Hegemoni Kiai dalam Film Sang Kiai dan S

FJIK 1: PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Lampiran:
 Transkrip Nilai

 Fotokopi Bukti Pembayaran SPP dan BOP

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
RENCANA PROPOSAL
Diajukan Oleh:
Nama

: Baharuddin Robbani

No. Mhs.

: 11/317957/SP/24839

Konsentasi


:  Media dan Jurnalisme

Email

: bahar.robbani@gmail.com Telp.: …

Status

:

 Komunikasi Strategis
Hp.: 085799299745

 Bebas kredit, SKS yg telah ditempuh _______ batas waktu ujian skripsi :
_______________
 Masih dalam kredit : ……..SKS

Usulan Dosen Pembimbing : (tuliskan 3 nama dengan urutan prioritas)
1. Dr. Budi Irawanto, MA
2. Dian Arymami, S.IP, M.Hum

3. Budi KZ., Drs, M. Si

A. Judul / Topik Penelitian
Hegemoni Kiai dalam Film Sang Kiai dan Sang Pencerah
(Analisis Semiotika Representasi Hegemoni Kiai dalam Film Sang Kiai dan Sang
Pencerah)
Kiai Hegemony in Movies Sang Kiai and Sang Pencerah
(Semiotics Analysis Representation Kiai Hegemony in Movies Sang Kiai and Sang
Pencerah)

B. Latar Belakang Masalah
Dalam lima tahun terakhir dua film dirilis mengisahkan sejarah dua orang
tokoh Islam besar di Indonesia. Kedua duanya menyampaikan biografi kedua tokoh
ini dalam genre drama sejarah. “Sang Pencerah” (2010) menceritakan biografi K.H.
Ahmad Dahlan sebagai pendiri organisasi Muhammadiyah. Sedangkan “Sang Kiai”
(2013) menceritakan biografi pendiri Nahdlatul Ulama, K. H. Hasyim Asy’ari.
K.H. Ahmad Dahlan dalam “Sang Pencerah” digambarkan sebagai seorang
tokoh Indonesia yang memberikan pencerahan dalam berbagai hal, khususnya
dalam dunia pendidikan di jamannya. Pendidikan yang didasarkan pada syariat Islam
dengan sistem modern. Sampai pada puncaknya K.H. Ahmad Dahlan membentuk

suatu perkumpulan Islam bernama Muhammadiyah pada tahun 1912 sebagai wadah
perjuangannya.
Sedangkan film “Sang Kiai” menggambarkan sosok K.H. Hasyim Asy’ari dan
perannya dalam turut serta dalam perjuangan kemerdekaan lewat pendekatan
agama. Kehadiran film Sang Kyai menjadi pelengkap historiografi perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia yang selama ini bias elite capture: semacam sudut
pandang elit dalam merekonstruksi peristiwa sejarah, terutama sejarah perjuangan
kemerdekaan bangsa ini1.
Gramsci menjelaskan konsep hegemoni tidak hanya menggambarkan
hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan semata, melainkan cenderung
kepada hubungan

persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan

ideologis. Kekuasaan bukanlah dominasi milik suatu kelas tertentu yang menguasai
kelas lainnya, melainkan hubungan konsensus2 (persetujuan) dengan menggunakan
kepemimpinan politik dan ideologis.
Penokohan dalam kedua film ini merepresentasikan hegemoni kiai dalam
kehidupan pesantren, sebagai pemuka agama, sebagai guru, dan juga sebagai
pemimpin politik dan ideologis di lingkungannya masing-masing. Hegemoni kiai

terkadang tak lepas pula dari pengkultusan yang hiperbolis. Meskipun kedua film ini
mengangkat hegemoni kiai, namun representasi yang terbentuk tidak semuanya
sama. Tak bisa dipungkiri kedua organisasi dibelakang kedua film tersebut kerap
berselisih pendapat dalam berbagai kebijakan maupun penentuan suatu hukum.
Prinsip dan paradigma kedua organisasi ini pun berbeda, sehingga sedikit banyak
akan berpengaruh pada representasi hegemoni kiai dalam kedua film tersebut.
Maka dengan adanya asumsi dasar tersebut, peneliti mencoba untuk
menganalisa lebih jauh mengenai simbol-simbol yang digunakan dalam film “Sang
1 Afif, Mohammad. Sang Kyai, Sang Pencerah dan Sang Liyan. Koran-Tempo edisi 7 Juli 2013
2 Patria, Nezar & Arief, Andi. 2003. Antonio Gramsci ; Negara dan Hegemoni.Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
hlm. 123.

Kiai” dan “Sang Pencerah” dalam merepresentasikan hegemoni kiai dari tokoh K.H.
Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah ‘Bagaimana Representasi Hegemoni Kiai dalam Film
Sang Kiai dan Sang Pencerah?’
D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana representasi
hegemoni kiai dalam film Sang Kiai dan Sang Pencerah.
E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai

kontribusi

terhadap

kajian

analisis

semiotika

yang

telah

ada


sebelumnya.
2. Sebagai kontribusi terhadap kajian film bertemakan agama di Indonesia.
3. Menjadi bahan diskusi santri dan masyarakat pesantren pada umumnya.

F. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif, yaitu semiotika. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda, karena
itulah menurut Alex Sobur film merupakan kajian yang amat relevan bagi analisis
struktural atau semiotika (Sobur, 2004 : 128).
Penelitian ini ditekankan pada pendeskripsian makna yang terkandung dalam
tanda-tanda yang digunakan dalam film “Sang Kiai” dan “Sang pencerah” dengan
analisis

level

pertandaan

Barthes.


Kelebihan

dari

metode

ini

adalah

kemampuannya dalam membongkar tanda yang dipakai untuk memahami secara
kritis mitos yang terselubung serta ideologi yang dipakai oleh suatu sistem
penandaan. Hal tersebut didasari pemahaman bahwa setiap tanda mengandung
banyak makna/ polisemi (Adityawan, 2008; 12 – 13). “Dalam konsep Barthes,
tanda konotatif tidak sekadar memiliki makna tambahan namun juga mengandung
kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya,
inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi

Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.” (Sobur,

2009:69)
2. Objek penelitian
Objek penelitian terdiri dari dua film bertemakan agama islam yakni “Sang
Kiai” dan “Sang Pencerah.”
“Sang Kiai” adalah film drama sejarah rilisan tahun 2013 yang mengangkat
biografi pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari
Jombang, Jawa Timur yakni KH Hasyim Asyari. Film berdurasi 136 menit ini
disutradarai oleh Rako Prijanto. Sedangkan “Sang Pencerah” adalah film drama
sejarah rilisan tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan
kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini berdurasi
total 112 menit.
3. Teknik pengumpulan data
Data primer dalam penelitian ini akan dipilih dari scene-scene dalam film
“Sang Kiai” dan “Sang Pencerah.” Pemilihan didasarkan menurut keterkaitanya
terhadap representasi hegemoni kiai. Data ini akan difokuskan pada struktur
mikro, yaitu tema, dialog, scene, sequence, dan setting yang mengarah kepada
tema dari obyek penelitian. Agar mudah dibaca dan dicerna, maka dibuatlah
pembagian hasil pemaknaan pada detil scene, shot, angle, setting, dan audio3
Data sekunder untuk melengkapi penelitian didapatkan dengan studi
pustaka..Dalam penelitian ini, studi pustaka difokuskan pada buku-buku yang

membahas tentang hegemoni, kiai, dan semiotika.
4. Teknik analisis data
Analisis data adalah penyusunan data yang telah dikumpulkan untuk
diklasifikasikan ke dalam pola, satuan dasar dan kategori-kategori tertentu agar
dapat ditafsirkan dengan memadukan konsep dan teori yang sesuai. Penafsiran
yakni memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola
uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian 4 Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: identifikasi dan reduksi data,
klasifikasi dan kategorisasi, interpretasi dan penyajian data.
3 Nan, T. Achnas. 2001. Program Bimbingan Anak SAMPOERNA :Karya Kita Bengkel Film Pemula

4

Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakaya., Hal : 280

G. Daftar Pustaka
Afif, Mohammad. Sang Kyai, Sang Pencerah dan Sang Liyan. Koran-Tempo edisi 7
Juli 2013
Patria, Nezar & Arief, Andi. 2003. Antonio Gramsci ; Negara dan
Hegemoni.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 123

Barthes, Roland. 1978, Image Music Text. New York: Hill and Wang
Berger, Arthur Asa. 2005. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Suatu
Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakaya.
Nan, T. Achnas. 2001. Program Bimbingan Anak SAMPOERNA :Karya Kita Bengkel
Film Pemula
Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sunardi, ST. 2004. Semiotika Negativa. Yogyakarta: Kanal

Rencana penelitian ini telah disetujui oleh Jurusan Ilmu Komunikasi
Yogyakarta,
Mengetahui

Bersedia

Ketua / Sekretaris Program Studi S1

Membimbing Skripsi


Jurusan Ilmu Komunikasi

__________________________
Dicatat di Jurusan Ilmu Komunikasi No. ...

______________________
pada hari/tanggal ....

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24