EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX MTs MIFTAHUL FALAH BONANG DEMAK TAHUN PELAJARAN 20112012
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN BANTUAN ALAT
PERAGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG
KELAS IX MTs MIFTAHUL FALAH BONANG DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
DATUL AKMAM
NIM: 073511032
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,: Nama : Datul Akmam NIM : 073511032 Jurusan/ Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 29 November 2011 Saya yang menyatakan,
Datul Akmam NIM: 073511032
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Snowball Drilling dengan Bantuan Alat Peraga terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX MTs Miftahul Falah Bonang Demak Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Datul Akmam NIM : 073511032 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.
Semarang 8 Desember 2011 DEWAN PENGUJI
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 November 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX MTs MIFTAHUL FALAH BONANG DEMAK TAHUN AJARAN 2011/2012
Nama : Datul Akmam NIM : 073511032 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I Lulu Choirun Nisa, S.Si., M.Pd NIP. 1981072 020031 2 2002
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 28 November 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX MTs MIFTAHUL FALAH BONANG DEMAK TAHUN AJARAN 2011/2012
Nama : Datul Akmam NIM : 073511032 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II Mufidah, S.Ag., M. Pd NIP. 19690707 199703 2 001
ABSTRAK
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Drilling dengan Bantuan Alat Peraga Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX MTs Miftahul Falah Bonang Demak Tahun Pelajaran 2011/2012
Penulis : Datul Akmam NIM : 073511032 Skripsi ini membahas efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe dengan bantuan alat peraga pada materi tabung. Penelitian ini
Snowball Drilling
merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental yang dilaksanakan di MTs Miftahul Falah Bonang Demak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas IX MTs Miftahul Falah Bonang Demak yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah 102 peserta didik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random, sedangkan untuk menentukan kelas mana yang menjadi kelas eksperimen atau kelas kontrol menggunakan teknik random assignment. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 34 peserta didik, dan kelas VII A sebagai kelas kontrol dengan jumlah 34 peserta didik. Sedangkan yang menjadi uji coba adalah kelas kelas VII C dengan jumlah 34 peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen yakni diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga, sedangkan pada kelas kontrol tetap menggunakan pembelajaran seperti biasanya yakni menggunakan metode konvensional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, dan tes. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama-nama peserta didik kelas IX MTs Miftahul Falah Bonang Demak tahun pelajaran 2011/2012 dan nilai ulangan harian sebagai nilai yang akan digunakan peneliti untuk menguji normalitas, homogenitas, dan persamaan rata-rata dua kelas tahap awal. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada sub pokok bahasan tabung yang digunakan peneliti sebagai dasar hipotesis untuk menarik kesimpulan. Sebelum tes diujikan kepada kedua sampel terlebih dahulu tes diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda sebagai syarat tes yang baik.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk uji normalitas tahap akhir berdasarkan hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas antar kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan uji kesamaan dua varian, diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelompok homogen. Pengujian hipotesis perbedaan rata-rata penelitian menggunakan analisis uji t pihak kanan, dari daftar distribusi t dengan dan peluang diperoleh . dan dari perhitungan diperoleh 6,270, jadi Berdasarkan kriteria hipotesis bahwa H ditolak jika . Karena maka H ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatifnya yakni H
1
diterima yang berarti bahwa rata
- –rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dengan kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 70,12 sedangkan kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 56,25. Maka bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga efekfif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX MTs Miftahul Falah Bonang Demak.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirobbil
„alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.
Dengan penuh rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan skripsi ini, terutama kepada: 1.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, DR. Suja‟i, M.Ag.
2. Dosen pembimbing Lulu Choirun Nisa, S.Si., M.Pd dan Mufidah, S.Ag, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.
3. Kepala Sekolah MTs Miftahul Falah Bonang, Drs. Mahsun yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTs Miftahul Falah Bonang.
4. Guru pengampu bidang studi matematika MTs Miftahul Falah Bonang, Ibu Ida Lailatun Nikmah S.Pd yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.
5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai perpustakaan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis.
7. Kedua orang tua, saudara, serta kerabat yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendo ‟akan penulis selama dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
8. Teman-teman yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 29 November 2011 Penulis
Datul Akmam NIM : 073511032
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................
1 B. Pembatasan Masalah ......................................................
4 C. Rumusan Masalah ..........................................................
5 D. Manfaat Penelitian .........................................................
5 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ..............................................................
7 B. Kerangka Teoritik ..........................................................
8 1. Belajar dan Pembelajaran ..........................................
8 2. Hasil Belajar .............................................................
13 3. Model Pembelajaran Kooperatif ................................
15
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Drilling .....................................................................
17 5. Alat Peraga ...............................................................
19 6. Uraian Materi ...........................................................
20 7. Langkah-Langkah Pembelajaran ...............................
22 C. Rumusan Hipotesis ........................................................
23 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................
24 B. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................
24 C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................
24
D. Variabel dan Indikator Penelitian ...................................
25 E. Pengumpulan Data Penelitian .........................................
26 F. Prosedur Penelitian ........................................................
27 G. Analisis Data Penelitian .................................................
28 1. Analisis Data Tahap Awal ........................................
28 2. Analisis Instrumen Tes .............................................
33 3. Analisis Data Tahap Akhir ........................................
37 BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .....................................
40 B. Hasil Analisis Data Penelitian ........................................
41 1. Analisis Data Tahap Awal ........................................
41 2. Analisis Instrumen Tes .............................................
43 3. Analisis Data Tahap Akhir .......................................
45 C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................
47 D. Keterbatasan Penelitian ..................................................
48 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ........................................................................
49 B. Saran ..............................................................................
49 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabung (silinder) adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang
yang berbentuk lingkaran yang berhadapan, kongruen, dan sejajar sebagai sisi alas dan sisi atas serta sebuah bidang lengkung yang merupakan sisi tegak yang disebut selimut tabung. Tabung termasuk dalam materi matematika yang tergolong dalam geometri. Dan masuk dalam materi bangun ruang sisi lengkung. Materi ini diajarkan pada sekolah tingkat SMP/MTs kelas IX semester ganjil, yang di dalamnya membahas tentang unsur-unsur, luas selimut, dan volume tabung (silinder), kerucut, dan bola. Materi ini sering kali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga materi ini seharusnya dapat diterima dengan lebih mudah oleh peserta didik dibandingkan materi lain yang lebih abstrak. Namun kenyataan dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan banyak peserta didik yang kurang memahami dan menguasai konsep. Mereka masih mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah, sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan yang lain, mereka cenderung tidak dapat menyelesaikannya.
Seperti halnya yang terjadi di MTs Miftahul Falah Bonang Demak. Banyak peserta didik yang tidak paham dan kesulitan dalam mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung. Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep. Mereka nampak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbeda dari contoh yang telah diberikan oleh guru. Peserta didik hanya menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui dan memahami bagaimana rumus tersebut diperoleh.
Sekolah yang terletak di pinggir pantai pesisir ini masih menggunakan cara pembelajaran konvensional. Dimana proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Peserta didik hanya diam, duduk manis, dan mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Mereka masih malu bertanya dan mengungkapkan pendapat mereka. Rutinitas seperti ini membuat proses belajar mengajar menjadi sangat membosankan dan penuh dengan ketegangan. Sehingga mereka menjadi tidak bersemangat dalam proses belajar mengajar. Akibatnya akan berdampak buruk pada hasil belajar mereka. Hal ini terbukti dengan hasil belajar mereka yang masih banyak dibawah nilai KKM yakni kurang dari 5,5. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mencoba menerapkan model pembelajaran Snowball Drilling. Model pembelajaran Snowball Drilling termasuk dalam metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja kelompok yang menuntut peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran Snowball Drilling menuntut peserta didik memahami dan menguasai konsep, karena setiap peserta didik berpeluang menjawab soal yang digulirkan. Selain itu mereka juga akan memiliki keterampilan dalam menyelesaikan soal-soal yang cukup bervariasi. Dengan adanya diskusi, model pembelajaran ini melatih peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi, baik dengan guru maupun dengan sesama teman. Peserta didik lebih bisa menggali seluruh potensi yang ada dalam diri mereka, lebih nyaman dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat tanpa rasa malu. Suasana kelaspun menjadi cair sehingga aktifitas belajar mengajar menjadi sangat menyenangkan dan bermakna, jauh dari rasa takut, tegang ataupun bosan. Sehingga secara tidak langsung minat dan motivasi belajar mereka menjadi meningkat yang secara otomatis akan meningkatkan hasil belajar.
Selain dengan menerapkan model pembelajaran, juga diperlukan adanya penggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya alat peraga, maka akan membuat gambaran peserta didik menjadi lebih jelas dan mengena tentang materi yang dipelajarinya. Mereka lebih mudah dalam menerima dan memahami konsep serta dapat bertahan lama dalam ingatan. Selain itu alat peraga juga dapat menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan peserta didik sehingga menarik minat mereka. Merekapun menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Sehingga proses belajar mengajar diharapkan menjadi efektif dan efisien.
Melihat dari permasalahan di atas peneliti akan mengangkat judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL DRILLING DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX MTs MIFTAHUL FALAH BONANG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul di atas, maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang termuat dalam judul tersebut.
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya,
1 (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil, berhasil guna.
Sehingga Efektivitas diartikan adanya kesesuaian antara yang melaksanakan
2
tugas dengan sasaran yang akan dicapai. Dalam penelitian ini efektivitas diartikan sebagai keberhasilan usaha atau tindakan dalam mencapai tujuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan alat peraga yakni meningkatkan hasil belajar. Indikador efektif dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar dengan Snowball Drilling lebih baik dari pada konvensional.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil empat sampai enam orang secara kolaboratif dengan struktur
3 kelompok heterogen.
1 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 352. 2 3 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) hlm. 82.
Rusman, Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Snowball Drilling adalah model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik
4
dari materi yang telah dipelajari. Guru menyiapkan soal-soal dalam kertas yang dibentuk bola. Kemudian digulirkan dari peserta didik satu ke peserta didik yang lain untuk mendapatkan peserta didik yang nanti akan menjawab
5 soal.
Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya
6 verbalisme pada diri peserta didik.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
7 didik setelah ia menerima pengalaman belajar.
Tabung adalah materi yang terdapat pada kelas IX semester I yang sesuai dengan SK mata pelajaran Matematika untuk SMP/MTS. Jadi maksud judul dalam penelitian ini adalah keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling tehadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan tabung kelas IX MTs. Miftahul Falah Bonang Demak tahun pelajaran 2011/2012.
B. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cangkupan matematika dan banyaknya permasalahan dalam pemecahan masalah matematika, maka peneliti akan membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Peserta didik yang menjadi objek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX MTs. Miftahul Falah Bonang Demak tahun ajaran 2011/2012.
2. Materi yang diajarkan adalah materi luas dan volume tabung.
4 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 105. 5 6 Agus Suprijono, Cooperative Learning, hlm. 106.
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.
31. 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
3. Hasil belajar peserta didik adalah hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Drilling dengan bantuan alat peraga efektif terhadap peningkatan hasil
belajar peserta didik kelas IX MTs. Miftahul Falah Bonang Demak dalam sub pokok bahasan tabung?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga efektif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan tabung kelas IX MTs. Miftahul Falah Bonang Demak Tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.
b. Meningkatkan keaktifan dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam berinteraksi.
d. Mempunyai keterampilan menggunakan alat peraga.
e. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
b. Memberikan wacana untuk menambah variasi mengajar.
3. Bagi Sekolah a. Dapat memberi sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi peserta didik.
b. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapat pengalaman langsung dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga.
b. Mendapat bekal sebagai calon guru untuk persiapan melaksanakan tugas sebagai pendidik yang baik.
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian-penelitian
terdahulu diantaranya adalah penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Pokok Fungsi Semester Gasal Kelas VIII MTs. Negeri Petarukan Tahun Ajaran 2009/2010
” oleh Abdul Ghofar mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar. Hal ini ditunjukan dengan adanya aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang terus meningkat dari tiap-tiap siklus dimana rata-rata hasil belajar pada prasiklus yang tadinya hanya sebesar 61 pada siklus I meningkat menjadi 66,34, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 80,12.
Berangkat dari hasil penelitian terdahulu tersebut, peneliti berkeinginan untuk mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan model yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif, akan tetapi terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya, peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe Snowball Drilling serta menggunakan alat peraga pada materi pokok tabung di MTs. Miftahul Falah Bonang Demak. Peneliti mengharapkan dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga pada materi tabung dapat lebih efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
B. Kerangka Teoritik 1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Para ahli telah memberikan pandangannya tentang definisi belajar, di antaranya adalah:
1) Menurut Morgan, sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijono, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan
8
hasil pengalaman yang lalu.2) Menurut Wittig, sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil 9 pengalaman. 3) Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi 10 dengan lingkungannya”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dan bersifat tetap, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Sedangkan pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
11 dengan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.
Menurut Gagne dan Briggs sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berarti 8 serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 3. 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rodaskarya, 2010), hlm. 89. 10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2. 11 Amin Suyitno, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang: untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik.
12 Menurut Agus Suprijono, pada pembelajaran guru mengajar
diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi subjek pembelajaran adalah peserta didik (pembelajaran berpusat pada peserta didik).
13 Jadi pembelajaran adalah suatu proses yang di dalamnya
terkandung upaya guru dalam menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.
b. Teori-Teori Belajar
1) Teori Belajar Vygotsky Teori Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran seseorang. Menurut Vygotsky sebagaimana yang dikutip oleh Trianto, belajar dimulai ketika anak dalam perkembangan Zone of Proximal Development (ZPD) yakni tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini, proses perkembangan akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan mereka. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.
14
12 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anank Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). hlm. 325. 13 Agus Suprijono, Cooperative Learning, hlm. 13. 14 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inofatif berorientasi Kontruktifistik, (Jakarta:
Ide dasar lain dari teori belajar Vygotsky adalah
Scaffolding . Scaffolding adalah memberikan dukungan dan bantuan
kepada seorang anak yang sedang dalam awal belajar, kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut setelah anak mampu untuk memecahkan problem dari tugas yang dihadapinnya. Ini ditujukan agar anak dapat belajar secara
15 mandiri.
Dari prinsip-prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik belajar melalui interaksinya dengan teman sebaya, orang dewasa atau orang lain. Dengan membentuk kelompok belajar secara kolaboratif maka akan terjalin interaksi yang efektif, hal ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik secara aktif dan positif. Dalam kelompok tersebut peserta didik bekerja sama, saling membantu dan mengungkapkan pendapat atau ide-ide dalam menyelesaikan suatu masalah serta berani mengambil keputusan untuk mencapai tujuan bersama.
Diskusi adalah unsur penting dalam belajar kelompok. Melalui dialog, diskusi, dan permusyawarahan seseorang akan dapat mengarahkan pikiran untuk dapat menemukan kebenaran dan memilih solusi yang tepat atas segala permasalahan yang sedang dikaji.
Islam pun sangat menganjurkan bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan dari persoalan yang ada, Firman Allah:
15 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada
16 mereka.”(Q.S. asy-Syuura/42: 38).
Hal ini sangat sejalan dengan apa yang ada dalam pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang heterogen, sehingga dimungkinkan adanya suatu kerjasama dalam anggota untuk saling membantu mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran kooperatif menjadi sangat diperlukan sekali dalam proses belajar mengajar. Maka dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai solusi untuk memecahkan masalah. 2) Teori Belajar Jerome Bruner
Menurut Bruner, sebagaimana yang dikutip oleh Saminanto, proses belajar akan berlangsung secara optimal jika peserta didik
17
melewati tiga tahap dalam belajarnya yaitu:
a) Tahap enaktif Yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda kongrit atau menggunakan situasi yang nyata.
b) Tahap ikonik Yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan di mana pengetahuan itu dipresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (Visual Imagery), gambar atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret yang terdapat pada tahap 16 enaktif.
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahannya, (Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994), hlm. 789. 17 Saminanto, Ayo Praktik PTK: Penelitian Tindakan Kelas,(Semarang: Rasail Media
c) Tahap simbolik Yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan di mana pengetahuan itu dipresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika maupun lambang-lambang abstrak yang lain.
Teori Bruner menekankan pada aspek riil (nyata). Peserta didik akan lebih paham dan mengena jika materi yang dipelajarinya bersifat nyata. Dalam pembelajaran matematika materi yang dipelajari bersifat abstrak. Maka dibutuhkan adanya suatu alat yang sebisa mungkin sesuai dengan kehidupan nyata. Sehingga dibutuhkan suatu alat peraga untuk membuat materi menjadi riil. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah persepsi oleh peserta didik dalam memahami materi. Alat peraga menjadi suatu media yang efektif dalam menjelaskan materi pelajaran. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat peraga sebagai media dalam pembelajaran.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima
18
pengalaman belajarnya. Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
19 Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu:
1) Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yang meliputi knowledge 18 (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, 19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil, hlm. 22.
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menetukan hubungan), sinthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), dan evaluation (menilai).
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (penilaian), organization (organisasi), dan characterization (karakterisasi). 3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan skills (keterampilan) dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dalam penelitian ini, hasil belajar hanya menyangkut ranah kognitif.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah, faktor yang mempengaruhi hasil
20
belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu: 1) Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri meliputi dua aspek, yakni: aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah).
Faktor yang masuk dalam aspek psikologis diantaranya adalah tingkat kecerdasan intelegensi/kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi peserta didik. 2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik, yang meliputi dua aspek, yaitu: faktor lingkungan sosial (lingkungan sosial sekolah, 20 lingkungan social masyarakat, dan lingkungan keluarga) dan faktor lingkungan nonsosial yang termasuk di dalamnya adalah gedung sekolah, sarana dan prasarana, dan alat-alat belajar dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. 3) Faktor Pendekatan Belajar (Approach to Learning)
Faktor ini berkaitan dengan jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik.
Uraian di atas, menunjukkan bahwa pemilihan model pembelajaran yang sesuai memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling dengan bantuan alat peraga yang menuntut peserta didik berpartisipasi aktif dan mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Robert E. Slavin sebagaimana yang dikutip oleh Isjoni, pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang anggotanya empat sampai enam orang secara
21 kolaboratif dengan struktur kelompok heterogen.
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar kontruktivisme sosial Vygotsky yang menekankan bahwa pengetahuan di bangun dan dikonstruksi secara mutual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan
22
memperbaiki pemahaman. Pembelajaran kooperatif muncul dari 21 konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 15. 22 memahami konsep yang sulit jika mereka saling diskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek
23 utama dalam pembelajaran kooperatif.
Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan peserta didik sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada peserta didik, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. peserta didik mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman
24 langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Jonshon sebagaimana yang dikutip oleh Rusman, ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif,
25
yaitu: 1) Saling ketergantungan positif
Yakni, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. 2) Tanggung jawab perseorangan
Yakni, keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing- masing anggota kelompoknya. 3) Interaksi tatap muka
Yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
23 24 Trianto, Model-Model Pembelajaran, hlm. 41.
Rusman, Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 201. 25
4) Partisipasi dan komunikasi Yaitu melatih peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5) Evaluasi proses kelompok Yakni memberi waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model
26
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda-beda. 4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
27 sosial.
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep- konsep yang sulit, dan membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti 26 terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya, dan Rusman, Model-Model Pembelajaran, hlm. 208. 27 agama, strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada peserta didik yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja menyelesaikan tugas bersama, dan belajar saling menghargai satu sama lain.
Keterampilan sosial kooperatif berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif. pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatih keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
28 4.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowbal Drilling Snowball Drilling adalah model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari materi yang telah dipelajari. 29 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe snowball drilling adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar. 2) Mempresentasikan materi kepada peserta didik. 3) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. 4) Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim. 5) Menyiapkan soal-soal dalam kertas dan membaginya kepada setiap kelompok. 6) Memberikan waktu 10-15 menit kepada peserta didik untuk berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan. 7) Menginstruksikan kepada peserta didik untuk membentuk bola dari kertas soal yang telah diberikan. 8) Memberi aba-aba mulai untuk segera menggulirkan bola kertas dari satu peserta didik ke peserta didik lain dalam kelompok masing- masing.
28 Trianto, Model-Model Pembelajaran, 44.
29
9) Memberi aba-aba berhenti. Pada saat berhenti, peserta didik yang mendapat bola kertas memilih salah satu soal yang terdapat pada bola kertas untuk dikerjakan di papan tulis. 10) Langkah pada nomor 8 dan 9 diulang sampai dirasa cukup atau semua soal dalam bola kertas terjawab semua. 11) Mengklarifikasi jawaban peserta didik. 12) Memberi penghargaan terhadap usaha peserta didik.
5. Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya 30 verbalisme pada diri peserta didik.
b. Fungsi Alat Peraga Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar peserta didik mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka peserta didik mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan 31 sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.
c. Macam-Macam Alat Peraga 32 Menurut Nana Sudjana alat peraga dibagi menjadi dua, yaitu: