Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

(1)

PENGENDALIAN

METODE EC

(STUDI K

FR

DEP

FAKULTAS MATEM

UNIVE

IAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DEN

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ

I KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)

SKRIPSI

FRANKLIN OTTO SITINJAK

110803056

EPARTEMEN MATEMATIKA

EMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA

VERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

ENGAN

Q)


(2)

PENGENDALIAN

METODE EC

(STUDI K

Diajukan untuk mele

FR

DEP

FAKULTAS MATEM

UNIVE

IAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DEN

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ

I KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)

SKRIPSI

elengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapa Sarjana Sains

FRANKLIN OTTO SITINJAK

110803056

EPARTEMEN MATEMATIKA

EMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA

VERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

ENGAN

Q)

apai gelar


(3)

i

PERSETUJUAN

Judul : Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

Kategori : Skripsi

Nama : Franklin Otto Sitinjak Nomor Induk Mahasiswa : 110803056

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2015

Komisi Pembimbing:

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Pengarapen Bangun, M.Si Prof. Dr. Drs. Iryanto, M.Si NIP. 19560815 198503 1 005 NIP. 19460404 197107 1 001

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si


(4)

ii

PERNYATAAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

Franklin Otto Sitinjak 110803056


(5)

iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga skripsi dengan judul: “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)” dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Drs. Iryanto, M.Si dan Bapak Drs. Pengarapen Bangun, M.Si selaku dosen pembimbing yang berkenan dan rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran guna memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Dr. Syahriol Sitorus, S.Si., M.IT selaku dosen pembanding atas kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU beserta staf pegawai. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU dan Pembimbing Akademik penulis beserta staf pegawai. Manager PT. Pabrik Es Siantar dan staf atas bantuannya. Terkhusus untuk Ayahanda Jhon Piter Sitinjak, Ibunda Meilija Siregar, saudara penulis Holland Victoria Binsar Sitinjak dan Florida Octaviana Sitinjak serta keluarga besar penulis yang selalu mendukung penulis. Teman-teman penulis Joe, Taufik, Amik, Muni, Nella, Nana, Donna, Mitra, Rahmad dan teman-teman Matematika 2011 yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bentuk dukungannya.

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, baik dalam teori maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi perbaikan bagi penulis. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.


(6)

iv

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)

ABSTRAK

Masalah persediaan berpusat pada pemesanan jumlah bahan baku yang tepat. Kelebihan dan kekurangan di dalam pemesanan bahan baku dapat menyebabkan beberapa masalah yang sering terjadi pada perusahaan. Seperti halnya pada PT. Pabrik Es Siantar, bahan baku sering mengalami kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, pada penelitian ini digunakan salah satu metode untuk mengendalikan persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut yaitu Economic Order Quantity (EOQ). Disamping mengoptimalkan biaya persediaan, pengendalian persediaan ini juga memberi hasil optimal untuk pelayanan dalam proses produksi. Dalam penelitian ini, didapatkan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal dan telah dibuktikan bahwa metode tersebut telah menghasilkan hasil yang optimal yaitu penghematan biaya persediaan sebesar 43% dari biaya perusahaan.


(7)

v

INVENTORY CONTROL FOR RAW MATERIALS WITH

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) METHOD

(CASE STUDY: PT. PABRIK ES SIANTAR)

ABSTRACT

Inventory problem is based on ordering raw materials appropriate. Over and less of ordering raw materials can make problem that usually happen in some company. As happening in PT. Pabrik Es Siantar, ordering of raw materials usually over and less. Because of that, in this research the writer use a method to control inventory that is Economic Order Quantity (EOQ) method. Beside to optimize the inventory cost, inventory controlling by this method also give the optimum result in production service. In this research, we get the optimum solution of the ordering quantity and has been proved that EOQ method give the optimal solution in economical cost 43% from the inventory cost by the company.


(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 3

1.7 Jadwal Penelitian 4

1.8 Kerangka Penelitian 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Persediaan 6

2.1.1 Pengertian Persediaan 6

2.1.2 Fungsi Persediaan 7

2.1.3 Biaya dalam Persediaan 8

2.2 Pengendalian Persediaan 9

2.3 Economic Order Quantity (EOQ) 10 2.3.1 Pengertian Metode Economic Order Quantity (EOQ) 10 2.3.2 Rumus Economic Order Quantity (EOQ) 12 2.3.3 Flowchart Economic Order Quantity (EOQ) 13 2.4 Persediaan Pengaman (Safety Stock) 14 2.4.1 Flowchart Persediaan Pengaman (Safety Stock) 15 2.5 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) 15 2.5.1 Flowchart Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) 16 2.6 Flowchart Pengendalian Persediaan Menurut Metode Economic

Order Quantity (EOQ) 17

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 18

3.1 Pengumpulan data 18

3.1.1Jenis Bahan Baku Utama 18

3.1.2Jumlah Permintaan Bahan Baku Pada Tahun 2014 18 3.1.3Biaya Pemesanan Bahan Baku 20


(9)

vii

3.1.4Biaya Penyimpanan Bahan Baku 21 3.1.5Tenggang Waktu (Lead Time) Bahan Baku 22 3.1.6Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan 22

3.2 Pengolahan data 24

3.2.1Penentuan Pemesanan yang Ekonomis dengan Metode

Economic Order Quantity (EOQ) 24 3.2.2Penentuan Banyaknya Persediaan Pengaman (Safety Stock) 26 3.2.3Penentuan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) 27 3.2.4Penentuan Total Biaya Persediaan Bahan Baku 29 3.3 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku 31

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 33

4.1 Kesimpulan 33

4.2 Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 34


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

3.1 Tabel Permintaan Bahan Baku Pada Tahun 2014 16

3.2 Tabel Biaya Pemesanan Bahan Baku 18

3.3 Tabel Biaya Penyimpanan Bahan Baku 18 3.4 Tabel Tenggang Waktu (Lead Time) Bahan Baku 19 3.5 Tabel Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan 20 3.6 Tabel Pemesanan Ekonomis, Persediaan Pengaman, Titik

Pemesanan Kembali dan Biaya Persediaan Masing-masing

Bahan Baku 28

3.7 Tabel Perbandingan Biaya Bahan Baku Perusahaan dengan


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar

1.1 Kerangka Penelitian 5

2.1 Flowchart Economic Order Quantity 13 2.2 Flowchart Persediaan Pengaman (Safety Stock) 15 2.3 Flowchart Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) 16 2.4 Flowchart Pengendalian Persediaan Menurut Metode Economic


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Jadwal Penelitian 35


(13)

iv

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)

ABSTRAK

Masalah persediaan berpusat pada pemesanan jumlah bahan baku yang tepat. Kelebihan dan kekurangan di dalam pemesanan bahan baku dapat menyebabkan beberapa masalah yang sering terjadi pada perusahaan. Seperti halnya pada PT. Pabrik Es Siantar, bahan baku sering mengalami kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, pada penelitian ini digunakan salah satu metode untuk mengendalikan persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut yaitu Economic Order Quantity (EOQ). Disamping mengoptimalkan biaya persediaan, pengendalian persediaan ini juga memberi hasil optimal untuk pelayanan dalam proses produksi. Dalam penelitian ini, didapatkan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal dan telah dibuktikan bahwa metode tersebut telah menghasilkan hasil yang optimal yaitu penghematan biaya persediaan sebesar 43% dari biaya perusahaan.


(14)

v

INVENTORY CONTROL FOR RAW MATERIALS WITH

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) METHOD

(CASE STUDY: PT. PABRIK ES SIANTAR)

ABSTRACT

Inventory problem is based on ordering raw materials appropriate. Over and less of ordering raw materials can make problem that usually happen in some company. As happening in PT. Pabrik Es Siantar, ordering of raw materials usually over and less. Because of that, in this research the writer use a method to control inventory that is Economic Order Quantity (EOQ) method. Beside to optimize the inventory cost, inventory controlling by this method also give the optimum result in production service. In this research, we get the optimum solution of the ordering quantity and has been proved that EOQ method give the optimal solution in economical cost 43% from the inventory cost by the company.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan

oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini

adalah dengan mengadakan suatu sistem pengendalian pada persediaan. Kebutuhan

akan sistem pengendalian persediaan muncul karena adanya permasalahan yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan seperti kelebihan atau kekurangan persediaan.

Jika perusahaan mengalami kelebihan persediaan maka banyak resiko yang harus

diatasi perusahaan seperti kerusakan barang, biaya perawatan barang, serta modal

persediaan yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan kekurangan persediaan maka

akan menimbulkan kekecewaan bagi para pelanggan, hilangnya kesempatan untuk

memperoleh keuntungan dan menimbulkan rasa kurang percaya dan beralihnya

pelanggan ke produsen saingan yang akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri

(Pamungkas dan Sutanto, 2012).

PT. Pabrik Es Siantar merupakan perusahaan yang memproduksi es batangan

dan minuman “Badak”. Pendistribusian minuman “Badak” ini sudah mencapai ke

seluruh Indonesia. Perusahaan ini telah memproduksi ribuan botol minuman “Badak”

per harinya.

Permasalahan pada perusahaan ini adalah seringnya terjadi kelebihan

persediaan bahan baku yang mengakibatkan penumpukan bahan baku pada gudang

yang pada akhirnya bahan baku tersebut dimusnahkan (dibakar/dibuang).


(16)

2

Kelebihan persediaan ini mengakibatkan tertanamnya modal yang juga

berkaitan dengan tidak optimalnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan

perusahaan pada pembuatan minuman “Badak” tersebut. Oleh karena itu,

diperlukannya suatu pengendalian untuk persediaan bahan baku tersebut.

Pengendalian persediaan dilakukan untuk menyeimbangkan antara pengadaan

jumlah persediaan dengan biaya persediaan. Sehingga biaya persediaan tersebut dapat

ditekan seminimal mungkin dan juga dapat memperlancar jalannya proses produksi

(Ristono, 2009). Salah satu metode di dalam pengendalian persediaan tersebut adalah

metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode Economic Order Quantity (EOQ)

mengasumsikan permintaan secara pasti dengan pemesanan yang dibuat secara

konstan serta tidak adanya kekurangan persediaan.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana mengoptimalkan pengendalian

persediaan bahan baku PT. Pabrik Es Siantar dengan menggunakan metode Economic

Order Quantity (EOQ).

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a.

Permasalahan yang dibahas adalah hanya untuk pengendalian bahan baku

pembuatan minuman “Badak”.

b.

Bahan baku yang dimaksud adalah bahan baku utama pembuatan minuman

“Badak” yaitu air, gula, karbon dioksida (cair), Essense Sarsaparilla, Dark Brown,

Dark Red, Dark Green.

c.

Data yang diambil adalah data bahan baku pada tahun 2014.

d.

Bahan baku air tidak diperhitungkan dalam penelitian ini karena dapat diperoleh

setiap saat secara alami.


(17)

3

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.

Diperolehnya persediaan bahan baku yang optimal pada PT. Pabrik Es Pematang

Siantar.

b.

Diperolehnya perbandingan biaya persediaan bahan baku pada PT. Pabrik Es

Pematang Siantar sebelum dan sesudah pemesanan bahan baku dengan

menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dalam hal

mengendalikan persediaan bahan baku.

b.

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan

untuk

mahasiswa

Matematika,

terlebih

bagi

mahasiswa

yang

akan

melakukan penelitian serupa.

1.6 Metodologi Penelitian

1.

Pengumpulan data yang berkaitan dengan topik penelitian.

Dalam melakukan penelitian, penulis mewawancarai manager perusahaan secara

langsung dan mendapatkan data sekunder dari perusahaan. Adapun data yang

didapat dari perusahaan tersebut adalah:

a.

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan minuman “Badak”.

b.

Jumlah permintaan masing-masing bahan baku tiap bulan pada tahun 2014.

c.

Biaya pemesanan bahan baku tiap bulannya.

d.

Biaya penyimpanan bahan baku tiap bulannya.


(18)

4

f.

Biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan perusahaan tiap bulan pada

tahun 2014.

2.

Pengolahan data

a.

Mencari nilai pemesanan yang ekonomis atau EOQ (Economic Order

Quantity).

b.

Mencari banyaknya persediaan pengaman (Safety Stock) dan titik pemesanan

bahan baku kembali (Reorder Point)

c.

Mencari total biaya persediaan dengan metode EOQ (Economic Order

Quantity) dan membandingkan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan

oleh perusahaan.

3.

Menarik kesimpulan dan saran.

1.7 Jadwal Penelitian


(19)

5

1.8 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

Penentuan latar

belakang penelitian

Perumusan masalah penelitian

Penentuan tujuan penelitian

Studi lapangan

Pengumpulan data bahan baku

utama, jumlah permintaan bahan

baku, biaya pemesanan, biaya

penyimpanan, tenggang waktu dan

biaya persediaan perusahaan

Penentuan nilai pemesanan ekonomis (EOQ), persediaan

pengaman (Safety Stock), titik pemesanan kembali

(Reorder Point) dan total biaya persediaan menurut EOQ

Analisis perbandingan biaya

persediaan menurut perusahaan dan

metode EOQ

Menarik kesimpulan dan saran


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persediaan

2.1.1 Pengertian Persediaan

Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan-bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Dari pengertian diatas, maka didapat jenis-jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan bagian produk, persediaan bahan-bahan pembantu, persediaan barang-barang setengah jadi dan persediaan barang jadi (Rangkuti, 2006).

Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun barang jadi dalam suatu aktivitas perusahaan. Ciri khas dari model persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin persediaan dengan biaya serendah-rendahnya.

Secara teknis, persediaan adalah suatu teknik yang berkaitan dengan penetapan terhadap besarnya persediaan bahan yang harus diadakan untuk menjamin kelancaran dalam kegiatan operasi produksi, serta menetapkan jadwal pengadaan dan jumlah pemesanan barang yang seharusnya dilakukan oleh


(21)

7

perusahaan. Penetapan jadwal dan jumlah pemesanan yang harus dipesan merupakan pernyataan dasar yang harus terjawab dalam pengendalian persediaan (Ristono, 2009).

Pertanyaan mendasar yang harus dijawab dalam sistem persediaan adalah “berapa banyak” dan “kapan” melakukan pemesanan. Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut sangat tergantung pada pada parameter seperti permintaan, biaya persediaan dan tenggang waktu (Yamit, 2005).

2.1.2 Fungsi Persediaan

Persediaan timbul disebabkan oleh tidak sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dengan penyediaan bahan baku dan waktu proses diperlukan persediaan. Oleh karena itu terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan yaitu faktor waktu, faktor ketidakpastian waktu datang, faktor ketidakpastian penggunaan dalam pabrik dan faktor ekonomis.

Persediaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu (lead time). Persediaan bahan baku juga terikat kepada penyedia yang berhubungan dengan ketidakpastian waktu datangnya bahan baku yang mengharuskan perusahaan membuat jadwal operasi lebih teliti di setiap levelnya. Selain itu, dilihat dari faktor ekonomisnya, pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar memungkinkan perusahaan mendapatkan potongan harga yang dapat menurunkan biaya. Persediaan diperlukan untuk menjaga stabilitas produksi dan fluktuasi bisnis (Yamit, 1999).


(22)

8

2.1.3 Biaya dalam Persediaan

Berbagai macam biaya yang perlu diperhitungkan saat mengevaluasi masalah persediaan. Biaya persediaan tersebut didasarkan pada parameter ekonomis yang relevan dengan jenis biaya sebagai berikut (Yamit, 1999):

1. Biaya pembelian (Purchase cost)

Biaya pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembeliaan item dari luar, biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam perusahaan, biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya overhead pabrik.

2. Biaya pemesanan (order cost/setup cost)

Biaya pemesanan (S) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari penyedia atau biaya persiapan (setup cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya ini diasumsikan tidak akan berubah secara langsung dengan jumlah pemesanan. Biaya pemesanan dapat berupa: biaya membuat daftar permintaan, menganalisis pernyedia, membuat pesanan pembelian, penerimaan bahan, inspeksi bahan dan pelaksanaan proses transaksi. Sedangkan biaya persiapan dapat berupa biaya yang dikeluarkan akibat perubahan proses produksi, pembuatan jadwal kerja, persiapan sebelum produksi dan pengecekan kualitas.

3. Biaya penyimpanan (carrying cost/holding cost)

Biaya penyimpanan (H) adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya penyimpanan dapat berupa: biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan dan semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan.


(23)

9

4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost)

Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen yang lain.

Masalah utama yang ingin dicapai oleh pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya operasi total perusahaan yaitu antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Jadi, ada dua keputusan yang perlu diambil dalam hal ini, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan pemesanan itu harus dilakukan (Subagyo et al., 2000).

Tujuan dalam model persediaan ini adalah untuk memilih nilai pemesanan (Q) yang mengandung kesemua biaya diatas serendah-rendahnya. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan hanyalah biaya-biaya yang relevan saja. Biaya pembelian dan kekurangan persediaan dapat diabaikan karena biaya tersebut akan timbul tanpa tergantung pada frekuensi pemesanan.

Oleh karena itu, tujuan dari model persediaan ini menjadi meminimumkan (Subagyo et al., 2000):

= × + 2 ×

dimana: = total biaya persediaan

= banyaknya permintaan selama periode tertentu = banyaknya pemesanan yang optimal

= biaya pemesanan per sekali pesan = biaya penyimpanan

2.2 Pengendalian Persediaan

Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya


(24)

10

persediaan. Persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi (Ristono, 2009).

Fungsi utama pengendalian persediaan adalah “menyimpan” untuk melayani kebutuhan perusahaan akan barang mentah/barang jadi dari waktu ke waktu (Subagyo et al., 2000).

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian persediaan merupakan suatu usaha memonitor dan menentukan tingkat komposisi bahan yang optimal dalam menunjang kelancaran dan efektivitas serta efisiensi dalam kegiatan perusahaan (Ristono, 2009).

2.3 Economic Order Quantity (EOQ)

2.3.1 Pengertian Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengendalikan persediaan. Metode ini optimal untuk digunakan. (Render dan Heizer, 2006).

Metode Economic Order Quantity (EOQ) disebut juga jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan. Dengan tingkat penggunaan yang tepat, persediaan akan habis dalam waktu tertentu dan ketika persediaan hanya tinggal sebanyak kebutuhan selama tenggang waktu, maka pemesanan kembali harus dilakukan (Yamit, 1999).


(25)

11

Metode Economic Order Quantity (EOQ) berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimal mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan dengan metode ini akan mampu meminimalisasi terjadinya out of

stock sehingga tidak mengganggu proses produksi perusahaan karena adanya

efisiensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan (Puspika dan Anita, 2013).

Biaya persediaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk semua jenis material lebih rendah dibandingkan dengan metode yang diterapkan oleh perusahaan tersebut dan juga metode ini sangat cocok diterapkan di dalam perusahaan yang memiliki perbandingan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang besar (Suswardji et al., 2012).

Model Economic Order Quantity (EOQ) ini sangat direkomendasikan untuk mengendalikan total biaya persediaan. Dengan peramalan yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa biaya pemesanan perusahaan berbanding lurus dengan frekuensi pemesanan. Jika perusahaan mengurangi banyaknya pemesanan maka biaya pemesanan dapat dikurangi. Metode ini akan sangat menjanjikan terhadap persediaan perusahaan, dimana dengan biaya persediaan yang ekonomis akan tetap menghasilkan produk yang berkualitas baik dan tentunya keuntungan yang meningkat (Gonzalez dan Gonzalez, 2010).

Metode Economic Order Quantity (EOQ) ini dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut (Render dan Heizer, 2006):

1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap dan terus menerus. 2. Tenggang waktu (lead time) pemesanan dapat ditentukan dan relative tetap. 3. Persediaan dari sekali pemesanan datang sekaligus.

4. Quantity Discount atau diskon yang didapat pemesan apabila memesan dalam

jumlah yang besar tidak diperhitungkan.

5. Variabel-variabel biaya hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. 6. Stockouts atau kekurangan bahan baku dapat dicegah apabila pemesananan


(26)

12

2.3.2 Rumus Economic Order Quantity (EOQ)

Secara matematis, Q (jumlah pemesanan yang optimal) dapat dihitung dengan menurunkan (derivasi) persamaan total biaya (TC), kemudian samakan dengan nol (Subagyo et al., 2000).

= × + 2 ×

= × + 2 × = 0

− × + 2 = 0

× = 2

2 =

=2

= 2

Selanjutnya, dengan menggunakan rumusan diatas dapat kita temukan banyaknya pemesanan ( ) selama periode tertentu yaitu dengan rumus (Render dan Heizer, 2006):

=

di mana: = banyaknya permintaan selama periode tertentu = banyaknya pemesanan yang optimal


(27)

13

EOQ =

Input data jumlah permintaan (D), biaya

pemesanan (S), biaya penyimpanan (H)

Mulai

Jumlah pemesanan optimal

Mencari banyaknya pemesanan dalam satu tahun (N)

=

Banyak pemesanan seharusnya dalam satu tahun

Selesai 2.3.3 Flowchart Economic Order Quantity (EOQ)


(28)

14

2.4 Persediaan pengaman (Safety Stock)

Secara sederhana, persediaan pengaman (safety stock) adalah suatu pencegahan terhadap stockout (persediaan habis di gudang). Faktor-faktor yang mempengaruhi stockout tersebut seperti permintaan yang berubah-ubah, ketidaktelitian di dalam peramalan dan bervariasinya waktu tunggu dari masing-masing bahan baku.

Beberapa manajer perusahaan menggunakan firasat di dalam mengatur tingkat persediaan pengaman atau di dalam beberapa porsi misalnya 10 atau 20 persen. Secara matematis, pendekatan terhadap banyaknya persediaan pengaman tersebut berguna untuk menyeimbangkan antara memaksimumkan pelayanan terhadap konsumen dan meminimumkan biaya persediaan (King, 2011).

Oleh sebab itu, Render dan Heizer merumuskan banyaknya persediaan pengaman adalah sebagai berikut:

= ×

dimana: = banyaknya persediaan pengaman

= faktor pengaman yang digunakan perusahaan = standar deviasi permintaan barang

Dalam hal ini, faktor pengaman yang dimaksudkan adalah besar probabilitas yang digunakan perusahaan terhadap terjadinya stockout. Misalnya, perusahaan menggunakan probabilitas sebesar 5% terjadinya stockout, maka dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi normal didapat nilai Z0,05 = 1,65 (Render dan Heizer, 2006).


(29)

15

SS = Z x σ

Input data jumlah permintaan (D) dan safety factor (Z)

Mulai

Banyaknya persediaan pengaman

Selesai Mencari nilai standar deviasi (σ) 2.4.1 Flowchart Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Gambar 2.2 Flowchart Persediaan Pengaman (Safety Factor)

2.5 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Titik pemesanan kembali adalah suatu tingkat tertentu di dalam persediaan dimana pemesanan harus segera dilaksanakan pada saat titik tersebut telah tercapai (Rangkuti, 2006).


(30)

16

ROP = (D x L) +SS Input data jumlah permintaan

(D), waktu tunggu (L) dan persediaan pengaman (SS)

Mulai

Titik pemesanan kembali (ROP)

Selesai

Rumusan untuk mencari titik pemesanan kembali adalah sebagai berikut:

= × +

dimana: = titik pemesanan kembali

= banyaknya permintaan dalam periode tertentu = waktu tunggu per periode

= banyaknya persediaan pengaman

2.5.1 Flowchart Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)


(31)

17

2.6 Flowchart Pengendalian Persediaan Menurut Metode Economic Order

Quantity (EOQ)

Gambar 2.4 Flowchart pengendalian persediaan menurut metode EOQ Ya

Tidak Input data jumlah permintaan,

biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan lead time

Mulai

Banyak pemesanan yang ekonomis (EOQ)

Banyaknya persediaan pengaman (SS)

Titik pemesanan kembali (ROP)

ROP ≥ SS + EOQ

Persediaan sudah optimal


(32)

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan data

Data yang didapat dari perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan minuman “Badak”. b. Jumlah permintaan masing-masing bahan baku tiap bulan pada tahun 2014. c. Biaya pemesanan masing-masing bahan baku per sekali pesan.

d. Biaya penyimpanan masing-masing bahan baku.

e. Tenggang waktu (lead time) masing-masing bahan baku.

f. Biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan perusahaan tiap bulan pada tahun 2014.

3.1.1 Jenis bahan baku utama

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan minuman “Badak” adalah gula, CO2 dalam bentuk cairan, essense sarsaparilla dan pewarna minuman (dark brown, dark red dan dark green).

3.1.2 Jumlah permintaan bahan baku pada tahun 2014


(33)

19

Tabel 3.1 Tabel Permintaan Bahan Baku Pada Tahun 2014

Bulan

Jumlah Permintaan Gula

(kg)

CO2 (kg)

Essense

Sarsaparilla (kg) Januari 31.555,60 95,00 310,00 Februari 27.650,27 90,00 290,00 Maret 23.890,80 88,50 285,00 April 29.753,50 90,00 290,00

Mei 28.500,00 92,00 300,00

Juni 28.420,00 87,50 295,00

Juli 30.750,00 94,50 335,00

Agustus 27.552,75 90,00 285,00 September 25.678,00 86,50 280,00 Oktober 23.980,80 88,00 295,00 November 26.958,00 84,50 295,00 Desember 32.756,65 97,80 350,00 Jumlah 337.446,37 1.084,30 3.610,00 Sumber: PT. Pabrik Es Siantar


(34)

20

Tabel 3.1 Lanjutan

Bulan

Jumlah Permintaan

Dark Brown

(kg)

Dark Red

(kg)

Dark Green

(kg)

Januari 42,00 20,00 21,80

Februari 40,00 17,30 19,50

Maret 39,00 17,00 18,00

April 39,00 16,50 18,00

Mei 40,00 19,00 20,00

Juni 38,00 18,40 19,50

Juli 42,00 20,80 20,70

Agustus 39,00 19,00 19,00

September 38,00 16,70 18,00

Oktober 37,50 17,00 18,00

November 36,00 17,60 17,00

Desember 45,00 22,00 21,50

Jumlah 475,50 221,30 231,00

Sumber: PT. Pabrik Es Siantar

3.1.3 Biaya Pemesanan Bahan Baku

Biaya pemesanan bahan baku pada perusahaan ini adalah biaya upah pekerja, biaya telekomunikasi dan biaya administrasi. Dalam Tabel 3.2 dirincikan besarnya masing-masing biaya tersebut per sekali pesannya.


(35)

21

Tabel 3.2 Tabel Biaya Pemesanan Bahan Baku

Bahan Baku Besarnya Biaya

Per Sekali Pesan (Rp)

Gula 320.000

CO2 125.000

Essense Sarsaparilla 190.000

Dark Brown 25.000

Dark Red 25.000

Dark Green 25.000

Sumber: PT. Pabrik Es Siantar

3.1.4 Biaya Penyimpanan Bahan Baku

Biaya penyimpanan bahan baku pada perusahaan ini dirumuskan dengan 1,5% dari harga masing-masing bahan baku per satuannya. Dalam Tabel 3.3 dirincikan besarnya masing-masing biaya tersebut per satuannya.

Tabel 3.3 Tabel Biaya Penyimpanan Bahan Baku Bahan Baku Harga Bahan Baku

Per kg (Rp)

Biaya Penyimpanan Per kg (Rp)

Gula 11.200,00 168,00

CO2 17.500,00 262,50

Essense

Sarsaparilla 81.400,00 1.221,00

Dark Brown 22.000,00 330,00

Dark Red 16.500,00 247,50

Dark Green 21.000,00 315,00 Sumber: PT. Pabrik Es Siantar


(36)

22

3.1.5 Tenggang Waktu (Lead Time) Bahan Baku

Data tenggang waktu (lead time) masing-masing bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tabel Tenggang Waktu (Lead Time) Bahan Baku Bahan Baku Tenggang Waktu

(Lead Time)

Gula 1 hari

Karbon Dioksida 7 hari

Essense Sarsaparilla 3 hari

Dark Brown 7 hari

Dark Red 7 hari

Dark Green 7 hari Sumber: PT. Pabrik Es Siantar

3.1.6 Biaya persediaan bahan baku perusahaan

Perusahaan merumuskan biaya persediaan bahan baku dengan rumusan sebagai berikut:

= × + ×

= Biaya persediaan perusahaan

= Rata-rata penggunaan bahan baku per tahun = Biaya penyimpanan bahan baku

= Banyak bulan per tahun (12 bulan) = Biaya pemesanan bahan baku

Dengan menggunakan rumusan di atas maka dapat dihitung biaya persediaan bahan baku perusahaan sebagai berikut:


(37)

23

Tabel 3.5 Tabel biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan

Bahan Baku

Rata-rata Pengunaan Bahan Baku

(kg)

Biaya Penyimpanan

(Rp)

Biaya Pemesanan

(Rp)

Biaya Persediaan

(Rp) Gula 28.120,53 168,00 320.000,00 8.564.249,18 CO2 90,36 262,50 125.000,00 1.523.719,06 Essense

Sarsaparilla 300,83 1.221,00 190.000,00 2.647.317,50

Dark Brown 39,62 330,00 25.000,00 313.076,25

Dark Red 17,66 247,50 25.000,00 304.370,44

Dark Green 19,25 315,00 25.000,00 306.063,75


(38)

24

3.2 Pengolahan Data

Di dalam pengolahan data terdapat beberapa langkah yang dilakukan yaitu: 1. Menentukan pemesanan yang ekonomis dan banyaknya pemesanan yang

harus dilakukan pada tahun 2014.

2. Menentukan banyaknya persediaan pengaman. 3. Menentukan titik pemesanan kembali.

4. Menentukan total biaya persediaan bahan baku.

3.2.1 Penentuan pemesanan yang ekonomis dengan metode Economic Order

Quantity (EOQ)

a. Untuk bahan baku gula = 2

= × . , × . , ,

= 35.854.01 kg

dan banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan adalah: ! ="# = $. $ ,. , = 9,41 ≈ 9 kali dalam satu tahun

b. Untuk bahan baku CO2 = 2

= × . , × $. ,

.$ = 1.1016,20 kg

dan banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan adalah: ! ="# = .. ,, = 0,09 ≈ 1 kali dalam satu tahun.


(39)

25

c. Untuk bahan baku Essense Sarsaparilla = 2

= × . , × ) ., ,

= 1.059,96 kg

dan banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan adalah: ! ="# = .. $),), = 3,40 ≈ 3 kali dalam satu tahun.

d. Untuk bahan baku Dark Brown = 2

= × $.$ × $., , = 268,41 kg

dan banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan adalah: ! ="# = $.$, = 1,77 ≈ 2 kali dalam satu tahun.

e. Untuk bahan baku Dark Red = 2

= × , × $.,$ , = 211,44 kg

dan banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan adalah: ! ="# = ,, = 1,05 ≈ 1 kali dalam satu tahun.

f. Untuk bahan baku Dark Green = 2


(40)

26

= × , × $. ,

$, = 191,48 kg

dan banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan adalah: ! ="

#=

,

) , = 1,2 ≈ 1 kali dalam satu tahun.

Dasar di dalam pembulatan angka untuk menghitung banyaknya pemesanan pada tahun 2014 adalah dengan dasar pembulatan ke bawah dan ke atas. Apabila angka di belakang koma dimulai dari .,01 - .,49 dibulatkan ke bawah dan untuk .,51 - .,99 dibulatkan ke atas. Dan khusus untuk bahan baku karbon dioksida dilakukan pembulatan yaitu 1 kali pemesanan per tahunnya.

3.2.2 Penentuan banyaknya persediaan pengaman (Safety Stock)

Untuk menentukan banyaknya persediaan pengaman diperlukan nilai standar deviasi (+) pemakaian masing-masing bahan baku pada tahun 2014 dan juga

safety factor (Z) yang digunakan perusahaan. Perusahaan mengharapkan

terjadinya stockout hanya 5% dan apabila dilihat dari tabel distribusi normal (Tabel Z terlampir) didapat nilai apabila error yang diharapkan hanya 5% maka nilai safety factor (Z) yang digunakan adalah 1,65.

a. Untuk bahan baku Gula = , × +

= 1,65 × 2.796,05 = 4.613,48 kg

b. Untuk bahan baku CO2 = , × +

= 1,65 × 3,86 = 6,37 kg


(41)

27

c. Untuk bahan baku Essense Sarsaparilla = , × +

= 1,65 × 21,20 = 34,98 kg

d. Untuk bahan baku Dark Brown = , × +

= 1,65 × 2,42 = 3,99 kg

e. Untuk bahan baku Dark Red = , × +

= 1,65 × 1,76 = 2,91 kg

f. Untuk bahan baku Dark Green = , × +

= 1,65 × 1,53 = 2,52 kg

3.2.3 Penentuan titik pemesanan kembali (Reorder Point)

Titik pemesanan kembali digunakan untuk mengetahui apabila pada saat banyaknya bahan baku di gudang sudah mencapai titik pemesanan kembali (Reorder Point) maka pemesanan harus dilakukan kembali. Data waktu lead time yang digunakan adalah dalam hitungan per tahun. Misal: lead time untuk bahan baku gula 1 hari, maka L =

$ . a. Untuk bahan baku Gula

-./ = × 0 +


(42)

28

= 5.537,99 kg

b. Untuk bahan baku CO2 -./ = × 0 + = 11.084,30 ×

$2 + 6,37 = 27,16 kg

c. Untuk bahan baku Essense Sarsaparilla -./ = × 0 +

= 13610 ×

$2 + 34,98 = 64,65 kg

d. Untuk bahan baku Dark Brown -./ = × 0 +

= 1475,50 × $2 + 3,99 = 13,11 kg

e. Untuk bahan baku Dark Red -./ = × 0 +

= 1211,90 × $2 + 2,91 = 6,97 kg

f. Untuk bahan baku Dark Green -./ = × 0 +

= 1231 × $2 + 2,52 = 6,95 kg


(43)

29

3.2.4 Penentuan total biaya persediaan bahan baku a. Untuk bahan baku Gula

3 = 4 × 5 + 42 × 5

= 1 $. $ ,. , × 320.000,002 + 1 $. $ ,, × 168,002 = 3.011.736,72 + 3.011.736,84

= 6.203.473,56

b. Untuk bahan baku CO2 3 = 4 × 5 + 42 × 5 = 1 . ,

. , × 125.000,002 + 1

. ,

, × 262,502 = 133.376,80 + 133.376,25

= 266.753,05

c. Untuk bahan baku Essense Sarsaparilla 3 = 4 × 5 + 42 × 5

= 1 . ,

. $),) × 190.000,002 + 1 . $),)

, × 1221,002 = 647.099,89 + 647.105,58

= 1.294.205,47

d. Untuk bahan baku Dark Brown 3 = 4 × 5 + 42 × 5

= 1 $,$, × 25.000,002 + 1 ,, × 330,002 = 44.288,59 + 44.287,65

= 88.576,24

e. Untuk bahan baku Dark Red 3 = 4 × 5 + 42 × 5


(44)

30

= 1 ,)

, × 25.000,002 + 1 ,

, × 247,502 = 25.054,39 + 26.165,70

= 51.220,09

f. Untuk bahan baku Dark Green 3 = 4 × 5 + 42 × 5

= 1 ) ,, × 25.000,002 + 1 ) ,, × 315,002 = 30.159,81 + 30.214,80

= 60.374,61

Didapat total biaya persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebagai berikut:

3 = 6.023.473,56 + 266.753,05 + 1.294.205,47 + 88.576,24 + 51.220,00 + 60.374,61

= Rp 7.784.603,02

Maka dapat disimpulkan banyaknya pemesanan ekonomis (Economic

Order Quantity), banyaknya persediaan pengaman (safety stock), titik pemesanan

kembali (reorder point) dan biaya persediaan masing-masing bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3.6.


(45)

31

Tabel 3.6 Tabel Pemesanan Ekonomis, Persediaan Pengaman, Titik Pemesanan Kembali dan Biaya Persediaan Masing-Masing Bahan Baku

Bahan baku Banyak pemesanan ekonomis (kg) Banyak persediaan pengaman (kg) Titik pemesanan kembali (kg) Biaya persediaan (Rp)

Gula 35.854,01 4.613,48 5.537,99 6.203.473,56

CO2 1.1016,20 6,37 27,16 266.753,05

Essense

Sarsaparilla 1.059,96 34,98 64,65 1.294.205,47

Dark Brown 268,41 3,99 13,11 88.576,24

Dark Red 211,44 2,91 6,97 51.220,09

Dark Green 191,48 2,52 6,95 60.374,61

3.3 Perbandingan biaya persediaan bahan baku

Perbandingan biaya persediaan bahan baku dengan rumusan perusahaan dan metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tabel Perbandingan Biaya Bahan Baku Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Bahan Baku Biaya perusahaan (Rp)

Biaya menurut metode EOQ (Rp)

Gula 8.564.249,18 6.023.473,56

CO2 1.523.719,06 266.753,05

Essense Sarsaparilla 2.647.317,50 1.294.205,47

Dark Brown 313.076,50 88.576,24

Dark Red 304.370,44 51.220,09

Dark Green 306.063,75 60.374,61


(46)

32

Dari tabel di atas didapat selisih biaya persediaan menurut rumusan yang digunakan perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp 5.874.193,16.

Dengan demikian, dapat dihitung persentase penghematan biaya persediaan baku sebagai berikut:

Penghematan = $. . ) ,

. $ . ) , × 100% = 43%

Penghematan dilakukan sebesar 43% dari biaya persediaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.


(47)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1.

Banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan menurut

metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk masing-masing bahan baku

sebagai berikut gula sebanyak 6.203.473,56 kg, karbon dioksida sebanyak

266.753,05 kg, Essense Sarsaparilla sebanyak 1.294.205,47 kg, Dark Brown

sebanyak 88.576,24 kg, Dark Red sebanyak 51.220,09 kg dan Dark Green

sebanyak 60.374,61 kg.

2.

Biaya persediaan bahan baku menurut perusahaan sebesar Rp 13.658.796,18

sedangkan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp

7.784.603,02 dimana terdapat selisih sebesar Rp 5.874.193,16 dan dapat

dilakukan penghematan sebesar 43% dari biaya persediaan bahan baku menurut

perusahaan.

4.2 Saran

Peneliti menyarankan agar penelitian lanjutan tentang Metode Economic Order

Quantity (EOQ) dapat mempertimbangkan aspek-aspek yang lain (apabila bahan

baku memiliki masa berlaku/kadaluarsa yang ditentukan) dan juga variabel-variabel

yang perlu diantisipasi untuk penggunaan perhitungan pada tahun 2015 (bagaimana

hubungan permintaan konsumen untuk hasil produk minuman “Badak”).


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Gonzalez, J.L dan Gonzalez, D. 2010. Analysis of an Economic Order Quantity and

Reorder Point Inventory Control Model for Company XYZ. Journal of

Industrial Engineering California Polytechnic State University. 1: 26-27.

King, P.L. 2011. Understanding safety stock and mastering its equations. Association

for Operations Management (APICS).

Pamungkas, W.T dan Sutanto, A. 2012 . Analisis Pengendalian Bahan Baku

Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus Pada

PT. MISAJA MITRA CO.LTD). Jurnal Manajemen Bisnis (FOKUS). 1: 2.

Puspika, J. dan Anita, D. 2013. Inventory Control dan Perencanaan Persediaan Bahan

Baku Produksi Roti Pada Pabrik Roti BOBO Pekanbaru. Jurnal Ekonomi

STIE Pelita Indonesia. 21: 2.

Rangkuti, F. 2006. Manajemen persediaan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Render, B. and Heizer, J. 2006. Principles Of Operation Management Eight Edition.

Pearson Education, Inc. United States.

Ristono, A. 2009. Manajemen Persediaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko, H. 2000. Dasar-dasar Operation Researchs.

BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Suswardji, E., Eman S. dan Ratnaningsih, R. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku Pada PT. NT Piston Ring Indonesia di Karawang. Jurnal

Manajemen Universitas Singaperbangsa Karawang. 10: 13-14.


(49)

34

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI 1 Studi pustaka 2 Penyusunan proposal 3 Seminar proposal 4 Perbaikan proposal 5 Pengumpulan dan pengolahan data 6 Penyusunan skripsi 7 Seminar hasil 8 Perbaikan skripsi 9 Penyusunan intisari skripsi untuk dimasukkan

ke jurnal 10 Tahap akhir penyusunan skripsi (Sidang)


(50)

35

Lampiran 2. Tabel Z

0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09

0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359 0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753 0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141 0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517 0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879 0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224 0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549 0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852 0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133 0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389 1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621 1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830 1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015 1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177 1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319 1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441 1.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545 1.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633 1.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706 1.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767 2.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817 2.1 0.4821 0.4826 0.4830 0.4834 0.4838 0.4842 0.4846 0.4850 0.4854 0.4857 2.2 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.4890 2.3 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.4916 2.4 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.4936 2.5 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.4952 2.6 0.4953 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.4964 2.7 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.4974 2.8 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.4981 2.9 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.4986 3.0 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.4990


(51)

(1)

Dari tabel di atas didapat selisih biaya persediaan menurut rumusan yang digunakan perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp 5.874.193,16.

Dengan demikian, dapat dihitung persentase penghematan biaya persediaan baku sebagai berikut:

Penghematan = $. . ) ,

. $ . ) , × 100% = 43%

Penghematan dilakukan sebesar 43% dari biaya persediaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.


(2)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1.

Banyaknya pemesanan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan menurut

metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk masing-masing bahan baku

sebagai berikut gula sebanyak 6.203.473,56 kg, karbon dioksida sebanyak

266.753,05 kg, Essense Sarsaparilla sebanyak 1.294.205,47 kg, Dark Brown

sebanyak 88.576,24 kg, Dark Red sebanyak 51.220,09 kg dan Dark Green

sebanyak 60.374,61 kg.

2.

Biaya persediaan bahan baku menurut perusahaan sebesar Rp 13.658.796,18

sedangkan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp

7.784.603,02 dimana terdapat selisih sebesar Rp 5.874.193,16 dan dapat

dilakukan penghematan sebesar 43% dari biaya persediaan bahan baku menurut

perusahaan.

4.2 Saran

Peneliti menyarankan agar penelitian lanjutan tentang Metode Economic Order

Quantity (EOQ) dapat mempertimbangkan aspek-aspek yang lain (apabila bahan

baku memiliki masa berlaku/kadaluarsa yang ditentukan) dan juga variabel-variabel

yang perlu diantisipasi untuk penggunaan perhitungan pada tahun 2015 (bagaimana

hubungan permintaan konsumen untuk hasil produk minuman “Badak”).


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Gonzalez, J.L dan Gonzalez, D. 2010. Analysis of an Economic Order Quantity and

Reorder Point Inventory Control Model for Company XYZ. Journal of

Industrial Engineering California Polytechnic State University. 1: 26-27.

King, P.L. 2011. Understanding safety stock and mastering its equations. Association

for Operations Management (APICS).

Pamungkas, W.T dan Sutanto, A. 2012 . Analisis Pengendalian Bahan Baku

Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus Pada

PT. MISAJA MITRA CO.LTD). Jurnal Manajemen Bisnis (FOKUS). 1: 2.

Puspika, J. dan Anita, D. 2013. Inventory Control dan Perencanaan Persediaan Bahan

Baku Produksi Roti Pada Pabrik Roti BOBO Pekanbaru. Jurnal Ekonomi

STIE Pelita Indonesia. 21: 2.

Rangkuti, F. 2006. Manajemen persediaan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Render, B. and Heizer, J. 2006. Principles Of Operation Management Eight Edition.

Pearson Education, Inc. United States.

Ristono, A. 2009. Manajemen Persediaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko, H. 2000. Dasar-dasar Operation Researchs.

BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Suswardji, E., Eman S. dan Ratnaningsih, R. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku Pada PT. NT Piston Ring Indonesia di Karawang. Jurnal

Manajemen Universitas Singaperbangsa Karawang. 10: 13-14.


(4)

34

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI 1 Studi pustaka 2 Penyusunan proposal 3 Seminar proposal 4 Perbaikan proposal 5 Pengumpulan dan pengolahan data 6 Penyusunan skripsi 7 Seminar hasil 8 Perbaikan skripsi 9 Penyusunan intisari skripsi untuk dimasukkan

ke jurnal 10 Tahap akhir penyusunan skripsi (Sidang)


(5)

Lampiran 2. Tabel Z

0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359 0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753 0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141 0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517 0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879 0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224 0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549 0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852 0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133 0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389 1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621 1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830 1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015 1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177 1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319 1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441 1.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545 1.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633 1.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706 1.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767 2.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817 2.1 0.4821 0.4826 0.4830 0.4834 0.4838 0.4842 0.4846 0.4850 0.4854 0.4857 2.2 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.4890 2.3 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.4916 2.4 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.4936 2.5 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.4952 2.6 0.4953 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.4964 2.7 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.4974 2.8 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.4981 2.9 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.4986 3.0 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.4990


(6)