Implementasi Metode Sinektik dalam Pembelajaran Dasar Pneumatik untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa.
(2)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan subjek Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilaksanakan penelitian. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, Jurusan Mekatronika kelas XI tahun ajaran 2013-2014.yang beralamat di jalan Kamarung No. 59 RT.02 RW.05 kelurahan citeureup kecamatan Cimahi Utara. Pemilihan lokasi ini telah peneliti fikirkan beberapa alasan yang dapat dijadikan pertimbangan,yaitu diantaranya , pertama pada lokasi tersebut terdapat masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, kedua merupakan salah satu sekolah yang menjadi sekolah sasaran untuk implementasi kurikulum 2013, dan ketiga lokasi memungkinkan peneliti untuk dapat melaksanakan penelitian secara lebih intensif.
3.2 Populasi dan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2 Cimahi program jurusan Mekatronika
b. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2 Cimahi program jurusan Mekatronika sebanyak 35 siswa. Teknik pengambilan sampel dari populasi menggunakan sampling purposive
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang
(3)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24
dikenakan pada subjek selidik. Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen dan John W. Creswell (2008:313)
(4)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Quasi-experimental designs do not include the use of random assignment. Reseachers who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We shall describe some of these techniques as we discuss several quasi-experimental design.
Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi
Eksperimen). Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain one group pre-test post-test Design.
Desain in hanya melibatkan satu kelompok siswa sehingga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya kelompok pengendali. Design one
group pre-test post-test ini membandingkan hasil pre-test dan post-tes dari
pengaruh implementasi metode sinektik sehingga hasil perlakuan menggunakan metode sinektik terhadap peningkatan kemampuan berfikir dan bertindak kreatif siswa dapat diketahui dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Desain quasi eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1.
Desain Quasi Eksperimen
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Keterangan :
O1 = Tes awal ( pre-test )
O2 = Tes akhir ( post-test )
X = Perlakuan dengan metode sinektik
(5)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Thomas Murray menjelaskan mengenai desain ini sebagi berikut:
To furnish a more convincing foundation for estimating the influence of the text, the teacher could replace her treatment + evaluation plan with a pretest + treatment + posttest (p + t + p) design. In this case, before assigning students to read the chapter, she would have them take a test (pretest) over the subject- mattertreated in the chapter. Subsequently, after the students had completedthe reading assigment (treatment), she would test (posttest) their grasp of the chapters content. In order to estimate how much the textbook had added to the learners knowledge, she would subtract each students pretest score from his or her postest score and sonclude tahat the obtained difference (change score) represented the contributions made by the book. In other words, the experimenters judgement would be based, not on the posttest scores, but on the extent of change from pretest to posttest (Murray, 2003:53).
Untuk memperoleh dasar yang lebih menyakinkan dalam memperkirakan pengaruh dan suatu materi guru dapat mengganti desain pembelajaran, yang semula menggunakan treatment + evaluation menjadi menggunakan desain pretest + treatment + posttest. Dalam hal ini, sebelum siswa membaca materi yang akan dipelajari, guru harus memberikan pre-tes lalu setelah mereka selesai mempelajari dengan perlakuan tertentu guru memberikan post-test untuk mengetahui prestasi belajar setelah diberi perlakuan. Dan untuk mengetahui sejauh mana perolehan prestasi belajar guru harus mengurangkan nilai post-test dengan nilai pre-test dan nilai akhir yang diperoleh merupakan tanda keberhasilan atau ketidakberhasilan perlakuan yang telah dilakukan.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:60) variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variable bebas ( independent
(6)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variables ) atau variable yang menyebabkan atau menjadi sebab bagi berubahnya variable lain ( dependent variables ) dan variable terikat (
dependent variables ) atau variable yang dipengaruhi.
Yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Sinektik dengan indikator penggunaan analogi langsung yang selanjutnya dianggap sebagai (X) sedangkan variable terikatnya adalah kemampuan berfikir dan bertindak kreatif (Y) dengan indikator
fluency (kelancaran), Fleksibelitas ( keluwesan ), Orisinalitas ( orisinil )
dan Elaborasi ( keterincian ), dengan asumsi bahwa penggunaan metode pembelajaran sinektik dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan bertindak kreatif siswa. Hubungan kedua variable tersebut dapat dilihat dari gambar berikut :
Gbr. 3.1 Hubungan Variabel Penelitian Keterangan :
X = Metode Pembelajaran Sinektik Y = Kreativitas Belajar Siswa
3.5 Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan penelitian sebagai dasar acuan pelaksaannya, agar proses pembelajaran lebih efektif dan peningkatan kemampuan berfikir kreatif dan bertindak kreatif siswa pada mata pelajaran Dasar Pneumatik dapat tercapai, sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan , terdiri dari :
a. Menentukan Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar dan jumlah pertemuan.
(7)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Standar Kompetensi : Mengoperasikan Peralatan Pneumatik.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan prosedur pengoperasian peralatan pneumatic, Menjelaskan persiapan pengoperasian peralatan pneumatic, Menjelaskan pengecekan awal terhadap peralatan dan komponen pneumatic.
Jumlah pertemuan yang digunakan adalah tiga kali pertemuan.
b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian yaitu awal bulan September.
c. Menentukan kelas eksperimen yaitu kelas XI mekatronika dengan jumlah siswa 35 orang.
d. Menyususn perangkat pembelajaran
e. Menyususn instrument penelitian berupa alat tes dan lembar observasi. Instrument berupa alat tes, divalidasi terlebih dahulu oleh pihak yang kompeten dibidangnya kemudian diuji cobakan kepada kelas lain. Tes yang digunakan berupa tes uraian dan tes praktek (unjuk Kerja) yang berkaitan dengan materi Dasar Pneumatik pada kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Tes Uraian yang diberikan sebanyak 10 soal dan diberikan sebanyak dua kali yaitu diawal sebelum diberikan perlakuan dan diakhiri setelah diberikan perlakuan, sedangkan tes unjuk kerja diawali dengan membuat gambar kerja berkaitan dengan gambar rangkaian ( wiring diagram ) dasar pneumatic yang juga diberikan dua kali yaitu diawal sebelum diberikan perlakuan dan diakhiri setelah diberikan perlakuan.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan – kegiatan atau aktivitas siswa maupun guru dalam pembelajaran dikelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan metode sinektik. Dalamhal ini peneliti bertindak
(8)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selaku pengamat (observer). Beberapa aspek yang diamati disesuaikan dengan cirri perilaku kreatif yang telah ditentukan.
Dalam setiap pernyataan pada lembar observasi mengandung jawaban yang bisa dijawab dengan membubuhkan tanda silang atau checklist pada pilihan “sangat sesuai”, “sesuai”,
“Kurang sesuai”.”tidak sesuai”,”sangat tidak sesuai”. Masing -masing jawaban memiliki skor dan hasilnya dianalisis dalambentuk
kalimat atau data disajikan secala kualiatif.berikut sajian skor penilaian observasi kegiatan dikelas :
Tabel 2.
Pola skor lembar observasi Jawaban Pernyataan
SS S KS TS STS
Skor 5 4 3 2 1
2. Tahap Pelaksanaan, terdiri dari :
a. Pelaksanaan Pre-Test b. Pemberian Perlakuan c. Pelaksanaan Post-Test
d. Mengolah dan menganalisis data yang dimulai dari menghitung dan membandingkan hasil pre-test dan post-test. Uji Normalitas serta menguji Hipotesis
(9)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Alur Pelaksanaan Penelitian
Gambar bagan berikut menunjukan langkah – langkah yang akan dilalui dalam penelitian ini :
Identifikasi masalah dan studi literatur
Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Pengembangan Instrumen
Uji Coba Instrumen
Test Awal ( Pre-Test )
Penerapan Metode Sinektik
Hasil Penelitian Tes Akhir ( Post-Test )
(10)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 1. Alur Penelitian 3.7 Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2012 : 146) instrument adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini instrument yang akan dibuat adalah meliputi :
a. Tes tertulis (Tes kemampuan Berfikir Kreatif)
Berupa soal uraian digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan berfikir kreatif peserta didik sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan metoda sinektik rumusan tujuan pembelajaran menjadi acuan dalam pembuatan soal yang selanjutnya dituangkan di dalam kisi-kisi tes.
b. Tes Bertindak Kreatif
Tes bertindak kreatif berupa soal unjuk kerja digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan bertindak kreatif siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan metoda Sinektik.
c. Lembar Observasi
1. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi peserta didik digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan berfikir dan bertindak kreatif siswa . Instrumen yang digunakan untuk mengukur berpikir dan bertindak kreatif dengan menggunakan assesmen kinerja. Asessmen kinerja menggunakan cara observasi langsung, dalam pengertian peserta didik dikondisikan untuk melakukan suatu kegiatan dan guru mengamatinya. Pada saat pembelajaran berlangsung, diamati kreativitas dalam bertindak siswa dengan menggunakan lembar observasi yang diberikan kepada observer untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
(11)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru digunakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan metode Sinektik dapat dilihat pada Tabel.22
3.8 Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang telah dibuat selanjutnya dilakukan pengembangan melalui:
a. Analisis Validitas butir soal tes
Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut (Sugiyono, 2013: 173). Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menentukan perhitungan validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, S, 2012: 85).
Dimana :
rxy = koefisien validitas
N = Jumlah peserta tes
x = skor peserta didik pada tiap butir soal y = skor total
Interpretasi besarnya validitas berdasarkan patokan disesuaikan dari Arikunto, (2012: 89) adalah seperti tabel berikut :
(12)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.
Interpretasi Validitas.
Batasan Kategori
0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah
Hasil perhitungan validasi diperoleh informasi dari 15 soal yang diberikan pada peserta didik 10 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.1
b. Analisis Reliabilitas Tes
Suatu alat ukur (instrumen) memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walaupun dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama). Dimanapun dan kapanpun berada. Untuk mengukur reliabilitas soal menggunakan rumus
Spearman-Brown.
Rumus untuk menentukan reliabilitas pada kemampuan kognitif yaitu:
�
=
+ �� ⁄ ⁄ ⁄ ⁄Keterangan:
� ⁄ ⁄ = korelasi antara skor-skor setiap belaha tes r 11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
Rumus untuk menentukan reabilitas soal berpikir kreatif, yaitu: (Arikunto, 2012: 107)
(13)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r 11 = �−� (1 − ∑���
� ) Keterangan :
r 11 = korelasi skor-skor setiap belahan tes
∑σi = jumlah varian skor tiap-tiap item
σi = varian skor total setiap item n = banyaknya butir soal
Untuk hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan
Tabel 4.
Kategori reliabilitas butir soal
Batasan Kategori
0,90 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,70 < r11≤ 0,90 Tinggi (baik)
0,40 < r11≤ 0,70 Cukup (sedang)
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah (kurang)
r11≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)
Hasil perhitungan pada lampiran B.1 diperoleh informasi reliabilitas untuk reliabilitas soal kemampuan berpikir kreatif diperoleh harga 0,76 dengan kategori tinggi (baik).
c. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar
Perhitungan daya pembeda pada setiap butir soal dapat digunakan rumus
DP = �
�
−
��
(Arikunto, 2012: 232)
Keterangan :
DP = Daya pembeda
BA = Jumlah peserta didik pada kelompok atas
BB = Jumlah peserta didik pada kelompok bawah
(14)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA = Jumlah peserta didik kelompok atas
JB = Jumlah peserta didik kelompok bawah
Untuk hasil perhitungan daya pembeda, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut Arikunto (2012: 232) yaitu :
Tabel 5.
Kategori interpretasi daya pembeda
Batasan Kategori
0,00 < DP ≤ 0,20 Kurang
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Hasil perhitungan daya beda pada soal berpikir kreatif dapat dilihat pada Lampiran B.1
d. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dari tiap item soal dihitung berdasarkan jawaban seluruh peserta didik yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran adalah :
JS
B
P
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti interpretasi (Arikunto, 2012: 225) yaitu :
(15)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 6.
Kategori Interpretasi Indeks Kesukaran
Batasan Kategori 0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah
Untuk melihat hasil lengkap dari indeks kesukaran dapat dilihat pada Lampiran B.1
3.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :
Tabel 7.
Teknik pengumpulan data
No. Jenis Data Pengumpul Data
Instrumen Teknik
1 Keterlaksanaan model
Sinektik
Lembar observasi
Pengumpulan data selama pembelajaran
berlangsung.
2 Hasil belajar peserta didik
Soal tes Pemberian soal tes sebelum dan setelah penerapan Sinektik kepada peserta didik
3 Pengalaman belajar peserta didik dan pemahaman terhadap
Sinektik
Unjuk Kerja Pemberian Job yang terdiri dari Praktek Gambar Rangkaian
(16)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(17)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
(18)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
(19)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melihat hasil dari penelitian ini, diawali dari rumusan masalah, hasil penelitian, serta hasil pembahasan tentang implementasi metode sinektik terhadap peningkatan kemampuan berfikir kreatif dan bertindak kreatif siswa pada mata pelajaran Dasar Pneumatik di kelas XI jurusan mekatronika SMKN 2 Cimahi, dapat peneliti simpulkan bahwa :
Penerapan metode sinektik di sekolah ini mulai menjadi pilihan yang baik, karena pada metode ini guru dan siswa dituntut untuk dapat mengeluarkan kemampuan analoginya dan dapat menciptakan suasana aktif serta menyenangkan. Tidak hanya oleh guru-guru untuk mata pelajaran normatif dan adaptif saja tetapi guru mata pelajaran produktif pun tertarik untuk menerapan metode ini.
Kemampuan berfikir dan bertindak kreatif siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode sinektik, hal ini terlihat dari hasil pre-test dan post-test yang mengalami peningkatan juga. Atau terdapat perbedaan kemampuan berfikir dan bertindak kreatif setelah menerapkan metode sinektik.
5.2 Saran
a. Untuk Siswa
Jangan Malu – malu dan ragu dalam mengungkapkan ide-ide kreatifnya, karena hal itu akan menambah efektifitas penerapan metode sinektik dalam proses pembelajaran.
(20)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hendaknya terlebih dahulu menguasai serta memahami metode sinektik ini, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu guru pun harus paham mengenai kreativitas serta guru yang melaksanakan
(21)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metoda sinektik ini harus yang representatif kreativitasnya sehingga dapat memaksimalkan pencapaian pembelajaran.
Dalam pelaksanaan di kelas khususnya untuk mata pelajaran produktif sebaiknaya dari jumlah pertemuan yang direncanakan jangan langsung metoda sinektik ini diterapkan dipertemuan awalnya, tetapi awali terlebih dahulu dengan metoda pembelajaran langsung ( direct teaching ) setelah itu, dipertemuan selanjutnya dapat diterapkan metoda sinektik.
c. Untuk Kepala Sekolah
Senantiasa dapat selalu mendorong dan memfasilitasi kepada para guru yang akan mengembangkan metode sinektik diberbagai mata pelajaran.
(22)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
(23)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Creswell J.W.(2008), Research Design:Qualitative and Quantitative Approaches, Sage Publication, Thousen Oaks
Hosna,R. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Sinektik Bagi Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kabupaten Jombang.Disertasi pada PK SPs UPI Bandung:tidak diterbitkan
Hardika. Januari-Juni 2008, “Menuju Pendidikan Berwawasan Ekonomi Melalui Pembelajaran Berbasis Kreativitas dan Kemandirian” ,JPIS. Volume 30
Joyce, B, Weil, M., and Calhoun,E (2009), Models Of Teaching. Eight Edition. Diterjemahkan oleh ahmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Murray,R.(2003).How to write a thesis. Maindenhead Berkshire:Open University Press
Munandar, S.C.U (1985) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak sekolah : Jakarta : Gramedia Pustaka
Nursito.(2000) kiat menggali kreativitas, Yogyakarta : Mitra gama Media
Purnawan, Haryadi, Dedi Rohendi, Detri F,Sudaryono, Agustus 2013,
“Multimedia Animasi Mekanisme Komponen Pneumatik”. INVOTEC,Volume IX, No.2, 157-164
Puccio, J Gerard.,Cabra F John., Fox J.Michael., Cahen H, 2010,”Creativity on Demand:Historical Approaches and Future Trends”Invited Article,
Volome 24, 153-159
Saparahayuningsih, Sri. September 2010,”Improving Students’ Intelligence and Creativity”,Jurnal Kependidikan Dasar, Volume 1, No.1
Suciati. Januari-Juni 2009,”Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kreativitas
(24)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru SMP Dalam Mengembangkan Pembelajaran di Kelas ” JPIS,
Volume 17, No.32
Sugiyono.(2013) Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfbeta
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Warsito.(1994) Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi ke -2 . Jakarta : Balai Pustaka
Wowo, S K. (2011) Taksonomi Berfikir. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya http://ludiagungwahyudi.blogspot.com/2011/01/angket kreativitas.html
(25)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
(1)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hendaknya terlebih dahulu menguasai serta memahami metode sinektik ini, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu guru pun harus paham mengenai kreativitas serta guru yang melaksanakan
(2)
67
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metoda sinektik ini harus yang representatif kreativitasnya sehingga dapat memaksimalkan pencapaian pembelajaran.
Dalam pelaksanaan di kelas khususnya untuk mata pelajaran produktif sebaiknaya dari jumlah pertemuan yang direncanakan jangan langsung metoda sinektik ini diterapkan dipertemuan awalnya, tetapi awali terlebih dahulu dengan metoda pembelajaran langsung ( direct teaching ) setelah itu, dipertemuan selanjutnya dapat diterapkan metoda sinektik.
c. Untuk Kepala Sekolah
Senantiasa dapat selalu mendorong dan memfasilitasi kepada para guru yang akan mengembangkan metode sinektik diberbagai mata pelajaran.
(3)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
(4)
1
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Creswell J.W.(2008), Research Design:Qualitative and Quantitative Approaches, Sage Publication, Thousen Oaks
Hosna,R. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Sinektik Bagi Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kabupaten Jombang.Disertasi pada PK SPs UPI Bandung:tidak diterbitkan
Hardika. Januari-Juni 2008, “Menuju Pendidikan Berwawasan Ekonomi Melalui Pembelajaran Berbasis Kreativitas dan Kemandirian” ,JPIS. Volume 30
Joyce, B, Weil, M., and Calhoun,E (2009), Models Of Teaching. Eight Edition. Diterjemahkan oleh ahmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Murray,R.(2003).How to write a thesis. Maindenhead Berkshire:Open University Press
Munandar, S.C.U (1985) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak sekolah : Jakarta : Gramedia Pustaka
Nursito.(2000) kiat menggali kreativitas, Yogyakarta : Mitra gama Media
Purnawan, Haryadi, Dedi Rohendi, Detri F,Sudaryono, Agustus 2013, “Multimedia Animasi Mekanisme Komponen Pneumatik”. INVOTEC,Volume IX, No.2, 157-164
Puccio, J Gerard.,Cabra F John., Fox J.Michael., Cahen H, 2010,”Creativity on Demand:Historical Approaches and Future Trends”Invited Article,
Volome 24, 153-159
Saparahayuningsih, Sri. September 2010,”Improving Students’ Intelligence and
Creativity”,Jurnal Kependidikan Dasar, Volume 1, No.1
Suciati. Januari-Juni 2009,”Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kreativitas
(5)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru SMP Dalam Mengembangkan Pembelajaran di Kelas ” JPIS,
Volume 17, No.32
Sugiyono.(2013) Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfbeta
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Warsito.(1994) Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi ke -2 . Jakarta : Balai Pustaka
Wowo, S K. (2011) Taksonomi Berfikir. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya http://ludiagungwahyudi.blogspot.com/2011/01/angket kreativitas.html
(6)
MOCHAMAD NURTOMY, 2014
IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA