PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

( Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

I GEDE SUASTIKA YASA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

( Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

I GEDE SUASTIKA YASA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

I Gede Suastika Y.

i ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

I GEDE SUASTIKA YASA

Hasil observasi dan pengalaman PPL di SMA Negeri 15 Bandar Lampung diketahui bahwa pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem.

Desain penelitian ini adalah pretes-posttes non equivalen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X5 dan X3 yang terpilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data

kemampuan berpikir kritis diperoleh dengan pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t. Data aktivitas belajar

diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas dan data angket tanggapan siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing.


(4)

I Gede Suastika Y.

ii

Hasil penelitian dan uji t menunjukkan bahwa penggunaan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara signifikan dengan rata-rata nila N-gain sebesar 41,11. Peningkatan kemampuan berpikir kritis terjadi pada semua indikator yaitu memberikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, indikator kemampuan berpikir kritis tertinggi diperoleh pada kemampuan deduksi dengan peningkatan sebesar 29,42 dan indikator terendah induksi sebesar 3,19. Aktivitas belajar siswa menggunakan model pelajaran inkuiri terbimbing tertinggi pada aspek membuat kesimpulan dengan rata-rata 12,18. Dengan demikian penggunaan model inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem


(5)

iii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Gede Suastika Yasa

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024030 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

I Gede Suastika Yasa NPM. 0743024030


(6)

iv

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr.Tri Jalmo, M.Si ……….………

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd ………. Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

v

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : I Gede Suastika Yasa Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024030

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP.196109101986031005 NIP. 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(8)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Karang Asem pada 16 Desember1988 sebagai anak ke pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak I Made Alit dan Ibu Ni Nyoman Sukra.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar SDN UPT IV Karang Agung Ulu pada tahun 2001, SMP PGRI Karang Agung Ulu pada tahun 2004 dan SMA YP MANTRA pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Jalur Non-Reguler. Dan pada tahun 2010, penulis melakukan Pengalaman


(9)

vii

PERSEMBAHAN

Bapak dan ibuku tersayang yang telah menyayangi, mendidik dan tak

pernah melupakanku dalam setiap lantunan do’anya. Terima Kasih atas

pengorbanan, tetesan keringat yang telah diberikan selama ini yang takkan

mungkin dapat ananda membalasnya walau sampai akhir hayat.

Mudah-mudahan kelak ananda dapat membahagiakan dan dapat membuat kalian

bangga telah memiliki putra sepertiku. Saya sayang bapak dan ibuku.

Adik-Adikku Yang tercinta Ni Nengah Suli Yani Terima kasih atas doa dan

dukungan , kasih sayang,tetesan keringatmu dikala sedih dan tawamu

untuk kakak.

I komang Suteka Suasana terima kasih atas doanya dan tetesan keringetmu

yang tidak mengenal waktu serta doa untuk kakakmu.

Saudaraku I Gede Suliwan, yang ku sayangi terima kasih atas doa,

semangat, selama ini engkau sahabat sejati ku dari kecil senang susah kita

alami,semoga persabatan ini selalu kekal dan abadi.

Teman-teman seperjuangan I Komang Sutewijaya, Melda Ariyanti S. Pd.,

Wening sudrajat, I Putu Gusti Hendrawan ,Triyana Retno Dewi, terima

kasih atas semangat serta senyum yang akan slalu saya ingat.


(10)

viii

Buat Nurhidayati.,S. Pd. Kasihku yang tersayang terimakasih atas doa dan

kasih sayang yang selalu ada ditiap waktuku.

Teman-temanku Bio 07 NR i love you so much,, senyum, tawa, canda,

tangis akan saya ingat selalu friends.

Guru pamongku PAK Hariyono SMA N 15 Bandar Lampung,terimkasih

doa dan bantuanya.

Siswa-Siswi SMA N 15 yang tercinta terimakasih doanya.

Para pendidik dan dosen yang terhormat.


(11)

ix

MOTTO

Pendidikan adalah mimpi bagi kita semua, karena sesuatu pendidikan dapat mengubah segalanya.

“Kunci dari kesuksesan adalah dari diri kita sendiri dan bagaimana kita menyikapi masalah yang ada,jangan pantang menyerah “(penulis...)


(12)

x

SANWACANA

Puji syukur kehadiran Ida Syanghayang widi Wasa dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen di SMA N 15 Bandar Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Pramudiyanti, S.Si. M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi terima kasih

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I terimakasih atas saran, bantuan, kesabaran,ketulusan dalam memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Rini Rita.T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II dan sekaligus Pembimbing Akademik terima kasih atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan motivasinya kepada penulis selama studi. 6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembahas yang memberikan bimbingan


(13)

xi

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.

8. Keluarga besar SMA N 15 Bandar Lampung yang telah memberi izin dan saran untuk keberhasilan penelitian penulis.

9. Teristimewa untuk kedua orang tua, Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa. Tentunya gemuruh doa mereka menjadi jalan kelancaran pendidikan penulis di Unila ini. Serta adik-adikku yang tercinta.

10. Sahabat-sahabatku di Pendidikan Biologi ’07 NR, semoga kesuksesan menjadi bagian dari hidup kita semua.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis,


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 4

C. Tujuan Penelitian ... .. 5

D. Manfaat Penelitian ... .. 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 6

F. Kerangka Pikir ... .. 7

G. Hipotesis ... ... .. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Kritis ... 10

B. Inkuiri terbimbing ... 12

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

C. Desain penelitian ... 16

D. Prosedur penelitian ... 17

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis data ... 22

2. Teknik Pengambilan Data ... 23

F. Teknik Analisis data 1. Uji Normalitas Data.. ... 25

2. Uji Kesamaan Dua Varians ... 26

3. Pengujian Hipotesis ... 26

G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis ... 27

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 29

I. Pengelohan data angket ... ... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32


(15)

xiii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 50

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 52

3. Lembar Kerja Siswa ... 60

4. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis ... 145

5. Data Hasil Penelitian ... 157

6. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 184


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya ... 12

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 24

3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data.... 25

4. Rubrik kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 28

5. Kriteria berpikir kritis siswa ... 28

6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa ... 29

7. Skor Angket ... 30

8. Hasil uji normalitas data nilai pretes, postes, dan N-Gain KBK siswa, pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 32

9. Hasil uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata setiap indikator keterampilan berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 34

10. Peningkatan setiap indikator keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 35

11. Data aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 36

12. Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas yang diamati pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 37


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8 2. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 17 3. Foto-foto penelitian ... 120


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan diatur di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003:1). Dengan kata lain, pendidikan sangat diperlukan bagi setiap orang, dan setiap warga negara

memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Saat ini, masalah-masalah pendidikan masih terjadi diantaranya hasil belajar siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, dan biaya pendidikan yang mahal (Muliani, 2009:1). Dampak dari masalah tersebut negara ini kedepannya makin terpuruk dan belum bisa bersaing dengan negara- negara berkembang


(19)

2 lainnya. Dalam pendidikan di sekolah, masalah yang sering dihadapi adalah dari segi proses pembelajaran. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Guru dituntut mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama mengenai penguasaan materi pembelajaran siswa sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas (Djamarah dan Zain, 2006:1).

Satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui pemberdayaan kemampuan berpikir kritis. Saat ini kemampuan berpikir kritis dirasakan perlu dalam kegiatan pembelajaran karena segala informasi global masuk dengan mudah, hal tersebut menyebabkan selain informasi yang bersifat baik ataupun buruk akan terus mengalir tanpa henti dan dapat mempengaruhi sifat mental anak. Maka dari itu, diperlukan suatu kemampuan berpikir kritis dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika dan mencari alternatif untuk

menemukan suatu solusi, memberi anak sebuah rute yang jelas di tengah kekacauan pemikiran pada zaman teknologi dan globalisasi saat ini (Johnson, 2009:187).

Namun dalam kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran, masih banyak guru yang kurang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir kritis. Seperti yang terjadi SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil observasi peneliti, diketahui bahwa selama


(20)

3 ini guru kurang memberdayakan kemampuan berpikir kritis secara optimal, khususnya pada materi Ekosistem. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat berkembang secara maksimal. Hal tersebut terlihat dalam

pembelajaran, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah. Siswa pun lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang optimal dalam memberdayakan potensi yang dimiliki, termasuk kemampuan berpikir kritis. Guru jarang mengaitkan aplikasi konsep dengan kehidupan sehari-hari dan guru jarang mengajak siswa berlatih untuk memberikan argumen, deduksi, induksi dan memberikan evaluasi. Sehingga diduga dengan kurangnya memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa tersebut berdampak pada penguasaan materi. Materi yang dipilih dalam penelitian ini ekosistem karena penyampaiannya selama ini kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat dikembangkan. Sehingga kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang di sekolah hanya mencapai yaitu ≥ 6,5.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajari (2008:51) memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan contexstual learning (CTL) lebih baik dari pada pendekatan konvensional. Hasil penelitian oleh Meriza (2010:45) memperlihatkan bahwa model pembelajaran CTL berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen diberikan kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi melalui CTL.


(21)

4 Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat digunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Sanjaya (2008:202) inkuiri terbimbing yaitu guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam

menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu mengadakan penelitian dengan model pembelajran berbasis inkuiri terbimbing guna menggali kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“ Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran inkuri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem?’’ Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 pada materi pokok ekosistem? 2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan model inkuiri terbimbing pada

siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 20011/2012 pada materi pokok ekosistem?


(22)

5 C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 20011/2012 pada materi pokok ekosistem

2. Mengetahui aktivitas siswa dengan model inkuiri terbimbing pada siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 20011/2012 pada materi pokok ekosistem

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing .

2. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan melatih kemampuan berpikir kritis mereka.

3. Bagi guru/calon guru biologi, dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menggali kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Ekosistem.

4. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas di tingkat SMA


(23)

6 E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka batasan masalah yang berikan yaitu :

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru masih terlibat atau menyediakan bimbingan kepada siswa. Model inkuiri terbimbing dengan langkah adalah (1) merumuskan masalah, (2) merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data (4) menganalisis data (menguji hipotesis dengan data) dan (5) membuat kesimpulan (Sumiati dan Asra, 2008:103). 2. Indikator kemampuan berpikir kritis menurut Enis (dalam Herniza, 2011)

yaitu : memberikan argumen, deduksi, induksi dan evaluasi.

3. Materi pokok yang diteliti yaitu ekosistem dengan kompetensi dasar menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan (KD 4.2). 4. Kemampuan berpikir kritis diperoleh dari hasil pretes dan postes pada Materi

Pokok Ekosistem.

5. Subyek penelitian adalah siswa kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kelas kontrol SMA Negeri 15 Bandar Lampung

6. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa yang relevan dengan proses pembelajaran.


(24)

7 F. Kerangka Pikir

Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang

bertanggungjawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya.

Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan berpikir kritis supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Berpikir kritis adalah proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis,

mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran agar dapat mengungkapkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah menggunakan


(25)

8 model pembelajaran inkuiri terbimbing.Dalam model pembelajaran inkuiri

terbimbing siswa dibagi dalam kelompok-kelompok melalui masalah yang diberikan oleh guru kemudian mereka mencari pemecahan masalah melalui serangkaian kegiatan yang meliputi: memberikan argumen, induksi, deduksi dan memberikan kesimpulan. Sehingga pembelajaran inkuiri terbimbing adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebasnya adalah inkuiri terbimbing , sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat; X=Inkuiri terbimbing ;Y = Kemampuan Berpikir kritis.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20011/2012 pada materi pokok ekosistem.


(26)

9 H1 = Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi pokok ekosistem.


(27)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Berpikir Kritis

Menurut Reason (dalam Sanjaya, 2008:230), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan

memahami (comprehending). “Mengingat”pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalam memori. Kemampuan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransfer informasi-informasi dalam memori kita.

Banyak ahli yang mengemukakan definisi berpikir kritis, diantaranya adalah Liliasari (dalam Muhfahroyin 2009:1) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Sedangkan menurut Menurut Johnson (2007 :183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,


(28)

11

Disamping itu Eggen dan Kauchak (dalam Muhfahroyin 2009:1) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah: ( 1) sebuah keinginan untuk mendapatkan informasi, (2) sebuah kecenderungan untuk mencari bukti, (3) keinginan untuk mengetahui kedua sisi dari seluruh permasalahan, (4) sikap dari keterbukaan pikiran, ( 5) kecenderungan untuk tidak mengeluarkan pendapat (menyatakan penilaian, (6) menghargai pendapat orang lain, ( 7) toleran terhadap keambiguan.

Berdasarkan pendapat Diestler (dalam Muhfahroyin 2009:1), bahwa dengan berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap pandangan yang berbeda. Disampaikan oleh Lewis dan Smith (dalam Muhfahroyin 2009:1) bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi, setidaknya ada tiga makna berpikir kritis, yaitu: (1) berpikir kritis sebagai suatu pemecahan masalah, (2) berpikir sebagai evaluasi dan pertimbangan, dan (3) berpikir kritis sebagai kombinasi pemecahan masalah, evaluasi dan

pertimbangan.

Selanjutnya, disampaikan oleh Ennis (dalam Muhfahroyin 2009:1) bahwa evaluasi terhadap keterampilan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat kemampuan siswa, memberi umpan balik keberanian berpikir siswa, dan member motivasi agar siswa mengembangkan keterampilan berpikir


(29)

12

siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar.

Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya

No Keterampilan

Berpikir Kritis Indikator 1 Memberikan

argumen

Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan persamaan; serta argumen yang utuh.

2 Melakukan deduksi

Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan.

3 Melakukan induksi

Melakukan pengumpulan data; Membuat generalisasi dari data; membuat tabel dan grafik.

4

Melakukan evaluasi

Evaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan

alternatif. Ennis, (dalam Herniza, 2011: 19)


(30)

13

B.Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terbimbing adalah pelaksanaan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing. Pelakasanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah dikemukakan (Sumiati dan Asra. 2008:103)

Gulo (dalam Trianto 2009: 168) menyatakaan bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut ditulis di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.

b. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.


(31)

14

d. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaaan siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

e. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa

Menurut Roestiyah (2008:76) model inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat membentuk dan mengembangkan “ self concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar

yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.

4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinstik.

6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.


(32)

15

8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

10. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Kelemahan inkuiri menurut Suryobroto (2009:201) adalah sebagai berikut. (1) dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini. (2) pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu, (3) harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri


(33)

16

III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung 2012 pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Sampel

Siswa kelas X.3 dan X.5 SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X3 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberikan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol menggunakan model diskusi kelompok. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan.


(34)

17

Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Keterangan: I = kelompok experimen

II = kelompok kontrol

X = perlakuan eksperimental (menggunakan model inkuiri terbimbing)

C = Metode diskusi

Gambar 3. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut;

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke FKIP untuk penelitian sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang telah diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang telah

digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok

Kelompok pre tes perlakuan pos tes

I O1 X O2


(35)

18

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes untuk setiap pertemuan untuk mengukur berpikir kritis siswa.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa. 2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan metode diskusi yaitu dengan menggunakan model yang biasa digunakan oleh guru biologi di SMA 15 Bandar Lampung untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: A. Kelas Eksperimen ( Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing)

a. Pendahuluan

1) memberikan pretes untuk pertemuan pertama sebagai penilaian

kemampuan berpikir kritis siswa

2) membacakan tujuan pembelajaran pada materi kerusakan

lingkungan

3) Memberikan apersepsi dengan menyajikan gambar seseorang yang

sedang membuang sampah di sungai dan seorang yang sedang membersihkan sampah di sungai kemudian memberikan pertanyaan apakah dampak yang ditimbulkan dari kedua kegiatan tersebut?


(36)

19

(Pertemuan I); Memberikan penjelasan sekilas bahwa dampak yang ditimbulkan dari kegiatan membuang sampah pada sungai adalah mencemari lingkungan sedangkan membersihkan sampah pada sungai adalah menjaga kelestarian lingkungan

(Pertemuan II) mengajukan pertanyaan “Memberikan penjelasan perbedaan kedua gambar tersebut adalah kegiatan pertama melakukan reboisasi sedangkan kegiatan kedua merusak hutan. Manfaat dari kegiatan pertama salah satunya adalah dapat mencegah terjadinya banjir

b. Kegiatan inti

1) meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing 5 orang

(pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya). (Pertemuan I); Guru mempelihatkan gambar tentang kegiatan manusia yang dapat menimbulkan masalah lingkungan dan diskusikan dengan kelompok. (Pertemuan II); Guru menjelaskan upaya pelestarian lingkungan.

2) membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi permasalahan

kepada setiap kelompok yang harus diselidiki oleh siswa. (Pertemuan I) : LKS tentang kegiatan yang dapat ditimbulkan masalah lingkungan. (Pertemuan II): LKS tentang pelestarian lingkungan


(37)

20

3) Setiap kelompok berdikusi

4) meminta siswa menggunakan data yang terkumpul dan hasil-hasil

pengujian hipotesis untuk merumuskan jawaban terhadap pertanyaan pokok.

5) berkeliling untuk membimbing siswa dalam menemukan jawaban

6) memilih perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju

mempresentasikan hasil penemuannya secara bergantian.

7) membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum

dapat ditemukan oleh siswa.

8) memberi pujian kepada kelompok dengan penampilan terbaik.

c. Penutup

1) bersama siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan.

2) mengadakan tes akhir (postes) untuk pertemuan terakhir.

3) meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya

B.Kelas Kontrol ( Pembelajaran dengan metode diskusi)

a. Pendahuluan

1) memberikan pretes untuk pertemuan pertama sebagai penilaian

kemampuan berpikir kritis siswa.

2) Memberikan apersepsi: Dengan menyajikan gambar seseorang yang

sedang membuang sampah pada sungai. Kemudian memberikan pertanyaan apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut


(38)

21

3) memberikan motivasi :

(Pertemuan I); mengajukan pertanyaan ”Coba kalian sebutkan dampak kerusakan lingkungan yang kalian ketahui?”

(Pertemuan II); mengajukan pertanyaan “Apakah kalian tahu tentang kerusakan lingkungan?”

4) menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan

(Pertemuan I); faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi kerusakan lingkungan?

(Pertemuan II); bagaimanakah dampak dari kerusakan lingkungan ?

b. Kegiatan Inti

1) meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing setiap

kelompok berjumlah 5 orang dan pembagian kelompok telah dilakukan pada hari sebelumnya.

2) membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi permasalahan

kepada setiap kelompok yang harus diselidiki oleh siswa. Pertemuan I : LKS tentang kerusakan lingkugan dan upaya pelestarianya

Pertemuan II : faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan

3) berkeliling untuk membimbing setiap kelompok dalam


(39)

22

4) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKS, guru

meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi mereka, dan kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan.

5) mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum

dipahami oleh siswa.

6) meminta siswa mengumpulkan Lembar Kerja Siswa.

c. Penutup

1) mengadakan tes akhir (postes) untuk pertemuan terakhir, tentang materi kerusakan lingkungan dan upaya pelestarianya

2) bersama siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan.

3) meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem yang diperoleh dari nilai pretest dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postest, lalu dianalisis secara statistik.


(40)

23

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa, data LKS siswa dengan model inkuiri terbimbing dan data angket siswa terhadap model inkuiri

terbimbing.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes diambil pada pertemuan ke I dan postes diambil pada pertemuan ke II. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik

eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

= 100

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut


(41)

24

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data dan alat ukur data secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29) Keterangan :

A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan

pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B.Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

C.Bekerjasama dengan teman :

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja) 2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman

3. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok

No Nama

Aspek yang diamati Xi

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 4


(42)

25

D.Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

E.Membuat Kesimpulan:

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan

3. Membuat kesimpulan lengkap tetapi tidak sesuai dengan hasil pengamatan

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis Data

No Variabel Instrumen Jenis data dan Alat ukur Analisis Data

1 berpikir kritis Kemampuan

Tes kemampuan berpikir kritis

siswa

Nominal dan tes

tertulis Uji t

2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Lembar observasi

aktifitas siswa Interval Persentase

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemampuan berpikir kritis ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008 : 2) sebagai berikut:

− = − × 100

Keterangan : X= nilai postes Y= nilai pretes Z= skor maksimum


(43)

26

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji liliefors dengan program

SPSS versi 17. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Marzuki dan Gunawan, 2002: 118)

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)


(44)

27

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 13)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

4. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10)

G.Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:


(45)

28

2) Menentukan persentase tiap indikator kemampuan berpikir kritis dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

= 100%

Ket : P = Persentase

f = Jumlah poin kemampuan berpikir kritis yang diperoleh N = Jumlah total poin kemampuan berpikir kritis tiap indikator (Sudijono, 2004: 40)

3) Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai. Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9). 4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan

berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut : Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245) No Nama

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

F P Kriteria Memberi kan Argumen Melakuk an Deduksi Melakuk an Induksi Melakuk an Evaluasi No soal

No soal … No soal … No soal … Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 Dst Jumlah (F) Poin (P) Kriteria

Poin Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah


(46)

29

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu

1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100

x n

x

X

i

Keterangan X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum

2). Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 3.4

Tabel 6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008: 37)

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Inkuiri

Terbimbing

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 7 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:


(47)

30

1. Skor angket

Tabel 7. Skor per soal angket

Keterangan: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju (sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29)

2. Tabel 8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing

(sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 30)

3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: % 100 % 

maks in S S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69)

No. Soal Skor per soal angket

3 2 1 0

1.(+) SS S TS STS

2.(+) SS S TS STS

3. (+) SS S TS STS

4.(+) SS S TS STS

5.(+) SS S TS STS

6.(+) SS S TS STS

7.(+) SS S TS STS

8.(-) STS TS S SS

9.(-) STS TS S SS

10.(-) STS TS S SS

No. Skor angket per item soal Skor total

1 2 3 4 Dst

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 1.

2. dst.


(48)

31

4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap pengaruh model

inkuiri terbimbing No.

pertanyaan Angket

Pilihan

Jawaban Nomor Responden (siswa)

Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

1. SS S TS STS … dst. SS S TS STS

(sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31)

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada

pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing. Tabel 10. Tafsiran persentase jawaban

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 24)

Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25% Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju


(49)

(50)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing pada materi pokok

Ekosistem berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA N 15 Bandar Lampung 2011/2012.

2. Model pembelajara inkuiri terbimbing berpengaruh dalam meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem di kelas SMA N 15 Bandar Lampung 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat dijadikan

salah satu arternatif model pembelajaran untuk meningkatkan berpikir kritis siswa terutama pada saat proses pelaksanaan pembelajaran.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakkan model inkuiri


(51)

45

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kerusakan Hutan. Kompas.

. (Htpp. Pencemaran udara blogshot.com 23 September 2009). .(http.penanaman mangrove.com 10/06/2011).

. 2012. Pencemaran sampah. ( http. Pencemaran sampah.com Januari 2012).

. (www.cagar alam.com 10/06/2011).

. (www.kebisingan suara Selasa, 27-12-2011 | 22:48:06 WIB).

. (www.manfaat hutan kota.com 10/06/2011).

. (www.pelestarian pohon/reboisasi.com 10/06/2011).

. (www.Pestisida berbahaya.com juni 2011).

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Lus. SIC. Surabaya.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara.Jakarta. Belina, W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung

Diknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanannya 2000-2004,(Jakarta: Tamita Utama, 2004).

Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta. http//:www.depdiknas.co.id. 16 September 2011 (08.00 wib).

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.


(1)

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu

1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100 x n

x X

i

Keterangan X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum

2). Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 3.4

Tabel 6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008: 37)

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Inkuiri Terbimbing

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 7 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:


(2)

1. Skor angket

Tabel 7. Skor per soal angket

Keterangan: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju (sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29)

2. Tabel 8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing

(sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 30)

3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100

% 

maks in S

S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69)

No. Soal Skor per soal angket

3 2 1 0

1.(+) SS S TS STS

2.(+) SS S TS STS

3. (+) SS S TS STS

4.(+) SS S TS STS

5.(+) SS S TS STS

6.(+) SS S TS STS

7.(+) SS S TS STS

8.(-) STS TS S SS

9.(-) STS TS S SS

10.(-) STS TS S SS

No. Skor angket per item soal Skor total

1 2 3 4 Dst

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 1.

2. dst.


(3)

4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap pengaruh model

inkuiri terbimbing No.

pertanyaan Angket

Pilihan

Jawaban Nomor Responden (siswa)

Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

1.

SS S TS STS …

dst.

SS S TS STS (sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31)

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing.

Tabel 10. Tafsiran persentase jawaban

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 24) Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju


(4)

(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing pada materi pokok

Ekosistem berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA N 15 Bandar Lampung 2011/2012.

2. Model pembelajara inkuiri terbimbing berpengaruh dalam meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem di kelas SMA N 15 Bandar Lampung 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat dijadikan

salah satu arternatif model pembelajaran untuk meningkatkan berpikir kritis siswa terutama pada saat proses pelaksanaan pembelajaran.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakkan model inkuiri


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kerusakan Hutan. Kompas.

. (Htpp. Pencemaran udara blogshot.com 23 September 2009). .(http.penanaman mangrove.com 10/06/2011).

. 2012. Pencemaran sampah. ( http. Pencemaran sampah.com Januari 2012).

. (www.cagar alam.com 10/06/2011).

. (www.kebisingan suara Selasa, 27-12-2011 | 22:48:06 WIB).

. (www.manfaat hutan kota.com 10/06/2011).

. (www.pelestarian pohon/reboisasi.com 10/06/2011).

. (www.Pestisida berbahaya.com juni 2011).

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Lus. SIC. Surabaya.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara.Jakarta. Belina, W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung

Diknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanannya 2000-2004,(Jakarta: Tamita Utama, 2004).

Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta. http//:www.depdiknas.co.id. 16 September 2011 (08.00 wib).

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

0 3 53

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

3 47 45

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)

1 15 80

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 18 51

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 56

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP ( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Krui Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 43