Konsentrasi Optimal Ektrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryliifolius Roxb.) Sebagai Larvisida terhadap Aedes sp.

(1)

iv ABSTRAK

KONSENTRASI OPTIMAL EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVISIDA

TERHADAP Aedes sp.

Falensia Mose, 2016, Pembimbing I : dr. Sijani Prahastuti, M.Kes.

Pembimbing II : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes.

Larvisida berbahan kimia memiliki efek samping berbahaya apabila termakan oleh manusia dalam jumlah banyak. Padahal sekarang diperlukan larvisida untuk mencegah nyamuk dalam menyebarkan penyakit berbahaya. Nyamuk Aedes sp. adalah vektor utama penyakit demam dengue. Demam dengue adalah salah satu penyakit berbahaya yang memiliki angka mortalitas cukup tinggi di indonesia. Oleh karena itu, agar kita terhindar dari penyakit ini maka diperlukan larvisida berbahan alami atau larvisida menggunakan bahan dasar tumbuhan.

Tujuan Penelitian ini yaitu mencari konsentrasi optimal efek larvisida ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) diantara 2,5-5% yang setara dengan temephos.

Metode Penelitian ini menggunakan studi laboratorium eksperimental komparatif, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan hewan coba larva Aedes sp. sebanyak 840 larva. Larva dibagi dalam 7 kelompok, tiap kelompok 4 replikasi, yaitu diberi ekstrak etanol daun pandan wangi 3%, 3,5%, 4%, 4,5%, 5%, kontrol positif, dan kontrol negatif. Jumlah larva yang mati dihitung setelah 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α=0,05.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi dengan konsentrasi 5% setara dengan temephos.

Perlu dilakukan penelitian tentang efek larvisida ekstrak pandan wangi pada spesies nyamuk lainnya, efek larvisida dalam bentuk selain ekstrak, dan repelen minyak atsiri daun pandan wangi.

Kata kunci : Ekstrak etanol daun pandan wangi, Larvisida, Aedes sp.


(2)

v

ABSTRACT

OPTIMAL CONCENTRATION ETHANOL EXTRACT OF UMBRELLA TREE LEAVES (Pandanus amaryllifolius Roxb.) AS LARVICIDE AGAINST

Aedes sp.

Falensia Mose, 2016, 1st Tutor: dr. Sijani Prahastuti, Kes. 2st Tutor: Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr, Kes. Larvicide made from chemicals have harmful side effects if ingested by humans in large quantities. Though now required larvicide to prevent mosquitoes in spreading dangerous diseases. Aedes sp. mosquito is the main vector of dengue fever. Dengue fever is a dangerous disease which has a mortality rate is quite high in Indonesia. Therefore, so that we avoid these diseases is needed larvicide made from natural or larvicidal using plant-based materials.

The aim of the study is finding the optimal concentration larvicidal effects umbrella tree leaves extract (Pandanus amaryllifolius Roxb.) between 2,5-5% which is equal with temephos.

Methods of the study was comparative experimental laboratory study, using a Randomized Trial Design (RTD), using 840 Aedes sp. mosquito larvae. Larvae were divided into 7 groups. Each group was treated with 4 replication, using 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, 5% dose of umbrella tree leaves extract, positive and negative control. The number of dead larvae was counted after it 24 hours. The data were analysed using one way ANOVA and then continued with different test mean of TUKEY with α = 0.05.

The study results shows that 5% concentration of ethanol extract umbrella tree leaves equivalent with the temephos.

More research needs to know larvicidal effects about the Umbrella tree leaves against different mosquito species, larvicidal effects besides extract, repellent essential oils of fragrant pandan leaves.

Keyword : Ethanol extract of umbrella tree leaves, Larvicide, Aedes sp.


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 6


(4)

ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk ... 7

2.2 Aedes sp ... 8

2.2.1 Aedes aegypti ... 8

2.2.2 Aedes albopictus ... 9

2.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp ... 11

2.3.1 Telur ... 11

2.3.2 Larva ... 12

2.3.3 Pupa ... 13

2.3.4 Nyamuk Dewasa ... 14

2.4 Penyakit yang disebabkan Aedes sp ... 15

2.4.1 Demam Berdarah ... 15

2.4.2 Yellow Fever ... 18

2.4.3 Chikungunya ... 22

2.5 Temephos ... 24

2.6 Daun Pandan Wangi ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 29

3.1.1 Alat dan bahan ... 29

3.1.2 Objek Penelitian ... 29


(5)

x

3.1.2 Tempat dan waktu Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.3 Jumlah Replikasi Penelitian ... 31

3.4 Persiapan Penelitian ... 32

3.5 Prosedur Penelitian ... 32

3.6 Hipotesis Statistik ... 33

3.7 Kriteria Uji ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Pembahasan ... 37

4.3 Uji Hipotesis ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 45

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 53


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata-rata jumlah nyamuk yang hidup dan mati setelah 24 jam ... 34 Tabel 4.2 Rata-rata jumlah dan presentase larva mati setelah 24 jam ... 35 Tabel 4.3 Tukey HSD setelah 24 jam ... 36


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aedes aegypti ... 5

Gambar 2.2 Aedes albopictus... 6

Gambar 2.3 Siklus hidup Aedes sp ... 8

Gambar 2.4 Telur ... 10

Gambar 2.5 Larva ... 11

Gambar 2.6 Pupa ... 12

Gambar 2.7 Struktur kimia temephos ... 12

Gambar 2.8 Tanaman daun pandan wangi ... 13


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Perhitungan dosis ... 45

LAMPIRAN 2 Pembuatan ekstrak daun pandan wangi ... 47

LAMPIRAN 3 Data hasil SPSS ... 48

LAMPIRAN 4 Gambar penelitian ... 51


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk merupakan masalah kesehatan serius dan masih menjadi persoalan akhir-akhir ini. Demam Berdarah, Filariasis, Malaria, Yellow Fever, dan Japanese Encephalitis adalah penyakit-penyakit berbahaya yang ditularkan oleh nyamuk. Di dunia setiap tahunnya kira-kira 500 juta orang menderita penyakit Demam Berdarah, Filariasis, dan Malaria (Phukerd et al., 2014). Penyakit-penyakit tersebut hanya ditularkan lewat cucukan nyamuk yang berperan sebagai vektor dari agen penyakit (Islamiyah et al., 2013). Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor dengue (WHO,2015). Oleh karena angka mortalitas dan morbiditas tinggi pada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes sp., maka harus ada pencegahan agar kita semua dapat terhindar dari penyakit-penyakit yang dapat membahayakan kehidupan kita.

Pencegahan dari cucukan nyamuk yang dapat kita lakukan adalah memakai baju panjang dan celana panjang saat keluar rumah, menggunakan repelen, pembasmian larva nyamuk dihabitatnya, menyemprotkan insektisida untuk membasmi nyamuk dewasa (Centers for Disease Control and Prevention, 2012). Pembasmian larva nyamuk adalah salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk menghambat nyamuk menyebarkan penyakit berbahaya. Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Larva nyamuk atau yang juga dikenal jentik nyamuk bisa tumbuh sampai dewasa pada media perindukan dari campuran kotoran ayam, kaporit dan air sabun dengan konsentrasi setara polutan air di alam. Telah dibuktikan dari suatu penelitian bahwa larva Aedes spp mampu bertahan hidup dan bertumbuh pada berbagai jenis air di alam sebagai tempat perindukan (Jacob et al., 2014). Di musim hujan seperti sekarang ini, air hujan dapat tergenang dimanapun dan bahkan bisa menyebabkan banjir. Hal ini merupakan keuntungan bagi nyamuk dewasa untuk bertelur dan akhirnya beberapa hari telur dapat menjadi larva lalu menjadi nyamuk dewasa.


(10)

2

Sangat penting membunuh sebelum fase larva menjadi nyamuk dewasa mengingat angka kematian demam dengue dengan vektor nyamuk Aedes sp.

Ada cara yang terbukti ampuh dan sering digunakan untuk membasmi larva nyamuk Aedes sp. adalah abate. Abate merupakan nama dagang dari temefos yang merupakan insektisida golongan organofosfat dan selain dapat membunuh larva, temefos juga membunuh insekta air lainnya. Abate membunuh larva dengan cara mempengaruhi sistem saraf pusatnya sampai akhirnya larva mati. Ternyata apabila manusia juga tidak sengaja termakan abate dalam jumlah yang sangat besar, bisa muncul efek samping keracunan yang mirip dengan keracunan senyawa organofosfat, yaitu mual, mengeluarkan air liur, sakit kepala, kehilangan koordinasi otot, dan sulit bernafas (Paisal, 2014).

Pemakaian bubuk abate ternyata dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya. Ada baiknya kita menggunakan bahan untuk membasmi larva dengan bahan yang lebih aman seperti bahan dari tumbuh-tumbuhan yang juga aman dipakai oleh masyarakat. Banyak penelitian yang telah menemukan beberapa tumbuhan yang berefek larvisida atau dapat membunuh larva. Penelitian efek larvisida ekstrak daun pepaya, daun jeruk nipis dan daun singkong menunjukkan bahwa daun-daun tersebut mempunyai efek sebagai larvisida. Salah satu penelitian pada ekstrak etanol daun pepaya menunjukkan hasil yaitu pada konsentrasi 1800 ppm didapatkan kematian larva 100% (Shadana et al., 2014). Pada penelitian ekstrak daun jeruk nipis didapatkan daya bunuh pada percobaan pertama sebesar 32 ekor jentik dari 50 jentik, percobaan kedua dengan 34 ekor jentik dari 50 jentik dan percobaan ketiga dengan 34 ekor jentik dari 50 jentik. Rata-rata tingkat mortalitas sebesar 67% terhadap larva Aedes spp. (Prijadi et al., 2014). Kemudian pada penelitian ekstrak daun singkong hasil dari konsentrasi 3,5% ekstrak daun singkong didapatkan kematian larva sebanyak 100% (Ervina, 2014). Hal ini dikarenakan terdapat bahan yang diduga dapat mematikan larva yaitu bahan aktif seperti saponin, flavonoid, alkaloid dan enzim papain pada daun pepaya, senyawa limonoida pada daun jeruk nipis, saponin dan flavonoid yang terdapat pada daun singkong.


(11)

3

Ekstrak etanolik daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) diteliti juga memiliki senyawa alkaloid, polifenol dan saponin (Ismiyati et al., 2015). Daun pandan wangi juga bermanfaat sebagai rempah-rempah, bahan penyedap, pewangi juga pemberi warna hijau masakan dan bahan baku pembuatan minyak wangi. Pandan juga bermanfaat obat tradisional untuk mencegah rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe, mengobati lemah saraf (neurastenia), tidak nafsu makan, rematik, sakit disertai gelisah (Marina et al., 2012).

Menurut penelitian Wilantari tahun 2015, Efektivitas ekstrak etanol daun pandan wangi terhadap larva Aedes sp. menunjukkan hasil pada EDPW ( Ekstrak daun pandan wangi) konsentrasi 5% setelah 24 jam menunjukkan angka kematian larva tertinggi yaitu 90,83% sedangkan pada EDPW 2,5%, 1,25% dan 0,6% setelah 24 jam, secara berurutan yaitu 52,5%, 51,67% dan 53,5%. Pada kelompok V (kontrol positif) yang berisi temephos setelah 24 jam didapatkan larva yang mati adalah 100%. Hal ini karena ekstrak etanol daun pandan wangi diteliti mengandung memiliki senyawa alkaloid, polifenol dan saponin (Ismiyati et al., 2015).

Ekstrak daun pandan wangi konsentrasi 5% setara temefos sedangkan yang 2,5 % lebih lemah dari pada temefos (Wilantari, 2015). Sehingga mungkin masih ada konsentrasi lain di antara 2,5 % dengan 5% yang masih memiliki efek yang setara temefos. Oleh karena itu, penulis melanjutkan saran dari penelitian Wilantari dengan konsentrasi diantara 2,5-5 % (Wilantari, 2015).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian tersebut di atas dapat diidentifikasi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

 Apakah konsentrasi ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) diantara 2,5%-5% ada yang setara dengan temefos.


(12)

4 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mencari bahan larvisida yang alami dan bersahabat untuk dipakai masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari konsentrasi optimal ekstrak daun pandan wangi sebagai larvisida Aedes sp. diantara 2,5%-5%

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah memperluas wawasan ilmu akan kegunaan lain dari daun pandan wangi (Pandanus amarylllifolius Roxb.) sebagai larvisida Aedes sp.

Manfaat praktis penelitian ini adalah agar masyarakat dapat memakai bahan larvisida yang lebih bersahabat dengan manusia yaitu daun pandan wangi (Pandanus amarylllifolius Roxb.) sebagai alternatif dalam membunuh larva Aedes sp. dengan konsentrasi optimal di antara 2,5%-5%

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka pemikiran

Ekstrak etanol daun pandan wangi diketahui dapat berefek sebagai larvisida (Qurbany, 2015). Hal ini juga berlaku pada temefos yang sangat ampuh sebagai larvisida (Wilantari, 2015). Namun ada baiknya memakai larvisida yang berbahan alami mengingat efek samping yang disebabkan temephos pada manusia.

Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) memiliki kandungan kimia antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, minyak atsiri (Marina et al., 2012). Ekstrak etanolnya diteliti memiliki senyawa alkaloid, polifenol dan saponin (Ismiyati et al., 2015). Pada penelitian lain diketahui bahwa senyawa alkaloid dikatakan bersifat toksik sehingga dapat menyebabkan kematian pada larva juga bekerja mengganggu sistem kerja saraf larva sehingga


(13)

5

menghambat daya makan larva juga bekerja sebagai racun perut (Adhli M et al., 2014 ; Soetjipto et al., 2009). Senyawa polifenol dikatakan berefek inhibitor perncernaan pada serangga (Adhli M et al., 2014). Flavonoid dan minyak atsiri berperan sebagai racun pernapasan sehingga menyebabkan kematian larva (B Cania et al., 2013). Saponin dan polifenol pada ekstrak tersebut bekerja sebagai racun perut dan racun pernafasan dimana zat tersebut dapat masuk ke tubuh larva melalui mulut larva (termakan larva) kemudian meracuni larva tersebut (Rosa, 2007).

Temephos adalah suatu insektisida organofosfat yang banyak digunakan sebagai larvisida nyamuk, lalat, dan serangga lainnya. Sifat pestisida ini apabila masuk ke dalam tubuh larva akan menghambat sistem kerja enzim penghantar rangsangan saraf (cholienesterase). Saat proses hidrolisa, enzim cholienesterase mengubah acetylcholine menjadi choline dan asam sulfat. Acetylcholine merupakan suatu zat yang berfungsi menghantarkan rangsangan pada sambungan saraf untuk menimbulkan gerakan anggota tubuh. Kadar acetylcholine dalam darah diatur keseimbangannya oleh proses hidrolisis. Saat penambahan temephos 1%, enzim cholienesterase terganggu kemudian proses hidrolisa dapat terhambat atau bisa juga berhenti. Akibatnya terjadi peningkatan acetylcholine berlebihan didalam darah. Hal ini menyebabkan terjadi rangsangan terus-menerus yang tidak dapat dikendalikan sehingga otot-otot tubuh larva akan menegang, kejang-kejang, terjadi kelumpuhan lalu ketidakmampuan untuk bernafas dan secara perlahan larva akan mati (Khotimah, 2015). Temephos dalam jumlah banyak akan menyebabkan gejala keracunan seperti, mual, keluar air liur, sakit kepala, kehilangan koordinasi otot, dan sulit bernafas pada manusia.

Menurut Penelitian Wilantari pada tahun 2015, ekstrak daun pandan wangi konsentrasi 5% setara temefos sedangkan yang 2,5 % lebih lemah dari pada temefos. Kemungkinan masih ada konsentrasi lain di antara 2,5 % dengan 5% yang masih memiliki efek yang setara temefos.


(14)

6 1.5.2 Hipotesis

 Konsentrasi ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) diantara 2,5%-5% ada yang setara dengan temefos.


(15)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Konsentrasi optimal ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) diantara 2,5%-5% tidak ada yang setara dengan temephos.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian pada nyamuk spesies lain menggunakan ekstrak

daun pandan wangi.

2. Perlu dilakukan penelitian efek larvisida daun pandan wangi dalam bentuk

infusa.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas ekstrak daun pandan

wangi.


(16)

41

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF. 2010. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin Jendela Epidemiologi, (2) : 15-20

Adifian, Ishak H, Ane RL. 2013. Kemampuan Adaptasi Nyamuk Aedes Aegypti

dan Aedes albopictus Dalam Berkembang Biak Berdasarkan Jenis Air. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5532/Jurnal.pdf? sequence=1. 8 Desember 2015.

Alim, Tanri. 2013. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.).

http://www.biologi-sel.com/2013/10/pandan-wangi-pandanus-amaryllifolius.html. 31 Desember 2015

Boekoesoe, Lintje. 2013. Kajian Faktor Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Studi Kasus Di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_deta il&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=63628. 1 Januari 2016.

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue : Prevention. http://www.cdc.gov/Dengue/prevention/. 1 Februari 2016

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue and The Aedes

aegypti Mosquito.

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf. 9 Desember 2015

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue and The Aedes

albopictus Mosquito.

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/albopictusfactsheet.pdf. 9 Desember 2015

Centers for Disease Control and Prevention. Mosquito Life Cycle. http://www.cdc.gov/dengue/resources/factSheets/MosquitoLifecycleFINA L.pdf. 18 Desember 2015

Centers for Disease Control and Prevention. 2015. Entomology and Ecology. http://www.cdc.gov/dengue/entomologyEcology/. 16 Januari 2016


(17)

42

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2014. Gerakan 3M Plus Tetap cara Terbaik Cegah Demam Berdarah. http://dinkesriau.net/berita-182-gerakan-3m-plus-tetap-cara-terbaik-cegah-demam-berdarah.html. 1 Februari 2016

Environmental Protection Agency. 2000. Larvicides for Mosquito Control. http://www.cmmcp.org/larvfs.pdf. 5 Januari 2016

Environmental Protection Agency. 2015. Temephos RED.

http://archive.epa.gov/pesticides/reregistration/web/html/temephos_red.ht ml. 16 januari 2016

Ervina, Novi. 2014. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot utilissima pohl) Sebagai Larvisida Aedes aegypti. 1-17

Gama ZP, Yanuwiadi B, Kurniati TH. 2010. Strategi Pemberantasan Nyamuk Aman Lingkungan: Potensi Bacillus thuringiensis Isolat Madura Sebagai Musuh Alami Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari, 1(1) : 1-7

Ishartadiati, dkk. 2011. Aedes aegypti Sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol2.no1.Januari2011/. 8 Desember 2015.

Islamiyah M, Leksono AS, Gama ZP. 2013. Distribusi dan Komposisi Nyamuk di Wilayah Mojokerto. Jurnal Biotropika, 2(1) : 80-85

Ismiyati N, Mardiyaningsing A, Trilestari. 2015. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanolik dan Fraksi dari Ekstrak Etanolik Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb) Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7. The 2nd University Reserach Coloquium : 343-348

Jacob A, Pijoh VD, Wahongan GJP. 2014. Ketahanan Hidup dan Pertumbuhan Nyamuk Aedes spp Pada Berbagai Jenis Air Perindukan. Jurnal e-Biomedik, 3 (2)

Katzer, Gernot. 2012. Pandanus (Pandanus amaryllifolius Roxb.). http://gernot-katzers-spice-pages.com/engl/Pand_ama.html. 5 Januari 2016

M Hadiyan A, L Suri D, W Wiwik R. 2014. Efek Larvisida Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Terhadap Larva Aedes aegypti. Fakultas Kedokteran Universitas Riau : 1-9.


(18)

43

Marina R, Astuti EP. 2012. Potensi Daun Pandan (pandanus amaryllifolius) dan Mangkokan (notophanax scutellarium) Sebagai Repelen Nyamuk Aedes albopictus. Aspirator, 2 (4) : 85-91

Medscape. 2015. Dengue. http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a5. 1 Januari 2016

Medscape. 2015. Dengue. http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a1. 1 januari 2016

Paisal. 2014. Abate. http://www.kerjanya.net/faq/8025-abate.html. 18 Januari 2016

Palgunadi, dkk.2011. Aedes aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue.http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol2.no1.Januari201 1/. 8 Desember 2015

Panghiyangani R, Rahmiati, F Noor A. 2009. Potensi Ekstrak Daun Dewa (Gynura pseudochina Ldc) Sebagai Larvisida Nyamuk Aedes aegypti

Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kedokteran Indonesia, 2(1) : 121-125.

Phukerd U, Soonwera M. 2014. Repellency of Essential Oils Extracted From Thai Native Plants Against Aedes aegypti (Linn.) and Culex quinquefasciatus

(Say). Parasitol Res, 113 : 3333-3340.

Pratama BA, Astuti D, Ambarwati. 2009. Pemanfaatan Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Larvisida Alami. jurnal Kesehatan, 2(2) : 115-124

Prijadi DK, Wahongan GJP, Bernadus JBB. 2014. Uji Efektifitas Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes spp.. Jurnal e-Biomedik : 1-7

Public Health Fact Sheets. 2008. Mosquitoes in Massachusetts. http://www.mass.gov/eea/docs/agr/mosquitos/docs/mosquito-fact-sheet-july-2008.pdf. 27 November 2015

Qurbany ZT. 2015. Uji Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Larvisida Aedes aegypti (L). http://digilib.unila.ac.id/6521/


(19)

44

Rosa E. 2007. Studi Tempat Perindukan Nyamuk Vektor Demam Berdarah Dengue Di Dalam dan Di Luar Rumah DI Rajabasa Bandar Lampung. J Sains MIPA, 1 (13) : 57-60

Shadana M, Lesmana SD, Hamidy MY. 2014. Efek Larvisida Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya) terhadap Larva Aedes aegypti. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran, 2 (1) : 1-14

Soetjipto H, Kristijanto AI, Isnawati L. 2009. Efek Larvisida Alakaloid Kulit Batang Mojo (Aegle marmelos (L) Correa) Terhadap Larva Nyamuk Demam Berdarah Aedes Aegypti Linn.

Susanna D, Rahman A, Pawenang ET. 2003. Potensi Daun Pandan Wangi Untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Ekologi Kesehatan, 2 (2) : 228-231

Valdovinos C. 2008. Assessing the impact of treatment of septic tanks with expanded polystyrene beads on Aedes aegypti larval and adult mosquito emergence.http://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2008/Nkem_ Cristina%20Valdoinos/ugonabon_valdovinosc_dengueproposal.htm. 16 januari 2016

Wilantari AF. 2015. Efek Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius

Roxb.) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti Sebagai Larvisida.

Maranatha Repository System

World Health Organization.2015. Chikungunya.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/en/. 1 Januari 2016

World Health Organization. 2015. Dengue and Severe Dengue. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. 26 November 2015.

World Health Organization. 2014. Yellow Fever.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs100/en/. 1 Januari 2016

Zettel C, Kauffman P. 2013. Yellow Fever Mosquito. http://entnemdept.ufl.edu/creatures/aquatic/aedes_aegypti.htm. 16 Januari 2016


(1)

6 1.5.2 Hipotesis

 Konsentrasi ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) diantara 2,5%-5% ada yang setara dengan temefos.


(2)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Konsentrasi optimal ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius Roxb.) diantara 2,5%-5% tidak ada yang setara dengan temephos.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian pada nyamuk spesies lain menggunakan ekstrak daun pandan wangi.

2. Perlu dilakukan penelitian efek larvisida daun pandan wangi dalam bentuk infusa.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas ekstrak daun pandan wangi.


(3)

41

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF. 2010. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin

Jendela Epidemiologi, (2) : 15-20

Adifian, Ishak H, Ane RL. 2013. Kemampuan Adaptasi Nyamuk Aedes Aegypti

dan Aedes albopictus Dalam Berkembang Biak Berdasarkan Jenis Air. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5532/Jurnal.pdf? sequence=1. 8 Desember 2015.

Alim, Tanri. 2013. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.).

http://www.biologi-sel.com/2013/10/pandan-wangi-pandanus-amaryllifolius.html. 31 Desember 2015

Boekoesoe, Lintje. 2013. Kajian Faktor Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Studi Kasus Di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_deta il&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=63628. 1 Januari 2016.

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue : Prevention. http://www.cdc.gov/Dengue/prevention/. 1 Februari 2016

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue and The Aedes

aegypti Mosquito.

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf. 9

Desember 2015

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue and The Aedes

albopictus Mosquito.

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/albopictusfactsheet.pdf. 9 Desember 2015

Centers for Disease Control and Prevention. Mosquito Life Cycle. http://www.cdc.gov/dengue/resources/factSheets/MosquitoLifecycleFINA L.pdf. 18 Desember 2015

Centers for Disease Control and Prevention. 2015. Entomology and Ecology. http://www.cdc.gov/dengue/entomologyEcology/. 16 Januari 2016


(4)

42

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2014. Gerakan 3M Plus Tetap cara Terbaik

Cegah Demam Berdarah. http://dinkesriau.net/berita-182-gerakan-3m-plus-tetap-cara-terbaik-cegah-demam-berdarah.html. 1 Februari 2016

Environmental Protection Agency. 2000. Larvicides for Mosquito Control. http://www.cmmcp.org/larvfs.pdf. 5 Januari 2016

Environmental Protection Agency. 2015. Temephos RED.

http://archive.epa.gov/pesticides/reregistration/web/html/temephos_red.ht ml. 16 januari 2016

Ervina, Novi. 2014. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot utilissima pohl) Sebagai Larvisida Aedes aegypti. 1-17

Gama ZP, Yanuwiadi B, Kurniati TH. 2010. Strategi Pemberantasan Nyamuk Aman Lingkungan: Potensi Bacillus thuringiensis Isolat Madura Sebagai

Musuh Alami Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Pembangunan dan Alam

Lestari, 1(1) : 1-7

Ishartadiati, dkk. 2011. Aedes aegypti Sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue.

http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol2.no1.Januari2011/. 8

Desember 2015.

Islamiyah M, Leksono AS, Gama ZP. 2013. Distribusi dan Komposisi Nyamuk di

Wilayah Mojokerto. Jurnal Biotropika, 2(1) : 80-85

Ismiyati N, Mardiyaningsing A, Trilestari. 2015. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak

Etanolik dan Fraksi dari Ekstrak Etanolik Daun Pandan (Pandanus

amaryllifolius Roxb) Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7. The 2nd University Reserach Coloquium : 343-348

Jacob A, Pijoh VD, Wahongan GJP. 2014. Ketahanan Hidup dan Pertumbuhan

Nyamuk Aedes spp Pada Berbagai Jenis Air Perindukan. Jurnal e-Biomedik,

3 (2)

Katzer, Gernot. 2012. Pandanus (Pandanus amaryllifolius Roxb.).

http://gernot-katzers-spice-pages.com/engl/Pand_ama.html. 5 Januari 2016

M Hadiyan A, L Suri D, W Wiwik R. 2014. Efek Larvisida Ekstrak Etanol Daun

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Terhadap Larva Aedes aegypti.

Fakultas Kedokteran Universitas Riau : 1-9.


(5)

43

Marina R, Astuti EP. 2012. Potensi Daun Pandan (pandanus amaryllifolius) dan

Mangkokan (notophanax scutellarium) Sebagai Repelen Nyamuk Aedes

albopictus. Aspirator, 2 (4) : 85-91

Medscape. 2015. Dengue. http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a5. 1 Januari 2016

Medscape. 2015. Dengue. http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a1. 1 januari 2016

Paisal. 2014. Abate. http://www.kerjanya.net/faq/8025-abate.html. 18 Januari

2016

Palgunadi, dkk.2011. Aedes aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah

Dengue.http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol2.no1.Januari201 1/. 8 Desember 2015

Panghiyangani R, Rahmiati, F Noor A. 2009. Potensi Ekstrak Daun Dewa (Gynura pseudochina Ldc) Sebagai Larvisida Nyamuk Aedes aegypti

Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kedokteran Indonesia,

2(1) : 121-125.

Phukerd U, Soonwera M. 2014. Repellency of Essential Oils Extracted From Thai

Native Plants Against Aedes aegypti (Linn.) and Culex quinquefasciatus

(Say). Parasitol Res, 113 : 3333-3340.

Pratama BA, Astuti D, Ambarwati. 2009. Pemanfaatan Ekstrak Daun Pandan

Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Larvisida Alami. jurnal

Kesehatan, 2(2) : 115-124

Prijadi DK, Wahongan GJP, Bernadus JBB. 2014. Uji Efektifitas Ekstrak Daun

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam Menghambat Pertumbuhan

Larva Aedes spp.. Jurnal e-Biomedik : 1-7

Public Health Fact Sheets. 2008. Mosquitoes in Massachusetts. http://www.mass.gov/eea/docs/agr/mosquitos/docs/mosquito-fact-sheet-july-2008.pdf. 27 November 2015

Qurbany ZT. 2015. Uji Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Larvisida Aedes aegypti (L). http://digilib.unila.ac.id/6521/


(6)

44

Rosa E. 2007. Studi Tempat Perindukan Nyamuk Vektor Demam Berdarah

Dengue Di Dalam dan Di Luar Rumah DI Rajabasa Bandar Lampung. J

Sains MIPA, 1 (13) : 57-60

Shadana M, Lesmana SD, Hamidy MY. 2014. Efek Larvisida Ekstrak Etanol

Daun Pepaya (Carica papaya) terhadap Larva Aedes aegypti. Jurnal Online

Mahasiswa Fakultas Kedokteran, 2 (1) : 1-14

Soetjipto H, Kristijanto AI, Isnawati L. 2009. Efek Larvisida Alakaloid Kulit

Batang Mojo (Aegle marmelos (L) Correa) Terhadap Larva Nyamuk

Demam Berdarah Aedes Aegypti Linn.

Susanna D, Rahman A, Pawenang ET. 2003. Potensi Daun Pandan Wangi Untuk

Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Ekologi Kesehatan, 2 (2) :

228-231

Valdovinos C. 2008. Assessing the impact of treatment of septic tanks with

expanded polystyrene beads on Aedes aegypti larval and adult mosquito emergence.http://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2008/Nkem_

Cristina%20Valdoinos/ugonabon_valdovinosc_dengueproposal.htm. 16

januari 2016

Wilantari AF. 2015. Efek Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius

Roxb.) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti Sebagai Larvisida.

Maranatha Repository System

World Health Organization.2015. Chikungunya.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/en/. 1 Januari 2016

World Health Organization. 2015. Dengue and Severe Dengue. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. 26 November 2015.

World Health Organization. 2014. Yellow Fever.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs100/en/. 1 Januari 2016

Zettel C, Kauffman P. 2013. Yellow Fever Mosquito.

http://entnemdept.ufl.edu/creatures/aquatic/aedes_aegypti.htm. 16 Januari 2016