Hidup adalah Sebentar Senang Sebentar Su

Hidup adalah Sebentar Senang Sebentar Susah:
Memahami logika kehidupan
Moh. Yusuf, Lc. M. Fil,I
Abstark
Kehidpan merupakan kumpulan seperangkat gerak material dimana kesan atasnya dapat
dirasakan oleh panca indera atau non material yang kesannya hanya dapat dirasakan oleh daya
pikiran, insting, perasaan, dan rasa. Hidup adalah perubahan, kenyataan yang silih berganti pada
ketentuan dan kepastiannya sendiri. Logikanya hanya bisa dipahami oleh keinsafan diri atas gerak
dan laju kehidupan. Pada hakikatnya, keinsafan itu mengantarkan kepada dua kutub yang silih
berganti mengiringi inti keberadaan dan pencarian manusia: sebentar senang sebentar susah.
Kata kunci: hidup, perubahan, senang, susah.
Pandangan Hidup
Mayoritas Manusia berpandangan bahwa ukuran sukses dalam hidup adalah dengan
berkelimpahan materi.Dengan materi yang berlimpah manusia bisa mendapatkan apapun yang
diinginkannya, manusia bisa mendatangkan apa saja yang bisa memuaskan hawa bafsunya.Dengan
materi manusia bisa terhormat, terpandang, berkuasa dan berbuat sesuka hatinya.Berangkat dari
pemikiran diatas manusia kemudian berpacu, berlomba dan mengerahkandaya upaya untuk
mendapatkan keberlimpahan materi.
Pandangan ini kemudian mengkristal, menjadi keyakinan sehingga menyatu dalam tujuan
hidup manusia. Menjadilah kemudian dengan tanpa disadari usaha-usaha mendapatkan materi
yang melimpah satu kesatuan dengan tujuan hidupnya. Sehingga lebih jauh, Pada situasi dan

kondisi tertentu materimenjadisatu-satunya maksud dan tujuan hidupnya.
Ketika materi menjadi keyakinan, materi menjadi tujuan akhir dari kehidupan seseorang
maka yang menjadi tolok ukur hidupnya adalah bersifat kebendaan. Artinya segala yang
berhubungan dengan dirinya diukur dari sejumlah benda yang bisa dinilai dengan angka-angka,
nominal-nominal dengan barometer untung dan rugi.
Ketika direnungkan kembali untuk apa sejumlah materi-materi itu dicari, dikejar,
diperjuangkan hingga kemudian didapatkan lalu dibelanjakan untuk kepentingan-kepentingan dan
kepuasaan-kepuasan, maka jawabannya tidak lari dari salah satu diantara dua ini: senang atau
bahagia selamanya. Hidup senang mati bahagia: surga.

Usaha-Usaha Mendapatkan materi: Kontrak Materi
Pada zaman sekarang ini apa yang tidak bisa diuangkan. Demikianlah uangkapan yang
sering terdengar. Apa saja bisa dinilai dengan berapa, nominal dan jumlah: wani piro. Materi
demikian jauh masuk kedalam kehidupan manusia masakini hingga pada yang paling hakiki.
manusia sepuhnya tidak bisa menghindari dan berlari dari materi.
Akibatnya, Tidak terdapat sejumlah relasi-relasi yang tidak menggunakan nominal. Pangkat,
jabatan, mulai dari kepala desa sampai kepala negara seluruhnya menggunakan sejumlah angkaangka, berapa, dan jumlah. Dikalangan manusia masakini kontrak atau kerjasama tidak cukup
hanya diikat dengan hubungan emosional akan tetapi harus kedua-duanya, emosional dan
nominal. Bahkan bisa cukup hanya dengan seberapa jumlah nominal saja. Untuk itu kemudian
jangan heran jika para kepala-kepala itu bertujuan nominallebih ketika ia terpilih melalui kontrak

sejumlah dari nominal-nominal itu: berapa harga yang ia beli untuk menjadi kepala. Untungkah,
atau buntungkah.
Kerja-kerja pegawai, guru, karyawan, buruh-buruh pabrik, asongan, pemulung seluruhnya
adalah kontrak-kontrak dengan sejumlah nominal. Jikauntuk memperoleh pangkat ber-angka
sekian dengan ukuran huruf sekian maka nominalnya sekian, jika lama kerja sekian dengan jam
kerja sekian maka nominalnya sekian, jika laku sekian atau mendapatkan barang sekian maka
nominal yang akan didapatkan adalah sekian. Sekian dan sekian. berapa, nominal, dan jumlah.
Lebih jauh lagi dalam usaha-usaha memperoleh materi yang melimpah manusia terkesan
bringas. Barani melakukan apapun tanpa berpikir sehat hingga mengabaikan nilai-nilai
kemanusiaannya

sendiri.Menipu,

mengeksploitasi,1Manusiamenjual

manusia

(trafficking),

memperdagangkan wanita, anak, hingga organ-organ tubuh manusia.2

Manusia mengeruk kekayaan alam tanpa bisa berpikir luas dan jernih, manusia
mengoksplorasi alam dengan secara membabibuta tidak peduli dampak yang akan ditimbulkannya:
lahan kritis/kekeringan, tanah miskin hara, rentan erosi dan kehilangan biodiversitas. 3 Satu tujuan:
memperlimpah materi. Hidup enak, senang dan bahagia selamanya.
Dari itu Kemudian bagaimana mempertahankan eksistensi diri, mempertahan keadaan
yang mapan, bagaimana keberlimpahan itu kekal, bagaimana ketanpanan dan kecantikan itu awet
1 Salah satunya Kasus yang terjadi pada buruh pabrik kuali tingerang. Mereka diperlakukan layaknya seorang budak,
tidak pernah ganti baju, mereka dikurung di pabrik, tidak bisa keluar, mereka bekerja seperti mesin, namun tidak
pernah dibayar(5/13).http://news.detik.com. Diakses 07.11.13
2Di dunia, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai pemasok perdagangan anak dan organ tubuh manusia
setelah India (10/13).http://www.suarakita.org. diakses 07.11.13

3https://bioenvironmental.wordpress.com. Diakses 07.11.13

bertahandengan berbagai alternatif cara yang memungkinkan namun tidak jarang dengan langkahlangkah dan bentuk-bentuk yang berlebihan. Kalau dulu dikenal dengan lewat mantera-mantera
pesugihan, lewat susuk-susuk pengawet muda. Masakini seiring dengan tingkat kemajuan
teknologi, orang dengan mudah bagaimana membangun benteng-benteng kekayaan yang sudah
tergenggam, lewat jasa keamanan, bank, property, saham dan seterusnya.
Begitu banyak orang mengeluarkan biaya tinggi untuk mendatangi tempat-tempat
kecantikan hanya untuk menjaga keawetan anggota tubuh agar tetap segar, halus, dan

mempesona. Lewat penyedotan lemak, suntik silikon, operasi plastik, mandi susu, mandi coklat
dan seterusnya.
Ritme Perjalanan Hidup
Hidup ini akan terus tetap berjalan menurut kehendak dirinya. Ia tidak peduli dengan apa
yang telah dan yang sedang dan yang akan dilakukan oleh manusia.Berganti ritme dari hiruk Siang
kemudian berganti senyap malam lalu kembali lagi menjadi siang, dari panas kemudian mendingin
lalu kembali panas, dari tiada kemudian ada dan kembalitiada. Dari sini pada dasarnya kehidupan
telah memperkenalkan dirinya. Namun Hidup, Ia terus maju tanpa kenal lelah walau entah kemana
ia bergerak menuju. Adakah kosmos ini punya tujuan.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang

terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi”. (QS. Ali Imran: 190-191)
Ketika kehidupan ini memperkenalkan dirinya dengan cara-caranya sendiri maka sudah
selayaknya manusia memperhatikan itu. Dalam perjalanannya ia telah memperlihatkan bagaimana
perubahan-perubahan itu terjadi dipanggungnyayang terhampar raya.Bagaimana semua ini
tumbuh ada dengan berbagai bentuk, corak dan warna warninya namun kemudian ia layu,
menciut dan rusak habis lalumenghilang dan kemudian kembali lagi dalam bentuknya yang juga
bermacam-macam.Meminjam istilah Heraklitos bahwa kosmos senantiasa berubah dan berjalan

dinamis.4Panthe rhei uden menei, semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal
menetap.5 berganti dan berubah sejalan dengan kepastian dirinya dengan jelma rupa yang
berwarna-warna.
Dengan demikian hukum pasti dari kehidupan kosmos ini adalah perubahannaya yang sama
sekali tidak dapat diganggu gugat.
4 Amsal Bakhtiar,Filsafat Ilmu, cet. 9. Jakarta: Raja Grafindo, 2010. hal. 24
5 Ibid…, hal. 25

Kesadaran akan logika kehidupan ini tentu sangat berguna bagi manusia hingga kemudian
melakukan renungan-renungan akan keberadaan dirinya didalam dunia benda, antar makhlukmakhluk hidup, dan antar sesama manusia.
Hidup BerKesadaran
Sebagaimana kosmos ini yang senantiasa secara dinamis berubah-ubah maka manusia
sebagai bagian dari alam ini sudah barang tentu juga mengalami perubahan-perubahan. Secara
ragawi manusia itu ada dan tumbuh mulai dari bentuk yang kecil kemudian berkembang menjadi
besar. Secara kejiwaan manusia melalui pengalaman-pengalaman seiring dengan tumbuh
berkembangnya bentuk ragawi manusia menemukan kematangan berpikir.Meminjam istilah Rene
Discartes bahwa manusia merupakan gabungan dari dua subtansia, yaitu subtansia yang dapat
berpikir( Jiwa, Ruhani), dan subtansia yang terhampar didalam ruang( Raga, Jasmani).6
Disebut manusia adalah kesatuan antara dua subtansi yang berupa jiwa, ruh serta raga,
jasmani.7Jiwa sendiri dalam kesadaran Plato merupakan sesuatu yang tidak terbatas yang

kemudian terkekang dalam kekakuan ragawi.
Hidup berkesadaran adalahdengan hidup yang dinamis mengikuti perubahan-perubahan
dengan mengoptimalkan potensi akal. Artinya tidak selamanya hidup berjalan dalam satu keadaan
serta kondisi yang monoton. Dengan demikian bahwa dalam ritme perubahan ini memungkinkan
manusia berpandangan bahwa dalam hidup ini tidak ada sesuatu yang pantas dicari, dihindari atau
ditolak secara mati-matian. Karena semuanya dalam ada yang tidak selalu berada dalam
keberadaan yang tetap.
Maka dengan kesadaran ini akan menumbuhkan pula bahwa ketika senang atau susah juga
tidak akan berada dalam keadaan dan kondisi yang tetap pula, semuanya berubah berganti saling
mengisi, terkadang senang namun kemudian susah.
Tamtsil, Seorang manusia ketika mempunyai keinginan ia akan berusaha segera
mendapatkannya, menganggapnya bahwa dengan tercapainya keinginan itu dirinya akan bahagia
selalu. Namun ketika keinginan itu tidak berhasil ia capai maka ia akan selalu berada dalam
rundung kesusahan. Namun kenyataan yang ada bahwa selama dirinya hidup dikolong bumi ini
sudah berapa ribu keinginan yang ia capai namun kenyataannya tidak juga selalu membuatnya
bahagia. Sebaliknya sudah berapa keinginan yang tidak ia capai namun buktinya ia tidak selalu
berada dalam kesusahan.

6 Surajiyo, Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar. Cet. 5. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. hal. 131
7 Ibid…, hal. 129


Semisal seorang pegawai yang ingin berpenghasilan satu bulan satu juta, ia mengatakan,
“jika saya berpenghasilan satu juta tentu saya bahagia”, tidak seperti sekarang ini yang selalu
kurang. Kenyataannya setelah ia mendapatkan penghasilan satu bulan satu juta, kenyataan nya ia
tidak bahagia, bahagia hanya sebentar saja. Kemudian ia berkeinginan lagi, “seandainya saya bisa
berpenghasilan dua juta rupiah sebulan tentu saya benar-benar bahagia” setelah ia berpenghasilan
dua juta rupiah perbulan ia akan susah lagi dan berkeinginan lagi. Hal demikian karena yang
namanya keinginan jika tercapai ia akan mulor.8 Maka tercapainya keinginan bukanlah jaminan
akan bahagia dan senang selamnya.
Demikian juga tidak tercapainya keinginan bukan berarti susah seterusnya. Ia akan susah
sebentar kemudian senang kembali dan begitu seterusnya.
Seseorang yang ingin hendak memilih isteri misalnya tentu ia mengidamkan isteri yang
cantik, perawan, kaya, bernasab darah biru, cerdas, berbakti, cermat, cinta suami dan seterusnya.
Ketika keinginannya tidak berhasil terpenuhi iapun tidak benar-benar susah, akan tetapi hanya
susah sebentar kemudian senang kembali. Ia kemudian menghibur diri, “walaupun syarat pilihanku
tidak terpenuhi semua, asalkan wajahnya cantik, tidak apa-apalah”. Jika yang cantik pun tidak
mampu didapatkannya, iapun akan menghibur diri lagi, “walau tidak cantik asalkan masih perawan
juga tidak apa-apalah” jika yang perawan belum juga berhasil ia dapatkan, iapun akan menghibur
diri lagi, “walaupun seorang janda asalkan belum punya anak juga tidak apa-apalah”, jika
keinginannya belum juga tercapai, ia akan menghibur diri lagi, “walaupun banyak anaknya tidak

apa-apalah asalkan dia sehat”, jika masih juga belum tercapai, ia akan menghibur diri lagi,
“walaupun cacat asalkan berwujud orang tidak apa-apalah”, dengan mencari isteri dengan kriteria
asalkan berwujud orang pastilah tidak akan sukar, dengan demikian ia kembali senang. Karena
ketika keinginan itu tidak tercapai ia akan mungkret 9. Hingga sampai mendapatkan yang
diinginkannya kemudiania senang kembali.
Maka teranglah bahwa senang dan susah tidak tetap. Selalu berganti satu sama lain,
sebentar senang sebentar susah, sebentar panas sebentar dingin, sebentar siang sebentar malam.
Demikianlah kehidupan.
Jika seseorang insaf, sadar dengan hakekat hidup yang demikian diharapkan akan
senantiasa introspeksi dalam setiap langkah-langkah yang dipilih dalam setiap kesempatan serta
peluang yang ada dihadapannya. Jika inti yang dicari dalam hidup ini adalah bahagia maka bahagia
itu hanya sebentar kemudian susah kembali atau sebaliknya. Kemudian tidak sembarangan
8 Ki Ageng Suryomentaram, Falsafah Hidup Bahagia: Jalan Menuju Aktualisasi Diri, jilid. 1. Jakarta: Panitia Kawruh
Jiwa, tt. hal. 3
9 Ibid…, hal. 6

mengeruk dan mengeksplorasi alam secara membabi buta, tidak mengambil jabatan dengan
menghalalkan segala cara, mencari keuntungan materi dengan mengenyampingkan nilai-nilai fitrah
kemanusiaan, mempertahankan kelimpahan materi dengan merugikan sesama, usaha-usaha
memperindah diri dengan cara-cara yang berlebihan. Sebab semakin ia mengeruk dan

mengeksplorasi, semakin ia mengejar jabatan, semakin ia mempertahankan kekayaan,bersolek
mengejar ketanpanan-kecantikan akan semakin pula ia dikejar kesusahan, karena keinginan yang
tercapai itu bersifat mulor, semakin tercapai maka semakin mulor yang berarti juga semakin susah.
begitu juga ketika keinginan itu tidak tercapai bukan berarti seseorang akan selalu susah,
hanya susah sebentar kemudian senang lagi. Sebab keinginan yang tidak tercapai akan mungkret,
semakin tidak tercapai semakin mungkret hingga tercapai kemudian senang.
Jika telah di insafi bahwa dalam ritme hidup ini senantiasa berada dalam salah satu
diantara dua keadaan demikian, lantas apa menfaatnya untuk manusia, yaitu, agar diri ini selalu
awas dan terjaga dan tidak menjadi terlena dalam kelimpahan materi dan berlebihan dalam
bahagia. Tidak larut dalam pusaran perih hidup yang menindih yang berujung pada putus asa.
Barangkali, jadikanlah dimana bahagia atau derita, senang atau susah sama saja.
Kesimpulan
Keberadaan kosmos ini senantiasa berubah secara dinamis. Sesuatunya sebentar muncul
kemudian menghilang dan muncul kembali. Adalah tanda bahwa jika ia tidak selalu berada pada
keadaan dan kondisi yang menetap. Hanya hukum perubahan itu sendirilah yang senantiasa tetap.
Demikian juga dengan hukum keberadaan manusia. Secara ragawi Ia muncul tumbuh dan
berkembang kemudian menghilang dan hadir kembali. Demikian pula dengan susah dan bahagia,
ia hanya bersifat sementara. Sebentar susah dan sebentar senang. Darisini hanya keinginan yang
tetap abadi.
Manusia dalam berbagai kesempatan dan peluang yang ada harus senantiasa

menfungsikan akal yang sehat tidak serta merta mengambil cara-cara yang tidak baik dengan
mengabaikan alam, makhluk dan sesamanya demi keuntungan dirinya. Karena apapun yang ia
capai tidak akan membawa pada bahagia dan senang selamanya.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an al-Karim
Amsal Bakhtiar,Filsafat Ilmu, cet. 9. Jakarta: Raja Grafindo, 2010.

Surajiyo, Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar. Cet. 5. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Ki Ageng Suryomentaram, Falsafah Hidup Bahagia: Jalan Menuju Aktualisasi Diri, jilid. 1. Jakarta:
Panitia Kawruh Jiwa, tt.
http://news.detik.com.
http://www.suarakita.org.
https://bioenvironmental.wordpress.com