PENGARUH PEMBERIAN BENZILADENIN (BA) DAN INDOLE ACETIC ACID (IAA) TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET NANAS ASAL SIPAHUTAR (ANANAS COMOSUS L.) SECARA IN VITRO.

PENGARUH PEMBERIAN BENZILADENIN (BA) DAN INDOLE
ACETIC ACID (IAA) TERHADAP PERTUMBUHAN
PLANLET NANAS ASAL SIPAHUTAR
(Ananas comosus L.) SECARA IN VITRO

Oleh :

Supriadi S. Silaban
NIM 408241044
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


i

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
selalu memberikan yang terbaik di dalam hidup penulis, sehingga penelitian dan
penulisan skripsi ini dapat berjalan lancar. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimental yang bertujuan untuk melihat pengaruh pertumbuhan
tunas nanas terhadap ZPT (BA) Benziladenin dan (IAA) Indole Asetic Acid
secara in vitro.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain : Ibu Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, kepada bapak Dr.
Syahmi Edi, M.Si., ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si., bapak Drs.Nusyirwan, M.Si.,
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran dan
bimbingan. Kepada bapak Drs. Tri Harsono, M.Si., selaku ketua jurusan Biologi,
ibu Dra. Rosita Tarigan, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat selama masa perkuliahan dan kepada bapak

Dekan serta staff di FMIPA Universitas Negeri Medan yang telah memberi
dukungan dan bimbingan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang teramat besar kepada kedua
orangtua yang sangat penulis sayangi dan cintai, Alm P. Silaban. dan M.
Silitonga, buat seluruh kasih sayang, dukungan dan motivasi terlebih doa yang
senantiasa diberikan. Juga kepada kakak Resi Hanna Silaban, SE dan suami yang
tidak pernah berhenti menasehati dan mendukung studi saya. Juga kepada adik
Nico Andreas Silaban, Op,Tama br Simanjuntak, serta pacar penulis yang paling
cantik sedunia Juliana Siallagan, S.Si, yang selalu bersabar dalam doa. Dan
seluruh keluarga Silaban, Silitonga, Simanjuntak, Manullang terimakasih untuk
doa dan nasehat selama ini. Spesial buat sahabat-sahabat saya Barry SF Purba,
Bayu Rizky Ananda. Alm Boy Sandi Panggabean & Alm M. Syawal Sitepu
terimakasih telah menjadi sahabat di tiap saat, semoga persahabatan ini sampai
ujung usia. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada

B’Chandra,

K’Jamilah, Frenky F Saragih, Roy Parsaulian keluarga besar Kompak, Tobanauli,

vi


Pancing, Kota Pinang, Kaltim, Pdg Bulan & Pemda, terimakasih telah mendukung
saya. Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Laboratorium
Kultur Jaringan YAHDI dan laboran handal Kak Yati dan Bang Yudi. Juga
kepada teman-teman seperjuangan di BIONK 08 & BIOTA Semoga Tuhan Yesus
melimpahkan kasihNya atas kebaikan dan kemurahan hati Bapak, Ibu, saudara/I
dan teman-teman semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun untuk

perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. SYALOM!

Medan, Agustus 2013

Supriadi Saroha Silaban
NIM 408241044


iii

PENGARUH PEMBERIAN BENZILADENIN (BA) DAN INDOLE
ACETIC ACID (IAA) TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET NANAS
ASAL SIPAHUTAR (Ananas comosus L.) SECARA IN VITRO

Supriadi S Silaban (NIM 408241044)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
Benziladenin (BA) dan Indole Acetic Acid (IAA) terhadap pertumbuhan planlet
nanas asal Sipahutar (Ananas comosus L.). penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Januari – Agustus 2013 di Laboratorium Kultur Jaringan YAHDI, Perum
Pelabuhan Jl. Lambung N0. 18 Tanah 600 Medan Marelan. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor yang
diteliti, yaitu faktor Benziladenin (BA) terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu B0
= 0 mg/l, B1 = 1 mg/l, B2 = 2 mg/l, B3 = 3 mg/l. Faktor kedua IAA dengan tiga
taraf perlakuan yaitu I0 = 0 mg/l, I1 = 0,5 mg/l, I3 = 1 mg/l. Jumlah ulangan 2,
jumlah kombinasi 12 dan jumlah seluruh percobaan 24. Parameter yang diamati
adalah jumlah daun (helai), jumlah tunas, waktu munculnya tunas (MST), dan

tinggi tunas (mm). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians
kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil
penelitian menunjukkan pada pengamatan jumlah daun pengaruh pemberian ZPT
IAA memiliki pengaruh sangat besar dimana pada perlakuan B0I1 rataan jumlah
daunnya 52,5 helai, dan ini merupakan rataan dengan jumlah tertinggi. Data hasil
pengamatan rata- rata tinggi tunas menunjukkan hasil dari perlakuan B0I0 dan
B0I1 memiliki hasil yang sama dan merupakan rataan tertinggi yaitu 22,5mm. Pada
pengamatan jumlah tunas, perlakuan B2I1 merupakan perlakuan yang paling
maksimal dalam menghasilkan jumlah tunas yaitu dengan rataan 2,99 tunas. Dan
pada pengamatan waktu munculnya tunas perlakuan B0I1 pada minggu ke-4
dengan rata-rata jumlah tunas 7 merupakan perlakuan yang paling efektif dalam
waktu munculnya tunas. Sehingga dapat diketahui bahwa pemberian BA sangat
berpengaruh nyata pada semua parameter. Sedangkan pemberian IAA tidak
berpengaruh pada jumlah tunas, melainkan berpengaruh pada parameter jumlah
daun, tinggi tunas, dan waktu munculnya tunas.

vii

DAFTAR ISI


Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian

1
1
3
3
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Nenas
2.2. Jenis atau Varietas Nanas
2.3. Nanas Sipahutar
2.4. Kultur Jaringan
2.4.1. Media dan Lingkungan Kultur Jaringan
2.4.2. Zat Pengatur Tumbuh
2.4.2.1. Benziladenin (BA)
2.4.2.2. Indole Acetic Acid (IAA)

2.5. Hipotesis Penelitian
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Alat dan Bahan
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Prosedur Kerja
3.5.1. Sterilisasi Alat dan Bahan
3.5.2. Pembuatan Media
3.5.3. Penanaman
3.5.4. Pemeliharaan
3.5. Teknik Analisis Data
3.6. Parameter Pengamatan

5
5

10
11
11

12
13
13
15
16
16
16
16
16
18
18
18
19
19
20
22

viii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Jumlah Daun
4.1.2. Tinggi Tunas
4.1.3. Jumlah Tunas
4.1.4. Waktu Munculnya Tunas
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Pemberian Benziladenin BA) Terhadap
Pertumbuhan Planlet Nanas
4.2.2. Pengaruh Pemberian Indole Acetic Acid IAA)
Terhadap Pertumbuhan Planlet Nanas
4.2.3. Pengaruh Pemberian Benziladenin dan Indole Acetic
Acid Terhadap Pertumbuhan Planlet Nanas

24
24
24
26
28
30
30

31
32
33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

34

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

34
34

DAFTAR PUSTAKA

35

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8

37
38
39
52
53
58
62
65

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Nanas merupakan

tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah

Ananas comosus dan memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera).
Dalam bahasa Inggris disebut Pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya
pina. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi
disana sebelum masuk Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa
nanas ini ke Filipina dan semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada tahun
1599. Di Indonesia awalnya hanya merupakan tanaman pekarangan, dan meluas
menjadi tanaman kebun, lahan kering (tegalan). Tanaman nanas tumbuh baik di
daerah tropis.Nanas adalah salah satu jenis tanaman yang banyak digemari orang
karena rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Secara umum, nanas memiliki
kandungan gizi dan vitamin, di antaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, vitamin A, vitamin C, dan sedikit vitamin B, dan salah satu hasil
pertanian yang nilai ekonomisnya cukup tinggi. Tanaman yang nilai ekonominya
tinggi, biasanya memiliki nilai resiko kegagalan dalam pemeliharaan yang tinggi
pula (Soedarya, 2009).
Nanas umumnya diperbanyak secara vegetatif menggunakan anakan atau
tunas mahkota buah karena tanaman tersebut bersifat pertenokarpi (tidak
menghasilkan biji) akan tetapi perbanyakan vegetatif menggunakan anakan
maupun mahkota buah dihadapkan pada kendala berupa terbatasnya jumlah
propagula yang dihasilkan. Mahkota buah selalu terbawa bersama-sama dengan
buah pada waktu dipasarkan, sedangkan anakan seringkali jumlahnya terbatas. Di
samping itu, umumnya ukuran anakan yang diperoleh sangatlah beragam,
sehingga menimbulkan keragaman yang tinggi dalam hal waktu berbunga dan
pembentukan buah pada progeni hasil perbanyakan menggunakan anakan.
Terbatasnya propagula yang tersedia untuk perbanyakan tanaman merupakan
hambatan dalam upaya penyediaan bibit nanas bermutu. Untuk itu, alternatif
perbanyakan tanaman yang dapat ditempuh adalah dengan memanfaatkan

2

bioteknologi tanaman melalui teknik kultur jaringan yang telah terbukti berhasil
pada berbagai spesies tanaman buah lain (Zulkarnain, 2007).
Buah nanas asal Sipahutar (Tapanuli Utara) terkenal dengan rasa
manisnya, tidak terlalu berair, berukuran besar, serta warna kulit kuning dengan
ujung warna kehijauan. Buah ini menjadi salah satu komoditi unggulan tanaman
holtikultura di Kabupaten Tapanuli Utara (Anonim a, 2012).Nanas asal Sipahutar
merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini sangat perlu untuk dilestarikan
dan diperbaiki kualitas tanamnya mengingat semakin berkurangnya minat petani
nanas ini dalam membudidayakannya sehingga nilai jualnya semakin menurun.
Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan serius untuk meningkatkan kualitas
tanaman nanas ini salah satunya dengan taknik kultur jaringan.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, maka melalui teknik
kultur jaringan dapat dilakukan perbanyakan tanaman nanas dengan menggunakan
bahan eksplan yang ditanam pada media Murashige and Skoog (MS). Media MS
merupakan media yang banyak digunakan pada kultur jaringan, dimana media ini
menggunakan garam dan nitrat dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding
media yang lain Zulkarnain, 200.

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan faktor yang sangat perlu
diperhatikan dalam penggunaannya dalam kultur jaringan. Zat pengatur tumbuh
tanaman sering disebut sebagai hormon (Plant growth regular). Penggunaan zat
tumbuh di Negara maju sudah merupakan pekerjaan rutin, sebagaimana halnya
dengan penggunaan pupuk, insektisida, dan fungisida. Pengetahuan dasar tentang
zat pengatur tumbuh ini diperlukan agar pemakaian zat ini efektif dan
menguntungkan, karena pengaruh zat tumbuh tergantung cara pemakaiannya.
Pada kadar rendah tertentu zat pengatur tumbuh akan mendorong pertumbuhan,
sedangkan pada kadar terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan, meracun
bahkan mematikan tanaman. Pemberian zat pengatur tumbuh yang sesuai
merupakan salah satu alternatif teknologi baru yang dapat memperbaiki proses
biologi tanaman.
Jenis ZPT yang umum digunakan adalah golongan auksin seperti Indole
Acetic Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), dan 2,4-D. Sedangkan

3

golongan sitokinin yang sering digunakan adalah Kinetin, Benziladenin (BA), dan
Thidiazuron. Auksin memiliki peran untuk merangsang pertumbuhan akar dan
menghambat

pertumbuhan

tunas,

sedangkan

sitokinin

berperan

untuk

menginduksi pertumbuhan tunas dan menghambat pertumbuhan akar. (Yuliarti,
2010).
ZPT Benziladenin (BA) dan Indole Acetic Acid (IAA), sudah banyak
digunakan pada teknik kultur jaringan tanaman serta media Murashige and
Skoog(MS) yang digunakan

sebagai media tumbuh eksplan. Beberapa jenis

tanaman yang belakangan ini dilakukan perbanyakan secara kultur jaringan adalah
anggrek, daun dewa, krisan dan manggis. Pada Kultur manggis (Garcinia
mangostana L.) dapat diketahui bahwa tanaman manggis dapat diperbanyak
melalui isolasi DNA daun manggis yang dikultur secara in vitro. Jenis tanaman
lain yang dapat diperbanyak dengan teknik kultur jaringan adalah tanaman nanas
(Ananas comosus L.). (Harahap, 2002).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan
judul Pengaruh Pemberian Benziladenin (BA) dan Indole Acetic Acid (IAA)
Terhadap Pertumbuhan PlanletNanas Asal Sipahutar (Ananas comosus L.) Secara
In Vitro.

1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah

pengaruh

pemberianBenziladenin

(BA)

terhadap

pertumbuhan planletnanas asalSipahutar (Ananas comosus L.)?
2. Bagaimanakah pengaruh pemberian Indole Acetic Acid(IAA) terhadap
pertumbuhan planletnanas asalSipahutar (Ananas comosus L.)?
3. Bagaimanakah interaksi antara konsentrasi Benziladenin (BA) dan Indole
Acetic Acid (IAA) terhadap pertumbuhan planletnanas?

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

4

1. Pengaruh

pemberian

Benziladenin

(BA)

terhadap

pertumbuhan

planletnanasasal Sipahutar (Ananas comosus L.).
2. Pengaruh pemberian Indole Acetic Acid (IAA) terhadap pertumbuhan
planletnanasasal Sipahutar (Ananas comosus L.).
3. Interaksi antara konsentrasi Benziladenin (BA) dan Indole Acetic Acid
(IAA) terhadap pertumbuhan planletnanas.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai

bahan

informasi

bagi

pemulia

tanaman

yang

ingin

mengembangkan penelitian terhadap tanaman nanas asal Sipahutar secara
in vitro.
2. Sebagai data awal bagi penelitian lanjutan yang menggunakan zat pengatur
tumbuh BA dan IAA terhadap pertumbuhan planlet nanas asal Sipahutar
secara in vitro.
3. Untuk menghasilkan sumber daya plasma nutfahnanas Sipahutar.
4. Untuk melestarikan tanaman nanas asal Sipahutar sehingga dapat menjadi
komoditi ekspor yang dapat menambah devisa negara.

1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari hasil data yang diperoleh maka dapat diberi kesimpulan sebagai
berikut :
1. Benziladenin (BA) berpengaruh nyata terhadap semua parameter yakni
jumlah daun, tinggi tunas, jumlah tunas maupun waktu munculnya tunas
pada jumlah daun B2 taraf (2mg/l) memiliki jumlah rataan daun terbanyak
38 helai ,pada tinggi tunas B3 taraf (3mg/l) memiliki tinggi rataan tunas
15mm, waktu munculnya tunas minggu ke 4 B2 dengan rataan 6 tunas,
jumlah tunas BA umur 8 MST F hitung 11,4 > F tabel 3,49.
2. Indole Acetic Acid (IAA) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun,tinggi
tunas, dan wakyu munculnya tunas ,sedangkan pada jumlah tunas tidak
berpengaruh, pada jumlah daun I1 taraf (0,5 mg/l) memiliki rataan jumlah
daun 52,5 dan 22,5 mm terhadap tinggi tunas ,dan waktu munculnya tunas
minggu ke 4 dengan rataan 7, sedangkan pada jumlah tunas IAA umur
8MST Fhitung 3,66 < F tabel 3,88.
3. Interaksi Benziladenin (BA) dan Indole Acetic Acid (IAA) berpengaruh
nyata

terhadap

jumlah

daun,

tinggi

tunas,

waktu

munculnya

tunas,sedangkan pada jumlah tunas tidak berpengaruh, pada jumlah daun
B2I1 tarafBA (2mg/l) & IAA (0,5mg/l) menghasilkan rataan 42,5 helai
daun, tinggi tunas B3I1 tarafBA (3mg/l) & IAA (0,5mg/l) menghasilkan
rataan 12 mm, waktu munculnya tunas minggu ke 4 B2I1 menunjukkan
dengan rataan jumlah tunas 3,5. Sedangkan pada jumlah tunas BA&IAA
umur 8MST Fhitung 2,72 < Ftabel 3,00.

5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan konsentrasi yang lebih
tepat untuk penelitian jenis kultur jaringan dengan menggunakan zpt BA dan IAA
pada nanas asal Sipahutar.

2

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.,

(2012) a, Komoditi Unggulan Kabupaten Tapanuli Utara, hanselosbert.blogspot.com/2009_06_01_archive.html, diakses tanggal 1
April 2012.

_______., (2010) b, Harga Anjlok, Nanas Sipahutar Terancam Punah, Harian
Agribisnis, Kamis, 16 Des 2010 08:08 WIB.
Budiyanto., (2013), Pengaruh Hormon terhadap Pertumbuhan
Perkembangan Tumbuhan, Jakarta : Penerbit Erlangga.

dan

Fatimah, S. dan H, Endang., (2002), Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Benzyl
Adenin (BA) dan NAA Terhadap Pertumbuhan Temulawak (Curcuma
xanthorhiza ROXB.) Secara In Vitro, Vol. XIII, No. 2, Buletin
Tanaman Rempah dan Obat.
Fuadi, M. dan Hilman, Y., (2008), Pengaruh Konsentrasi Benzil Adenin Terhadap
Kualitas Pascapanen Dracaena sanderiana dan Codiaeum
variegatum, Vol 18 No. 4 J.Hort, Pusat penelitian dan Pengembangan
Holtikultura, Jakarta.
Harahap, F., Roedy Poerwanto., Nusyirwan (2002), Seleksi dan Pengakaran
Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) In Vitro Hasil Induksi
Radiasi Sinar Gamma Untuk Mendapatkan Mutan Potensial, Medan,
Universitas Negeri Medan.
Harahap, F.,(2006),Optimasi Media Pertumbuhan Tanaman Manggis (Pengaruh
BAP dan Pola Pemotongan Eksplan Terhadap Pembentukan Tunas
Secara in vitro ), Prosiding Seminar Nasional Biotek dan Pemuliaan
Tanaman IPB, Bogor.
Harahap, F.,(2007), Pengaruh BAP dan Pola Pemotongan Eksplan terhadap
Pembentukan Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.) in vitro,
Buletin Agronomi Volume 2, Departemen Agronomi dan Holtikultura
Fakultas Pertanian, IPB, Bogor
Harahap, F., (2011), Kultur Jaringan Tanaman, Medan, Universitas Negeri
Medan.
Hanafiah, K, A., (2011), Rancangan Percobaa, Teori Dan Aplikasi, Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Hidayat., (2007), Induksi Pertumbuhan Eksplan Endosperm Ulin dengan IAA dan
Kinetine, Bali, Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali
– Indonesia.

3

Karjadi, K., (2007), Pengaruh Penambahan Kinetin, IAA dan GA3 Terhadap
Pertumbuhan Plantlet Kentang, J. Agrivigor 6 (2): 100-105
Nugroho, A., dan Sugito, H., (2000), Pedoman Pelaksanaan Teknik Kultur
Jaringan, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Pratiwi, T., (2010), Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
(ZPT) IAA dan BAP Pada Kultur Jaringan Tembakau Nicotiana
tabacum L. Var.Prancak N-2, Surabaya, ITS.
Purnamaningsih, Ragapadmi., Mariska, Ika., Supriati, Yati., (2009), Penggunaan
Paclobutrazol dan ABA Dalam Perbanyakan Nenas Simadu Melalui
Kultur In Vitro, Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.
Rukmana, R.,(1996), Nenas Budidaya Dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta
Soedarya, A., (2009), Agribisnis Nanas, CV Pustaka Grafika, Bandung.
Sari, R, N,. (2002), Analisis Keragaman Morfologi dan Kualitas Buah Populasi
Nenas (Ananas comosus (L.) Merr.) Queen Di Empat Desa Kabupaten
Bogor, Laporan Hasil Penelitian, FP Institut Pertanian Bogor
Sudjana., (1989), Metpoda Statistika, Penerbit Tarsito Bandung: Bandung.
Syahid, S. dan Kristina, N., (2008) Multiplikasi Tunas, Aklimatisasi dan Analisis
Mutu Simplisia Daun Encok (Plumbago zeylanica L.)Asal Kultur In
Vitro Periode Panjang Vo. XIX No.2 , Bul Littro.
Tampubolon, J., (2012), Honas Sipahutar, http://taputblog.blogspot.com/2011/01/
honas-sipahutar.html, diakses tanggal 1 April 2012.
Winten, K., (2009), Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya Dalam Tanaman,
Vol.6 No.1. Majalah Ilmiah Untab.
Yuliarti, N., (2010), Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Zulkarnain., (2007), Regenerasi Tanaman Nenas (Ananas comosus L.) Dari Tunas
Aksilar Mahkota Buah, Jambi, Agroland.
Zulkarnain., (2009), Kultur Jaringan Tanaman, Jambi : Penerbit Bumi Aksara.

ii

RIWAYAT HIDUP

`Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 28 Oktober 1988. Ayahanda
bernama Alm P. Silaban dan Ibu bernama M. Silitonga. Penulis merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1993 penulis masuk TK Betania dan lulus
tahun 1994. Tahun 1994 penulis masuk SD Negeri 066664 Medan, dan lulus pada
tahun 2000. Kemudian pada tahun 2000, penulis melanjutkan sekolah SLTP N 27
Medan, dan lulus tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di
YPT SMK Teladan Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2008 penulis
lulus SNMPTN di Jurusan Biologi Prodi Biologi Universitas Negeri Medan. Pada
semester VII, penulis mengikuti kegiatan PKL (Praktek Kuliah Lapangan) di
RISPA Sungai Putih. Kegiatan intrakurikuler yang diikuti di Universitas Negeri
Medan diantaranya mengikuti seminar yang bertema : Pelestarian Kawasan
Ekosisten Danau Toba (KEDT); Suatu Upaya Penyelamatan Aset Nasional, dan
Seminar Entrepreneur; Dalam Rangka Dies Natalis ke-32 DPK HIMAPSI
UNIMED, mengikuti organisasi BIOTA (Biologi Pencinta Alam), IKBKB (Ikatan
Keluarga Besar Kristen Biologi) dan UKMKP (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen
Protestan).