PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN.
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET ANGGAR SEBELUM MENGHADAPI
PERTANDINGAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Kepelatihan Olahraga
Oleh: Wisnu Haruman
0807684
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
WISNU HARUMAN 0807684
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET ANGGAR SEBELUM MENGHADAPI
PERTANDINGAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Komarudin, M. Pd NIP. 197204031999031003
Pembimbing II
Drs. Hadi Sartono, M. Pd NIP. 19600113198703102
Mengetahui
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua.
Dr. Boyke Mulyana, M. Pd NIP. 196210231989031001
(3)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET ANGGAR SEBELUM MENGHADAPI
PERTANDINGAN
Oleh Wisnu Haruman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Wisnu Haruman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET SEBELUM MENGHADAPI
PERTANDINGAN
Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd. Pembimbing II : Drs. Hadi Sartono M.Pd
Wisnu Haruman* 0807684
Penelitian ini membahas menggenai pengaruh terapi musik klasik terdapat penurunan kecemasan atlet anggar sebelum menghadapi pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk menggetahui tingkat signifikansi pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum manghadapi pertandingan. Untuk mengetahui tingkat signifikan, maka dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan sampel atlet UKM anggar UPI sebayak 16 orang dengan menggunakan instrumen berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh informasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terapi musik klasik terhadap penurunan kecamasan atlet sebelum menghadapi pertandingan. Terapi musik klasik memberikan penurunan kecemasan sebesar 37,05%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memberikan saran bawah terapi musik kalsik perlu diberikan kepada atlet sebelum pertandingan, karena terapi musik klasik dapat menurunkan kecemasan atlet sebelum menghadapi pertandingan. Dampak positif terhadap diri atlet akan menjadi meningkat.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008
(5)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN …... DAFTAR DIAGRAM ... DAFTAR GRAFIK ... ix x xi DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Penelitian ... 4
C.Tujuan Penelitian... 4
D.Manfaat Penelitian... 4
E. Anggapan Dasar ... 5
F. Hipotesis Penelitian ... G.Lokasi dan Sampel Penelitian ... 6 7 BAB II TINJAUAN TEORITIS A.Kosep Dasar Terapi Musik ... 8
1. Pengertian Terapi Musik ... 8
2. Sejarah Terapi Musik ... 8
3. Jenis-Jenis Musik Dan Manfaat Musik ... 9
4. Manfaat Terapi Musik ... 11 5. Pengaruh tindakan terapis kepada terapi ... 6. Stategi Terapi Musik ...
12 13
(6)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B.Fokus Terapi Musik Klasik ... 14
1. Pengertian Musik Klasik ... 15
2. Manfaat Musik Klasik ... 15
3. Jenis-Jenis Psikoterapi ... 4. Pengunaan Musik Dalam Terapi ... 16 17 C.Kecemasan ... 19
1. Pengertian Kecemasan ... 19
2. Gejala kecemasan ... 20
3. Faktor Yang Menyebabkan Kecemasan ... 21
4. Jenis-Jenis Kecemasan ... D. Profil Anggar dan cara Permainan ... E. Pengaruh Kecemasan, Pertandingan dan Terapi Musik klasik ... 23 24 25 BAB III METODE PENELITIAN A.Metode penelitian ... 29 B.Lokasi, Populasi Sampel ...
1. Lokasi ... 2. Populasi ...
29 29 29 3. Sampel ... C.Desain Penelitian ... D.Instrumen Penelitian ... 1. Angket ... E. Uji Coba angket ... F. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 1. Validitas ... 2. Realibilitas ... G.Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 1. Prosedur Pengumpulan Data ... 2. Analisis Data ...
30 31 33 33 37 37 37 40 41 41 41
(7)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Menguji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji Kenormalan Liliefors ... 4. Menghitung Uji-t ...
42 43
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
A.Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 44
1. Rata-Rata Perbedaan Gejala Fisik ... a. Gejala Kardiovaskeler (jantung dan pembuluh darah) ... b.Gejala Somatik/fisik (sensorik) ... c. Gejala Otonom ... 2. Rata-Rata Perbedaan Gejala Psikis ... a. Perasaan Cemas (ansietas) ... b. Ketegangan ... c. Ketakutan ... d. Perasaan Depresi (murung) ... e. Gangguan kecerdasaan ... f. Gejala Grasrointestital (pencernaan) ... g. Tingkah laku (sikap) ... 3. Rata-Rata Perbedaan Gejala Kecemasan... B. Diskusi Penemuan ... 44 46 46 47 48 50 50 51 52 52 53 54 55 56 . BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 62
B. Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA... 63
(8)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL Tabel
3.1. Kisi-Kisi Angket Kecemasan Atlet Anggar ... 34 3.2. Pola Penskoran Alat Pengumpulan Data ... 36 3.3. Hasil Uji Validitas Butir Angket Penurunan Kecemasan ... 38 3.4. Hasil Uji Relibilitas Angket Penurunan Kecemasan ... 3.5 Kretiria frekuensi Presentase ... 4.1. Perbandingan Gejala Fisik Sebelum dan Sesudah ... 4.2. Perbandingan Gejala Psikis Sebelum dan Sesudah ... 4.3. Perbandingan Kecemasan Sebelum dan Sesudah ...
41 42 45 48 55
(9)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN Bagan
2.1. Proses Terjadinya Anxiety dan Ketegangan ... 2.2. Pengaruah Anxiety Terhadap Sterss/Kecemasan Pada Prestasi ...
22 25
2.3. Hubungan antara Kecemasan dengan Pertandingan ... 26
3.1. Desain Penelitian ... 31
3.2. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan kecemasan ... 32
4.1. U-terbalik ... 57
(10)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM Diagram
4.1. Gejala Kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) ... 4.2. Gejala Somatik/Fisik (sensorik) ...
46 46 4.3. Gejala Otonom ...
4.4. Perasaan Cemas (ansietas) ... 4.5. Ketegangan ... 4.6. Ketakutan ... 4.7. Perasaan Depresi (murung) ... 4.8. Gangguan Kecerdasaan ... 4.9. Gejala Grasrointestital (pencernaan) ... 4.10. Tingkah laku (sikap) ...
47 50 50 51 52 52 53 54
(11)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK Grafik
4.1. Gejala Fisik Sebelum dan Sesudah ... 44 4.2. Gejala Psikis Sebelum dan Sesudah ... 48 4.3. Gejala Kecemasan Sebelum dan Sesudah ... 55
(12)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Olahraga anggar dapat diartikan sebagai permainan bela diri yang menggunakan pedang. Menurut IKASI (2002: 1). Anggar dapat diartikan sebagai permainan beladiri yang menggunakan pedang. Menurut Cheri (2002: 1)
“Sebelum adanya bentuk Anggar seperti sekarang, pedang digunakan pada masa Persia, Yunani, Romawi dan Babilonia. Relief yang terdapat di candi Luxor di Mesir menggambarkan adegan pertandingan anggar sekitar abad 119 sebelum Masehi, menggunakan pedang sebagai alat.” Saat itu, permainan pedang juga sudah menggunakan pelindung muka juga pelindung pada ujung pedang agar tidak mencelakakan orang. Disamping itu, ada seorang yang bertugas mencatat hasil pertandingan yang digambarkan dengan indahnya dalam relief tersebut.
Anggar masuk ke Indonesia pada zaman Belanda, para tentara Kerajaan Belanda membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat itu terdapat dua macam tujuan permainan anggar, nyaitu untuk berkelahi dan olahraga. Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.
Olahraga anggar merupakan suatu olahraga bela diri yang bersifat perorangan atau individu. Permainan anggar bersifat menyerang dan bertahan dari serangan lawan main, pada saat pertarungan (sparring), sehingga dibutuhkan penguasaan reaksi emosi untuk selalu dapat berkonsentrasi dengan baik selama pertandingan supaya mendapatkan perpormance yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi penampilan yang baik adalah faktor psikologis.
Pengaruh faktor psikis pada atlet anggar biasanya bisa tidak langsung atau non teknis misalnya, sepatu, baju anggar dan senjata yang tidak nyaman pada saat pertandingan, hal tersebut akan mempengaruhi penampilannya. Adapun faktor psikis yang bersifat langsung, misalnya atlet dituntut untuk memberikan
(13)
2
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penampilan yang baik untuk mencapai gelar juara pada saat bertanding oleh seorang pelatih sehingga menjadikan ketegangan emosi atau kecemasan yang berlebih pada atlet anggar.
Kecemasan ini akan menyertai disetiap kehidupan manusia terutama bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik. Sebenarnya kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua orang, hanya tarafnya saja yang berbeda-beda. Menurut Richard Streers & Stewart Black 1994 dalam Ibrahim dan Komarudin (2008: 243). “Kecemasan adalah suatu perasaan tidak mampu menghadapi suatu bahaya yang mengancam. Jadi, rasa cemas atau khawatir akan muncul ketika seseorang tidak memiliki respons yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.”
Kecemasan yang dirasakan seseorang dapat dibedakan menjadi ke dalam dua jenis kecemasan. Pertama, “State Anxiety” ialah kecemasan yang dirasakan seseorang dalam waktu tertentu, dan lebih bersifat sementara. Kedua, “Trait Anxiety” ialah sifat pencemas yang melekat dalam kepribadian seseorang.
Kondisi emosi seperti cemas adalah sesuatu yang wajar muncul. Bahkan dalam situasi-situasi tertentu, kondisi ini dibutuhkan agar membangkitkan gugahan emosi dalam bentuk kegairahan untuk melakukan sesuatu dalam berkompetisi, meskipun dibayang-bayangi oleh kekuatan akan gagal. Jika seorang atlet pada dasarnya memiliki trait anxiety, maka manifestasi kecemasannya akan selalu berlebihan dan mendominasi aspek psikhisnya. Hal ini merupakan kendala yang serius bagi atlet tersebut untuk dapat berpenampilan baik.
Masalah kecemasan ini bukan tidak mungkin untuk diatasi, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan. Tiap orang mempunyai caranya sendiri untuk mengatasi kecemasan salah satunya dengan kebiasaan-kebisasan yang dilakunan atlet itu sendiri misalnya berbincang-bincang, makan coklat, makan permen dan mendengarkan musik.
Menurut Djohan (2005: 23) “Musik secara psikologis penentuan aktifitas musik termasuk persepsi dan kognisi ditanggapi secara apriori walapun prilaku musikal merupakan salah satu aspek penting bagi manusia.” Dalam berbagai
(14)
3
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penelitian ilmiah. Menurut Lane (2007: 112) dikatakan bahwa “... psychological effects entail the impact music has on mood, emotion, affect ( feelings of pleasure/displeasure), cognitive (thought processes) and behavior.” Efek psikologis memerlukan musik dampak pada suasana hati, emosi, mempengaruhi (perasaan senang/ ketidak senangan), kognitif (proses berpikir) dan perilaku. Musik telah terbukti dapat mengurangi kecemasan dan stres. Menurut Aizid (2011: 99) “Seseorang yang sering mendengarkan musik, khususnya musik klasik atau musik-musik yang menenangkan jiwa, maka kemungkinan untuk mengalami stres dan kecemasan sangat kecil.” Menurut Djohan (2005: 223)
“Penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Kemampuan nonverbal, kreativitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan, ekspresi diri, komunikasi, dan pertumbuhan.”
Menurut Milyartini dalam Aizid (2011: 99) berdasarkan hasil penelitian bahwa: Musik dapat meningkatkan kreativitas, membangun kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan keterampilan motorik, persepsi, serta perkembangan psikomotorik musik juga bisa dijadikan terapi untuk berbagai kebutuhan, seperti pengganti obat depresan bagi mereka yang akan menghadapi meja operasi di rumah sakit.
Musik menurut Aizid (2001: 102) “Musik diyakini dapat digunakan untuk relaksasi, meringankan stres, dan mengurangi kecemasan karena musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorgaisasi, yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, bentuk, dan gaya.” Menurut Campbell dalam Hermaya (2002: 97) “... ada salah satu cara dalam mengurangi kecemasan, salah satunya dengan mendengarkan musik Mozart/musik klasik. Musik klasik adalah musik yang mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan dan persepsi social.”
Berdasarkan uraian di atas peneliti menganggap penting untuk diangkat dalam bentuk penelitian, khususnya penelitian mengenai terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum bertandingan. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk membuat penelitian tentang terapi musik terhadap penurunan kecemasan, dan mengambil judul. Pengaruh terapi musik terahadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum pertandingan.
(15)
4
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah terapi musik klasik memberi pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum bertandingan.”
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum pertandingan.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), atlet UKM anggar UPI dan atlet Jawa Barat, para pelatih dan insan olahraga dan pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga anggar.
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi ilmuwan psikologi dan pelatih sehingga dapat mengembangkan ilmu psikologi khususnya yang berkaitan dengan pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan.
b. Untuk memperoleh pemahaman dan gambaran secara teoritis mengenai pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum Pertandingan.
2. Secara Praktis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau acuan bagi para pelatih, atlet dan insan olahraga khususnya untuk penurunan tingkat kecemasan dengan terapi musik klasik dalam proses pembinaan yang dijalankan.
b. Dapat memberikan sumbangan dalam upanya meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia terutama para pelatih, pembina
(16)
5
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
olahraga dan atlet dalam proses latihan terutama untuk penurunan kecemasan atlet dengan terapi musik klasik.
E. Anggapan Dasar
Dalam melaksanakan suatu penelitian, anggapan dasar merupakan suatu asumsi yang menjadi tumpuan segala pandangan kegiatan terhadap masalah yang diteliti. Arikunto (2010: 65) “Anggapan dasar adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau permasalahan dalam hubunganya yang lebih luas.”
Dalam penelitian ini anggapan dasar yang diajukan adalah sebagai berikut: Kecamasan bagi atlet dalam bertanding itu hal bisa dan lumrah karena acaman bahaya yang tidak jelas bagi atlet dalam dirinya dan setiap orang mengalaminya, kecemasan berpengaruh terhadap perilaku dan penampilan atlet sebelum bertanding seperti dikemukakan oleh Mun & Frenalt, 1969; Holme, 1972; Bernard,1972, Levitt, 1980 dalam Husdarta (2010: 73) “Kecemasan dapat didefinisikan sebagai salah satu perasaan sebjktif terhadap salah satu yang ditandai oleh kehawatiran, ketakutan, ketegangan, dan meningkatnya kegairahan secara fisiologik.” Adapun terapi menurut Djohar (2005: 223) dalam psikologi musik:
Terapi pada umunya untuk menanggulangi sesorang dalam bentuk hal apapun agar menjadi lebih baik, seperti penyakit ataupun kecemasan dan terapi yang tepat untuk kecemasan sendiri ialah Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Kemampuan nonverbal, kreativitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan, ekspresi diri, komunikasi, dan pertumbuhan.
Musik pada umumnya setiap orang menyukai musik tergantung kepada individu seseorang musik apa yang disukai, karena bayak jenis dan aliran musik itu sendiri, musik adalah produk pikiran, seperti dikemukakan Parker, 1990 dalam Djohar (2005: 24).
(17)
6
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Elemen vibrasi (fisika dan kosmos) atas frekuensi, bentuk, ampitudo, dan durasi belum jadi musik bagi masusia sampai semua itu ditranformasi secara neurologis dan diinterperstasikan melalui otak menjadi: pitch, warna suara, keras lembut dan waktu (dalam krangka total). Tranformasi kedalam musik dan respon manusia (perilaku) adalah unik untuk dirasa (afeksi) kerena otak manusia (kognisi) berkembang dengan amat pesat sebagai akibat pengalaman musikal.
Menurtut Campbell dalam Hermaya (2002: 97) “Musik klasik pada dasarnya musik yang dimainkan dengan not-not rendah yang enak untuk di dengarkan. Musik klasik seperti Haydn dan Mozart memiliki kejernihan dan keanggunan dan kebeningan. Musik ini memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spesial.”
Musik dikatakan Djohan (2005: 26) “Hubungan (interaksi) antara konsep psikologi dan musik juga ditunjukan olah tumbuh kembang disiplin terapi musik dalam kontek pentingnya pengalaman musikal bagi kehidupan manusia.” Seperti yang dikemukakan Adisasmito (2007: 64) “Bahwa melalui musik yang menjadikan kegemaran atlet yang sedang mengalami ketegangan atau kecemasan.” Dalam jurnal Karageorghis dan Terry (1997) Music in sport and exercise: Theory and practice. The Sport. Menyatakan ”In the hotbed of competition, where athletes are often very closely matched in ability, music has the potential to elicit a small but significant effect on performance.” Dalam ajang kompetisi, dimana atlet seringkali sangat erat cocok dalam kemampuan, musik memiliki potensi untuk menimbulkan efek yang kecil tapi signifikan terhadap kinerja.
Menurut Campbell dalam Hermaya (2002: 17) “Berdasarkan penelitian mengurangi stres ataupun kecemasan bisa dengan terapi musik dan kemungkinan bisa juga menguranggi kecemasan atlet anggar sebelum menghadapi pertandingan. Pemberian musik mozart hanya belasan menit.” F. Hipotesis Penelitian
Hipotesa merupakan suatu jawaban sementara yang perlu diuji kebenarannya Arikunto (2010: 110) bahwa: “Hipotesis adalah suatu jawaban yang sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Berdasarkan anggapan dasar yang maka disusun hipotesis
(18)
7
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum pertandingan.”
G. Lokasi dan Sampel Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan adanya sumber data penelitian. Sumber data tersebut diperoleh dari lokasi dan sampel penelitian, berikut ini adalah lokasi dan sampel dalam penelitian ini.
1. Lokasi
Lokasi penelitian digedung GOR trilomba juang dan Sport Hall, UKM atlet anggar UPI Bandung dan atlet Jawa Barat.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populusi tersebut. Menurut (Sugiyono, 2011: 81). Menurut Arikunto (2010: 183) “Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.” Menurut Sugiyono (2011: 91) “Mengatakan bahwa batas sampel untuk quasi eksperimen sederhana antara 10-20 orang.” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet Jawa Barat yang tergabung dalam UKM anggar UPI Bandung.
(19)
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian yang tepat dalam melakukan proses penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk menggungkap, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesaui prosedur jenis penelitian. Sesuai maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum bertandingan. Menurut Arikunto (2010: 123) “Maka metode yang digunkan oleh penulisan adalah metode Pre Eksperimen. karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.”
Pelaksanaan metode Pre Eksperimen ini belum memenuhi persyaratan yang sungguh-sungguh seperti eksperimen umumnya yang dapat dilakukan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu yang dianggap belum baik seperti eksperimen sebenarnya seperti True eksperimen.
B. Lokas, Populasi dan Sampel 1. Lokasi
Lokasi penelitian tanggal 1-2 Juni 2013 digedung GOR Trilomba Juang dan Sport Hall, UKM atlet anggar UPI Bandung dan atlet Jawa Barat.
2. Populasi
Dalam suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seorang peneliti terlebih dahulu perlu menetukan populasi sebagai sumber data untuk keperluan penelitian. Menurut Sugiono (2011: 61) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tentu ditetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Populasi dalam penelitian adalah atlet UKM anggar UPI dan atlet Jawa Barat.
(20)
30
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
UKM anggar merupakan salah satu cabang olahraga dari semua cabang olahraga yang ada di UPI yang mempunyai anggota dari univeritas baik di luar universitas yang mengikuti UKM anggar tersebut. Beberapa diantaranya adalah atlet pelatnas atau pengcab Jawa Barat, pada penelitian ini hanya pada aspek psikologis saja atlet yang mengalami kecemasan, dan kecemasan ini diraskan oleh setiap individu yang akan melakukan pertandingan.
3. Sampel
Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dikarena adanya batasan-batasan penelitian dalam poses terjadinya penelitian yang akan dilakukan. Menurut Sugiono (2011: 81) menyatakan bahwa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila penelitian besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Dalam penelitian penulis mengambil sampel diambil dengan cara purposive sampling. Menurut Sugiono (2011: 30) “Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil sampel adalah sampel yang digunakan merupakan atlet anggar yang telah mengikuti beberapa kejuaraan dan memiliki pengalaman bertanding baik daerah maupun nasional.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan pertimbangan atlet menjadi sampel adalah yang sering mengikuti pertandingan anggar ditingkat Jawa Barat maupun tingkat nasional. Dalam hal ini penulis mengambil sampel 10-20 atlet UKM anggar UPI dan atlet Jawa Barat.
Peneliti menyimpulkan atlet UKM UPI dan atlet Jawa Barat yang menjadi sampel 16 orang, dan di Treatment dengan menggunakan kombinasi musik klasik Albatross dan Symponi No 4 Mozart selama 10:31 menit dengan 16 kali pertemuan (treatment).
(21)
31
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penalitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu rencana untuk menunjang tercapainya tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Dalam penelitian ini diperlukan suatu desain penelitian, mengenai desain penelitian. Sukmadinata (2008: 287) menyatakan bahwa:
Tiap peneliti harus direncanakan. Untuk ini diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan peneliti.
Lebih jelas lagi Sugiyono (2011: 42) menyatakan: “. . . paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian.” Adapun sesuai penelitian yang disusun oleh penulis seperti yang di Bagan 3.1.
r
Bagan 3.1.
Desain Penelitian
(Sugiono, 2011:42)
X = Kecemasan sebelum treatment terapi musik klasik Y = Kecemasan sesudah treatment terapi musik klasik r = Terapi musik klasik (treatment)
(22)
32
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian yang digunakan dalam langkah pengumpulan data Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Desain penelitian
Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan kecemasan Sampel
Treatment/ Terapi Musik Klasik Penurunan
Kecemasan Sebelum Terapi
Musik Klasik
Angket
Analisis dan Pengolahan data
Penurunan Kecemasan Setelah Terapi
Musik Klasik Populasi
(23)
33
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan penulisan mengunakan alat pengukar atau media pengumpulan data, instumen penelitian. Menurut Arikunto (2006: 219) “Suatu alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data.” Sedangkan menurut Sigiyono (2011: 102) “Instumen penelitian adalah suatu alat ukar yang digunakan untuk mengukur penomena alam maupun sosial yang diamati.” Menurut Hawari (2006: 78) “Berkaitan dengan penelitian ini maka instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).” (dimodifikasi).
1. Angket
Sehubungan dengan angket ataupun kuesioner dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 142) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.” Kuesioner atau angket digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran apakah terapi musik klasik bisa menurunkan kecemasan atlet sebelum melakukan pertandingan.
Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel, jenis, indikator-indikator baik pertanyaan maupun pernyataan. Butir–butir pertanyaan ataupun pernyataan itu merupakan gambaran tentang tingkat kecemasan atlet sebelum melakukan pertandingan. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
a. Menyusun Kisi-Kisi Angket
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan dan pernyataan angket setra alternatif jawaban yang tersedia, peneliti membuat kisi-kisi. Kisi-kisi angket penelitian ini didasarkan pada Arikunto (2006: 12) sebagai berikut:
1. Penelitian memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.
(24)
34
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Penelitian akan mendapatkan kemudahan akan dapat menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menulis butir-butir soal.
3. Instumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi penelitian belum dituntut untuk memikitkan rumusan butir-butirannya.
4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut dambil.
5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap peneliti dapat menyerahkan tugas dengan anggota tim yang menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instumen.
6. Validitas dan rebilitas instumen dapat diperolah dan diketahui pihak-pihak luar tim peneliti sehingga pertanggung jawaban peneliti lebih tajam.
Indikator gejala kecemasan modifikasi dari instrumen (Hawari, 2006: 80-83) untuk Atlet Anggar dilihat Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Angket Kecemasan Atlet Anggar Terapi Musik
Variabel Sub Variabel Indikator No Soal
Kecemasan (Anxiety)
Gejala Fisik 1. Gejala
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
1,4
2. Gejala somatik/fisik (sensotik)
7,13,24
(25)
35
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gejala Psikis 1. Gejala perasaan cemas (ansietas)
11,16,19,35
2. Ketegangan 6,8,23,27,32,34
3. Ketakutan 5,18,26,30
4. Perasaan depresi (murung)
3,9,14,21,28,31,33
5. Gangguan kecerdasan
25,29
6. Gejala
Grasrointestital (pencernaan)
20,15
7. Tingkah Laku (sikap)
10,12,22
Indikator-Indikator yang telah dirumuskan kedalam kisi-kisi tersebut diatas selanjutnya di jadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Menggenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakin skala Likert. Sigiyono (2009:93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Responden diminta untuk memilih salah satu respon yang sesuai dengan dirinya terhadap suatu pertanyaan dari 4 kategori jawaban, Sangat Sesuai (SS), Sering (S), Sesuai (K), Kadang-Kadang (TS), Tidak Sesuai. Pola Penskoran Alat Pengumpulan Data dilihat Tabel 3.2.
(26)
36
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2.
Tabel Penskoran Alat Pengumpul Data
Pilihan Positif Negatif
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Kadang-kadang (K) 2 3
Tidak sesuai (TS) 1 4
Dalam penulisan angket ini penulisan berpedoman pada penjelasan Sugiyono (2011:142) sebagai beriku :
a. Isian dan tujuan pertanyaan harus jelas. Setiap pertanyaan harus skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi atau mengukur yang diteliti. b. Bahasa yang digunakan. Dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan
dengan kemampuan bahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan. Tipe pertanyaan yang tertutup akan membantu respoden menjawab dengan cepat, dan memudahkan penelitian dalam melaksanakan analisis data terhadap seluruh angket yang terkumpul.
d. Pertanyaan tidak mendua. Setiap pertanyaan angket jangan mendua (double-barreled) sehingga menyulitkan responden menjawab.
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa. Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekitar responden lupa, atau pertanyan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.
f. Pertanyaan yang mengiring. Jawaban tidak mengiring yang baik saja atau ke yang jelek saja.
g. Pajang pertanyaan. Pertanyaan tidak terlalu panjang disarankan pertanyaannya h. Urutan pertanyaan. Pertanyaan dimulai dari yang menuju ke hal yang sepesifik,
(27)
37
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
i. Perinsip pengukuran. Untuk mengukuar variabel yang akan diteliti, olah karena itu instumen tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur.
j. Penampilan fisik angket. Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data yang akan mempengaruhi responden atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
Dari uraian tersebut, maka akan menyusun pertanyaan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
E.Uji Coba Angket
Instumen yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas dari setiap butir pertayaan-pertanyaan. Dan uji coba instumen akan diperoleh sebuah instumen serta memenuhi syarat dan dapat di gunakan sebagai pengukur alat pengumpulan data dalam penelitian ini.
Uji coba ini instumen dilakukan dengan tujuan untuk mengukur validitas dan reabilitas instrumen serta untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat menggambarkan dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur. Uji coba dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2013. Uji coba insrumen diberikan kepada anggota UKM anggar UPI dan atlet pencab Jawa Barat dengan berjumlah 16 orang, sebelum para sampel mengisi angket, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian angket tersebut.
F. Uji Validitas Dan Realibilitas 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukan tingkat-tinggkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai valid yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Arikunto (2010: 211). Menurut Arikunto (2010: 126) “Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan sebesar 0,3 ke atas maka fakror tersebut merupakan
(28)
38
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
contruct yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas kontruksi yang baik.”
Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan kelompok genap dan kelompok ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product moment Arikunto (2010: 22) sebagai berikut:
=
Keterangan Rumus:
rxy = Koefisiensi korelasi yang dicari n = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor variabel X (skor total butir soal) ∑Y = Jumlah skor variabel Y (skor total butir) ∑XY = Jumlah skor variabel X dikalikan dengan Y ∑X² = Jumlah hasil kuadrat skor variabel X
∑Y² = Jumlah hasil kluadrat skor variabel Y
Dari rumus diatas maka didapatkan uji validitas sebagai berikut seperti terlihat dari Tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Butir Angket Penurunan Kecemasan
No Soal Nilai r Keterangan No soal Nilai r Kererangan
1 0,576 Valid 22 0,192 Tidak Valid
2 0,768 Valid 23 0,720 Vailid
3 0,685 Valid 24 0,222 Tidak Valid
4 0,867 Valid 25 0,157 Tidak Valid
(29)
39
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6 0,082 Tidak Valid 27 0,704 Valid
7 0,378 Valid 28 0,755 Valid
8 0,406 Valid 29 0,454 Valid
9 0,447 Valid 30 0,382 Valid
10 0,459 Valid 31 0,060 Tidak Valid
11 0,714 Valid 32 0,600 Valid
12 0,551 Valid 33 0,831 Valid
13 0,051 Tidak Valid 34 0,729 Valid
14 0,704 Valid 35 0,609 Valid
15 0,555 Valid 36 0,628 Valid
16 0,461 Valid 37 0,032 Tidak Valid
17 0,581 Valid 38 0,451 Valid
18 0,804 Valid 39 0,851 Valid
19 0,635 Valid 40 0,625 Valid
20 0,849 Valid 41 0,799 Valid
21 0,611 Valid 42 0,552 Valid
Berdasarkan Tabel 3.3 dari 42 soal pertanyaan menunjukan bahwa 7 butir pertanyaan tidak valid dan 35 valid dan dinyatakan sebagai alat pengukur data untuk angket dalam penelitian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan sebelum bertandingan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah menujukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Arikunto (2010: 221). Reliabilitas menunjukkan apakah suatu prosedur yang dalam suatu penelitian dapat secara konsisten memperoleh hasil yang mirip dalam mengukur suatu objek, sifat, atau gagasan dengan ukuran yang bebas atau independen tetapi dapat dibandingkan. Uji reliabilitas
(30)
40
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dilakukan untuk mengukur konsistensi dari jawaban pertanyaan–pertanyaan yang ada. Instrumen dalam penelitian yang reliabel adalah variabel yang apabila disebarkan secara berulang–ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dan dapat dipercaya.
Uji realibilitas dalam penelitian ini dapat diukur dengan Cronbach’s coefficient alpha. Tingkat keandalan suatu data dapat dilihat dari koefisien alpha yang dihasilkan. Menurut Hair et al. Dalam buku Kusnaendi (1995: 41) “Apabila
Cronbach’s alpha diatas 0,70 maka menandakan bahwa variabel tersebut andal dan dapat diterima. Semakin tinggi nilai koefisien alpha mendekati 1, maka pertanyaan dalam kuesioner dianggap memiliki reliabilitas yang tinggi.” Sedangkan Sekaran, (2003: 205) “Cronbach’s alpha adalah suatu koefisien relaibilitas yang member tanda seberapa baiknya suatu barang dengan melihat pengaruh positif dari satu variabel ke variabel lainnaya.”
Rumus reliabilitas dengan metode cronbach alpha. Sugiono (2011: 132 ) sebagai berikut:
=
Keterangan Rumus:
r
11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah varian butir(31)
41
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari rumus diatas maka didapatkan uji realibilitas sebagai berikut seperti terlihat dari Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Hasil Uji Reliabilitas Angket Penurunan Kecemasan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.947 42
Dari nilai Cronbach’s Alha sebesar 0,947 maka dapat dikatakan angket memiliki reliabilitas yang tinggi.
G.Pelaksanaan Pengumpulan Data 1. Prosedur Pengumpulan
Selanjutnya instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel diperbayak dan disebarkan kepada sampel penelitian ini adalah atlet anggar Jawa Barat dan atlet UKM anggar UPI Bandung.
a. Melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan. b. Mendengarkan musik klasik (terapi musik).
c. Melakukan penyebaran kuesioner pada respoden setelah terapi musik.
d. Data yang berasal dari koesioner yang telah diisi responden. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk data kuantitatif.
e. Jawaban dari tiap responden disajikan dalam tabel distibusi. 2. Analisis Data
Data yang belum diolah yaitu berupa mentahan sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukan. Kemudian data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu pengaruh yang positif melalui data-data tersebut.
(32)
42
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Menguji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji Kenormalan Liliefors
Prosedur yang digunakan untuk menguji normalitas data menurut Nurhasanet al. (2008: 118-119) adalah :
a. Hitung nilai rata-rata ( dan simpangan baku(S).
b. Hitung nilai Zi masing-masing skor yang didapat dengan pendekatan
c. Tentukan luas daerah dengan bantuan tabel F (nilai-nilai Z). Jika nilai Zi nya negatif, maka ketentuannya ( 0,5 – hasil tabel Z1 ) dan jika nilai Z1 nya positif, maka dalam menentukan F ( Z1 ) adalah ( 0,5 + hasil tabel Z1).
d. Selanjutnya dihitung proporsi S ( Z1) dengan pendekatan urutan skor dibagi jumlah keseluruhan.
e. Menghitung selisih F ( Z1) - S ( Z1 ) kemudian tentukan harga mutlaknya. f. Hasil selisih tersebut ambil harga terbesar ( Lo )
g. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah : hipotesis diterima apabila Lo < Lα tabel , dan hipotesis ditolak apabila Lo >Lα tabel.
4. Menghitung Uji-t
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik yang diambil dari buku “Pokok pokok materi statistika 2” karangan Ir. M. Iqbal Hasan, M.M (2001).
Adapun alat statistik yang digunakan adalah pengujian hipotesis beda dua rata-rata untuk data berpasangan dengan sampel n≤30 dengan rumus sebagai berikut.
(33)
43
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= Rata-rata nilai d
sd = Simpangan baku dari nilai d n = Banyaknya pasangan
t0 memiliki distribusi dengan db = n-1
Dalam hal ini memilih presentase dan menafsirkan kriteria penilaian presentase yang diambil dari buku Hawari (2006: 76) yang terbagi dalam kriteria. Kreteria frekwensi presentase dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Kreteria frekwensi presentase
Rentang Nilai Kriteria Gajala per %
80% - 100% Kecemasan Sangat Tinggi
61% - 80% Kecemasan Tinggi
41% - 60% Kecemasan Sedang
21 %- 40% Kecemasan Rendah
(34)
61
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dari penelitian yang telah dilakukan menggenai pengaruh musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum mengahadapi pertanding, maka dapat penulis simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum mengahadapi pertandingan.
B. Saran
1. Untuk atlet agar tidak memiliki kecemasan yang tinggi sebelum menghadapi bertandingan harus mengetahui bagaiman cara penanganan dalam penurunan kecemasan dengan tepat dan positif yaitu dengan terapi musik klasik, bila kecemasan penurunan bisa berdampak baik bagi atlet dalam penampilan (performance) menghadapi pertandingan.
2. Untuk para pelatih, agar kecemasan atlet tidak tinggi pada waktu sebelum menghadapi pertandingan maka diperlukan teknik-teknik khusus (treatmen khusus) seperti terapi musik kalsik untuk menurunkan atau mengurangi kecemasan gejala fisik maupun gejala psikis. Untuk itu peran pelatih sangat diperlukan dalam menanggani atletnya menghadapi kecemasan.
3. Untuk para staf pelatih disarankan dalam penyusunan program latihan tidak hanya latian fisik dan teknik dalam menangani atlet, akan tetapi harus disertai dengan latihan mental kerena, mental menujang atlet dalam pertandingan.
4. Untuk peneliti yang akan datang, penulis mengharapkan agar mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan lebih umum, serta memiliki kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan kajian lebih mendalam, agar berguna untuk meningkatkan kualitas mahasiswa tersebut.
(35)
63
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Adisasmito, Sudarwat. L. (2007). Mental juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Aizid, Rizem. (2011). Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Jogjakarta: Penerbit Laksana.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Prkatik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Campbell, Don dan Hermaya (2002). Efek Mozart Memamfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kereatifitas dan Menyehatkan Tubuh. Jakarta: Penerbit Gamedia Pusaka Utama.
Cheris, Elaine. (2002). Olahraga Anggar Langkah Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit PB IKSI.
Djohan. (2005). Pisikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.
Hanton, Sheldon. Mellalieu, Stephen & Hall, Rose (2003). Slef-confidence and Anxiety: A qualitative investigation. Swanse : UK (8 Juni 2003).
Harmon, nicole & Kravitz, Len. (2006). The beat Goes On: The effects of Music on Exercise. [online]. Tersedia: www.drlenkravitz.com/Articles/musicexercisedlk. (15 Febuari 2013).
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek - Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Penerbit C.V. Tambak Kusuma.
Hasan, Iqbal. (2001). Poko-Poko Statistik 2. Jakarta: Penerbit Bumi Angkasa.
Hawari, Dadang. (2006). Menejemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Penertbit FKUI.
Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
(36)
64
Wisnu Haruman, 2013
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
IKASI. (2002). Sejarah, Kegiatan, Peraturan. www.http//KONI.or.id.
Karageorghis, C.I. & Terry, P.C. (1997). The Psychophysical Effects of Music in Sport
and Exercise: A Review. [online]. Tersedia:
www.cabdirect.org/abstracts/19971804084. [15 Januari 2013].
Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Kusanaendi. (1995). Modul Persamaan Struktural Satu dan Multigrouf Sample dangan
Lusrel. Bandung: Penerbit ALPABETA.
Lane, Andy. (2006). Sport and Exercise Psyhologoy. Inggris: Penerbit Hordder Education.
Nurhasan, Dudung, H.C. dan Nidaul, Hidayah. (2012). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Stuart. (2005). Penerapan Prinsip Dalam Praktik Keperawatan, Bandung: Penerbit Alpa Beta.
Susanti, Wijaya. D & Rohman, Ainun. F (2011). Efektivitas Musik Klasik Dalam Menurunkan Kecemmasan Matematika (Math Anxiety) pada Siswa Kleas XI. [online].Tersedia:www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/237le. co.id/#hl=id&sclient=psy-. [5 Febuari 2013].
Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Tarsito.
Wiramihardja, Sutardjo. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Yuliasari, Eka. (2010). Pengaruh Pemberian Musik Klasik (Mozart) Terhadap Peningkatan Daya Ingat Anak Autis di Rumah Sakit Bakasi Tahun 2010. Jakarta: Skipsi.
________. Albatros-Studio Version. [Online]. Tersedia: www.youtube.com/ watcfh?v=dAeFTj7GXwQ [4Desember 2012]
________. Symphony No.40- Mozart. [Online]. Tersedia: www.youtube.com/ watcfh?v=RSuXMM8w [6 Desember 2012]
(1)
terlihat dari Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Hasil Uji Reliabilitas Angket Penurunan Kecemasan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
0.947 42
Dari nilai Cronbach’s Alha sebesar 0,947 maka dapat dikatakan angket memiliki reliabilitas yang tinggi.
G.Pelaksanaan Pengumpulan Data 1. Prosedur Pengumpulan
Selanjutnya instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel diperbayak dan disebarkan kepada sampel penelitian ini adalah atlet anggar Jawa Barat dan atlet UKM anggar UPI Bandung.
a. Melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan. b. Mendengarkan musik klasik (terapi musik).
c. Melakukan penyebaran kuesioner pada respoden setelah terapi musik.
d. Data yang berasal dari koesioner yang telah diisi responden. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk data kuantitatif.
e. Jawaban dari tiap responden disajikan dalam tabel distibusi. 2. Analisis Data
Data yang belum diolah yaitu berupa mentahan sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukan. Kemudian data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu pengaruh yang positif melalui data-data tersebut.
(2)
3. Menguji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji Kenormalan Liliefors Prosedur yang digunakan untuk menguji normalitas data menurut Nurhasanet al. (2008: 118-119) adalah :
a. Hitung nilai rata-rata ( dan simpangan baku(S).
b. Hitung nilai Zi masing-masing skor yang didapat dengan pendekatan
c. Tentukan luas daerah dengan bantuan tabel F (nilai-nilai Z). Jika nilai Zi nya
negatif, maka ketentuannya ( 0,5 – hasil tabel Z1 ) dan jika nilai Z1 nya positif,
maka dalam menentukan F ( Z1 ) adalah ( 0,5 + hasil tabel Z1).
d. Selanjutnya dihitung proporsi S ( Z1) dengan pendekatan urutan skor dibagi
jumlah keseluruhan.
e. Menghitung selisih F ( Z1) - S ( Z1 ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
f. Hasil selisih tersebut ambil harga terbesar ( Lo )
g. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria penerimaan
atau penolakan hipotesisnya adalah : hipotesis diterima apabila Lo < Lα tabel , dan hipotesis ditolak apabila Lo >Lα tabel.
4. Menghitung Uji-t
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik yang diambil dari buku “Pokok pokok materi statistika 2” karangan Ir. M. Iqbal Hasan, M.M (2001).
Adapun alat statistik yang digunakan adalah pengujian hipotesis beda dua
rata-rata untuk data berpasangan dengan sampel n≤30 dengan rumus sebagai berikut.
(3)
Keterangan:
= Rata-rata nilai d
sd = Simpangan baku dari nilai d
n = Banyaknya pasangan
t0 memiliki distribusi dengan db = n-1
Dalam hal ini memilih presentase dan menafsirkan kriteria penilaian presentase yang diambil dari buku Hawari (2006: 76) yang terbagi dalam kriteria. Kreteria frekwensi presentase dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Kreteria frekwensi presentase
Rentang Nilai Kriteria Gajala per %
80% - 100% Kecemasan Sangat Tinggi
61% - 80% Kecemasan Tinggi
41% - 60% Kecemasan Sedang
21 %- 40% Kecemasan Rendah
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dari penelitian yang telah dilakukan menggenai pengaruh musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum mengahadapi pertanding, maka dapat penulis simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum mengahadapi pertandingan.
B. Saran
1. Untuk atlet agar tidak memiliki kecemasan yang tinggi sebelum menghadapi bertandingan harus mengetahui bagaiman cara penanganan dalam penurunan kecemasan dengan tepat dan positif yaitu dengan terapi musik klasik, bila kecemasan penurunan bisa berdampak baik bagi atlet dalam penampilan (performance) menghadapi pertandingan.
2. Untuk para pelatih, agar kecemasan atlet tidak tinggi pada waktu sebelum menghadapi pertandingan maka diperlukan teknik-teknik khusus (treatmen khusus) seperti terapi musik kalsik untuk menurunkan atau mengurangi kecemasan gejala fisik maupun gejala psikis. Untuk itu peran pelatih sangat diperlukan dalam menanggani atletnya menghadapi kecemasan.
3. Untuk para staf pelatih disarankan dalam penyusunan program latihan tidak hanya latian fisik dan teknik dalam menangani atlet, akan tetapi harus disertai dengan latihan mental kerena, mental menujang atlet dalam pertandingan.
4. Untuk peneliti yang akan datang, penulis mengharapkan agar mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan lebih umum, serta memiliki kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan kajian lebih mendalam, agar berguna untuk meningkatkan kualitas mahasiswa tersebut.
(5)
Adisasmito, Sudarwat. L. (2007). Mental juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Aizid, Rizem. (2011). Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Jogjakarta: Penerbit Laksana.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Prkatik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Campbell, Don dan Hermaya (2002). Efek Mozart Memamfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kereatifitas dan Menyehatkan Tubuh. Jakarta: Penerbit Gamedia Pusaka Utama.
Cheris, Elaine. (2002). Olahraga Anggar Langkah Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit PB IKSI.
Djohan. (2005). Pisikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.
Hanton, Sheldon. Mellalieu, Stephen & Hall, Rose (2003). Slef-confidence and Anxiety: A qualitative investigation. Swanse : UK (8 Juni 2003).
Harmon, nicole & Kravitz, Len. (2006). The beat Goes On: The effects of Music on Exercise. [online]. Tersedia: www.drlenkravitz.com/Articles/musicexercisedlk. (15 Febuari 2013).
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek - Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Penerbit C.V. Tambak Kusuma.
Hasan, Iqbal. (2001). Poko-Poko Statistik 2. Jakarta: Penerbit Bumi Angkasa.
Hawari, Dadang. (2006). Menejemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Penertbit FKUI.
Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
(6)
IKASI. (2002). Sejarah, Kegiatan, Peraturan. www.http//KONI.or.id.
Karageorghis, C.I. & Terry, P.C. (1997). The Psychophysical Effects of Music in Sport
and Exercise: A Review. [online]. Tersedia:
www.cabdirect.org/abstracts/19971804084. [15 Januari 2013].
Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Kusanaendi. (1995). Modul Persamaan Struktural Satu dan Multigrouf Sample dangan
Lusrel. Bandung: Penerbit ALPABETA.
Lane, Andy. (2006). Sport and Exercise Psyhologoy. Inggris: Penerbit Hordder Education.
Nurhasan, Dudung, H.C. dan Nidaul, Hidayah. (2012). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Stuart. (2005). Penerapan Prinsip Dalam Praktik Keperawatan, Bandung: Penerbit Alpa Beta.
Susanti, Wijaya. D & Rohman, Ainun. F (2011). Efektivitas Musik Klasik Dalam Menurunkan Kecemmasan Matematika (Math Anxiety) pada Siswa Kleas XI. [online].Tersedia:www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/237le. co.id/#hl=id&sclient=psy-. [5 Febuari 2013].
Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Tarsito.
Wiramihardja, Sutardjo. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Yuliasari, Eka. (2010). Pengaruh Pemberian Musik Klasik (Mozart) Terhadap Peningkatan Daya Ingat Anak Autis di Rumah Sakit Bakasi Tahun 2010. Jakarta: Skipsi.
________. Albatros-Studio Version. [Online]. Tersedia: www.youtube.com/ watcfh?v=dAeFTj7GXwQ [4Desember 2012]
________. Symphony No.40- Mozart. [Online]. Tersedia: www.youtube.com/ watcfh?v=RSuXMM8w [6 Desember 2012]