Analisis Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Honda Blade Di PD Tridjaya Motor Pagaden-Subang

(1)

ANALISIS GAYA HIDUP DAN SIKAP KONSUMEN

PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR HONDA BLADE DI PD

TRIDJAYA MOTOR PAGADEN-SUBANG

The Analysis Of The Life Style and Consumer Attitude Toward

Purchasing Decision Honda Blade Motorcycle On PD Tridjaya

Motor Pagaden-Subang

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Manajemen Oleh :

Muhamad Yulistira Sanjaya 21204831

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

ABSTRAK

ANALISIS GAYA HIDUP DAN SIKAP KONSUMEN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA SEPEDA

MOTOR HONDA BLADE DI PD TRIDJAYA MOTOR PAGADEN-SUBANG

Oleh : M Yulistira S

Pembimbing : Raeny Dwisanty, SE., M.Si

Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen sepeda motor Honda Blade di PD Tridjaya Motor Pagaden-Subang. Fenomena yang terjadi adalah sedikitnya penjualan sepeda motor Honda Blade di PD Tridjaya Motor Pagaden dibandingkan dengan sepeda motor lainnya. Padahal sepeda motor Honda Blade merupakan sepeda motor baru yang dikeluarkan Honda. Gaya hidup dan sikap konsumen menjadi beberapa faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para konsumen pembeli dan pernah memiliki sepeda motor Honda Blade yang berjumlah 167 orang. Dan sampel yang digunakan sebanyak 70 orang responden. Pengujian statistik yang dilakukan adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS

13.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Blade secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik.


(3)

iv

ABSTRACT

The Analysis Of The Life Style and Consumer Attitude Toward Purchasing Decision Honda Blade Motorcycle On PD Tridjaya Motor Pagaden-Subang

By: M Yulistira S

Supervisior : Raeny Dwisanty, SE., M.Si

The research was conducted on consumers of Honda Blade motorcycles in PD Tridjaya Motor Pagaden-Subang. The phenomenon that occurs is that very few sales of Honda motorcycles in PD Tridjaya Blade Motor Pagaden compared to other motorcycles. Though Honda Blade is a newly issued motorcycle Honda. Lifestyles and consumer attitudes to be several factors influencing the purchase decision. The purpose of this study is to determine the effect of lifestyle and consumer attitudes towards consumer purchasing decisions.

The method used in this study is a qualitative method and quantative. The unit of analysis in this study is the consumer buyer and never have a motorcycle Honda Blade, amounting to 167 people. And the sample used by 70 respondents. Statistical testing was performed multiple linear regression analysis, correlation analysis, determination coefficient, hypothesis testing, and also use the help of an application program SPSS 13.0 for windows.

The results showed that the lifestyle and attitudes of consumers toward purchasing decisions Blade Honda motorcycles as a whole is included in either category.


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, Shalawat serta salam dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sehingga Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dalam Penulisan Skripsi ini penulis mengangkat judul “Analisis Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Honda Blade Di PD Tridjaya Motor Pagaden-Subang”.

Skripsi ini disusun dan diharapkan dapat dipahami oleh semua pihak yang membacanya, namun penulis juga menyadari bahwa kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki masih terbatas, apabila dalam Skripsi ini terdapat kesalahan-kesalahan, penulis akan menerima masukan, saran serta kritik yang bersifat membangun sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari.


(5)

vii

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Sekaligus sebagai dosen wali. 4. Bunda Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku Dosen pembimbing, terima kasih

atas waktu serta bimbingan yang di berikan dan atas segala kesabarannya

membimbing sewaktu penyusunan Skripsi ini. 5. Semua dosen Universitas Komputer Indonesia

6. Bapak Rahmat S selaku pemimpin PD Tridjaya Motor yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Bagi kedua orang tua yang telah memberikan dukungannya serta do’anya yang tak pernah putus untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

8. Lelih Supiyetin terima kasih untuk dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan pada penulis.


(6)

viii

9. MN-2 angkatan 2007 terima kasih atas bantuannya selama ini. (Erik Sobrun, Jaua Eotz, Prad, Adly, Lukhi, Cakra Mboy, Noe, Novan Bos, Rizky Bokir, Eryan Ibab dan yang lainnya)

10.Saudara dan teman-teman di Subang.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata, semoga Skripsi ini berguna bagi penulis pribadi umumnya bagi pihak lain yang membacanya, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT., senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya untuk kita semua.

Bandung, Agustus 2011

Penulis


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Konsumen merupakan faktor penting di dalam perusahaan karena dengan adanya konsumen maka perusahaan dapat menjual, memasarkan dan menawarkan produknya. Perusahaan memperoleh keuntungan dengan menjual produk atau jasa yang mereka tawarkan, sementara konsumen mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Kebutuhan masyarakat tersebut ditangkap oleh pengusaha sebagai peluang untuk mengembangkan kinerja bisnisnya dengan melakukan pengamatan kepada perilaku konsumen. Kinerja bisnis akan tercapai dengan baik apabila unit pemasaran bekerja dengan maksimal dalam usaha memperoleh konsumen yang potensial. Menurut Sigit (2002:6) mengatakan:

“Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan pemilikan barang atau jasa dan untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai konsumen akhir.”

Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Mengingat perkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Menurut Kotler (2003:34) menyatakan:


(8)

2

“Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat

memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah.”

Perilaku konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transpotasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh banyak orang selain harganya terjangkau dan mudah perawatannya. Saat ini banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang otomotif hal ini merupakan suatu peluang untuk menguasai pangsa pasar. Salah satu merek yang digemari oleh sebagian masyarakat sejak dahulu adalah merek Honda. Untuk menghadapi persaingan tersebut produk Honda selalu menciptakan penemuan-penemuan baru yang mana disesuaikan dengan perkembangan jaman dan keinginan dari masyarakat agar produknya tetap laku. Begitupun halnya yang bisa dirasakan oleh PD Tridjaya Motor sebagai salah satu dealer resmi Honda yang menyediakan dan menjual berbagai macam tipe sepeda motor Honda.

Konsumen dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau lingkungannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:200) mengatakan:


(9)

3

“pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sebagian besar dari faktor-faktor itu tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, namun mereka harus mempertimbangkannya.”

Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non profit, tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Menurut Lamb, Hair (2001:188) mengatakan:

“Perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam keputusan membeli, juga menggunakan dan mengatur barang dan jasa yang dibeli, juga faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Faktor utama mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, peran status sosial konsumen. Faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, kepribadian dan konsep diri. Serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar kepercayaan dan sikap”.

Ada tahap dimana konsumen harus mempertimbangkan beberapa faktor sebelum melakukan pembelian diantaranya faktor budaya, kelas sosial dan pekerjaan. Walaupun orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.

Sepeda motor merupakan salah satu alat tranportasi yang menimbulkan nilai prestise bagi penggunanya dan sudah menjadi tren (gaya hidup) masyarakat


(10)

4

sekarang. Dalam penggunaannya sepeda motor dijadikan alat transportasi yang berbasis teknologi dan cenderung berubah-ubah selalu meningkat teknologinya. Kebutuhan akan sepeda motor saat ini semakin meningkat dan sudah menjadi kebutuhan dalam melakukan setiap aktivitas agar lebih mudah sehingga mendorong masyarakat menjadi lebih konsumtif dan mempengaruhi gaya hidup mereka karena pada dasarnya gaya hidup adalah kegiatan seseorang dalam menghabiskan uang dan waktu mereka.

Seperti saat ini dimana tekhnologi semakin baik, maka menuntut konsumen semakin bijak melakukan pemilihan pembelian. Selain itu pengetahuan konsumen semakin bertambah seiring mudahnya mencari informasi tentang apapun. Begitupun informasi tentang sepeda motor yang ada saat ini.

Selain gaya hidup akan muncul juga sikap seseorang dalam suatu objek yang diminati untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap objek yang dinilai. Menurut Robbins (2006:169) menyatakan bahwa:

“sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang atau suatu peristiwa.”

Sedangkan menurut Mowen (2001:319) menyatakan:

“sikap merupakan pengkategorian objek pada rangkaian kesatuan evaluatif. Karakteristik yang membedakan sikap dari konsep lainnya adalah sifat evaluatif dan efektif. Sikap sebagai afeksi atau perasaan terhadap rangsangan.”


(11)

5

Kehadiran motor matic memang bisa diterima oleh masyarakat, ini terbukti dari semakin meningkatnya penjualan sepeda motor otomatis ini. Sama halnya yang dirasakan oleh salah satu dealer resmi sepeda motor Honda yaitu PD Tridjaya Motor Pagaden. Sebuah dealer resmi Honda yang menjual dan baerbagai macam tipe sepeda motor Honda. Dan bisa terlihat pada tabel dibawah ini dimana ini menunjukan beberapa tipe sepeda motor yang dijual dan jumlah penjualan yang terjadi selama 5 tahun terakhir di dealer Tridjaya Motor. Tetapi kehadiran atau dikeluarkannya motor tipe bebek baru yaitu Honda Blade pada tahun 2008 ternyata tidak begitu diminati oleh konsumen. Terbukti dari data penjualan pada dealer Tridjaya Motor dimana penjualan Honda Blade masih sedikit.

Tabel 1.1

Penjualan Sepeda Motor Honda PD. Tridjaya Motor Pagaden (dalam unit)

Type

Tahun

Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010

Vario (Matic) 86 179 213 236 267 981

Beat (Matic) 227 268 354 849

Scoopy (Matic) 57 57

Revo (Bebek) 154 177 143 166 640

Blade (Bebek) 14 89 64 167

Supra X

(Bebek)

243 185 209 188 192 1017


(12)

6

Data penjualan sepeda motor Honda pada PD Tridjaya Motor Pagaden selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Sumber: PD. Tridjaya Motor Pagaden

Gambar 1.1

Penjualan Sepeda Motor Honda Pada PD. Tridjaya Motor Pagaden

Dari data penjualan diatas bisa dilihat perbandingan penjualan keenam sepeda motor yang dijual pada PD. Tridjaya Motor Pagaden. Kenaikan yang dialami justru lebih banyak pada penjualan sepeda motor matic dimana setiap tahunnya selalu meningkat. Sedangkan untuk motor tipe bebek yang dijual justru lebih stabil, malah cenderung menurun penjualannya. Ini bisa dilihat dari motor tipe Blade yang sama sekali tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Justru sebaliknya, dari awal dikeluarkan pada tahun 2008 malah semakin menurun penjualannya pada tahun 2010.

Ada fenomena yang muncul dari meningkatnya penjualan sepeda motor matic. Yang sebenarnya dari awal sasaran utama konsumen sepeda motor matic

86 179 213 236 267 227 286 354 57 154 177 143 166 14 89 64 243 185 209 188 0 50 100 150 200 250 300 350 400

2006 2007 2008 2009 2010

Vario Beat Scoopy Revo Blade Supra X


(13)

7

adalah perempuan. Tetapi belakangan ini justru banyak juga para pria yang beralih menggunakan sepeda motor matic. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa sebelum munculnya sepeda motor matic semua produsen sepeda motor memproduksi motor bebek dan motor sport. Ini membuktikan bahwa adanya perubahan gaya hidup dan sikap terhadap pembelian sepeda motor. Dimana gaya hidup konsumen saat ini lebih suka menggunakan sepeda motor matic yang memang mudah digunakan dibandingkan dengan motor bebek yang harus mengoperasikan transmisi gigi secara manual. Dan adanya perubahan sikap terhadap motor bebek saat ini.

Tabel 1.2 Hasil Survey Awal PD. Tridjaya Motor Pagaden

Tipe Penjualan

Vario (Matic) 8

Beat (Matic) 11

Revo (Bebek) 6

Blade (Bebek) 3

MegaPro (Sport) 2

Jumlah 30

Sumber: PD Tridjaya Motor

Fenomena diatas sesuai dengan survey awal yang dilakukan pada 30 konsumen terakhir yang datang dan membeli sepeda motor pada dealer Tridjaya Motor. Menunjukan bahwa saat ini konsumen lebih banyak membeli motor matic dibandingkan dengan motor bebek. Penurunan penjualan yang terjadi pada motor


(14)

8

Honda Blade bisa dikarenakan saat ini masyarakat mulai beralih menggunakan sepeda motor matic.

Dari beberapa dealer Honda lainnya yang berada di wilayah subang, yang sempat didatangi oleh penulis. Mereka menyatakan bahwa memang penjualan sepeda motor Honda Blade sangat sedikit bila dibandingkan dengan penjualan sepeda motor matic. Dan dari hasil observasi yang dilihat dilapangan, kebanyakan sepeda motor matic juga banyak digunakan oleh para pria. Ini menunjukan adanya perubahan gaya hidup dan sikap terhadap pembelian sepeda motor.

Gaya hidup sebagai aspek teluas dari lingkungan sosial makro dan terdapat dalam faktor pribadi (personal) perilaku konsumen tentunya memiliki pengaruh pada perilaku pembelian konsumen yang akhirnya menentukan keputusan pembelian seseorang pada tipe motor yang akan dibelinya. Selain itu pendapatan dapat berpengaruh dalam keputusan pembelian. Dimana gaya hidup juga menunjukan bahwa bagaimana seseorang membelanjakan uang mereka.

Jika konsumen berpenghasilan menengah bawah, biasanya mereka membeli alat transportasi sesuai dengan kemampuan mereka. Dan cenderung lebih memilih sepeda motor sebagai pilihan alat transportasi. Sedangkan, bagi mereka yang berpenghasilan menengah atas. Mereka akan lebih memilih membeli mobil karena adanya gengsi dari dirinya dan lingkungannya.

Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Gaya hidup yang semakin berubah mengakibatkan perubahan terhadap selera masing-masing individu. Sehingga untuk pemilihan sepeda motor


(15)

9

pun harus sesuai dengan gaya hidupnya, selain agar tidak ketinggalan zaman juga harus berkualitas. Kualitas ditentukan oleh pandangan dan pengalaman mereka terhadap produk. Pengaruh sikap terhadap perilaku pembelian bergantung pada keterlibatan konsumen dalam pembelian. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan selektif dalam keputusan pembeliannya. Berarti jika kosumen yakin bahwa merek Honda sebagai merek yang berkualitas, maka tipe apapun yang dikeluarkan Honda maka dia yakin pasti juga berkualitas.

Berdasarkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap alat transportasi pribadi berupa sepeda motor dan meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen. Dan semakin banyak berubah dari setiap gaya hidup konsumen juga berbagai sikap yang mempengaruhi pembelian Maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Honda Blade Di Dealer Tridjaya Motor Pagaden”.

1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Identifikasi Masalah

Meningkatnya penjualan sepeda motor matic merupakan fenomena saat ini. Dimana pada awalnya sasaran utama konsumen sepeda motor matic adalah perempuan. Tapi belakangan ini justru banyak juga pria yang beralih menggunakan sepeda motor matic. Ini mengakibatkan penjualan sepeda motor bebek cenderung menurun. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa sebelum


(16)

10

munculnya sepeda motor matic semua produsen sepeda motor hanya memproduksi motor jenis bebek dan sport. Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya penurunan penjualan sepeda motor Honda Blade yang terjadi pada tahun 2010. Penurunan penjualan ini menunjukan adanya penurunan keputusan pembelian pada sepeda motor Honda Blade. Perubahan gaya hidup setiap individu akan selalu mengakibatkan perubahan terhadap kebutuhan dan keinginan. Pengaruh sikap terhadap perilaku pembelian bergantung pada keterlibatan konsumen dalam pembelian. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan selektif dalam keputusan pembeliannya. Dengan mengetahui berbagai faktor gaya hidup dan sikap yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk motor, maka inovasi yang dilakukan terhadap produk motor dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan akan mencapai sasaran. Seperti halnya Honda mengluarkan sepeda motor Honda Blade dengan harapan dapat sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Sehingga sikap konsumen terhadap Honda semakin baik sehingga konsumen akan berfikir apapun sepeda motor yang akan dikeluarkan oleh Honda pasti berkualitas dan tidak ketinggalan jaman.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


(17)

11

1. Bagaimana gaya hidup konsumen yang terjadi pada produk Honda Blade di PD Tridjaya Motor.

2. Bagaimana sikap konsumen yang terjadi pada produk Honda Blade di PD Tridjaya Motor.

3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada produk Honda Blade di PD Tridjaya Motor.

4. Seberapa besar pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Honda Blade baik secara parsial maupun secara simultan di PD Tridjaya Motor.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya hidup dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Blade pada PD Tridjaya Motor Pagaden.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Gaya hidup konsumen yang terjadi pada produk Honda Blade di PD Tridjaya Motor.

2. Sikap konsumen yang terjadi pada produk Honda Blade di PD Tridjaya motor.


(18)

12

3. Keputusan pembelian konsumen pada produk Honda Blade di PD Tridjaya Motor.

4. Pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda motor Honda Blade baik secara parsial maupun secara simultan di PD Tridjaya Motor.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi pihak perusahaan

Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan sebagai bahan informasi dalam meningkatkan penjualan 2. Bagi penulis

Dari penelitian diharapkan dapat menambah wawasan baru serta meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai konsep pemasaran khususnya perilaku membeli konsumen.

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi pihak akademis

penelitian ini diharapkan menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis, ataupun penelitian yang lebih luas terutama yang berkaitan dengan perilaku membeli konsumen.


(19)

13 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di PD. Tridjaya Motor Pagaden yang berlokasi di Jl Raya Kamarung No.25 Pagaden-Subang, Jawa Barat. Adapun waktu penelitian, dilaksanakan mulai Bulan Maret 2011 sampai dengan Juli 2011.

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan/Tahun Maret

2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

Juli 2011 1 Pengajuan Judul

2 Persiapan Usulan Penelitian 3 Penyusunan Usulan

Penelitian

4 Seminar Usulan Penelitian 5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan & Analisis Data 7 Penyusunan Skripsi

8 Sidang Skripsi 9 Revisi Skripsi


(20)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1

Pengertian Gaya Hidup

Menurut (Kotler, 2005:210) mengatakan:

“Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dam opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.”

Gaya hidup menurut (Mowen, 2001:282) menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uang dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Dimensi gaya hidup merupakan pengklasifikasian konsumen berdasarkan AIO activities (aktivitas), interest (minat) dan opinion

(opini).

Sedangkan Menurut (Sumarwan, 2002:57) menjelaskan bahwa:

“Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang (activities, interest, and opinion). Dan lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya”

Menurut (Sutisna, 2002:145) menyatakan bahwa: Gaya hidup didefinisikan menjadi 3:

1. Aktifitas: bagaimana orang menghabiskan waktu mereka.

2. Minat atau Ketertarikan: apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya.


(21)

15

3. Pendapat: apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan bagaimana perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup menggunakan uangnya dan memanfaatkan wakru yang dimilikinya. Gaya hidup konsumen dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan. Pada umumnya kebutuhan tetap seumur hidup, setelah sebelumnya dibentuk semasa kecil. Perubahan itu terjadi karena nilai-nilai yang dianut konsumen dapat berubah akibat pengaruh lingkungan. Konsumen cenderung mencari dan mengevaluasi alternatif yang ada dengan atribut produk yang menjanjikan pemenuhan kebutuhan gaya hidup yang dianutnya.

Konsumen mengembangkan seperangkat konsepsi yang meminimumkan ketidakcocokan atau inkonsistensi di dalam nilai dan gaya hidup mereka. Orang menggunakan konsepsi seperti gaya hidup untuk menganalisis peristiwa yang terjadi disekitar mereka dan untuk menafsirkan, mengkonseptualisaikan serta meramalkan peristiwa. Sistem konsepsi seperti ini tidak hanya pribadi, tetapi juga terus-menerus berubah sebagai respon terhadap kebutuhan orang untuk mengkonseptualisasikan petunjuk dari lingkungan yang berubah agar konsisten dengan nilai dan kepribadiannya sendiri.


(22)

16

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup

Aktivitas Minat Pandangan

Pekerjaan Hobi Kegiatan-kegiatan sosial Liburan Hiburan Keanggotaan Klub Komunitas Belanja Olahraga Keluarga Rumah Komunitas Rekreasi Fashion Makanan Media Prestise Prestasi

Terhadap diri sendiri Isu-isu sosial

Isu politik Bisnis Ekonomi Pendidikan

Produk masa depan Kebudayaan

Sumber: Consumer Behaviour (Engel, 2001:386)

AIO sebagai istilah yang digunakan mengacu pada pengukuran aktivitas (activities), minat (interest) dan pendapat (opinion). Risyanti dan John J (2005:58) mendefinisikan:

1. aktivities (kegiatan) adalah mengungkapkan apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Interest (minat) mengemukakan apa minat, kesukaan, kegemaran, dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.

3. Opinion (opini) adalah berkisar sekitar pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk mendeskrifsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan


(23)

17

peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Memahami gaya hidup konsumen akan sangat bermanfaat bagi pemasar. Terdapat empat manfaat yang dapat diperoleh pemasar dari pemahaman terhadap gaya hidup konsumen. Pertama, pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi dan memposisikan produk dipasar sasaran. Kedua, pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk dipasar dengan menggunakan iklan. Ketiga, jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media yang paling cocok. Keempat, mengetahui gaya hidup konsumen berarti pemasar dapat mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

2.1.1.1

Gaya Hidup Konsumen Indonesia

Menurut (Handi Irawan, http//www.handiirawan.com:2009) mengatakan bahwa ada 10 tipe karakteristik gaya hidup konsumen Indonesia, yaitu:

1. Berpikir jangka pendek (short term)

Salah satu indikasi besarnya konsumen yang punya pikiran jangka pendek ini adalah maraknya kredit konsumsi. Selain didorong oleh sulitnya cash flow

rumah tangga, fenomena ini juga didorong oleh perhitungan yang hanya melihat kebutuhan jangka pendek, yakni mendapatkan barang dengan cara cepat. Kondisi ini juga dibentuk oleh kondisi ekonomu makro yang mengakibatkan penurunan daya beli pada masyarakat, hingga konsumen harus berpikir untuk mencari solusi


(24)

18

dalam jangka pendek dulu. Indicator lainnya adalah budget. Hal ini nampak dari kecenderungan mereka membeli sesuatu dalam kemasan-kemasan kecil, meski sebenarnya mereka mampu untuk membeli yang lebih besar. Dampak dari berpikir jangka pendek ini juga membuat konsumen kita cepat lupa.

2. Tidak terencana

Salah satu kebiasaan ini terlihat saat belanja dan pergi ke ritel-ritel modern. Mereka cenderung cenderung enggan merencanakan sesuatu jauh-jauh melakukan impulse buying atau langsung membeli ditempat. Kebiasaan lainya adalah selalu melakukan tindakan yang mendekati limit waktu yang disediakan.

3. Suka berkumpul

Kebiasaan suka berkumpul sudah melekat dalam budaya konsumen kita. Masyarakat kita memang memiliki kehidupan sosial yang kuat. Berbeda dengan Negara Barat yang khas dengan individualitiknya. Maka tidak heran, jika arena-arena berkumpul dan klub-klub seperti kafe, fitness center, sangat marak di Indonesia.

4. Gagap teknologi

Tidak semua memang, tetapi sebagian besar dari konsumen kita masih banyak yang gaptek (gagap teknologi). Terutama di bidang IT. Sebagian besar dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti membuka situs-situs yang tidak mendidik.

5. Orientasi pada konteks

Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dalam hal kebutuhan akan informasi misalnya, masyarakat Indonesia


(25)

19

cenderung memilih informasi yang ringan, tidak susah, menghibur, ringkas dan mudah dicerna. Banyak pendapat, kalau orang Indonesia punya minat baca yang rendah daripada Negara lain. Terutama membaca literatur yang padat berisi ilmu pengetahuan. Kecenderungan ini mengakibatkan konsumen mudah untuk menerima dan dipengaruhi oleh informasi di media tanpa keinginan untuk mencari kebenaran berita itu. Menurut seorang praktisi periklanan, konsumen Indonesia lebih mudah terhipnotis iklan dan kemasan dibanding Negara lain.

6. Suka merek Luar Negeri

Kebanyakan alasannya adalah image dan kualitas. Merek luar negeri di persepsi lebih baik dan bergengsi dibanding buatan negeri sendiri. Masyarakat kita masih memandang inferior terhadap diri sendiri., akibatnya merek dari luar begitu mendominasi pasar di Indonesia dibandingkan merek lokal. Meski sudah ada beberapa produsen dalam negeri, tetapi mereka lebih percaya diri dengan menggunakan merek luar agar dikira sebagai produk luar negeri. Perilaku gengsi ini tercermin dari perilaku membeli yang kadang tidak benar-benar dibutuhkan. Ketika membeli seringkali mereka tidak mengerti kegunaan dari barang yang dibelinya secara detil. Yang penting mereka terlihat modern.

7. Religius

Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Terlebih mayoritas penduduknya adalah islam, yang sangat memperhatikan aspek kehalalan pada suatu produk. Isu ini bisa menjadi sensitive dan sangat mempengaruhi minat beli masyarakat.


(26)

20 8. Gengsi

Menurut Handi Irawan sendiri, sikap gengsi ini muncul karena pertama, konsumen kita suka bersosialisasi. Hal ini mendorong orang untuk saling pamer. Kedua, kita masih menganut budaya feudal yang menciptakan kelas-kelas sosial. Ketiga, masyarakat kita mengukur kesuksesan dengan materi dan jabatan. Maka wajar jika seseorang ingin dianggap sukses, dia harus memiliki atribut-atribut kesuksesan seperti mobil, rumah, PDA, dll.

9. Kuat di Subkultur

Unsur etnis, fanatisme, dan kebiasaan kedaerahan ternyata masih cukup berpengaruh. Setiap daerah memiliki kekhasan. Adanya perbedaan subkultur ini seringkali juga menyebabkan tidak semua merek nasional bisa menguasai semua di medan pertempuran.

10.Kurang peduli lingkungan.

Banyak perusahaan Indonesia yang memposisikan produknya sebagai produk yang ramah lingkungan, akan tetapi banyak juga yang terbukti tidak efektif. Jika di luar negeri faktor lingkungan menempati rangking atas, tidak demikian dengan konsumen Indonesia yang menempatkan faktor lingkungan di urutan terbawah.

Seperti itu sepuluh karakter konsumen Indonesia yang unik dan mungkin berbeda dengan konsumen di luar negeri. Meskipun secara umum, alasan-alasan konsumen membeli sebuah produk relatif tidak jauh berbeda dimanapun, di dunia ini yang sama-sama sudah menjadikan materialism sebagai bagian hidupnya.


(27)

21

Hanya saja, perkembangan teknologi dan informasi yang berbeda, membuat wawasan konsumen yang juga berbeda.

2.1.2 Pengertian Sikap

Selain gaya hidup akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.

Menurut (Robbins, 2006:169) menyatakan bahwa:

“sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang atau suatu peristiwa.”

Sedangkan menurut (Mowen, 2001:319)

“sikap merupakan pengkategorian objek pada rangkaian kesatuan evaluatif. Karakteristik yang membedakan sikap dari konsep lainnya adalah sifat evaluatif dan efektif. Sikap sebagai afeksi atau perasaan terhadap rangsangan.”

Menurut (Simamora, 2002:14) menyatakan bahwa didalam sikap terdapat tiga komponen:

1. Cognitive Component: kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Yang dimaksud obyek adalah atribut produk. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan.

2. Affective Component: emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah produk tersebut diinginkan atau disukai.


(28)

22

3. Behaviour Component: merefleksikan kecenderungan melakukan suatu tindakan.

Menurut (Engel, 2002:325) menyatakan bahwa ada tiga komponen dalam pembentukan sikap:

1. Komponen Kognitif, merupakan komponen kepercayaan yang didasari oleh pengetahuan, persepsi dan pengalaman seseorang mengenai suatu obyek.

2. Komponen Afektif (perasaan), merupakan emosi-emosi yang ada pada diri seseorang dalam kaitannya dengan suatu obyek atau merek.

3. Komponen Konatif (kecenderungan bertindak), merupakan kesiapan untuk berperilaku tertentu yang didasari oleh suatu sikap tertentu atau maksud membeli.

Ada tiga komponen dalam pembentukan sikap, seperti yang dijelaskan oleh gambar dibawah ini:


(29)

23 Sumber: (Engel, 2002:325)

Gambar 2.1

Tiga Komponen Pembentuk Sikap

Berdasarkan gambar di atas maka

1. Cognition Mind merupakan kepercayaan/pemahaman dan daya ingat konsumen terhadap produk dan jasa. Hal ini tergantung pada:

 kesadaran (awareness) konsumen terhadap produk dan jasa yang

diiklankan.

 bagaimana tanggapan konsumen (association),  bagaimana kesan konsumen (image) dan

 bagaimana ketajaman daya ingat konsumen (perceived quality). COGNITIF

Mind-Share

AFFECTIVE Heart-Share

CONATIVE

Market-Share Awareness

Association Image

Perceived Quality

Attitude

Preferences

Motivation

Intention

Transaction Behaviour

Demographics

Psychographics


(30)

24

2. Affection Heart merupakan posisi pilihan konsumen terhadap produk barang atau jasa dibandingkan dengan produk dan jasa dari pihak lain. Hal ini dapat dilihat dari:

 sikap konsumen (attitude),  motivasi konsumen (motivation),  kesukaan konsumen (preferences), dan  daya tarik konsumen (intention).

3. Conative Market Share adalah tindak lanjut/luasnya pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Untuk dapat dikuasai oleh perusahaan sangat tergantung pada hal sebagai berikut:

 implementasi perilaku (transaction behaviour),

 perubahan-perubahan atau perpindahan perilaku konsumen (switching behaviour),

 perkembangan gaya hidup konsumen (psyographics) dan  kependudukan (demographics).

Pentingnya sikap bagi pemasar adalah untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan didalam pasar serta untuk membentuk pangsa pasarm berdasarkan berapa dukungan konsumen terhadap produk.

Menurut Loudon dan Dellabitta (2004:217) menyatakan:

“komponen kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan komponen konatif menyangkut maksud atau


(31)

25

niatan untuk membeli. Hubungan ketiga tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar berikut:

Sumber: (Loudon dan Dellabitta, 2004:217) Gambar 2.2.

Hubungan Antara Ketiga Sikap

Pentinganya penelitian sikap konsumen adalah sebagai pedoman perusahaan dalam mengembangkan produk baru, memposisikan kembali produk yang ada sekarang, membuat kampanye periklanan, dan meramalkan preferensi seorang konsumen terhadap suatu produk.

2.1.3 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dalam melakukan keputusan pembelian konsumen akan mencari suatu informasi

Komponen Kognitif (kepercayaan terhadap merek)

Komponen Afektif (Evaluasi merek)

Komponen Konatif (Niatan untuk membeli)


(32)

26

yang dapat mempengaruhi keputusan diambil oleh seorang konsumen. Menurut (Sutisna, 2002:15) menyatakan:

“keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.”

Sedangkan menurut (Kotler dan Armstrong, 2004:204) mengatakan: “keputusan pembelian konsumen adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen meliputi bagaimana konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian.”

Pemahaman mengenai keputusan pembelian konsumen meliputi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan tidak menggunakan barang atau jasa.

Proses keputusan pembelian terdiri dari:

1. Pengenalan masalah (Problem recognition)

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian informasi (Information search)

Seorang konsumen yang tergerak oleh stimulasi akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi.

3. Evaluasi alternatif (Evaluation of alternative)

Bagaimana konsumen memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan membuat pertimbangan nilai yang terkait.


(33)

27

Dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi diantara merek-merek serta atmosphere took didalam kelompok pilihan konsumen yang membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disukai dan memilih toko yang disenangi dalam berbelanja.

5. Perilaku setelah pembelian (Last purchase behavior)

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya, jika konsumen merasa puas maka kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang. Dapat dijelaskan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.3

Proses pengambilan keputusan pembelian

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang. Namun, seringkali peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen. (Menurut Kotler, 2005:220) kelima peran tersebut meliputi, yaitu:

Last Purchase Behavior Information Search Problem

Recognition

Purchase Decision Evaluation of Alternative


(34)

28

a. Pencetus (inisiator) : orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.

b. Pemberi pengaruh (influencer) : orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

c. Pengambil keputusan (decider maker): orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian – apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

d. Pembeli (buyer) : orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

e. Pemakai (user) : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.1.4.1Hubungan Antara Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2004:209) menyatakan bahwa: „keputusan pembelian seorang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.”

Menurut teori diatas bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian seseorang. Dimana gaya hidup merupakan karakteristik yang ada faktor pribadi seseorang.

Menurut (Amirullah, 2002:36) Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi. Kekuatan yang melekat pada


(35)

29

konsumen secara individu tersebut sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri individu atau konsumen. Kekuatan individu terdiri dari pengalaman belajar dan memori (learning and memory), kepribadian dan konsep diri (personality and self concept), motivasi dan keterlibatan (motivation and involvement), sikap (attitude), dan gaya hidup (life style). Jadi, faktor individu yang berhubungan dengan perilaku konsumen adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi keputusan membeli.

2.1.4.2Hubungan Antara Sikap Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:209) menyatakan bahwa: “pilihan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama: motivasi, persepsi, pembelajaran serta kepercayaan dan sikap.”

Menurut (Setiadi, 2003) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternative pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka akan semakin besar kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan pembeliannya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian.


(36)

30 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan 1 Fauzia

Agustini (2008)

Analisis Gaya Hidup Konsumen Menggunaka n Psikografi Pernyataan AIO Pada PT Mitra Tour and Travel Medan

Gaya Hidup didefinisikan oleh bagaimana orang

menghabiskan waktu mereka (aktifitas), apa yang mereka anggap penting dalam

lingkungannya (ketertarikan), apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat).

Pengukuraan gaya hidup menggunakan psikografi pernyataaan AIO. Objek penelitian dan lokasi penelitian.

2 Nanny Roedjina ndari (2006) Pengaruh Faktor-faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Khas Jawa Pada Rumah Makan

“Inggil” Malang

Variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di Rumah Makan “Inggil” Malang adalah

kelompok referensi diikuti oleh variable kelas social. Berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen (Y) Perilaku konsumen sebagai variable independen (X)


(37)

31 3 Dewi

Urip Wahyuni (2008)

Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat

Motivasi dalam diri akan mempengaruihi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena

didasarkan pada dorongan yang dimiliki.

Persepsi dapat berupa penilaian terhadap apa saja yang melekat pada suatu produk yang dapat menimbulkan kepuasan dan kenyamanan pada konsumen. Sikap

merupakan stimulus yang dapat

menyebabkan konsumen tertarik membeli suatu barang.

Variabel sikap (X) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) Variabel independen Motivasi dan Persepsi (X)

4 Eka Danta Jaya Ginting dan Betaria Octavina Sianturi (2005) Pengambilan Keputusan Membeli Ditinjau Dari Gaya Hidup

Value Minded

Dari uraian terlihat betapa kompleksnya proses dari pengambilan keputusan membeli yang harus dilakukan oleh seorang konsumen untuk mendapatkan pilihan yang terbaik dan memuaskan secara personal.

Variabel keputusan membeli.

Variable gaya hidup value minded.


(38)

32 2.2Kerangka Pemikiran

Dalam proses keputusan pembelian, konsumen mempertimbangkan berbagi hal sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk. Gaya hidup dan sikap menjadi beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan konsumen.

Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan sikap dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda Blade maka kita harus memahami dulu dimensi dari gaya hidup dan sikap.

Menurut (Sutisna, 2002:145) menyatakan bahwa:

Gaya hidup didefinisikan menjadi 3: pertama, Aktifitas: bagaimana orang menghabiskan waktu mereka. Kedua, Minat atau Ketertarikan: apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya. Dan ketiga, Pendapat: apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya.

Sedangkan sikap merupakan predisposisi (keadaan mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat mengarahkan tingkah laku individu. Menurut (Engel, 2002:325) menyatakan bahwa ada tiga komponen dalam pembentukan sikap: Pertama, Komponen Kognitif, merupakan komponen kepercayaan yang didasari oleh pengetahuan, persepsi dan pengalaman seseorang mengenai suatu obyek. Kedua, Komponen Afektif (perasaan), merupakan emosi-emosi yang ada pada diri seseorang dalam kaitannya dengan suatu obyek atau merek. Dan ketiga, Komponen Konatif (kecenderungan bertindak), merupakan kesiapan untuk berperilaku tertentu yang didasari oleh suatu sikap tertentu atau maksud membeli.


(39)

33

Pemahaman mengenai keputusan pembelian konsumen meliputi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan tidak menggunakan barang atau jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:204) mengatakan:

“keputusan pembelian konsumen adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen meliputi bagaimana konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian.”

Proses keputusan pembelian terdiri dari:

1. Pengenalan masalah (Problem recognition)

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian informasi (Information search)

Seorang konsumen yang tergerak oleh stimulasi akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi.

3. Evaluasi alternatif (Evaluation of alternative)

Bagaimana konsumen memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan membuat pertimbangan nilai yang terkait.

4. Keputusan pembelian (Purchase decision)

Dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi diantara merek-merek serta atmosphere took didalam kelompok pilihan konsumen yang membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disukai dan memilih toko yang disenangi dalam berbelanja.


(40)

34

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya, jika konsumen merasa puas maka kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat didetrminasikan kerangka pemikiran yang berhubungan dengan maksud penulisan skripsi ini, seperti telihat pada gambar 2.3 dibawah ini:

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian Faktor Gaya Hidup

(X1)

Activities Interest Opinion

(Sutisna, 2002:145)

Faktor Sikap (X2) Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif (Engel, 2002:325) Faktor Keputusan Pembelian (Y)

Pengenalan masalah (Problem recognition) Pencarian informasi

(Information search) Evaluasi alternatif

(Evaluation of

alternative)

Keputusan pembelian (Purchase decision) Perilaku setelah

pembelian (Last purchase behavior)

(Kotler dan Armstrong, 2004:204) (Kotler dan Armstrong, 2004:209) (Kotler dan Armstrong, 2004:215)


(41)

35 2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) “Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.”

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variable X terhadap variable Y. Menurut (Sugiono, 2005:161) bahwa:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan variabel yang akan diuji sebenarnya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hipotesis Utama :

 Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Honda Blade Di PD Tridjaya Motor.

Sub-Hipotesis :

 Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Berpengaruh Secara Parsial Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Honda Blade Di PD Tridjaya Motor.


(42)

36

 Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Honda Blade Di PD Tridjaya Motor


(43)

37

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian oleh penulis ambil yaitu faktor gaya hidup dan sikap konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda Blade pada Dealer Tridjaya Motor Pagaden. Dalam melakukan penelitian penulis mengumpulkan datagaya hidup dan sikap konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Berdasarkan latarbelakang dan rumusan masalah serta karakteristik objek yang diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan hipotesis. Penelitian ini berdasarkan fakta yang ada di masyarakat tentang pemilihan alat transfortasi roda dua yaitu sepeda motor Honda Blade.

Suatu rencana struktur, dan strategi untuk menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas. Dalam pelaksanaanya, penelitian ini menggunakan jenis atau bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

1. Penelitian Deskriptif


(44)

38

“penelitian deskripif adalah jenis penelitian yang mengambarkan apa yang di lakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data”.

Data tersebut kemudian di analisis untuk memperoleh kesimpulan,dalam penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan mengenai faktor-faktor gaya hidup, sikap dan keputusan pembelian konsumen.

2. Penelitian Verifikatif

Menurut (Sugiyono, 2005:21) menjelaskan bahwa

“Penelitian Verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang di teliti”.

Dalam hal ini dimana variabel X1 adalah gaya hidup, X2 adalah sikap dan variabel Y adalah pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang variabelgaya hidup, sikap dan pengambilan keputusan konsumen. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pada suatu hipotesis, penelitian dengan menggunakan uji statistik yang relevan yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui gaya hidup dan sikap yang menjadi pertimbangan konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli sepeda motor Honda Blade.


(45)

39 3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Menurut (Sugiono, 2008:59), “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yang di sesuaikan dengan judul yang diteliti, yaitu :

1. Variabel Independen (X) atau variabel bebas.

Menurut (Sugiyono, 2008:59) Variabel bebas adalah sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yangmenjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) “.

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen (X) adalah gaya hidup (X1) dan sikap (X2).

2. Variabel Dependen (Y) atau variabel terikat

Menurut (Sugiyono, 2008:59) variabel terikat sebagai berikut: “Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel dependen (Y) adalah keputusan pembelian.


(46)

40 Tabel 3.1 Operasional variabel Variabel Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala

Faktor Gaya Hidup (Variabel X1)

“Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang (activities, interest, and opinion). (Sutisna, 2002:145)

 Activities -Kegiatan di waktu luang

-Kegiatan rutin

 Interest -Minat

-Ketertarikan

 Opinion -Konsep diri

-Persepsi terhadap produk

-Tingkat kegiatan di waktu luang

-tingkat kegiatan rutin

-tingkat minat

-tingkat ketertarikan

-tingkat konsep diri

-tingkat persepsi terhadap produk Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(47)

41 Faktor

Sikap (Variabel X2)

“sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang atau suatu peristiwa.” (Engel, 2002:325)

 Komponen Kognitif -Pengetahuan -Persepsi

 Komponen Afektif -Keinginan -Kesukaan

 Komponen Konatif -Kecenderungan bertindak -tingkat pengetahuan -tingkat persepsi -tingkat keinginan -tingkat kesukaan

-Tingkat tindakan konsumen Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Keputusan Pembelian (Variabel Y) “keputusan pembelian konsumen adalah serangkaian proses yang dilalui

konsumen meliputi

 Pengenalan masalah

 Pencarian informasi

 Evaluasi alternatif -Tingkat pengenalan masalah -Tingkat pencarian informasi.

-Tingkat evaluasi alternatif.

Ordinal

Ordinal


(48)

42 bagaimana

konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian.” (Kotler dan Armstrong, 2004:204)

 Keputusan pembelian

 Perilaku setelah pembelian

-Tingkat keputusan pembelian

-Tingkat

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen

Ordinal

Ordinal

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini,penulis menggunakan dua data yaitu data primer dan data sekunder agar memudahkan dalam penelitian.

Sumber data yang digunakan adalah bersifat primer. Data diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden yang pernah membeli dan menggunakan sepeda motor Honda Blade. Yang menjadi obyek penelitian adalah pengaruh gaya hidup, sikap dan keputusan pembelian konsumen yang diperoleh secara langsung dari masyarakat Pagaden yang pernah membeli dan memiliki sepeda motor Honda Blade.

Menurut Umi narimawati (2008:11) menyatakan:

“Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber yang biasanya melalui pertanyaan tulisan atau lisan”


(49)

43

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari literatur-literatur dan laporan-laporan yang berhubungan dengan obyek penelitian.

Menurut Umi Narimawati ( 2008:12 ) :

“Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama yang digunakan untuk memjawab masalah yang diteliti.”

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan PD Tridjaya Motor.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

”Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. (Sugiyono, 2008: 80)

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah membeli dan menggunakan Honda Blade pada dealer Tridjaya Motor Pagaden selama 3 tahun terakhir, berhak menjadi responden yang berjumlah 167 orang. Adapun populasi ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Merupakan pembeli dan pemilik Honda Blade, dan berdomisili di Pagaden

b. Telah dewasa ( > 17 tahun), sehingga dapat memberikan jawaban pada kuesioner secara obyektif dan rasional.


(50)

44

c. Mengisi kuesioner dengan lengkap, sehingga tidak ada data yang dapat mengganggu penelitian.

2. Sampel

a. Teknik Sampling

Dari populasi, dipilih sampel secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pengisian kuesioner diambil dengan accidental sampling artinya pengambilan responden yang sempat ditemui pada saat penelitian secara kebetulan memenuhi kriteria pada saat itu juga.

b. Perhitungan Jumlah Sampel

Sugiyono (2004:73), mengatakan bahwa pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling anggota populasi yang dibutuhkan secara acak tanpa menggunakan starta yang ada dalam anggota populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen, dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Untuk mengambil jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh (Husein Umar, 2001:78), yaitu sebagai berikut:

2

1

Ne

N

n


(51)

45 n : Ukuran sampel

N: Ukuran populasi

e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10%).

Dari data yang didapat jumlah populasi di dealer Tridjaya Motor Pagaden yang pernah membeli dan menggunakan motor Honda Blade sebanyak 167 orang. Sehingga bisa di ukur untuk jumlah sampel menggunakan rumus slovin hasilnya sebanyak 62,54 atau dibulatkan menjadi 70 responden agar ukuran sampel yang diperlukan lebih representative.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan berasal dari sumber – sumber sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Penulisan melakukan penelitian dengan metode lapangan yaitu penulisan terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan sebagai bahan bukti di tempat penulis teliti. Penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara sebagai berikut :

n =

) (Ne 1

N

2 

) (167x0.1 1

167

2

= 62,54


(52)

46

a. Obvervasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

b. Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait sesuai dengan topik yang penulis teliti. c. Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara

tertulis kepada responden mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

d. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ).

2. Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud memperoleh data sekunder yang berfungsi sebagai landasan teori guna mendukung dan sebagai pembanding data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini didapat dari membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas baik dari buku-buku, catatan, kuliah atau bahan tertulis lainnya.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah :

“Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti”.

Uji validitas dalam penelitian ini akan menggunakan korelasi pearson (Product Moment Pearson). Uji validitas ini perlu dilakukan guna mengetahui


(53)

47

apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu uji melakukan fungsi sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Pengukuran ini digunakan karena penyusunan angket penelitian ini dilakukan dengan mendasarkan atas konstruksi teoritik masing-masing variabel penelitian.Kemudian dari variabel penelitian tersebut dicari indikatornya, selanjutnya dijabarkan pada setiap item dalam angket.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

 

2 2

2

 

2

n XY- X Y

r=

X - X × Y - Y

 

Keterangan:

r = Nilai Korelasi Pearson

X

 = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X

Y

= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y

XY

= Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y

n

X

= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan

n

Y

= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam


(54)

48

pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan menelaah nilai Pearson correlation. Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan (butir) yang digunakan penelitian ini valid, maka selanjutnya pernyataan yang dinyatakan valid diuji reliabilitasnya.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas

Variabel Pertanyaan

Koef

validitas Titik krits Kesimpulan

Gaya Hidup (X1)

P1 0.658 0,3 valid

P2 0.558 0,3 valid

P3 0.634 0,3 valid

P4 0.610 0,3 valid

P5 0.619 0,3 valid

P6 0.494 0,3 valid

Sikap Konsumen (X2)

P1 0.543 0,3 valid

P2 0.545 0,3 valid

P3 0.566 0,3 valid

P4 0.593 0,3 valid

P5 0.593 0,3 valid

P6 0.598 0,3 valid

Keputusan Pembelian (Y)

P1 0.676 0,3 valid

P2 0.733 0,3 valid

P3 0.743 0,3 valid

P4 0.709 0,3 valid

P5 0.700 0,3 valid


(55)

49

Berdasarkan data diatassetiap item pertanyaan memiliki r lebih besar dari 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian.Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan (butir) yang digunakan penelitian ini valid, maka selanjutnya pernyataan yang dinyatakan valid diuji reliabilitasnya.

3.2.4.2Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006:716) reliabilitas adalah:

Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,

precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data.Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrument. Untuk menguji reliabilitas (keandalan) kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik belah dua (split half Method) skor pernyataan (statement) bernomor ganjil genap, dengan teknik korelasi spearman-brown correlation.


(56)

50

1. Item dibagi menjadi 2 secara acak (misalnya item ganjil dan genap). Kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan II

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlah sehingga dapat skor total untuk setiap kelompok I dan II.

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor kelompok II.

4. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

ri= Koefisien reliabilitas Spearman Brown

rb= Koefisien korelasi antara belahan pertama (genap) dan kedua (ganjil).

Untuk melihat andal atau tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas.Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliable).

r

i

=

2r

b


(57)

51 Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koef

reliabilitas

Titik Kritis Kesimpulan

Gaya hidup (X1)

0,816 0,7 Reliabel

Sikap konsumen (X2)

Keputusan Pembelian (Y) 0,702 0,7 Reliabel

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan data diatas semua variabel memiliki koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

3.2.4.3 Transformasi Data menjadi Skala Interval (MSI)

Teknik analisis Structural Equation Model (SEM) memerlukan syarat bahwa data mempunyai tingkat pengukuran sekurang-kurangnya interval.Oleh karena itu data yang memiliki tingkat pengukuran ordinal harus ditransformasikan menjadi interval. Untuk mengubah tingkat pengukuran dari ordinal menjadi interval dilakukan melalui Methode Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Berdasarkan jawaban responden, untuk setiap pernytaan, hitung frekuensi setiap jawaban.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi setiap jawaban.


(58)

52

3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z pada setiap pilihan jawaban.

5. Hitung nilai numeric penskalaan (scala value) untuk setiap pilihan jawaban melalui rumus sebagai berikut ini :

� � � � = � � � � � � − � � � � �

�� � � � − �� � � � �

6. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan persamaan berikut :

� � = � � � +� � � � � + 1

3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (Scorring) sesuai dengan sistem yang diterapkan. Scorring dilakukan dengan menggunakan skala Likert 5-4-3-2-1.

1.Analisis Kualitatif/Deskriptif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana gaya hidup, sikap dan keputusan pembelian.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:


(59)

53

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden,

c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata-rata dari total skor. d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

� � �

� � � � 100% Keterangan:

- Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

- Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item penelitian adalah sebagai berikut :


(60)

54 Tabel 3.4

Kriteria presentase Tanggapan Responden

% Jumlah Skor Tingkat kriteria

20.00% - <36.00% Sangat Tidak Baik, Sangat Rendah 36.01% - <52.00% Tidak Baik, Rendah

52.01% - <68.00% Cukup Baik, Cukup

68.01% - <84.00% Baik, Tinggi

84.01% - <100% Sangat Baik, Sangat Tinggi Sumber : (Umi Narimawati, 2007:85)

2. Analisis Kuantitatif (Verifikatif)

Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan peneliti adalah untuk Mengetahui pengaruh antara variabel X1 (gaya hidup) dan X2 (sikap) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) serta seberapa besar pengaruhnya. Adapun metode analisa Korelasi RankSpearman, Regresi Linear berganda dan Koefisien Determinasi.

Selanjutnya untuk mengolah data-data tersebut peneliti menggunakan beberapa metode antara lain:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) pengertian regresi linear berganda: “Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.”


(61)

55

Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya hidup dan sikap terhadap keputusan pembelian. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variable independent (X) dan variable dependent (Y) disebut dengan persamaan regresi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak daripenggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik danturunnya variabel independen gaya hidup dan sikap konsumen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel dependen pengambilan keputusan

Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu : Ŷ = 0 + 1X1 + 2X2 Dimana :

Ŷ = Keputusan pembelian

X1 = Gaya Hidup

X2 = Sikap konsumen

β0 = Konstanta

1, 2 = Koefisien Regresi

Jika b1dan b2positif, maka hal ini menunjukkan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan


(62)

56

besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai b1dan b2negatif berarti menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya.

b. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel ditentukan oleh besarnya kecilnya angka korelasi. Keeratan variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1 dimana:

 Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

 Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.


(63)

57

 Apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap seberapa kuat hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: (Sugiono, 2006:183)

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial X1

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Koefisien korelasi parsial X2

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(64)

58

c. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�� = �

+� − � .�

− �

c. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel “X” terhadap variabel “Y” dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi. Adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah:

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi (pearson )

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase Kd = r2 x 100%


(65)

59

Pengaruh tinggi rendahnya koefisien determinasi tersebut digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Guilford yang dikutip oleh Supranto (2001:227) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Tinggi rendahnya koefisien determinasi

Pertanyaan Keterangan

> 4% Pengaruh rendah sekali 5%-16% Pengaruh rendah tapi pasti 17%-49% Pengaruh cukup berarti 50%-80% Pengaruh Tinggi atau kuat

> 80% Pengaruh Tinggi sekali Sumber : (Supranto, 2001:227)

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan adatidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.


(1)

118

dapat disimpulkan bahwa Sikap konsumen (X2) secara parsial memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Daerah Penetapan Ho

Gambar 4.29

Kurva Uji t X2 terhadap Y Terima Ho

- 1,996

Ho ditolak Ho ditolak

2,975 1,996


(2)

119 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah sedikitnya penjualan sepeda motor Honda Blade pada PD Tridjaya Motor Pagaden-Subang. Hal ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup dan sikap konsumen sehingga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Blade di PD Tridjaya Motor Pagaden.

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya hidup konsumen di PD Tridjaya Motor Pagaden pada kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh jawaban responden untuk item-item pernyataan yang menggambarkan gaya hidup pada motor Honda blade yang sudah berada dalam kategori tinggi (75,76%).

2. Sikap konsumen pada motor Honda blade berada pada kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh jawaban responden untuk item-item pernyataan yang menggambarkan sikap konsumen pada motor Honda blade yang sudah berada dalam kategori baik (80,19%)

3. Tanggapan responden terhadap keputusan pembelian pada Honda blade berada pada kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh jawaban responden untuk item-item pernyataan yang menggambarkan keputusan


(3)

120

pembelian pada motor Honda blade yang sudah berada dalam kategori baik (73,94%)

4. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Ŷ = -0,937+ 0,395 X1 + 0,421 X2

Dan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang kuat antara gaya hidup dan sikap konsumen dengan keputusan pembelian, ini membuktikan bahwa gaya hidup dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dalam meningkatkan keputusan pembelian, gaya hidup dan sikap konsumen berpengaruh sebesar 56,2%. Sedangkan sisanya 43,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti mencari variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian selain gaya hidup dan sikap konsumen.

2. Tanggapan responden terhadap gaya hidup, sikap konsumen dan keputusan pembelian berada pada kategori baik. Oleh karena itu sebaiknya pihak dari manajemen motor Honda Blade senantiasa menjaga kualitas dan kuantitasnya.

3. Untuk perusahaan sebaiknya dapat melakukan inovasi sesuai dengan perubahan gaya hidup masyarakatnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Urip, W. 2008. Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen

Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya Barat.

Eka, Danta, J, G & Betaria, O, S. 2005. Pengambilan Keputusan Membeli Ditinjau Dari Gaya Hidup Value Minded.

Engel, F, James, Roger D Blackwell, Paul, W, Miniard. Consumer Behaviour. 8th Edition. 2001. Dryden Press. Horcout Brace College Publisher.

Fauzia, Agustini. 2008. Analisis Gaya Hidup Konsumen Menggunakan Psikografi Pernyataan AIO Pada PT Mitra Tour and Travel.

Ihalauw, JOI, John & Prasetijo Ristiyanti. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Irawan, Handi. 2009. 10 karakteristik gaya hidup konsumen Indonesia (online). (www.handiirawan.com, diakses 25 Maret 2011).

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. Terjemahan oleh Benyamin Molan. 2005. Jakarta : Indeks.

Kotler, P., Bowen, J., Makens, J., 2003 . Markting for Hospitality & Tourism. 3th edition. Prentice Hall. New Jersey.

Kotler, P., & Gary A., 2004. Dasar-dasar Pemasaran, Edisi ke-sembilan. Indeks. Jakarta.

Lamb, Hair, MC Daniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta.

Loudon, David and Albert J. Della Bitta. 2004. Consumer Behaviour Concepts and applications. 3rd Singapore. MC Graw Hill Inc.

Mowen, J, C & Minor, M. 2001. Consumer Behaviour Six Edition. New Jersey Prentice Hall.

Nanny, Roedjinandari. 2006. Pengaruh Faktor-faktor Perilaku Konsumen

Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Khas Jawa Pada Rumah Makan Inggil Malang.


(5)

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung

. 2010. Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis.

Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. PT Indeks, Kelompok Gramedia. Schiffman, L.G., & Leslie L.K., 2004. Consumer Behavior. 8th edition. Prentice

Hall, New Jersey.

Sigit, Soehardi. 2002. Pemasaran Praktis, edisi ke-tiga, Yogyakarta, BPFE, Yogyakarta.

Simamora, Henry. 2002. Sumber Daya Manusia. STIE YKNP. Yogyakarta. Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: PT. Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Muhamad Yulistira Sanjaya Tempat/tgl.Lahir : Subang, 18 Februari 1985 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Cibodas RT 29/09 Kalijati Timur Kalijati-Subang

No Telp / HP : 085224119661

Hobby : Olahraga, Dengerin Musik Nama Ayah : Ato

Nama Ibu : Iyum Sumiyati

B. PENDIDIKAN TERAKHIR

1. 1991-1997 : SDN Hastakarya Kalijati 2. 1997-2000 : SMPN 1 Kalijati

3. 2000-2003 : SMUN 1 Purwadadi

4. 2004 : Terdaftar sebagai Mahasiswa UNIKOM

Bandung, Agustus 2011 Penulis,


Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 pada PT. Adira Dinamika Multifinance Tebing Tinggi

7 110 146

Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

2 56 106

Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda pada Konsumen Sepeda Motor Honda di Fakultas Isip Universitas Sumatera Utara.

1 75 88

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda (studi kasus konsumen sepeda motor merek Honda di kecamatan Ciputat Timur kota Tangerang Selatan)

0 9 147

Pelaksanaan Personal Selling Dalam Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Honda Pada CV. Aceh Honda Motor Bandung

0 12 158

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA DI YOGYAKARTA

0 3 100

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 14

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA DI KECAMATAN NGAWEN KLATEN Analisis Sikap Konsumen Terhadap Pembelian Sepeda Motor Honda Di Kecamatan Ngawen Klaten.

0 0 11

PENDAHULUAN Analisis Sikap Konsumen Terhadap Pembelian Sepeda Motor Honda Di Kecamatan Ngawen Klaten.

0 0 5

ANALISIS PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBJEKTIF KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DI KOTA PADANG.

0 1 6