MEDIA ANIMASI BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 7 BANDUNG.

(1)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK……….... i

KATA PENGANTAR……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… xii

DAFTAR GRAFIK………. xiii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah …………... 9

C. Rumusan Masalah …………... 10

D. Tujuan Penelitian... 11

E. Manfaat Penelitian... 11

F. Paradigma Penelitian……… 13

G. Anggapan Dasar... 14

H. Hipotesis Penelitian………. 14

I. Definisi Operasional………. 15

BAB II MEDIA ANIMASI BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 7 BANDUNG……… 18

A. Hakikat Menulis…... 18

1. Definisi Menulis………... 18

2. Unsur Menulis………... 20


(2)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

4. Manfaat Menulis... 24

5. Asas Menulis………... 26

6. Tahapan Menulis………... 27

7. Keterampilan Menulis Narasi …………..………. 29

a. Pengertian Narasi ………... 30

b. Ciri Tulisan Narasi ……… 31

c. Unsur Pembentuk Narasi……… 32

d. Penggolongan Narasi………. 37

e. Beberapa Bentuk Khusus Narasi……… 38

B. Hakikat Berpikir ... 39

1. Definisi Berpikir……… ... 39

2. Proses Berpikir………..……… 40

3. Perkembangan Kognitif………. 41

4. Berpikir Kreatif……….. 45

C. Media Pembelajaran……… 46

1. Pengertian Media Pembelajaran ………. 46

2. Manfaat Media Pembelajaran………. 49

3. Fungsi Media Pembelajaran... 52

4. Ciri-ciri Umum Media Pembelajaran ... 56

5. Jenis Media Pembelajaran ……… 58

a. Media Pembelajaran Multimedia ………...………... 61

1) Definisi Animasi ………... 63

2) Jenis Animasi ……… 65

D. Hakikat Pendidikan Karakter ……….. 66

1. Pengertian Karakter……… 67

2. Pengertian Pendidikan Karakter……….. 68

3. Nilai Karakter………. 70


(3)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

5. Cara Mengevaluasi Pendidikan Karakter……… 80

E. Pembelajaran Menulis Narasi dengan Menggunakan Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter ………. 81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 86

A. Metode Penelitian ... 86

B. Desain Penelitian ... 87

C. Lokasi Penelitian ... 87

D. Populasi dan Sampel ………. 87

E. Prosedur Penelitian ... 88

F. Teknik Pengumpulan Data... 89

G. Teknik Pengolahan Data ... 97

BAB IV KAJIAN KARANGAN NARASI KARYA SISWA SEKOLAH DASAR ………... 101

A. Deskripsi Karangan Siswa Sekolah Dasar ………... 101

1. Karangan 1 Karya Anya Levka……….. … 101

2. Karangan 2 Karya Frieska Septi ……… 102

3. Karangan 3 Karya Rihadatul ……….. 103

4. Karangan 4 Karya Nurul Fadhilla ………...… 104

B. Analisis Karangan Narasi Karya Siswa Secara Umum ……… 105

1. Karangan 1 Karya Anya Levka………..… 105

2. Karangan 2 Karya Frieska Septi ……… 108

3. Karangan 3 Karya Rihadatul ……….. 110

4. Karangan 4 Karya Nurul Fadhilla ………...… 112

C. Pembahasan Karangan Narasi Karya Siswa Sekolah Dasar Secara Umum ………... 114

D. Penyusunan Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter ……… 118


(4)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN …… 122

A. Deskripsi Hasil Pengolahan Data ……… 122 1. Analisis Uji Data Rata – Rata Prates Kemampuan

Menulis Karangan Narasi ………... 123 a. Uji Normalitas dan Homogenitas ………. 124 b. Uji Kesamaan Rata –Rata Data Prates ……… 126 2. Analisis Uji Data Rata – Rata Postes kemampuan

Karangan Narasi ………. 127 a. Uji Normalitas dan Homogenitas ………. 128 b. Uji Perbedaan Rata –Rata Postes ……… 126 B. Deskripsi dan Analisis Kemampuan Menulis Siswa Dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ……… 131 C. Analisis Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas

Eksperimen ……… 136

D. Pembahasan Hasil Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas 5 SD Muhammadyah Bandung dengan Menggunakan

Media Animasi ………... 215 E. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

dengan Menggunakan Media Animasi Berorientasi

Pedidikan Berkarakter ………... 217 F. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi dengan Menggunakan Media Animasi Berorientasi

Pendidikan Karakter ……….. 218

G. Analisis Hasil Pengamatan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Narasi Menggunakan Media


(5)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi H. Hasil Wawancara Guru Tentang Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi dengan Menggunakan Media Animasi

Berorientasi Pendidikan Karakter ……….. 234 I. Deskripsi Respon Siswa Terhadap Tayangan Animasi

Berorientasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Menulis Narasi ……… 234

J. Analisis Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Narasi Menggunakan Media Animasi Berorientasi

Pendidikan Karakter ……… 243 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………. 246 B. Saran ………... 249

DAFTAR PUSTAKA ………. 251

LAMPIRAN


(6)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak memasuki sekolah dasar hingga perguruan tinggi siswa selalu dihadapkan dengan kegiatan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Menulis menurut Tarigan (2008:22) menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Dengan menguasai keterampilan menulis siswa mampu mengungkapkan gagasan, pikiran sehingga berdampak pada prestasi akademik. Asumsinya, pengungkapan tersebut merupakan perwujudan dari peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa terhadap berbagai hal yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Menulis penting dalam dunia pendidikan karena memudahkan siswa berpikir kritis. Namun, dalam praktiknya kegiatan tersebut masih dirasa tidak mudah oleh siswa.

Bila diamati, melalui menulis seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan. Hernowo (Sukino, 2010:9) mengutarakan keuntungan menulis untuk diri sendiri, memperjelas dan merangsang pikiran.


(7)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Leonhardt (Sukino, 2010:9) mengungkapkan menulis membantu mengatasi trauma masa lalu. Kebiasaan membuat catatan harian atau berusaha memfokuskan pengalaman ke dalam cerpen atau puisi, bisa menjadi bagian dari pemulihan trauma seseorang. Pennebaker (Hernowo, 2004:38) menegaskan bahwa menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang dialami menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik. Dengan demikian, menulis berpotensi untuk menemukan jati diri seseorang sekaligus menjadi obat untuk memulihkan trauma masa lalu.

Di zaman modern ini penguasaan keterampilan menulis menjadi penting. Tulisan dipergunakan orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta memengaruhi orang lain. Bahkan sebuah ungkapan (Tarigan, 2008: 25) menyebutkan kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut yang diukur dari kualitas dan kuantitas hasil percetakan yang terdapat di negara tersebut.

Meskipun menulis lekat dengan kehidupan sehari-hari, sampai hari ini keterampilan menulis masih menyisakan persoalan. Beberapa penelitian bahkan memperlihatkan bukti bahwa masih banyak masyarakat di Indonesia yang mengalami kesulitan mengutarakan gagasannya dalam tulisan. Nurjanah (2005:3) juga mengemukakan bahwa menurut penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ismail, ternyata keterampilan menulis siswa di Indonesia paling rendah di Asia. Menurut Suparno (2009:1.4) hal itu juga diperburuk oleh sebuah survei terhadap guru bahasa


(8)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indonesia yang mengungkapkan bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai guru adalah menulis. Kalau saja guru tidak menyukai kegiatan tersebut dan tidak melakukannya bagaimana dengan muridnya. Ini seolah membuktikan bahwa kenyataannya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung khususnya belum memuaskan. `Tidak jarang siswa bingung apabila ditugaskan menulis tidak terkecuali menulis karangan narasi bahkan terkadang mereka terkesan terbebani dengan tugas tersebut. Padahal menulis karangan narasi bagi siswa sekolah dasar berperan melatih daya kreativitas dan imajinasi siswa. Hal ini sejalan dengan karakteristik siswa sekolah dasar yang cenderung senang berkhayal dan meniru. Dari khayalan dan imajinasi itu siswa dilatih untuk menuangkannya ke dalam satu bentuk cerita yang berkaitan pengalaman nyatanya kemudian dipertanggungjawabkan sebagai salah satu tugas yang diberikan guru, baik di dalam kelas maupun di rumah.

Hal itu sesuai dengan standar kompetensi menulis yang terdapat dalam KTSP 2006 yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog sederhana dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Namun, dalam pelaksanaannya mereka mengalami kebuntuan dalam menuangkan gagasan, menentukan pilihan kata yang tepat sehingga seringkali mengulang kata-kata yang sama. Menurut Graves (Suparno,


(9)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2009:1.4) seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis.

Pendapat itu ditegaskan Sukino (2010:6) yang mengatakan tidak jarang seseorang berhenti menulis setelah menuangkan ide dalam paragraf atau kalimat pertama disebabkan kebingungan, frustasi untuk melanjutkan tulisannya. Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diuraikan Kusmayadi (2011:13) banyak siswa yang tidak mau menulis bukan karena tidak pernah mencoba menulis melainkan merasa gagal dalam menghasilkan tulisan yang bermutu. Hal ini sebagai bukti bahwa mengomunikasikan ide dengan bahasa tulis tidak semudah mengomunikasikan ide dengan bahasa lisan.

Iskandarwassid (2009:248) juga mengungkapkan dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Penyebabnya karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan.

Hadi (Sukino, 2010:7) mengemukan hanya lima persen faktor bakat yang memengaruhi seseorang sukses menjadi penulis, sembilan puluh persen kerja keras, dan lima persen keberuntungan. Dari penjelasan di atas jelas kemahiran menulis diperoleh melalui praktik yang terus menerus dan waktu yang tidak sebentar.

Tidak bisa dipungkiri persoalan dalam keterampilan menulis dipengaruhi oleh beberapa faktor tidak terkecuali dari pengajar yang tidak mampu memotivasi siswa


(10)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan metode pengajaran konvensional yang tidak dapat memunculkan minat siswa terhadap pembelajaran menulis. Menurut Ariani (2010:4) sekitar 80 % siswa mengomentari bahwa metode ceramah yang cenderung sentralistik dari guru di kelas cenderung sangat membosankan sekalipun sudah bertendensi berorientasi siswa terkesan formal dan sangat minim prosentase daya serap materi dan atensi peserta didik.

Untuk itu dibutuhkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang diharapkan dapat mempertinggi proses belajar dan hasil belajar siswa. Dengan pemanfaatan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sadiman (1986:17-18) media pendidikan berguna untuk (1) menimbulkan kegairahan belajar; (2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; (3) memungkinkan anak didik belajar secara individual menurut kemampuan dan minatnya.

Berdasarkan hal itu semestinya guru mampu menggunakan bahkan membuat media pembelajaran untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hernowo (2006:89) guru dituntut untuk membuat rancangan pembelajaran yang dinamis, yaitu rancangan pembelajaran dengan melibatkan kreativitas guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa. Dengan demikian siswa akan berminat untuk mempelajari materi tersebut.

Di masa ini teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat dan tidak bisa dipungkiri merangsang guru untuk merancang pembelajaran yang inovatif, menarik,


(11)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan menyenangkan. Menurut Arsyad (2010:viii) bahwa para guru harus berusaha untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Cara ini dapat membantu guru dalam memberikan penjelasan. Selain menghemat waktu, penjelasan yang disampaikan guru lebih mudah dimengerti oleh murid, menarik, membangkitkan motivasi belajar. Pembelajaran seperti ini menghasilkan perolehan pengetahuan dan pemahaman lebih dari 50 % dan dapat dikatakan pembelajaran cukup berhasil. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya dengan mengusung judul “Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung”.

Pemanfaatan media animasi dalam pembelajaran menulis karangan narasi diharapkan memperjelas pengajaran, memotivasi siswa, dan menciptakan pembelajaran yang tidak monoton. Hamalik (Arsyad, 2002:15) mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan, minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penelitian berkaitan dengan pemanfaatan media dalam pembelajaran menulis sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yakni ; (1). Adroni, mahasiswa SPs


(12)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2007 yang mengangkat judul “Penggunaan Media Gambar Bagi Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Cerpen”, dan (2). Mulyati, mahasiswi SPs Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011 yang mengangkat “Penggunaan Media Film Fiksi Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyati disebutkan pembelajaran menulis narasi menggunakan media film fiksi memberikan peningkatan hasil belajar pada siswa kelas VII-2 SMP 3 Bandung sebesar 78,553 sebelumnya hanya berkisar 65,079. Serupa juga dengan hasil penelitian yang dibuat oleh Adroni menyatakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa mencapai 31,75 % dari sebelumnya yang mencapai 17,44 %. Ini menunjukan pembelajaran menulis dengan menggunakan media penting dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan dan kemampuan siswa.

Pemilihan media animasi yang merupakan penggabungan, gambar, warna, grafis, visual, dan audio dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa sekolah dasar menurut penulis dapat memunculkan daya tarik siswa sekolah dasar. Secara umum siswa sekolah dasar lebih mudah menangkap pesan visual dengan gambar yang berwarna daripada hitam putih. Hal ini seperti yang ditegaskan Jensen (2008 : 92) bahwa penyampaian pelajaran menjadi lebih bersahabat dengan otak melalui tampilan visualisasi media seperti objek, foto, grafik, diagram, film, segmen video, pajangan pengumuman, dan warna. Pentingnya sebuah visualisasi dijelaskan oleh sejumlah ilmuwan neurologi (Jensen, 2008:91) dengan argumen-argumen


(13)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berikut ini. (1) Otak memiliki bias atensi untuk hal-hal yang sangat kontras dan baru; (2) 90 persen dari masukan sensori otak ialah dari sumber-sumber visual ; dan (3) otak mempunyai respons yang segera dan primitif terhadap simbol, ikon, dan gambar-gambar sederhana lainnya.

Pemanfaatan media animasi yang merupakan bagian dari multimedia diharapkan dapat membantu proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat berkreativitas mengoptimalkan kognitifnya. Namun begitu, animasi yang digunakan yakni berorientasi pendidikan karakter yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebaikan seperti peduli lingkungan, displin, dan peduli sosial sehingga diharapkan siswa akan memiliki sikap demikian. Berdasarkan hal itu pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter akan mengembangkan kognitif dan psikologi. Di masa sekarang ini, pendidikan karakter penting diajarkan dan dibiasakan kepada peserta didik berawal dari keluarga dan berlanjut ke sekolah. Banyaknya persoalan yang terjadi pada peserta didik seperti tawuran dan penggunana narkotika membuat pendidikan karakter harus segera dilaksanakan.

Pendidikan karakter menurut Samani (2011:44) didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhan. Pendidikan karakter yang dikenal sebagai pendidikan budi pekerti bertujuan


(14)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meningkatkan kecerdasan emosi siswa yang akan mengantarkannya pada kesuksesan hidup.

Pendidikan karakter tersebut yang akhirnya dituangkan dalam bentuk cerita dalam media animasi. Adapun animasi berorientasi pendidikan karakter dibuat dengan menggunakan program perangkat lunak Adobe Flash. Meski demikian penggunaan media dalam pembelajaran seyogyanya bersinergis dengan pengelolaan kecerdasan siswa. Media yang dipilih hendaknya dapat mengasah kecerdasan, dan kompetensi siswa. Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Pendidikan Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB I, Pasal I, yaitu bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Masalah kemampuan menulis karangan narasi

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks karena menuntut wawasan yang luas, penguasaan kebahasaan. Untuk menguasai keterampilan menulis diperlukan waktu dan latihan yang terus menerus.


(15)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kenyataannya siswa seringkali bingung menuangkan gagasannya menulis karangan narasi. Siswa seringkali sulit mengemukakan idenya dan memilih kata-kata.

b. Masalah media pembelajaran menulis

Pembelajaran menulis di kelas umumnya monoton. Metode yang digunakan hanya berpedoman pada buku teks dan ceramah. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memupuk keaktifan belajar dan membangun siswa berpikir kreatif. Oleh karena itu, guru profesional seharusnya dapat merancang media bermanfaat, bermakna, dan praktis dalam penggunaannya. Salah satu media yang dipilih untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis narasi khususnya adalah media animasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis karangan narasi siswa sekolah dasar? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan

menggunakan media animasi yang berorientasi pendidikan karakter pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung?


(16)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Apakah media animasi berorientasi pendidikan karakter dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung?

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Muhammadiyah yang pembelajarannya menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dengan pembelajaran terlaku? 5. Bagaimanakah profil kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SD

Muhammadiyah 7 Bandung yang pembelajarannya menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. kemampuan siswa sekolah dasar dalam menulis karangan narasi;

2. pelaksanaan penggunaan media animasi yang berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung;

3. peningkatan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung yang pembelajarannya menggunakan media animasi yang berorientasi pendidikan karakter;


(17)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung yang pembelajarannya menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dengan pembelajaran terlaku;

5. kemampuan siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung dalam menulis karangan narasi yang pembelajarannya menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak sebagai berikut.

1.Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan menambah khasanah pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi khususnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pembelajaran menulis karangan narasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi.

2.Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut:


(18)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui rangsangan media animasi;

2) meningkatkan kualitas kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi melalui pemanfaatan media animasi;

3) memberikan peluang penelitian lanjutan atau sejenis untuk menemukan dan meningkatkan hasil penelitian yang lebih beragam.

F. Paradigma Penelitian

Kajian Teoretis Masalah Kajian Empiris

Perumusan Masalah

Penyusunan Rancangan Media Animasi Berorientasi Pendidikan

Karakter


(19)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G. Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

2. Media animasi yang berorientasi pendidikan karakter yang merupakan bagian dari media pembelajaran dapat merangsang kreativitas dan imajinasi siswa dalam menulis karangan narasi sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menulis karangan.

Prates Kelas Kontrol Prates Kelas

Eksperimen

Menggunakan Media Gambar

Menggunakan Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter

Pascates Kelas Kontrol Pascates Kelas

Eksperimen

Analisis Data

Hasil


(20)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai kehidupan yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

4. Nilai-nilai pendidikan karakter dapat menumbuhkan kecerdasan emosi siswa.

H. Hipotesis Penelitian

H1 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi

antara pembelajaran dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dengan pembelajaran terlaku.

H0 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi antara

pembelajaran dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dengan pembelajaran terlaku.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Media animasi adalah gabungan visualiasi gambar berwarna, grafik, yang dibuat seolah-olah hidup. Hal ini yang membuat animasi lebih lengkap dibandingkan dengan media gambar. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru sering menggunakan media pembelajaran. Tujuannya tak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dilihat dari perkembangannya, media animasi media pembelajaran yang modern karena menggunakan komputer dalam proses kerjanya. Penggunaan media animasi sebagai alat bantu pembelajaran diharapkan akan


(21)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dampaknya siswa akan tertarik, termotivasi untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu media animasi akan memberikan stimulasi dan pengalaman baru kepada siswa dengan harapan akan meningkatkan kualitas belajar siswa. Adapun animasi yang digunakan mengandung sebuah cerita yang memiliki alur, plot, latar, dan tokoh. Media animasi ini akan menjadi alat bantu bagi siswa untuk menemukan ide, berfikir kreatif, dan kemudian mengembangannya dalam sebuah karangan narasi. Adapun pemanfaatan media animasi berorientasi pendidikan akrakter dalam pembelajaran menulis narasi digunakan pada kelas ekperimen khususnya siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung.

2. Karakter merupakan nilai yang tertanam dalam diri kita yang diwujudkan melalui sikap seseorang. Karakter dibentuk melalui pendidikan di lingkungan rumah dan sekolah secara berkesinambungan. Apabila sedari dini anak diajarkan dan dibiasakan karakter yang baik maka kelak ia tumbuh dengan karakter baik pula begitu juga sebaliknya. Orang tua dan guru seyogyanya berperan menanamkan hal itu. Orang tua menanamkan karakter di rumah sedangkan guru menanamkan karakter di sekolah. Di sekolah guru seyogyanya tidak hanya memberikan pengetahuan namun membiasakan siswa untuk berkarakter baik. Di sekolah guru secara terus menerus harus memberikan pengetahuan karakter pada siswa dan mengarahkan mereka agar bersikap dengan karakter baik. Proses tersebut bila dibiasakan lambat laun akan terpatri dalam diri siswa. Adapun cara untuk


(22)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memberikan pengetahuan karakter adalah lewat materi ajar guru. Materi ajar dirancang guru dengan memasukan unsur karakter di dalamnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat usia siswa. Dalam hal ini, materi ajarnya untuk pembelajaran menulis narasi. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi digunakanlah media animasi. Media tersebut berisi cerita yang karakter yakni disiplin, peduli sosial, dan peduli lingkungan. Dengan demikian, pengetahuan siswa akan karaker bertambah dan nantinya akan membawa dampak baik pada sikap siswa dalam keseharian.

3. Pembelajaran menulis karangan narasi merupakan suatu proses belajar seseorang untuk mengomunikasikan ide, gagasannya dalam bentuk karangan narasi. Menulis narasi melibatkan imajinasi, berpikir kreatif. Dalam menulis narasi ada unsur yang patut diperhatikan alur, tema, latar, dan tokoh. Pembelajaran menulis narasi seyogyanya dikuasai siswa. Kemampuan menulis diyakini akan memberikan dampak baik bagi prestasi siswa di sekolah. Meski demikian menulis membutuhkan kemauan, dan latihan yang terus menerus. Dalam penelitian ini, kemampuan menulis narasi yang dimaksud adalah kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung.


(23)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung


(24)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung


(25)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MEDIA ANIMASI BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 7 BANDUNG


(26)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu TESIS

oleh MAYA DEWI KURNIA

NIM 1004850

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA


(27)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BANDUNG


(28)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung


(29)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan pemerolehan data penelitian. Adapun hal yang dimaksud meliputi metode penelitian, sumber data (populasi dan sampel), instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan prosedur penelitian. Untuk lebih jelasnya, hal tersebut akan diuraikan dibawah ini.

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang ditempuh mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitiannya yakni kuasi eksperimen.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen karena yang menjadi subjek penelitian adalah manusia yakni kemampuan siswa kelas v sekolah dasar dalam pembelajaran menulis narasi. Manusia sebagai subjek penelitian tentunya tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Damaianti (2006:23) metode kuasi eksperimen dipandang relevan digunakan karena memiliki ciri; (1) terpusat pada pemecahan masalah yang aktual, dan (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.


(30)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B.Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain nonequivalent control group pretest-posttest. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.

(Sugiyono, 2011:118)

O1 = nilai prates (sebelum diberi pelakuan) kelompok eksperimen

O2 = nilai postes (setelah diberi perlakuan) kelompok eksperimen

O3 = nilai prates (sebelum diberi perlakuan) kelompok kontrol

O4 = nilai postes (setelah diberi perlakuan) kelompok control

E = Kelas Eksperimen K = Kelas Kontrol

C.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 7 Bandung kelas V yang terletak di Jalan Kadipaten, Antapani.

D.Populasi dan Sampel Type equation here.

E=O1 x O2 K=O3 x O4


(31)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung tahun ajaran 2011-2012 yang terdiri dari empat kelas. Sampel menurut Sugiyono (2011: 81) bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun sampel yang diambil sebanyak dua kelas satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kelas eksperimen terdiri dari 33 siswa dan kelas kontrol terdiri dari 32 siswa. Kedua kelas tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan kemampuan siswa yang tidak jauh berbeda.

E.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru yang mengajar bahasa Indonesia untuk memperoleh informasi tentang (a) pelaksanaan keterampilan menulis narasi, (b) hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis narasi.

2. Merancang media animasi berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis narasi

3. Menyusun rencana penelitian 4. Melakukan uji instrumen penelitian

5. Memberikan prates pada kelas kontrol dan kelas eksperimen 6. Menggunakan media animasi pada kelas eksperimen


(32)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8. Menggunakan uji normalitas, homogenitas, uji t, uji Man-Whitney.

F.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan tes. Adapun teknik pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tes

Tes dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis narasi siswa, baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis karangan narasi sedangkan kelas kontrol menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Adapun kriteria penilaian dari karangan narasi berdasarkan unsur narasi sebagai pembentuknya yakni fakta cerita berupa alur, tokoh, latar, sudut pandang, tema, dan bahasa. Hal tersebut akan diuraikan di bawah ini.

a. Tema : makna cerita mengandung unsur karakter yang dikembangkan yakni disiplin, peduli sosial, dan peduli lingkungan.


(33)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Alur : merangkai peristiwa secara logis, memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Alur juga memiliki kejutan.

c. Tokoh : tokoh berperan sebagaimana kehidupan manusia. Tokoh memiliki kemiripan dengan kehidupan manusia yang sesungguhnya.

d. Latar : menampilkan latar tempat dan waktu secara jelas. e. Sudut pandang: menyajikan sudut pandang secara jelas.

f. Bahasa : penggunaan pilihan kata dan kalimat yang tepat dalam menuliskan karangan.

Berikut Tes Karangan Narasi A. Instruksi

Tulislah sebuah karangan narasi dengan tema pengalaman pribadi yang isinya mengandung nilai kebaikan disiplin, peduli sosial, dan peduli lingkungan. B. Petunjuk umum

1. Penulisan karangan memperhatikan unsur-unsur pembangun karangan narasi (alur, tokoh, latar, dan sudut pandang)

2. Panjang karangan narasi paling sedikit setengah halaman kertas folio. 3. Bahasa yang digunakan hendaknya sesuai dengan kaidah EYD. 4. Alokasi waktu penulisan adalah 60 menit.

5. Pekerjaan ditulis tangan dengan rapi dan jelas 6. Tulislah terlebih dahulu nama, hari/tanggal. 7. Berdoalah sebelum mengerjakannya.

Di bawah ini adalah pedoman penilaian karangan narasi dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter yang diadaptasi dari Nurgiyantoro dan Sumiyadi, Stanton.

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Karangan Narasi Aspek yang

Dinilai

Kriteria dan Skor


(34)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kelengkapan

unsur narasi

Memuat : 1. judul; 2. narasi; 3. nama

Pengarang.

Memuat tiga aspek namaun tidak lengkap misalnya judul tidak singkat, tidak menarik, dan tidak menimbulkan rasa ingin tahu.

Hanya memuat dua sub aspek.

Hanya

memuat satu sub aspek. Kelengkapan Unsur Knstrinsik karangan Narasi Memuat:

1. fakta cerita (alur, tokoh, latar);

2. sarana cerita (sudut

pandang); 3. pengembangan

tema yang relevan

dengan judul. Tema

mengandung unsur karakter seperti

disiplin, peduli sosial, dan peduli

lingkungan.

Memuat tiga sub aspek namun tidak lengkap

misalnya fakta cerita hanya memuat alur dan tokoh saja.

Hanya

memuat dua sub aspek.

Hanya

memuat satu sub aspek.

Keterpadu an unsur narasi

Struktur narasi disusun dengan memperhatikan: 1.Kaidah plot

(kelogisan, kejutan, rasa ingin tahu) dan penahapan alur;

2. dimensi tokoh; 3. dimensi latar.

Memuat ketiga sub aspek namun tidak lengkap misalnya alur logis namun tidak memiliki kejutan.

Hanya

memuat dua sub aspek misalnya terdapat alur dan tokoh

Hanya

memuat satu sub aspek.


(35)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu penggunaan

Bahasa

1.kaidah EYD; 2.pilihan kata; 3.keajegan

penulisan.

ketiga sub aspek namun tidak lengkap misalnya kebanyakan kesalahan kaidah EYD

memuat dua sub aspek

memuat satu sub aspek

Skor siswa = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

Keterangan 4= Sangat Baik 3= Baik

2=Cukup 1=Kurang

2.Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara sebagai upaya mengumpulkan data. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung khususnya kelas Shollahuddin, sebagai kelas eksperimen. Dengan wawancara diharapkan dapat mengungkapkan jawaban yang mendalam dari siswa tentang penggunaan media animasi berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis narasi. Selain itu juga wawancara dilakukan


(36)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada guru. Adapun wawancara yang digunakan peneliti menggunakan wawancara terbuka. Adapun pedoman wawancara yang digunakan peneliti sebagai berikut.

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Guru No. Pertanyaan

1. Apakah menurut Bapak/Ibu siswa mengalami kesulitan menulis karangan narasi?

2. Apakah menurut Bapak/Ibu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan menulis karangan narasi?

3. Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan siswa menulis karangan narasi?

4. Apakah media atau metode yang digunakan Bapak/Ibu selama ini dalam pembelajaran menulis karangan narasi?

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Siswa No. Pertanyaan

1. Bagaimanakah tanggapan Anda tentang tayangan animasi tersebut? 2. Apakah Anda senang menyaksikan tayangan animasi itu?

3. Apakah menurut Anda tayangan animasi itu menambah wawasan?

4. Apakah menurut Anda tayangan animasi itu membantu menemukan ide karangan?

5. Apakah menurut Anda pesan yang terdapat dalam tayangan animasi tersebut?


(37)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peneliti menggunakan observasi dalam upaya mengumpulkan data yakni dengan cara mengamati tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis narasi dan penggunaan media pembelajaran. Keseluruhan pengamatan ini dilakukan saat proses kegiatan berlangsung. Berikut adalah pedoman observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan SIswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan menggunakan Media Animasi Berorientasi Pendidikan

Karakter Hari, tanggal pengamatan :

Materi Pelajaran Pertemuan ke- Petunjuk

Dibawah ini disajikan pernyataan aspek yang diobservasi dalam kegiatan pembelajaran. Berilah tanda centang (  ) ada pilihan sebagai berikut: Ya dan Tidak.

No. Pernyataan Penilaian Keterangan


(38)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Kegiatan awal pembelajaran yang

dilakukan guru dan siswa. Guru:

a.mengucapkan salam; b.menanyakan kabar siswa; c.menanyakan kehadiran siswa;

d.melakukan kegiatan apersepsi dengan menanyakan kepada seluruh siswa yang jarang dan sering menulis karangan cerita. Siswa yang sering menulis karangan cerita diminta berbagi alasan tentang ketertarikannya menulis;

e.menjelaskan tujuan pembelajaran; f.bertanya kepada siswa tentang kendala

yang dialami siswa dalam menulis karangan narasi.

Siswa:

a. menjawab salam guru;

b.memberikan keterangan tentang absensi;

c.merespons apersepsi guru;

d.menyampaikan pengalaman tentang kegiatan menulis;

e.menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran;

f.menyampaikan kesulitan yang dihadapi ketika menulis karangan narasi.


(39)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Kegiatan inti pembelajaran yang

dilakukan guru dan siswa. Guru:

a.meminta siswa agar berlaku tenang; b.meminta siswa untuk mengamati

tayangan animasi berorientasi pendidikan karakter yang akan ditampilkan;

c.menampilkan media animasi berorientasi pendidikan karakter yang berjudul Alhamdulillah dengan bantuan laptop;

d.meminta siswa menanggapi tayangan animasi yang baru disaksikan;

e.mendorong siswa berpikir kreatif dan mengasah pengetahuan siswa tentang fakta cerita (alur, latar, tokoh) dalam tayangan animasi tersebut;

f.mengajak siswa mencari tahu nilai kebaikan dalam tayangan animasi.; g.menyampaikan materi pembelajaran

menulis karangan narasi tentang definisi dan unsur pembentuknya berdasarkan tayangan animasi tersebut;

h.mengajak siswa berperan aktif dalam pembelajaran menulis narasi dengan menanyakan pemahaman mereka tentang karangan narasi;

i.menunjukkan sikap terbuka atas tanggapan siswa;

j.meminta siswa menuliskan karangan narasi berdasarkan pengalaman mereka.

Siswa:

a.bertindak tenang sesuai yang diinstruksikan guru;

b.menyimak penjelasan guru;


(40)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu .

seksama;

d.menanggapi tayangan animasi berdasarkan pengamatan;

e.memberikan pendapat tentang fakta cerita yang terdapat dalam tayangan animasi;

f.mengemukakan pendapat tentang nilai yang terdapat dalam tayangan animasi tersebut;

g.menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran menulis karangan narasi;

h.berdiskusi mengemukakan pengetahuan mereka tentang unsur narasi;

i.mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan tentang narasi;

j.menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman.

3. Kegiatan akhir pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.

Guru:

a.melakukan evaluasi pembelajaran; b.bersama melakukan reflektif

pembelajaran;

c.membimbing siswa untuk membuat simpulan pembelajaran;

d.mengumpulkan tugas karangan siswa. Siswa:

a.menyimak penjelasan guru b.melakukan reflektif pembelajaran;


(41)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu c.membuat simpulan pembelajaran;

d.mengumpulkan tugas karangan.

Observer (………) G.Teknik Pengolahan Data

Setelah data penelitian diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Pengolahan data menggunakan uji statistik dengan dibantu Mircosoft Excel dan SPSS 18. Data yang diperoleh merupakan hasil evaluasi proses dan evaluasi hasil terhadap media yang dirancang. Evaluasi proses (selama pelaksanaan pembelajaran) dilakukan melalui pengamatan secara intensif terhadap kegiatan guru dan respons siswa. Hasil pengamatan dan pencatatan dilakukan dengan metode deskriptif analitis. Adapun langkah-langkah pendekatan

Selanjutnya adalah membahas data hasil kemampuan menulis karangan narasi pada teknik uji-t namun terlebih dahulu diawali dengan pengujian lain, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan dengan uji nonparametrik, yakni menggunakan uji Mann-Whitney U untuk mengetahui keberartian perbedaan perlakuan pada dua buah sampel bebas yang diambil dari satu atau dua buah populasi. Cara statistik digunakan untuk menganalisis data yang berasal dari teknik pengukuran yang dikumpulkan dengan instrumen tes hasil belajar.


(42)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Uji normalitas data kedua kelompok dengan menggunakan uji chi kuadrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi hasil tes. Rumus yang digunakan, yaitu :

2 =(0� − �ᵢ)²

�ᵢ

k = banyaknya kelas interval dari daftar distribusi frekuensi Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi teoritis yang diharapkan

Hipotesis yang diujinya adalah : H0 : data berasal dari distribusi normal

Hα : data tidak berasal dari distribusi normal Kriteria pengujiannya, yaitu :

- Jika x2 hitung < x2(1-α) (k-3) maka terima H0

- Jika x2hitung ≥ x2(1-α) (k-3) maka tolak H0

Sudjana (1996:250)

2. Uji homogenitas dua varians melalui uji F. Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varians, yaitu :

=� � � � �

� � � � � �

Hipotesis yang diujikan adalah :

H0 : �12 = �22, varians populasi adalah identik H0 : �12 ≠ �22, varians populasi adalah tidak identik


(43)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kriteria pengujiannya yaitu :

- Jika F hitung < F(1/2α) (dk1,dk2) maka terima H0

- Jika F hitung ≥ F(1/2α) (dk1,dk2) maka tolak H0

Sudjana (1996:250)

3.Uji kesamaan dua rata-rata melalui uji t-tes. Jika data berdistribusi normal dengan jumlah anggota sampel n1= n2 dan variansnya homogen, rumus yang digunakan

sebagai berikut :

= −

2 1 �1 +

1 �2

Jika data berdistribusi normal dengan n1 = n2 dan variansinya tidak homogen,

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut = 1− 2

1 2

�1+ 2 2

�2

Kriteria pengujian tetap sama yang membedakan adalah dk = n1 -1 atau n2 – 2


(44)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian serta analisis keefektivan media animasi berorientasi pendidikan karakter untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung. Adapun Penelitian tersebut dilakukan di dua kelas, yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Kelas kontrol mendapatkan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter. Untuk memudahkan dalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel dan Sofware SPSS 18.

A.Deskripsi Hasil Pengolahan Data

Adapun data yang diolah dalam penelitian ini meliputi skor prates dan postes menulis karangan narasi siswa kelas V Muhammadiyah 7 Bandung baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Akantetapi, sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif data skor prates dan postes kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung.


(45)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 5.1

Statistik Deskriptif Skor Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Tes

Kelas Kontrol yang Menggunakan Media Gambar

Kelas Eksperimen yang Menggunakan Media Animasi

Berorientasi Pendidikan Karakter

N � ��� � N � ���

Prates 32 55 95 75,14 33 60 95 78,03

Postes 32 60 95 76,88 33 70 95 86,67

Skor Maksimal Ideal: 100

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan awal menulis karangan narasi siswa kelas eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan kelas kontrol, perbedaannya sekitar 2,89. Perbedaan tersebut sesungguhnya tidak terlalu mencolok. Namun setelah pembelajaran dilaksanakan rata-rata skor postes kemampuan menulis karangan narasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, perbedaan rata-rata sekitar 9,79. Hal tersebut membuktikan bahwa skor rata-rata kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan animasi berorientasi pendidikan karakter kelas eksperimen lebih besar secara statistik jika dibandingkan dengan kelas kontrol.

1.Analisis Uji Data Rata-rata Prates Kemampuan Menulis Karangan Narasi Adapun untuk menguji bahwa tidak adanya perbedaan signifikan terhadap kemampuan awal menulis karangan narasi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen sebelum pembelajaran maka dilakukan uji kesamaan rata-rata hasil prates. Jenis statistik uji kesamaan rata-rata yang digunakan yakni uji normalitas


(46)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebaran data dan homogenitas varians. Apabila data memenuhi syarat normalitas dan homogenitas maka uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan Uji-t, sedangkan, jika data normal tapi tidak homogen uji kesamaan rata-rata yang digunakan yakni Uji-t’. Namun jika data tidak memenuhi syarat normalitas, uji kesamaan rata-rata menggunakan Uji Non-Parametrik, Uji Mann-Whitney.

a. Uji Normalitas dan Homogenitas

Data dalam penelitian ini terdiri dari 33 data di kelas eksperimen dan 32 data di kelas kontrol. Oleh karena data di masing-masing kelas lebih dari 30 maka untuk menguji normalitas populasi skor prates digunakan uji kenormalan Shapiro-Wilk, dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria penolakan yaitu Ho ditolak jika p-value lebih kecil dari α. Hasil uji normalitas dengan bantuan software SPSS 18 disajikan dalam tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2

Hasil Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Menulis Karangan Narasi Aspek

Kemampuan

Kelompok Shapiro-Wilk

Kesimpulan Keterangan Statistic Df Sig.

Menulis Karangan Narasi

Eksperimen 0,939 33 0,063 Terima H0 Normal

Kontrol 0,965 32 0,366 Terima H0 Normal

Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa nilai p=value (sig.) dari kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen untuk aspek kemampuan menulis menulis karangan narasi adalah 0,366 dan 0,063. Nilai ini lebih besar dibandingkan


(47)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

taraf signifikansi α = 0,05, artinya H0 yang menyatakan bahwa data berdistribusi

normal diterima. Dengan demikian, kemampuan menulis karangan narasi di kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji homogenitas. Adapun hasil uji homogenitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3

Hasil Uji Homogenitas Data Prates Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Pretes_Narasi Based on Mean .000 1 63 .984

Based on Median .066 1 63 .798

Based on Median and with adjusted df

.066 1 62.666 .798

Based on trimmed mean .001 1 63 .981

H0: Variansi data homogen

Dari Tabel 5.3 diketahui bahwa nilai signifikasi adalah 0,984. Hal itu berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari signifikasi α = 0,05, artinya H0 yang menyatakan

bahwa variansi data homogen diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan kedua kelas tersebut homogen. Selanjutnya, untuk uji kesamaan rata-rata skor prates kemampuan menulis karangan narasi menggunakan uji parametrik yaitu uji t.


(48)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b.Uji Kesamaan Rata-rata Data Prates

Untuk menguji bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal menulis karangan narasi antara kelas eksperimen dan kontrol maka perlu dilakukan uji kesamaan rata-rata skor prates.

Rangkuman hasil perhitungan dari output SPSS 18 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4

Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Prates Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Nilai t df Sig. Kesimpulan

Pretes 1,185 63 0,240 H0 diterima

H0: Tidak ada perbedaan rata-rata prates

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai Sig. uji t sebesar 0,240 untuk kemampuan menulis menulis karangan narasi. Itu berarti nilai signifikansi

kemampuan tersebut lebih besar dibandingkan taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata prates siswa kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil tersebut dapat ditarik simpulan bahwa sebelum eksperimen dilakukan kedua kelompok memiliki kemampuan yang setara dalam menulis karangan narasi.


(49)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk lebih jelasnya mengenai kesamaan rata-rata kemampuan awal menulis karangan narasi pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 5.1

Kemampuan Awal Menulis Karangan Narasi

2.Analisis Uji Data Rata-rata Postes Kemampuan Menulis Karangan Narasi Langkah berikutnya akan dilihat perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi kelas kontrol dan kelas ekperimen setelah dilakukan pembelajaran. Adapun data yang digunakan adalah nilai postes. Sebelum dilakukan uji perbedaan rata-rata postes terlebih dahulu dilihat kenormalan dan homogenitas data rata-rata postes karangan narasi siswa.

73,5 74 74,5 75 75,5 76 76,5 77 77,5 78 78,5

Prates

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


(50)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis uji kesamaan rata-rata hasil postes bertujuan untuk menguji bahwa adanya perbedaan signifikan terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan narasi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen setelah pembelajaran. Jenis statistik uji kesamaan rata-rata yang digunakan dapat diketahui terlebih dahulu dengan melakukan uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians. Jika data memenuhi syarat normalitas dan homogenitas maka uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan Uji-t sedangkan jika data normal tapi tidak homogen uji kesamaan rata-rata menggunakan Uji-t’, dan untuk data yang tidak memenuhi syarat normalitas, uji kesamaan rata-rata menggunakan Uji Non-Parametrik, Uji Mann-Whitney.

a.Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas dan homogenitas sama seperti uji homogenitas dan normalitas sebelumnya. Hasil uji normalitas dengan bantuan software SPSS 18 disajikan dalam tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5

Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Menulis Karangan Narasi Aspek

Kemampuan

Kelompok Shapiro-Wilk

Kesimpulan Keterangan Statistic Df Sig.

Menulis karangan Narasi

Eksperimen 0,862 33 0,01 H0 ditolak Tidak

normal Kontrol 0,913 32 0,14 H0 ditolak Tidak

normal Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal


(51)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dapat dilihat dari Tabel 5.5 bahwa nilai p=value (sig.) dari kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen untuk aspek kemampuan menulis karangan narasi adalah 0,14 dan 0,01. Nilai ini lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi α = 0,05,

artinya H0 yang menyatakan bahwa data berdistribusi normal ditolak. Dengan

demikian, kemampuan menulis karangan narasi di kelas eksperimen dan kontrol tidak berdistribusi normal dan untuk itu perlu dilakukan uji homogenitas.

b. Uji Perbedaan Rata-rata Postes

Uji perbedaan rata-rata skor postes dilakukan untuk menguji bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan menulis karangan narasi pada kelas eksperimen dan kontrol. Namun karena data tidak berdistribusi normal maka uji yang dilakukan menggunakan Mann-Whitney.

Rangkuman hasil perhitungan dari output SPSS 18 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.6

Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Postes Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Test Statisticsa

Postes_Narasi

Mann-Whitney U 245.000

Wilcoxon W 773.000

Z -3.764

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: Kelas


(52)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai Sig. uji Mann-Whitney sebesar 0,000 untuk peningkatan kemampuan menulis menulis karangan narasi. Itu berarti nilai signifikansi peningkatan kemampuan tersebut lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata postes siswa kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil tersebut dapat ditarik simpulan bahwa peningkatan kemampuan menulis karangan narasi antara kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter berbeda dengan kemampuan menulis karangan narasi kelas kontrol dengan menggunakan media gambar. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel di bawah berikut.

Tabel 5.7

Rata-rata Nilai Hasil Postes Menulis Karangan Narasi Aspek Kemampuan Kelas Kontrol

yang menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis karangan narasi Kelas

Eksperiman yang Menggunakan media animasi berorientasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran menulis karangan narasi

Kemampuan Menulis Karangan Narasi

76,875 86,666

Berdasarkan nilai rata-rata dapat disimpulkan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi kelas yang mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter mendapatkan 86,667


(53)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih tinggi dibandingkan kelas yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media gambar sebesar 76,875.

Untuk lebih jelasnya perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V yang pembelajarannya menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dengan pembelajaran menggunakan gambar dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Grafik 5.2

Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi setelah diberi perlakuan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Animasi Berorientasi Pendidikan

Karakter

B. Deskripsi dan Analisis Kemampuan Menulis Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi

65 70 75 80 85 90

Kontrol Eksperimen

Postes Prates


(54)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pelajaran bahasa Indonesia bagi beberapa siswa dianggap pelajaran yang membosankan. Terlebih lagi dalam pembelajaran menulis karangan. Siswa seringkali mengeluh apabila ditugaskan menulis karangan. Berdasarkan pendapat guru dan pengamatan peneliti adapun masalah yang dihadapi siswa dalam menulis karangan yakni bingung dalam memunculkan ide dan juga memilih kosa kata.. Alhasil kata yang digunakan seringkali berulang. Selain itu minimnya penguasaan kosa kata membuat siswa membutuhkan waktu lama untuk menulis karangan. Hal ini berimbas pada Kriteria Kelulusan Minimal(KKM) yang tidak memenuhi standar. Faktor lain yang membuat pembelajaran menulis karangan narasi tidak terlalu disenangi, guru mengakui dalam pengajarannya mengalami kesulitan. Guru kurang menguasai metode dan media yang tepat dalam pembelajaran menulis karangan. Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk menawarkan media pembelajaran dalam pengajaran menulis narasi yang didahului oleh studi pendahuluan.

Studi pendahuluan merupakan tahap pertama dalam penelitian ini. Studi pendahuluan dilakukan dengan melaksanakan wawancara kepada dua guru kelas v SD yang mengampu pelajaran bahasa Indonesia sebelum pembelajaran dilaksanakan. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 11-12 April 2012. Data yang diperoleh adalah mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dan penggunaan metode/media pembelajaran dalam pembelajaran menulis karangan. Wawancara dilakukan dilakukan secara terpisah dengan dua orang wali kelas yang juga mengampu sebagai guru pelajaran bahasa Indonesia.


(55)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 5.8

Hasil wawancara dengan dua guru di SD Muhammadiyah 7 Bandung

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah menurut Bapak/Ibu siswa mengalami kesulitan menulis karangan narasi khususnya?

Guru 1 : Menurut saya siswa kurang latihan sehingga mereka sulit membuat karangan. Yang paling sering dikeluhkan adalah bingung memunculkan ide dan memilih kata-kata.

Guru 2 : Siswa kurang mampu mengembangkan imajinasinya.

2. Apakah menurut Bapak/Ibu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan menulis karangan?

Guru 1 : Menulis membutuhkan latihan. Siswa sepertinya kurang latihan dalam menulis karangan. Selain itu tuntutan KTSP mendorong guru menuntaskan pembelajaran dalam waktu yang telah ditentukan sementara menulis karangan itu proses kegiatan yang memerlukan waktu yang relatif lama.

Guru 2: Faktor guru berperan di dalamnya. Guru bingung dalam mengajarkan menulis karangan kepada siswa dan itu juga yang saya alami. Guru kurang memberikan stimulasi siswa untuk tertarik dengan menulis karangan sehingga siswa tidak menganggap menulis karangan ini memiliki kebermanfaatan.

3. Bagaimanakah menurut Bapak/ibu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan siswa menulis karangan narasi?

Guru 1: Metode pengajaran dalam menulis karangan mungkin harus diperbaiki agar tidak menonton dan membuat siswa tertarik untuk menulis karangan.

Guru 2 : Memberikan keleluasaan waktu bagi siswa untuk mengembangkan idenya. Selama ini siswa mengeluh waktu yang diberikan untuk menulis karangan sedikit. Hal ini terkait dengan tuntutan KTSP yang mendorong guru menuntuskan pembelajaran dengan cepat. Untuk itulah mengembangkan keterampilan menulis karangan dengan latihan yang berkelanjutan.


(56)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Apakah metode dan media

yang digunakan Bapak/Ibu

selama ini dalam

pembelajaran menulis karangan narasi?

Guru 1: Siswa meminta siswa ke luar ruangan kemudian mencari inspirasi dan menulis karangan.

Guru 2 : Media yang biasa digunakan yakni gambar, itu juga berasal dari buku pelajaran. Cara lain dengan meminta siswa keluar kelas untuk membantu mereka menemukan ide karangan.

Berdasarkan hasil wawancara untuk pertanyaan pertama, kedua guru bersepakat bahwa menulis karangan dirasakan sulit oleh siswa. Mereka kesulitan dalam menulis karangan narasi khususnya karena memerlukan pemikiran yang mendalam untuk membangun ide, dan memilih diksi. Keduanya berpendapat sama bahwa menulis karangan memerlukan waktu lama untuk membangun ide.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis karangan dirasakan sulit oleh siswa. Tidak terkecuali guru yang mengalami kendala ketika mengajarkan materi menulis karangan narasi khususnya.

Untuk pertanyaan kedua tentang faktor penyebab siswa kesulitan menulis karangan narasi dihimpun dari pendapat para guru terwawancara, yaitu siswa membutuhkan waktu lama untuk menulis. Ketidakbiasaan siswa melakukan kegiatan menulis membuat siswa sulit menuangkan ide. Selain itu juga guru tidak memahami metode mengajar karangan narasi yang tepat. Faktor guru menjadi penyebab pengajaran menulis karangan menjadi sulit. Guru kurang memberikan stimulasi


(57)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada siswa akan pentingnya pembelajaran menulis karangan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa sulit menulis karangan narasi khususnya adalah kurang berlatih. Untuk itulah dibutuhkan latihan yang terus menulis untuk terus mengembangkan keterampilan menulis karangan siswa. Seyogyanya guru berperan untuk merangsang siswa tertarik dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Adapun upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran menulis karangan yakni dibutuhkan metode pengajaran yang tidak menoton. Pembelajaran menulis karangan juga harus dibuat menarik. Selain itu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan narasi adalah mengembangkan keterampilan menulis secara berkelanjutan dengan bimbingan guru.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan harus dibuat dengan menarik mungkin. Adapun dengan pemanfaatan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga merangsang siswa dalam pembelajaran menulis narasi. Dengan pemanfaatan media pembelajaran diharapkan siswa terbantu dalam memunculkan ide kemudian mengembangannya menjadi sebuah karangan.

Berdasarkan wawancara kepada guru, penggunaan metode/media yang dikembangkan selama ini dalam pembelajaran menulis karangan cenderung berulang. Guru menggunakan metode/media yang sederhana dalam mengajarkan penulisan


(58)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karangan narasi khususnya, seperti mengajak anak ke luar kelas untuk mengamati lingkungan sekolah, memakai media gambar dan benda-benda yang ada di kelas, serta menggunakan. Di satu sisi, metode demikian cenderung membosankan bagi siswa karena tidak memiliki kebaruan.

Oleh karena itulah dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan membutuhkan rancangan pembelajaran dan pemanfaatan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar guru dan siswa sama-sama merasakan kesenangan, kemudahan. Dengan demikian diharapkan kolaborasi keduanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis karangan siswa.

C. Analisis Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen

Kemampuan menulis karangan narasi kelas Eksperimen dianalisis peneliti dengan berpedoman pada empat aspek yakni : (1) Kelengkapan aspek formal karangan narasi yang mencakup judul, nama pengarang, narasi ; (2) Kelengkapan unsur narasi yang mencakup fakta cerita (alur, tokoh, dan latar), sarana cerita (sudut pandang), pengembangan tema yang relevan dengan judul; (3) Keterpaduan unsur karangan narasi yang meliputi kaidah plot, dimensi tokoh, dan dimensi latar ; (4) Kesesuaian penggunaan bahasa yang mencakup kaidah EYD, keajekan penulisan, dan ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar. Adapun analisis yang akan peneliti uraikan adalah karya siswa sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis narasi.


(1)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditampilkan peneliti mengajak siswa untuk memahami alur cerita, peranan tokoh, dan latar yang mendukung sebuah cerita berdiri.

Media animasi sesungguhnya merupakan alat bantu dalam pembelajaran. Namun perannya dalam peningkatan kualitas pembelajaran tidak bisa dianggap ringan. Penggunaan media pembelajaran yang tepat seyogyanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keberadaan media pembelajaran diharapkan memperjelas bahan pembelajaran.

Untuk itulah animasi yang ditampilkan pun sepatutnya jelas dan memiliki warna yang akan menumbuhkan impresi atau kesan realistik. Hal itu pula yang tergambar dalam media animasi berorientasi pendidikan karakter yang digunakan dalam pembelajaran menulis narasi.

Selain itu tayangan animasi yang ditampilkan juga berisi cerita yang memiliki kandungan karakter seperti disiplin, peduli sosial, dan peduli lingkungan. Dari cerita dalam tayangan tersebut siswa diharapkan dapat belajar karakter baik. Kehadiran karakter baik dalam cerita tersirat bagai amanat dalam cerita yang juga bagian dari penanaman karakter. Karakter itu ditanamkan melalui tiga tahap pengetahuan tentang karakter (character knowing), perasaan tentang karakter (character feeling), dan perbuatan karakter (character moral).

Dari cerita dalam animasi siswa diberi pengetahuan tentang karakter baik. Dengan mereka menyimaknya diharapkan perasaan untuk berbuat baik akan tumbuh dalam diri mereka. Implementasinya siswa akan berani bersikap dengan karakter baik


(2)

pula. Namun demikian, karakter tidak tumbuh dengan cepat. Proses dan pembiasaan yang secara terus menerus akan mampu menciptakan seseorang menjadi berkarakter. Dalam pembelajaran menulis narasi menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter, siswa diharapkan tidak saja cakap dalam menulis karangan narasi tetapi pada akhirnya memiliki karakter yang baik.


(3)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Alwasilah, C. 2007. Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung : Kiblat

Ametembun. 2006. Membelajarkan Peserta Didik Berpikir Kreatif. Bandung: Suri Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Ariani, N. 2010. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran.Jakarta : Rajawali Press.

Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.

Bungin, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta :Gajah Mada University Press

Bungin, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : BPFE

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja Rosdakarya

Hassoubah. 2008. Mengasah Kreatif dan Kritis. Bandung : Nuansa Hernowo.2004. Quantum Writing.Bandung : MLC

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta : DIVA Press Iskandarwassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Rosda.


(4)

Jensen, Eric. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keraf, G. 2010.Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kusmiyadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bandung : Tinta Emas.

Kustandi, C dkk. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor :Ghalia Indonesia.

Kuswana, Wowo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung : Rosdakarya.

Koesoma, D. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Grafindo.

Lemburg, Jeff. 1991. The Encyclopedia of Animated Cartoon. New York : Facts on File

Marahimin, I. 2010. Menulis Secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya.

Megawanti, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta : Indonesia Heritage Foundation

Mulyati, Yeti. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Literasi Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis-Kreatif. Disertasi Doktor pada PPS UPI: tidak diterbitkan.

Munadi,Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada.

Munthe, Bernawi. 2010. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani

Muslich, M. 2010. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional.Jakarta : Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, B. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta :BPFE

Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang : UMM Press

Nurjanah, N. 2005. Penerapan Model Belajar Konstuktivisme Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia. Disertasi Doktor pada PPS UPI : tidak diterbitkan.


(5)

Maya Dewi Kurnia, 2012

Media Animasi Berorientasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ormrod, J. Psikologi Pendidikan Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Pardimin. 1990. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk Kelas I Semester 2 SMP. Semarang : IKIP

Raka, Gede. Dkk. 2002. Pendidikan Karakter Di Sekolah Dari Gagasan Ke Tindakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Ranang, dkk. 2010. Animasi Kartun Dari Analog Sampai Digital. Jakarta : Indeks Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung :

Diponegoro.

Sadiman, Arif S. dkk. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Santoso, Singgih. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12. Jakarta: Elek Media Komputindo.

Santrock, W. John. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Samsudin. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Samani, Muchlas. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : Rosda Semi. A. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa Bandung.

Shihabuddin. 2008. Evaluasi Pengajaaran Bahasa Indonesia. Bandung: Prodi Bahasa Indonesia SPS UPI.

Soedarsono, S. 2010. Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang. Jakarta : PT Elex media Komputindo

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sudjana, N. 2010. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sudjana. N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya Sudjana.1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.


(6)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R& D. Bandung: Alfabeta.

Sukino. 2010. Menulis Itu Indah. Yogyakarta : Pustaka Populer.

Sukmadinata. Nana.2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Suparno & Yunus. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka Suriamiharja, A. dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta. : Dirjen Dikti

Depdikbud

Syamsuddin AR & Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaodih, Nana & Ibrahim. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Angkasa Bandung.

Uno, Hamzah B dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, N. 2003. Daripada Bete Nulis Aja. Jakarta : Mizan.

Yusuf, Syamsu & Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. RajaGrafindo Persada


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kalangbancar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan T

0 4 12

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN.

0 2 19

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERMUATAN KARAKTER DENGAN MODEL KONSIDERASI BERORIENTASI KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI MEDIA FILM “ANAK PORONG”.

0 0 33

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 35

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIK BERORIENTASI NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONFERENCING.

0 0 39

Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Sugestif Melalui Pendekatan Kooperatif Think Pair Share dan Penggunaan Media Film Animasi (PTK pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015).

0 1 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI.

1 1 5

B9 Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD

0 0 14

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI

0 0 14

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 1 15