PERBEDAANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DENGANTANPA ALAT PERAGA PADA SUB POKOK BAHASANPENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULATDI KELAS VII SMPNEGERI 34 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIRSHARE (TPS) MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DENGAN TANPA ALAT
PERAGA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN BULATDI KELAS VII SMP
NEGERI 34 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:
Rahmi Mawaddah
NIM 081244110018
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini berjudul, “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
(TPS) Menggunakan Alat Peraga dengan Tanpa Alat Peraga Pada Sub Pokok
Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas VII SMP Negeri
34 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Pada kesempatan ini, dengan rasa rendah hati dan tulus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pada Bapak Rektor
UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai
pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari,
M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan juga selaku dosen
pembimbing akademik peneliti, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika. Ucapak terimakasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Asmin,
M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, pengarahan serta saran-saran kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini. Bapak Drs. S. Siahaan, M.Pd, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd dan
Bapak Drs. M. Manullang, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
banyak saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini. dan kepada seluruh
Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Terima kasih juga kepada Ibu Lesma Naibaho, S.Pd selaku Kepala
Sekolah SMP Negeri 34 serta Bapak Jaya Dwipa Tarigan, S.Pd selaku WKS yang
telah banyak membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. Ibu Siti Romandang
Bulan, S.Pd dan Ibu Arta Napitupulu, S.Pd selaku guru matematika, para Staf
Pegawai, serta siswa- siswi SMP Negeri 34 Medan.

v

Teristimewa ucapan terimakasih dan hormat yang setulus-tulusnya kepada
Ibunda tercinta (Dahliana) dan Ayahanda tersayang (Abd. Rasyid) yang telah
memberikan dukungan moril dan materil serta berkat doa Ayahanda dan Ibunda
penulis dapat menjadi Sarjana Pendidikan. Kakak dan abang tersayang
Muhammad Nasib, Muhammad Syafiq, Nurfadhila, Zulaifatul Husna, dan Husni

Bunayya serta suami saya Andi Majid yang telah banyak memberi dukungan demi
kesuksesan penulisan skripsi ini. Ibu dan Bapak kos serta teman-teman satu kos
yang selalu siap membantu terutama teman satu kamar Fitri Nandayani yang telah
banyak membantu. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman
seperjuangan khususnya Suci, Hotma, Wiwit, Sastri, Nining, Rahmi Daulay, Putri
serta teman-teman Matematika 2008 semua khususnya Dik A.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Desember 2012

Penulis

Rahmi Mawaddah
NIM:081244110018


iii

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIRSHARE (TPS) MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DENGAN TANPA ALAT
PERAGA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP
NEGERI 34 MEDANTAHUN AJARAN 2012/2013

Rahmi Mawaddah
NIM. 081244110018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan alat peraga
lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share tanpa alat peraga di kelas VII semester I SMP N
34 Medan pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII
di SMP Negeri 34 Medan dan yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VII-B
sebagai kelas yang diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share dengan alat peraga dan kelas VII-A sebagai kelas yang

diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare tanpa alat peraga dengan masing-masing jumlah sampel 40 orang. Instrumen
penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda yang telah valid dan reliabel
sebanyak 10 soal.
Nilai rata-rata hasil tes awal kelas eksperimen adalah 31,5 dengan nilai
tertinggi 50 dan nilai terendah 10. Nilai rata-rata hasil tes awal kelas kontrol adalah
30,00 dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10. Dari hasil analisis data pretes
kelas eksperimen diperoleh L0 =0,1398 < Ltabel =0,1401 dan data pretes kelas
kontrol diperoleh L0 =0,1264 < Ltabel =0,1401, sehingga disimpulkan data pretes
kedua kelas adalah normal. Dari uji homogenitas data pretes adalah homogen
karena kedua varians Fhitung =1,05 < Ftabel =1,71. Disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan awal pada kedua kelas sampel dimana kedua kelas termasuk
kelas yang homogen atau memiliki kesamaan varians.
Nilai rata-rata hasil postes pada kelas eksperimen adalah 65,3 dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Nilai rata-rata hasil postes pada kelas kontrol
adalah 55,3 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30. Dari hasil analisis data
postes kelas eksperiemn diperoleh L0 =0,1382 < Ltabel =0,1401 dan data postes kelas
kontrol diperoleh L0 =0,1245 < Ltabel =0,1401, sehingga disimpulkan data postes
kedua kelas adalah normal. Dari uji homogenitas data postes adalah homogen
karena kedua varians Fhitung =1,18 < Ftabel =1,71. Kemudian uji hipotesis data postes
kedua sampel diperoleh thitung =3,881 > ttabel =0,1667, sehingga disimpulkan bahwa

Ha diterima yang artinya hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dengan alat peraga lebih tinggi dari
hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pairshare tanpa alat peraga pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat di SMP N 34 Medan.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I


i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Identifikasi Masalah

6

1.3 Batasan Masalah


6

1.4 Rumusan Masalah

6

1.5 Tujuan Penelitian

7

1.6 Manfaat Penelitian

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Model Pembelajaran

8
8

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

10

2.1.3 Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

13

2.1.4 Media Pendidikan Matematika

16

2.1.5 Alat Peraga

18


2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share dengan
Menggunakan Alat Peraga Pada Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat

19

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Tanpa
Menggunakan Alat Peraga Pada Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat
2.1.8 Pengertian Belajar Matematika

26
30

vii

2.1.9 Hasil Belajar

30


2.1.10 Tes Hasil Belajar

33

2.2 Pembahasan Materi

35

2.2.1 Bilangan Bulat

35

2.2.2 Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Bulat

36

2.2.3 Sifat-sifat Penjumlahan Pada Bilangan Bulat

36

2.2.4 Operasi Pengurangan Pada Bilangan Bulat

38

2.3 Teori Belajar Yang Mendukung

39

2.4 Kerangka Konseptual

40

2.5 Hipotesis

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

42

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

42

3.2.1 Populasi

42

3.2.2 Sampel

42

3.3 Variabel Penelitian

42

3.4 Jenis dan Desain Penelitian

43

3.5 Prosedur Penelitian

44

3.5.1 Tahap Persiapan

44

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

45

3.5.3 Penilaian

46

3.6 Instrumen Pengumpul Data
3.6.1 Tes

47
47

3.6.1.1 Validitas Tes

47

3.6.1.2 Reliabilitas Tes

47

3.6.1.3 Tingkat Kesukaran Tes

48

3.6.1.4 Daya Pembeda Tes

49

3.7 Teknik Analisis Data

50

3.7.1 Menghitung rata-rata skor

50

3.7.2 Menghitung standard deviasi

51

3.7.3 Uji Normalitas

51

viii

3.7.4 Uji Homogenitas

52

3.7.5 Uji Hipotesis

52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

53

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

53

4.1.1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

53

4.1.2. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

54

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data

56

4.2.1. Uji Normalitas

56

4.2.2. Uji Homogenitas

57

4.2.3. Uji Hipotesis

57

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

61

5.1. Simpulan

61

5.2. Saran

61

DAFTAR PUSTAKA

62

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

12

Tabel 2.2Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

15

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share dengan
Menggunakan Alat Peraga Pada Penjumlahan

20

Tabel 2.4 langkah-langkah pembelajaran kooperatif think-pair-share dengan
menggunakan alat peraga pada pengurangan bilangan bulat

23

Tabel 2.5 langkah-langkah pembelajaran kooperatif think-pair-share tanpa
menggunakan alat peraga pada penjumlahan bilangan bulat

26

Tabel 2.6 langkah-langkah pembelajaran kooperatif think-pair-share tanpa
menggunakan alat peraga pada pengurangan bilangan bulat

28

Tabel 2.7 Penjumlahan bilangan bulat

36

Tabel 3.1 Pretest-postest Control Group Design

44

Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

49

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal

50

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

53

Tabel 4.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

56

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Lillifors

57

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data

57

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Data Postes

58

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Contoh Garis Bilangan

19

Gambar 2.2 Garis Bilangan

20

Gambar 2.3 Penjumlahan Bilangan Bulat

21

Gambar 2.4 Penjumlahan Bilangan Bulat

21

Gambar 2.5 Penjumlahan Bilangan Bulat

21

Gambar 2.6 Penjumlahan Bilangan Bulat

22

Gambar 2.7 Pengurangan Bilangan Bulat

24

Gambar 2.8 Pengurangan Bilangan Bulat

24

Gambar 2.9 Pengurangan Bilangan Bulat

25

Gambar 2.10 Pengurangan Bilangan Bulat

25

Gambar 2.11 Letak Bilangan Bulat Pada Garis Bilangan

36

Gambar 2.12 Invers bilangan bulat

38

Bagan 3.1. Prosedur penelitian

46

Gambar 4.1. Diagram Batang untuk Pretes Kelas Ekperimen

54

Gambar 4.2. Diagram Batang untuk Pretes Kelas Kontrol

54

Gambar 4.3. Diagram Batang Untuk Postes Kelas Eksperimen

55

Gambar 4.4. Diagram Batang Untuk Postes Kelas Kontrol

56

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS dengan
Alat Peraga ( RPP I)

65

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS dengan
Alat Peraga ( RPP II)

78

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS tanpa
Alat Peraga ( RPP I)

91

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS tanpa
Alat Peraga ( RPP II)

101

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I

112

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II

115

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal

118

Lampiran 8 Soal Pre-Test

119

Lampiran 9 Soal Post-Test

121

Lampiran 10 Jawaban Pre-Test

123

Lampiran 11 Jawaban Post-Test

124

Lampiran 12 Perhitungan Mencari Uji Validitas Tes

125

Lampiran 13
Lampiran 14 Perhitungan Reabilitas Tes

128

Lampiran 15 Tabel Perhitungan Reabilitas Tes

129

Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

130

Lampiran 17 Tabel Tingkat Kesukaran Soal

131

Lampiran 18 Perhitungan Daya Beda Soal

132

Lampiran 19 Analisis Daya Beda Butir Soal

133

Lampiran 20 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Data Kelas Eksperimen
Lampiran 21 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

134
135

Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Data Kelas Kontrol

136

xii

Lampiran 23 Data Pertes dan Postes Siswa Kelas Kontrol

137

Lampiran 24 Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians
Peningkatan (Selisih Postes dan Pretes) Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

138

Lampiran 25 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

140

Lampiran 26 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Kontrol

141

Lampiran 27 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

142

Lampiran 28 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol

144

Lampiran 29 Uji Homogenitas

146

Lampiran 30 Perhitungan Uji Hipotesis

148

Lampiran 31 Pembuatan Distribusi Frekuensi

150

Lampiran 32 Lembar Validitas Soal Oleh Ahli

154

Lampiran 33 Nama-nama Validator

160

Lampiran 34 Tabel Harga Kritik dari r- Product Moment

161

Lampiran 35 Nilai Kritis Distribusi F

162

Lampiran 36 Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors

165

Lampiran 37 Tabel Wilayah di Bawah Kurva Normal

166

Lampiran 38 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t

167

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep,
dan operasi serta prinsip. Oleh karena itu matematika sangat penting untuk dipelajari.
Kesemua objek matematika harus dipahami secara benar oleh siswa, karena materi
tertentu dalam matematika bisa merupakan prasyarat untuk menguasai materi
matematika yang lain, bahkan untuk pelajaran yang lain seperti fisika, keuangan dan
lain-lain. Selain itu matematika juga berperan dalam membentuk kepribadian dan
keterampilan. Seperti halnya yang dikatakan oleh R. Soedjadi (2000: 7) :
“Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk
mencapai suatu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula
unutk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan
tertentu. Hal itu mengarahkan perhatikan pada pembelajaran nilai-nilai
dalam kehidupan melalui matematika”.
Sementara itu pendidikan matematika di Indonesia masih memperhatinkan.
Hal itu disebabkan banyaknya masalah yang dihadapai dalam pembelajaran
matematika. Ki Supriyoko (2006,http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-PrestasiPelajar-Indonesia) menyatakan bahwa :
“Dalam forum TIMSS Indonesia hanya berada di peringkat ke-35 dari 44
negara untuk bidang matematika. Pada kelompok ini kita berada jauh di
bawah Malaysia (ke-10) dan Jepang (ke-5), apalagi dengan Singapura yang
berada di puncak klasemen. Untuk bidang sains ternyata prestasi kita lebih
rendah lagi, ternyata Indonesia hanya berada di peringkat ke-37 dari 44
negara.”
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa
diantaranya adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.
Hal ini disebabkan siswa menganggap pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang sulit dan sebagian dari mereka ada yang membencinya. Ridha
(http://www.duniaguru.com, 2007) yang mengatakan:
“Namun berdasarkan temuan di lapangan secara umum dapat disimpulkan,
bahwa rendah bahkan musnahnya minat siswa untuk menekuni bidang studi

2

matematika di antaranya karena adanya image yang mengganggu pikiran
sebagian besar siswa kita, yaitu matematika dianggap pelajaran yang super
rumit, rajanya pelajaran studi dan jelimat sehingga berjumpa dengan
pelajaran matematika seperti bertemu dengan hantu yang menyeramkan”.
Hal ini mengakibatkan siswa kurang antusias menerima pembelajaran
matematika, mereka lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu mengungkapkan
ide-ide atau pun masalah–masalah yang dihadapi atas soal yang diberikan guru.
Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal–soal tersebut.
Berdasarkan hasil survei terhadap 75 siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan
58,7 % menyukai matematika tetapi 52 % diantaranya menyatakan metematika
merupakan mata pelajaran yang sulit (keterangan soal dan pilihan jawaban angket
terlampir). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 April 2012
terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 34
Medan, Ibu Siti Romandang Bulan,S.Pd, mengatakan bahwa siswa tidak menyukai
pelajaran matematika disebabkan karena pengetahuan dasar siswa masih kurang dan
tidak memahami konsep sehingga siswa merasa matematika adalah pelajaran yang
sulit. Selain itu, Ibu Siti Romandang Bulan,S.Pd menyatakan bahwa ketidaksukaan
siswa pada pelajaran matematika biasanya disebabkan karena siswa tidak paham
tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa merasa materi tersebut adalah materi
yang sulit.
Selain itu, penyebab masalah itu dapat bersumber dari guru. M. Nurul Hajar
(2008,http://h4j4r.multiply.com/jurnal/item/39/RMEsuatu_InovasidalamPendidikan
MatematikadiIndonesia?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem) menyatakan
bahwa:
“Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti
rendahnya daya saing di ajang internasional (kontras dengan Pendidikan
Fisika), rendahnya rata-rata NEM nasional (paling rendah dibanding
pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah selalu di bawah 5.0 skala 110), serta rendahnya minat belajar matematika lantaran matematika terasa
sulit karena banyak guru matematika mengajarkan matematika dengan
materi dan metode yang tidak menarik dimana guru menerangkan atau
'teacher telling' sementara murid mencatat.”

3

Sehingga

dapat

dikatakan

bahwa

peningkatan

kualitas

pendidikan

matematika di sekolah terutama terhadap hasil belajar siswa tidak terlepas dari proses
pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Guru harus
bisa merencanakan suatu pembelajaran matematika yang menarik, efektif, dan
bermakna. Sebagian guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar,
yakni mengajar dengan metode ceramah dan mengharap siswa duduk, dengar, catat,
dan hafal.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap guru pernah
menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya
siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk membahas soal-soal yang diberikan
guru. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2010:56) menyatakan bahwa dalam belajar
kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki
tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Beberapa ahli
menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami
konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Penerapan model kooperatif ini
didukung oleh teori Vygotsky.
Roger (dalam Miftahul huda, 2011: 29) menyatakan bahwa:
“Cooperatif learning is group leaning activity organized in such a way that
laerning is based on the socially structured change of information between
learners in group in wich aech learner is held accountable for his or her own
learning and is motivated to increas the learning of others.”
Hanya saja kekurangan dari model pembelajaran kooperatif terjadi jika
anggota dalam satu kelompok terlalu besar jumlahnya. Soejadi (dalam Isjoni,
2009:78) mengemukakan bahwa jumlah anggota dalam suatu kelompok apabila
makin besar dapat mengakibatkan makin kurang efektif kerjasama antara para

4

anggotanya. Untuk mengatasi masalah ini maka Frang Lyman dan koleganya di
Universitas Maryland mengembangkan suatu jenis pembelajaran kooperatif yaitu tipe
Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi. Tipe Think-Pair-Share
(TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola
diskusi kelas, dimana anggota dalam satu kelompok jumlahnya sangat kecil yaitu 2-3
orang.. Anita lie (2010; 57) menyatakan bahwa :
“Teknik belajar mengajar TPS dikembangkan oleh Frank Lyman sebagai
struktur pembelajran kooperatif learning. Teknik ini memberikan siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipai siswa”
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share sudah pernah diteliti
sebelumnya, antara lain oleh: Nur Shadrina (2010) dan Dewi Suryani Purba (2011).
Berdasarkan hasil penelitiannya, kedua peneliti tersebut menyimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Dalam pembelajaran, guru matematika di SMP Negeri SMP Negeri 34
Medan telah mulai menggalakkan model pembelajaran kooperatif, salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang pernah digunakan adalah tipe Think-Pair-Share (TPS).
Beberapa materi yang pernah diajarkan dengan menggunakan tipe Think-Pair-Share
antara lain materi Sudut dan Garis Sejajar. Dalam wawancara tersebut, Ibu Siti
Romandang Bulan (salah seorang guru matematika kelas VII SMP Negeri 34 Medan)
menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sudah
cukup baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasil belajar siswa
semakin meningkat jika didukung juga dengan alat peraga.
Dalam pelajaran matematika siswa kelas VII mengalami beberapa kesulitan
pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dari wawancara terhadap
Guru Matematika Kelas VII SMP 34 Medan terungkap bahwa siswa mengalami
kesulitan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dikarenakan

5

beberapa hal, antara lain siswa tidak mengerti mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat negatif, (misalnya, -8 – (-2)= -6), penjumlahan bilangan
positif dengan bialangan negatif, (misalnya 8 – (-2) = 10), siswa tidak tahu
bagaimana penerapannya dalam bentuk konkrit dan pemahaman terhadap materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah sehingga hasil belajar
rendah. Dalam pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Guru Matematika SMP Negeri 34 Medan belum pernah menggunakan alat peraga.
Selain metode pembelajaran, penggunaan alat peraga sangat diperlukan
dalam menjelaskan dan menanamkan konsep pembelajaran matematika karena
dengan alat peraga dimungkinkan dapat membantu siswa berpikir abstrak dan dapat
manemukan dan memahami konsep. Seperti halnya dikatakan oleh

Estiningsih

(dalam Widyantini, 2009;3)
“Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau
membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi utama dari alat
peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu
memahami arti dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, memanipulasi
obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.”
Tujuan utama dari penggunaan alat peraga ini adalah agar siswa tidak hanya
memahami konsep tetapi dapat menemukan sendiri konsep dan membantu siswa
berpikir abstrak karena salah satu sifat matematika adalah bersifat abstrak khususnya
pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Seperti yang ditekanakan
Bruner bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan,
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan. Salah satu
alat peraga yang dapat digunakan adalah garis bilangan. Alat peraga garis bilangan
dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi pelajaran
akan mudah dimengerti. Garis bilangan terbuat karton sehingga mudah dibuat
Berdasarkan keterangan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

6

(TPS) Menggunakan Alat Peraga dengan Tanpa Alat Peraga Pada Sub Pokok
Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas VII SMP Negeri 34
Medan Tahun Ajaran 2012/2013”

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Rendahnya minat siswa di SMP Negeri 34 Medan terhadap matematika dan
menganggap bahwa matematika mata pelajaran yang sulit.
2. Guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar
3. Rendahnya pemahaman konsep siswa mengenai materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan alat peraga
belum pernah diterapkan dalam mengajarkan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan.

1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah
pada:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan alat peraga
belum pernah diterapkan dalam mengajarkan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan.

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
Apakah Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan
alat peraga garis bilangan dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanpa alat peraga garis bilangan dalam mengajarkan materi

7

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan Tahun
Ajaran 2012/2013?

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) dengan alat peraga garis bilangan dapat memberikan hasil belajar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa alat peraga garis bilangan dalam mengajarkan
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 34 Medan Tahun
Ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu:
1. Bagi Siswa, diharapkan dapat membantu dalam memahami pembelajaran
matematika dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya
pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Bagi Guru Sekolah, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai alat
peraga yang dapat diterapkan dalam menyajikan suatu materi.
3. Bagi Sekolah, akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan
untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
4. Bagi Peneliti, dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru untuk
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
matematika, khususnya pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
5. Bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang
sejenis, dapat menjadi bahan informasi dan perbandingan.

6111161

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1.Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka diambil simpulan sebagai
berikut:

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan alat
peraga garis bilangan dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanpa alat peraga garis bilangan dalam mengajarkan materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP N 34 Medan T.A.
2012/2013.

5.2.Saran
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan
antara lain:
1. Bagi siswa, disarankan siswa memanfaatkan alat peraga garis bilangan ini jika
mengalami kesulitan dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
sehingga hasil belajar untuk materi tersebut dapat meningkat.
2. Bagi guru sekolah, disarankan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
melaksanakan pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
yaitu menggunakan model Think-Pair-Share dengan alat peraga.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat meminta bantuan guru atau teman
supaya dapat lebih mudah mengawasi siswa sehingga lebih mudah untuk
membimbing kelompok kerja siswa.

4. Bagi orang tua siswa, disarankan alat peraga kartu garis bilangan dapat dijadikan
media pembelajaran matematika bagi anak di rumah untuk memahami materi
pelajaran

matematika

khususnya

pengurangan bilangan bulat.

pada

pembelajaran

penjumlahan

dan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS 1 SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

0 8 45

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA PADA MATERI VISKOSITAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

9 35 52

REPRESENTASI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MODEL CANGKIR DAN UBIN PADA SISWA KELAS VII SLTP Ahmad Nasriadi

0 0 10

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII SMP NEGERI 14 PEKALONGAN

0 1 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

1 1 12

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII SMP 2 SRAGI

0 0 8

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) BERBANTUAN ALAT PERAGA LUAS LINGKARAN MATERI LUAS DAN KELILING LINGKARAN KELAS VIII

0 0 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 1 GONDANGMANIS TAHUN AJARAN 20132014 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

0 0 18

EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 20102011

0 3 157

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX MTs MIFTAHUL FALAH BONANG DEMAK TAHUN PELAJARAN 20112012

0 12 114