Analisis Kesinoniman Fukushi Kitto きっと , Kanarazuå¿ ãšdan Zettai(Ni) 絶対(に) dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis Dan Semantik).

(1)

日本語の文の副詞の

きっと

必ず

絶対

の類義語の研究

統語論と意味論の視点

ウレンシア インネケ チャ タ

マ タ・キ ス 教大学

日本語・日本文学科

バン ン


(2)

. 序論

人 ほ 人 意思疎通 言語 使う 言

語 中 似 い 言葉 あ 日 語 似 い 意

味 い 言葉 類義語 言う 類義語 いう 意味

似 い 語 あ 徳川

類義語 品詞 あ 研究 副詞 いう品詞

類義語 研究 副詞 種類 あ 状態 副詞

程 副詞 陳述 副詞 あ 小 動

あ 表 副詞 状況 副詞 様態 副詞 いう 増岡

主 状態 表 語 修飾 状態 程

限定 程 副詞 いう 小

普通 文頭 現 文 陳述 内容 告 動

陳述 副詞 いう 小

陳述 副詞 中 必 絶対 あ

副詞 似 い 意味 持 い 時々文 中 置

換え い 外国語 日 語 勉強 い 人 間違え

研究 必 絶対 日 語 文

使い方 日 語 文 意味 調

. 論

.ア. ン いい 美 い女性 う


(3)

イ. ン いい 必 美 い女性 う

ウ. ン いい 絶対 美 い女性 う

番 文 必 置 換え い

文 主観的 意味 持 い あ 必 肯定 場合

使え 主観的 意味 持 い 文 使え い 客観的 文

使え 絶対 置 換え 絶対

肯定 定 場合 使え 主観的 意味 持 い 文

使う 強い意味 え

.ア.私 酒 飲 必 頭 痛 松

イ. 私 酒 飲 頭 痛

ウ. 私 酒 飲 絶対 頭 痛

番 文 統語論 絶対

必 置 換え 意味論 置 換え い 習

慣的 意味 あ あ 習慣的 意味 酒 飲 頭 痛

節 表 い

.ア.星 出 い あ 晴 う

小山


(4)

番 文 必 絶対 置

換え い 文 ~ う あ あ ~ う

~ い い ~ 文 あ

使う

.ア. 必 戻 ! 宮崎

イ. 戻 !

ウ. 絶対 戻 !

番 文 必 絶対 置 換

え 必 肯定 場合 客観的 意味 持 い 文 使わ

絶対 肯定 定 場合 主観的 意味 持

い 文 使わ 絶対 強い

自信 あ 様子 え

. 結論

論 対 研究 結論 記 通 あ

肯定 定 場合 使え 主観的

意味 持 い 文 使わ 自分 自信 表

副詞 あ ~ い い ~

言葉 文 伴う

必 肯定 場合 使え 客観的 意味 持

い 自然 法則 物 道理 常識 習慣 能 表 副詞


(5)

絶対 肯定 定 場合 使え 主

観的 意味 持 い 文 使わ % 意

味 持 い 絶対


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINIALITAS...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI...iv

KATA PENGANTAR...v

SINOPSIS...viii DAFTAR ISI………..xii BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penelitian...7

1.4 Metode dan Teknik Penelitian...7

1.5 Organisasi Penulisan...8

BAB II LANDASAN TEORI...9

2.1 Sintaksis...9

2.2 Semantik...10

2.3 Kelas Kata...11

2.3.1 Meishi 詞...12

2.3.2 Doushi 動詞...12

2.3.3 Keiyoushi 形容詞...13

2.3.4 Rentaishi 連体詞...14

2.3.5 Kandoushi 感動詞...15


(7)

2.3.7 Joshi 助詞...16

2.3.8 Fukushi 副詞...17

2.4 Jenis-jenis Fukushi...18

2.4.1 Joutai no Fukushi状態 副詞...18

2.4.2 Teido no Fukushi程 副詞...19

2.4.3 Chinjutsu no Fukushi陳述 副詞...20

2.4.3.1 Kitto ...21

2.4.3.2 Kanarazu 必 ...22

2.4.3.3 Zettai(ni) 絶対 ...23

BAB III ANALISIS...25

BAB IV SIMPULAN...60

LAMPIRAN DATA....xiv DAFTAR PUSTAKA...xxi


(8)

LAMPIRAN DATA 1.

1.1 彼 一生懸 頑張 大学 合格 (Oyama,

1993:86)

1.2 彼 来 い 知 彼女 う (Oyama,

1993:86)

1.3 星 出 い あ 晴 う (Oyama, 1993:86)

1.4 来月 必 金 返

(Oyama, 1993:86)

1.5 あ 会社 将来 発展 う (Akimoto, 1987:164)

1.6 彼女 疲 う (Shogakukan, 1994:299)

1.7 父 あ あ

食 う (Miyazaki, 2001:57)

1.8 ハク 死

(Miyazaki,2001:57)

1.9 会え ?

う (Miyazaki, 2001:161)

1.10 淋 わ (Kaori, 1991:26)

1.11 八十歳 節分 笑子 八十粒 豆 食

違い い (Kaori, 1991:37)


(9)

1.13 プ ン 気 入 (Kaori, 1991:76)

1.14 い水 中 金魚 優雅 泳 う (Kaori,

1991:136)

1.15 今日 遅いわ (Kaori, 1991:173)

1.16 紺 旅行 行 わ

(Kaori, 1991:188)

1.17 忘 雪 寂 (Shindou, 2003:13)

1.18 ク 犬 少女 犬 前 う

(Shindou, 2003:34)

1.19 あ 大人 分 わ わ (Shindou, 2003:93)

1.20 頓狂 声 伊藤 睨 静香 (Shindou,

2003:122)

1.21 ン いい 美 い女性 う ? (Shindou,

2003:159)

1.22 子供 い 無邪気 女性 (Shindou, 2003:171)

1.23 獣医師 い 約束 覚え い 私 覚え い

迎え 来 いう 定的 声 押 潰 う

私 足 桜木動物院 向 う い (Shindou, 2003:246)

1.24 彼 叔父 相談 い う 私 責

気 資格 (Shindou, 2003:248)

1.25 い 会社 後継者 婿 い い わ


(10)

1.26 素敵 待 わ 始 新 い生活

わ わ い (Miyazaki, 1989:9)

1.27 子 誕生日 わ プ

ン 考え 楽 ! (Miyazaki, 1989:93)

1.28 僕 父 飛行船 ピュタ いう 空

浮い い 島 誰 信 父 う

言わ 死 父 う い

僕 ピュタ 見 見 (Miyazaki, 1988:21)

1.29 パ シ タ 乗 凧 雲 渦 巻 込

タイ 霧 い

父 い 道 僕 い ! (Miyazaki, 1988:69)

1.30 投稿 い 人 日 語 級者 学

生 生徒 違い 知 い 違い

明 書 確認 い方 コ ン 欄 質問 い

(http://nihongodaybyday.blogspot.co.id/)

1.31 想い !! (http://taiguruma.blogspot.co.id/2011/06/blog-post_22.html)

2.

2.1 食事 あ 必 茶 飲 い (Oyama, 1993:28)

2.2 父 晩必 ワイン 飲 寝 (Oyama, 1993:28)


(11)

2.4 松 朝必 九時前 会社 着 (Akimoto, 1987:164)

2.5 う 大 夫 い

父 ?豚 い

今 必 会え Miyazaki, 2001:23

2.6 駅 い わ

あ う

必 い ! (Miyazaki, 2001:127)

2.7 ホ 必 あ う (Kaori, 1991:52)

2.8 春 雪 降 願い 必 う (Shindou,

2003:18)

2.9 ク イ 家 遊び 行 必 級生 間違え

(Shindou, 2003:20)

2.10 あ う い 必 金 返

(Shindou, 2003:23)

2.11 必 伏 令 出 要求 え

(Shindou, 2003:42)

2.12 子犬 見 い 前 一緒 食事 場合 必 飼い主 食

(Shindou, 2003:42)

2.13 私 人 一緒 必 幸 信 疑わ

(Shindou, 2003:93)

2.14 年春 必 動物病院 血液検査 行 い


(12)

2.15 一種間後 う一 検査 必 い い (Shindou, 2003:124)

2.16 春 雪 降 願い事 必 う (Shindou,

2003:196)

2.17 春 雪 降 願い事 必 う いう言葉

(Shindou, 2003:253)

2.18 約束 今 必 迎え い (Shindou, 2003:258)

2.19 昔 満 ア 感動 照 隠 必

叩い (Shindou, 2003:266)

2.20 必 戻 ! (Miyazaki, 1997:45)

2.21 手段 使 必 連 戻 (Shindou,

2003:293)

2.22 い わ 顔 明

物 わ 青い

宅 必 伺いい (Miyazaki, 1989:53)

2.23 コ いう人 ほ い 必 人 渡

(Miyazaki, 1989:66)

2.24 誰 何 言 う 自分 人生 心あ 人 必

あ 正 い目 見 い


(13)

2.25 言わ う あ 愛 人 必 必 あ 見

い わ い

(http://laikacameback.blogspot.co.id/2011/03/blog-post_4929.html?m=1)

2.26私 酒 飲 必 頭 痛 (Matsumoto, 1996:111)

3.絶対

3.1 弟 絶対 言わ い 思う (Oyama, 1993:28)

3.2 絶対美味 い 食 (Oyama, 1993:28)

3.3 絶対遅 い (Oyama, 1993:28)

3.4 明日 試合 絶対勝 い (Akimoto, 1987:164)

3.5 戦 核兵器 使用 絶対 許 い (Akimoto, 1987:165)

3.6 理 あ う 戦 絶対反対 (Akimoto, 1987:165)

3.7 頭 え 込 千 自分 手

ああ 夢 絶対 ! (Miyazaki, 2001:21)

3.8 シ 金 う ?千 何 ほ い ?い

千 あ 来 ?来 帰

ほう いいう わ ほ い あ

絶対

い (Miyazaki, 2001:120)


(14)

3.10 い う 絶対 び (Kaori, 1991:116)

3.11 患者 い出 絶対

(Kaori, 1991:142)

3.12 面倒 絶対 い 願い (Shindou, 2003:29)

3.13 ク 遊 い 絶対 君 う 態勢

(Shindou, 2003:40)

3.14 わ 絶対 娘 貴様 渡 (Shindou, 2003:293)

3.15 絶対 看過 い い人権侵害事件 あ

(http://peacephilosophy.blogspot.co.id/2016/03/a-tokyo-landlord-denies-rental-to.html?m=1)

3.16 絶対 助 い い いう気持 い い

(http://www.asahi.com/sp/articles/ASJ554GG2J55TIPE008.html)

3.17 パ 眠 い 私 怖いわ あ 教わ

い 言葉 あ あ 絶対 使 い い言葉

あ ほ び 言葉 言葉 使う あ

石 外 出 い (Miyazaki, 1988:64)

3.18 愛 人 い 教え 死

愛 報い 最後 一緒 思い 生 抜い い う 絶対

大 夫

(http://laikacameback.blogspot.co.id/2011/03/blog-post_4929.html?m=1)

3.19 土産 人 好 違う 私 絶対 買う !


(15)

(http://hongkongunchiku.blogspot.co.id/2015/06/blog-post_30.html?m=1)

3.20 八戸 観 絶対 行 ほ い場所 あ JR八戸線

陸奥湊駅前 魚再小売市場 !

(http://mamo-photo.blogspot.co.id/2014/09/blog-post_65.html?m=1)

3.21 実 今回 一番注目 浴び 一 用意 イ ワイ

ン 珍 い ワイン 好 方 絶対気 存在


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa merupakan rangkaian kata yang membentuk kalimat sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang merupakan kata yang berbeda namun mempunyai arti yang sama.

Dalam bahasa Indonesia, kata yang mempunyai arti sama disebut dengan sinonim. Menurut Tarigan (1985:17), sinonim adalah kata-kata yang mengandung makna pusat yang sama tetapi berbeda dalam nilai rasa, seperti dalam contoh berikut ini:

1. a. Anak itu pintar. b. Anak itu pandai.

2. a. Lelaki yang berdiri di sana sangat gagah. b. Lelaki yang berdiri di sana sangat kuat.

Pada contoh kalimat 1 secara umum mempunyai makna bahwa anak

tersebut berotak encer. Namun pada kalimat 1.a, ‘pintar’ mempunyai makna cakap (KBBI, 2001:877), sedangkan pada kalimat 1.b ‘pandai’ mempunyai makna cepat menangkap pelajaran dan mengerti sesuatu (KBBI, 2001:820).

Begitu pula dengan contoh 2. Secara umum, kalimat 2 mempunyai makna bahwa lelaki tersebut bertubuh kuat. 2.a gagah memiliki arti besar dan tegap serta kuat (KBBI, 2001:326), sedangkan kuat mempunyai arti banyak tenaganya, mampu mengangkat (mengangkut dsb) banyak (KBBI, 2001:604).


(17)

Sama halnya dengan bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang pun terdapat berbagai kata yang memiliki arti sama yang disebut dengan ruigigo (類義語). Menurut Tokugawa dan Miyajima (1972:3) ruigigo adalah sebagai berikut:

類義語 いう 意味 同 く似 い 単語

こ あ

Ruigigo to iu no wa, imi ga onajika, mata wa yoku niteiru tango no koto aru.

‘Ruigigo adalah perbendaharaan kata yang memiliki arti yang sama atau

menyerupai.’

Ruigigo dalam bahasa Jepang terdapat dalam berbagai kelas kata (hinshibunrui). Misalnya dalam kata kerja (doushi), 学ぶyaitu manabu ‘belajar’ dan 習うyaitu narau ‘menerima pelajaran’, seperti dalam contoh kalimat berikut ini:

3. a. 私 大学 哲学を学ぶ

(Watashi wa) daigaku de tetsugaku wo manabu.

(Saya) menerima pelajaran filosofi di Sekolah Tinggi.

b. 私 大学 哲学を習う (Shogakukan,1994:622)

(Watashi wa) daigaku de tetsugaku wo narau. (Saya) mempelajari filosofi di Sekolah Tinggi.

Pada contoh kalimat 3 secara umum mempunyai makna bahwa saya

sedang belajar filosofi. Namun pada kalimat 3.a, ‘学ぶ’ mempunyai makna 教

え 見習 知識や技術を身 け ‘menerima

pelajaran dengan melihat dan mempelajari, menggunakan pengetahuan dan teknik’ (Hayashi dkk,1993:935), sedangkan pada kalimat 3.b, ‘習う’ mempunyai

makna 実際 や 方を人 教え う ‘diajarkan cara untuk


(18)

Ruigigo juga terdapat pada kata sifat (keiyoushi), misalnya 美 いyaitu

utsukushii ‘indah’ dan い yaitu kirei ‘cantik’. Contoh:

4. a. 声 美 い (Hayashi dkk,1993:85) Koe ga utsukushii.

Suaranya indah.

b. い 声 (Hayashi dkk,1993:264) Kireina koe.

Suara yang indah.

Pada contoh kalimat 4 secara umum mempunyai makna bahwa suara

tersebut indah. Namun pada kalimat 4.a, ‘美 い’ mempunyai makna 見 聞

い 人 心を え ほ 心 い感 あ ‘dengan

mendengar dan melihat, dapat mengambil hati orang, ada perasaan baik di hati’

(Hayashi dkk,1993:85), sedangkan pada kalimat 4.b, ‘ い’ mempunyai makna

美 く い ここ い ‘benar-benar indah, enak di

hati’ (Hayashi dkk,1993:264). Menurut Tsujimura (1996:307):

Kirei ‘pretty’ and utsukushii ‘beautiful’ share a very similar meaning. Synonims do not have to share part of speech categories, as the first example mentioned above illustrates: kirei ‘pretty’ is and adjectival noun while utsukushii ‘beautiful´ is an adjective.

Kirei ‘cantik’ dan utsukushii ‘indah’ memiliki makna yang sangat mirip.

Sinonim tidak harus selalu terbagi dalam kategori pembicaraan, seperti dalam contoh pertama yang disebutkan di atas mengilustrasikan: kirei

‘cantik’ adalah nomina adjektifal sedangkan utsukushii ‘indah’ adalah adjektif.

Adapun ruigigo yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ruigigo dalam kelas kata fukushi (adverbia). Menurut Tomita (1991:23):

用言 動詞 形容詞 形容詞 い そ 用言 様子や

状況 程度 表 単語を副詞 言い

Yougen (doushi, keiyoushi 1, keiyoushi 2) ni tsuite, sono yougen no youshi ya joukyou, teido nado arawasu tango wo fukushi to iimasu.


(19)

‘Mengenai yougen (kata yang dapat berkonjugasi, doushi, keiyoushi, keiyoudoushi), perbendaharaan kata yang melambangkan youshi (situasi), joukyou (keadaan), teido (derajat) dan lain-lain dari yougen disebut fukushi.’

Di dalam fukushi, terdapat beberapa kata yang maknanya mirip atau menyerupai, akan tetapi nuansa maknanya berbeda. Misalnya pada contoh berikut:

5. a. 大変面 い話

Taihen omoshiroi hanashi.

Pembicaraan yang luar biasa menarik. b. 面 い話 (Shogakukan,1994:1005) Totemo omoshiroi hanashi.

Pembicaraan yang sangat menarik.

Pada contoh kalimat 5 secara umum memiliki arti yang sama, yaitu pembicaraan yang sangat menarik. Namun pada kalimat 5.a ‘大変’ memiliki arti

くほ ひ い ‘sangat mengejutkan’ (Hayashi dkk,1993:597), sedangkan

pada kalimat 5.b, ‘ ’ memiliki arti あ く 打 消え こ 意

味を 全体 ‘menguatkan kata setelahnya’ (Hayashi dkk,1993:716).

Fukushi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu tentang penggunaan

fukushi 絶対 zettai ni, kitto dan kanarazu. Fukushi zettai(ni), kitto

dan kanarazu memiliki makna yang menyerupai dan bisa menggantikan satu sama lain, seperti pada contoh berikut ini:

6. a. こ 商品 必 売

Kono shouhin wa kanarazu ureru. Barang ini pasti dapat dijual.

b. こ 商品 絶対 売

Kono shouhin wa zettai ni ureru.

Barang ini pasti dapat dijual

c. こ 商品 売 (Shogakukan,1994:299)

Kono shouhin wa kitto ureru. Barang ini pasti dapat terjual.


(20)

Pada kalimat 6.a, 必 kanarazu ‘pasti’ mempunyai makna

‘pasti’ (Hayashi;1993,189), sedangkan pada kalimat 6.b 絶対 zettai ‘pasti’ mempunyai makna パ セント ‘seratus persen’ (Hayashi dkk,1993:547), dan pada kalimat 6.c kitto ‘pasti’ mempunyai arti 見こ や期待

い 気持 を表 ‘menunjukkan perasaan dan kemungkinan atau

harapan yang pasti terjadi’ (Hayashi dkk, 1993:236).

Walaupun fukushi 絶対 zettai ni, kitto dan kanarazu memiliki arti yang mirip, yaitu pasti, namun dalam konteks kalimat tertentu,

fukushi 絶対 zettai ni, kitto dan kanarazu tidak dapat

menggantikan antara satu dengan lainnya. Seperti pada contoh kalimat berikut:

7. a. *あ 人 必 行 い

Ano hito wa kanarazu ikanaiyo.

Orang itu pasti tidak akan pergi.

7. b.あ 人 絶対 行 い

Ano hito wa zettai ni ikanai yo. Orang itu pasti tidak akan pergi.

7. c. あ 人 行 い (Shogakukan,1994:299)

Ano hito wa kitto ikanai yo. Orang itu pasti tidak akan pergi.

Pada contoh kalimat 7 di atas, fukushi kanarazu tidak dapat menggantikan zettai(ni) dan kitto karena kanarazu hanya digunakan pada predikat yang mengandung makna positif.

必 肯定 あい け使わ 対 絶対( )

肯定 不定い あい 使わ

‘Kanarazu’ ga koutei no baai ni dake tsukawareru no ni tsuishite, ‘zettai(ni)’ wa koutei, futei izureru no baai ni mo tsukawareru.

‘‘kanarazu’ hanya digunakan pada kalimat positif, ‘zettai(ni)’ dapat

digunakan pada kalimat positif maupun kalimat negatif.’


(21)

Fukushi kitto, zettai(ni), dan kanarazu memiliki arti yang mirip dan bisa saling menggantikan satu dengan yang lain. Namun seperti pada contoh kalimat 7, terkadang fukushi tersebut tidak bisa saling menggantikan. Hal ini menyulitkan pembelajar asing yang mempelajari bahasa Jepang, maka penulis meneliti kesinoniman fukushi kitto, zettai(ni), dan kanarazu agar bisa membantu pembelajar asing untuk lebih memahami makna fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni).

Penelitian mengenai ruigigo dalam kelas kata fukushi sebelumnya telah dilakukan oleh Indra Arizona (0342067) yaitu mengenai fukushi totemo, taihen dan zuibun. Namun sepengetahuan peneliti, belum ada yang meneliti mengenai fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni), maka peneliti tertarik untuk meneliti fukushi-fukushi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dikemukakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Apakah makna fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari pembatasan dan perumusan masalah di atas, berikut ini akan diuraikan garis-garis besar hasil yang ingin dicapai dan diperoleh sebagai luaran penelitian setelah setiap permasalahan yang dibatasi, dianalisis, diselidiki dan dibahas, yaitu sebagai berikut:


(22)

1. Mendeskripsikan penggunaan fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

Metode penelitian adalah cara penyelesaian masalah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan teknik substitusi. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena pada penuturnya (Sudaryanto, 1992;62). Menurut Sudaryanto (1993;5) penelitian dengan metode deskriptif dilakukan dengan 3 tahap, yaitu:

1. Penyediaan data

Peneliti mencari dan menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penelitian.

2. Penganalisisan data

Peneliti menganalisis data berdasarkan teori yang ada, tanpa mengubah data tersebut.

3. Penyajian hasil analisis data

Peneliti menyajikan hasil analisis dari data yang telah diteliti berdasarkan teori yang ada.

Teknik substitusi digunakan untuk menentukan kadar kesinoniman pada batas tertentu sehingga akan menghasilkan kalimat dengan pola urutan ABCS, ABSD, atau SBCD. Apabila pola kalimat tersebut memiliki linearitas ABCD. Semakin banyak kemungkinan pergantian unsur yang sama dalam berbagai


(23)

kesatuan lingual, menunjukkan bahwa kedua unsur tersebut tinggi kadar kesinonimannya. Contoh:

8. a. こ 商品 必 売

b. こ 商品 売

c. こ 商品 絶対 売 (Shogakukan, 1994:299)

Pada kalimat 8, secara sintaksis fukushi kitto, kanarazu dan zettai(ni) dapat saling menyulih secara sempurna. Secara semantik, fukushi kitto, kanarazu dan zettai(ni) dalam kalimat ini juga dapat saling menggantikan, namun jika pada kalimat 8 (b) dan 8 (c) barang tersebut dapat dijual berdasarkan pemikiran subjek, maka pada kalimat 8 (a) barang tersebut dapat dijual berdasarkan pemikiran semua orang atau objektif.

1.5 Organisasi Penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi 4 bab. Bab pertama yaitu pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, dan organisasi penulisan. Latar belakang masalah berisikan sekilas masalah dan latar belakang masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Rumusan masalah berisikan batasan masalah yang akan dibahas. Tujuan penelitian berisikan tujuan yang dituju peneliti dalam penelitian. Organisasi penulisan berisikan sistemasi penulisan penelitian.

Bab kedua yaitu landasan teori, terdiri dari kajian teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab ketiga yaitu pembahasan, terdiri dari data-data, dan analisis kesinoniman fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni). Bab keempat yaitu simpulan, terdiri dari simpulan dari penelitian.


(24)

BAB IV SIMPULAN

4.1 Penggunaan Fukushi Kitto, Kanarazu, dan Zettai(ni) dalam Kalimat Bahasa Jepang

Setelah melakukan analisa pada bab 3 dengan menggunakan teknik substitusi, simpulan yang didapat oleh penulis mengenai penggunaan fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang adalah:

1. Fukushi kitto digunakan dalam kalimat positif maupun negatif. Kitto biasanya berpasangan dengan akhiran seperti ~ni chigainai, ~hazuda, ~darou dan sebagainya, tetapi kadang akhiran tersebut lesap dalam kalimat.

2. Fukushi kanarazu hanya digunakan dalam kalimat positif.

3. Fukushi zettai(ni) dapat digunakan dalam kalimat positif maupun negatif.

Secara sintaksis, ketiga fukushi tersebut dapat saling menggantikan dalam kalimat positif, tetapi jika pada akhiran kalimat terdapat akhiran seperti ~ni chigainai, ~hazuda, dan ~darou maka harus digunakan fukushi kitto. Dalam kalimat negatif, hanya fukushi kitto dan zettai(ni) saja yang dapat digunakan, dan jika pada akhir kalimat tersebut terdapat akhiran-akhiran seperti ~ni chigainai, ~hazuda, dan ~darou, maka hanya fukushi kitto saja yang dapat digunakan.

4.2 Makna Fukushi Kitto, Kanarazu, dan Zettai(ni) dalam Kalimat Bahasa Jepang


(25)

Kitto digunakan untuk melambangkan suatu rasa percaya diri dan keyakinan dari pembicara. Dalam kitto, terasa makna ‘hampir seratus persen, tolong percaya/perjanjian’.

2. Fukushi Kanarazu

Dalam kalimat kanarazu, terkandung makna sesuatu yang pasti dan layak terjadi seperti hukum alam, pengetahuan umum, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan fukushi kitto, nuansa keyakinan akan terasa lebih kuat.

3. Fukushi Zettai(ni)

Zettai(ni) mengekspresikan keyakinan diri pembicara yang sangat kuat. Ekspresi tersebut akan terasa lebih kuat jika dibandingkan dengan fukushi kitto.

Fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni) dapat saling menggantikan jika kalimat tersebut mengekspresikan kepercayaan diri dari seseorang namun dapat berubah juga menjadi keyakinan dari semua orang. Jika dalam kalimat tersebut hanya mengekspresikan kepercayaan diri dari seseorang, maka hanya fukushi kitto dan zettai(ni) saja yang dapat digunakan. Akan tetapi jika dalam kalimat tersebut hanya mengekspresikan sesuatu yang diyakini oleh semua orang, maka hanya fukushi kanarazu saja yang dapat digunakan. Jika dibandingkan, kadar kepastian dan kepercaya dirian yang terasa dalam kalimat kitto, kanarazu dan zettai(ni) yang terasa paling kuat adalah kanarazu dan zettai(ni).


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akimoto, Miharu. 1987. Japanese for Foreigners – Adverb. Tokyo : Aratake Publishing Co, Ltd.

Ashikawa, Akiko dkk. 1997. Practical Japanese Workbooks Meishi Intermediate. Tokyo : Senmon Kyouiku Publishing Co.,Ltd.

Hayashi, Shirou dkk. 1993. Reikai Shinkokugo Jiten. Tokyo: Sanshoudou. Kaori, Ekuni. 1991. Kira Kira Hikaru. Tokyo:

Iori, Isao dkk. 2000. Chuujou Wo Oshieru Hito No Tame No Nihongo Bunpo. Tokyo : 3A Corporation.

Izuhara, Shoji dkk. 1998. Ruigigo Tsukaiwake Jiten. Tokyo: Kenkyusha. Keraf, Gorys. 1982. Tatabahasa Indonesia.

Masuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1999. Kiso Nihongo Bunpo. Tokyo : Kuroshio Shuppan.

Matsumoto, Setsuko dan Hoshino Keiko. 1996. Nihongo Nouryokushiken San-kyuu. Tokyo: UNICOM.

Miyazaki, Hayao. 1989. Majo no Tatsukyubin. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Miyazaki, Hayao. 1997. Mononoke Hime. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Miyazaki, Hayao. 2001. Sen To Chihiro No Kamikakushi. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Miyazaki, Hayao. 1988. Tenku no Shiro Rapyuta. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Nomura, Masaki dan Seiji Koike. 1992. Nihongo Jiten. Tokyo : Do Shuppan. Oyama, Emiko dkk. 1993. Practical Japanese Workbooks

Adverbs:Elementary/Intermediate. Tokyo : Senmon Kyouiku Publishing Co.,Ltd. Ramlan, M. 1986. Sintaksis. Yogyakarta : CV. Karyono.

Fuyuki, Shindou. 2003. Wasureyuki. Tokyo : Kadokawa Shoten.

Shogakukan. 1994. A Dictionary of Synonyms in Japanese. Tokyo : Shogakukan. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa.

Tomita, Takayuki. 1991. Bunpo No Kiso Chishiki To Sono Oshiekata. Tokyo : Bojinsha.


(27)

Tsujimura, Natsuko. 1996. Japanese Linguistics. Oxford, UK : Blackwell Publishers, Ltd.

http://peacephilosophy.blogspot.co.id/2016/03/a-tokyo-landlord-denies-rental-to.html?m=1

http://www.asahi.com/sp/articles/ASJ554GG2J55TIPE008.html http://nihongodaybyday.blogspot.co.id/

http://taiguruma.blogspot.co.id/2011/06/blog-post_22.html

http://laikacameback.blogspot.co.id/2011/03/blog-post_4929.html?m=1 http://badasaori.blogspot.co.id/?m=1

http://mamo-photo.blogspot.co.id/2014/09/blog-post_65.html?m=1 http://hongkongunchiku.blogspot.co.id/2015/06/blog-post_30.html?m=1


(1)

7 Universitas Kristen Maranatha 1. Mendeskripsikan penggunaan fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni) dalam

kalimat bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna fukushi kanarazu, kitto dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

Metode penelitian adalah cara penyelesaian masalah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan teknik substitusi. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena pada penuturnya (Sudaryanto, 1992;62). Menurut Sudaryanto (1993;5) penelitian dengan metode deskriptif dilakukan dengan 3 tahap, yaitu:

1. Penyediaan data

Peneliti mencari dan menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penelitian.

2. Penganalisisan data

Peneliti menganalisis data berdasarkan teori yang ada, tanpa mengubah data tersebut.

3. Penyajian hasil analisis data

Peneliti menyajikan hasil analisis dari data yang telah diteliti berdasarkan teori yang ada.

Teknik substitusi digunakan untuk menentukan kadar kesinoniman pada batas tertentu sehingga akan menghasilkan kalimat dengan pola urutan ABCS, ABSD, atau SBCD. Apabila pola kalimat tersebut memiliki linearitas ABCD. Semakin banyak kemungkinan pergantian unsur yang sama dalam berbagai


(2)

8 Universitas Kristen Maranatha kesatuan lingual, menunjukkan bahwa kedua unsur tersebut tinggi kadar kesinonimannya. Contoh:

8. a. こ 商品 必 売

b. こ 商品 売

c. こ 商品 絶対 売 (Shogakukan, 1994:299)

Pada kalimat 8, secara sintaksis fukushi kitto, kanarazu dan zettai(ni) dapat saling menyulih secara sempurna. Secara semantik, fukushi kitto, kanarazu dan zettai(ni) dalam kalimat ini juga dapat saling menggantikan, namun jika pada kalimat 8 (b) dan 8 (c) barang tersebut dapat dijual berdasarkan pemikiran subjek, maka pada kalimat 8 (a) barang tersebut dapat dijual berdasarkan pemikiran semua orang atau objektif.

1.5 Organisasi Penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi 4 bab. Bab pertama yaitu pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, dan organisasi penulisan. Latar belakang masalah berisikan sekilas masalah dan latar belakang masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Rumusan masalah berisikan batasan masalah yang akan dibahas. Tujuan penelitian berisikan tujuan yang dituju peneliti dalam penelitian. Organisasi penulisan berisikan sistemasi penulisan penelitian.

Bab kedua yaitu landasan teori, terdiri dari kajian teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab ketiga yaitu pembahasan, terdiri dari data-data, dan analisis kesinoniman fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni). Bab keempat yaitu simpulan, terdiri dari simpulan dari penelitian.


(3)

60 Universitas Kristen Maranatha BAB IV

SIMPULAN

4.1 Penggunaan Fukushi Kitto, Kanarazu, dan Zettai(ni) dalam Kalimat Bahasa Jepang

Setelah melakukan analisa pada bab 3 dengan menggunakan teknik substitusi, simpulan yang didapat oleh penulis mengenai penggunaan fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni) dalam kalimat bahasa Jepang adalah:

1. Fukushi kitto digunakan dalam kalimat positif maupun negatif. Kitto biasanya berpasangan dengan akhiran seperti ~ni chigainai, ~hazuda, ~darou dan sebagainya, tetapi kadang akhiran tersebut lesap dalam kalimat.

2. Fukushi kanarazu hanya digunakan dalam kalimat positif.

3. Fukushi zettai(ni) dapat digunakan dalam kalimat positif maupun negatif.

Secara sintaksis, ketiga fukushi tersebut dapat saling menggantikan dalam kalimat positif, tetapi jika pada akhiran kalimat terdapat akhiran seperti ~ni chigainai, ~hazuda, dan ~darou maka harus digunakan fukushi kitto. Dalam kalimat negatif, hanya fukushi kitto dan zettai(ni) saja yang dapat digunakan, dan jika pada akhir kalimat tersebut terdapat akhiran-akhiran seperti ~ni chigainai, ~hazuda, dan ~darou, maka hanya fukushi kitto saja yang dapat digunakan.

4.2 Makna Fukushi Kitto, Kanarazu, dan Zettai(ni) dalam Kalimat Bahasa Jepang


(4)

61 Universitas Kristen Maranatha Kitto digunakan untuk melambangkan suatu rasa percaya diri dan keyakinan dari pembicara. Dalam kitto, terasa makna ‘hampir seratus persen, tolong percaya/perjanjian’.

2. Fukushi Kanarazu

Dalam kalimat kanarazu, terkandung makna sesuatu yang pasti dan layak terjadi seperti hukum alam, pengetahuan umum, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan fukushi kitto, nuansa keyakinan akan terasa lebih kuat.

3. Fukushi Zettai(ni)

Zettai(ni) mengekspresikan keyakinan diri pembicara yang sangat kuat. Ekspresi tersebut akan terasa lebih kuat jika dibandingkan dengan fukushi kitto.

Fukushi kitto, kanarazu, dan zettai(ni) dapat saling menggantikan jika kalimat tersebut mengekspresikan kepercayaan diri dari seseorang namun dapat berubah juga menjadi keyakinan dari semua orang. Jika dalam kalimat tersebut hanya mengekspresikan kepercayaan diri dari seseorang, maka hanya fukushi kitto dan zettai(ni) saja yang dapat digunakan. Akan tetapi jika dalam kalimat tersebut hanya mengekspresikan sesuatu yang diyakini oleh semua orang, maka hanya fukushi kanarazu saja yang dapat digunakan. Jika dibandingkan, kadar kepastian dan kepercaya dirian yang terasa dalam kalimat kitto, kanarazu dan zettai(ni) yang terasa paling kuat adalah kanarazu dan zettai(ni).


(5)

xxii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Akimoto, Miharu. 1987. Japanese for Foreigners – Adverb. Tokyo : Aratake Publishing Co, Ltd.

Ashikawa, Akiko dkk. 1997. Practical Japanese Workbooks Meishi Intermediate. Tokyo : Senmon Kyouiku Publishing Co.,Ltd.

Hayashi, Shirou dkk. 1993. Reikai Shinkokugo Jiten. Tokyo: Sanshoudou. Kaori, Ekuni. 1991. Kira Kira Hikaru. Tokyo:

Iori, Isao dkk. 2000. Chuujou Wo Oshieru Hito No Tame No Nihongo Bunpo. Tokyo : 3A Corporation.

Izuhara, Shoji dkk. 1998. Ruigigo Tsukaiwake Jiten. Tokyo: Kenkyusha. Keraf, Gorys. 1982. Tatabahasa Indonesia.

Masuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1999. Kiso Nihongo Bunpo. Tokyo : Kuroshio Shuppan.

Matsumoto, Setsuko dan Hoshino Keiko. 1996. Nihongo Nouryokushiken San-kyuu. Tokyo: UNICOM.

Miyazaki, Hayao. 1989. Majo no Tatsukyubin. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Miyazaki, Hayao. 1997. Mononoke Hime. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Miyazaki, Hayao. 2001. Sen To Chihiro No Kamikakushi. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Miyazaki, Hayao. 1988. Tenku no Shiro Rapyuta. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing Co.,Ltd.

Nomura, Masaki dan Seiji Koike. 1992. Nihongo Jiten. Tokyo : Do Shuppan. Oyama, Emiko dkk. 1993. Practical Japanese Workbooks

Adverbs:Elementary/Intermediate. Tokyo : Senmon Kyouiku Publishing Co.,Ltd. Ramlan, M. 1986. Sintaksis. Yogyakarta : CV. Karyono.

Fuyuki, Shindou. 2003. Wasureyuki. Tokyo : Kadokawa Shoten.

Shogakukan. 1994. A Dictionary of Synonyms in Japanese. Tokyo : Shogakukan. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa.

Tomita, Takayuki. 1991. Bunpo No Kiso Chishiki To Sono Oshiekata. Tokyo : Bojinsha.


(6)

xxiii Universitas Kristen Maranatha Tsujimura, Natsuko. 1996. Japanese Linguistics. Oxford, UK : Blackwell

Publishers, Ltd.

http://peacephilosophy.blogspot.co.id/2016/03/a-tokyo-landlord-denies-rental-to.html?m=1

http://www.asahi.com/sp/articles/ASJ554GG2J55TIPE008.html http://nihongodaybyday.blogspot.co.id/

http://taiguruma.blogspot.co.id/2011/06/blog-post_22.html

http://laikacameback.blogspot.co.id/2011/03/blog-post_4929.html?m=1 http://badasaori.blogspot.co.id/?m=1

http://mamo-photo.blogspot.co.id/2014/09/blog-post_65.html?m=1 http://hongkongunchiku.blogspot.co.id/2015/06/blog-post_30.html?m=1