Penghitungan bagi hasil (edited)

Sudut Pandang Nasabah /
Investor
Mudharabah Muqayyadah off
Balance Sheet
Tiga skema
aliran dana
dari nasabah
investor
kepada bank

Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet

Mudharabah Mutlaqah on
Balance Sheet

2
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor


Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet RIA of Balance Sheet
Aliran dana berasal dari satu nasabah investor
kepada satu nasabah pembiayaan. Di sini, bank
syariah bertindak sebagai arranger saja.
Pencatatan transaksinya di bank syariah secara off
balance sheet. Bagi hasilnya hanya melibatkan
nasabah investor dan pelaksana usaha. Besar bagi
hasil tergantung kesepakatan antara nasabah
investor dan nasabah pembiayaan. Bank hanya
memperoleh arranger fee. Disebut mudharabah
karena skemanya bagi hasil, muqayyadah karena
ada pembatasan, yaitu hanya untuk pelaksana
usaha tertentu, dan off balance-sheet karena bank
tidak dicatat dalam neraca bank.
3
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor


Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet

Satu Nasabah
Investor

Satu Pelaksana
Usaha

BANK
KARIM Business Consulting © 2004

4

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
Misalnya, seorang nasabah investor ingin berinvestasi sebesar 10 milyar,
dan disepakati nisbah bagi hasil antara investor dengan pelaksana usaha

sebesar 35:65. karena bank hanya bertindak sebagai arranger, maka
tidak ada dana bank yang digunakan. Katakan pula, pada akhir bulan,
pendapatan dari usaha yang dibiayai sebesar Rp 160 juta. Bagi hasil
investasi nasabah investor dapat dihitung dengan sistem berikut:

Jumlah dana nasabah investor

A

10.000.000.000

Dana bank

B

0

Pembiayaan yang disalurkan = A+B

C


10.000.000.000

Pendapatan dari usaha yang dibiayai

D

160.000.000

Nisbah Bagi Hasil Nasabah

G

0,35

Porsi Bagi Hasil untuk nasabah
investor

H


56.000.000

H=(DxG)

5
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
Pak Akbar menanamkan dananya di Bank Tabarru dalam bentuk deposito
mudharabah sebesar 500.000.000 dengan aqad mudharabah muqayyadah
untuk disalurkan dalam pembiayaan pertanian. Dari pembiayaan tersebut
pendapatan yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 2.500.000. Maka berapakah
pendapatan Pak Akbar dari dana yang ditanamkan di bank tersebut ?
Nisbah bagi hasil untuk nasabah adalah 35 : 65 dan bobot adalah 0.85.
Dana nasabah
Dana yg dapat disalurkan


: Rp. 500.000.000
: Rp. 0.85 x 500.000.000
= Rp. 425.000.000
=0
= Rp. 2.500.000

Dana bank
Pendapatan dari pembiayaan
Maka :
Pendapatan tiap 1000 dana nasabah :

Rasio Dana Terpakai x Keuntungan x ________1_______ x 1000
Dana Nasabah
425.000.000 x 2.500.000 x ______1_____ x 1000 = 4,25
500.000.000
500.000.000
pendapatan yang akan diterima oleh nasabah :
= 4.25 x 35 % x 500.000.000
1000
= 743.750

jadi pendapatan yang akan diterima oleh Pak Akbar adalah sebesar
Rp 743.750
KARIM Business Consulting © 2004

6

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
Latihan Soal
Pak Anwar menabung di Bank ”Manfaat” dalam bentuk
deposito Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet 1
bulan sejumlah Rp 400.000.000 untuk disalurkan kepada
para pedagang di Pasar Cipulir. Keuntungan yang
diperoleh dari pembiayaan kepada pedagang ini adalah Rp
2.000.000. Jika keuntungan yang diperoleh untuk deposito
dalam satu bulan adalah sebesar Rp 1.500.000 dan bobot
0.95. Berapakah nisbah bagi hasil untuk shahibul maal /
nasabah penabung ?


7
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet RIA on-Balance Sheet
Aliran dana dapat terjadi dari satu nasabah investor ke sekelompok
pelaksana usaha dalam beberapa sektor terbatas, misalnya pertanian,
manufaktur, dan jasa. Skema ini membuat bank terlibat dalam
mudharabah-muqayyadah on balance-sheet. Disebut on balance sheet
karena dicatat dalam neraca bank.

Pertanian

Satu Nasabah
Investor

Manufaktur

BANK

Jasa
8

KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet RIA on-Balance Sheet
Misalnya seorang nasabah investor ingin berinvestasi di
sektor perdagangan sebesar Rp 100 juta. Total dana
mudharabah yang diinvestasikan di sektor perdagangan
adalah Rp 90 milyar. Namun tidak seluruh dana ini dapat
digunakan oleh bank, karena bank harus menyisihkan 5 %
dari dana tersebut sebagai simpanan wajib di Bank
Indonesia (GWM= Giro Wajib Minimum). Katakanlah bank
juga ikut melakukan investasi di sektor perdagangan
sebesar Rp 14,5 milyar, sehingga jumlah dana nasabah

investor dan dana bank untuk sektor perdagangan sebesar
Rp 100 milyar. Katakanlah, disepakati nisbah bagi hasil
antara bank dan nasabah investor 50:50. Pada akhir bulan,
sektor
perdagangan
yang
dibiayai
menghasilkan
pendapatan sebesar Rp 1,6 milyar. Bagi hasil dihitung
sebagai berikut:
KARIM Business Consulting © 2004

9

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet RIA on-Balance Sheet
Jumlah seluruh dana nasabah investor


A

90.000.000.000

Jumlah dana nasabah investor yang dapat
disalurkan untuk pembiayaan = Ax(1-GWM)

B

85.500.000.000

Dana bank dalam pembiayaan proyek

C

14.500.000.000

Pembiayaan yang disalurkan = B+C

D

100.000.000.000

Pendapatan dari penyaluran pembiayaan

E

1.600.000.000

Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/Investor

F

15,20

F=(B/D) x E (1/A) x 1000

Perhitungan di atas digunakan untuk menunjukkan pada bulan yang
bersangkutan berapa rupiah yang dihasilkan dari tiap Rp 1000 dana
nasabah/investor yang digunakan untuk pembiayaan. Angka ini (pada
tabel tersebut sebesar Rp 15,20) kemudian digunakan untuk
perhitungan selanjutnya. Pada bulan tersebut bagi hasil yang diterima
sebesar: Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
F
15,20
nasabah/investor
Saldo rata-rata harian

G

100.000.000

Nisbah bagi hasil nasabah

H

50,00

Porsi bagi hasil untuk nasabah

I

760.000

I = F x (50/100) x (G/1000)

KARIM Business Consulting © 2004

10

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Mutlaqah on
Balance Sheet URIA on-Balance Sheet
Dalam skema ini, seluruh dana nasabah investor
kepada bank digunakan tanpa ada pembatasan
tertentu pada pelaksana usaha yang dibiayai
maupun akad yang digunakan.
Nasabah
investor memberikan kebebasan secara mutlak
kepada bank syariah untuk mengatur seluruh
aliran dana, termasuk memutuskan jenis akad
dan pelaksana usaha di seluruh sektor.

11
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Mutlaqah on
URIA on-Balance Sheet
Balance Sheet
Penjualan 1

Jual

Penjualan 2
.
Penjualan n

Nasabah 1
Penyewaan 1

Nasabah 2

Sewa

Nasabah 3
.

BANK

Penyewaan 2
.
Penyewaan n

.
Nasabah n

Kerjasama 1

Kerjasama
Usaha

Kerjasama 2
.
Kerjasama n

12
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Mutlaqah on
URIA on-Balance Sheet
Balance Sheet
Misalnya seorang nasabah investor ingin melakukan
investasi dengan URIA on Ballace Sheet sebesar Rp 100
juta, sedangkan total dan nasabah investor yang ingin
investasi dengan cara ini sebesar Rp 900 milyar. Namun
tidak seluruh dana ini dapat digunakan oleh bank, karena
bank harus menyisihkan 5% dari dana tersebut sebagai
simpanan wajib di Bank Indonesia (GWM=Giro Wajib
Minimum). Katakanlah bank juga ikut melakukan
investasi di sektor perdagangan sebesar Rp 145 milyar,
sehingga jumlah dana nasabah investor dan dana bank
untuk investasi sebesar Rp 1000 milyar. Katakanlah,
disepakati nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah
investor sebesar 35:65. Pada akhir bulan, investasi yang
dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar Rp 16 milyar.
Bagi hasil dihitung sebagai berikut:
KARIM Business Consulting © 2004

13

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Mudharabah Mutlaqah on
URIA on-Balance Sheet
Balance Sheet

Jumlah seluruh dana nasabah/Investor

A

900.000.000.000

Jumlah dana nasabah/Investor yang dapat
disalurkan untuk pembiayaan = Ax(1-GWM)

B

855.000.000.000

Dana bank

C

145.000.000.000

Pembiayaan yang disalurkan = B+C

D

1.000.000.000.000

Pendapatan dari penyaluran pembiayaan

E

16.000.000.000

Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/Investor

F

15,20

F = (B/D) x E x (1/A) x 1000

Dengan demikian,
bagi hasil yang
diterima oleh
nasabah/investor
tersebut pada bulan
yang bersangkutan
sebesar Rp 988.000
sebelum pajak.

Pendapatan dari setiap Rp 1000
dana nasabah/Investor

F

15,20

Saldo rata-rata harian

G

100.000.000

Nisbah nasabah

H

0,65

Porsi bagi hasil untuk nasabah

I

988.000

I = F x (65/100) x (G/1000)

14
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Berbeda dengan perhitungan bagi hasil dilihat dari sudut
pandang nasabah yang lebih terfokus pada penghitungan
berapa bagi hasil yang akan didapatkan oleh nasabah.
Pada sudut pandang pihak bank perhitungan bagi hasil
ditujukan juga untuk menentukan berapa besar nisbah
bagi hasil dan alokasi bagi hasil yang akan dibagikan
kepada nasabah

15
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penentuan Tingkat Bobot
Yang dimaksud dengan bobot adalah tingkat prosentase produk
pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk dana pembiayaan.
Dengan demikian tidak semua dana nasabah dapat
dimanfaatkan untuk pembiayaan. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya tuntutan terlaksananya sistem prudential banking dan
terpenuhinya kebutuhan likuiditas. Beberapa faktor yang
menentukan tingkat bobot adalah :
1. Tingkat Giro Wajib Minimum yang ditetapkan oleh bank
sentral. Untuk Indonesia BI menetapkan GWM bagi rupiah
adalah 5% dan GWM bagi dollar adalah 3%
2. Besarnya cadangan dana yang dibutuhkan oleh bank
untuk menjamin terlaksananya operasional perbankan.
3. Tingkat besarnya dana-dana yang ditarik setor oleh
nasabah atau investor (floating).
16
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penentuan Tingkat Bobot
Dalam bentuk equation, teknis penghitungan tingkat bobot
dapat dituliskan sebagai berikut:
Tingkat bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating Rate)
Semakin tinggi tingkat bobot menunjukan semakin besar
dana nasabah yang dapat digunakan sebagai dana
pembiayaan. Demikian sebaliknya, semakin rendah tingkat
bobot maka semikin kecil juga prosentase dana yang dapat
di gunakan sebagai dana pembiayaan.
Besarnya tingkat excess reserve dan floating dipengaruhi
oleh karakteristik dari setiap produk yang ada. Untuk produk
yang memiliki tingkat turn over yang besar, maka biasanya
bank akan menetapkan tingkat floating untuk jenis ini lebih
tinggi dari produk lain yang memiliki tingkat turn over yang
lebih kecil.
17
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penentuan Tingkat Bobot
Hitunglah tingkat bobot untuk masing-masing jenis produk
untuk saldo bulanan, bila diasumsikan tingkat GWM untuk
rupiah 5%, tingkat excess reserve untuk semua produk 2%
dan floating rate untuk giro, tabungan dan deposito berturutturut adalah 4%,3%, dan 2%. Jika berturut-turut untuk
masing-masing produk pendanaan tersebut mempunyai
nilai nominal Rp 800 juta untuk giro, Rp 1,2 miliar untuk
tabungan dan Rp 2,4 miliar untuk deposito. Maka
berapakah total dana pihak ketiga yang dapat digunakan
sebagai dana pembiayaan ?

18
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penentuan Tingkat Bobot

GWM

Excess
Reserve

Floating
Rate

Bobot

Nilai
Nominal
(dlm juta)

Giro

5%

2%

4%

0.95

800

760

Tabungan

5%

2%

3%

0.95

1,200

1,140

5%

2%

2%

0.92

2,400

2,280

Jenis

Deposito Mudharabah

Saldo
Tertimbang
(dlm juta)

Bobot = 1 – (GWM)
Dalam prakteknya bank syariah dapat saja menanggung
kewajiban GWM dari modal bank, sehingga bobotnya :
Bobot : 1 – (GWM + ER + FR)
Bobot : 1 – Ø
Bila hal ini dilakukan, maka bank tidak mengenakan bobot
dari dana nasabah tersebut.

19
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penghitungan Bagi Hasil
Nasabah
Jenis Produk

Saldo
akhir
bulan

A

B

a. Giro
b. Tabungan
Wadiah
Mudharabah
c. Deposito
1 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
Jumlah

Bobot

Saldo
Tertimbang

Distribusi Pdt
akan Dibagikan

Nisbah utk
Nasabah

Bagian
Pendapatan
Nasabah

% PA

C

D=B*C

(E=(D/∑D)*∑E)

F

G= E*F

(H=(G/B)*12*100%)

GIVEN

DIDISTRIBUSIKAN

DIHITUNG

GIVEN
DI CARI

DATA
-

-

DIHITUNG

-

DATA

20
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penghitungan Bagi Hasil
ContohNasabah
Bank menyalurkan pembiayaan sebesar RP 600.000.000
dengan keuntungan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp
16.000.000,-. Posisi pengumpulan dana pihak ketiga adalah
sebagai berikut :
Giro Mudharabah Rp.100.000.000
Tabungan
Rp. 200.000.000
Deposito :
1 bulan : Rp 150.000.000
3 bulan : Rp 25.000.000
6 bulan : Rp 75.000.000
12 bulan : Rp 50.000.000
Jika Pak Hasan adalah salah satu nasabah yang memiliki
giro di Bank tersebut senilai Rp 25.000.000 dimana nisbah bagi
hasil untuk jenis giro adalah 20 : 80, dan bobot giro adalah 0.91
berapakah pendapatan yang akan diterima oleh Pak Hasan ?
21
KARIM Business Consulting © 2004

Sudut Pandang Bank

Penghitungan Bagi Hasil
Jawab
Nasabah
Pembiayaan Rp 600.000.000
Total pendapatan Rp 16.000.000
Jenis Produk

Saldo akhir
bulan

Bobot

Saldo
Tertimbang

Distribusi
Pend. Per
Jenis

Nisbah
utk
Nasabah

(4=(2/Σ2)*Σ4)

7 =(6/1) x 12
x 100%

2

a. Giro

100,000,000

0.91

91,000,000

2,600,000

20%*

520,000

6%

b. Tabungan

200,000,000

0.92

184,000,000

5,257,143

65%

3,417,143

21%

-

5

% PA

1

c. Deposito

3=1x2

Bagi Hasil
Nasabah per
Produk

-

6=4 x 5

-

1 Bulan

150,000,000

0.95

142,500,000

4,071,429

70%

2,850,000

23%

3 Bulan

25,000,000

0.95

23,750,000

678,571

75%

508,929

24%

6 Bulan

75,000,000

0.95

71,250,000

2,035,714

80%

1,628,571

26%

12 Bulan

50,000,000

0.95

47,500,000

1,357,143

85%

1,153,571

28%

Jumlah

600,000,000

560,000,000

16,000,000

10,078,214

Bagi hasil yang diperoleh oleh Pak Hasan Per tahunnya adalah :
Rp 25.000.000,- x 6% = Rp 1.500.000,* Nisbah Bagi Hasil yang diberikan
KARIM Business Consulting © 2004

kepada nasabah pemegang giro

22

Sudut Pandang Bank

Penghitungan Nisbah Bagi Hasil

Jenis Produk
A

Saldo
akhir
bulan
B

a. Giro
b. Tabungan
Wadiah
Mudharabah
c. Deposito
1 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
Jumlah

Bobot

Saldo
Tertimbang

Distribusi Pdt
akan Dibagikan

Nisbah utk
Nasabah

BH per Produk

% PA

C

D=B*C

E

F=G/E

(G=(H*B)/(12*100%)

H

DI CARI

DIHITUNG

GIVEN

-

PROYEKSI

DIHITUNG

-

-

PROYEKSI

PROYEKSI

23
KARIM Business Consulting © 2004