PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Moli Ridodo

Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah, yaitu bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi berdasarkan kurikulum 2013 pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penulis mendeskripsikan hasil penelitian dan analisis kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang meliputi RPP, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta penilaian pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi telah sesuai dengan kurikulum 2013 baik dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya meskipun terdapat beberapa komponen yang belum terpenuhi. Guru sudah melaksanakan dan memenuhi kriteria dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang diterapkan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa ini mampu menghasilkan tulisan eksposisi yang memberikan informasi kepada pembacanya dan menyajikan fakta-fakta yang dideskripsikan dalam sebuah tulisan tanpa maksud mempengaruhi pembacanya. Simpulan yang diperoleh adalah pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung telah dilakukan dengan baik dan siswa mampu menciptakan tulisan eksposisi sesuai dengan struktur, ciri, dan langkah-langkah dalam menulis teks eksposisi.


(2)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 (Skripsi)

Oleh Moli Ridodo

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 9 April 1993. Penulis merupakan anak bungsu dari buah hati pasangan Charles Jackson, S.H., M.H dan Yusmawati, B.A.

Jenjang akademik penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Beringin Raya pada Tahun 1999, SD Negeri 1 Beringin Raya yang diselesaikan pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2008, dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun yang sama (2011) penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Kota Agung Kelurahan Kuripan, Kec. Kota Agung, Kab. Tanggamus Tahun Pelajaran 2014/2015.


(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kupanjatkan kepada ALLAH SWT, Tuhan Semesta Alam untuk setiap Nikmat dan Karunia-Nya yang mengalir dalam kehidupanku ini,

Karena Ridho-Mu dan segala Kekusaanmu.

Kupersembahkan karya ini untuk

Kedua orang tuaku S. Charles Jackson, S.H., M.H. dan Yusmawati, B.A. yang telah melahirkan, merawat, mendidik, dan memperjuangkan diriku menghadapi dunia ini dengan tetesan keringat yang tidak dapat aku balas dengan

apapun, yang selalu memberikan doa tiada henti kepadaku, semangat, cinta, dan kasih sayang yang tak terhingga kepadaku, sehingga aku mampu menyelesaikan

skripsi ini.

Kakak-kakakku tersayang Sysca Denia, S.H., Firnanda Wibowo, S.H., dan Tara Wibowo, S.Pd. untuk segenap doa, kesabaran, dan selalu memberikan

semangat dalam menggapai keberhasilanku ini.


(8)

MOTO

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang orang yang sabar

(Quran Surat Al Baqarah: 153)

Belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk masa datang (Albert Eistein)

9 langkah sukses orang beriman: Inginkanlah yang besar, Mintalah restu Tuhan, Pikirkan dengan teratur, Rencanakan yang sederhana, Lakukan dengan segera, Tekuni dengan sabar, Sucikan dengan kejujuran, Lindungilah dengan


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subbahanahuwataalah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Pada Kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, masukan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai wujud rasa hormat sudah selayaknya penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dr. Siti Samhati, M.Pd., Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, waktu, dan kesabaran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

2. Dra. Ni Nyoman Wetty Suliani, M.Pd., Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi pengarahan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Wini Tarmini, M.Hum., Penguji bukan pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasihat, motivasi dan saran kepada penulis.


(10)

4. Dra. Ni Nyoman Wetty Suliani, M.Pd., pembimbing akademik yang telah membimbing selama menempuh studi di Universitas Lampung.

5. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung.

6. Dr. Mulyanto, M.Pd., ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung.

7. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung.

8. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung khusunya pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan.

9. Bapak dan Ibu staf admintrasi Jurusan Bahasa dan Seni Universitas Lampung yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan.

10. Dra. Hj. Rospardewi, MM.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang telah memberikan izin penelitian sehingga dapat terlaksana. 11.Suhada, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu

pelaksanaan penelitian pembelajaran di SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 12.Kedua orang tuaku S. Charles Jackson, S.H., M.H. dan Yusmawati, B.A. yang

telah membesarkanku, mendidik, membimbing, memberikan doa tulus, cinta dan kasih sayang dengan penuh perhatian, yang selalu menjadi inspirasiku. 13.Kakak-kakakku tersayang Sysca Denia, S.H., Firnanda Wibowo, S.H., Tara

Wibowo, S.Pd., terimakasih atas kasih sayang, perhatian, doa, semangat, bantuan dan semua hal yang telah diberikan selama ini. Keluarga besarku yang telah memberikan keceriaan, motivasi dan doa yang terus terucap untuk keberhasilanku.


(11)

15.Sahabat tersayang Gita Andriana, Rifany Maulidya, Yolanda Priyandani, Dienti Triyanova, Trie Utami, Neliyana, Revina Fitria, Nurria Marfi Attun, Hilda Fattah terima kasih atas rasa kasih sayang, semangat yang tak pernah putus, masa-masa indah dikala suka duka yang tidak akan pernah terlupakan. 16.Teman-teman KKN dan PPL di Kota Agung Sella, Rifky, Desi, Juju, Fitri,

Andika, Ian, dan Agam terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan selama ini.

17.Teman-teman seperjuanganku 2011 kelas B dan A yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semangat, kekompakan bantuan dan kebersamaammya selama ini.

18.Kakak-kakak seniorku dan adik tingkatku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat

19.Semua pihak yang terlibat dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bandarlampung, Februari 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Pembelajaran ... 7

2.2Prinsip-Prinsip Pembelajaran ... 10

2.3Komponen Pembelajaran ... 13

2.3.1 Strategi Pembelajaran ... 13

2.3.2 Model Pembelajaran ... 14

2.3.3 Media Pembelajaran ... 16

2.3.4 Pendekatan Pembelajaran ... 17

2.4 Tahapan Pembelajaran ... 19

2.4.1 Perencanaan Pembelajaran ... 19

2.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 21

2.4.3 Penilaian Pembelajaran ... 24


(13)

2.6 Pengertian Teks Eksposisi ... 27

2.6.1 Struktur Teks Eksposisi... 28

2.6.2 Ciri-Ciri Teks Eksposisi ... 29

2.6.3 Langkah-Langkah Menulis Teks Eksposisi ... 29

2.6.4 Jenis-Jenis Teks Eksposisi ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 31

3.2Sumber Data ... 31

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4Instrumen Penelitian ... 33

3.5Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 42

4.1.1 Hasil dan Pembahasan Analisis Perencanaan Pembelajaran ... 42

4.1.2 Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

4.1.3 Hasil dan Pembahasan Aktivitas Siswa ... 92

4.1.4 Hasil dan Pembahasan Penilaian Pembelajaran ... 97

4.2 Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung ... 100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 105

5.2 Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 33

3.2 Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru ... 34

3.3 Instrumen Aktivitas Siswa ... 36


(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

4.1 Guru Menyampaikan Manfaat Materi Pembelajaran ... 59

4.2 Siswa Maju dan Membacakan Hasil Kerja di Depan Kelas ... 67

4.3 Aktivitas Guru dalam Penguasaan Kelas ... 69

4.4 Aktivitas Tanya Jawab di Kelas ... 74

4.5 Siswa Mencoba Menuliskan Hasil Temuan Mereka ... 75

4.6 Siswa Sedang Mengamati Teks Eksposisi ... 76

4.7 Siswa Menganalisis ... 77

4.8 Guru Menggunakan Media Power Point ... 80

4.9 Siswa Terlihat Aktif Dalam Pembelajaran ... 84

4.10 Guru dan Siswa Menunjukkan Hubungan yang Kondusif ... 87

4.11 Guru Melakukan Aktifitas Refleksi ... 90

4.12 Siswa Mengumpulkan Tugas ... 91

4.13 Siswa Mengamati Materi yang disampaikan oleh Guru ... 93

4.14 Aktivitas Siswa Bertanya ... 94

4.15 Siswa Mencoba Menyusun Teks Eksposisi Secara Berkelompok ... 96


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi dan proses belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman (2006:2) menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan antara guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu, mengembangkan segala potensi diri menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pembelajaran adalah tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik. Dalam hal ini diharapkan pembelajaran dapat terjadi secara optimal pada peserta didik melalui cara-cara yang dirancang guru. Pembelajaran juga merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran agar tercapai


(17)

tujuan pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan berbahasa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan bertujuan untuk menghasilkan tulisan. Pada dasarnya keterampilan menulis sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sering dikatakan sebagai kemampuan yang sangat sulit dikuasai oleh siswa, misalnya dalam penulisan teks eksposisi. Kesulitan menulis sering disebabkan oleh kompleksnya permasalahan yang ada dalam pembelajaran menulis. Seseorang penulis tidak hanya dituntut untuk menguasai permasalahan yang akan ditulisnya, tetapi harus menguasai tata cara penulisan, kaidah-kaidah penggunaan bahasa tulis, dan gaya penulisan tertentu agar tulisannya menarik. Dalam ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Aspek menulis di fokuskan agar siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam menyusun karangan.

Teks eksposisi merupakan salah satu dari teks yang dipelajari di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Teks eksposisi merupakan teks yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu tanpa mempengaruhi pembacanya. Teks eksposisi banyak digunakan pada lingkungan kita sehari-hari seperti dalam media cetak koran, majalah, serta buku ajar di


(18)

3

sekolah. Teks eksposisi merupakan teks yang informasinya dapat berupa data faktual dan analisis objektif. Data faktual adalah data yang benar-benar terjadi, bersifat historis tentang suatu peristiwa yang terjadi, sedangkan data analisis objektif adalah data analisis objektif terhadap suatu fakta.

Penelitian yang berkaitan dengan eksposisi sudah pernah dilakukan oleh Devita Sari (2014), mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan judul “Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi pada Siswa Kelas

VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014”. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Devita Sari, subjek penelitiaanya adalah siswa kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung sedangkan subjek penelitian penulis adalah Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena fokus pada penelitian sebelumnya hanya pada pembelajaran menulis siswa saja sedangkan pada penelitian ini penulis fokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi yang diajarkan guru terhadap siswa di sekolah.

Pembelajaran kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman guru yang disediakan oleh pemerintah. Pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMA Kelas X memuat Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam tiga aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian SKL ini dioperasionalkan ke dalam Kompetensi Inti


(19)

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Usaha untuk mencapai Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tentu saja tidak lepas dari peran guru dalam memilih dan menggunakan model, strategi, juga media pembelajaran yang tepat melalui cara mengaitkan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, strategi, dan media pembelajaran yang baik dan efektif dalam rangka menunjang tercapainya kompetensi.

Dari uraian di atas, penulis memilih teks eksposisi untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, penilaian yang dipakai pada kurikulum 2013 dalam penerapannya pada pembelajaran bahasa Indonesia tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung karena merupakan salah satu sekolah terbaik di Kota Bandar Lampung. SMA Negeri 3 Bandar Lampung ini pun memiliki Akreditasi A dan telah meraih berbagai prestasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran pada sekolah SMA Negeri 3 ini juga telah menggunakan kurikulum 2013.

1.2Rumusan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan, rumusan masalah yang dilakukan adalah Bagaimanakah Proses Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Dari rumusan tersebut, akan dirinci menjadi beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung?


(20)

5

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung?

3. Bagaimanakah penilaian atau hasil evaluasi pelaksanaan guru dalam membelajarkan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini meliputi aspek-aspek berikut.

1. Perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

2. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

3. Penilaian atau evaluasi guru dalam membelajarkan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis ini erat kaitannya dengan teori belajar menulis eksposisi misalnya: menentukan tema, menentukan tujuan karangan, memilih data yang sesuai dengan tema, membuat kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka karangan.


(21)

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Diharapkan bagi peneliti dan pembaca dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran menulis teks eksposisi.

2. Diharapkan bagi guru dapat dijadikan bahan rekomendasi strategis untuk dijadikan pedoman lanjutan pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian menulis teks eksposisi di SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

3. Sebagai bahan tambahan untuk para guru dalam mengambil kebijakan pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian menulis teks eksposisi di SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut.

1. Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa dalam bidang studi bahasa Indonesia dan siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

2. Objek dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi di SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 3. Tempat penelitian yaitu SMA Negeri 3 Bandar Lampung.


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran terjemahan dari Bahasa Inggris “instruction” terdiri dari dua kegiatan yaitu belajar (Learning) dan mengajar (Teaching), kemudian disatukan dalam satu aktivitas yaitu kegiatan belajar-mengajar yang selanjutnya populer dengan istilah pembelajaran (instruction). Belajar merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu.

Rusman (2012:8) menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Kata “diubah” merupakan kata kunci pendapatnya Whitaker sehingga dari kata tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah sebuah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui suatu program yang disusun untuk menghasilkan perubahan perilaku positif tertentu.

Mengajar adalah kegiatan mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses aktivitas interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(23)

Rusman (2012:17) menyatakan bahwa mengajar adalah konteks standar pendidikan tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik seperti penataan lingkungan, penyediaan alat, dan sumber pembelajaran yang memungkinkan siswa merasa senang belajar sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.

Hamalik (2008:57) menyatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sudjana (Rusman, 2012:16) menyatakan bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak. Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar


(24)

9

terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Ruhimat (2013:128) menyatakan bahwa pada garis besarnya ada empat pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk peraga. Pola ini sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola (guru + alat bantu) dengan siswa, pola ini guru sudah dibantu berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola (guru + media) dengan siswa, pola ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat menggantikan guru dalam pembelajaran. Jadi pola ini bergantian antara guru dan media dalam berinteraksi siswa. Keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.

Chaedar (Ruhimat, 2013:181) memberikan batasan sebagai berikut.

a. Belajar (Learning) adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan.

b. Mengajar (Teaching) adalah refleksi sistem kepribadian sang guru yang bertindak secara profesional.

c. Pembelajaran (instruction) adalah sistem sosial tempat berlangsungnya mengajar dan belajar.


(25)

Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa. Interaksi komunikasi ini dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media pembelajaran. Siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa, mereka memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda. Peranan guru tidak sebagai pembimbing, pelatih, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Ruhimat (2013: 182) menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip yang menjadi inspirasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran (siswa dan guru) yaitu sebagai berikut.

a. Prinsip Umum Pembelajaran

1) Bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang relatif permanen.

2) Peserta didik memiliki potensi dan kemampuan yang merupakan benih kodrati untuk berkembang.

3) Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses kehidupan.


(26)

11

b. Prinsip Khusus Pembelajaran 1) Prinsip Perhatian dan Motivasi

Perhatian dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Gage dan Berliner (Ruhimat, 2013:183) mengungkapkan bahwa berdasarkan kajian teori belajar pengolahan informasi, tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar.

Motivasi merupakan dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini didasari oleh beberapa hal sebagai berikut.

a. Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja sama dalam belajar. b. Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai

dengan tuntutan belajar.

c. Motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

2) Prinsip Keaktifan

John Dewey (Ruhimat 2013:185) menyatakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa oleh dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus dari dirinya. Dalam proses pembelajaran siswa harus aktif belajar dan guru hanyalah membimibing dan mengarahkan. Gage dan Berliner (Ruhimat 2013:185) menyatakan bahwa teori kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa tidak sekadar merespon


(27)

informasi, namun jiwa mengolah dan melakukan transformasi informasi yang diterima.

3) Prinsip Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman

Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

4) Prinsip Pengulangan

Menurut teori daya, manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Oleh karena itu, menurut teori ini belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan, agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang.

5) Prinsip Tantangan

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin (Ruhimat 2013:186) mengemukakan bahwa siswa dalam setipa situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dihadapkan kepada sejumlah hambatan/tantangan yaitu mempelajari bahan/materi belajar. Maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar (mengandung masalah yang perlu dipecahkan).


(28)

13

6) Prinsip Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Pada teori Conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya sedangkan pada Operant Conditioning yang diperkuat oleh responnya. Menurutnya siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.

7) Prinsip Perbedaan Individual

Perbedaan individual dalam belajar yaitu proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain, baik secara fisik maupun psikis. Untuk dapat memberikan bantuan belajar terhadap siswa maka guru harus dapat memahami benar ciri-ciri para siswanya baik dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan bimbingan belajar terhadap siswa tersebut.

2.3Komponen Pembelajaran

Ciri utama adanya kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, alat, media pembelajaran atau sumber-sumber belajar yang lain. Komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut.

2.3.1 Strategi pembelajaran

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai


(29)

sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran (Suliani, 2011: 5). Dick dan Carey (Suliani, 2011:4) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah seperangkat alat yang harus dipersiapkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

2.3.2 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka didalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materiil-materiil pembelajaran termasuk buku-buku, film, pita kaset, dan program media komputer, dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang) Joyce dan Weil (Ruhimat, 2011:198).

Variabel dalam model pembelajaran pada kurikulum 2013 diklasifikasikan menjadi 3 yaitu sebagai berikut.

1. Discovery Learning (Model Pembelajaran Penemuan)

Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.


(30)

15

Bruner (Komalasari, 2013:21) yang mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Dalam mengaplikasikannya metode discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin mengubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented (berorientasi pada guru) menjadi student oriented (berorientasi pada siswa).

2. Problem based learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan maslah dunia nyata (real world). Bern dan Erickson (Komalasari, 2013:59) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah


(31)

yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

3. Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)

Pendekatan yang memusat pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Bern dan Erickson (Komalasari, 2013: 70). Dengan metode proyek ini siswa akan memiliki hasil kerja dirinya yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari aktivitas belajar.

2.3.3 Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu alat untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan dan sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. AECD (Suliani, 2011:4) mengartikan media segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Brown (Suliani, 2011:4) menyatakan bahwa media yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat memengaruhi efektivitas program instruksional. Media pembelajaran merupakan segala bentuk alat yang


(32)

17

disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar.

Suliani (2011:10) mengatakan bahwa ada beberapa fungsi media, sebagai berikut.

1. Mengubah titik berat pendidikan formal, dari pendidikan yang menekankan pada pengajaran akademis, menekankan semata-mata pelajaran yang sebagian besar kurang berguna bagi kebutuhan anak yang beralih kepada pendidikan yang mementingkan kebutuhan dan kehidupan anak.

2. Membangkitkan motivasi belajar bagi siswa. Maksudnya adalah dengan menampilkan media pada pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk belajar secara lebih aktif.

3. Memberikan kejelasan untuk mendapatkan pengalaman yang lengkap, yaitu dengan melalui lambang kata, wakil dari benda yang sebenarnya dan dengan melalui benda sebenarnya.

4. Memberikan rangsangan untuk keingintahuan yang merupakan pangkal daripada ilmu pengetahuan yang hendak dieksploitasi dalam proses belajar mengajar dengan pemakaian media pendiidkan.

2.3.4 Pendekatan pembelajaran

Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah Scientific Approach. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik


(33)

atau ilmiah. Berikut adalah aktivitas siswa yang terjadi dalam pembelajaran pendekatan ilmiah:

1. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu dia mendorong siswanya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang diteliti atau bahkan melakukan eksperimen. Dalam Permendikbud Nomor 81a


(34)

19

Tahun 2013 aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. 4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar

Kegiatan pembelajaran ini dengan memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

5. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut

2.4Tahapan Pembelajaran

Pembelajaran terdiri atas tiga tahap yang harus dilalui yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

2.4.1 Perencanaan Pembelajaran

Seorang guru dituntut untuk mempunyai kompetensi dalam memahami kurikulum. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 yang terdapat isi bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru


(35)

berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Pemahaman kurikulum yang baik oleh guru diharapkan mampu mengembangkan perangkat perencanaan pembelajaran sehingga dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif. Perencanaan pembelajaran merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Peraturan Menterian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. Kelas/semester;

d. Materi pokok;

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan rumus ABCD dengan A= audiens (Siapa yang hadir dalam pembelajaran), B= behavior (perubahan belajar yang diharapkan, C= condition (metode yang dipakai dalam pembelajaran, D= degree (tingkatan sikap yang ingin dicapai); g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;


(36)

21

i. Metode pembelajaran digunakan oleh peseta didik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

j. Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

k. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak, dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m.Penilaian hasil pembelajaran.

2.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan tahap inti dari serangkaian kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan mencerna isi atau pesan-pesan yang tertuang dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar agar dapat terserap dengan optimal. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Melaksanakan pembelajaran merupakan implementasi perencanaan pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik sangat bergantung kepada perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran diperbolehkan melakukan improvisasi tetapi tidak menyimpang dari RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses yang sangat penting, karena


(37)

dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat pendukung-pendukung yang dapat memengaruhi proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada semangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. Kegiatan pendahuluan ini memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum, atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalui langkah-langkah kegiatan belajar sebagai berikut.


(38)

23

2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Langkah

Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik

Kegiatan/Aktivitas Belajar Kompetensi

Yang

Dikembangkan

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) menyangkut materi pembelajaran. Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Menanya Mengajukan petanyaan tentang informasi

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Mengembangkan kreativitas, rasa ingintahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen

Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber.

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuanmeng umpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasi kan mengolah informasi

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,


(39)

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.

2.4.3 Penilaian Pembelajaran

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, selain melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian juga harus terlibat dalam pembelajaran. Penilaian atau evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnyanya pembelajaran yang efektif dan bermakna. Dari hasil evaluasi yang dilihat dari pelaksanaan pembelajaran guru terhadap siswanya ini kita dapat mengetahui sejauh mana keterlaksanaan yang telah dilakukan guru dalam mengajar. Hamid Hasan (Ruhimat, 2013:108) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengkomunika sikan

Menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasaekan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jekas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.


(40)

25

yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu dengan berdasarkan kepada kriteria-kriteria tertentu agar tidak dilakukan asal saja. tanpa kriteria yang jelas apa yang dilakukan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi.

Nana sudjana (Ruhimat, 2013:109) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu, yang dalam proses tersebut tercakup usaha untuk mencari dan mengumpulkan data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi, seperti program, prosedur, cara, pendekatan, model kerja, hasil program, dan lain sebagainya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka evaluasi berkaitan dengan proses sekaligus alat untuk menentukan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu yang berfungsi sebagai bahan masukan untuk menentukan sebuah keputusan.

Kurikulum 2013 mengembangkan modus penilaian autentik. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,


(41)

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik (Kemendikbud, 2013).

2.5 Pengertian Menulis

Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif yang menghasilkan sebuah tulisan. Menulis dianggap sebagai suatu proses untuk menciptakan suatu hasil, baik opini, fakta, karya sastra yang dihasilkan oleh seorang penulis. Tulisan adalah suatu alat komunikasi yang tidak langsung. Dalam pembelajaran, menulis merupakan komponen yang penting saat siswa belajar dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh guru dan juga peserta didik. Tarigan (2008:3) mengemukakan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi berupa tulisan yang berfungsi sebagai pesan atau komunikasi secara tidak langsung.

Tujuan menulis menurut Hugo Hartig (Tarigan, 2008: 25-26) merangkumnya sebagai berikut.

a. Asignment Purpose (Tujuan Penugasan)

Menulis sesuatu karena tugas atau ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b. Altruistic Purpose (Tujuan Alruistik)

Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan merasa senang dengan tulisan tersebut.


(42)

27

c. Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional)

Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan kepada para pembaca.

e. Self Expresive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada pembaca.

f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tulisan yang bertujuan erat dengan tujuan pernyataan diri, tapi tujuan ini melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman.

g. Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan secara cermat dan rinci tentang gagasan untuk dapat dimengerti dan diterima pembaca Hipple (Tarigan, 2008:26).

2.6 Pengertian Eksposisi

Kata eksposisi (exposition) berasal dari bahasa latin yang berarti memberitahukan, memaparkan, menguraikan, atau menjelaskan. Eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Eksposisi ditulis dalam paragraf dengan tujuan untuk mem memberitahukan, memaparkan, menguraikan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca. Setiarini (2013:32) menyatakan bahwa teks eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang menjelaskan atau


(43)

menguraikan suatu pokok pikiran, ide, pendapat, informasi, atau pengetahuan tertentu agar diketahui oleh pembaca tanpa bermaksud mempengaruhi pembaca. Eksposisi merupakan bentuk retorika yang sering dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah populer. Berita, prosedur, atau petunjuk, dan laporan juga merupakan contoh tulisan eksposisi. Teks eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi maka sumber teks eksposisi dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, ataupun pengalaman.

Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan suatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud memengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya.

2.6.1 Struktur Teks Eksposisi

Setiarini (2013:36) menyatakan bahwa teks eksposisi memiliki struktur sebagai berikut.

1. Tesis/pernyataan umum

Tesis/pernyataan umum berisi pernyataan pembuka mengenai topik pembahasan.

2. Keterangan

Keterangan berisi berbagai macam data, fakta, atau pembahasan lanjutan dari pernyataan umm.

3. Saran atau simpulan (Penegasan Ulang)

Di bagian akhir karangan berisi saran atau simpulan dari penulis tentang topik pembahasan.


(44)

29

2.6.2 Ciri-Ciri Teks Eksposisi

Setiarini (2013:36) menyatakan bahwa ciri-ciri teks eksposisi sebagai berikut. 1. Penjelasannya bersifat informatif.

2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif.

3. Penjelasannya disertai dengan bukti-bukti yang kongret (tidak mengada-ada). Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran.

2.6.3 Langkah-Langkah Menulis Teks Eksposisi

Setiarini (2013:42) menyatakan bahwa dalam menulis teks eksposisi terdapat beberapa langkah yaitu sebagai berikut.

1. Menentukan tema.

2. Menentukan tujuan karangan.

3. Memilih data yang sesuai dengan tema.

4. Membuat kerangka karangan. Kerangka karangan adalah garis besar dari hal-hal yang akan ditulis sehingga mudah untuk menuangkan ide secara sistematis, terarah, dan kemungkinan mendapatkan kelengkapan materi. 5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan.

2.6.4 Jenis-Jenis Teks Eksposisi

Sucipto (2013: 78) menyatakan bahwa teks eksposisi memiliki beberapa jenis yaitu sebagai berikut.

1. Eksposisi Definisi

Suatu pernyataan tentang apa yang dimaksud dengan suatu hal atau barang, suatu pernyataan atau penjelasan makna suatu kata atau frasa. Definisi juga dapat berarti suatu proses yang berusaha meletakkan batas-batas penggunaan sebuah kata.


(45)

2. Eksposisi Identifikasi

Metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek. Dengan menyebutkan ciri suatu objek diharapkan pembaca atau pendengar lebih mengenal objek tersebut.

3. Eksposisi Perbandingan atau Pertentangan

Suatu cara untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua objek atau lebih mempergunakan dasar-dasar tertentu.

4. Eksposisi Ilustrasi

Suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan sesuatu yang khusus, konkret, dan jelas terhadap suatu prinsip yang bersifat umum.

5. Eksposisi Klasifikasi

Metode yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia. Barang, hal, gagasan yang dikenal melalui pengalaman dapat tersusun secara sistematis. Klasifikasi merupakam suatu metode untuk menempatkan hal atau benda dalam suatu kelompok sehingga dapat diketahui hubungan antarhal atau antarbenda dalam kelompok tersebut.

6. Eksposisi Analisis

Suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam komponen-komponenya. Analisis berasal dari kata yunani yaitu analyen yang berarti menguraikan. Menurut arti kata, analisis berarti melepaskan, menanggalkan, atau menguraikan sesuatu yang terikat padu.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara jelas dan sistematis karena penelitian ini melakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan Sukardi (2007: 14).

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Kegiatan pembelajaran ini difokuskan sebagai berikut.

1. Perencanaan proses pembelajaran yang berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran menulis teks eksposisi.

2. Proses pembelajaran yang berupa aktivitas guru dan aktivitas siswa di dalam kelas dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

3. Penilaian yang diberikan oleh tim penilai untuk mengetahui pelaksanaan yang dilakukan guru dalam membelajarkan menulis teks eksposisi.


(47)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

b. Observasi

Teknik observasi meruopakan teknik pengumpulan data yang tidak terbatas pada orang, tetapi objek-objek alam lainnya. Dalam hal observasi peneliti mengumpulkan data berupa perencanaan pembelajaran yang dibuat guru (RPP). Selain itu guru dan peneliti memilih kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, video, sketsa dan lain-lain. Dalam hal ini yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melihat RPP dan teks eksposisi yang akan dibelajarkan oleh guru serta merekam kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi agar memperoleh data tentang keefektifan pembelajaran menulis teks eksposisi.


(48)

33

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. a. Instrumen yang digunakan untuk mengamati Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dapat dilihat melalui tabel 3.1.

b. Instrumen yang digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat melalui tabel 3.2.

c. Instrumen yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel 3.3.

d. Instrumen yang digunakan untuk menilai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dalam tabel 3.4.

Tabel 3.1 instrumen pengamatan perencanaan pembelajaran No. Komponen Rencana Perencanaan Pembelajaran A. Identitas Mata Pelajaran

1. Satuan Pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran, dan jumlah pertemuan.

B. Perumusan Indikator

1. Kesesuaian dengan SKL, KI, dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja, operasional dengan kompetensi yang diukur.

3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai. 2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.

D. Pemilihan Materi Ajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. 3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

E. Pemilihan Sumber Belajar 1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik siswa.

F. Pemilihan Media Belajar


(49)

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik siswa.

G. Model Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan pendekatan scientific. H. Skenario Pembelajaran

1. Menampilkan kegiatan pendahuuluan, inti, dan penutup dengan jelas. 2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. 4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. I. Penilaian

1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. 2. Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi. 3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.

Sumber: Lampiran IV PerMenDikBud RI nomor 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum.

Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Aspek yang diamati

Kegiatan pendahuluan Apersepsi dan motivasi

1. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

2. Mengajukan pertanyaan menantang.

3. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran .

4. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.

2. Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.

Kegiatan Inti

Penguasaan materi pelajaran

1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata.

3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.

4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari kongret ke abstrak).

Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

2. Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.


(50)

35

4. Menguasai kelas.

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

6. Melakukan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Penerapan Pendekatan Scientific

1. Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2. Memancing peserta didik untuk bertanya.

3. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

6. Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).

7. Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. 3. Menghasilkan pesan yang menarik.

4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. Perlibatan peserta didik dalam pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2. Merespon positif partisipasi peserta didik.

3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik. 4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5. Menumbuhkan kecerian atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Kegiatan penutup

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

2. Memberikan tes lisan atau tulisan.

3. Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio,

4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.


(51)

Tabel 3.3 instrumen Aktivitas Siswa No

.

Unsur yang dinilai Kriteria penilaian

1. Aktivitas mengamati Aktivitas mengamati pada pembelajaran menulis teks eksposisi, peserta didik membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) menyangkut materi pembelajaran teks eksposisi.

2. Aktivitas menanya Aktivitas menanya pada pembelajaran menulis teks eksposisi, peserta didik mengajukan ertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

3. Aktivitas mengumpulkan informasi/eksperimen

Aktivitas mengumpulkan informasi atau eksperimen pada pembelajaran menulis teks eksposisi, peserta didik melakukan

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber.

4. Aktivitas

mengasosiasikan/ mengolah informasi

Aktivitas mengasosiasikan/mengolah informasi pada pembelajaran menulis teks eksposisi, peserta didik mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau

eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat berbeda sampai kepada yang bertentangan.

5. Aktivitas

mengomunikasikan

Aktivitas mengomunikasikan pada

pembelajaran menulis teks eksposisi, peserta didik menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Sumber: Lampiran IV PerMenDikBud RI nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulu


(52)

37

Tabel 3.4 Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Guru No Aspek yang dinilai Ada Tidak

Ada

Keterangan Analisis PENDAHULUAN

Apersepsi dan Motivasi

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar

A B C D E 2. Menginformasikan materi

dan tujuan pembelajaran

A B C D E 3. Melakukan kegiatan

apersepsi

A B C D E 4. Mendemonstrasikan sesuatu

yang terkait dengan tema

A B C D E Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1. Menyampaiakn kemampuan yang akan dicapai peserta didik

A B C D E

2. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya

individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi

A B C D E

Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran 1. Kemampuan menyesuaikan

materi tujuan pembelajaran

A B C D E 2. Kemampuan mengaitkan

materi dengan pengetahuan lain yang relevan

perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

A B C D E

3. Menyajikan pembahasan materi pembelaran dengan tepat

A B C D E

4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari kongret ke abstrak)

A B C D E

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1. Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

A B C D E

2. Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

A B C D E

3. Melakukan pembelajaran secara runtut


(53)

4. Menguasai kelas A B C D E 5. Melaksanakan pembelajaran

yang bersifat kontekstual

A B C D E 6. Melakukan pembelajaran

yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect)

A B C D E

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

A B C D E

Penerapan Pendekatan Scientific 1. Memberikan pertanyaan

mengapa dan bagaimana

A B C D E 2. Memancing peserta didik

untuk bertanya

A B C D E 3. Memfasilitasi peserta didik

untuk mencoba

A B C D E 4. Memfasilitasi peserta didik

untuk mengamati.

A B C D E 5. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis.

A B C D E 6. Memberikan pertanyaan

peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).

A B C D E

7. Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi

A B C D E Pemanfaatan Sumber Belajar atau Media Pembelajaran 1. Menunjukkan keterampilan

dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran

A B C D E

2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran

A B C D E

3. Menghasilkan pesan yang menarik

A B C D E 4. Melibatkan peserta didik

dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran

A B C D E

5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran

A B C D E

Perlibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 1. Menumbuhkan partisipasi

aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.


(54)

39

2. Merespon positif partisipasi peserta didik.

A B C D E 3. Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon peserta didik.

A B C D E

4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

A B C D E 5. Menumbuhkan kecerian

atau antusiasme peserta didik dalam belajar.

A B C D E

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1. Menggunakan bahasa lisan

secara jelas dan lancar.

A B C D E 2. Menggunakan bahasa tulis

yang baik dan benar.

A B C D E Kegiatan penutup

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

A B C D E

2. Memberikan tes lisan atau tulisan.

A B C D E 3. Mengumpulkan hasil kerja

sebagai bahan portofolio,

A B C D E 4. Melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

A B C D E


(55)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada teori Miles dan Huberman (1992:15-21) yaitu analisis data model interaktif yang dapat diigambarkan sebagai berikut.

Analisis Data Model Interaktif

Berdasarkan gambar diatas analisis data akan diawali dengan tahapan sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data dalam penelitian ini diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian dan penyederjanaan, pengabstrakan, dan transportasi data yang muncul dari catatan-catatan si peneliti.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan: penarikan atau verifikasi Reduksi


(56)

41

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini adalah penyajian sekumpulan informasi yang tersusun dalam bentuk rincian pemaparan berdasarkan temuan-temuan yang telah dilakukan oleh peneliti. Dengan penyajian data dapat dipahami dan dianalisis untuk pengambilan suatu keputusan.

3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Verifikasi atau penarikan kesimpulan adalah kegiatan analisis yang bertujuan untuk menarik kesimpulan dari temuan-temuan penelitian yang sudah tercatat dan tersimpan melalui kegiatan pengamatan atau observasi. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan penelitian berlangsung atau dilakukan tinjauan ulang terhadap catatan-catatan yang diperoleh melalui pengamatan untuk mengungkap temuan-temuan yang dipaparkan dalam rangkaian kalimat, untuk dicocokan ke dalam hasil penelitian dalam sebuah konsep yang terjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pemngumpulan data dilakukan.


(57)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung telah dilakukan dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Ketiga tahap dalam pembelajaran menulis cerita pendek itu kemudian dijabarkan sebagai berikut. 1. Pada tahap perencanaan, guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran

sesuai dengan komponen RPP yang terdapat dalam instrumen pengamatan perencanaan pembelajaran. Meskipun tidak semua komponen terdapat dalam perencanaan pembelajaran, namun sebagian besar komponen RPP sudah terdapat dalam perencanaan guru. Komponen yang terdapat dalam RPP yang disusun oleh guru adalah identitas mata pelajaran, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, skenario pembelajaran, dan penilaian.

2. Pada pelaksanaan pembelajaran, terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Guru sudah melakukan tiga tahap dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dan penyampaian rencana kegiatan. Pada kegiatan inti terjadi dua aktivitas yaitu aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru atau pelaksanaan pembelajaran oleh guru sebagian


(58)

106

besar sudah dilakukan sesuai dengan instrumen pelaksanaan pembelajaran seperti penguasaan materi pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan scientific, pemanfaatan sumber/media dalam pembelajaran, pelibatan siswa dalam pembelajaran, dan penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah menutup pembelajaran dengan melakukan refleksi dan rencana pembelajaran selanjutnya. Namun, ada beberapa aktivitas yang tidak dilakukan guru sehingga pembelajaran tidak 100% terlaksana dalam pembelajaran kurikulum 2013. Aktivitas yang dilakukan siswa pada pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas mengamati, aktivitas menanya, aktivitas menalar, aktivitas mencoba, dan aktivitas mengomunikasikan.

3. Pada penilaian pembelajaran menulis eksposisi, guru sudah melakukan penilaian yang mencakup tiga ranah, yaitu penilaian kompetensi sikap yang dilakukan dengan teknik observasi yaitu mengamati secara langsung kegiatan siswa di dalam kelas oleh guru, sedangkan penilaian kompetensi pengetahuan diperoleh melalui tes tulis dan tes lisan, dan penilaian kompetensi keterampilan yang dilakukan dengan teknik tes praktik.

4. Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran menulis eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung sudah dapat dikategorikan berhasil dengan indikator siswa mampu mendiskusikan struktur dari teks eksposisi, membuat teks eksposisi berdasarkan jenisnya. Selain itu aspek kompetensi sikap juga berhasil dikembangkan dengan indikator seusai pembelajaran


(59)

menulis eksposisi siswa menjadi lebih berani dan percaya diri, juga memiliki sikap menghargai.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia, sebagai perencana dan pelaksana suatu pembelajaran hendaknya memperhatikan kelengkapan komponen dalam penyusunan RPP dan tentunya penyusunan RPP yang baik agar perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat terencana, tersusun, dan terstruktur dengan baik dan benar untuk dilaksanakan dalam pembelajaran.

2. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan RPP agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih terstruktur dan tidak ada komponen yang tertinggal di dalam pelaksanaan kurikulum 2013 agar pelaksanaan dapat berjalan 100% di dalam kelas.

3. Bagi peneliti yang tertarik dengan kajian yang sama sebaiknya dapat memilih materi-materi lain agar dapat dijadikan referensi yang lebih variatif dan tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan kurikulum yang berlaku di sekolah.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kurniasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013: Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013.

Milles, Matthew B dan A.Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang metode-metode baru (Terjemahan: Tjeptjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013

Ruhimat, Toto (dkk). 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Rusman, (dkk). 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sadiman, Arief. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Setiarini, Indah Wukir. 2013. Cakap Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA. Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandar Lampung.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandar Lampung.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Bandung: Angkasa. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(1)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada teori Miles dan Huberman (1992:15-21) yaitu analisis data model interaktif yang dapat diigambarkan sebagai berikut.

Analisis Data Model Interaktif

Berdasarkan gambar diatas analisis data akan diawali dengan tahapan sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data dalam penelitian ini diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian dan penyederjanaan, pengabstrakan, dan transportasi data yang muncul dari catatan-catatan si peneliti.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan: penarikan atau verifikasi Reduksi


(2)

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini adalah penyajian sekumpulan informasi yang tersusun dalam bentuk rincian pemaparan berdasarkan temuan-temuan yang telah dilakukan oleh peneliti. Dengan penyajian data dapat dipahami dan dianalisis untuk pengambilan suatu keputusan.

3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Verifikasi atau penarikan kesimpulan adalah kegiatan analisis yang bertujuan untuk menarik kesimpulan dari temuan-temuan penelitian yang sudah tercatat dan tersimpan melalui kegiatan pengamatan atau observasi. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan penelitian berlangsung atau dilakukan tinjauan ulang terhadap catatan-catatan yang diperoleh melalui pengamatan untuk mengungkap temuan-temuan yang dipaparkan dalam rangkaian kalimat, untuk dicocokan ke dalam hasil penelitian dalam sebuah konsep yang terjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pemngumpulan data dilakukan.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung telah dilakukan dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Ketiga tahap dalam pembelajaran menulis cerita pendek itu kemudian dijabarkan sebagai berikut. 1. Pada tahap perencanaan, guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran

sesuai dengan komponen RPP yang terdapat dalam instrumen pengamatan perencanaan pembelajaran. Meskipun tidak semua komponen terdapat dalam perencanaan pembelajaran, namun sebagian besar komponen RPP sudah terdapat dalam perencanaan guru. Komponen yang terdapat dalam RPP yang disusun oleh guru adalah identitas mata pelajaran, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, skenario pembelajaran, dan penilaian.

2. Pada pelaksanaan pembelajaran, terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Guru sudah melakukan tiga tahap dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dan penyampaian rencana kegiatan. Pada kegiatan inti terjadi dua aktivitas yaitu aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru atau pelaksanaan pembelajaran oleh guru sebagian


(4)

besar sudah dilakukan sesuai dengan instrumen pelaksanaan pembelajaran seperti penguasaan materi pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan scientific, pemanfaatan sumber/media dalam pembelajaran, pelibatan siswa dalam pembelajaran, dan penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah menutup pembelajaran dengan melakukan refleksi dan rencana pembelajaran selanjutnya. Namun, ada beberapa aktivitas yang tidak dilakukan guru sehingga pembelajaran tidak 100% terlaksana dalam pembelajaran kurikulum 2013. Aktivitas yang dilakukan siswa pada pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas mengamati, aktivitas menanya, aktivitas menalar, aktivitas mencoba, dan aktivitas mengomunikasikan.

3. Pada penilaian pembelajaran menulis eksposisi, guru sudah melakukan penilaian yang mencakup tiga ranah, yaitu penilaian kompetensi sikap yang dilakukan dengan teknik observasi yaitu mengamati secara langsung kegiatan siswa di dalam kelas oleh guru, sedangkan penilaian kompetensi pengetahuan diperoleh melalui tes tulis dan tes lisan, dan penilaian kompetensi keterampilan yang dilakukan dengan teknik tes praktik.

4. Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran menulis eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung sudah dapat dikategorikan berhasil dengan indikator siswa mampu mendiskusikan struktur dari teks eksposisi, membuat teks eksposisi berdasarkan jenisnya. Selain itu aspek kompetensi sikap juga berhasil dikembangkan dengan indikator seusai pembelajaran


(5)

menulis eksposisi siswa menjadi lebih berani dan percaya diri, juga memiliki sikap menghargai.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia, sebagai perencana dan pelaksana suatu pembelajaran hendaknya memperhatikan kelengkapan komponen dalam penyusunan RPP dan tentunya penyusunan RPP yang baik agar perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat terencana, tersusun, dan terstruktur dengan baik dan benar untuk dilaksanakan dalam pembelajaran.

2. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan RPP agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih terstruktur dan tidak ada komponen yang tertinggal di dalam pelaksanaan kurikulum 2013 agar pelaksanaan dapat berjalan 100% di dalam kelas.

3. Bagi peneliti yang tertarik dengan kajian yang sama sebaiknya dapat memilih materi-materi lain agar dapat dijadikan referensi yang lebih variatif dan tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan kurikulum yang berlaku di sekolah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kurniasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013: Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013.

Milles, Matthew B dan A.Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang metode-metode baru (Terjemahan: Tjeptjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013

Ruhimat, Toto (dkk). 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Rusman, (dkk). 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sadiman, Arief. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Setiarini, Indah Wukir. 2013. Cakap Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA. Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandar Lampung.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandar Lampung.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Bandung: Angkasa. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.