RANCANGAN SISTEM KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN RELATIF PADA PENYIMPANAN PRODUK SEGAR HORTIKULTURA DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER.

RANCANGAN SISTEM KONTROL SUHU DAN
KELEMBABAN RELATIF PADA PENYIMPANAN PRODUK
SEGAR HORTIKULTURA DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER

Oleh :
SADDAM PEBRIANTO
No. BP : 1011112062

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

viii

ABSTRAK

SADDAM PEBRIANTO. Rancangan Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban
Relatif pada Penyimpanan Produk Segar Hortikultura dengan Menggunakan
Mikrokontroler. Dibimbing Oleh SANDRA dan OMIL CHARMYN CHATIB.


Produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran segar setelah dipanen
sangat mudah mengalami proses pelayuan dan kerusakan. Penanganan yang
dilakukan biasanya dengan cara disimpan pada ruang penyimpanan yang suhu dan
kelembaban relatifnya dikendalikan. Tujuan penelitian ini merancang sistem
kontrol suhu dan kelembaban relatif secara otomatis pada ruang penyimpanan
produk segar hortikultura menggunakan mikrokontroler. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan sensor suhu dan kelembaban relatif SHT11 sebagai sensor
untuk membaca sinyal dari nilai suhu dan kelembaban relatif pada ruang
penyimpanan, sinyal sensor ini diolah oleh mikrokontroler ATMEGA8535.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data informasi dari nilai kontrol
suhu 10 oC didapatkan nilai error 1,98 % dan dari nilai kontrol kelembaban relatif
< 80 % didapatkan nilai error 0,09 %, sehingga dengan tingkat error yang < 2 %
maka sistem kontrol ini bisa digunakan dengan baik.

Kata kunci : hortikultura, kelembaban relatif, mikrokontroler, sistem kontrol, suhu

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran merupakan produk
hortikultura yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia sebagai sumber vitamin
dan mineral. Buah-buahan dan sayuran biasanya dimanfaatkan oleh manusia
dalam keadaan masih segar. Produk hortikultura ini ketika pascapanen sangat
mudah mengalami kemunduran kualitas yang dicirikan oleh terjadinya proses
pelayuan dan kerusakan yang cepat.
Produk pascapanen hortikultura merupakan struktur yang masih hidup
walaupun telah terpisah dari tanaman induknya, dimana sebelum dipanen dan
pada saat pascapanen produk pascapanen tersebut masih melakukan reaksi-reaksi
metabolisme dan masih mempertahankan sistem fisiologis sebagaimana saat
masih melekat pada tanaman induknya. Reaksi-reaksi metabolisme ini akan
memicu kerusakan produk hortikultura dengan cepat. Kerusakan pascapanen
buah-buahan dan sayuran relatif masih tinggi dimana menurut Kader (1985),
kerusakan pascapanen buah-buahan dan sayuran bisa mencapai 5 - 25 % pada
negara-negara maju dan 20 - 50 % pada negara-negara berkembang.
Penanganan pascapanen hasil hortikultura bertujuan mempertahankan
kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki
selama penyimpanan seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, buah
keriput, umbi berwarna hijau (greening), dan terlalu matang. Penyimpanan pada

suhu dingin akan menekan enzim respirasi agar aktivitasnya serendah mungkin
sehingga laju respirasinya kecil serta dapat menurunkan sensitifitasnya terhadap
gas etilen dan mengurangi kehilangan air sehingga produk terjaga kesegarannya.
Penanganan pascapanen buah-buahan dan sayuran segar dapat dilakukan
dengan pengendalian suhu dan kelembaban relatif pada ruang penyimpanan.
Kedua kriteria ini akan menghambat kehilangan air dari produk. Kehilangan air
dari produk sering diasosiasikan dengan kehilangan mutu, karena adanya
perubahan visual seperti pelayuan, pengkerutan, dan dapat terjadi perubahan
tekstur.
Ruang penyimpanan buah-buahan dan sayuran pada saat ini yang tersedia
hanya untuk mengatur suhu saja, biasanya pengaturan ini hanya bisa suhu dingin,

2

sedang, dan sangat dingin, sedangkan setiap buah-buahan dan sayuran
memerlukan suhu yang berbeda-beda untuk jenis dan varietas yang berbeda.
Ruang penyimpanan tersebut sebagian besar juga tidak mempunyai kontrol untuk
kelembaban relatif.
Perkembangan teknologi pada sistem kontrol saat ini sangat banyak seperti
PLC (Programmable Logic Controller), On/Off, dan fuzzy logic control.

Mikrokontroler merupakan alat dari teknologi sistem kontrol yang paling murah
dan lebih fleksibel dari jenis alat pada teknologi sistem kontrol yang lain.
Kecepatan eksekusinya tinggi dan dapat menghasilkan alat yang jauh lebih
canggih, sehingga alat sistem kontrol ini sangat cocok untuk digunakan pada
sistem kontrol suhu dan kelembaban relatif pada penyimpanan produk segar
hortikultura secara otomatis. Sistem kontrol ini akan bekerja sesuai dengan data
yang diberikan oleh sensor suhu dan kelembaban relatif kepada mikrokontroler,
kemudian data diolah sesuai dengan kontrol yang telah diprogramkan pada
mikrokontroler dan informasinya akan ditampilkan pada display LCD.
Pemanfaatan alat sistem kontrol ini sangat cocok untuk mengendalikan
suhu dan kelembaban relatif pada ruang penyimpanan produk segar hortikultura,
maka untuk itu dilakukan penelitian dengan judul “Rancangan Sistem Kontrol
Suhu

dan

Kelembaban

Relatif


pada

Penyimpanan

Produk

Segar

Hortikultura dengan Menggunakan Mikrokontroler”.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini merancang sistem kontrol suhu dan kelembaban
relatif secara otomatis pada ruang penyimpanan produk segar hortikultura
menggunakan mikrokontroler.
1.3 Manfaat
Tersedianya ruang penyimpanan produk segar hortikultura yang suhu dan
kelembaban relatifnya dapat diatur dan dikontrol.