ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL DAN EOQ (STUDI KASUS DI CV .WADIMOR GRESIK).

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL DAN EOQ
(STUDI KASUS DI CV .WADIMOR GRESIK )
SKRIPSI

Oleh :

DEDDY HARIADI
NPM. 0732010069

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL DAN EOQ
(STUDI KASUS DI CV .WADIMOR GRESIK)
Disusun oleh :
DEDDY HARIADI
NPM : 0732010069
Telah Diper tahankan Dihadapkan
Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pada Tanggal 13 Apr il 2012
Tim Penguji

Pembimbing I

1.

Ir. Didi Samanhudi,MMT
NIP. 19580625 198503 1 001

Ir. Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1 001


Ir. Erlina .Purnawaty,MT
NIP. 19580828 198903 2 001

Pembimbing II

2.

3.
Ir. Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1 001

Ir. Tri Susilo,MM
NIP. 1948 0828 1984 03 1 001

Mengatahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL DAN EOQ
(STUDI KASUS DI CV .WADIMOR GRESIK)
OLEH :

DEDDY HARIADI
NPM : 0732010069
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang V Tahun Ajaran 2011-2012

Sur abaya, 13 Apr il 2012

Mengetahui
Dosen Pembimbing I


Mengetahui
Dosen Pembimbing II

Ir . Handoyo . MT
NIP. 19570209 1988503 1 003

Ir . Tr i Susilo. MM
NIP. 1948 0828 1984 03 1 001

Mengetahui,
Ketua J ur usan Teknik Industr i
UPN “Veter an” J awa Timur

Dr .Ir .Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130.199003.1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

DENGAN METODE HEURISTIK SILVER MEAL DAN EOQ
(STUDI KASUS DI CV .WADIMOR GRESIK)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
J urusan Teknik Industr i

Oleh :

DEDDY HARIADI
NPM : 0732010069

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang dengan segala berkat
dan rahmat-Nya telah menuntun, membimbing serta mengajari sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. DR. Ir. Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ir. Sutiono, MT. Selaku Dekan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Ir.Minto Waluyo,MM. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ir. Handoyo, MT., selaku Dosen Pembimbing


1

5. Ir. Tri Susilo. MM ., selaku Dosen Pembimbing 2
6. Ir.Endang PW, MMT dan Ir.Rusindiyanto,MT selaku Dosen Penguji
Seminar I.
7. Ir.Nisa Masruroh..MT dan Dr. Ir. Minto W.,MM selaku Dosen Penguji
Seminar II.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8. Seluruh staff dan karyawan CV. Wadimor Gresik yang telah membantu
dan “mempermudah jalan“ untuk menyelesaikan penelitian ini, dan
semuanya yang sudah membantu pelaksanaan penelitian untuk Tugas
Akhir ini.
9. Kedua orang tuaku dan kakak,mbakq yang tak pernah lelah dan ikhlas
mendoakan agar pengerjaan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan lancar
dan sukses demi keberhasilanku dimasa yang akan datang.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu yang telah
membantu baik secara moril maupun materil. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun penyajiannya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan, dan semoga Tuhan memberikan balasan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Surabaya,28 juni 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL...…………………………………………………………..… x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...... xiii
ABSTRAKSI………………………………………………………………...... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. .1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………...3
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………........3
1.4 Asumsi……………………………………………………………..….3
1.5 Tujuan Penelitian……………………………………………………...4
1.6 Manfaat Penelitian………………………………………………….... 4
1.7 Sistematika Penulisan. ……………………………………………..... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan………………………………..... 6
2.1.1 Pengertian Pengendalian……………………………………..... 6
2.1.2 Pengertian Persediaan…..……………………………………... 7
2.1.3 Jenis – Jenis Persediaan..............................................................10
2.2 Tujuan Pengendalian Persediaan…………………….………….…...13
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan…………...………. 14
2.3.1 Perkiraan Pemakaian Bahan Baku………………………...…. 15
2.3.2 Harga Bahan Baku……………………………………….…... 15

2.3.3 Biaya – Biaya Persediaan ………………………………….....15
2.3.4 Kebijaksanaan Pembelanjaan.....................................................16
2.3.5 Pemakaian Bahan Baku………………………………..……...16
2.3.6 Waktu Tunggu………………………………………………....16
2.3.6 Model Pembelian……………………………….……………..17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.7 Pemesanan Kembali…………………………………………. 17
2.4 Komponen Biaya Yang Terlibat Dalam Persediaan………………. 18
2.4.1 Biaya Pembelian (Purchasing Cost)………………..……….....18
2.4.2 Biaya Pemesanan (Ordering Cost)………………….……..…..19
2.4.3 Biaya Penyimpanan (Holding Cost)……………………….......20
2.4.4 Biaya Kehabisan Bahan (Stock Out Cost)………………...…..22
2.5 Hubungan Pengendalian Persediaan Dengan perencanaan dan
Pengendalian Produksi........................................................................23
2.6 Hubungan Pengendalian Persediaan Dengan Effisiensi Penggunaan
Modal Perusahaan...............................................................................24
2.7 Model Pengendalian Persediaan..........................................................25

2.7.1 Model Pengendalian Persediaan Deterministik Statis................25
2.7.1.1 Model Statis EOQ Sederhana............................................. 26
2.7.1.2. Model Statis EOQ Dengan Price Break............................ 26
2.7.1.3. Model Statis EOQ Dengan Back Order............................ 27
2.7.2 Model Pengendalian Persediaan Determininistik Dinamis........28
2.7.2.1. Model EOQ......................................................................... 28
2.7.2.2. Algoritma Wagner-Within.................................................... 31
2.7.2.3. Model Pengendalian Persediaan Probabilistik...................... 34
2.7.2.4 Model Heuristik Silver Meal..................................................34
2.7.3. Model Pengendalian Persediaan Probabilistik Stasion...............37
2.7.4. Model Pengendalian Persediaan Probabilistik Non Stasioner......38
2.8. Peramalan Untuk Perencanaan Persediaan Bahan Baku….……….....38
2.8.1.Pengertian Peramalan…………………………………...............38
2.8.2.Analisa Pola Data Deret Berkala (Times Series ). Jenis Pola
Untuk deret Berkala…………………………………………...............................40
2.8.3. Metode Peramalan……………………………………………..44
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.8.3.1. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)……………...44
2.8.3.2. Metode Peramalan Eksponential (Eksponential Smooting).....46
2.8.3.3. Regresi Linier………………………………………………..49
2.8.4. Pengukuran Ketepatan Metode Peramalan………………………….50
2.9.5.Pemeriksaan Pengendalian Peramalan Dan Peta Moving Range……. .53
2.9.6 Penelitian Terdahulu..............................................................................56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….…. 60
3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel………........60
3.2.1 Identifikasi Variabel …………………………………………........60
3.2.2 Definisi Operasional Variabel ………………………………........61
3.3 Metode Pengumpulan Data. …………………………………….......62
3.4 Pengolahan Data……………………………………………………..63
3.5 Metode Analisa……………………………………………………. .68
3.6 Langkah-langkah Pemecahan Masalah. …………………………… 69

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data…………………………………………………………..78
4.1.1. Data Harga Pembelian Bahan Baku……………….............................78
4.1.1.1 Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku………………………………78
4.1.2. Data Biaya Pemesanan Bahan Baku…………………………………..79
4.1.3. Data Biaya Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2010 perusahaan…….…..80
4.2. Pengolahan Data…………………………………………………………....82
4.2.1. Menghitung Total Biaya Persediaan Sesuai dengan Kebijaksanaan.....82
4.2.1.1. Total Biaya Riil Perusahaan…………………………………..87
4.2.2. Pengolahan Data Menggunakan Metode Heuristik Silver Meal….....87
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.1 Menghitung Rata – rata Biaya Persediaan Beludru ................87
4.2.2.2 Membuat Tabel Pengendalian Persediaan

menggunakan

Metode Heuristik Silver Meal …………………………………………………...95
4.3. Pengolahan Data dengan Metode EOQ Multi Item…………………….....98
4.3.1. Minor Ordering Cost (ci)………………………………….......98
4.3.2. Mayor Ordering cost (Ci)………………………………….......98
4.3.3. Menghitung Biaya Penyimpanan Rata-Rata / roll th……….....99
4.3.4. Menghitung Biaya Pemesanan (EOQ) Optimal Untuk Ukuran
Lot Terpadu Dalam Nilai (Rp)...........................................................100
4.3.5.Menghitung Total Biaya Pemesanan (Total Oredering Cost)...101
4.3.6.Menghitung Total Biaya Penyimpanan (Total Holding Cost)..101
4.3.7. Menghitung Jumlah Pemesanan (EOQ) Untuk Masing – Masing
Item Dalam Unit................................................................................102
4.3.8. Menentukan Frekuensi Pemesanan dalam bulan September 2010
sampai dengan Agustus 2011.............................................................102
4.3.9. Menentukan Jarak Antar Pemesanan Optimal…………….....103
4.3.10. Menentukan Total Biaya Setelah dilakukan EOQ multi item
untuk Bulan September 2010 sampai Agustus 2011.........................103
4.4 Pengelolahan data Untuk Bulan September 2011 – Agustus 2012..…….....104
4.4.1.Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Kopiah………………………....104
4.4.1.1. Data Kebutuhan Bahan Baku Bulan September 2011 – Agustus
2012…………………………...................................................................104
4.4.1.2. Diagram Pencar………………………………………….......105
4.4.1.3.Pendekatan Beberapa Metode Peramalan………………........106

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.1.4. Menghitung MSE……………………...……………….........106
4.4.1.5.Peta Rentang Bergerak (MRC)….……………………...........107
4.4.1.6. Hasil Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2011…..........108
4.4.1.6.1 Pengelolahan Data Hasil Peramalan Bulan September 2011 –
Agustus 2012 Metode Heuristik Silver Meal.....................................110
4.4.1.6.2 Menghitung Rata- Rata Persediaan.....................................111

4.4.2 .Pengolahan data Hasil Peramalan tahun 2011 dengan Menggunakan
Metode EOQ Multi Item……………………………………….......129
4.4.2.1 Minor Ordering Cost (ci)……………………………….........130
4.4.2.2 Mayor Ordering Cost(C1)……………………………….......130
4.4.2.3 Menghitung Biaya Penyimpanan.............................................130
4.4.2.4 Menghitung EOQ dalam Nilai.................................................132
4.4.2.5 Menghitung Total Biaya Pemesanan.......................................132
4.4.2.6 Menghitung Total Biaya Penyimpanan…………………........133
4.4.2.7 Menentukan Jumlah Pemesanan…………………………......134
4.4.2.8 Menentukan Frekuensi Pemesanan………………………......134
4.4.2.9 Menentukan Jarak Antar Pemesanan Optimal………….........134
4.4.2.10 Menentukan Total Biaya ……………………………........134
4.5. Hasil dan Pembahasan …………………………………………………....135

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………………

138

5.2 Saran ………………………………………………………..

139

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

Dalam suatu industri manufaktur peran manajemen sangatlah
penting, pengaturan di segala bidang mutlak diperlukan. Dengan melakukan
perhitungan, yang cermat dan disertai efisiensi diharapkan dapat menekan
biaya produksi dan biaya persediaan bahan baku seminimal mungkin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat
pengendalian persediaan bahan baku Kopiah di CV. Wadimor Gresik secara
optimal sehingga dapat meminimumkan biaya persediaan. Data – data yang
ada pada perusahaan mempunyai karakteristik tingkat permintaan yang
bervariasi, sehingga data – data tersebut diolah dengan model pengendalian
persediaan deterministik dinamis, yaitu dengan menggunakan metode
Heuristic Silver Meal dan EOQ Multi Item. Selanjutnya hasil pengolahan data
dari metode tersebut dibandingkan dengan metode perusahaan.
Hasil analisis menunjukkan total biaya pengendalian persediaan
bahan baku riil yang dikeluarkan perusahaan selama bulan September 2010
sampai Agustus 2011 adalah sebesar

Rp. 458.395.000,00. Dengan

menggunakan Heuristic Silver Meal sebesar Rp. 449.250.000,00. dengan
efisiensi 2 % sedangkan apabila menggunakan metode EOQ Multi Item total
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 446.946.056,00 sehingga didapatkan
penghematan sebesar Rp. 11.448,944,00 dengan efisiensi 2,5 %. Dimana
metode EOQ Multi Item menghasilkan Total Cost yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan metode riil perusahaan dan metode Heuristic Silver
Meal. Sedangkan pengendalian bahan baku peramalan untuk bulan September
2011 sampai Agustus 2012 dengan metode EOQ Multi Item didapatkan Total
Cost sebesar Rp. 474.640.634 ,00.

Kata kunci : Pengendalian Persediaan ,Heuristic Silver Meal, EOQ Multi
Item

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

In a manufacturing industry is very important management role, the setting
is absolutely necessary in every field. By doing the calculations, a careful and
accompanied efficiency is expected to lower production costs and raw material
inventory costs to a minimum.
The purpose of this study was to determine the level of inventory control
of raw materials in CV skullcap. Gresik Wadimor optimally so as to minimize
inventory costs. Data - data that existed at the company have the characteristics
that vary the level of demand, so the data - the data was processed with a
deterministic dynamic model of inventory control, namely by using the method
Silver Meal Heuristic and Multi-Item EOQ. The results of data processing
methods are compared with the methods of the company.
The analysis showed the total cost of raw material inventory control real
company issued during September 2010 to August 2011 was Rp. 458,395,000.00.
By using the Silver Meal Heuristic Rp. 449,250,000.00. with efficiency of 2 %
whereas when using the EOQ method Multi Item total cost of Rp. 446,946,056.00
so we get a savings of Rp. 11.448,944,00 with 2.5% efficiency. Where Multi-Item
EOQ method produces a lower total cost when compared with the real company's
methods and Silver Meal heuristic methods. While the control of raw material
forecast for September 2011 to August 2012 with Multi Item EOQ method
obtained the Total Cost of Rp. 474 640 634, 00.

Keywords: Inventory Control, Silver Meal Heuristic, Multi-Item EOQ

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat vital bagi

berlangsungnya suatu proses produksi. Persediaan bahan baku yang melebihi
kebutuhan akan menimbulkan biaya ekstra atau biaya simpan yang tinggi.
Sedangkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit akan menimbulkan kerugian
yaitu terganggunya proses produksi dan juga berakibat hilangnya kesempatan
untuk memperoleh keuntungan apabila ternyata permintaan pada kondisi yang
sebenarnya melebihi permintaan yang diperkirakan. Untuk mendapatkan bahan
baku yang cukup sesuai dengan kebutuhan maka diperlukan adanya perencanaan
persediaan bahan baku tersebut. Perencanaan bahan baku ini bertujuan agar bahan
baku tidak mengalami kekurangan pada saat proses produksi berjalan serta tidak
mengalami penumpukan di gudang.
Agar tetap dapat bertahan dalam situasi persaingan pasar yang begitu
ketat, perusahaan perlu melakukan penekanan biaya persediaan serta penghematan
biaya untuk pembelian bahan baku. CV.Wadimor Gresik merupakan badan usaha
yang bergerak dalam industri kopiah nasional, mempunyai wilayah pemasaran
dalam dan luar negeri. Saat ini kebijakan proses persediaan bahan baku yang .
dalam produksinya perusahaan menerapkan system produksi kopiah secara terus
menerus (continue) untuk memenuhi permintaan konsumen .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Perusahaan dalam melakukan persediaan bahan baku dengan cara
melakukan pemesanan bahan baku dalam jumlah besar dari pada jumlah yang
dibutuhkan dalam produksi sehingga menimbulkan biaya simpan. Dan kadang
pula terjadi kekurangan persediaan bahan baku pada saat dibutuhkan, yang
mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Apabila keadaan seperti ini
dibiarkan, maka modal perusahaan yang seharusnya dapat diinvestasikan pada
bidang lain akan terserap dalam pengadaan persediaan bahan baku saja.
Perusahaan akan mengalami kerugian karena kebijakan penataan persediaan yang
kurang tepat. Untuk menjamin kelancaran kegiatan produksi, maka perusahaan
harus melakukan pengendalian bahan baku sesuai perencanaan yang telah
disusun.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan
Metode Heuristik Silver Meal sehingga dapat melakukan

pengendalian

persediaan bahan baku yang optimal sehingga dapat menjamin kebutuhan dan
kelancaran kegiatan produksi perusahaan dalam kuantitas dengan total biaya
persediaan minimum.Prinsip model Heuristik Silver Meal didasarkan atas
permintaan

beberapa

periode

mendatang

yang

telah

diramalkan

sebelumnya.Metode ini dengan EOQ tetapi dalam perhitunganya lebih didasarkan
pada variabel periode pembelian dan bukan berdasarkan total permintaan selama
pengendalian bahwa pembelian bahan hanya dilakukan pada awal pwriode
sedangkan biaya simpan hanya dibebankan pada bahan yang simpan lebih dari
satu periode. Heuristik Silver Meal dimulai pada awal permulaan periode
pertama,dimana pembelian bahan dilakukan bila persediaan bahan baku
diperhitungkan nol.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

diatas,

permasalahan

yang

dihadapi

perusahaan saat ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku yang harus dilakukan oleh
perusahaan sehingga total biaya pengadaan bahan baku yang dapat
minimumkan”.

1.3.

Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian perlu dilakukan agar hasil penelitian

dapat lebih terarah, spesifik, dan tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai
yang meliputi :
1. Persediaan bahan baku utama yang digunakan kopiah adalah bludru, kain
saten, kain bos

dan bahan penunjang (plastik) yang digunakan di

CV.Wadimor Gresik
2. Jenis bahan baku dalam penelitian ini dikendalikan untuk kopiah polos.
3. Data yang digunakan yaitu pada bulan september 2010 sampai dengan bulan
agustus 2011.
4. Peramalan permintaan pada bulan september 2011 sampai dengan agustus
2012.

1.4

Asumsi - Asumsi
Asumsi – asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1. Harga bahan baku tidak ada perubahan selama penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2. Bahan baku selalu tersedia setiap saat selama dibutuhkan (mudah didapat).
3. Lead time masing – masing supplier sama.
4. Mesin dalam kondisi normal.

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah

pemesanan bahan baku yang optimal dan total biaya persediaan bahan baku yang
minimum.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan
tentang manajemen persediaan barang.
b. Bagi Universitas
Sebagai masukan untuk perpustakaan institusi yang berguna sekali bagi
pihak – pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian tentang
masalah pengendalian persediaan di masa yang akan datang.
c. Bagi Penulis
Agar dapat memperluas wawasan, pengetahuan, pengalaman serta dapat
menerapkan metode yang digunakan yaitu metode heuristik silver meal dan
ilmu yang telah didapatkan di perguruan tinggi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.7

Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan yang digunakan adalah :

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, batasan masalah, asumsi – asumsi, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang teori – teori yang berkaitan dengan
penelitian dan digunakan sebagai dasar pemecahan masalah yang
mengacu pada beberapa literatur yang digunakan.

BAB III

METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang urutan langkah – langkah yang digunakan
untuk mengidentifikasi, menganalisa serta memecahkan masalah yang
diteliti dalam bentuk diagram alir (flowchart).

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang cara-cara pengumpulan data–data yang berkaitan
dengan penelitian, pengolah an data beserta hasil perhitungan sehingga
didapatkan suatu hasil kombinasi dengan jumlah yang tepat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil analisa data serta terdapat saran – saran yang dapat mendukung
dari aktivitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penger tian Pengendalian Persediaan.
Pengendalian persediaan penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan

manufacturing maupun non

manufacturing.

Perusahaan

akan mendapat

keuntungan dengan cepatnya pemindahan barang dagangan menjadi uang tunai
kembali. Pengertian pengendalian persediaan dapat dibagi dua, yaitu pengendalian
dan persediaan.
Sebelum membahas mengenai pengendaliaan persediaan maka terlebih
dahulu akan diuraikan pengertiaan pengendaliaan persediaan secara terpisah,
karena pada dasarnya pengertiaan pengendaliaan persediaan akan terbagi menjadi
dua, yaitu pengendaliaan dan persediaan. Pengertian tersebut akan diuraikan
dalam pokok bahasan berikut :

2.1.1

Penger tian Pengendalian.
Pengendalian adalah suatu usaha untuk memepertahankan suatu proses

pekerjaan pada tingkat effisiensi yang tinggi. Titik perhatian pengendalian adalah
terhadap bahan dasar, bahan pembantu, perlengkapan didalam proses produksi
yang tampak maupun yang tak tampak, serta metode-metode yang digunakan
didalam proses produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2.1.2

Penger tian Persediaan.
Pengertian dari persediaan adalah sebagai suatu aktivas yang meliputi

barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu preiode
usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam
pengerjaan/proses produk-produk ataupun persediaan bahan baku yang menunggu
penggunaanya dalam suatu proses produksi.
Sedangkan pengertian persediaan menurut Eddy Herjanto (2004 : 219)
adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan adalah komponen,
material atau produk jadi yang tersedia ditangan, menunggu untuk digunakan atau
dijual (Groebner, Introduction to Managemen Science, 2003)
Persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process),
barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan (Riggs, 2002).
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan
merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan untuk memenuhi
permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.
Freddy Rangkuti (2003 : 2) dan Sofjan Assauri (2003 : 220) menjelaskan
alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1. Dibutuhkannya

waktu

untuk menyelesaikan

operasi produksi untuk

memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya,yang
disebut persediaan dalam proses dan pemindahan
2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat
jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk bahan
mentah sampai barang jadi, antara lain berguna untuk dapat :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan - bahan
yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan berkualitas tidak baik
sehingga harus dikembalikan
3. Untuk mengantisipai bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dipasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus
produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
Arman Hakim (2003 : 103) Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri
dari 3 bentuk sebagai berikut :
a. Bahan Baku, yaitu yang merupakan input awal dari proses transformasi
menjadi produk jadi.
b. Barang Setengah Jadi, yaitu yang merupakan bentuk peralihan antara bahan
baku dengan produk setengah jadi.
c. Bahan Baku Jadi, yaitu yang merupakan hasil akhir proses transformasi yang
siap dipasarkan kepada konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

PROSES

d.
Bahan
Baku

Barang
Setengah Jadi

Barang
Jadi

PRODUKSI
Gambar 2.1 Pr oses Tr ansfor masi Pr oduksi ( Arman Hakim, 2004 )
Teguh Baroto (2005 : 53) mengutarakan penyebab timbulnya persediaan
adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan
Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang
tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan
waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan
hal yang sulit dihindarkan.
2. Keinginan untuk meredam ketidak pastiaan
Ketidakpastiaan terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti
dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung
tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang
(Lead Time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat
dikendalikan.
3. Keinginan untuk melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan besar dari kenaikkan harga di masa mendatang.
Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan
adalah suatu aktiva yang dimiliki perusahaan baik itu bahan baku, barang
setengah jadi, maupun barang jadi yang berfungsi untuk menjamin pemenuhan
permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen maupun kebutuhan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

produksi sehingga persediaan yang dikelolah oleh suatu perusahaan dapat
mencapai mekanisme suatu kondisi yang optimal.

2.1.3. J enis-J enis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut
beberapa cara :
a. Dilihat dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas : (Sofjan Assauri,
2003 : 221)
1. Batch Stock atau Lot Size Inventory
Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan
- bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau
pembuatan yang dilakukan untuk jumlah yang besar, sedang penggunaan
atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena
pengadaan bahan atau barang yang dilakukan lebih banyak daripada yang
dibutuhkan.
2. Fluctuation Stock
Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan
mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen,
apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan
atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih
dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

persedian ini (fluctuation stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk
menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3. Anticipation Stock
Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam
satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan
yang meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan pula untuk
menjaga kemungkinanan sukarnya diperoleh bahan-bahan, sehingga tidak
mengganggu jalannya produk atau menghindari kemacetan produksi.
b. Menurut Teguh Baroto (2002 : 52) persediaan dapat dikelompokkan dalam
lima kategori yaitu sebgai berikut :
1. Bahan mentah (raw materials)
Yaitu barang-barang berwujud seperti baja, kayu, tanah kiat atau bahanbahan mentah lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber alam, atau
dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan
perusahaan dalam proses produksinya sendiri.
2. Komponen
Yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian - bagian (parts) yang
diperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan
dalam pembuatan barang jadi atau barang setengah jadi.
3. Barang setengah jadi (work in process)
Yaitu barang-barang keluaran dari tiap operasi produksi atau perakitan
yang telah memiliki bentuk lebih kompleks daripada komponen, namun
masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

4.

Barang jadi (finished good)
Adalah barang - barang yang telah selesai diproses dan siap untuk
didistribusikan ke konsumen.

5. Bahan pembantu (supplies material)
Adalah barang - barang yang diperlukan dalam proses pembuatan atau
perakitan barang, namun bukan merupakan komponen barang jadi. Termasuk
bahan penolong adalah bahan baker, pelumas, listrik, dan lain-lain.
Menurut Sofjan Assauri (2003 : 229) pengendalian persediaan merupakan
salah satu kegiatan dari urutan kegiatan–kegiatan yang bertautan erat satu sama
lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang
telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.
Sebenarnya kegiatan pengendalian persediaan tidak terbatas pada penentuan atas
perencanaan tingkat dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan
dan pengawasan atas pelaksanaan pengadaan bahan–bahan /barang–barang yang
diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta dengan biaya
yang serendah–rendahnya. Jadi kegiatan pengendalian persediaan meliputi
perencanaan persediaan, scheduling untuk pemesanan, pengaturan penyimpanan
dan lainnya.
Setelah diketahui pengertian tentang persediaan dan pengendalian, maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk
menentukan tingkat dan komposisi persediaan, baik itu berupa bahan baku, bahan
pembantu, maupun barang jadi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran
proses produksinya maupun memenuhi permintaan konsumen serta kebutuhan
pembelanjaan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain suatu tindakan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

mempertahankan suatu sistem yang telah dikelola baik itu mengenai kebijakan
bahan dasar, bahan pembantu maupun proses produksi bahkan memberikan
koreksi agar senantiasa dengan apa yang direncanakan oleh perusahaan.

2.2.

Tujuan Pengendalian Per sediaan
Pengendalian persediaan pada perusahaan mempunyai tujuan tertentu ,

adapun tujuan pengendalian persediaan menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut :
a. Assauri (2003: 230) Menyatakan tujuan pengendalian persediaan secara
terinci dapat dinyatakan sebagai usaha untuk :
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh persediaan tidak
terlalu besar atau berlebih–lebihan, sehingga biaya–biaya yang timbul dari
persediaan tidak terlalu besar.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil–kecilan dapat dihindari karena ini
akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
b. Freddy Rangkuti (2003 : 9) menyatakan tujuan tujuan pengendalian
persediaan sebagai berikut :
1. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.
2. Supaya pembentukan persediaan stabil.
3. Menghindari pembelian barang secara kecil – kecilan.
4. Pemesanan yang ekonomis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Dari pendapat–pendapat, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas maupun kuantitas dari
bahan-bahan atau barang-barang agar bahan atau barang tersebut tersedia pada
waktu yang dibutuhkan sehingga biaya yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin.

2.3.

Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Per sediaan
Didalam penyelenggaraan persediaan bahan baku terdapat faktor yang

memiliki pengaruh terhadap persediaan bahan baku dan saling terkait antara yang
satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut menurut Zulian Yamit (2003)
sebagai berikut :
Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi
sebelum barang jadi sampai kepada konsumen. Persediaan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).
Faktor ketidakpastian waktu datang dari suplier menyebabkan perusahaan
memerlukan persediaan, agar tidak menghambat proses produksi maupun
keterlambatan pengiriman kepada konsumen. Ketidakpastian waktu datang
mengharuskan perusahaan membuat skedul operasi lebih teliti pada setiap level.
Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan disebabkan oleh
kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi,
bahan cacat, dan berbagai kondisi lainnya. Persediaan dilakukan untuk
mengantisipasi ketidakpastian peramalan maupun akibat lainnya tersebut.
Faktor ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan
alternatif

biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

menentukan jumlah yang paling ekonomis. Persediaan diperlukan untuk menjaga
stabilitas produksi dan fluktuasi bisnis.

2.3.1

Perkiraan Pemakaian Bahan Baku.
Sebelum perusahaan mengadakan pembelian bahan baku, maka sebaiknya

manajemen berusaha untuk dapat mengedakan penyusunan perkiraan bahan baku
untuk keperluan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Berapa banyak
unit bahan baku yang akan dipergunakan untuk kepentingan proses produksi
dengan mendasarkan diri pada perencanaan produksi maupun jadwal produksi
yang telah disusun.

2.3.2

Harga Bahan Baku.
Harga bahan baku merupakan salah satu penentuan terhadap persediaan

yang akan dipergunakan dalam produksi oleh perusahaan. Karena harga bahan
baku akan mempengaruhi seberapa besarnya dana yang harus disediakan oleh
perusahaan untuk membeli bahan baku tersebut dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.

2.3.3

Biaya – Biaya Per sediaan
Didalam penyelenggaraan persediaan bahan baku tentunya tidak akan

dapat melepaskan diri dari adanya biaya – biaya

persediaan yang harus

ditanggung oleh perusahaan. Didalam hubungannya dengan biaya – biaya
persediaan tersebut maka ada 3 macam biaya persediaan, yaitu biaya
penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya tetap persediaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.3.4. Kebijaksanaan Pembelanjaan
Kebijakan

pembelanjaan

dalam

suatu

perusahaan

akan

dapat

mempengaruhi seluruh kebijakan pembelian perusahaan. Demikian pula
sebaliknya seberapa besar dana yang akan dipergunakan dalam persediaan.
Apakah dana untuk persediaan bahan baku ini akan memperoleh prioritas utama,
kedua atau bahkan terakhir. Disamping hal tersebut tentunya kemampuan
finansial di perusahaan yang bersangkutan secara keseluruhan juga akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membiaya seluruh kebutuhan
perusahaan yang berhubungan dengan persediaan bahan baku dalam perusahaan.

2.3.4

Pemakaian Bahan Baku.
Pemakaian bahan baku oleh perusahaan pada periode-periode yang lalu

untuk keperluan proses produksi akan dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan

didalam

menyusun

atau

merencanakan

kebijaksanaan

penyelenggaraan persediaan bahan baku.

2.3.5

Waktu Tunggu.
Waktu tunggu yang dimaksud adalah waktu tenggang yang diperlukan

antara saat pemesanan bahan baku tersebut dengan datangnya bahan baku yang
dipesan. Waktu tunggu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena hal ini
berhubungan langsung dengan penggunaan bahan baku tersebut pada saat
diperlukan untuk proses produksi. Apabila waktu tunggu ini tidak diperhatikan,
maka akan mengakibatkan kekurangan bahan baku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.3.6

Model Pembelian
Model yang akan digunakan oleh perusahaan tentunya akan disesuaikan

dengan situasi dan kondisi dari persediaan bahan baku yang bersangkutan dapat
juga terjadi didalam perusahaan model pembelian yang berbeda untuk beberapa
jenis bahan baku. Karakteristik dari masing-masing bahan baku akan dijadikan
dasar model pembelian bahan baku yang sesuai dengan masing-masing bahan
baku tersebut. Sampai saat ini model pembelian bahan baku yang digunakan
adalah model pembelian dengan kuantitas yang optimal.

2.3.7

Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Pada umumnya untuk mengulangi adanya kehabisan persediaan bahan

baku dalam perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mengadakan persediaan
pengaman (safety stock). Persediaan pengaman ini dipergunakan apabila terjadi
kekurangan bahan baku. Dengan adanya persediaan pengaman maka proses
produksi dalam perusahaan berjalan tanpa adanya gangguan kekurangan bahan
baku walaupun bahan baku yang dibeli/dipesan datangnya terlambat. Persediaan
ini dibuat dalam jumlah tertentu dan merupakan suatu jumlah yang tetap dalam
satu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

2.3.8

Pemesanan Kembali.
Didalam pelaksanaan operasi perusahaan , maka bahan baku yang

diperlukan untuk proses produksi tidak akan cukup apabila hanya dilakukan sekali
pembelian saja. Maka secara berskala perusahaan tersebut akan mengadakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

pembelian kembali terhadap bahan baku yang dipergunakan dalam perusahaan
tersebut.
Dalam

melaksanakan

pembelian

kembali,

perusahaan

akan

mempertimbankan panjang waktu tunggu yang diperlukan dalam pembelian
bahan baku, sehingga bahan baku itu datang tepat pada waktunya. Hal ini
dilakukan mengingat apabila sampai terjadi keterlambatan kedatangan bahan
baku, maka akan menyebabkan kemacetan produksi yang pada gilirannya akan
mengakibatkan timbulnya biaya ekstra. Sebaliknya apabila kedatangan bahan
baku terlalu awal, maka akan menyebabkan penumpukan bahan baku. Kedua hal
ini tentunya tidak akan menyebabkan keuntungan bagi perusahaan, justru akan
mengakibatkan kerugian yang cukup besar bila hal ini terus berlangsung.

2.4

Komponen Biaya Yang Terlibat Dalam Persediaan.
Tanpa memperhatikan bagaimana sifat kebutuhan, waktu tenggang dan

lain-lain, umumnya terdapt empat katagori biaya persediaan yang sangat
menentukan jawab optimal dari masalah persediaan. Katagori biaya tersebut
adalah sebagai berikut.

2.4.1

Biaya Pembelian (Pur chasing Cost)
Biaya pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar,

atau biaya produksi per unit apabila di produksi dalam perusahaan (Zulian
Yamit,2003). Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang akan
dibeli dan harga satuan barang (Arman Hakim, 2003).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Sedangkan menurut Siagian (2005), biaya pembelian adalah harga
pembelian atau produksi yang memperhatikan dua jenis biaya yaitu :
a. Kalau harga pembelian adalah tetap maka ongkos per satuan, harga adalah
juga tetap tanpa melihat jumlah yang dibeli.
b. Kalau diskon tersedia maka harga per satuan adalah variabel tergantung
pada jumlah pembelian.

2.4.2

Biaya Pemesanan (Or dering Cost)
Biaya pemesanan ini dimaksudkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan

berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari penjual, sejak
dari pesanan (order) dibuat dan dikirim ke penjual, sampai barang-barang/bahanbahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah
pengolahan (Assuari, 2001).
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal-usul barang, yaitu
biaya pemesanan )ordering cost) bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak
luar (supplier) dan biaya pembuatan (setup cost) bila barang diperoleh dengan
memeproduksi sendiri (Arman Hakim, 2003).
a. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk
menentukan pemasok (supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan,
biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan seterusnya. Biaya ini
diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.
b. Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul didalam pabrik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.
Karena kedua biaya tersebut mempunyai peran yang sama, yaitu
pengadaan barang, maka kedua biaya tersebut disebut sebagai biaya pengadaan.

2.4.3

Biaya Penyimpanan (Holding Cost)
Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam

persediaan dan pemeliharaan maupun investasi secara fisik untuk menyimpan
persediaan (Zulian Yamit, 2003). Biaya penyimpanan meliputi :
a. Biaya memiliki persediaan (biaya modal).
Penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal, dimana modal
perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan suku bunga
bank. Oleh karene itu, biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan
harus diperhitungkan dalam biaya sistem persediaan. Biaya memiliki
persediaan diukur sebagai persentase nilai persediaan untuk periode waktu
tertentu.
b. Biaya gudang.
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul
biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya
gudangnya

merupakan

biaya

sewa

sedangakan

bila

perusahaan

mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biaya
depresiasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

c. Biaya kerusakan dan penyusutan.
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena
beratnya berkurang atau jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya
kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan
persentasenya.
d. Biaya kadaluwarsa.
Barang yang disismpan dapat mengalami penurunan nilai karena
perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya
kadaluwarsa biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari
barang tersebut.
e. Biaya asuransi.
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang
yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.
f. Biaya administrasi dan pemindahan.
Biaya ini dikeluarkan unyik mengadministrasikan persediaan barang yang
ada,

baik

pada

saat

pemesanan,

penerimaan

barang

maupun

penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari, ke, dan
didalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan
handling.
Dalam manajemen persediaan, terutama yang berhubungan dengan
masalah kuntitatif, biaya simpan per unit diasumsikan linier terhadap jumlah
jumlah barang yang disimpan (Arman Hakim, 2003).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.4.4

Biaya Kehabisan Bahan (Stock Out Cost)
Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang timbul sebagai

akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlah yang diperlukan, seperti
kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang langganan
meminta atau memesan suatau barang sedangkan barang atau bahan yang tersedia
tidak tersedia. Disamping juga dapat merupakan biaya-biaya yang