investasi jangka pendek akuntansi mene (1)

INVESTASI JANGKA PENDEK
Dibuat untuk memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Menengah
Dosen Pengampu : Christina Retno G, S.E M.Si

Disusun Oleh :
Keyko Yogi W

3.41.13.5.13

Kolifah

3.41.13.5.14

Maryam Shodiq

3.41.13.5.15

Mutiara P

3.41.13.5.16


AK 2 F

JURUSAN AKUNTANSI PRODI AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
1

Pengertian Investasi Jangka Pendek
Kelebiahan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan karena itu
kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan selam masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena
jangka watu tidak dipkainya ka situ relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam
bentuk atau dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk
deposito, sertefikiat bank atau surat – surat berharga yaitu saham ( efek ekuitas) dan obligasi
(efek Utang).
 Efek bersifat hutang
Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau surat
berharga komersial tergantung dar i tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya
ataupun ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak
atas pembayaran pokok hutang beserta bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai
dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan penerbitan surat hutang seperti

misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu. Efek bersifat hutang ini
biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tetap dan hanya
dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat disertai
jaminan ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai jaminan maka
dapat

diperjanjikan

dalam penerbitan

efek

bahwa

pemegang

efek

adalah


memiliki peringkat syang tertinggi dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa
jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.
 Efek bersifat ekuitas
Efek bersifat ekuitas merupakan saham dari suatu perusahaan (yang biasanya
merupakan saham biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang efek
bersifat ekuitas ini adalah merupakan pemegang saham. Tidak seperti pada surat
hutang yang mensyaratkan adanya pembayaran bunga secara teratur kepada si
pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini si pemegang efek tidak berhak atas
pembayaran apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai sahamnya hanya berupa
sisa harta perseroan setelah dikurangi pembayaran hutang (apabila ada) terhadap
seluruh

kreditur perseroan. Pemegang saham juga berhak atas keuntungan

perusahaan dan kenaikan harga saham dimana pemegang

2

Syarat-syarat surat berharga yang dibeli untuk tujuan investasi jangka pendek :
1. Surat-surat berharga itu harus dapat segera dijual kembali dengan harga yang berlaku

pada tanggal penjualannya. Surat-surat berharga yang memenuhi syarat ini adalah
surat-surat berharga yang terdaftar dalam bursa saham.
2. Penjualan surat berharga dimaksutkan untuk memenuhi kebutuhan uang.
Surat-surat berharga yang memenuhi sayarat diatas mungkin dimiliki dalam waktu yang
sangat singkat atau mungkin jjuga agak lama. Tetapi karena surat berharga tersebut
merupakan sumber uang yag segera maka didalam neraca dikelompokkan dalam aset lancar.
Hal ini sesuai dengan PSAK NO 13 yang menyatakan bahwa investasi lancar harus
dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar, sedang investasi yang dilakukan untuktujuan
melindungi, mempermudah, atau mempertahankan bisnis disebut investasi jangka panjang,
yang akan dikelompokkan kedalam aktiva jangka panjang.
Pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi obligasi ( efek Utang) dan saham (efek
Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut perusahaan harus
mengklasifikasikan investasi saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo ( Held to Maturity)
Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus diklasifikasikan dalam
kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo”
2. Diperdagangkan ( Trading)
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan ke dalam kelompok “diperdagangkan”. Investasi ini dilakukan
dengantujuan untuk mecari laba dari perbedaan harga jangka pendek

3. Tersedia untuk dijual (available for sale)
Efek yang tidak diklasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut harus
dilasifikasikan ke dalam kelompok “tersedia untuk dijual”
Selanjutnya dalam PSAK No. 50 Paraf 19 dinyatakan bahwa investasi dalam surat
berharga yang masuk kelompok “diperdagangkan” harus dicantumkan sebagai aktiba lancar
dalam neraca, sedangkan investasi yang masuk dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh
tempo” dan “tersedia untuk dijual” dapat disajikan dalam kelompok aktiva lancar atau tidak
lancar bedaraskan keputusan manajemen. Khusus untuk obligasi yang akan segera jatuh
tempo, harus diklompokan dalam aktiva lancar.

3

Tujuan investasi jangka pendek adalah :
1) Memanfaatkan kelebihan cash flow untuk sementara waktu.
2) Memperoleh tambahan dana.
Karakteristik investasi jangka pendek adalah :
1) Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan.
2) Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat
menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.
3) Berisiko rendah (pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah

karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga tidak termasuk
dalam investasi jangka pendek).

Pencatatan Surat – Surat Berharga
Surat – surat berharga yang dibeli didebitkan dalam rekening surat – surat berharga
dengan jumlah sebesar harga perolehannya. Harga perolehan surat berharga adalah harga kurs
ditambah komisi, provisi, meterai dan biaya – biaya lain yang timbul pada saat pembelian.
Apabila surat berharga yang dibeli berupa obligasi dan pembeliannya dilakukan tidak pada
pembayaran bunga , maka timbul masalah bunga bejalan yaitu bunganyang dibayarkan oleh
pembeli untuk jangka waktu tanggal bunga terakhir sampai tanggal pembelian.
Bunga berjalan ini tidak termasuk dalam harga perolehan obligasi tetapi dicatat tersendiri.
Obligasi
Tanggal 9 agustus 2006 dibeli 100 lembar obligasi PT Bahana Ventura nominal Rp 500.000
kurs 101. Tingkat bunga 12 % dibayar setiap tanggal 1 Mei dan 1 November.
Dibayar biaya provisi pembelian dan materai Rp 350.000. tanggal 1 Desember 2006 semua
surat obligasi dijual dengn kurs 105 dan membayar biaya penjualan Rp 300.000.





Harga perolehan obligasi tanggal 9 agustus 2006
Harga kurs, 101 % X (Rp 500.000 X 100)

Rp 50.500.000

Biaya provisi pembelian dan materai

Rp

Harga perolehan obligasi

Rp 50.850.000

350.000

Pendapatan bunga berjalan yang dibayar dimuka pada tanggal 9 Agustus 2006
4

Nominal Obligasi (Rp 500.000 X 100)


: Rp 50.000.000

Tingkat bunga

: 12 %

Tanggal bayar bunga terakhir (oleh PT Bahana Ventura)

: 1 Mei 2006

Tanggal pembelian Obligasi

: 9 Agustus 2006

Periode bunga dai 1 mei – 9 agustus

: 100 hari

Mei 31-1


30

Juni

30

Juli

31

Agustus

9

Jumlah

100

Perhitungan bunga : 100/360 X 12 % X Rp 50.000.000 = Rp 1.643.836
Jadi jumlah yang harus dibayar adalah Rp 50.850.000 + Rp 1.643.836 = Rp52.493.836

Jurnal pembelian obligasi
Tanggal Nama Akun dan Ketarangan
2006 9 Surat berharga-obligasi PT Bahana Ventura
Agus
Piutang bunga obligasi
Kas
(Pembelian obligasi 100 lembar PT Bahana Ventura)

Debit
Rp 50.850.000
Rp 1.643.836

Kredit
Rp 52.493.836

Penerimaan pendapatan bunga obligasi tanggal 1 November 2006
Tanggal bayar bungan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November = 184 hari ( 6 bulan)
Besarnya bunga yang diterima 184/360 X 12% X Rp 50.000.000 = Rp 3.024.658
Jurnal penerimaan bunga obligasi
Tanggal Nama Akun dan Ketarangan

2006 1 Kas
Nov
Piutang Bunga Obligasi
Pendapatan bunga obligasi
(penerimaan bunga obligasi)

Debit
Rp 3.024.658

Kredit
Rp 1.643.836
Rp 1.380.822

Penjualan Obligasi
 Harga jual obligasi
Harga kurs 105% X Rp 50.000.000

Rp 52.500.000

Biaya penjualan

(Rp

Harga jual obligasi

Rp 52.500.000

 Tanggal terakhir terima bunga

: 1 November

Tanggal penjualan obligasi

: 1 Desember

300.000)

5

Pendapatan bunga berjalan dari tanggal 1 Nov-1Des : 1 bulan
1/12 X 12% X Rp 50.000.000 =

Rp

500.000

Jumlah yang harus diterima

Rp 52.700.000

 Laba / rugi penjualan obligasi
Harga jual

Rp 52.200.000

Harga perolehan

(Rp 50.850.000)

Laba penjualan obligasi

Rp 1.350.000

 Jurnal penjualan obligasi

Tanggal Nama Akun dan Keterangan
200 1 Kas
6
Des

Debit
Rp 52.700.000

Surat berharga-obligasi PT Bahana Ventura
Pendapatan bunga
Laba penjualan obligasi
(penjualan obligasi PT Bahana Ventura)

Kredit

Rp 50.850.000
Rp
500.000
Rp 1.350.000

Saham
Misal, pada tanggal 1 Maret 2013, PT Rifa memperoleh 4.000 lembar dari 50.000
lembar saham biasa yang beredar PT Rafi seharga Rp.4.050 ditambah biaya komisi sebesar
Rp.150.000. Pada tanggal 8 Juli, Dividen tunai sebesar Rp.1.750 per lembar dan Dividen
saham 2% diterima. Pada tannggal 7 Desember, 1.000 lembar saham dijual seharga RP.5.250
dikurangi biaya komisi Rp.55.000
Pembelian saham dicatat dalam rekening surat berharga dengan jumlah sebesar harga
perolehan yaitu harga kurs ditambah biaya-biaya pembelian. Jurnal yang dibuat adalah :
Investasi saham – PT Rafi

Rp.16.200.000

Biaya komisi

Rp.

Kas

150.000
Rp. 16.350.000

Perhitungan :
Harga saham (4.000lb x Rp.4.050 x 100%) ..................................................Rp.16.200.000
Biaya komisi...................................................................................................Rp.

150.000
6

Biaya perolehan saham .............................................................................Rp.16.350.000
Kas

Rp.7.324.000
Pendapatan Dividen

Rp. 7.000.000

Dividen saham

RP.

324.000

Perhitungan :
Rp.1.750 x 4.000 = Rp.7.000.000
2% (Rp.16.200.000) = Rp.324.000
Kas

Rp.5.195.000

Biaya komisi

Rp.

55.000

Investasi saham – PT Rafi

Rp.4.050.000

Laba penjualan saham PT Rafi

Rp.1.200.000

Perhitungan :
Harga jual saham (1.000lb x Rp.5.250)..........................................................Rp.5.250.000
Biaya perolehan saham (1.000lb x Rp.4.050) ...............................................Rp.4.050.000
Laba penjualan saham ............................................................................RP.1.200.000
Penilaian Surat Berharga
Dalam hubungannya dengan penilaian surat – surat berharga, PSAK No. 13 menyebutkan
yaitu :
Investasi yang dklasifikasikan sebagai aktiva lancer harus dicatat dalam neraca pada
nilai terendah antara biaya dan nilai pasar.
Biaya ( Cost) dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata – rata tertimbang, atau LIFO.
Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofoio agregat, dalam total atau menurut
kategori investasi ataupada dasarnya investasi individual yang ditetapkan secara
konsiten
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam
pasar yang aktif.

7

Dengan demikian jelas bahwa berdasarkan SAK, investasi jangka pendek dalam surat
berharga harus dinilai sebesar yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar,
yang dapat dilakukan secara keseluruhan (agregat) atau menurut tiap-tiap elemen surat
berharga (individual).
Apabila harga pasar surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga
perolehannya dengan selisih yang cukup berarti, dan nyata bahwa penurunan tersebut tidak
bersifat sementara, maka surat berharga yang diantumkan dalam kelompok aktiva lancar
tidak boleh melebihi harga pasarnya.
Dalam keadaan ini akan diakui adanya kerugian yang belum direalisasi. Jumlah kerugian
yang diakui adalah sebesar selisih antara harga perolehan dengan harga pasar pada tanggal
neraca. Pencatatan kerugian yang diakui dilakukan denga mendebit rekening rugi penurunan
nilai surat berharga dan kreditnya cadangan penurunan nilai surat berharga.
Rugi ini termasuk dalam kelompok rugi diluar usaha dalam laporan Laba Rugi, sedang
adangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan dalam neraca mengurangi
rekening surat berharga. Apabila terjadi penjualan surat berharga yang sudah diturunkan
nilainya, maka laba atau rugi penjualan dihitung dnegnan membandingkan harga jual dengan
harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan).
Yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar
Apabila harga pasar surat-surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga
perolehannya dengan selisih yang cukup berarti dan nyata bahwa penurunan tersebut tidak
bersifat sementara, maka surat berharga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancara
dalam neraca tidak boleh melebihi harga pasarnya. Disini akan diakui adanya kerugian yang
belum terjadi. Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih dari harga perolehan
dengan harga pasarnya pada tanggal neraca. Pencatatn kerugian yang diakui dilakukan
dengan mendebit rekening rugi penurunan nilai surat berharga dan kreditnya cadangan
penurunan nilai surat berharga.
Rugi penurunan nilai surat berharga termasuk kelompok rugi diluar usaha dalam laporan
laba rugi sedang cadangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan didalam neraca
mengurangi rekening surat berharga. Apabila terjadi penjualan surat berharga yang sudah
diturunkan nilainya, maka laba atau rugi penjualan dihitung dnegnan membandingkan harga
jual dengan harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan). Cara yang lebih rendah

8

antara harga perolehan atau harga pasar dapat diterapkan kepada surat-surat berharga dengan
dua cara :
1. Diterapkan pada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.
2. Diterapkan pada masing-masing elemen surat berharga
Sebagai contoh, misalnya diketahui data investasi surat berharga milik PT Rafi tanggal 31
Desember 2010
Yang Lebih Rendah antara
Keterangan
Obligasi PT Rere
Saham PT Rani
Saham PT Rinnai
Jumlah

Harga Perolehan
Rp. 50.000.000
Rp. 99.000.000
Rp. 80.000.000
Rp.229.000.000

Harga Pasar

Harga Perolehan atau Harga

Rp. 55.000.000
Rp. 90.000.000
Rp.75.000.000
Rp.220.000.000

Pasar (masing-masing elemen)
Rp.50.000.000
Rp. 90.000.000
Rp. 75.000.000
Rp.215.000.000

Jika diterapkan dengan cara pertama yaitu kepada jumlah keseluruhan surat-surat
berharga maka dibandingkan antara Harga Perolehan dengan Harga Pasar ternyata lebih
rendah Harga Pasar daripada Harga Perolehan, sehingga surat berharga dalam neraca akan
nampak sebesar Rp.220.000.000. Dan akan tampak kerugian sebesar Rp.229.000.000 –
Rp.220.000.000 = Rp.9.000.000, dicatat dengan jurnal pada tanggal 31 Desember 2010.
Rugi penurunan nilai surat berharga

Rp.9.000.000

Cadangan penurunan nilai surat berharga

Rp.9.000.000

Jika diterapkan dengan cara kedua yaitu kepada masing-masing elemen surat berharga
maka perbandingannya dilakukan satu per satu. Misal PT Rere Harga Perolehannya sebesar
Rp.50.000.000 dan lebih rendah dari Harga Pasarnya Rp.55.000.000. maka yang digunakan
adalah Rp.50.000.000. Investasi yang lain juga dibandingkan seperti itu dan menggunakan
jumlah yang lebih rendah. Maka jumlah yang lebih rendah masing-masing elemen yaitu :
Rp.50.000.000 + Rp.90.000.000 + Rp.75.000.000 = Rp.215.000.000. Dan akan tampak
kerugian sebesar Rp.229.000.000 – Rp.215.000.000 = Rp.14.000.000
Apabila surat berharga diatas dijual pada tahun tersebut dengan harga bersih
Rp.250.000.000 maka akan memperoleh laba penjualan :

9

Harga jual

Rp.250.000.000

Harga perolehan

Rp.229.000.000

Cadangan penurunan nilai

Rp. 9.000.000
Rp.220.000.000

Laba penjualan saham

Rp. 30.000.000

Dan apabila pada tahun 2011 dijual tidak sekaligus , maka akan timbul masalah
menghitung penurunan nilai untuk tiap jenis surat berharga , terutama bila perhitungannya
untuk keseluruhan jumlah surat berharga. Karena penjualantidak dilakukan sekaligus maka
Rekening Cadangan juga akan disesuaikan pada akhir periode.
Misal, bulan April 2011 PT Rani menjual saham 500 lembar dengan harga
Rp.250.000/lembar. Kurs 91 dan biaya penjualan sebesar Rp. 150.000
Harga kurs = 91% x 500lb x Rp.250.000

= Rp.113.750.000

Biaya penjualan

= Rp.

Harga jual saham

= Rp.113.360.000

Harga perolehan

= Rp. 99.000.000

Laba penjualan saham

150.000

= RP. 14.600.000

Jurnal yang dibuat :
Kas

Rp.113.360.000
Surat berharga – Saham PT Rani

Rp.99.000.000

Laba penjualan saham

Rp.14.600.000

Apabila surat berharga sudah diturunkan nilainya sampai pada jumlah harga pasarnya
maka penyesuaian-penyesuaian berikutnya hanya dibuat selama perubahanharga tersebut
masih dibawah harga pokoknya. Bila harganya naik sampai diatas harga pokoknya maka
penyesuaian yang dibuat maksimum akan berhenti sesudah rekening cadangan penurunan
nilai menunjukkan saldo nol. Dan bahwa lower of cost or market untuk penilaian surat-surat
berharga hrus diterapkan kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.

Penyajian dalam Laporan Keuangan
10

PT RAFI
Laporan Posisi Keuangan (sebagian)
ASET
Aset Lancar :
Kas

Rp. 350.000.000

Investasi Jangka Pendek

Rp. 220.000.000

11