MENGGALI PELUANG KEGIATAN BARU MGMP DALA

MENGGALI PELUANG KEGIATAN BARU MGMP DALAM
RANGKA DIVERSIFIKASI KEGIATAN DAN PEI\"INGKATAI{

KINERJA MGMP BAIIASA INGGRIS SMA/},IA
KABUPATEN BANYUMAS

Suwartono

"#ry%

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jarn-a Tengah, Indonesia
suwartononewton@ gmail. com

NtP.19691010 199412 1 003

PENDAHULUAN
PenyelenggaraatT pendidikan yang berkualitas dan tepat guna mutlak sangat

diperlukan dalam rangka meningkatkan mutu dan hasil belajar yang diharapkan.
Melalui program peningkatan kompetensi guru di sekolah maupun di forum kelompok

kerja musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), diharapkan dapat diwujudkan guru
yang mempunyai pribadi yang tangguh, cendikia, kreatif dan inovatif.

Guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai tugas, fungsi,

dan

kedudukan yang sangat sentral dan strategis dalam penciptaan insan Indonesia cerdas,

kompetitif, dan komprehensif. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan
sebagai profesi yang bermartabat. Pengembangan guru sebagai profesi memerlukan

suatu system pembinaan dan pengembanagn profesi guru secara terprogram dan
berkelanjutan dalam rangka mewujudkan guru yang professional.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, bahwa pengembangan keprofesionalan merupakan salah satu komponen

pada unsur utama yang kegiataanya diberikan angka kredit dan merupakan salah satu

persyaratan yang wajib dipenuhi oleh guru untuk kenaikan pangkat/ golongan dan
jabatan setingkat lebih tinggi

.

Agar dapat memenuhi angka kredit yang diwajibkan untuk pengusulan kenaikan

pangkat/golongan dan jabatan setingkat lebih tinggi, maka guru dituntut untuk
meningkatkan profesionalnya secara terus menerus melalui berbagai upaya antara lain

melalui pendidikan, bimbingan tehnis, pembinaan karier, pelatihan, pengembangan
profesi, dan kegiatan pendukung lainnya, baik melalui kegiatan di dalam maupun di

luar kelompok kerja MGMP. Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan

akan

mendukung pengembangan karier guru yang mampu membangun dan merealisasikan
target pembangunan pendidikan nasional.


PELUANG KEGIATAN BARU

MGMP,

jika

dimanfaatkan sebagaimana mestinya, maka akan mampu

memberdayakan guru. Betapa tidak, para gunr bahasa Inggris dengan beragam latar
belakang akan saling belajar dan berlatih, saling mengisi dan bekerjasama secara terus

menerus tanpa secara berarti dibatasi oleh ruang dan waktu. MGMP dapat
menjembatani berbagai kesenjangan persepsi, kompetensi, kinerja, maupun kualitas
diantara sesama guru.

Dikatakan tanpa dibatasi oleh waktu karena tempat untuk berserikat bagi guru
bahasa Inggris telah ditetapkan pada radius yang masih terjangkau. Dikatakan tanpa

dibatasi waktu karena secara konvensi telah ditetapkan guru bahasa Inggris memiliki
hari bersama MGMP setiap hari Selasa. Jadi, sesungguhnya tinggal soal persepsi dan

kesadaran dari mereka yang tergabung dan pengelolaan dari pengurus serta komitmen

pihak-pihak yang terkait.

Sebagai wadah pemberdayaan guru, MGMP tidak boleh terlalu menyandarkan

diri

kepada uluran tangan dan gelontoran program dari atas (baca: Pemerintah).

Pengurus mestinya kreatif serta proaktif dalam mengelola SDM dan kegiatan yang
berkualitas. Dengan merencanakan kesepakatan dan kegiatan bersama pihak perguruan

tinggi setempat, misalnya, kiranya besar kemungkinan pihak perguruan tinggi
memberikan respon positif. Hal

ini dimungkinkan sebagai

akan


konsekwensi salah satu

kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi.

Literatur (misalnya Brewster 2007) menyebutkan bahwa pendidikan dan latihan

untuk mempersiapkan tenaga guru (pre-service teacher training) tidak akan cukup
membuat guru memiliki kompetensi cukup mencapai taraf guru prof-esional. Mereka
harus mengembangkan profesionalisme mereka sendiri melalui berbagai sumber dan
saluran. Disini lah asosiasi dan organisasi profesi sebenamya mampu hadir menjadi
aj ang po

sitif untuk pen gembangan profesionali sme mereka.

BARUKAH YANG INI?
Realita di lapangan tidak sesederhana idealisme di atas.

Di

sana sini masih


diperlukan sejumlah pembenahan di tubuh MGMP. Misalnya, menurut hasil penelitian
(Suwartono, 2009) persepsi guru bahasa Inggris terkait dengan peran mereka sebagai

guru bahasa menunjukkan ketidakkonsistenan antara persepsi dengan perilaku
profesional mereka. Penelitian lainnya (Suwartono, 2015) menunjukkan terdapat
perbedaan sikap dari sebagian kecil anggota MGMP Bahasa Indonesia SMP di

Purwokerto. Sikap negatif mereka diduga kuat karena ketidakpuasan terhadap
kekurangan yang ada pada MGMP. Boleh jadi, aktivitas MGMP selama

ini

dirasa

cenderung membosankan karena monoton dan tidak memberikan manfaat. Merupakan

ide yang sangat baik, misalnya jika MGMP menghadirkan pemateri atau narasumber
yang sangat kompeten untuk memberikan pelatihan atau workshop.


Selama

ini

pelatihan atau workshop yang diberikan kepada forum MGMP

seputar kurikulum, pengembangan karir, PTK, dan penulisan karya ilmiah. Pengalaman

menunjukkan guru bahasa Inggris di wilayah kegiatan sarasehan ini akan digelar belum
akrab dengan jurnal ilmiah dan prosiding, sementara keduanya memiliki kelebihan jika

dibandingkan dengan buku teks, maka diadakan pelatihan jumal, bahkan workshop
menulis artikel dan makalah. Pelatihan presentasi juga sangat dibutuhkan oleh guru
sebab guru dituntut untuk menyajikan hasil PTK mereka dalam dua forum terpisah
sebelum dibuat laporan akhir. Jenis kegiatan lain yang juga tak kalah pentingnya untuk

diberikan dalam pelatihan-pelatihan atau workshop guru diantaranya metode
pengajaran bahasa Inggris kreatif inovatif, motivasi partisipasi dalam kegiatan-kegiatan

ilmiah, dan upgrading keterampilan berkomunikasi bahasa Inggris lisan, serta teknik

pengaj aran r e ading c ompr

e

he ns

i

on.

Dalam kaitannya dengan masalah ini pengurus MGMP semestinya memiliki
mekanisme untuk menyerap aspirasi anggotanya yang menginginkan perbaikan di
tubuh MGMP sebagai kendaraan mereka untuk maju bersama, misalnya secara berkala

membagikan angket kepada anggota. Angka mereka yang bersikap negatif terhadap

MGMP sendiri memang kecil, hanya sekitar 7%. Namun, kekurangan yang ada tidak
bisa diremehkan dan mutlak dicarikan solusi. Perubahan tentunya tidak selalu bisa
dilakukan secara revolusioner, mengingat anggota MGMP memiliki kebiasaan yang
berbeda-beda. Masalah rendahnya kedisiplinan dan etos kerja bagi sebagian guru,


misalnya, dapat dijadikan pertimbangan bahwa perubahan adalah harga mati tetapi

4

harus dilakukan secara arif dan bijaksana, sehingga perubahan yang dilakukan tidak

justru menimbulkan masalah baru.

JURNAL ILMIAH DAN PROSIDING
Pengalaman menunjukkan umumnya guru tidak mengenal dengan baik jumal

ilmiah dan prosiding. Bagi sebagian besar tenaga pendidik di pendidikan tinggi jurnal
ilmiah dan prosiding akrab di indera dengar serta penglihatan mereka. Pada hakikatnya,

guru perlu mengenal jurnal ilmiah maupun prosiding serta lebih baik lagi
memanfaatkannya untuk pengembangan diri sebagai kalangan profesional. Apa jumal

ilmiah dan prosiding itu?
Keduanya, jurnal ilmiah maupun prosiding merupakan bentuk publikasi ilmiah.


Sebagaimana sebutannya, publikasi ilmiah, keduanya adalah karya berbasis dan
berstandar keilmuan yang dibuat ada atau diadakan untuk khalayak. Sebelumnya,
banyak hasil penelitian dan pemikiran ilmiah sering kali hanya manglcrak di rak, almari

pribadi atau perpustakaan. Boleh jadi orang lain akan mendapatkan manfaat andaikan
membacanya. Boleh

jadi orang lain ingin merujuknya sebagai

dasar pemikiran mereka.

Boleh jadi orang lain ingin membantu memberikan pandangan pribadi mereka atas hasil

penelitian atau pemikiran yang disampaikan. Boleh jadi, dinamika komunikasi ilmiah

akan berlangsung jauh lebih baik yang berdampak pada peningkatan kinerja dan
profesionalisme guru.

Lebih jauh, jumal ilmiah berwujud buku yang isinya sejumlah artikel atau

makalah yang dikirimkan oleh para penulisnya kepada pihak pengelola jurnal. Setelah

digagas oleh

tim ahli (mitra bestari) yang dibentuk oleh pengelola jurnal lalu

diterbitkan. Artikel sendiri karya tulis versi ringkas laporan penelitian atau hasil
pemikiran/tinjauan ilmiah. Prosiding juga berwujud buku yang isinya artikel atau

makalah yang dikirimkan oleh para penulisnya kepada pihak penyelenggara event
pertemuan ilmiah. Afiikel atau makalah tersebut dipresentasikan di depan forum yang

umumnya terdiri atas kolega se-level. Itulah sebabnya, di jenjang perguruan tinggi,
ar"tikel atau makalah ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah dinilai lebih tinggi
dibandingkan dengan yang diterbitkan pada prosiding.
Karena diterrbitkan secaca berkala (misalnya setahun sekali, setahun dua kali
dan setrusnya) maka jurnal dan prosiding kadang disebut berkala ilmiah. Kelebihannya

menyangkut kekinian. Jika dijadikan rujukan maka jurnal dan prosiding ilmiah akan
sangat tepat. Ilmu terus berkembang. Sebagian isi buku sudah tidak relevan lagi. Jurnal
dan prosiding adalah jawabannya.

Sekaitan dengan jurnal dann prosiding ilmiah, beberapa agenda kegiatan yang

perlu diaksikan secara nyata oleh kelompok kerja MGMP. Beberapa diantaranya
menyusun proposal penelitian, kususnya penelitian tindakan, metodologi penelitian
pendidikan, melakukan penelitian pendidikan, menyusun laporan penelitian, menulis

artikel ilmiah, mekanisme publikasi ilmiah, dan pengelolaan jurnal ilmiah

dan

prosiding. Ayo para guru, kenali jumal ilmiah dan prosiding dan manfaatkan
keberadaannya. Malu dengan profesional dokter. Sepertinya dokter akrab dengan jurnal

di bidangnya. Pilot akrab dengan jurnal di bidangnya. Anda mampu mencetak dokter,
mencetak pilot. Mereka tidak mampu mencetak guru. Meskipun intensitas keakraban

Anda dengan jumal maupun prosiding tidak diharuskan setara dengan intensitas
keakraban dosen

- jurnal dan prosiding,

keilmuan yang Anda tekuni atau geluti.

Anda tidak boleh tertinggal dalam informasi

TUGAS (RENCANA KEzuA)

1.

Diskusikan rencana kerja satu tahun berkaitan dengan beberapa jenis kegiatan
yang telah dibahas dalam pertemuan pertama

2.

Kembangkan beberapa jenis kegiatan yang telah dibahas (boleh ditambah)
hingga menjadi rencana kerja yang operasional

3.

Buatlah draf rencana kerja dan serahkan sepekan setelah pertemuan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Brewster, J. 2007. Issues in Pre- and In-Servive Teacher Preparation. Primary
Innovations Regional Seminar. A Collection of Papers.

Sukarni, dkk. 2009. Improving Teachers' Professionalism through Materials
Development, Information Technology and Classroom Action Research.
TEFLIN Journal, Vol. 20, N0. 2.
Suwartono. 2015. Sikap Guru Bahasa Indonesia terhadap Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). The 2nd National Conference on the Association of
Muhammadiyah univer s itie s P ostgraduate Pr a gr ams thr oughout Indone s ia,
Palu, Central Sulawesi. Proceedings.
Suwartono.2009. The Necessity of Synchronizing the EFL Teachers' Perception with
Their Behavior to Upgrade Professionalism. TEFLIN Conference, Malang,
East Java. Proceedings.
Suwartono.2A09. Diklat Guru, atau Pembodohan Masyarakat? Radar Banyumas (edisi
5 Agustus 2009)

7