PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Ema Rosalita NIM 0902451

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Ema Rosalita

sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© EMA ROSALITA 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Ema Rosalita (0902451)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 19660320 199103 1 004

Pembimbing II

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 19710926 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 19720403 199903 1 002


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Ema Rosalita NIM 0902451

Penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal ini terjadi karena kesulitan yang dihadapi siswa dalam merangkai kalimat menjadi padu. Maka dari itu diujicobakan penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana kemapuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen?; 2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas kontrol?; dan 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen semu. Tahapan penelitiannya antara lain mengidentifikasi masalah, melakukan tes awal, memberikan perlakuan, dan melakukan tes akhir dalam menulis cerpen. Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun alat ukur yang digunakan untuk dijadikan ukuran keberhasilan teknik menulis fiksi mini yaitu hasil cerpen karya siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar ketika telah diterapkan teknik menulis fiksi mini dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen.


(5)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

APPLYING FLASH FICTION WRITING TECHNIQUES IN LEARNING TO WRITE SHORT STORIES

(Quasi-Experiment Research against Kartika XIX-2 Bandung High School Class X Year 2012/2013)

Ema Rosalita NIM 0902451

This research originated from problem of student’s lack of interest in learning to write short stories. This happens was caused by the students’s

difficulties in stringing coherent sentences. Therefore to apply a learning technique to write short stories in the form of flash fiction writing techniques.

Formulation of the problem in this research were: 1) How student’s skill in

writing short stories before and after applying of flash fiction writing techniques in experiment class?; 2) How the ability of students in writing short stories without of applying flash fictions writing techniques in control class?; and 3)

Wheter there are significant differences in the student’s skill in writing short

stories in the experiment class and the control class?

The type of research was quasi-experiment. Stages of research was identified problems, pretest, provide treatment, and posttest of writing short stories. In this research was using two groups of subject are experiment class and control class. Measuring instruments used to be as measure of success of flash fiction writing in learning to write short stories is result of student short stories.

The result showed that the average value of experiment class bigger than control class after applied flash fiction writing techniques. From this research, it was concluded that the application of the flash fiction writing technique in learning to write short stories at experiment class and control class was different.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN A. Ihwal Cerpen ... 7

1. Pengertian Cerpen ……… ... 7

2. Ciri-Ciri Cerpen ... 8

3. Jenis-Jenis Cerpen ... 7

4. Unsur-Unsur Cerpen ... 9

a. Tema ... 9

b. Tokoh dan Penokohan ... 10


(7)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Alur ... 12

e. Sudut Pandang ... 13

f. Amanat ... 15

g. Gaya Bahasa ... 15

B. Teknik Menulis Fiksi Mini ... 16

1. Teknik ... 16

2. Fiksi Mini ... 16

3. Kedudukan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam Pembelajaran ... 18

C. Anggapan Dasar ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Definisi Operasional ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 25

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

2. Instrumen Perlakuan... 31

F. Teknik Pengolahan Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian ... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

1. Data Pretes ... 43

2. Uji Realibilitas Antarpenimbang... 45

3. Data Postes ... 52


(8)

5. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 60

6. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 61

7. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ... 62

8. Uji Homogenitas Kelas Kontrol ... 63

9. Analisis Hasil Cerpen Tes Awal Kelas Eksperimen ... 64

10. Analisis Hasil Cerpen Tes akhir Kelas Eksperimen ... 71

11. Uji Hipotesis ... 79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 85

1. Guru ... 85

2. Peneliti Selanjutnya ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu kegiatan menulis yang menghasilkan produk adalah menulis cerpen. Menulis cerpen bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa (creative purpose). Mengapa demikian? Menulis cerpen sama halnya dengan menuangkan segala ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan. Hasil dari tulisan tersebut tergantung dari masing-masing pengarang. Ada yang dapat menghasilkannya dalam bentuk yang menarik dan runut sesuai kriteria cerpen yang baik, ada pula yang setelah dituangkan dalam bentuk tulisan justru hasilnya tidak karuan.

Sesuai standar kompetensi yang terdapat dalam silabus kelas X, menulis cerpen seharusnya dapat dikuasi oleh seluruh siswa kelas X. Sayangnya tidak semua siswa menyukai pelajaran menulis. Ketika peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa kelas X.1 di SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam keterampilan menulis, beberapa siswa saling berebut untuk mengungkapkan kesulitan mereka. Salah seorang siswa bernama Tri Gustiansyah menuturkan bahwa ia sulit untuk menggabungkan kalimat menjadi padu. Nindi Amelia menuturkan bahwa dirinya kesulitan mencari ide untuk dijadikan sebuah tulisan. Keluhan kedua siswa tersebut cukup mewakili kendala yang dialami oleh siswa dalam menulis.

Siswa cenderung tidak suka menulis cerpen. Hal ini terjadi karena kesulitan yang dihadapi siswa untuk membangun ide cerita. Kesulitan lainnya yang dialami siswa dalam menulis cerpen antara lain sebagai berikut:

a) siswa sering menganggap jika menulis cerpen harus dengan kalimat yang panjang;

b) siswa mengalami kesulitan mencari ide, tema, dan topik;

c) siswa sulit menggabungkan kalimat demi kalimat menjadi cerita, dan


(10)

Kesulitan siswa dalam mengembangkan dan mencari ide seringkali dipengaruhi oleh kurangnya minat baca pada diri siswa. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Taufik Ismail, kebiasaan membaca sangat terkait erat dengan kebiasaan menulis. Wajar kalau anak sekarang sulit untuk menulis karena mereka tidak memiliki dasar kebiasaan membaca yang kuat.

Sementara itu, Pranoto (2007:8) mengungkapkan pendapatnya mengenai kesulitan pemula dalam menulis, seringkali orang mendapatkan kesulitan waktu akan mulai menulis, atau saat akan menulis bagian pembukaan cerpennya. Masalah yang juga penting adalah soal bahasa. Cerpen yang baik mestilah ditulis dalam bahasa yang baik.

Buruknya mutu pembelajaran menulis cerpen di sekolah juga tak lepas dari minimnya talenta dan minat guru bahasa Indonesia terhadap menulis cerpen. Proses pembelajaran yang monoton dan memaksa siswa untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu juga dirasa menjadi penyebab siswa sulit untuk mengembangkan ide. Tentu saja hal ini dirasa mengkhawatirkan mengingat keterampilan menulis, khususnya menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dan orang lain merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.

Penelitian sebelumnya mengenai menulis cerpen telah dilakukan oleh beberapa orang, di antaranya Amalia (2008) menyatakan bahwa penelitian tersebut berhasil karena mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis cerpen. Hal ini diperkuat dengan hasil rata-rata nilai pada siklus 1 yaitu 73,33, siklus 2 yaitu 82,05, dan siklus 3 yaitu 86,97. Jadi, telah terjadi peningkatan persentase nilai pada siklus 2 sebesar 29,06% dan persentase pada siklus 3 sebesar 16,4%. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan pengalaman berhasil.

Berdasarkan hasil penelitian Nurhasanah (2010) diperoleh hasil bahwa penerapan teknik aktif-reflektif dalam pembelajaran menulis karangan efektif dan mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat dengan hasil hipotesis data yang menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menuliskan pengalaman pribadinya secara optimal dan kreatif.


(11)

3

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai menulis cerpen, pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan pengalaman pribadi diharapkan mampu memudahkan siswa dalam menemukan ide cerita. Lalu bagaimana caranya agar siswa lebih tertarik dalam menulis cerpen? Dekatkan mereka pada sesuatu yang sedang marak digandrungi oleh anak seusia mereka. Saat ini media sosial seperti Facebook dan Twitter sedang digemari oleh semua kalangan, termasuk siswa SMA. Dari kedua media tersebut, secara tidak langsung siswa terlatih untuk mengungkapkan segala ide atau pemikirannya dalam bentuk status. Status yang mereka tulis biasanya tidak jauh dari pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Status yang mereka tulis, meskipun singkat namun maknanya dapat dipahami oleh pembaca. Dari sinilah secara tidak langsung siswa pernah mendapat pengalaman untuk menuliskan fiksi mini. Selanjutnya, peneliti mengembangkan pengalaman mereka dalam pembelajaran menulis cerpen.

Penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan mampu menarik kreativitas dan minat siswa saat menulis cerpen. Untuk mempermudah penerapan teknik ini, siswa dapat mem-follow akun @fiksimini (akun Twitter yang berisi cerita fiksi dengan panjang maksimal 140 karakter) sebagai acuan bahwa inspirasi menulis cerpen bisa berasal dari mana dan kapan saja, termasuk dari pengalaman pribadi, sesuai dengan standar kompetensi yang harus mereka capai. Dalam batasan seperti ini diharapkan siswa mampu menuliskan cerpen dengan kalimat sederhana dan efektif. Melalui teknik menulis fiksi mini siswa dapat menggali ide-ide kreatif mereka secara inovatif, menarik, komunikatif, dan informatif.

Melihat kondisi demikian, peneliti berusaha untuk memperbaiki keadaan dengan memberikan sebuah solusi. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memperkenalkan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen. Sepanjang penelusuran peneliti, penelitian menggunakan teknik menulis fiksi mini, khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, masih jarang ditemukan. Oleh karena itulah, peneliti melakukan penelitian dengan judul,

“Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2


(12)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut:

a. Menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang relatif sulit dilakukan oleh siswa karena lemahnya kemampuan mereka dalam membangun cerita.

Untuk memudahkan dalam membangun cerita, siswa diajarkan bahwa inspirasi dapat diperoleh dari mana saja dan kapan saja, misalnya berdasarkan pengalaman pribadi;

b. Teknik menulis fiksi mini merupakan suatu cara untuk melatih kreativitas siswa dalam menuliskan ide yang ada di pikiran ke dalam sebuah cerpen. Siswa dapat menuangkan idenya hanya dengan beberapa kata namun mencakup keseluruhan aspek penelitian cerpen.

2. Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen?

b. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas kontrol?

c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan cara lain dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menerapkan teknik menulis fiksi mini pada siswa.


(13)

5

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:

a. kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen;

b. kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas kontrol;

c. menemukan perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. bagi guru, penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan dapat menjadi teknik pembelajaran cerpen yang efektif. Teknik ini diharapkan mampu memudahkan guru dalam membantu siswa untuk dapat mengembangkan ide cerita;

b. bagi siswa, penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan dapat menjadi metode pembelajaran yang efektif, menarik, dan memudahkan siwa dalam mengembangkan kalimat menjadi cerpen;

c. bagi peneliti, penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen menunjukkan bahwa teknik pembelajaran dapat diperoleh dari hal-hal yang sering dijumpai dalam kegiatan sehari-hari.

E. Sistematika Penelitian

Penelitian ini terdiri atas lima bab, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam sistematika penelitian sebagai berikut. Pada bagian bab I dalam penelitian ini menjelaskan berkenaan dengan alasan peneliti melakukan penelitian. Adapun isinya meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II dalam penelitian ini meliputi kajian pustaka (meliputi ihwal cerpen dan teknik menulis fiksi mini), anggapan dasar, dan hipotesis penelitian.


(14)

Pada bab III peneliti mulai menyiapkan metode penelitian yang hendak diaplikasikan, meliputi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisisi data. Desain penelitian yang dipilih adalah eksperimen kuasi. Dalam instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu instrumen pengumpulan data berupa tes dan instrumen perlakuan berupa RPP.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil yang telah diperoleh dari pengambilan data dan penelitian berupa penyataan-pernyataan.

Dan yang terakhir adalah bab V mencakup kesimpulan dan saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran ditujukan untuk perbaikan-perbaikan dalam penelitian selanjutnya.

Bagian terakhir dalam skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi.


(15)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Dalam penelitian ini populasi merupakan seluruh siswa kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 124). Peneliti mengambil sampel dari kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua sampel ini dengan pertimbangan bahwa kedua kelas ini diampu oleh pengajar yang sama dengan materi pelajaran yang relatif sama. Selain itu, respon kedua kelas ini juga cukup baik dalam menerima pelajaran. Hal ini diharapkan dapat membantu proses pelaksanaan penelitian dengan baik.

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X.1 13 17 30

X.2 11 18 29

X.3 13 16 29


(16)

B.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen, dimana diperlukan adanya perlakuan (treatment). Dengan demikian, metode penelitian eksperimen dapat menemukan adanya pengaruh dari perlakuan terhadap suatu kondisi yang dikendalikan.

Terdapat empat bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2012:109) yaitu Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Exsperimental Design).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen semu, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2002: 77-78).

Desain yang digunakan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pengukuran Pretes dan Postes

(Sugiyono, 2012:116)

Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol

O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen

O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen O3 : Tes Awal Kelas Kontrol O4 : Tes Akhir Kelas Kontrol

X : Perlakuan untuk Kelas Eksperimen

Terdapat dua kelas dalam penelitian ini yaitu E (kelas eksperimen) dan K (kelas kontrol). Pada mulanya kedua kelas tersebut tes awal dengan tes yang sama (O1,

E= O1 X O2


(17)

25

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

O3). Kemudian kelompok E diberi perlakuan khusus berupa penerapan teknik menulis fiksi mini (X). Kelompok K tidak diberi perlakuan khusus, dalam proses pembelajaran tetap dilakukan secara optimal seperti biasa. Setelah itu, kedua kelompok tersebut diberi tes yang sama sebagai tes akhir (O2, O4). Hasil dari keduanya kemudian dibandingkan perbedannya untuk menentukan keefektifan dari penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.

C.Definisi Operasional

Sebagai upaya menghindarkan kesalahpahaman pengertian dan pemaknaan dalam penulisan ini, ada beberapa istilah yang perlu diuraikan pengertiannya.

1. Pembelajaran menulis cerpen adalah suatu pembelajaran dengan mengombinasikan kemampuan berimajinasi siswa dengan rangsangan untuk menuliskan ide cerita ke dalam kalimat yang padat, padu dan memenuhi unsur-unsur cerpen.

2. Teknik menulis fiksi mini merupakan suatu teknik yang melibatkan proses interaksi antara guru dengan siswa pada suatu lingkungan belajar melalui penuangan ide dan gagasan siswa dalam bentuk tulisan narasi fiksi.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh nilai sebagai hasil pembelajaran menulis cerpen sebelum mendapat perlakuan (pretes) dan setelah mendapat perlakuan (postes). Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes tindakan berupa tes menulis cerpen bagi masing-masing siswa.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengukur kejadian yang sedang diamati. Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini, yaitu instrumen pengumpulan data dan instrumen perlakuan.


(18)

1. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data berupa tes. Adapun soal tes adalah sebagai berikut:

a. Soal tes kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Pedoman penilaian penulisan cerpen Tabel 3.3

Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor

Jumlah Skor Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

51-70 Cukup

31-50 Kurang

10-30 Sangat Kurang

TES MENULIS CERPEN

UNTUK KELAS X.1

Buatlah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman

pribadimu dengan

memperhatikan

unsur-unsur intrinsik cerpen,

kepaduan kalimat, dan

EYD!

TES MENULIS CERPEN

UNTUK KELAS X.3

Buatlah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman

pribadimu dengan

memperhatikan

unsur-unsur intrinsik cerpen,

kepaduan kalimat, dan


(19)

27

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

c. Pedoman penilaian cerpen siswa

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Cerpen Siswa

No. Aspek Kriteria

1. Kelengkapan Aspek

Formal Cerpen

Memuat: 1. Judul.

Judul yang ditulis

sebaiknya relevan dengan isi cerita dan menjadi

petunjuk makna cerita bersangkutan. 2. Nama Pengarang. Siswa mencantumkan namanya dalam cerpen yang dibuat. 3. Dialog. Dialog menunjukkan percakapan antartokoh dalam cerita. 4. Narasi. Hanya

memuat 3 aspek.

Misalnya hanya memuat judul, nama pengarang dan dialog.

Aspek formal cerpen kurang lengkap

karena ada salah satu aspek yang tidak

dicantumkan.

Hanya memuat 2 aspek. Misalnya siswa tidak mencantumkan judul dan nama

pengarang.

Hanya memuat 1 aspek. Misalnya hanya memuat salah satu aspek, hanya narasi.


(20)

Menceritakan kejadian-kejadian dalam cerpen.

Skor 25 20 15 10

2. Kelengkapan Unsur

Intrinsik

Memuat: 1. Alur, tokoh,

latar. Alur menceritakan peristiwa-peristiwa dalam cerita. Latar dalam cerpen terdiri atas latar tempat, waktu, dan sosial. 2. Tema.

Tema merupakan sesuatu yang menjiwai isi karangan. 3. Sudut

pandang dan gaya bahasa. 4. Relevansi

antara cerita

Hanya

memuat 3 aspek.

Ada salah satu unsur intrinsik yang tidak disertakan. Misalnya dalam cerpen tersebut tidak memuat sudut pandang yang tepat.

Hanya memuat 3 aspek.

Ada dua

unsure yang tidak

disertakan.

Hanya memuat 1 aspek. Misal di dalam cerpen tersebut hanya memuat alur, tokoh dan latar.


(21)

29

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

dengan judul. Penulisan judul harus

memperhatikan relevansi dengan isi cerita.

5. Amanat. Amanat merupakan pesan yang ingin

disampaikan oleh

pengarang.

Skor 25 20 15 10

3. Kepaduan Unsur Struktur Cerpen Struktur disusun dengan memerhatikan kepaduan: 1. Plot (memuat kejadian awal, tengah, dan akhir)

2. Tokoh dan Perwatakan. Tokoh dalam cerpen dapat digambarkan

Ada salah satu unsur yang tidak padu, misalnya penggambaran karakter tokoh tidak padu dengan gaya bahasa yang digunakan. Contoh: tokoh digambarkan sebagai seorang

Ada dua unsur yang tidak padu, misalnya tema tidak padu dengan keseluruhan isi cerpen dan sudut pandang yang ditulis tidak sesuai.

Ada lima unsure yang tidak padu. Misalnya dalam cerpen tersebut hanya memuat

kepaduan antara tokoh dengan latar tanpa

memperhatikan kepaduan unsur lainnya.


(22)

berdasarkan fisik,

psikologi, dan sosiologi. 3. Latar

(tempat,

waktu, dan sosial). 4. Sudut pandang. 5. Gaya bahasa. 6. Tema. pengemis yang tinggal di

perkampungan kumuh namun bahasa yang digunakan saat mengobrol sangat intelektual.

Skor 25 20 16 10

4. Ketepatan Penggunaan EYD

80-100% tepat 50-70% tepat 30-40% tepat 10-20% Tepat

Skor 25 20 15 10

Tabel 3.5

Format Penilaian Menulis Cerpen

No. Nama Siswa Judul Cerpen Kelengkapan Aspek Formal Cerpen Kelengkapan Unsur Intrinsik Cerpen Kepaduan Unsur Struktur Cerpen Ketepatan Penggunaan EYD Skor 1. 2. 3. 4.


(23)

31

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

5. 6.

7. 8. dst.

2. Instrumen Perlakuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Menulis: mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen.

B. KOMPETENSI DASAR

Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). (Jujur, Aktif, dan Kreatif).

C. MATERI PEMBELAJARAN :

Pengertian, karakteristik, dan unsur intrinsik cerpen.


(24)

Menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri. Uraian Materi:

Pengertian dan Karakteristik Cerpen

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang wujud fisiknya berbentuk pendek. Pada umumnya cerpen merupakan cerita yang habis sekali baca, jumlah bacanya sekitar 500-5.000 kata.

Ciri-ciri cerpen antara lain: a. alurnya lebih sederhana; b. tokohnya hanya sedikit; dan

c. latar hanya dilukiskan sesaat dan dalam lingkup yang relatif terbatas.

Unsur Intrinsik Cerpen Unsur intrinsik cerpen antara lain: a. Tokoh dan Penokohan

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh.

b. Latar

Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.

c. Alur

Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Ada 3 jenis alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan.


(25)

33

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

f. Tema

Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga dengan ide cerita. g. Amanat

Amanat merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.

Kerangka Cerpen

1. Pembuka

2. Inti cerita (konflik) 3. Penutup (Penyelesaian)

D. INDIKATOR :

1. Kognitif a. Produk

 Memahami unsur intrinsik dan karakteristik cerpen. b. Proses

 Menuliskan beberapa kalimat mengenai pengalaman menarik yang pernah dirasakan.

 Mengembangkan kalimat-kalimat yang dibuat ke dalam sebuah cerpen. 2. Psikomotor

 Menyunting cerpen milik temannya. 3. Afektif

a) Karakter

 Jujur.

 Tanggung jawab.

 Apresiatif.

b) Keterampilan sosial

 Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar.


(26)

E.TUJUAN PEMBELAJARAN : Kognitif

a. Produk

 Secara mandiri siswa dapat memahami unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

b. Proses

 Secara mandiri siswa dapat menuliskan beberapa kalimat mengenai pengalaman menarik yang pernah dirasakan.

 Secara mandiri siswa dapat mengembangkan kalimat-kalimat yang telah dibuatnya menjadi sebuah cerpen.

Psikomotor

 Secara mandiri siswa mampu menyunting cerpen milik temannya. Afektif

a. Karakter

Siswa terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung dengan bersifat apresiatif dalam mengerjakan segala tugas dan latihan yang diberikan, jujur dalam membuat hasil karya, bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyumbang ide.

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Inkuiri.


(27)

35

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

G.BAHAN

Lembar kerja, Buku Paket Cerdas Berbahasa Indonesia (E.Kosasih), LKS, BSE, Creative Writing Jurus Menulis Cerita Pendek (Naning Pranoto)

H.ALAT

Lembar kerja, papan tulis, spidol.

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan I

Kegiatan A Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.

 Menyampaikan SK-KD.

 Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.

 Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

B Kegiatan Inti (55 menit)

 Siswa menjelaskan unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

 Siswa menuliskan pengalaman menarik yang pernah dialami ke dalam beberapa kalimat kemudian mengembangkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah cerpen.

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama. C Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti.


(28)

sebagai kegiatan refleksi.

 Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa. Pertemuan II dan III

Kegiatan A Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.

 Menyampaikan SK-KD.

 Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.

 Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menggali kembali pengetahuan sisiwa tentang unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

B Kegiatan Inti (55 menit)

 Siswa menyimak penjelasan guru mengenai cara menulis cerpen dengan teknik menulis fiksi mini.

 Guru menunjukkan sebuah akun twitter yang memuat contoh-contoh cerita fiksi mini.

Siswa dapat menggunakan gadget untuk mencari contoh fiksi mini lain di internet.

 Guru memberi sebuah tema “liburan” untuk dijadikan sebuah cerpen dengan menerapkan teknik menulis fiksi mini.

Siswa dapat mengunggah hasil tulisannya ke media sosial seperti twitter atau facebook untuk dikomentari oleh rekannya.

 Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama. C Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti.

 Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi.


(29)

37

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Pertemuan IV

Kegiatan A Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.

 Menyampaikan SK-KD.

 Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.

 Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menggali kembali pengetahuan sisiwa tentang unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

B Kegiatan Inti (55 menit)

 Siswa memilih suatu objek atau pengalaman pribadi yang paling berkesan.

 Siswa menyebutkan pengalaman pribadinya.

 Siswa merenungkan ide tersebut dan dapat menentukan tema berdasarkan ide tersebut.

 Siswa menuliskan ide pokok dari pengalaman tersebut menjadi beberapa kalimat.

 Siswa menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadinya.

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama. C Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti.

 Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan reflexi.

 Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa.

J. SUMBER PEMBELAJARAN

Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing. Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura


(30)

Somad, Adi Abdul dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA (BSE). Bandung: Dept.Pendidikan Nasional

K. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian: Tugas Individu 2. Bentuk Instrumen: Lembar kerja 3. Soal Instrumen:

No. Indikator Soal

1. Menyebutkan unsur intrinsik cerpen. Sebutkan unsur-unsur intrinsik cerpen!

2. Menyebutkan karakteristik cerpen. Sebutkan karakteristik cerpen! 3. Menulis beberapa kalimat tentang

pengalamannya.

Buatlah beberapa kalimat pokok dari pengalaman pribadimu yang berkesan!

4. Mengembangkan kalimat menjadi sebuah cerpen.

Kembangkan kalimat tersebut menjadi sebuah cerpen!

L. KRITERIA PENILAIAN

Pedoman Penskoran

No. Aspek Deskriptor Skor

1. Unsur intrinsik cerpen. Mampu menyebutkan unsur intrinsik cerpen.

Skala 10-100 2. Karakteristik cerpen. Mampu menyebutkan

karakteristik cerpen.

Skala 10-100 3. Menulis beberapa kalimat. Mampu menuliskan beberapa

kalimat.

Skala 10-100 4. Menulis sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman pribadi.

Mampu menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.

Skala 10-100


(31)

39

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS 21. Adapun teknik pengolahan data melalui tahapan berikut.

1. Menganalisis data pretes dan postes. Langkah-langkah analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Menganalisis cerpen siswa.

b. Mengubah skor pretes dan postes menjadi nilai dengan rumus: ∑

c. Uji reliabilitas antarpenimbang

Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk mengetahui ketepatan analisis data yang dilakukan oleh tiga penimbang tersebut, dilakukan uji sebagai berikut.

SSt∑dt2

= ∑ ∑ SS2∑d2p = ∑ ∑

SStot∑x2t = ∑ ∑

∑d2kk = SStot∑x2t - SSt∑dt2

SS2∑d2p

Setelah itu, hasil data-data dimasukkan ke dalam format ANAVA reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:

Kemudian nilai dimasukkan ke dalam tabel Guilford berikut: < 0,20 = tidak ada korelasi

0,20-0,40 = korelasi rendah 0,40-0,60 = korelasi sedang 0,60-0,80 = korelasi tinggi 0,80-0,90 = korelasi tinggi sekali 1,00 = korelasi sempurna


(32)

2. Melakukan uji normalitas nilai menulis cerpen siswa hasil pretes dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat adalah sebagai berikut.

(Sugiyono, 2012:107) Keterangan:

-

3. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus:

(Subana, dkk, 2005: 188) Keterangan: fhitung = nilai yang dicari

Vb = variasi terbesar Vk = variasi terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika fhitung < ftabel 4. Melakukan pengujian hipotesis

Uji t-student terhadap rata-rata skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut.

Ho : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan.

Ha : terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas eksperimen.

Atau dapat pula ditulis dalam bentuk: Ho: 1 = 2 Ha: 12


(33)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada siswa. Beberapa temuan selama melakukan penelitian dirasa mampu menjawab pertanyaan yang merupakan bagian penting dalam penelitian ini.

Temuan-temuan yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Pada saat pretes nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 61. Setelah diberi perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen meningkat menjadi 72. Dengan demikian maka terdapat pengaruh dengan diterapkannya teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulois cerpen di kelas eksperimen. 2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan

teknik menulis fiksi mini adalah berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan uji hipotesis yang menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,001. Harga Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05, artinya data tidak sama atau dengan kata lain 1 2. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keterampilan menulis cerpen setelah diterapkan teknik menulis fiksi dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan kemampuan rata-rata kelas kontrol yang tanpa diberi perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen. Kemampuan rata-rata kelas kontrol pada saat pretes sebesar 62. Selanjutnya saat dilakukan postes kemampuan rata-rata siswa meningkat menjadi 64. Peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol saat diadakan pretes dan postes hanya sebesar 2.


(34)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dijalani, peneliti menyampaikan saran kepada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Guru

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen efektif. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat. Siswa cenderung lebih mampu menuliskan cerpen dengan bahasa yang singkat namun mencakup keseluruhan isi cerita.

Pemilihan lokasi saat kegiatan pembelajaran menulis cerpen tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan di luar kelas. Misalnya di perpustakaan atau taman sekolah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak jenuh dan mendapatkan inspirasi saat berada di luar kelas.

Selain kegiatan pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan di luar kelas, guru juga sebaiknya memilih media yang menarik bagi siswa. Misalnya saja mengaitkan hal-hal yang sedang disenangi oleh siswa, seperti jejaring sosial. Dalam pembelajaran menulis guru dapat menugaskan siswa menulis sebuah cerpen lalu diunggah ke situs jejaring sosial mereka. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki. Siswa lain pun dapat mengapresiasi hasil karya temannya.

Peneliti merekomendasikan penerapan teknik menulis fiksi mini kepada guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis selanjutnya. Penerapan teknik menulis fiksi mini ini harus disesuaikan dengan waktu dan materi pelajaran dan hendaknya guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan guna perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.

2. Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya terfokus pada penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut karena keterbatasan waktu penelitian yang hanya berkisar 3 bulan. Jika diadakan


(35)

86

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian lebih lanjut, penerapan teknik menulis fiksi mini nampaknya dapat juga diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menerapkan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis puisi.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Riski. 2008. “Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Pendekatan Pengalaman: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa SMA Negeri 15 Bandung Kelas X-2 Semester 2 Tahun Ajaran 2007/2008”. UPI: Tidak diterbitkan

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Aminudin, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty Hastuti, Catarina Sri dan Joko J. 2002. Buku Bahasa Indonesia 3 SMU.

Yogyakarta: SSCIntersolusi

Hidayat, Kosadi dkk. 1990. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta

Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mertoyono, Primadona Angela dan Isman Hidayat. 2006. Jangan Berkedip! Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Noor, Agus. 2009. “Fiksi Mini: Menyuling Cerita, Menyuling Dunia”. http://agusnoorfiles.wordpress. Diakses pada Selasa, 11 Desember 2012

Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Nurhasanah, Ucu. 2010. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi dengan Menggunakan Metode Aktif-Reflektif: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII-D SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010”. UPI: Tidak diterbitkan

Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura

Rahmawati, Ima Siti. 2012. “Penerapan Teknik Pikir Plus dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Eksperimen Semu di Kelas X SMAN 1 Maja Tahun ajaran 2011/2012”. UPI: Tidak diterbitkan

Rusdianto. 2013. “Bagaimana Cara Menulis Flash Fiction dalam 3 Langkah Mudah”. [Online]. Tersedia: http://indonovel.com/tiga-tahap-menulis-flash-fiction/Diakses pada Senin, 8 April 2013

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Silvester, Niko dan Rafa Alexander. 2004. Panduan Menulis Fiksi untuk Pemula. Yogyakarta: Platinum


(37)

88

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Diterjemahkan oleh: Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega

www.kompas.com 2009. “Taufik Ismail: Sedih Lihat Minat Baca Anak Sekarang”.

http://edukasi.kompas.com/read/2009/07/11/2105345/Taufik.Ismail.Se dih.Lihat.Minat.Baca.Anak.Sekarang. Diakses pada Sabtu, 23 Maret 2013


(1)

40

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

2. Melakukan uji normalitas nilai menulis cerpen siswa hasil pretes dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat adalah sebagai berikut.

(Sugiyono, 2012:107) Keterangan:

-

3. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus:

(Subana, dkk, 2005: 188) Keterangan: fhitung = nilai yang dicari

Vb = variasi terbesar Vk = variasi terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika fhitung < ftabel 4. Melakukan pengujian hipotesis

Uji t-student terhadap rata-rata skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut.

Ho : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan.

Ha : terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas eksperimen.

Atau dapat pula ditulis dalam bentuk: Ho: 1 = 2 Ha: 12


(2)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada siswa. Beberapa temuan selama melakukan penelitian dirasa mampu menjawab pertanyaan yang merupakan bagian penting dalam penelitian ini.

Temuan-temuan yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Pada saat pretes nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 61. Setelah diberi perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen meningkat menjadi 72. Dengan demikian maka terdapat pengaruh dengan diterapkannya teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulois cerpen di kelas eksperimen. 2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan

teknik menulis fiksi mini adalah berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan uji hipotesis yang menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,001. Harga Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05, artinya data tidak sama atau dengan kata lain 1 2. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keterampilan menulis cerpen setelah diterapkan teknik menulis fiksi dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan kemampuan rata-rata kelas kontrol yang tanpa diberi perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen. Kemampuan rata-rata kelas kontrol pada saat pretes sebesar 62. Selanjutnya saat dilakukan postes kemampuan rata-rata siswa meningkat menjadi 64. Peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol saat diadakan pretes dan postes hanya sebesar 2.


(3)

85

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dijalani, peneliti menyampaikan saran kepada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Guru

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen efektif. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat. Siswa cenderung lebih mampu menuliskan cerpen dengan bahasa yang singkat namun mencakup keseluruhan isi cerita.

Pemilihan lokasi saat kegiatan pembelajaran menulis cerpen tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan di luar kelas. Misalnya di perpustakaan atau taman sekolah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak jenuh dan mendapatkan inspirasi saat berada di luar kelas.

Selain kegiatan pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan di luar kelas, guru juga sebaiknya memilih media yang menarik bagi siswa. Misalnya saja mengaitkan hal-hal yang sedang disenangi oleh siswa, seperti jejaring sosial. Dalam pembelajaran menulis guru dapat menugaskan siswa menulis sebuah cerpen lalu diunggah ke situs jejaring sosial mereka. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki. Siswa lain pun dapat mengapresiasi hasil karya temannya.

Peneliti merekomendasikan penerapan teknik menulis fiksi mini kepada guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis selanjutnya. Penerapan teknik menulis fiksi mini ini harus disesuaikan dengan waktu dan materi pelajaran dan hendaknya guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan guna perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.

2. Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya terfokus pada penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut karena keterbatasan waktu penelitian yang hanya berkisar 3 bulan. Jika diadakan


(4)

86

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian lebih lanjut, penerapan teknik menulis fiksi mini nampaknya dapat juga diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menerapkan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis puisi.


(5)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Riski. 2008. “Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Pendekatan Pengalaman: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa SMA Negeri 15 Bandung Kelas X-2 Semester 2 Tahun Ajaran 2007/2008”. UPI: Tidak

diterbitkan

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Aminudin, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X

SMA/MA. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty Hastuti, Catarina Sri dan Joko J. 2002. Buku Bahasa Indonesia 3 SMU.

Yogyakarta: SSCIntersolusi

Hidayat, Kosadi dkk. 1990. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta

Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mertoyono, Primadona Angela dan Isman Hidayat. 2006. Jangan Berkedip! Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Noor, Agus. 2009. “Fiksi Mini: Menyuling Cerita, Menyuling Dunia”.

http://agusnoorfiles.wordpress. Diakses pada Selasa, 11 Desember 2012 Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Nurhasanah, Ucu. 2010. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi dengan Menggunakan Metode Aktif-Reflektif: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII-D SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010”. UPI: Tidak diterbitkan

Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura

Rahmawati, Ima Siti. 2012. “Penerapan Teknik Pikir Plus dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Eksperimen Semu di Kelas X SMAN 1 Maja Tahun ajaran 2011/2012”. UPI: Tidak diterbitkan

Rusdianto. 2013. “Bagaimana Cara Menulis Flash Fiction dalam 3 Langkah Mudah”. [Online]. Tersedia: http://indonovel.com/tiga-tahap-menulis-flash-fiction/Diakses pada Senin, 8 April 2013

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Silvester, Niko dan Rafa Alexander. 2004. Panduan Menulis Fiksi untuk Pemula. Yogyakarta: Platinum


(6)

88

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Diterjemahkan oleh: Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega

www.kompas.com 2009. “Taufik Ismail: Sedih Lihat Minat Baca Anak Sekarang”.

http://edukasi.kompas.com/read/2009/07/11/2105345/Taufik.Ismail.Se dih.Lihat.Minat.Baca.Anak.Sekarang. Diakses pada Sabtu, 23 Maret 2013