PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KOMUNITAS BAND INDEPENDENT DALAM MENGGUNAKAN YOUTUBE SEBAGAI MEDIUM EKSISTENSI.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KOMUNITAS BAND
INDEPENDENT DALAM MENGGUNAKAN YOUTUBE
SEBAGAI MEDIUM EKSISTENSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “VETERAN” J AWA TIMUR

ABDILLAH SUPODO
0843010105

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KOMUNITAS BAND INDIEPENDENT

DALAM MENGGUNAKAN YOUTUBE SEBAGAI MEDIUM EKSISTENSI

Disusun Oleh :
ABDILAH SUPODO
0843010105
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 20 J uni 2013
PEMBIMBING

TIM PENGUJ I :
1. Ketua

J uwito S.sos, Msi
NPT. 367049500361

J uwito S.sos, Msi
NPT. 367049500361


2. Sekertaris

Dr s. Syaifuddin Zuhri Msi
NPT. 370069400351
3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001

Mengetahui,
WS. DEKAN

Dra. Sumardjijati,M.Si
NIP. 196203231993092001

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul : PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KOMUNITAS BAND
INDEPENDENT DALAM

MENGGUNAKAN YOUTUBE SEBAGAI

MEDIUM EKSISTENSI.
Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan
proposal skripsi ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri
sendiri. Semua proses kelancaran pada saat pembuatan skripsi penelitian tidak
lepas dari segala bantuan dari berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja
telah memberikan sumbangsihnya.
Selama

melakukan

penulisan

penelitian


ini,

tak

lupa

penulis

menyampaikan rasa terima kasih pada Bapak Juwito, S.Sos,M.Si. sebagai dosen
pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan proposal ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi, terutama kepada Ibu Dra. Sumardijati, M.si
yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
1. Ibunda Nunuk susilowati dan Ayahanda Pal.Gunadi yang telah mendukung
dan membimbing dengan penuh kasih sayang serta perhatiannya secara
moril maupun materil, dan juga atas do’a yang tak henti-hentinya beliau
haturkan untuk penulis. Semoga dengan adanya skripsi ini membuat
ayahanda termotivasi dalam keadaan sakitnya yang sekarang ini.

Serta

kakak – kakakku tercinta yang selalu memberikan semangatnya kepada
penulis.
2.

Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada temanteman kampus :Bambang, Juve, Alex, Iyan, Rosyadi, Ovi, Meme, Rere,

Dhanty, koko, Pijar Chrisandi S.sos, ahmad S.sos, Sigit supriyo S.sos, Fibri
Shabirin S.sos, Novandi Prima Satria S.Sos, Reza Zakaria Anwar S.Sos,
Yanuar Widihandoko S.Sos, Indah Dwi Pertiwi S.Sos, Nugroho Trihamdani
S.Sos, dan terakhir pasangan saya Ayu Nadia Devina Dan semua temanteman yang lain yang tidak bisa saya tulis . Terima kasih atas dukungan,
do’a, dan semua bantuannya.

3.

Buat dulur – dulur Kinne Komunikasi dan bangunan lab-nya yang menjadi
keluarga kecilku, serta tempat berteduh. Terima kasih banyak. Exphose, Ak
Upn Radio, Upn Teleivisi, Sukses selalu!

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Dan teman-teman Kinetik, Google, YouTube, Surabaya Hardcore, Surabaya
Extreme metal, FFS, Crucial Conflight, Noxa, Devadata, Machiavelliant,

Seringai, Nyam-nyam Cheese, Parau, Zombies Day light, Dinoyo Youth
Crew, dan Wikipedia yang telah membuat saya sedikit pintar dari pada
waktu jaman Sma dahulu,.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 10 juni 2013

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKS
ABDILLAH SUPODO, PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

KOMUNITAS BAND INDEPENDENT DALAM MENGGUNAKAN
YOUTUBE SEBAGAI MEDIUM EKSISTENSI.
Penelitian ini di dasarkan pada fenomena tentang banyaknya band
indiependent (indonesia) yang ada saat ini. Band indiependent dengan band-band
kebanyakan yang biasanya menggunakan televisi maupun radio sebagai media
untuk mengenalkan dirinya kepada masyarakat. Medium yang di pakai band
indiependent berbeda dengan band-band kebanyakan. Salah satunya dengan
menggunakan media internet dalam hal ini website youtube.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada pada masyarakat dengan
sedalam-dalamnya. Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk
pemilihan informan. Penelitian ini memfokuskan pada persepsi masyarakat
terhadap band indiependent dalam menggunakan youtube sebagai medium
eksistensi.
Hasil dari penelitian ini menurut peneliti, masyarakat mempersepsi bahwa
band indiependent menilai youtube memiliki andil dan fungsional untuk
perkembangan mereka baik dalam melakukan pembuatan musik maupun yang
utama sebagai media penyebaran video untuk bereksistensi.
Kata kunci : Persepsi, Masyarakat, Band indiependent, Youtube, Eksistensi,
Analisis Resepsi.

ABSTRACT
The research is based on the phenomenon of the many bands indipendent
(indonesia) that exist today. Indipendent bands with much of that typically use
television and radio as a medium to introduce himself to the community. The
medium used different band indipendent much of bands. They use the media
alternative band for existence. One of them by using the internet in this website
YouTube.
The method used in this study is a qualitative method that aims to explain
phenomena that exist in society with deeply through deep data collection. This
study uses purposive sampling for the selection of informants. This study focuses
on the public perception of indipendent bands in use youtube as a medium for a
existence.
The results of this study, according to researchers, the public perceives that
the judge indipendent Band YouTube and functional foods has a contributed to
their development both in performing and music-making as a primary medium for
a spreading the video to their existence.
Keywords: Perception, Public, Indipendent band, YouTube, Existence, Reception
Analysis.

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI

i

.............................................................................................

iv

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

v

ABSTRAK ...................................................................................................


vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .........................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ....................................................................

7

1.3

Tujuan Penelitian.........................................................................

8

1.4

Kegunaan Penelitian ...................................................................

8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ...........................................................

8

1.4.2 Kegunaan Praktis ............................................................

8

1.4.3 Kegunaan Akademis........................................................... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori ...........................................................................

9

2.1.1 Pengertian Persepsi ...........................................................

9

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi ................................................ 10
2.1.3 Komponen Persepsi .......................................................... 12
2.1.4 Hal Yang Mempengaruhi Skripsi ...................................... 13
2.2 Teori Analysis Resepsi .................................................................. 16
2.3 Internet ......................................................................................... 20

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1. Internet Sebagai Alat Komunikasi .................................... 21
2.4 Media Sosial ................................................................... ............... 24
2.4.1.YouTube ……………………………………… ................. 24
2.5. Video .................................................................. ............................ 25
2.6. Band Indie Indonesia ..................................................................... .. 26
2.7. Komunitas .................................................................................... 29
2.8. Kerangka Berfikir............................................................................ . 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian ....................................................................... 33

3.2

Opresionalisasi Konsep ............................................................. 35
3.2.1 Persepsi ............................................................................. 35
3.2.2 Komunitas ....................................................................... 35
3.2.3 YouTube Sebagai Media Eksistensi ...................................... 36

3.3

Lokasi Penelitian ........................................................................ 36

3.4

Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36

3.6

Teknik Analisis Data ....................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskriptif Objek penelitian ……………………………………. 39
4.1.1 Band Independent (musik indie) Indonesia ……………. 39
4.1.2 Media YouTube ……………………………………..… 42

4.2

Analisis Data ………………………………………………..… 48

4.3

Identitas Informan …………………………………………..… 49

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4

Hasil Wawancara …………………………………………….... 51

4.5

Analisis Data Wawancara……………………………………... 70
4.5.1 Persepsi Diri Tentang Informan dan Padangan Informan
Tentang Band Indie……………………………………………. 70

4.6

Analisis Resepsi ……………………………………………..... 84
4.6.1 Hasil Persepsi…..…………… ……………………...….. 88

4.7

Pembahasan…………...…………………………………….... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan …………………………………………………… 98

5.2

Saran ………………………………………………………….. 99

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang
bahwa dalam komunikasi anta manusia, maka media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah panca indra manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan
yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan
dalam tindakan. Media yang dimaksud ialah media yang digolongkan atas empat
macam yakni media antar pribadi, media kelompok, media publik, dan media
massa.
Media massa terdiri dari media massa cetak dan media massa
elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar, buku. Sedangkan
media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain-lain.
Media cetak seperti majalah, surat kabar, dan buku justru mampu memberikan
pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang
mendalam dibanding media lainnya ( Cangara, 2005:128 ).
Media massa yang bersifat massal, lalu muncul kebutuhan dan
kesinambungan media lain akan internet sifat internet yang efisien, cepat dan
lebih mudah dijangkau dengan dari jarak jauh membuat media-media lain seperti

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menngunakan internet sebagai alat baru untuk melakukan penyebaran pesan. Saat
ini banyak sekali perkembangan dan revolusinya, internet seolah meringkas
sebuah bentukan- bentukan media yang telah ada sebelumnya Seperti: koran,
majalah, kelas belajar, rapat umum, drama, sinema, periklanan, televisi, film,
musik dan video, hal itu membuat internet menjadi sebuah lubang serta gudang
informasi juga pergerakan baru dari dampak era globalisasi yang terjadi saat ini.
Dengan sifat internet seperti dewasa ini. muncul medium-medium untuk
penyampaian informasi baru yang berkembang di dalamnya, dari jejaring sosial,
blog, media online, forum-forum, website berbagi file, website pencarian data
mampu menghidangkan sebuah sajian informatif kepada khalayak, tapi dibalik
banyak badai media dan rancunya informasi yang lahir ada salah satu media yang
baru-baru ini mampu menolehkan sudut padang dan perhatian baru bagi
masyarkat awam dan pengguna media internet adalah YouTube media yang saat
ini telah menyita perhatian masyarakat dan pengguna internet dan khususnya
penikmat video.
YouTube adalah sebuah media jejaring sosial, dimana para pengguna
Youtube harus memiliki akun dan melakukan registrasi. Dari pembuatan akun
tersebut, seseorang yang telah memiliki akun Youtube bisa mengunggah dan
membagikan video yang mereka buat, ada beberapa cara penggunaan Youtube
beberapa metode sederhana yang dapat digunakan oleh pengguna komputer awam
yang ingin mengunggah video secara langsung. Dengan cara yang sederhana,
YouTube memungkinkan siapa saja dengan koneksi internet untuk mengunggah
video dan penonton dari seluruh penjuru dunia. agar dapat menikmatinya hanya
2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dalam beberapa menit. Keanekaragaman topik yang ada di YouTube membuat
berbagi video menjadi salah satu bagian yang penting dalam kultur berinternet.
Dalam realita yang ada banyak dampak yang di timbulkan oleh YouTube
berita yang menjadi headline besar dan opini publik/masyarakat saat ini, YouTube
menyajikan sebuah tontonan audio visual yang mampu meberikan berita dan
informasi baru di khalayak luas, karakteristik YouTube dengan begitu banyaknya
pilihan video dengan sistem yang kuat dan lunak tanpa sekatan-sekatan seperti
media Audio Visual besar pada umunya mebuat pengguna dan penikmatnya
menimbulkan rasa candu untuk mengkonsumsi dan memanfaatkan YouTube,
selain itu dengan YouTube masyarakat dapat menerima berbagai informasi
dengan kontent lebih beragam, YouTube juga bisa memberikan sebuah hiburan
untuk masyarakat penikmat video sebgai medium yang mampu memberikan
stimulus kuat, dengan YouTube masyarakat berhak memilih sajian dan tayangan
mana yang meraka inginkan dan butuhkan.
Karena karakteristik YouTube tersebut

banyak masyarakat yang

mengandalkan YouTube sebagai alat pencari dan mendapatkan informasi , secara
visual YouTube mampu menciptakan kejelasan dan penjelasan secara baik dengan
gambar bergerak mampu memberikan stimulus yang dapat mudah direspon oleh
masyarakat, kejadian yang terjadi saat ini pula dikarenakan banyaknya masyarakat
memanfaatkan YouTube sebagai media Eksistensi, YouTube juga secara tidak
langsung hadir di rana pendidikan. YouTube seperti memberikan perkuliahan
massal di masyarakat dan kelas belajar dari praktek yang selama ini diajarkan oleh
dunia pendidikan, dalam contoh kasus misalnya : seorang dosen yang sedang
3

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

memberikan sebuah perkuliahan dosen tersebut bisa menunjukan sebuah tayangan
video dari Youtube yang bersangkutan dengan materi yang mereka berikan
kepada mahasiswa, contoh lain adalah mahasiswa yang menggunakan youtube
sebagai bahan pencari informasi untuk sebuah presentasi kuliah, ada juga
komunitas band indie memanfaatkan youtube sebagai media unjuk kebolehan dan
promosi lagu dari beberapa genre tertentu, seorang ibu rumah tangga belajar
bagaimana cara menggunakan make up, dari beberapa contoh tersebut Youtube
seolah mencoba mensederhanakan dan memepercepat apa yang tidak bisa
dijangkau jangkau oleh sebuah Universitas atau kelas belajar. Demonstrasi audio
visual yang diberikan Youtube seperti memberikan sebuah cara baru dan langka
untuk dunia eksistensi, pendidikan dan memberikan kita kesempatan untuk saling
berkomunikasi, mengetahui dan peka tentang canggihnya tegnologi era globalisasi
saat ini
Beberapa kejadian dari pemanfaatan Youtube tersebut ialah dikarenakan
Youtube adalah media yang memiliki basis video. Video juga bisa disebut dengan
media baru yang juga membawa dampak besar untuk sosial dan budaya serta
kajian khusus. Video bisa dibagi menjadi dua hal, yaitu : suara dan gambar, video
mampu memproduksi pesan secara lugas dan gamblang sesuai dengan realitas
yang ada disisi lain di dalam video juga bisa menciptakan sebuah sudut pandang
sendiri dan sangat obyektif, video mampu menutup-nutupi juga melebih-lebihkan
konten serta visual dari sudut pandang manakah gambar itu di ambil sehingga
setiap gambar yang ditunjukan memiliki makna dan pesan tersendiri yang
nantinya sampai di audience, serta suara yang menjadi efek yang sangat erat
4

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kaitanya dengan video dan karakteristik yang juga mendukung untuk menciptakan
sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh sang pembuat video
Pemanfaatan Youtube sebagai media berbagi dalam bentuk video juga
mampu dimanfaatkan oleh para industri besar seperti pengunggahan iklan atau
video yang bersifat promosi bentuk tersbut adalah wujud Youtube yang mengarah
sistem memperkaya diri untuk kepentingan industri dan keuntungan yang
berkesinambungan dari bebrbagai macam bentuk promosi yang ada di dalam
Youtube kita juga bisa mendapatkan info tentang film baru, video klip musik dari
band indie yang bahkan jarang bisa di dapatkan hanya melalui menonton televisi.
Bentukan video yang yang sering muncul di Youtube adalah thrailer dan tutorial
film, tutorial cara bermain alat musik dan video klip. Dari situ kta bisa melihat
juga mengetahui informasi serta belajar tentang musik dari Band dan Aliran yang
baru dan perkembangan dunia musik saat ini.
Dengan adanya youtube banyak dari sebagian elemen masyakat atau
komunitas tertentu menggunakan youtube sebagai media eksistensi Diri. Salah
satunya adalah komunitas Band indie. Sebagai komunitas, tentu mereka
membutuhkan media atau sarana untuk menampilkan, memperkenalkan dan
menunjukan sebuah eksistensi melalui media youtube. Eksistensi merupakan
salah satu Konsep yang menekankan Bahwa sesuatu itu ada. Dalam hal ini adalah
Eksistensi komunitas band indie. Menurut bapak Gerakan Eksistensialis
Kierkegaard, menegaskan bahwa yang pertama tama penting bagi keadaan
manusia yakni keadaanya sendiri atau eksistensinya sendiri. Kierkegaard juga
menegaskan bahwa eksistensi manusia bukanlah äda yang statis, melainkan ada
5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang menjadi Dalam arti terjadi perpindahan dari kemungkinan ke kenyataan.
Apa yang semula berada sebagai kemungkinan berubah menjadi kenyataan. Gerak
ini adalah perpindahan yang bebas, dan terjadi dalam kebebasan dan keluar dari
kebebasan. Ini terjadi karena manusia mempunyai kebebasan memilih. Dengan
demikian

eksistensi manusia adalah suatu eksistensi yang di pilih dalam

kebebasan. Bereksistensi berarti muncul dalam suatu perbedaan, yang harus di
lakukan tiap orang bagi dirinya sendiri.
Kierkegaard menekankan bahwa eksistensi manusia berarti berani
mengambil sebuah keputusan yang menentukan hidup, maka barang siapa tidak
berani mengambil keputusan, ia tidak hidup bereksistensi dalam arti sebenarnya.
Menurut zainal abidin (2008) Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti,
melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran,
tergantung pada kemampuan individu dalam mengaktualisasikan potensipotensinya. Eksistensi adalah milik pribadi. Tidak ada dua individu yang identik.
Oleh sebab itu, eksistensi adalah milik pribadi yang keberadaanya tidak bisa di
samakan satu sama lain.
Komunitas Independent yang yang memiliki jargon DIY (do it yourself)
yaitu sebuah pedoman untuk melakukan sebuah pergerakan yang mengacu pada
kemandirian tidak bergantung pada siapaun baru-baru ini menyiasati system
pembelajaran mereka dengan cara menggunakan medium YouTube sebagai salah
satu sarana alternatif dalam bidang belajar – mengajar mereka, munculnya
medium YouTube dengan berbagai video tutorial cara-cara serta trik pembuatan
audio visual dalam bentuk vidio klip tersebut membuat setiap komunitas
6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

independent menjadi salah satu pihak atau bagian kecil dari masyarakat yang
mampu memanfaatkan YouTube sebagai media eksistensi
Dari sisi inilah peneliti tertarik menaruh perhatian terhadap pandangan
pemanfaatan YouTube yang tidak hanya sebagai media penyebar dan
mendapatkan informasi namun lebih dalam sebagai medium eksistensi, dan
peneliti juga ingin mnegetahui sejauh mana YouTube berguna sebagai medium
yang memberikan solusi baru untuk komunitas band independent khusunya di
kota Surabaya. Penelitian ini mengenai studi diskriptif kualitatif “Persepsi
masyarakat surabaya terhadap kominitas band independent dalam menggunakan
YouTube sebagai medium eksistensi “
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Persepsi masyarakat terhadap komunitas Band independent
dalam menggunakan YouTube sebagai medium eksistensi “
1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat
dalam penggunaanYouTube sebagai medium eksistensi alternatif di kalangan
Komunitas Band Independent

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1

Kegunaan Teoritis

memberikan referensi bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jawa Timur khususnya Fisip, program studi ilmu komunikasi menagenai
studi kualitatif

1.4.2

Kegunaan Praktis

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui wacana komunitas Band
independent dan masyarakat luas serta Mahasiswa Universitas Pembangunan
Neasional Veteran Jawa Timur untuk pemanfaatan medium YouTube dengan
maksimal

1.4.3

Kegunaan Akademis

Secara Akademis hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi
yang menjelaskan keberlakuan teori-teori komunikasi mengenai respon dan
pemanfaatan terhadap YouTube. Selain itu, penelitian dapat dijadikan bahan bagi
peneliti-peneliti selanjutnya
(http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/media-video-eksistensi)

8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Per sepsi
Di dalam psikologi, dikenal dua istilah pemrosesan yang diterima dari
pengamatan, yaitu sensasi dan persepsi. Dalam pengertian yang sempit kedua istilah
ini tidak dibedakan karena kedua fungsi ini merupakan dua proses yang melibatkan
pengamatan. Tetapi, secara fungsional psikis ini sangat berbeda. Istilah persepsi
biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap benda
ataupun sesuatu yang dialami. Dalam kamus standar dijelaskan bahwa perspsi
dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang
sepengamatan pengindraan. Perspsi ini didefinisikan sebagai proses yang
menggabungkan dan pengorganisiran data-data indra kita (pengindraan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,
termasuk sadar akan diri sendiri
Definisi lain menyebutkan, bahwa persepsi adalah kemampuan
membedakan-bedakan, pengelolaan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek
rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan inti persepsi, melibatkan
proses intepertasi bedasarakan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek. proses
penegelompokan, membedakan, mengorganisir informasi pada dasarnya dapat terjadi

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

pada tingkatan sensasi. Sensansi sendiri adalah sistem yang mengordinasi sejumlah
peralatan untuk mengamati yang diracang seacara khusus. Dalam proses kinerjanya
sistem sensasi ini ini dikerjakan dalam sebuah proses mendeteksi sejumlah
rangsangan sebagai bahan informasi yang diubah menjadi impuls saraf dan dikirim
melalui otak benang-benang saraf. Oleh karenanya, secara sederhana proses sensasi
ini diartikan sebagai alat (receptor) sejumlah rangsang yang akan diteruskan keotak
kemudian menyeleksi rangsang yang diterima tersebut. Hanya saja dalam sensasi
tidak terjadi interpretasi atau pemberian arti terhadap stimulus. Pada persepsi
pemeberian arti ini menjadi hal yang paling penting dan utama. Pemberian arti ini
dikaitkan dengan isi pengalaman seseorang. Dengan kata lain, sesorang menafsirkan
satu stimulus bedarsarkan pemikiran, harapan dan ketertarikannya dengan
pengalaman yang dimilikinya. Oleh karenanya, persepsi dapat didefinisikan sebagai
interpretasi berdasarkan pengalaman.

2.1.2 Proses Ter jadinya Per sepsi
Proses persepsi secara umum terbagi dalam 4 (empat) tahap, yaitu :
1. Per hatian dan Seleksi (Attention and Selection)
Pemilihan sacara selektif hanya memberikan kesempatan pada propsorsi yang
kecil dari sesluruh informasi yang ada. Prsoes seleksi ini berala dari proses
yang terkontrol, yaitu seacara sadar memutuskan informasi mana yang
diperhatikan dan mana yang akan diabaikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2. Or ganisai (Organization)
Pada tahap ini seluruh informasi yang telah masuk diseleksi pada tahap
sebelumnya dan akan diorganisasikan. Adapun cara untuk mengorganisasikan
informasi secara efesien adalah Schema. Schema adalah kerangka kognitif
yang menggambarkan pengtahuan yang mengorginasasi dengan pemberian
konsep atau stimulus yang dibangun melalui pengalaman.
3. Intepertasi (Interpertation)
Setelah perhatian, digambarkan pada stimulus tertentu dan informasi telah
diorganisaikan, maka individu akan mencoba untuk memperoleh jawaban dari
makan dari informasi tersebut. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh causak
atribution, yaitu sebuah percobaan untuk menjelaskan mengapa sesuatu
terjadi seperti itu.
4. Pencarian Kembali (Retrieval)
Informasi yang disampaikan dalam memori harus dicari bila informasi
tersebut digunakan. Individu akan lebih mudah mendapatkan kemabali
informasi yang telah tersimpan bila terskema dan terorganisir dengan baik.
Jadi proses persepsi diawali dengan perhatian dan seleksi terhadap
infromasi yang ada, kemudian informasi yang telah terseleksi tersebut
terorganisir, setelah itu mulailah tahap interpertasi, yaitu individu yang
mencoba memahami makna informasi tersebut. Ketika individu membutuhkan
informasi tersebut, maka dilakukan tahap pencarian kembali. (Schemerhorn,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1994 : 153 – 155)

2.1.3 Komponen Per sepsi
Hal-hal yang berkaitan dengan persepsi atau komponen-komponen
persepsi meliputi :
1. Pengindraan atau sensasi
Pengindraan atau sensasi dapat ditangkap melalui alat-lata indra kita
antara lain :
a. Mata sebagai indra pengelihatan menyampaiakan pesan non verbal ke
otak untuk diinterpertasiakn. Otak menerima kira-kira dua pertiga pesan
melalui rangsangan visual, sehingga dapat dikatakan pengelihatan indra
yang paling penting.
b. Telinga sebagai indra pendengaran juga menyampaikan pesan nonverbal
ke otak untuk ditafsirka dan suara ini dapat diterima dari semua arah
c. Hidung sebagai indra pencium
d. Kulit sebagai indra peraba
e. Lidah sebagai indra pengecap
f. Hidung, kulit dan lidah sebagai indra pencium, peraba dan pengecap juga
memiliki peran yang penting dalam persepsi komunikasi.
2. Atensi
Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terelakakn sebab sebelumnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

seseorang merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapaun,
dari orang tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang menarik perhatian
sesorang akan dianggap lebih penting oleh orang tersebut, daripada
rangsangan yang tidak menarik perhatiannya. Rangsangan yang tidak
menarik perhatian seseorang akan cederung diabaiakan oleh orang
tersebut.
3. Inperpertasi
Interpestasi pesan yang diperoleh melalui salah satu atau lebih indra
tersebut merupakan tahap terpenting dalam proses persepsi. Namun tidak
semua pesan

atau

rangsangan

yang

ditangkap

seseorang

akan

diinterpertasikan oleh orang tersebut, karena berbagai alasan antara lain
tidak sesuai dengan kepentinganya, ketebatasan kemampuan panca indra
dalam menangkap rangsangan yang terlampau banyak dalam satu waktu
yang sama, dan tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang sama
bagi orang tersebut (Mulyana, 2001 : 168)

2.1.4 Hal-hal Yang menpengaruhi Per sepsi
Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda menganai realitas di
sekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang
menjadi pembenaran persepsi sosial:
1. Persepsi berdasrkan pengalaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan pesepsi mengenai realitas (sosial) yang
telah deipelajari sebelumnya. Persepsi manusia terhadap sekelilingnya. Berikut ini
beberapa prisip peting menegnai persepsi sosial ini adalah sebagai berikut :
seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu
berdasarakan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalau mereka berkaitan
dengan orang, objek atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam
menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang
mirip. Hal tersebut membuat orang terbiasa merespon suatu objek dengan cara
tertentu, sehingga seseorang sering gagal mempersepsi perbedaan yang sama
dalam satu objek lain yang mirip. Manusia cenderung memperlakukan objek
tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.
2. Persepsi Berisfat Selektif
Jika setiap orang diserbu dengan pertanyaan indrawi dan diharuskan
diharuskan menafsirkan rasangan tersebut semuanya, pastilah orang tersebut
tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan dan kemampuan
indrawi setiap orang dalam menangkap rangsangan di sekitarnya. Faktor
utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, dimana sebuah atensi ini
sendiri dipengaruhi oleh beberpa faktor, antara lain :
A. Faktor internal:
a. Faktor bilogis antara lain rasa lapar dan haus
b. Faktor fisologis yaitu bentuk fisik yang tampak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

c. Faktor sosial, seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa lalu dan
kebiasaan
d. Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi dan faktor
harapan.
B. Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersentasi, seperti
gerakan, konstan, kebaruan dan perulangan.
3. Persepsi bersifat dugaan
Langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak memiliki rincian yang
jelas melalui indra kelimanya. Proses ini memungkinkan seseorang
menafasirkan sesuratu (objek) dengan makna yang lebih dari sudut pandang
manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang
diperoleh melalui alat-alat indra yang dimiliki manusia, menyebabkan
terjadinya ruang kosong, sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat
dugaan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong
tersebut.
4. Pesepsi bersifat evaluatif
Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen obyektif, setiap orang perlu
melakukan interpertasi bedasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika
melakukan persepsi. Sebelum melakukan interpretasi pesan, seseorang harus
melakuakn pendalaman dan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

untuk mencocokan apakah kejadianya sama. Dengan demikian persepsi
bersifat pribadi dan obyektif.
5. Persepsi bersifat kontekstual
Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang
ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh yang
paling kuat. Dalam mengorganisaikan suatu obyek, sesorang biasanya
meletakakn dalam suatu konteks tertentu dengan prisip-prinsip :
a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan
dan kelengkapan.
b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan atau
kejadian berdasarkan latar belakangnya. (Mulyana,2001 : 175-194)
melainkan ikut mempersepsi orang tersebut (Mulyana, 2001 : 179)

2.2.

Teor i Analysis Resepsi
Dalam tradisi studi audience, setidaknya pernah berkembang beberapa varian

di antarannya disebut secara berurutan berdasar perjalanan sejarah lahirnya: effect
research, uses and gratification research, literary criticism, cultural studies,
reception analysis (Jensen&Rosengen,1995:174). Reception analysis bisa dikatakan
sebagai perspektif baru dalam aspek wacana dan sosial dari teori komunikasi
(Jensen,1999:135).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Sebagai respon terhadap tradisi scientific dalam ilmu sosial, reception
analysis menandaskan bahwa studi tentang pengalaman dan dampak media, apakah
itu kuantitatif atau kualitatif, seharusnya didasarkan pada teori representasi dan
wacana serta tidak sekedar menggunakan operasionalisasi seperti penggunaan skala
dan kategori semantik. Sebaliknya, sebagai respon terhadap studi teks humansitik,
reception analysis menyarankan baik audience maupun konteks komunikasi massa
perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis
empiris. Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah
yang kemudian melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social
production of meaning). Analisis resepsi kemudian menjadi pendekatan tersendiri
yang mencoba mengkaji secara mendalam bagaimana proses-proses aktual melalui
mana wacana media diasimilasikan dengan berbagai wacana dan praktik kultural
audiensnya (Jensen, 1999:137).

Analisis penerimaan menggunakan kombinasi pendekatan humanistik sebagai
teorinya dan ilmu sosial sebagai metodologinya. Pendekatan humanistik memandang
komunikasi massa sebagai proses kultural produksi dan penyampaian pesan dalam
sebuah konteks sosial. Sedangkan ilmu sosial menjelaskan penggunaan pertanyaan
empiris tertentu sebagai proses interaksi pesan media massa dengan khalayaknya.
Pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian
terhadap khalayak sesungguhnya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri
dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media. Makna
yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan bahkan bisa
ditanggapi secara oposisif oleh khalayak (Fiske, 1987).
John Fiske dan Michael de Certeu (1989 : 74) mengungkapkan bahwa dalam
Reception Analysis, khalayak dilihat sebagai produsen aktif yang memberikan makna,
bukan sebagai konsumen media. Pemaknaan teks media, dalam penelitian ini yaitu
televisi, oleh khalayak berkaitan dengan kondisi sosial dan kulturalnya, serta
pengalaman individu tiap khalayak. Mereka menguraisandikan teks media dengan
cara-cara yang selaras dengan kondisi sosial dan budayanya serta cara-cara yang
mereka jalani secara pribadi. Berkembang pada awal hingga pertengahan 1980-an
metode ini berpijak pada pandangan bahwa khalayak bersifat aktif dan adanya
gagasan “penolakan” terhadap isi teks atau teks media. Seperti yang diungkap Fiske:

A text is the site of struggles for meaning that reproduce the conflicts of interest
between the producers and consumers of the cultural commodity. A program is
produced by the industry, a text by its reader.
(Teks adalah tempat pertarungan makna yang menghasilkan konflik kepentingan
di antara produsen dan konsumen dari komoditas kebudayaan. Program di
produksi oleh industri, teks diproduksi oleh pembaca).
Stuart Hall mengkonsepsi proses encoding televisi sebagai peneguhan momen
– momen produksi, sirkulasi, distribusi, reproduksi, yang saling berhubungan namun
berbeda. Tiap momen memiliki praktik spesifik, tetapi hal tersebut tidak menjamin
momen berikutnya. Artinya, produksi makna tidak menjamin konsumsi makna sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dengan keinginan pengode. Pesan-pesan televisi dikonstruksi sebagai sistem tanda
dengan komponen yang beraneka ragam yang dapat mengandung berbagai makna
dan dapat diinterpretasi dengan cara yang berbeda-beda.
Khalayak dalam hal ini dikonsepsikan sebagai individu yang memiliki kondisi
sosial dan budaya yang beragam dan pemaknaan atas suatu pesan dapat berbedabeda, sesuai dengan kondisi khalayak tersebut. Khalayak yang berbagi kode budaya
dengan pengode/produsen pesan, maka akan mendekode pesan dalam kerangka yang
sama. Lain halnya jika khalayak berada dalam kondisi sosial dan budaya yang
berbeda (misal: kelas, ras, gender), maka khalayak akan memiliki alternatif dalam
mendekode pesan. Model encoding-decoding Hall memberikan tiga posisi khalayak
dalam menerima pesan, antara lain :



Dominan-hegemonik →

khalayak menerima ‘makna yang dikehendaki’

(preferred meaning)
• Negosiasi → mengakui adanya legitimasi kode hegemonik secara abstrak
namun khalayak membuat aturannya sendiri dan beradaptasi sesuai dengan situasi
sosial tertentu.
• Oposisional → khalayak memahami encoding (pesan), namun menolaknya dan
men-decode (memaknai pesan) dengan cara sebaliknya.

Salah satu cara untuk mengukur khalayak media adalah dengan menggunakan
reception analysis, dimana analisis ini berusaha memberikan sebuah makna atas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

pemahaman atas teks. Media (elektronik, cetak, maupun internet) dengan memahami
bagaimana karakter teks media dibaca oleh khalayak. Konsep terpenting dalam
reception analysis adalah bahwa teks media bukanlah makna yang melekat pada teks
media tersebut, tetapi makna diciptakan alam interaksinya antara khalayak dan teks,
dengan kata lain ”makna diciptakan karena menonton atau membaca dan memproses
teks media”. (Hadi, 2008:2).
Pendekatan reception analysis berfokus pada penerimaan pesan-pesan media
oleh khalayak dan interpretasi-interpretasi yang dimiliki oleh khalayak mengenai isi
media dalam hal ini komunitas band independent dalam menggunakan situs
YouTube. Dengan cara ini, peneliti dapat mengungkapkan sampai sejauh mana
interpretasi khalayak terhadap komunitas band independent tersebut..

2.3.Inter net
Pada awalnya, internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri dari
beberpa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk sebuha
jaringan (network). Kemudian, jaringan-jaringan tersebut saling dihubunngkan lagi
sehingga membentuk inter-network atau biasa dikenal dengan internet untuk dapat
terhubung dengan jaringan inter-network yang mempunyai sambungan ke jaringan
lain, sesuai dengan kemajuan dibidang perangkat lunak dan perangkat keras, terminal
yang ada dalam jaringan lokal tersebut dapat disambungkan melalui saluran telepon
(remote terminal)(Febrian, 2001 : 20-21)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap internet, kini telah
ratusan juta komputer di dunia yang terhubung dengan internet. Menurut NUA survey
pada awal tahun 2000 terdapat 248,6 juta pengguna internet diseluruh dunia, dalam
waktu sebulan bertambah hingga menjadi 26,94 juta user. Sedangnkan di Indonesia,
berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dari
sekitar 210 juta penduduknya, jumlah pengguna internet sebnayak 1.980.000
pengguna dengan angka pertumbuhan mencapai 13,7 % tiap tahunya
Ellul dan Eoulet (dalam Bungin 2005 : 40) menyatakan bahwa dalam dunia
media informasi, sistem teknologi juga telah menguasai jalan pikiran masyarakat,
seperti yang diistilahkan dengan theater of mind. Bahwa siaran-siaran media
informasi yang dalam ini adala internet sebagai sistem teknologi terkini dan digemari
oleh masyarkat, seacara tidak langsung telah meninggalkan kesan di dalam pikiran
penggunanya. Hal tersebut pada akhirnya bisa mempengaruhi jalan pikiran atau
persepsi penggunanya.

2.3.1 Inter net Sebagai Alat Komunikasi

Internet dapat dikatakan media massa baru akibat pemekaran jenis-jenis
media dengan kemajuan komunikasi dan informasi yang luar biasa menyebabkan
blobalisasi media pun meningkatkan dalam kualitas, jaingn

internet global

(cybercmmunication) telah menciptakan jalan raya yang sarat dan keluasan informasi
dan seakan-akan tak asa ujungknya (information suoerhighway). Fenomena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

komunikasi umat manusia ini menyebarluaskan setelah tulisanmenegnai internet
diturunkan di majalah CSIS-Analisis (1991), tetapi sebenarnya gejala sudah terasa
sejak lama. Sejak tahun 1996, peranan komunikasi internet cenderung menjadi
sebuah jenis media massa baru, karena internet menjadi massal (Muis, 2001 :62)
Sebagai mendia baru yang dituntut untuk memiliki keunggulan dari mediamedia konvensional terdaulu. Adapun menurut McQuail (2002 : 126), media massa
baru dalam hal tingkat keluasan yang mengkombinasikan :
a. Komputerisasi dalam hal pengolahan isi (misalnya alur
percakapan dalam pengelolahan berita)
b. Jaringan telekomunikasi, yaitu segala sesuatu yang menyangkut
pengakasesan dalam menghubungkan berbgai berita dengan
orang lain yang berada di tempat yang jauh sekalipun dengan
berbagai cara.
c. Digitalisasi ini, yaitu menyangkut pemindahan jaringan
distribusi ke wiliayah lain, kemampuan memproses ulang isi
berita sebagai data, dan pengigrasian serta pengawasan berbagai
bentuk meisalnya teks, video dan audio.
Komponen tersebut mengubah kombinasi empat dimensi dasar atribut yang
digabungkan dengan apapun termasuk tatap muka maupun media traditional, yaitu
batasan, luas bidang, interaktivitas, dan arsitektur jaringan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Lebih rinci lagi Van Djik (2006 : 6), dalam bukunya yang berjudul The
Networkwork Society, menyatakan bahwa internet sebagai media baru memiliki tiga
karekteristik yaitu :
1.

Intergritas
Penggabungan antara alat komunikasi suara, komunikasi data, dan
komunikasi mass ke dalam satu media. Hal ini merupakan proses
pemutusan. Oleh karena itu media baru sering disebut dengan multimedia.

2.

Interaktivitas
Pada penjelasan yang umum, interaktivitas merupakan sebuah akibat dari
aksi dan reaksi. Pada dimensi perilaku, interaktivitas berarti berbeda
diantara yang lain, yaitu pengguna dapat berada diantara program atau
dapat diwakili dirinya dalam program dan membuatnya berbeda. Media
digital

lebih

menarik

dari

media

traditional

karena

mampu

menyeimbangkan kemampuan pengguna dengan keinginannya.
3.

Kode Digital
Dalam menggunakan teknologi komputer, semua bagian informasi dan
komunikasi bisa diubah dan dipindahkan dalam bentuk 1 dan byte.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.4.Media Sosial
Sosial media adalah fase perubahan dimana orang menemukan, membaca dan
membagi-bagikan berita, informasi dan konten kepada orang lain. Sosial media
adalah perpaduan sosiologi dan teknologi yang mengubah monolog (one to many)
dan demokrasi informasi mengubah orang-orang dari sekedar pembaca konten
menjadi penerbit konten. Sosial media telah menjadi sangat populer karena
memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk terhubung dunia online bentuk
hubungan, politik dan kegiatan bisnis.
2.4.1.

YouTube
YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video)

populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip
video secara gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip musik
(video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format
yang digunakan video-video di YouTube adalah .flv yang dapat diputar di
penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player. Menurut perusahaan
penelitian Internet Hitwise, pada Mei 2006 YouTube memiliki pangsa pasar
sebesar 43 persen. Pada 9 Oktober 2006 diumumkan bahwa YouTube telah
dibeli Google dengan harga US$1,65 miliar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.5.Video
Video merupakan media audio-visual atau jenis media pandang-dengar yang
menampilkan informasi dalam bentuk “moving image” (citra bergerak ). Menurut
UNESCO (dalam Dewan Film Nasional, 1981:9), dinyatakan bahwa adalah segala
macam bentuk perekaman pada bahan baku pita, piringan dan sebagainya, dengan
atau tanpa suara, yang apabila diproyeksikan kembali mernberikan kesan “gambar
hidup” yang disajikan melalui aplikasi teknologi video, kehadiran video dapat
digunakan untuk tujuan hiburan, pebelajaran, Dan untuk tujuan eksistensi. maka
media video bagian internal dari media eksistensi maka media video juga bisa disebut
sebagai media eksistensi.
Video atu gambar bergerak adalah data digital yang terdiri dari beberapa
gambar. Istilah video biasanya mengacu pada format penyimpanan gambar bergerak.
Terbagi menjadi dua, yaitu video analog, contohnya VHS dan Betamax, dan video
digital, contohnya DVD, Qouicktime, dan MPEG-4. video dapat direkam dan
ditransmisikan dalam berbagai media fisik, pada pita maknetik ketika direkam
sebagai Pal atau NTSC signal elektrinik dengan video camera, atau MPEG-4 ketika
direkam menggunakan kamera digital. Gambar tersebut dapat ditemui di kehidupan
sehari-hari, seperti melihat benda-benda yang bergerak/ melalui sebuah teknologi
(kamera), gambar-gamabr bergerak dapat disimpan pada sebuah data digital (video).
Untuk dapat menampilkan data digital (video) ini maka diperleukan sebuah alat untuk
mengubah data digital menjadi analog misalnya televisi dan monitor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.6.Band Indie (musik indie) Indonesia
Menurut Pengamat musik indie indonesia (Chrisna : SuckerHead) Sejarah
pergerakan indie sebenarnya bukan sesuatu yang baru, mereka di mulai pada era
Punk pada tahun 1970-an. Pada era itu sistem seolah