DAFTAR ISI - Studi Pemanfaatan Arang Aktif Serbuk Biji Salak (Salacca Edilus Reinw) Sebagai Adsorben Cr (VI) Dalam Limbah Cair Elektroplating
DAFTAR ISI
9
4
4
4
4
5
5
5
6
7
7
8
9
3
10
12
13
13
14
16
18
19
19
20
22
3
Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
Bab 1. Pendahuluan
2.1.3. Kegunaan Salak
1.1.Latar Belakang
1.2.Permasalahan
1.3.Pembatasan Masalah
1.4.Tujuan Penelitian
1.5.Manfaat Penelitian
1.6.Lokasi Penelitian
1.7.Metodologi Penelitian
Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1. Salak
2.1.1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Salak
2.1.2. Daerah Penyebaran Salak
2.1.4. Syarat Tumbuh
1
2.2. Arang Aktif
2.2.1. Sumber Arang Aktif
2.2.2. Pembuatan Arang Aktif
2.2.3. Adsorpsi
2.3. Kromium 2.4. 1.5-Dipenilkarbazida
2.5. Spektrofotometer
2.5.1. Spektrofotometer UV Dan Sinar Tampak
2.5.1.1. Cara Kerja Dan Prinsip Spektrofotometri
2.5.1.2. Instrumentasi Spektrofotometri
2.6. Hukum Spektrofotometri
2.6.1. Hukum Lambert
2.6.2. Hukum Beer Halaman ii iii iv v vi vii ix x xi
1 Bab 3. MetodePenelitian
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
3.1.2. Bahan
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Pembuatan Reagen
3.2.1.1.PembuatanLarutan 1.5-difenilkarbazida
3.2.2. Pembuatan Larutan K
23
7
23
23
23
23
23
22
22
2 Cr
10 mg/L
29
6+
3.2.2.1. Pembuatan Larutan Standar Cr
2 O
24
24
24
24
25
26
26
27
28
28
28
30
3.2.2.2. Pembuatan Larutan Standar Cr
37
46
45
45
45
42
40
37
31
35
35
34
34
34
32
1000 mg/L
6+
3.2.2.4. Pembuatan Larutan Seri Standar Cr
3.3.5. Preparasi dan Penentuan konsentrasi sampel
6+
00; 0,20; 0,40; 0,60; 0,80 dan 1,00 mg/L
3.3.2.5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Cr
6+
3.2.3. Proses Pembuatan Arang Aktif
3.2.4. Karakterisasi Arang Aktif
3.2.5. Preparasi dan Penentuan Konsentrasi sampel
3.2.6. Penentuan Daya Serap Arang Aktif
3.3. Bagan Penelitian
3.3.1. Pembuatan Larutan 1.5-Difenilkarbazida
3.3.2. Bagan Penyiapan Biji Salak
3.3.3. Bagan Proses Pembuatan Arang Aktif
3.3.4. PembuatanLarutan Seri Standard dan Pembuatan kurva Kalibrasi Cr
6+
3.3.6. Penentuan Daya Serap Arang Aktif
100 mg/L
6+
3.2.2.3. Pembuatan Larutan Standar Cr
5.2. Saran Daftar Pustaka
5.1. Kesimpulan
Bab 5. Kesimpulan dan Saran
4.2. Pembahasan
4.1.2.5. Penentuan Daya Serap Arang Aktif
4.1.2.2. Koefisien Korelasi
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square
6+
4.1.2. Pengolahan Data Logam Cr
6+
4.1.1. Logam Cr
4.1.Hasil Penelitian
4.1.2.4. Penentuan Konsentrasi Sampel
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel2.1.
4.1.
4.2.
4.3. Judul Persyaratan Arang Aktif Standar Nasional Indonesia Data Absorbansi Larutan Standar Cr 6+ dengan Metode Spektrofotometer Sinar Tampak Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Penentuan Konsentrasi logam Cr 6+
Berdasarkan Pengukuran Intensitas Larutan Standar Cr
6+ Hasil Penetuan Konsentrasi logam Cr6+
Dalam Limbah Elektroplating Halaman10
32
33
36
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar2.1.
2.3.
4.1.
4.2.
4.3. Judul Tanaman Salak 1,5-difenilkarbazida Kurva kalibrasi larutan standar logam Cr 6+
Kurva % daya serap arang aktif dengan variasi waktu kontak
Kurva % Daya serap arang aktif dengan variasi massa Halaman
6
13
26
44
44
DAFTAR LAMPIRAN
dalam limbah cair elektroplating variasi massa arang aktif Perhitungan Karakterisasi Arang Aktif Biji Salak
52
51
51
50
50
Halaman
Nomor Lampiran 1.
2.
dalam Limbah cair Elektroplating Variasi waktu kontak Perhitungan Persentase penyerapan logam Cr
6+
Persentase Penyerapan Logam Cr
5. Judul Baku Mutu Limbah Cair Pelapisan Logam Data Hasil Pengukuran Absorbansi Limbah Cair Elektroplating dengan Spektrofotometer visibel dengan λ = 540 nm
4.
3.
6+
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan zat yang penting dalam kehidupan makhluk hidup didunia. Namun saat ini, sebagian besar air telah tercemar oleh polutan-polutan berbahaya yang dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan. Air buangan atau limbah cair yang berasal dari kegiatan industri merupakan penyebab utama terjadinya pencemaran air (Wardhana, 1995). Berbagai polutan telah dilaporkan sebagai bahan berbahaya, salah satu diantaranya adalah logam berat yang telah dilaporkan baik di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang (Darmono, 1995).
Menurut Darmono (2006), logam berat yang berbahaya terutama yang mencemari lingkungan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsen (As), kadmium (Cd), krom (Cr), dan nikel (Ni). Logam kadmium (Cd) merupakan unsur logam berat yang paling beracun setelah Merkuri (Hg). Krom merupakan logam berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan. Krom mempunyai daya racun yang tinggi dan dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut serta keracunan kronis. Efek samping dari bentuk krom hexavalen pada kulit adalah termasuk dermatitis, dan reaksi alergi kulit. Selain itu menyebabkan timbulnya gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan hidung gatal. Logam-logam tersebut dapat terakumulasi dalam rantai makanan, maka perhatian yang serius telah dilakukan untuk menemukan metode yang efektif dan efisien untuk menghilangkannya dari air limbah industri (Darmono, 1995).
Menurut Hariani dkk (2009), usaha-usaha pengendalian limbah ion logam belakangan ini semakin berkembang. Beberapa metode kimia maupun biologis telah dicoba untuk menghilangkan logam berat yang terdapat didalam limbah, diantaranya adsorpsi, pertukaran ion (ion exchange), dan pemisahan dengan membran. Proses adsorpsi lebih banyak dipakai dalam industri karena lebih ekonomis dan juga tidak menimbulkan efek samping yang beracun serta mampu menghilangkan bahan-bahan organik.
Penggunaan bahan biomaterial sebagai penyerap ion logam berat merupakan alternatif yang dapat digunakan. Sejumlah biomaterial seperti lumut, daun teh, sekam padi serta beberapa organisme air, begitu juga dari bahan nonbiomaterial sepertip erlit, tanah gambut, lumpur aktif dan lain-lain telah digunakan sebagai bahan penyerap logam-logam berat dalam air limbah (Hariani dkk,2009). Berbagai jenis adsorben telah digunakan untuk menghilangkan logam berat. Contoh adsorben adalah berbagai variasi limbah c a i r yang digunakan untuk menghilangkan ion logam berat seperti arang aktif sekam padi untuk menghilangkan logam Cr dengan persentase serapan 87.24% (Khan,2004), serbuk gergaji kayu karet untuk
6+
menghilangkan logam Cr dengan persentase daya serap 98.89% (Raja,2006), biji salak untuk menghilangkan Cr (VI) dengan persentase serapan 94.28% (Aji dkk, 2012).
Biji salak terkenal memiliki tekstur yang sangat keras. Menurut Bewley et
al. (2013) tekstur biji yang sangat keras disebabkan oleh tumpukan hemiselulosa
dalam dinding sel yang sangat tebal yang merupakan cadangan makanan utama bagi embrio biji tersebut. Bewley juga menyebutkan bahwa hemiselulosa yang paling sering muncul dalam biji adalah dalam bentuk mannan, yakni polimer manosa rantai panjang (antar manosa berikatan secara
β1→4) dengan kemungkinan kecil terdapat sedikit rantai samping berupa gulalain (berikatan secara α 1→6 dengan rantai utama mannan) yang utamanya adalah galaktosa. Jumlah rantai cabang galaktosa yang sangat sedikit pada mannan atau dapat disebut sebagai mannan murni dalam biji, menyebabkan mannan tersebut tidak larut dalam air (Aji,2012).
Adapun beda penelitian terdahulu yang telah dilakukan (Aji,2012) bahwa analisa logam kromium VI dengan menggunakan adsorben biji salak yang diaktivasi secara fisika pada suhu tanur 800
o
2. Karbonisasi dilakukan pada suhu 600
4. Limbah yang akan diteliti diambil dari limbah cair elektroplating Politeknik Negeri Medan
10% sebagai aktivator
4
3 PO
3. Aktivasi yang digunakan adalah secara kimia dengan H
C
o
1. Salak diperoleh dari daerah Tanjung anom Deli serdang
C dengan metode batch dan kolom yang filtratnya kemudian dianalisa dengan uv-visible.
Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada:
1.3. Pembatasan Masalah
2. Bagaimana kapasitas adsorpsi arang aktif biji salak yang diaktivasi secara kimia dapat menurunkan kadar logam kromium (VI) dalam limbah cair Elektroplating.
Berapakah kandungan logam Kromium (VI) yang terdapat dalam limbah cair Elektroplating.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: 1.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti tertarik untuk memanfaatkan biji salak sebagai adsorben yang diaktivasi secara kimia dan diaplikasikan untuk menurunkan kadar kromium (VI) dalam limbah cair elektroplating.
5. Ukuran partikel arang aktif adalah yang lolos saringan 100 Mesh
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
6+ 1.
dalam limbah cair elektroplating untuk mengetahui kandungan logam Cr
2. untuk mengetahui kapasitas adsorpsi arang aktif biji salak yang diaktivasi secara kimia oleh H PO 10% terhadap kromium (VI) yang terdapat dalam
3
4 limbah cair elektroplating.
1.5. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat umum, mahasiswa, maupun industri mengenai pemanfaatan biji salak yang dapat digunakan sebagai adsorben alternatif terhadap limbah Bahan berbahaya dan beracun untuk lebih memanfaatkan bahan- bahan yang selama ini dianggap tidak berguna yang hanya akan dibuang.
1.6. Lokasi Penelitian 1.
Pengambilan sampel limbah cair elektroplating dilakukan di Politeknik Negeri Medan 2. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU Medan.
1.7. Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium yang meliputi beberapa tahapan: 1. Pembuatan larutan 1,5-difenikarbazida 0,5%.
2. Pembuatan larutan seri standar kromium 0.20; 0.40; 0.60; 0.80 dan 1.00 mg/L.
3. Preparasi sampel limbah cair elektroplating.
6+
4.Penentuan kadar logamCr dilakukan dengan metode spektrofotometer sinar tampak (visible) spesifik 540 nm. pada λ