FOLKLOR MAKAM RAJA SIDABUTAR: SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA.

FOLKLOR “MAKAM RAJA SIDABUTAR”
(SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA)

Diajukan dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Oleh:
OKTARINA MANURUNG
082222710005

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

FOLKLOR “MAKAM RAJA SIDABUTAR”
(SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA)

Diajukan dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Oleh:

OKTARINA MANURUNG
082222710005

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kasih sayangNya dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “FOLKLOR MAKAM RAJA SIDABUTAR: SUATU KAJIAN
ANTROPOLOGI SASTRA.”
Penulis menyadari kalau penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun seperti kata Pepatah “ tak ada gading yang tak retak”.
Mungkin masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Hal tersebut
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, serta
literatur yang dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi

ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat
tersusun dengan baik. Disampaikan yang tersebut di bawah ini:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
5. M.Surif, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Prodi Jurusan Sastra Indonesia.
6. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak

memberikan

bantuan


pemikiran

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
7. M. Oky. F. Gafari M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak membantu selama masa perkuliahan.
8. Seluruh dosen pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
seluruh pegawai tata usaha di Fakultas Bahasa dan seni.

9. Perusahaan PTPN 3 yang telah memberikan dukungan dana dan asuransi
kesehatan selama masa studi penulis.
10. Orang tua penulis, H. Manurung dan R. Situmorang yang telah memberi
doa dan dukungan materi kepada penulis. Terimakasih Ayahanda dan
Bunda tercinta.


Akhir kata penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna bagi kita
semua. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkatNya
kepada kita semua.

Medan, Juli 2012
Penulis,

Oktarina Manurung
NIM 082222710005

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan beragam suku dan
budaya. Kekayaan budaya tersebut merupakan salah satu kelebihan yang patut
dibanggakan oleh Indonesia. Masing-masing kebudayaan tersebut digunakan
sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang. Pada hakikatnya

kebudayaan tersebut dahulu digunakan para nenek moyang dalam menjalani
kehidupan mereka sehari-hari. Tinggalan budaya masa lalu tersebut mengandung
nilai-nilai penting yang diwariskan oleh nenek moyang, sebagai sebuah hasil
pemikiran yang kreatif, yang menjadi sumberdaya unik bagi penerusnya.
Selain kaya akan budaya, Indonesia juga merupakan salah satu wilayah
yang menjadi sektor pariwisata. Mulai dari kawasan nasional, regional, dan
internasional. Adapun daerah- daerah yang menjadi tujuan wisata utama
diantaranya, Bali, Lombok, dan Samosir. Di Bali dan Lombok para wisatawan
biasanya menimati keindahan laut atau pantai, serta pemandangan alam.
Sedangkan di Samosir para wisatan biasanya menikmati keindahan danau serta
peningalan kebudayaan yang berada disana.
Salah satu makam tua yang berada di Tomok adalah makam Raja
Sidabutar. Dahulu kala Raja Sidabutar adalah Raja penguasa di Kawasan pulau
Samosir. Ia

mempersiapkan makamnya sendiri sebelum ia meninggal dunia.

Dahulu Raja Sidabutar memimpin dengan menggunakan adat tradisional kuno
serta memiliki kepercayaan terhadap patung dan berhala serta roh-roh gaib


2

(Parmalim). Ritual untuk memanggil hujan dengan musik gondang kerap
dilakukan leluhur. Dalam ritual tersebut akan dikorbankan kerbau yang akan
ditombak tujuh kali. Serta masih banyak budaya lain dalam cerita makam Raja
sidabutar yang nanti akan diungkap dalam penelitian ini. Demikian adalah folklor
lisan atau cerita yang beredar dalam masyarakat sekarang.
Secara sederhana Folklor merupakan adat- istiadat tradisional dan cerita
rakyat yang diwariskan secara turun-menurun. James berpendapat bahwa folklor
adalah sebagian kebudayaan kolektif, yang diwariskan secara turun-temurun,
secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun
contoh yang disertai dengan gerak isyarat (1997: 2).Sastra dan kebudayaan
memiliki objek yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat, manusia sebagai
fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural

(Ratna, 2005:14). Dalam

kehidupan masyarakat tersebut, sastra dan kebudayaan

memperoleh tempat


khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya. Sastra sebagai karya
seni merupakan bagian suatu masyarakat, sedangkan

masyarakat itu sendiri

merupakan pemilik suatu kebudayaan. Keseluruhan permasalahan masyarakat
yang dibicarakan dalam sastra, tidak bisa dilepaskan

dari kebudayaan yang

melatarbelakanginya (Ratna, 2005:23).
Sebenarnya penelitian sebelumnya

tentang folklor oleh Helmina

Sipayung, jurusan bahasa dan sastra Indonesia tahun 2010, “yakni tentang Folklor
Horbobius di Pengururan”. Adapun penelitian tersebut meneliti tentang pola-pola
naratif serta nilai budaya batak yang terdapat dalam folklore Horbobius. Agak
sedikit berbeda dari penelitian ini yaitu mengkaji antropologi sastra dalam

folklore makam Raja Sidabutar.

3

Adapun kajian kajian antropologi sastra merupakan disiplin baru dalam ilmu
sastra. Secara sederhana antropologi sastra adalah kajian antropologi terhadap
karya sastra. Endaswara berpengertian bahwa antropologi sastra adalah kajian
etnografi dalam sastra (2003: 109). Ratna (dalam antilan 2010:98) berpengertian
bahwa antropologi sastra adalah studi karya yang relevan dengan manusia.
Antilan berpendapat bahwa antropologi sastra adalah sebagai agen kulutural,
sistem kekerabatan, sistem mitos, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya dalam suatu
karya sastra. Dapat disimpulkan bahwa antropologi sastra adalah kajian yang
berkaitan dengan antropologi kultural dan kebudayaan manusia dalam suatu karya
sastra.
Menurut Endaswara (dalam Antilan 2010:103) hal- hal yang diungkap dalam
penelitian antropologi sastra adalah sebagai berikut: (1) Mengungkap kebiasaankebiasaan masa lampau yang masih dilakukan masyarakat, (2) Mengungkap
subkultur atau kepercayaan yang terpantul dalam karya sastra, (3) Mengungkap
unsur- unsur antropologis atau budaya masyarakat, (4) Mengungkapkan simbolsimbol mitologi dan pola fikir masyarakat, dan (5) Mengungkap unsur- unsur
antropologis atau budaya masyarakat dalam karya sastra.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengamati cerita

folklor makam Raja Sidabutanr yang dikaji dalam antropologi sastra, dengan
mengangkat judul,” Folklor “Makam Raja Sidabutar” : Suatu Kajian Antropologi
Sastra”.

4

2. Identifikasi Masalah
Dalam sebuah penelitian perlu dibuat pengidentifikasian masalah agar
peneliti

menyelesaikan

penelitian

dengan

terarah

dan


menghindari

kesimpangsiuran dalam mempelajari dan membahas masalah yang hendak diteliti.
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat empat hal.
1. Cerita apa yang terdapat pada makam Raja Sidabutar?
2. Bagaimana kebudayaan serta kebiasaan leluhur masa lampau pada cerita
makam Raja Sidabutar ?
3. Simbol-simbol mitologi apa yang terdapat dalam cerita makam Raja
Sidabutar?
4. Bagaimana kepercayaan serta pola fikir leluhur dalam cerita makam Raja
Sidabutar ?

3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk membatasi cakupan masalah yang
akan diteliti agar penelitian dapat dilakukan dengan baik dan terarah. Maka
penelitian ini hanya dibatasi pada kebiasaan serta kebudayaan pada cerita makam
Raja Sidabutar .Pembahasan melaului kajian Antropologi sastra akan membantu
untuk memahami kajian dalam penelitian ini.

4. Rumusan Masalah

Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan dengan baik apabila perumusan
masalah jelas. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

5

1. Apakah kebudayaan tradisional kuno dalam cerita makam Raja Sidabutar
masih dilakukan oleh masyarakat sekarang?
2. Apakah kebiasaan mengadakan ritual-ritual dalam cerita makam Raja
Sidabutar masih dilakukan oleh masyarakat sekarang?
3. Apakah kepercayaan masyarakat terhadap patung dan berhala masih
diyakini oleh masyarakat sekarang?
4. Apakah simbol-simbol yang ada pada makam Raja Sidabutar masih
diyakini oleh masyarakat sekarang?

5. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian memiliki tujuan penelitian yang didasari pada rumusan
masalah. Tujuan penelitian ini harus dinyatakan dalam bentuk perumusan karena
perumusan tujuan sangat membantu peneliti dalam memecahkan masalah.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
1. mengungkap kebiasaan dalam cerita makam Raja Sidabutar yang masih
dilakukan oleh masyarakat sekarang.
2. mengungkap kepercayaan dan tradisi subkultur masyarakat dalam cerita
makam Raja Sidabutar yang masih dilakukan oleh masyarakat sekarang.
3. mengungkap kebudayaan masyarakat dalam cerita makam Raja Sidabutar
yang masih dilakukan oleh masyarakat sekarang,
4. mengungkap simbol-simbol mitologi dalam cerita makam Raja Sidabutar
yang masih dilakukan oleh masyarakat sekarang.

6

5. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat
bermanfaat. Maka, setelah penelitian ini selesai diharapkan hasilnya memberi
manfaat. Manfaat itu bertujuan:
1.

memperkaya perbendaharaan kesusastraann Indonesia melalui sastra
Indonesia yang multikultural yang selama ini tampak kurang diminati.

2. mengenal lebih luas dan dalam tentang khasanah sastra yang terpencil
dan terisolasi selama ini.
3. mendorong kesungguhan kajian interdisipliner antropologi sastra.
4. sebagai referensi dalam kegiatan penelitian bidang sastra, khusunya
yang meneliti folklor.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebudayaan tradisional kuno masih dilakukan oleh masyrakat sekarang, namun sebatas
kebudayaan atau tradisi masyarakat Tomok, Pulau Samosir.

2. Ada dua ritual dalam Folklor Makam Raja Sidabutar. Pertama ritual Memanggil Hujan,
ritual ini dilakukan oleh Raja Sidabutar sewaktu memimpin Kerajaan Sidabutar. Sedangkan
Ritual hahomion adalah penghormatan kepada Raja Sidabutar. Pengadaan ritual tersebut
masih dilakukan oleh Masyarakat pulau Samosir sebagai tradisi yang dilakukan turuntemurun.

3. Masyarakat Pulau Samosir sekarang sudah hampir semua menganut agama kristen,
walaupun masih ada sebagian kecil yang menganut agama Parmalim.

4. Simbol-simbol mitologi yang terdapat pada folklor Makam Raja Sidabutar masih diyakini
oleh masyarakat Tomok sekarang. Mereka beranggapan bahwa leluhur masih memantau
kehidupan masyarakat sekarang.

5.2 Saran
Saran- saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Diharapkan kepada masyarakat khususnya kaum muda untuk lebih peduli terhadap
kebudayaan yang pernah ada di masing- masing daerah, sehingga kebudayaan itu tidak punah.

2. Diharapkan kepada para mahasiswa, terkhusus jurusan sastra Indonesia mengkaji lebih
dalam sastra daerah yang selama ini kurang diminati.

3. Kepada Mahasiswa mulai sekarang hendaknya meneliti tentang folklor, Mengingat selama
ini masih sedikit penelitian tentang folklor yang dilakukan di jurusan kita.

4. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya,
khususnya dalam kajian sastra.

57

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Asdi Mahasatya.
Bersamatoba, http://bersamatoba.com/tobasa/serba-serbi/upacara-horja-bius-adatbudaya-batak-toba (Diakses 2 maret 2012)

Danandjaja, James 1997. Folklor Indonesia. Jakarta: Grafiti.

Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra, Epistimologi, Model
Teori dan Aplikasi. Yogyakrta: Medpress.
Ensiklopedia,2005.http://iannnews.com/ensiklopedia.php?page=budaya&prov=4
&kota=42&id=128(Diakses 2 maret 2012)

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.

Purba, Antilan. 2010. Pengantar Ilmu Sastra. Medan: Usu Press.

Ratna, Ny.K.,2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Ny.K.,2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Ny.K.,2004. Teori, Metode, dan Tekhnik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Semi. 1995. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.

Subana.2001. Dasar- dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

58

Urantia Indonesia, http://urantia-indonesia.tripod.com/galeri/ritual.htm (Diakses 2
maret 2012)

Vivanews,http://forum.vivanews.com/sejarah-dan-budaya/65846-asal-usulbangsa-batak.html. (Diakses 2 maret 2012)

Wikipedia, .http://id.wikipedia.org/wiki/Parmalim (Diakses 2 maret 2012)