Efek Infusa Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifollus Roxb.) Sebagai Larvisida Nyamuk Culex.

(1)

iv ABSTRAK

EFEK INFUSA

DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVISIDA NYAMUK CULEX

Agnes Eka Putri, 2008, Pembimbing I : Susy Tjahjani,dr.,M.Kes Pembimbing II : Winsa Husin ,dr.,M.Sc.,M.Kes

Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui nyamuk masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup penting. Pengontrolan populasi nyamuk bisa dengan menggunakan larvisida dan insektisida alami maupun sintetik. Penggunaan larvisida dan insektisida sintetik menyebabkan gangguan pada lingkungan dan juga pertumbuhan resistensi fisiologis dari nyamuk. Produk herbal dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya daun pandan wangi yang mudah diperoleh di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex. Juga untuk mengetahui dosis letal 50% (LD50) infusa daun pandan wangi terhadap larva nyamuk Culex.

Metode penelitian bersifat studi laboratorium eksperimental komparatif, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan hewan coba larva nyamuk Culex sebanyak 810 larva. Larva dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok diberi 9 perlakuan, yaitu diberikan infusa daun pandan wangi 10%, 7%, 5%, 3%, 2%, 1%, 0,5%, kontrol positif, dan kontrol negatif. Jumlah larva yang mati yang dihitung setelah 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey dengan = 0,05. Kemudian LD50 dicari dengan menggunakan uji Regresi.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa infusa daun pandan wangi 10%, 7%, 5%, 3%, 2%, 1%, 0,5% berefek sebagai larvisida. LD50 infusa daun pandan wangi terhadap larva nyamuk Culex adalah sebesar 2,24%.

Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui efek toksis bahan ini terhadap lingkungan.


(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF INFUSA OF UMBRELLA TREE LEAVES (Pandanus

amaryllifolius Roxb.) AS A LARVICIDE TO CULEX MOSQUITO

Agnes Eka Putri, 2008, 1st Tutor : Susy Tjahjani, dr.,M.Kes. 2nd Tutor : Winsa Husin ,dr.,M.Sc.,M.Kes.

In Indonesia, mosquito born diseases are still a health problems. Natural or synthetic larvicide and insecticide can be used to control mosquito population. The usage of synthetic larvicide and insecticide caused many disturbances to the environment and increased mosquito’s physiology resistance. Herbal products can be an alternative solution to solve the problem, umbrella trees is one of the easiest found herbal in Indonesia. The objective of this research is to know the larvicide effect of umbrella tree leaves ( Pandanus amaryllifolius Roxb.) infusion against Culex mosquito larvae, so it can be used as a natural larvicide which is safe for environment. As well as knowing the 50% Lethal Dose of this infusion (LD50) against the larvae.

The method of this research is a comparative experimental laboratory study using Randomize Trial Design (RAL), using 810 Culex mosquito larvae. Larvae were divided into 3 groups. Each group was treated with 9 treatment, using 10%, 7%, 5%, 3%, 2%, 1% ,0,5% dose of umbrella tree leaves infusion, positive and negative control. The number of dead larvae was counted after it 24 hours. The data was analysed using one way ANOVA and continued with different test mean of Tukey with = 0,05, Lethal Doses 50% (LD50 ) was analysed using Regresion Test.

The result shows that the 10%, 7%, 5%, 3%, 2%, 1%, 0,5% umbrella tree leaves infusion have larvicide effect. LD50 of umbrella tree leaves infusion against Culex mosquito larvae is 2,24% .

More research is needed to know the toxic effect upon environment.


(3)

(4)

(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK...xiii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Biologi Nyamuk Umum... 5

2.1.1 Telur... 6

2.1.2 Larva ... 6

2.1.3 Pupa ... 7

2.1.4 Nyamuk Dewasa... 7


(6)

ix

2.1.6 Morfologi Nyamuk ... 9

2.2 Nyamuk Culex... 11

2.2.1 Taksonomi Nyamuk Culex... 11

2.2.2 Morfologi NyamukCulex... 11

2.2.3 Siklus hidup Nyamuk Culex... 13

2.2.4 Penyakit dengan vektor Culex... 14

2.2.4.1 Infeksi Arbovirus ... 14

2.2.4.1.1 Western Equine Encephalitis (WEE) ... 14

2.2.4.1.2 Japanese Encephalitis (JE) ... 15

2.2.4.1.3 Murray Valley Encephalitis (MVE)... 17

2.2.4.1.4 West Nile (WN) Fever... 18

2.2.4.1.5 Kunjin... 19

2.2.4.2 Filariasis ... 19

2.3 Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)... 25

2.3.1 Taksonomi... 25

2.3.2 Nama daerah... 26

2.3.3 Kandungan kimiawi dan khasiat pandan wangi... 26

2.4 Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvisida... 27

2.4.1 Larvisida... 27

2.4.2 Mekanisme kerja Saponin sebagai larvisida ... 28

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN... 30

3.1 Metodologi Penelitian Secara Garis Besar... 30

3.2 Alat dan Bahan ... 30

3.3 Metode Penelitian... 31

3.3.1 Variabel Penelitian ... 31

3.3.2 Prosedur Kerja... 32

3.3.3 Metode Analisis ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34


(7)

x

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian... 38

4.2.1 Hal-hal yang mendukung ... 39

4.2.2 Hal-hal yang tidak mendukung ... 39

4.3 Kesimpulan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 40

5.1 Kesimpulan ... 40

5.2 Saran... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN... 43


(8)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah larva yang mati pada pemberian akuades, temefos 1% dan infusa daun pandan wangi pada berbagai konsentrasi ... 34 Tabel 4.2 Persentasi jumlah larva yang mati (Pengamatan dilakukan setelah 24 Jam)... ... 35 Tabel 4.3 Uji beda rata-rata Tukey jumlah persentasi larva yang mati antar kelompok perlakuan ... 36


(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Karakter-karakter utama dalam membedakan tiga genera nyamuk

yang penting dalam kedokteran ... 8

Gambar 2.2 Perbedaan antara Nyamuk Culex jantan dan betina ... 10

Gambar 2.3 Gambaran diafragmatik Nyamuk Dewasa ... 10

Gambar 2.4 Culex quenquefasciatus... 11

Gambar 2.5 Culex australicus... 11

Gambar 2.6 Culex annulirostris... 12

Gambar 2.7 Morfologi nyamuk Culex... 12

Gambar 2.8 Telur Culex... 13

Gambar 2.9 Larva dan Pupa Culex... 13

Gambar 2.10 Nyamuk dewasa sedang meletakkan telur di atas permukaan air ... 13

Gambar 2.11 Siklus hidup Culex... 14

Gambar 2.12 Siklus Hidup Filariasis Limfatik ... 24

Gambar 2.13 Pandanus amaryllifolius Roxb... 25

Gambar 2.14 Struktur kimia saponin ... 28

Gambar 3.1 Peralatan yang digunakan ... 31


(10)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Halaman


(11)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tabel Hasil ANAVA ... 43

Lampiran 2 Tabel Post Hoc Test... 44

Lampiran 3 Tabel Homogenous Subsets... 45

Lampiran 4 Perhitungan dosis letal 50% ... 46

Lampiran 5 Perhitungan dosis Temefos... 49

Lampiran 6 Pembuatan Infusa Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) ... 50


(12)

43

Lampiran 1

Oneway

Descriptives hasil

3 3 ,00000 ,00000 100,0000 100,0000 100,00 100,00 3 1,1100 1,92258 1,11000 -3,6659 5,8859 ,00 3,33 3 22,2233 5,09102 2,93930 9,5765 34,8701 16,67 26,67 3 36,6667 3,33500 1,92546 28,3821 44,9513 33,33 40,00 3 55,5567 5,09211 2,93993 42,9072 68,2062 50,00 60,00 3 64,4433 5,09211 2,93993 51,7938 77,0928 60,00 70,00 3 77,7767 5,09102 2,93930 65,1299 90,4235 73,33 83,33 3 86,6667 6,66500 3,84804 70,1099 103,2234 80,00 93,33 3 93,3333 3,33500 1,92546 85,0487 101,6179 90,00 96,67 27 59,7530 32,81550 6,31535 46,7716 72,7343 ,00 100,00 kon pos

kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

hasil

1,243 8 18 ,331 Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

hasil

27650,167 8 3456,271 178,712 ,000 348,119 18 19,340

27998,286 26 Between Groups

Within Groups Total

Sum of


(13)

44

Lampiran 2

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: hasil

Tukey HSD

98,89000 * 3,59072 ,000 86,3086 111,4714 77,77667 * 3,59072 ,000 65,1953 90,3581 63,33333 * 3,59072 ,000 50,7519 75,9147 44,44333 * 3,59072 ,000 31,8619 57,0247 35,55667 * 3,59072 ,000 22,9753 48,1381 22,22333 * 3,59072 ,000 9,6419 34,8047 13,33333 * 3,59072 ,033 ,7519 25,9147 6,66667 3,59072 ,648 -5,9147 19,2481 -98,89000 * 3,59072 ,000 -111,4714 -86,3086 -21,11333 * 3,59072 ,000 -33,6947 -8,5319 -35,55667 * 3,59072 ,000 -48,1381 -22,9753 -54,44667 * 3,59072 ,000 -67,0281 -41,8653 -63,33333 * 3,59072 ,000 -75,9147 -50,7519 -76,66667 * 3,59072 ,000 -89,2481 -64,0853 -85,55667 * 3,59072 ,000 -98,1381 -72,9753 -92,22333 * 3,59072 ,000 -104,8047 -79,6419 -77,77667 * 3,59072 ,000 -90,3581 -65,1953 21,11333 * 3,59072 ,000 8,5319 33,6947 -14,44333 * 3,59072 ,018 -27,0247 -1,8619 -33,33333 * 3,59072 ,000 -45,9147 -20,7519 -42,22000 * 3,59072 ,000 -54,8014 -29,6386 -55,55333 * 3,59072 ,000 -68,1347 -42,9719 -64,44333 * 3,59072 ,000 -77,0247 -51,8619 -71,11000 * 3,59072 ,000 -83,6914 -58,5286 -63,33333 * 3,59072 ,000 -75,9147 -50,7519 35,55667 * 3,59072 ,000 22,9753 48,1381 14,44333 * 3,59072 ,018 1,8619 27,0247 -18,89000 * 3,59072 ,001 -31,4714 -6,3086 -27,77667 * 3,59072 ,000 -40,3581 -15,1953 -41,11000 * 3,59072 ,000 -53,6914 -28,5286 -50,00000 * 3,59072 ,000 -62,5814 -37,4186 -56,66667 * 3,59072 ,000 -69,2481 -44,0853 -44,44333 * 3,59072 ,000 -57,0247 -31,8619 54,44667 * 3,59072 ,000 41,8653 67,0281 33,33333 * 3,59072 ,000 20,7519 45,9147 18,89000 * 3,59072 ,001 6,3086 31,4714 -8,88667 3,59072 ,305 -21,4681 3,6947 -22,22000 * 3,59072 ,000 -34,8014 -9,6386 -31,11000 * 3,59072 ,000 -43,6914 -18,5286 -37,77667 * 3,59072 ,000 -50,3581 -25,1953 -35,55667 * 3,59072 ,000 -48,1381 -22,9753 63,33333 * 3,59072 ,000 50,7519 75,9147 42,22000 * 3,59072 ,000 29,6386 54,8014 27,77667 * 3,59072 ,000 15,1953 40,3581 8,88667 3,59072 ,305 -3,6947 21,4681 -13,33333 * 3,59072 ,033 -25,9147 -,7519 -22,22333 * 3,59072 ,000 -34,8047 -9,6419 -28,89000 * 3,59072 ,000 -41,4714 -16,3086 -22,22333 * 3,59072 ,000 -34,8047 -9,6419 76,66667 * 3,59072 ,000 64,0853 89,2481 55,55333 * 3,59072 ,000 42,9719 68,1347 41,11000 * 3,59072 ,000 28,5286 53,6914 22,22000 * 3,59072 ,000 9,6386 34,8014 13,33333 * 3,59072 ,033 ,7519 25,9147 -8,89000 3,59072 ,305 -21,4714 3,6914 -15,55667 * 3,59072 ,009 -28,1381 -2,9753 -13,33333 * 3,59072 ,033 -25,9147 -,7519 85,55667 * 3,59072 ,000 72,9753 98,1381 64,44333 * 3,59072 ,000 51,8619 77,0247 50,00000 * 3,59072 ,000 37,4186 62,5814 31,11000 * 3,59072 ,000 18,5286 43,6914 22,22333 * 3,59072 ,000 9,6419 34,8047 8,89000 3,59072 ,305 -3,6914 21,4714 -6,66667 3,59072 ,648 -19,2481 5,9147 -6,66667 3,59072 ,648 -19,2481 5,9147 92,22333 * 3,59072 ,000 79,6419 104,8047 71,11000 * 3,59072 ,000 58,5286 83,6914 56,66667 * 3,59072 ,000 44,0853 69,2481 37,77667 * 3,59072 ,000 25,1953 50,3581 28,89000 * 3,59072 ,000 16,3086 41,4714 15,55667 * 3,59072 ,009 2,9753 28,1381 6,66667 3,59072 ,648 -5,9147 19,2481 (J) kelompok

kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % (I) kelompok

kon pos

kon neg

pandan 0.5 %

pandan 1 %

pandan 2 %

pandan 3 %

pandan 5 %

pandan 7 %

pandan 10 %

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(14)

45

Lampiran 3

Homogeneous Subsets

hasil Tukey HSDa

3 1,1100

3 22,2233

3 36,6667

3 55,5567

3 64,4433

3 77,7767

3 86,6667 86,6667

3 93,3333 93,3333

3 100,0000

1,000 1,000 1,000 ,305 ,305 ,648 ,648 kelompok

kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. a.


(15)

46

Lampiran 4

Probit

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

DATA Information

21 unweighted cases accepted.

6 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group.

MODEL Information

ONLY Normal Sigmoid is requested.

- - - - - -

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Parameter estimates converged after 10 iterations. Optimal solution found.

Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX):

Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. kelompok 23,52946 1,16106 20,26548

Intercept Standard Error Intercept/S.E. -,52709 ,04810 -10,95727

Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 69,788 DF = 19 P = ,000

Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.

- - - - - -


(16)

47

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Observed and Expected Frequencies

Number of Observed Expected

kelompok Subjects Responses Responses Residual Prob

,01 100,0 23,3 34,111 -10,781 ,34111

,01 100,0 16,7 34,111 -17,441 ,34111

,01 100,0 26,7 34,111 -7,441 ,34111

,01 100,0 33,3 38,522 -5,192 ,38522

,01 100,0 40,0 38,522 1,478 ,38522

,01 100,0 36,7 38,522 -1,852 ,38522

,02 100,0 60,0 47,747 12,253 ,47747

,02 100,0 50,0 47,747 2,253 ,47747

,02 100,0 56,7 47,747 8,923 ,47747

,03 100,0 70,0 57,095 12,905 ,57095

,03 100,0 63,3 57,095 6,235 ,57095

,03 100,0 60,0 57,095 2,905 ,57095

,05 100,0 76,7 74,195 2,475 ,74195

,05 100,0 83,3 74,195 9,135 ,74195

,05 100,0 73,3 74,195 -,865 ,74195

,07 100,0 86,7 86,864 -,194 ,86864

,07 100,0 80,0 86,864 -6,864 ,86864

,07 100,0 93,3 86,864 6,466 ,86864

,10 100,0 93,3 96,606 -3,276 ,96606

,10 100,0 90,0 96,606 -6,606 ,96606

,10 100,0 96,7 96,606 ,064 ,96606


(17)

48

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Confidence Limits for Effective kelompok

95% Confidence Limits Prob kelompok Lower Upper ,01 -,07647 -,10387 -,05792 ,02 -,06488 -,08950 -,04818 ,03 -,05753 -,08039 -,04198 ,04 -,05200 -,07354 -,03732 ,05 -,04750 -,06797 -,03352 ,06 -,04368 -,06324 -,03029 ,07 -,04032 -,05909 -,02745 ,08 -,03731 -,05538 -,02490 ,09 -,03458 -,05201 -,02258 ,10 -,03206 -,04891 -,02045 ,15 -,02165 -,03610 -,01157 ,20 -,01337 -,02597 -,00447 ,25 -,00626 -,01733 ,00168 ,30 ,00011 -,00964 ,00726 ,35 ,00603 -,00258 ,01250 ,40 ,01163 ,00403 ,01757 ,45 ,01706 ,01031 ,02259 ,50 ,02240 ,01634 ,02767 ,55 ,02774 ,02219 ,03294 ,60 ,03317 ,02791 ,03852 ,65 ,03878 ,03357 ,04453 ,70 ,04469 ,03930 ,05111 ,75 ,05107 ,04525 ,05844 ,80 ,05817 ,05168 ,06679 ,85 ,06645 ,05900 ,07671 ,90 ,07687 ,06805 ,08934 ,91 ,07938 ,07021 ,09241 ,92 ,08212 ,07256 ,09576 ,93 ,08512 ,07513 ,09944 ,94 ,08848 ,07800 ,10356 ,95 ,09231 ,08126 ,10827 ,96 ,09681 ,08509 ,11380 ,97 ,10233 ,08978 ,12062 ,98 ,10969 ,09600 ,12970 ,99 ,12127 ,10578 ,14404


(18)

49

Lampiran 5

Perhitungan dosis :

Dosis Temefos 1 g :

Dosis efektif Temefos 1 g adalah sebesar 1 ppm dimana biasanya digunakan 10 g bubuk temefos dalam 100 liter air.

1 ppm = 1 g temephos 1 g di dalam 1.000.000 ml air.

Sedangkan didalam kemasan bubuk temefos 1 g 10 g kandungan temefosnya hanya 1 %, jadi didalam 10 g hanya ada 0,1 gr temefos.

Berarti didalam 100 liter dilarutkan 0,1 g temefos = 1 gr temefos didalam 1.000 liter air = 1 gr temefos 1g didalam 1.000.000 ml air. = 1 ppm.

Dan didalam percobaan yang dilakukan disini dosis 1 ppm Temefos didapat dari: 10 mg temefos 1 g didalam 100 ml akuades.


(19)

50

Lampiran 6

Pembuatan Infusa Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Daun pandan wangi yang akan dipakai untuk percobaan dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk percobaan. Daun pandan wangi ditimbang sesuai dengan kadar yang akan dipakai dalam percobaan yaitu 0,5%, 1%, 2%, 3%, 5%, 7 %, 10 %. (Contoh : bila yang digunakan adalah infusa dengan kadar 5% berarti daun pandan wangi kering yang dibutuhkan adalah 5 gram dicampurkan dengan 100 ml akuades).

Masukkan daun pandan wangi yang telah ditimbang tersebut ke dalam panci infusa kecil dan tambahkan akuades ke dalam panci tersebut. Sementara panci infusa besar diisi air kemudian dididihkan. Setelah mendidih, panci infusa kecil yang berisi daun pandan wangi dan akuades dimasukkan ke dalam panci infusa besar dalam keadaan api masih menyala dan panci tertutup, biarkan selama 15 menit lalu matikan api, setelah itu hasil infusa disaring dan diukur. Apabila kurang dari 100 ml, maka ditambahkan air panas yang dilewatkan terlebih dahulu melalui saringan yang masih terdapat sisa daun pandan wangi yang tersaring. Pindahkan hasil infusa yang telah didapat ke dalam gelas-gelas plastik yang telah tersedia.


(20)

43

Lampiran 1

Oneway

Descriptives hasil

3 3 ,00000 ,00000 100,0000 100,0000 100,00 100,00 3 1,1100 1,92258 1,11000 -3,6659 5,8859 ,00 3,33 3 22,2233 5,09102 2,93930 9,5765 34,8701 16,67 26,67 3 36,6667 3,33500 1,92546 28,3821 44,9513 33,33 40,00 3 55,5567 5,09211 2,93993 42,9072 68,2062 50,00 60,00 3 64,4433 5,09211 2,93993 51,7938 77,0928 60,00 70,00 3 77,7767 5,09102 2,93930 65,1299 90,4235 73,33 83,33 3 86,6667 6,66500 3,84804 70,1099 103,2234 80,00 93,33 3 93,3333 3,33500 1,92546 85,0487 101,6179 90,00 96,67 27 59,7530 32,81550 6,31535 46,7716 72,7343 ,00 100,00 kon pos

kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

hasil

1,243 8 18 ,331 Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

hasil

27650,167 8 3456,271 178,712 ,000 348,119 18 19,340

27998,286 26 Between Groups

Within Groups Total

Sum of


(21)

44

Lampiran 2

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: hasil

Tukey HSD

98,89000 * 3,59072 ,000 86,3086 111,4714 77,77667 * 3,59072 ,000 65,1953 90,3581 63,33333 * 3,59072 ,000 50,7519 75,9147 44,44333 * 3,59072 ,000 31,8619 57,0247 35,55667 * 3,59072 ,000 22,9753 48,1381 22,22333 * 3,59072 ,000 9,6419 34,8047 13,33333 * 3,59072 ,033 ,7519 25,9147 6,66667 3,59072 ,648 -5,9147 19,2481 -98,89000 * 3,59072 ,000 -111,4714 -86,3086 -21,11333 * 3,59072 ,000 -33,6947 -8,5319 -35,55667 * 3,59072 ,000 -48,1381 -22,9753 -54,44667 * 3,59072 ,000 -67,0281 -41,8653 -63,33333 * 3,59072 ,000 -75,9147 -50,7519 -76,66667 * 3,59072 ,000 -89,2481 -64,0853 -85,55667 * 3,59072 ,000 -98,1381 -72,9753 -92,22333 * 3,59072 ,000 -104,8047 -79,6419 -77,77667 * 3,59072 ,000 -90,3581 -65,1953 21,11333 * 3,59072 ,000 8,5319 33,6947 -14,44333 * 3,59072 ,018 -27,0247 -1,8619 -33,33333 * 3,59072 ,000 -45,9147 -20,7519 -42,22000 * 3,59072 ,000 -54,8014 -29,6386 -55,55333 * 3,59072 ,000 -68,1347 -42,9719 -64,44333 * 3,59072 ,000 -77,0247 -51,8619 -71,11000 * 3,59072 ,000 -83,6914 -58,5286 -63,33333 * 3,59072 ,000 -75,9147 -50,7519 35,55667 * 3,59072 ,000 22,9753 48,1381 14,44333 * 3,59072 ,018 1,8619 27,0247 -18,89000 * 3,59072 ,001 -31,4714 -6,3086 -27,77667 * 3,59072 ,000 -40,3581 -15,1953 -41,11000 * 3,59072 ,000 -53,6914 -28,5286 -50,00000 * 3,59072 ,000 -62,5814 -37,4186 -56,66667 * 3,59072 ,000 -69,2481 -44,0853 -44,44333 * 3,59072 ,000 -57,0247 -31,8619 54,44667 * 3,59072 ,000 41,8653 67,0281 33,33333 * 3,59072 ,000 20,7519 45,9147 18,89000 * 3,59072 ,001 6,3086 31,4714 -8,88667 3,59072 ,305 -21,4681 3,6947 -22,22000 * 3,59072 ,000 -34,8014 -9,6386 -31,11000 * 3,59072 ,000 -43,6914 -18,5286 -37,77667 * 3,59072 ,000 -50,3581 -25,1953 -35,55667 * 3,59072 ,000 -48,1381 -22,9753 63,33333 * 3,59072 ,000 50,7519 75,9147 42,22000 * 3,59072 ,000 29,6386 54,8014 27,77667 * 3,59072 ,000 15,1953 40,3581 8,88667 3,59072 ,305 -3,6947 21,4681 -13,33333 * 3,59072 ,033 -25,9147 -,7519 -22,22333 * 3,59072 ,000 -34,8047 -9,6419 -28,89000 * 3,59072 ,000 -41,4714 -16,3086 -22,22333 * 3,59072 ,000 -34,8047 -9,6419 76,66667 * 3,59072 ,000 64,0853 89,2481 55,55333 * 3,59072 ,000 42,9719 68,1347 41,11000 * 3,59072 ,000 28,5286 53,6914 22,22000 * 3,59072 ,000 9,6386 34,8014 13,33333 * 3,59072 ,033 ,7519 25,9147 -8,89000 3,59072 ,305 -21,4714 3,6914 -15,55667 * 3,59072 ,009 -28,1381 -2,9753 -13,33333 * 3,59072 ,033 -25,9147 -,7519 85,55667 * 3,59072 ,000 72,9753 98,1381 64,44333 * 3,59072 ,000 51,8619 77,0247 50,00000 * 3,59072 ,000 37,4186 62,5814 31,11000 * 3,59072 ,000 18,5286 43,6914 22,22333 * 3,59072 ,000 9,6419 34,8047 8,89000 3,59072 ,305 -3,6914 21,4714 -6,66667 3,59072 ,648 -19,2481 5,9147 -6,66667 3,59072 ,648 -19,2481 5,9147 92,22333 * 3,59072 ,000 79,6419 104,8047 71,11000 * 3,59072 ,000 58,5286 83,6914 56,66667 * 3,59072 ,000 44,0853 69,2481 37,77667 * 3,59072 ,000 25,1953 50,3581 28,89000 * 3,59072 ,000 16,3086 41,4714 15,55667 * 3,59072 ,009 2,9753 28,1381 6,66667 3,59072 ,648 -5,9147 19,2481 (J) kelompok

kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 10 % kon pos kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % (I) kelompok

kon pos

kon neg

pandan 0.5 %

pandan 1 %

pandan 2 %

pandan 3 %

pandan 5 %

pandan 7 %

pandan 10 %

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(22)

45

Lampiran 3

Homogeneous Subsets

hasil Tukey HSDa

3 1,1100

3 22,2233

3 36,6667

3 55,5567

3 64,4433

3 77,7767

3 86,6667 86,6667

3 93,3333 93,3333

3 100,0000

1,000 1,000 1,000 ,305 ,305 ,648 ,648 kelompok

kon neg pandan 0.5 % pandan 1 % pandan 2 % pandan 3 % pandan 5 % pandan 7 % pandan 10 % kon pos Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. a.


(23)

46

Lampiran 4

Probit

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

DATA Information

21 unweighted cases accepted.

6 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group.

MODEL Information

ONLY Normal Sigmoid is requested.

- - - - - -

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Parameter estimates converged after 10 iterations. Optimal solution found.

Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX):

Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. kelompok 23,52946 1,16106 20,26548

Intercept Standard Error Intercept/S.E. -,52709 ,04810 -10,95727

Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 69,788 DF = 19 P = ,000

Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.

- - - - - -


(24)

47

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Observed and Expected Frequencies

Number of Observed Expected

kelompok Subjects Responses Responses Residual Prob

,01 100,0 23,3 34,111 -10,781 ,34111

,01 100,0 16,7 34,111 -17,441 ,34111

,01 100,0 26,7 34,111 -7,441 ,34111

,01 100,0 33,3 38,522 -5,192 ,38522

,01 100,0 40,0 38,522 1,478 ,38522

,01 100,0 36,7 38,522 -1,852 ,38522

,02 100,0 60,0 47,747 12,253 ,47747

,02 100,0 50,0 47,747 2,253 ,47747

,02 100,0 56,7 47,747 8,923 ,47747

,03 100,0 70,0 57,095 12,905 ,57095

,03 100,0 63,3 57,095 6,235 ,57095

,03 100,0 60,0 57,095 2,905 ,57095

,05 100,0 76,7 74,195 2,475 ,74195

,05 100,0 83,3 74,195 9,135 ,74195

,05 100,0 73,3 74,195 -,865 ,74195

,07 100,0 86,7 86,864 -,194 ,86864

,07 100,0 80,0 86,864 -6,864 ,86864

,07 100,0 93,3 86,864 6,466 ,86864

,10 100,0 93,3 96,606 -3,276 ,96606

,10 100,0 90,0 96,606 -6,606 ,96606

,10 100,0 96,7 96,606 ,064 ,96606


(25)

48

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Confidence Limits for Effective kelompok

95% Confidence Limits Prob kelompok Lower Upper ,01 -,07647 -,10387 -,05792 ,02 -,06488 -,08950 -,04818 ,03 -,05753 -,08039 -,04198 ,04 -,05200 -,07354 -,03732 ,05 -,04750 -,06797 -,03352 ,06 -,04368 -,06324 -,03029 ,07 -,04032 -,05909 -,02745 ,08 -,03731 -,05538 -,02490 ,09 -,03458 -,05201 -,02258 ,10 -,03206 -,04891 -,02045 ,15 -,02165 -,03610 -,01157 ,20 -,01337 -,02597 -,00447 ,25 -,00626 -,01733 ,00168 ,30 ,00011 -,00964 ,00726 ,35 ,00603 -,00258 ,01250 ,40 ,01163 ,00403 ,01757 ,45 ,01706 ,01031 ,02259 ,50 ,02240 ,01634 ,02767 ,55 ,02774 ,02219 ,03294 ,60 ,03317 ,02791 ,03852 ,65 ,03878 ,03357 ,04453 ,70 ,04469 ,03930 ,05111 ,75 ,05107 ,04525 ,05844 ,80 ,05817 ,05168 ,06679 ,85 ,06645 ,05900 ,07671 ,90 ,07687 ,06805 ,08934 ,91 ,07938 ,07021 ,09241 ,92 ,08212 ,07256 ,09576 ,93 ,08512 ,07513 ,09944 ,94 ,08848 ,07800 ,10356 ,95 ,09231 ,08126 ,10827 ,96 ,09681 ,08509 ,11380 ,97 ,10233 ,08978 ,12062 ,98 ,10969 ,09600 ,12970 ,99 ,12127 ,10578 ,14404


(26)

49

Lampiran 5

Perhitungan dosis :

Dosis Temefos 1 g :

Dosis efektif Temefos 1 g adalah sebesar 1 ppm dimana biasanya digunakan 10 g bubuk temefos dalam 100 liter air.

1 ppm = 1 g temephos 1 g di dalam 1.000.000 ml air.

Sedangkan didalam kemasan bubuk temefos 1 g 10 g kandungan temefosnya hanya 1 %, jadi didalam 10 g hanya ada 0,1 gr temefos.

Berarti didalam 100 liter dilarutkan 0,1 g temefos = 1 gr temefos didalam 1.000 liter air = 1 gr temefos 1g didalam 1.000.000 ml air. = 1 ppm.

Dan didalam percobaan yang dilakukan disini dosis 1 ppm Temefos didapat dari: 10 mg temefos 1 g didalam 100 ml akuades.


(27)

50

Lampiran 6

Pembuatan Infusa Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Daun pandan wangi yang akan dipakai untuk percobaan dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk percobaan. Daun pandan wangi ditimbang sesuai dengan kadar yang akan dipakai dalam percobaan yaitu 0,5%, 1%, 2%, 3%, 5%, 7 %, 10 %. (Contoh : bila yang digunakan adalah infusa dengan kadar 5% berarti daun pandan wangi kering yang dibutuhkan adalah 5 gram dicampurkan dengan 100 ml akuades).

Masukkan daun pandan wangi yang telah ditimbang tersebut ke dalam panci infusa kecil dan tambahkan akuades ke dalam panci tersebut. Sementara panci infusa besar diisi air kemudian dididihkan. Setelah mendidih, panci infusa kecil yang berisi daun pandan wangi dan akuades dimasukkan ke dalam panci infusa besar dalam keadaan api masih menyala dan panci tertutup, biarkan selama 15 menit lalu matikan api, setelah itu hasil infusa disaring dan diukur. Apabila kurang dari 100 ml, maka ditambahkan air panas yang dilewatkan terlebih dahulu melalui saringan yang masih terdapat sisa daun pandan wangi yang tersaring. Pindahkan hasil infusa yang telah didapat ke dalam gelas-gelas plastik yang telah tersedia.


(28)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Lebih dari tiga ribu spesies nyamuk beterbangan di muka bumi ini, baik di tempat yang beriklim panas maupun dingin. Meskipun mampu hidup di kutub, sebagian besar nyamuk lebih suka hidup di daerah yang beriklim tropis dengan kelembaban tinggi seperti di Indonesia (IPTEKnet, 2006).

Jenis nyamuk dengan genus Culex, Anopheles, dan Aedes dapat ditemukan di

Indonesia yang menyebarkan penyakit-penyakit seperti filariasis, malaria, Dengue Haemorragic Fever (DHF) , Yellow Fever, Japanese Encephalitis . Salah satu cara untuk mengontrol penyakit yang disebarkan oleh nyamuk adalah dengan membunuh nyamuk, mencegah nyamuk tersebut menusuk kulit manusia

(dengan menggunakan repellent)atau dengan membunuh larva dalam skala besar

(Raj Mohan, Ramaswamy, 2007).

Dalam pemberantasan nyamuk digunakan zat-zat kimia organik sintetik

seperti Temephos (Abate), Methoprene (OMS-1697), Diflubenzuron

(OMS-1804), Vetrazin (OMS-2014) (Hadi Suwasono, 1997) . Namun pemutusan mata rantai penularan penyakit oleh nyamuk menggunakan zat kimia organik sintetik, memiliki efek samping yang cukup berbahaya. Pemberantasan menggunakan zat kimia menyebabkan gangguan pada lingkungan dan juga pertumbuhan resistensi fisiologis daripada vektor. Penggunaan zat kimia organik sintetik sebagai insektisida dan larvisida secara luas dan berulang-ulang menyebabkan timbulnya efek samping pada manusia misalnya gangguan pernafasan (sesak nafas), gangguan pencernaan (mual, muntah), iritasi kulit (Mittal, Subbarao, 2003).

Produk-produk herbal dapat digunakan, baik yang berefek sebagai larvisida,

insektisida, maupun pengusir nyamuk. Produk-produk herbal ini dapat menjadi suatu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah penanggulangan penyebaran penyakit melalui vektor nyamuk (Mittal, Subbarao, 2003).


(29)

2

Universitas Kristen Maranatha Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif larvisida adalah

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Pandan wangi merupakan jenis

tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Khasiat tanaman pandan wangi sudah banyak dikenal mulai dari penggunaannya untuk mengatasi: lemah saraf (neurasthenia), tidak nafsu makan, rematik, myalgia, sakit disertai gelisah,

rambut rontok, menghitamkan rambut dan menghilangkan dandruff (PDPERSI,

2002). Pandan wangi mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Ekstrak daun pandan wangi mempunyai pengaruh terhadap tingkat

kematian larva Aedes aegypti (Dewi Susanna, Rahman, dkk. 2003).

Karena kemampuan dari pandan wangi yang mampu membunuh larva

nyamuk Aedes aegypti, maka penulis tertarik untuk menguji kemampuannya

pada larva nyamuk Culex dalam bentuk sediaan infusa yang lebih mudah untuk

dibuat dibandingkan dengan bentuk sediaan ekstrak.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

mempunyai efek sebagai larvisida alami terhadap larva nyamuk Culex

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : Untuk mengetahui efek larvisida dari infusa daun pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap nyamuk Culex

Tujuan : Untuk mendapat data jumlah larva nyamuk Culex yang mati dengan

menggunakan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)


(30)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis : Menambah pengetahuan tentang tanaman

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvisida alami.

Manfaat praktis : Menurunkan populasi jumlah nyamuk Culex sehingga

angka kejadian penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Culex dapat berkurang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Serangga mempunyai 3 habitat utama, yaitu terestrial, semi akuatik, dan akuatik. Nyamuk mempunyai kehidupan yang bergantung pada lingkungan air, sehingga nyamuk adalah golongan serangga semi akuatik. Dalam hidupnya nyamuk mengalami metamorfosis mulai dari telur, larva, pupa, hingga nyamuk dewasa (Service, 2000).

Nyamuk dapat menyebarkan penyakit melalui tusukan pada kulit manusia. Hanya nyamuk betina yang menusuk dan mengambil darah. Protein darah diperlukan untuk melengkapi siklus produksi telur pada nyamuk (Service, 2000).

Telur dapat diletakkan secara langsung di air atau di area yang akan tergenang oleh air. Stadium larva dan pupa berada di air, sedangkan stadium dewasa di luar air. Masing-masing stadium ini dapat dengan mudah dikenali dari penampilan fisiknya yang khusus.

Tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai

kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, polifenol .Senyawa saponin inilah

yang dapat digunakan untuk membasmi jentik nyamuk sebagai larvisida bagi larva nyamuk. Saponin mengandung hormon steroid yang berpengaruh dalam pertumbuhan larva nyamuk. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus menjadi korosif (Nunik St.Aminah, Singgih H.Sigit, dkk., 2001).


(31)

4

Universitas Kristen Maranatha

Hipotesis Penelitian

Infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai efek

larvisida terhadap larva nyamuk Culex.

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian : menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan ruang lingkup penelitian prospektif laboratorium eksperimental, bersifat

komparatif. Penelitian menggunakan infusa daun Pandanus amaryllifolius Roxb.)

dengan berbagai konsentrasi. Digunakan temefos sebagai kontrol.

Metode statistik : data yang didapat dianalisis menggunakan ANAVA satu

arah pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Selain itu

juga dicari konsentrasi letal 50% (LD50) dengan menggunakan metode Uji

Regresi.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha Bandung mulai dari bulan Juli hingga November 2007.


(32)

40 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan dosis 0,5%, 1%, 2% , 3% , 5%, 7 %, 10 % memiliki efek sebagai larvisida.

2. LD50 infusa daun pandan wangi terhadap larva nyamuk Culex adalah 2,24 % .

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai efek toksis yang dapat terjadi pada lingkungan bila larvisida pandan wangi ini digunakan secara luas dan berulang-ulang.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang sediaan yang paling tepat untuk larvisida ini.


(33)

41 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2007. Vectors of Lymphatic

Filariasis. www.cdc.gov/.../mosquitoes_lymphatic_filar.htm.. 8 September

2007.

Dewi Susanna, A. Rahman, Eram Tunggul Pawenang. 2003. Potensi Daun Pandan

Wangi untuk Membunuh larva Nyamuk Aedes aegypti In: Jurnal Ekologi

Kesehatan .Vol 2, No 2. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 228 – 231.

Evi Yuliani, dkk.2003. Efek ekstrak akar tuba (Derris eliptica) terhadap

mortalitas larva Culex quenquefasciatus. In : Jurnal Kedokteran YARSI. Vol

11, No 2,Agustus 2003.Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas YARSI. Hal 100-103.

Fairfax County (Virginia). 2007. Larvicide. http://www.fairfaxcounty.gov/hd/west nile/wnvlarvicide.htm. 23 November 2007.

Gordon Cook, Alimuddin Zumla. 2003. Manson’s Tropical Diseases. 21st .Ed.

London : Saunders. P.738-739, 747-748, 750-754.

Hadi Suwasono. 1997. Berbagai Cara Pemberantasan Larva. In: Cermin Dunia

Kedokteran.No.119. Hal 32.

Herms W.B., James M.T. 1989. Medical Entomology. New York : Macmillan

Publisher. P. 169-169.

IPTEKnet. 2005.Tanaman Obat Indonesia.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/ view.php?id=124. 26 April 2007.

IPTEKnet. 2006. Nyamuk Si Pembawa Penyakit.http://www.iptek.net.id/ind/?ch= infopop&id=298&PHPSESSID=81fbfd139aa8fdad77f6dfe54029e172 . 2 Mei 2007.

Kansas State University. 2007. Adult Mosquito Laying Its Eggs in Surface of Water.http://www.oznet.ksu.edu/westnilevirus/mosquitoes.html/.18 November 2007.

KOHM. 2007. Culex larvae. http://kohm.org/blog/?m=20070504. 7 November

2007.

Mittal P.K, Subbarao S.K. 2003. Prospects of Using Herbal products in the


(34)

42

NSW Arbovirus Surveillance & Vector Monitoring Program. 2007. Culex.

www.arbovirus.health.nsw.gov.au/mosquit/mosqp. 18 November 2007.

Parramatta City Council. 2006. Mosquito. http://www.parracity.nsw.gov.au/ environment/plants_and_animals/mosquitos. 29 Desember 2007.

Pusat Data dan Informasi – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI). 2003. Obat Tradisional. http://www.pdpersi.co.id/?show=detail news&kode=967&tbl=alternatif. 26 April 2007.

Raj Mohan, D., M. Ramaswamy. 2007. Full Length Research Paper: Evaluation

of larvicidal activity of the leaf extract of aweed plant, Ageratina adenophora,

against two important species of mosquitoes, Aedes aegypti and Culex

quinquefasciatus. http://www.academicjournals.org/AJB/PDF/pdf2007/5Mar /Raj%20Mohan%20and%20Ramaswamy.pdf . 26 Maret 2007.

Rampengan, T.H., I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.

Jakarta : EGC. Hal. 232-243.

Service M.W. 2002. Medical Entomology for Students. 2nd ed. Cambridge (UK) :

Cambridge Publisher. P. 6 -12, 19.

Soedarto. 1995. Entomologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal. 60-61.

The Taxonomicon. 2007. Taxon : Genus Culex. . 7 September 2007.

Vcharkarn., 2007. Principal Characters for Identifying the Three Genera of

Medical Importance. http://www.vcharkarn.com/include/vcafe/showkratoo. php?Pid=27946&page=4. 4 Desember 2007.


(1)

2

Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif larvisida adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Pandan wangi merupakan jenis tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Khasiat tanaman pandan wangi sudah banyak dikenal mulai dari penggunaannya untuk mengatasi: lemah saraf (neurasthenia), tidak nafsu makan, rematik, myalgia, sakit disertai gelisah, rambut rontok, menghitamkan rambut dan menghilangkan dandruff (PDPERSI, 2002). Pandan wangi mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Ekstrak daun pandan wangi mempunyai pengaruh terhadap tingkat kematian larva Aedes aegypti (Dewi Susanna, Rahman, dkk. 2003).

Karena kemampuan dari pandan wangi yang mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti, maka penulis tertarik untuk menguji kemampuannya pada larva nyamuk Culex dalam bentuk sediaan infusa yang lebih mudah untuk dibuat dibandingkan dengan bentuk sediaan ekstrak.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai efek sebagai larvisida alami terhadap larva nyamuk Culex

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : Untuk mengetahui efek larvisida dari infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap nyamuk Culex

Tujuan : Untuk mendapat data jumlah larva nyamuk Culex yang mati dengan menggunakan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvisida alami.


(2)

3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis : Menambah pengetahuan tentang tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvisida alami.

Manfaat praktis : Menurunkan populasi jumlah nyamuk Culex sehingga angka kejadian penyakit yang disebarkan oleh

nyamuk Culex dapat berkurang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Serangga mempunyai 3 habitat utama, yaitu terestrial, semi akuatik, dan akuatik. Nyamuk mempunyai kehidupan yang bergantung pada lingkungan air, sehingga nyamuk adalah golongan serangga semi akuatik. Dalam hidupnya nyamuk mengalami metamorfosis mulai dari telur, larva, pupa, hingga nyamuk dewasa (Service, 2000).

Nyamuk dapat menyebarkan penyakit melalui tusukan pada kulit manusia. Hanya nyamuk betina yang menusuk dan mengambil darah. Protein darah diperlukan untuk melengkapi siklus produksi telur pada nyamuk (Service, 2000).

Telur dapat diletakkan secara langsung di air atau di area yang akan tergenang oleh air. Stadium larva dan pupa berada di air, sedangkan stadium dewasa di luar air. Masing-masing stadium ini dapat dengan mudah dikenali dari penampilan fisiknya yang khusus.

Tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, polifenol . Senyawa saponin inilah yang dapat digunakan untuk membasmi jentik nyamuk sebagai larvisida bagi larva nyamuk. Saponin mengandung hormon steroid yang berpengaruh dalam pertumbuhan larva nyamuk. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus menjadi korosif (Nunik St.Aminah, Singgih H.Sigit, dkk., 2001).


(3)

4

Hipotesis Penelitian

Infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai efek larvisida terhadap larva nyamuk Culex.

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian : menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitian prospektif laboratorium eksperimental, bersifat komparatif. Penelitian menggunakan infusa daun Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan berbagai konsentrasi. Digunakan temefos sebagai kontrol.

Metode statistik : data yang didapat dianalisis menggunakan ANAVA satu arah pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Selain itu juga dicari konsentrasi letal 50% (LD50) dengan menggunakan metode Uji Regresi.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha Bandung mulai dari bulan Juli hingga November 2007.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Infusa daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan dosis 0,5%, 1%, 2% , 3% , 5%, 7 %, 10 % memiliki efek sebagai larvisida.

2. LD50 infusa daun pandan wangi terhadap larva nyamuk Culex adalah 2,24 % .

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai efek toksis yang dapat terjadi pada lingkungan bila larvisida pandan wangi ini digunakan secara luas dan berulang-ulang.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang sediaan yang paling tepat untuk larvisida ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2007. Vectors of Lymphatic

Filariasis. www.cdc.gov/.../mosquitoes_lymphatic_filar.htm.. 8 September

2007.

Dewi Susanna, A. Rahman, Eram Tunggul Pawenang. 2003. Potensi Daun Pandan

Wangi untuk Membunuh larva Nyamuk Aedes aegypti In: Jurnal Ekologi

Kesehatan .Vol 2, No 2. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 228 – 231.

Evi Yuliani, dkk.2003. Efek ekstrak akar tuba (Derris eliptica) terhadap mortalitas larva Culex quenquefasciatus. In : Jurnal Kedokteran YARSI. Vol 11, No 2,Agustus 2003.Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas YARSI. Hal 100-103.

Fairfax County (Virginia). 2007. Larvicide. http://www.fairfaxcounty.gov/hd/west nile/wnvlarvicide.htm. 23 November 2007.

Gordon Cook, Alimuddin Zumla. 2003. Manson’s Tropical Diseases. 21st .Ed. London : Saunders. P.738-739, 747-748, 750-754.

Hadi Suwasono. 1997. Berbagai Cara Pemberantasan Larva. In: Cermin Dunia Kedokteran.No.119. Hal 32.

Herms W.B., James M.T. 1989. Medical Entomology. New York : Macmillan

Publisher. P. 169-169.

IPTEKnet. 2005.Tanaman Obat Indonesia.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/ view.php?id=124. 26 April 2007.

IPTEKnet. 2006. Nyamuk Si Pembawa Penyakit.http://www.iptek.net.id/ind/?ch= infopop&id=298&PHPSESSID=81fbfd139aa8fdad77f6dfe54029e172 . 2 Mei 2007.

Kansas State University. 2007. Adult Mosquito Laying Its Eggs in Surface of Water.http://www.oznet.ksu.edu/westnilevirus/mosquitoes.html/.18 November 2007.

KOHM. 2007. Culex larvae. http://kohm.org/blog/?m=20070504. 7 November

2007.

Mittal P.K, Subbarao S.K. 2003. Prospects of Using Herbal products in the Control of Mosquito Vectors. Meddapa N.)eds). ICMR Bulletin, 1 (33) :2-5.


(6)

42

NSW Arbovirus Surveillance & Vector Monitoring Program. 2007. Culex.

www.arbovirus.health.nsw.gov.au/mosquit/mosqp. 18 November 2007.

Parramatta City Council. 2006. Mosquito. http://www.parracity.nsw.gov.au/ environment/plants_and_animals/mosquitos. 29 Desember 2007.

Pusat Data dan Informasi – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI). 2003. Obat Tradisional. http://www.pdpersi.co.id/?show=detail news&kode=967&tbl=alternatif. 26 April 2007.

Raj Mohan, D., M. Ramaswamy. 2007. Full Length Research Paper: Evaluation

of larvicidal activity of the leaf extract of aweed plant, Ageratina adenophora, against two important species of mosquitoes, Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus. http://www.academicjournals.org/AJB/PDF/pdf2007/5Mar /Raj%20Mohan%20and%20Ramaswamy.pdf . 26 Maret 2007.

Rampengan, T.H., I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC. Hal. 232-243.

Service M.W. 2002. Medical Entomology for Students. 2nd ed. Cambridge (UK) : Cambridge Publisher. P. 6 -12, 19.

Soedarto. 1995. Entomologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal. 60-61.

The Taxonomicon. 2007. Taxon : Genus Culex. . 7 September 2007.

Vcharkarn., 2007. Principal Characters for Identifying the Three Genera of Medical Importance. http://www.vcharkarn.com/include/vcafe/showkratoo. php?Pid=27946&page=4. 4 Desember 2007.