim Nasional Indonesia menganggap penguasaan teknik dasar pemain sepakbola muda Indonesia sangat kurang, hal ini tentunya harus diperbaiki dan dimulai dari dasar, yaitu pada usia 11-13 tahun, dimanausiatersebutmerupakanusiaemasdalammelatihteknikdasar yang akan menjadi bekal pemain kedepannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil perbandingan. Penelitian ini mengambil lokasi dan sampel di SSB yang berada di Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan uji Signifikansi. Populasi adalah seluruh SSB yang berada di Kota Bandung dan di Kota Cimahi, setelah dipilih dengan teknik random sampling dan didapat SSB Locomotive dari Kota Bandung dengan jumlah anak usia 11-13 tahun sebanyak 141 dan SSB Panama dari Kota Cimahi dengan jumlah anak usia 11-13 tahun sebanyak 158. Sampel diambil 10% dari masing-masing SSB maka didapat 14 anak dari SSB Locomotive dan 16 anak dari SSB Panama.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan berkaitan dengan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola. Setelah dilakukan penilaian dengan menggunakan pendekatan acuan norma maka didapat hasil dari SSB Locomotive dengan nilai rata-rata untuk passing sebesar 6.1 (sedang), heading 6.0 (sedang), shooting 5.5 (sedang), dan dribbling 5.5 (buruk). Sedangkan untuk SSB Panama didapat hasil nilai rata-rata untuk passing sebesar 5.8 (sedang), heading 5.1 (sedang), shooting 5.8 (buruk),dan dribbling 5.5 (sedang).

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan terkait penguasaan teknik dasar sepakbola, dan dari penilaian yang dilakukan ternyata hasil yang didapat kurang memuaskan. Oleh karena itu, diharapkan para pelatih dan pengurus SSB lebih memperhatikan proses latihan siswa melalui pembuatan program latihan yang baik agar tercapai hasil yang lebih optimal.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSRTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Sepakbola ... 9

B. Pola Pembinaan ... 10

1. Tahap Perkembangan Multilateral ... 11

2. Tahap Spesialisasi ... 12

3. Tahap Prestasi Puncak ... 13

C. Teknik Dasar Sepakbola ... 13

1. Dribbling ... 14

2. Passing ... 18

3. Trapping ... 20

4. Heading ... 22

5. Shooting ... 23

D. Anak Usia 11-13 Tahun ... 24

1. Karakteristik ... 24


(6)

E. Pola Gerak Dan Keterampilan ... 29

F. Sekolah Sepakbola ... 30

G. Hipotesis ... 31

BAB III : METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 33

B. Populasi Dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 36

C. Alur Penelitian ... 37

D. Langkah-Langkah Penelitian ... 38

E. Instrument Penelitian ... 38

1. Tes Passing Dan Trapping ... 39

2. Tes Heading ... 41

3. Tes Dribbling ... 42

4. Tes Shooting ... 45

F. Pengolahan Data ... 47

1. Langkah Pendekatan Acuan Norma (PAN) ... 47

2. Langkah Perbandingan (Independent Sampel T test) ... 48

BAB IV : PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Data ... 50

B. Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Homogenitas dan Signifikansi ... 53

C. Diskusi Penemuan ... 55

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel2.1: Tahap-Tahap Usia Pengenalan, Spesialisasi, dan Puncak Dalam

Prestasi Cabang Olahraga... 28

Tabel2.2 : Tahap Usia Dalam Sepakbola ... 29

Tabel4.1 : Hasil Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 51

Tabel4.2 : Hasil Pengujian Normalitas Data ... 52

Tabel4.3 : Hasil Pengujian Homogenitas ... 53


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Jenjang Latihan Olahraga ... 11

Gambar 2.2 : Teknik Dribbling Dengan Kaki Bagian Dalam ... 15

Gambar 2.3 : Teknik Dribbling Dengan Kaki Bagian Luar ... 16

Gambar 2.4 : Teknik Dribbling Dengan Kaki Bagian Punggung ... 17

Gambar 2.5 : Teknik Passing Dengan Kaki Bagian Dalam ... 18

Gambar 2.6 : Teknik Passing Dengan Kaki Bagian Luar ... 19

Gambar 2.7 : Teknik Passing Dengan Bagian Kaki Punggung ... 20

Gambar 2.8 : Teknik Trapping ... 21

Gambar 2.9 : Teknik Heading ... 22

Gambar 2.10 : Teknik Shooting ... 23

Gambar3.1 :Teknik Pengambilan Sampel ... 35

Gambar3.2 : Tes Passing danTrapping ... 40

Gambar3.3 : Tes Heading ... 42

Gambar3.4 : Tes Dribbling ... 44


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran No. 1: Struktur Organisasi SSB Locomotive ... 61

Lampiran No. 2 :Struktur Organisasi SSB Panama ... 62

Lampiran No. 3 :Konversi T-Skor ... 63

Lampiran No. 4 :Penilaian Acuan Norma ... 65

Lampiran No. 5 : Data Hasil Tes, T-Skor, dan Nilai SSB Locomotive ... 75

Lampiran No. 6 : Data Hasil Tes, T-Skor, dan Nilai SSB Panama ... 76

Lampiran No.7 :Hasil Independent T Tes ... 77


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola merupakan olahraga paling populer di dunia dan permainan nasional bagi hampir semua negara, dikenal secara internasional sebagai “football”, olahraga ini seakan telah menjadi alat persatuan bagi berbagai bangsa seantero dunia dengan beragam latar belakang sejarah dan budaya, sebagai alat pemersatu dunia yang sanggup melampaui batas-batas perbedaan politik, etnik dan agama.

Sepakbola merupakan olahraga yang menuntut kerjasama tim yang baik, maka dari itu setiap pemainnya dituntut untuk menguasai teknik dasar individu yang baik agar kerjasama antar pemain dapat terjalin dengan sempurna. Teknik dasar merupakan komponen yang penting dalam permainan sepakbola, namun dalam pembinaannya terkadang teknik dasar kurang mendapat perhatian khusus. Sekertaris umum pengurus daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur, Imam Syafii pada tahun 2007 dalam www.antaranews.com mengungkapkan bahwa sejumlah pelatih asing yang ditunjuk menangani timnas Indonesia, seperti Ivan Kolev, Anatoly Polosin dan Peter White, selalu mengeluhkan lemahnya teknik dasar pemain Indonesia. „Ivan Kolev bahkan sempat kebingungan mencari pemain usia 23 tahun, ketika dia harus mencoret pemain yang lainnya.‟


(11)

2

Komentar tersebut tentu saja dapat menggambarkan betapa lemahnya teknik dasar yang dimiliki para pemain muda kita, tim yang pemainnya memiliki banyak kelemahan dalam penguasaan teknik dasar maka akan banyak mengalami kesalahan yang kemungkinan berimbas pada kekalahan dalam pertandingan. Hal itu tentunya tidak sejalan dengan definisi sepakbola yang di ungkapkan oleh Axiom (Donald E. Fuoss dan Rowland “Red” Smith, 1981: 3) bahwa, “ football is a game of mistakes, and the team that makes fewer mistakes generally wins the game” yaitu sepakbola merupakan permainan yang memanfaatkan kesalahan, dan tim yang paling sedikit melakukan kesalahan biasanya keluar sebagai pemenang.

Untuk menjadi pemain sepakbola yang baik, seorang pemain harus dapat menguasai berbagai teknik dasar sepakbola, karena pemain sepakbola yang memiliki teknik dasar bermain yang baik cenderung akan dapat bermain sepakbola yang baik pula, walaupun sepakbola dimainkan secara beregu namun pada hakikatnya sepakbola merupakan permainan satu lawan satu, pemain melakukan tugas individunya baik saat menguasai bola atau merebut bola dari lawan terdekat.

Munurut Mielke (2007: 1), teknik dasar yang harus dikuasai adalah : menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menimang bola (juggling), menghentikan bola (trapping), dan lemparan ke dalam (throw-in).

Agar penguasaan teknik dasar berjalan dengan baik maka pengenalan dan pengembangan latihan teknik dasar harus dimulai pada usia yang tepat, yaitu pada


(12)

tahap grassroot atau tahap dasar, karena usia ini merupakan usia emas dalam proses belajar dalam hubungannya dengan pengembangan keterampilan gerak motorik seorang pemain muda dengan karakteristiknya. Didalam materi National “D” licence course programme ( 2011: 8) dibahas beberapa karakteristik pemain muda, yaitu :

1. Senang bergerak 2. Suka bersaing

3. Otot belum berkembang sepenuhnya 4. Jangka waktu konsentrasi yang pendek 5. Sangat perasa

6. Kuat, tidak berprilaku kritis pada idola dewasa

7. Perbedaan-perbedaan individu dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani.

Untuk membentuk anak menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, sudah seharusnya seorang pelatih atau pembina olahraga harus memperhatikan teknik dasar yang baik dan prinsip-prinsip latihan, yang didalamnya terdapat tahapan latihan yang disesuaikan dengan usia anak atau biasa disebut dengan prinsip spesialisasi. Mengenai prinsip spesialisasi Imanudin (2008: 49) menjelaskan “spesialisasi adalah bagian pokok yang di tuntut untuk mencapai keberhasilan dalam olahraga”.

Imanudin lebih jauh menjelaskan spesialisasi untuk olahraga sepakbola yaitu antara usia 11-13 tahun, tahap tersebut merupakan usia yang cocok dalam penerapan teknik dasar sepakbola yang benar karena dalam tahap spesialisasi gerakan-gerakan yang dilakukan sudah mengarah ke gerakan dan latihan sepakbola sesungguhnya, termasuk didalamnya adalah teknik-teknik dasar sepakbola.


(13)

4

Pola pembinaan tersebut harusnya sudah dimengerti oleh para pelatih di Sekolah Sepakbola (SSB) yang saat ini sudah menjamur di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Banyaknya SSB di kedua Kota ini tentunya memunculkan persaingan baik saat pertandingan yang banyak diselenggarakan maupun adu program latihan agar dapat menarik minat masyarakat yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka di SSB yang terbaik.

Kota Bandung merupakan pusat perkembangan sepakbola di Jawa Barat, maka tidak heran apabila kita melihat banyaknya SSB yang didirikan di Kota Bandung. SSB Locomotive adalah salah satu SSB di Kota Bandung yang belum lama terbentuk. SSB ini terbentuk berawal dari keinginan para petinggi PT.KAI di Bandung untuk mendukung dan turut serta dalam perkembangan sepakbola di Kota bandung dengan mendirikan dan membina SSB di lapangan Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Jl. Elang Bandung pada tahun 2009 yang kemudian diberi nama SSB Locomotive.

Berdirinya SSB Locomotive terwujud dengan bantuan para insan sepakbola yang telah lama berkecimpung di Kota Bandung, struktur organisasi SSB Locomotive dapat dilihat pada lampiran 1.1

SSB Locomotive tidak memiliki kurikulum dan menyerahkan program latihan pada masing-masing pelatih dalam proses pelatihannya, tetapi SSB ini memiliki program yang mereka klaim sebagai program andalan dan berbeda dengan SSB lain dalam proses pembinaan pemain, yaitu menggunakan sistem rapor dan tes


(14)

per-triwulan agar memudahkan pelatih maupun peserta didik dalam melihat kemajuan atau penurunan pemain yang akan membantu pelatih dalam menyusun program yang sesuai dengan kondisi pemain dan berlatih tiga kali seminggu dengan memisahkan jadwal berlatih tiap kelompok usia yang dapat di lihat dalam lampiran 1.2.

Cimahi merupakan Kota yang belum lama terbentuk, sebagai Kota baru Kota Cimahi sedang dalam tahap pencitraan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang olahraga sepakbola dengan membentuk Persatuan Sepakbola Kota Cimahi atau biasa disebut PSKC sebagai perwakilan kota Cimahi agar bisa bersaing dengan Kota-kota lain di Jawa Barat.

Dengan terbentuknya PSKC, akhirnya banyak persatuan sepakbola (PS) di Kota Cimahi mengembangkan PS mereka mejadi SSB sebagai bentuk apresiasi mereka dalam usaha membentuk pemain-pemain berbakat di Kota Cimahi agar kelak dapat memperkuat klub kebanggaan mereka bersaing dengan Kota kota lain di Jawa Barat.

PS Panama adalah salah satu persatuan sepakbola yang mengembangkan diri dengan mendirikan SSB di Kota Cimahi, selain untuk mengasah para pemain untuk memperkuat PS Panama, diharapkan kelak para pemain didikan SSB Panama dapat memperkuat PSKC. SSB Panama didirikan oleh bapak Rudi Ade yang sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah dengan merekrut beberapa pelatih yang telah lama berkecimpung dalam persepakbolaan di Kota Cimahi. Struktur organisasi dapat di lihat pada lampiran 1.3.


(15)

6

Sama halnya dengan SSB Locomotive, SSB Panama tidak memiliki kurikulum dan menyerahkan program latihan siswa kepada para pelatih di masing-masing kelasnya, dan untuk menambah pengalaman murid, SSB Panama secara konsisten selalu mengadakan turnamen antar SSB dua kali dalam setahun.

Beberapa perbedaan diatas tentunya menarik minat peneliti untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola di kedua Kota tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut maka kegiatan penelitian dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola di SSB yang berada di dua Kota berbeda. Dengan judul “Perbandingan Penguasaan Teknik Dasar Permainan Sepakbola Anak Usia 11-13 Tahun, studi deskriptif SSB dari Kota Bandung dan SSB dari Kota Cimahi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa memiliki penguasaan teknik dasar sepakbola yang baik merupakan faktor penting dalam menunjang permainan dan kerjasama tim, kondisi tersebut cocok diberikan pada umur 11-13 tahun yang merupakan usia emas dalam proses belajar dalam hubungannya dengan pengembangan keterampilan gerak motorik seorang pemain muda, sehubungan dengan itu maka penulis memaparkan beberapa rumusan masalah.


(16)

1. Bagaimana kualitas penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun SSB dari Kota Bandung.

2. Bagaimana kualitas penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun SSB dari Kota Cimahi.

3. SSB dari Kota mana yang memiliki penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan peneliti dalam melakukan proses penelitian, sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah ditentukan.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun di SSB masing-masing dan membandingkan SSB mana yang lebih baik dalam segi penguasaan teknik dasar dengan membandingkan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun SSB dari Kota Bandung dan SSB dari Kota Cimahi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Telah penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah, serta tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:


(17)

8

1. Memberi informasi maupun pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis tentang penguasaan teknik dasar permainan sepakbola.

2. Memberi gambaran penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun pada SSB di masing-masing Kota.


(18)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian melalui suatu cara yang sesuai dengan prosedur yang digunakan. Dalam hal ini Sugiyono (2011: 2) menjelaskan bahwa : “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan statistik deskriptif. Metode kuantitatif ini dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup lama digunakan sehingga sudah menjadi tradisi sebagai metode untuk penelitian, Sugiyono (2011: 7) “ metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik “

Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif, statistik ini merupakan statistik penelitian yang mengarah pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang ini dan menggambarkan keadaan-keadaan pada saat ini dengan informasi yang telah didapatkan dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada dimana pengujian yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistika.


(19)

34

Sugiyono (2011: 147) mengemukakan bahwa :

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasinya

Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang perbandingan penguasaan teknik dasar sepakbola pada siswa yang mengikuti SSB dari Kota Bandung dan dari Kota Cimahi.

B. Populasi dan Sampel

Untuk menyusun sampai menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data, pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel. Sugiyono (2011: 80) menjelaskan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah SSB yang ada di Kota Bandung dan SSB di Kota Cimahi, yaitu SSB Locomotive dari Kota Bandung dengan jumlah 157 anak dan SSB Panama dari Kota Cimahi 141 anak usia antara 11-13 tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 anak.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan simple random sampling . Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen .


(20)

jadi peneliti tidak menentukan kriteria khusus dalam memilih sampel yang dibutuhkan karena seperti yang dijelaskan diatas anggota populasi dianggap homogen.

Diambil secara Random

Gambar 3.1

Teknik pengambilan sampel penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan subyek yang memiliki karakteristik tertentu sebagai sumber dalam penelitian, Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengemukakan bahwa: Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya merupakan penelitian populasi.

Sugiyono (2011: 80) mengemukakan bahwa :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subyek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Pendapat di atas menjadi acuan penulis dalam menentukan populasi penelitian, dengan demikian yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh SSB yang ada di Kota Bandung dan di Kota Cimahi.

Populasi SSB di Kota

Bandung Dan

Sampel SSB Locomotive


(21)

36

2. Sampel

Sampel harus merupakan representasi dari populasi, sehingga penentuanya harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu, sehingga benar-benar mampu mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Suharsimi Arikunto (2006: 134) mengungkapkan bahwa “ apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 15-25% atau lebih”

Lebih jauh Arikunto mengemukakan bahwa pengambilan sampel tergantung oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika resikonya besar, hasilnya akan lebih baik.

Pendapat diatas sesuai dengan saran Roscoe dalam Sugiyono (2011: 91) yaitu : “ Ukuran sampel yang layak dalam sebuah penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 ”.

Dari keseluruhan populasi didapat anak usia 11-13 tahun dari SSB Locomotive sebanyak 157 dan dari SSB Panama sebanyak 141 anak, maka sesuai


(22)

dengan pendapat diatas sampel diambil 10% dari keseluruhan jumlah populasi dengan menggunakan rumus :

a. SSB Locomotive

= 15,7 = 16 (di desimalkan) b. SSB Panama

= 14,1 = 14 (di desimalkan) C. Alur Penelitian

Populasi

SSB di Kota Bandung SSB di Kota Cimahi

Teknik sampling Teknik sampling

Sampel

Pengambilan sampel

Tes keterampilan sepakbola

Pengolahan dan analisis data

kesimpulan Hasil


(23)

38

D. Langkah-langkah Penelitian

Secara menyeluruh tahapan penelitian deskriptif mengenai perbandingan antara teknik dasar permainan sepakbola antara SSB Locomotive dengan SSB Panama, diawali dengan :

1. Melakukan persiapan-persiapan sebelum terjun ke lapangan seperti mengurus surat-surat izin penelitian dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. 2. Melakukan studi lapangan yaitu menghubungi sampel yang akan dijadikan

obyek penelitian.

3. Melaksanakan penelitian diawali dengan :

a. Menentukan sampel yang akan dijadikan sampel penelitian. b. Menyusun dan menentukan instrument penelitian.

4. Melakukan tes teknik dasar yang di laksanakan di SSB masing-masing.

5. Memperoleh data dari kedua SSB, dimana data tersebut penulis dari tes teknik dasar permainan sepakbola.

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan alat ukur yang disebut instrumen dan teknik pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik observasi, sedangkan cara pengumpulan datanya adalah pengetesan dan pengukuran.

Tes atau suatu alat ukur harus dapat memenuhi dua syarat utama, tes tersebut harus Valid (sah) dan Reliable ( dapat dipercaya). Suatu tes dikatakan Valid, apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur atau sesuai dengan apa yang,


(24)

misalkan meteran dikatakan valid apabila untuk mengukur jarak, begitupun timbangan dikatakan valid apabila memang dipergunakan untuk mengukur berat.

Oleh sebab itu, validitas suatu alat ukur merupakan salah satu syarat mutlak dalam menentukan penggunaan alat pengukuran dan pengetesan dalam suatu penelitian, karena dengan tingkat validitas suatu alat ukur kita akan mengetahui tingkat kepercayaan terhadap alat ukur tersebut. Disamping itu, tingkat reliabilitas suatu alat ukur akan digambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Alat ukur yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan battery test sepakbola yang telah valid, yaitu tes yang diadopsi dari buku tes dan pengukuran karya Nurhasan (2007: 207-214).

Tes keterampilan ini bertujuan akan mengukur keterampilan (penguasaan) teknik dasar bermain sepakbola. Pengukuran keterampilan tersebut untuk mengetahui sebaik apa penguasaan teknik dasar anak.

Adapun teknik dasar yang akan di tes adalah : 1. Tes passing dan trapping

Tujuan :

Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola. Alat yang digunakan :

a. Bola 2 duah

b. Stop watch


(25)

40

Petunjuk pelaksanaan :

a. Peserta tes berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/ papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

b. Pada aba-aba “ya”, peserta tes mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan menahanya kembali dengan kaki dibelakang garis tembak yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik.

d. Apabila bola ke luar dari daerah sepak, maka peserta tes menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

Gambar 3.2 Tes passing dan trapping


(26)

Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola. b. Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.

Cara menentukan skor :

Jumlah menyepak dan menahan bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kegiatan menendang dan menahan bola.

2. Tes heading Tujuan :

Mengukur keterampilan dan gerak kepala serta keseimbangan anggota badan dalam memainkan bola.

Alat yang digunakan : a. Bola

b. Stop watch

Petunjuk pelaksanaan :

a. Pada aba-aba “ya”, peserta tes berdiri bebasa dengan bola dalam penguasaan tanganya.

b. Pada aba-aba “ya”, peserta tes melempar bola ke atas kepalanya dan kemudian memainkan dengan dahi.

c. Lakukan kegiatan ini di tempat selama 30 detik.

d. Apabila bola jatuh, maka peserta tes mengambil bola itu dan memainkanya kembali di tempat bola itu diambil.


(27)

42

Gambar 3.3 Tes heading Gerakan dinyatakan gagal bila :

a. peserta tes memainkan bola tidak dengan dahi.

b. Dalam memainkan bola, peserta tes berpindah-pindah tempat. Cara menentukan skor :

Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang sah (benar), selama 30 detik.

3. Tes dribbling Tujuan :

Mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.


(28)

Alat yang digunakan : a. Bola

b. Stop watch c. 6 buah rintangan d. Kapur / pembatas Petunjuk pelaksanaan :

a. Pada aba-aba “siap”, peserta tes berdiri dibelakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.

b. Pada aba-aba “ya”, peserta tes mulai menggiring bola kea rah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai peserta tes melewati garis finish.

c. Salah arah dalam menggiring bola, peserta tes harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stop watch tetap jalan.

d. Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.


(29)

44

Gambar 3.4 Tes dribbling Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Peserta tes menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja.

b. Peserta tes menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.

Cara menentukan skor

Waktu yang ditempuh oleh peserta tes dari aba-aba “ya” sampai peserta tes melewati garis finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.


(30)

4. Tes shooting Tujuan :

Mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran

Alat yang digunakan : a. Bola

b. Stop watch

c. Gawang d. Nomor-nomor e. Tali

Petunjuk pelaksanaaan :

a. Peserta tes berdiri di belakang bola yang diletakan pada sebuah titik berjarak 16,5 M di depan sasaran/gawang.

b. Tidak perlu aba-aba dari peserta tes

c. Pada saat kaki peserta tes mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai sasaran.


(31)

46

Gambar 3.5 Tes shooting Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila : a. Bola keluar dari daerah sasaran

b. Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 meter dari sasaran Cara menentukan skor :

a. Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan.

b. Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.


(32)

F. Teknik pengolahan data

Data yang diperolah dari hasil pengetesan merupakan skor mentah yang harus diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik agar data dapat ditafsirkan, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar.

1. Untuk mengetahui kualitas penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun di SSB Locomotive dari Kota Bandung dan SSB Panama dari Kota Cimahi, maka penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan acuan norma (PAN) dengan langkah yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Mencari skor rata-rata dengan menggunakan rumus :

̅

Keterangan :

̅ : rata-rata

X : skor yang diperoleh N : banyaknya sampel ∑ : jumlah

b. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus :

S =

̅

Keterangan :


(33)

48

X : skor mentah

̅ : rata-rata

N : banyaknya sampel

2. Untuk membandingkan hasil penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun antara SSB Locomotive dari Kota Bandung dan SSB Panama dari Kota Cimahi. Proses perbandingan menggunakan dua tahap. a. Konversi T-skor

1) Mencari skor rata-rata dengan menggunakan rumus :

̅

Keterangan :

̅ : rata-rata

X : skor yang diperoleh N : banyaknya sampel ∑ : jumlah

2) Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus :

S =

̅

Keterangan :

S : simpangan baku X : skor mentah


(34)

N : banyaknya sampel

3) Mengkonversikan data mentah ke dalam T-skor agar semua data menjadi sederajat dengan menggunakan rumus :

T-skor = 50 + 10 ̅ ( untuk jarak / skor )

T-skor = 50 + 10 ̅– ( untuk waktu )

Keterangan :

T-skor : skor standar yang dicari X : skor yang diperoleh seseorang

̅ : skor rata-rata S : simpangan baku

b. Mencari normalitas data dengan Kolomogrov Smirnov.

c. Mengolah data dan menguji homogenitas dengan independent sample T test dengan program spss 17.


(35)

58

Bab V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang sudah dilaksanakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun pada sampel SSB Locomotive Bandung dan SSB Panama Cimahi.

2. Dari hasil penelitian didapat gambaran kemampuan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola SSB Locomotive dari Kota Bandung didapat nilai rata-rata untuk passing 6,1 (sedang), nilai rata-rata-rata-rata untuk heading 6,0 (sedang), nilai rata-rata untuk shooting 5,5 (sedang), dan nilai rata-ratauntuk dribbling 5,5 (buruk).

3. Dari hasil penelitian didapat gambaran kemampuan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola SSB Panama dari Kota Cimahi didapat nilai rata-rata untuk passing 5,8 (sedang), nilai rata-rata untuk heading 5,1 (sedang), nilai rata-rata untuk shooting 5,8 (buruk), dan nilai rata-rata untuk dribbling 5,5 (sedang).


(36)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah :

1. Penulis mengharapakan adanya kurikulum yang bisa menaungi dan menjadi acuan para pelatih agar tidak terjadi perbedaan materi yang di ajarkan dan dapat berkembang seiring dengan perkembangan sepakbola dunia.

2. Dari penelitian ini penulis berpendapat bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenakan tidak adanya program latihan yang kemudian mempengaruhi hasil tes yang dilakukan.

3. Bagi para pengurus SSB diharapkan dapat mengatur jadwal latihan dengan baik agar latihan dapat berjalan dengan efektif

4. Bagi para pelatih diharapkan membuat klasifikasi berdasarkan kualitas penguasaan teknik agar pemain yang kurang menguasai tidak menghambat pemain yang sudah seharusnya berkembang.

5. Bagi para pelatih diharapkan lebih memahami dan mendalami pembuatan program latihan, karena dengan penelitian ini terbukti betapa pentingnya program latihan dalam pelatihan anak.

6. Bagi para pelatih sepakbola di SSB, diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi pengembangan dalam pelatihan sepakbola. Khususnya dalam pelatihan teknik yang seringkali menjadi kelemahan dari pemain muda Indonesia.


(37)

60

7. Untuk pelatih diharapkan dapat mengembangkan pada bentuk-bentuk tes yang lainnya.

8. Bagi para pelatih SSB, diharapkan dengan adanya penelitian ini pelatih dapat memahami betapa pentingnya pembinaan teknik dasar bagi anak khususnya pada usia 11-13 tahun, karena merupakan usia dimana anak akan dengan mudah menyerap teknik-teknik baru yang diajarkan.

9. Bagi para siswa diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam berlatih untuk memahami teknik-teknik dasar yang diajarkan, khususnya pada gerakan-gerakan yang baru.

10.Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan cakupan yang luas. Alangkah baiknya jika penelitian penelitian selanjutnya menggunakan metode eksperimen dalam penelitianya dengan memodifikasi latihan yang lebih menarik dan lebih beragam.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Dariyo. (2007). Psikologi Perkembangan Bandung : PT.Refika Aditama Agus Mahendra.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran. Motorik. Bandung: UPI Donald E. Fuoss dan Rowland “Red” Smith. (1981). EFFECTIVE FOOTBALL

COACHING: Game-Winning Techniques For Preventing Mistakes And Errors. United States Of America: ALLYN AND BACON, INC

Iman Imanudin.(2008). Teori Ilmu Kepelatihan. Bandung: UPI

Joe Luxbacher. (1999). Sepakbola: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Materi Kursus Lisensi D Nasional (2011). Coaching Course “D” National. Bandung : PSSI Pemprov Jabar

Danny Mielke. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya

Nurhasan. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Sucipto. dkk. (1999). Sepakbola. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Mithayani (2011). Karakteristik anak-anak usia 11-12 tahun di sekolah dasar. {online}. Tersedia : http://mithayani.wordpress.com/ [27 Oktober 2011]. Heru (2007). Peraih doktor : Prestasi sepakbola merosot akibat lemahnya teknik dasar. {online}. Tersedia : www.antaranews.com/berita/1189163003/ [ 10 April 2012].


(1)

X : skor mentah ̅ : rata-rata

N : banyaknya sampel

2. Untuk membandingkan hasil penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun antara SSB Locomotive dari Kota Bandung dan SSB Panama dari Kota Cimahi. Proses perbandingan menggunakan dua tahap. a. Konversi T-skor

1) Mencari skor rata-rata dengan menggunakan rumus :

̅

Keterangan : ̅ : rata-rata

X : skor yang diperoleh N : banyaknya sampel

∑ : jumlah

2) Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus :

S =

̅ Keterangan :

S : simpangan baku X : skor mentah


(2)

N : banyaknya sampel

3) Mengkonversikan data mentah ke dalam T-skor agar semua data menjadi sederajat dengan menggunakan rumus :

T-skor = 50 + 10 ̅ ( untuk jarak / skor )

T-skor = 50 + 10 ̅– ( untuk waktu )

Keterangan :

T-skor : skor standar yang dicari X : skor yang diperoleh seseorang ̅ : skor rata-rata

S : simpangan baku

b. Mencari normalitas data dengan Kolomogrov Smirnov.

c. Mengolah data dan menguji homogenitas dengan independent sample T test dengan program spss 17.


(3)

Bab V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang sudah dilaksanakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun pada sampel SSB Locomotive Bandung dan SSB Panama Cimahi.

2. Dari hasil penelitian didapat gambaran kemampuan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola SSB Locomotive dari Kota Bandung didapat nilai rata-rata untuk passing 6,1 (sedang), nilai rata-rata-rata-rata untuk heading 6,0 (sedang), nilai rata-rata untuk shooting 5,5 (sedang), dan nilai rata-ratauntuk dribbling 5,5 (buruk).

3. Dari hasil penelitian didapat gambaran kemampuan penguasaan teknik dasar permainan sepakbola SSB Panama dari Kota Cimahi didapat nilai rata-rata untuk passing 5,8 (sedang), nilai rata-rata untuk heading 5,1 (sedang), nilai rata-rata untuk shooting 5,8 (buruk), dan nilai rata-rata untuk dribbling 5,5 (sedang).


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah :

1. Penulis mengharapakan adanya kurikulum yang bisa menaungi dan menjadi acuan para pelatih agar tidak terjadi perbedaan materi yang di ajarkan dan dapat berkembang seiring dengan perkembangan sepakbola dunia.

2. Dari penelitian ini penulis berpendapat bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenakan tidak adanya program latihan yang kemudian mempengaruhi hasil tes yang dilakukan.

3. Bagi para pengurus SSB diharapkan dapat mengatur jadwal latihan dengan baik agar latihan dapat berjalan dengan efektif

4. Bagi para pelatih diharapkan membuat klasifikasi berdasarkan kualitas penguasaan teknik agar pemain yang kurang menguasai tidak menghambat pemain yang sudah seharusnya berkembang.

5. Bagi para pelatih diharapkan lebih memahami dan mendalami pembuatan program latihan, karena dengan penelitian ini terbukti betapa pentingnya program latihan dalam pelatihan anak.


(5)

7. Untuk pelatih diharapkan dapat mengembangkan pada bentuk-bentuk tes yang lainnya.

8. Bagi para pelatih SSB, diharapkan dengan adanya penelitian ini pelatih dapat memahami betapa pentingnya pembinaan teknik dasar bagi anak khususnya pada usia 11-13 tahun, karena merupakan usia dimana anak akan dengan mudah menyerap teknik-teknik baru yang diajarkan.

9. Bagi para siswa diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam berlatih untuk memahami teknik-teknik dasar yang diajarkan, khususnya pada gerakan-gerakan yang baru.

10.Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan cakupan yang luas. Alangkah baiknya jika penelitian penelitian selanjutnya menggunakan metode eksperimen dalam penelitianya dengan memodifikasi latihan yang lebih menarik dan lebih beragam.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Dariyo. (2007). Psikologi Perkembangan Bandung : PT.Refika Aditama Agus Mahendra.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran. Motorik. Bandung: UPI Donald E. Fuoss dan Rowland “Red” Smith. (1981). EFFECTIVE FOOTBALL

COACHING: Game-Winning Techniques For Preventing Mistakes And Errors. United States Of America: ALLYN AND BACON, INC

Iman Imanudin.(2008). Teori Ilmu Kepelatihan. Bandung: UPI

Joe Luxbacher. (1999). Sepakbola: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Materi Kursus Lisensi D Nasional (2011). Coaching Course “D” National. Bandung : PSSI Pemprov Jabar

Danny Mielke. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya

Nurhasan. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Sucipto. dkk. (1999). Sepakbola. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Mithayani (2011). Karakteristik anak-anak usia 11-12 tahun di sekolah dasar. {online}. Tersedia : http://mithayani.wordpress.com/ [27 Oktober 2011]. Heru (2007). Peraih doktor : Prestasi sepakbola merosot akibat lemahnya teknik dasar. {online}. Tersedia : www.antaranews.com/berita/1189163003/ [ 10 April 2012].


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI VARIASI LATIHAN PADA PEMAIN SEPAKBOLA USIA 11-12 TAHUN DI SSB PUTRA TEMBUNG RAMADHAN POHAN TAHUN 2013.

0 2 23

HUBUNGAN KEMAMPUAN GERAK (MOTOR ABILITY) DENGAN KETERAMPILAN DASAR SEPAK BOLA PADA ANAK-ANAK USIA 11-13 TAHUN DI SSB SATRIA MUDA.

0 3 35

PROFIL PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN SEPAKBOLA PADA ANAK SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) DI KOTA BANDUNG :Studi Deskriptif Pada Anak Sekolah Sepakbola Kelompok Usia 8-14 Tahun di Kota Bandung.

0 5 34

PERBANDINGAN LATIHAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN GAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA: Studi Eksperimen pada SSB JAVA Jatinangor KU 11-13 tahun.

0 0 7

PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA ANAK USIA 11-13 TAHUN.

0 1 17

Survei Kemampuan Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Usia 13 – 15 Tahun Sekolah Sepakbola (SSB) Sport Supaya Sehat (SSS) Semarang Tahun 2010.

0 0 1

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SHELLAC WAXFREE, SSB-57-SONE, SSB-3-CIRCLE DAN SHELLAC BERBAHAN DASAR DARI PROBOLINGGO.

0 0 14

KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA SEPAKBOLA DI SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016.

0 3 98

Pengaruh Metode Latihan dan VO2 Max terhadap Keterampilan Dasar Sepakbola. (Studi Eksperimen di SSB Bengkulu dan SSB Bina Muda Bahari Kota Bengkulu Kelompok Usia 11-12 Tahun).

0 1 2

KEMAMPUAN FISIK DAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA SSB SE-DISTRIK JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2015 -

0 0 54