Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyeleng

PERAN PEMERINTAH PUSAT SEBAGAI PENYELENGGARA
PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMDA SEBAGAI REGULATOR,
PENGAWAS SERTA PELAKSANA PENDIDIKAN DALAM UPAYA
MENINGKATAN MUTU SEKOLAH DASAR
Oleh : Suparni,SE

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kunci untuk membuka pintu kesejahteraan. Dengan
Pendidikan yang layak dan memadai dunia seakan berada dalam genggaman.
Motivator Dunia Nelson Mandela menyampaikan kata-kata bijak yang dapat
digunakan sebagai motivasi hebat, dalam kutipannya : “Education is the most
powerful weapon which you can use to change the world. ”(Nelson Mandela)

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan
untuk mengubah dunia.” After climbing a great hill, one only finds that there
are many more hills to climb.” “Setelah mendaki bukit tinggi, seseorang
akan menemukan bahwa masih ada banyak bukit yang harus didaki.”
Belajar Sepanjang Hayat merupakan motto yang sering didengungkan di dunia
pendidikan untuk memacu semangat belajar didalam dunia pendidikan. Jika
dilihat dari fungsi pokoknya istilah Manajemen dan administrasi mempunyai
fungsi yang sama. Karena itu, perbedaan kedua istilah tersebut tidak konsisten

dan tidak signifikan1. (1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep,
Strategi Dan Implimentasi, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2004, Hal: 19.)
Beberapa ilmuwan mengartikannya manajemen dalam definisi yang berbedabeda.

Istilah

manajemen

sering

kali

disandingkan

dengan

istilah

administrasi.Terkait dengan hal tersebut, terdapat tiga pandangan berbeda dari
beberapa ahli; (1) mengartikan lebih luas dari pada Manajemen (Manajemen

merupakan inti dari administrasi); (2) Manajemen dilihat dalam lingkup yang
lebih luas dari pada administrasi, (3) Pandangan yang menggangap bahwa
Manajemen identik dengan administrasi. Menurut E. Mulyasa Manajemen
pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses
1

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

pengendalian

kegiatan

tersebut

mencakup


perencanaan

(planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan (actualiting) dan pengawasan
(controlling), sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi2. (2E.
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2005, Hal: 7).
Dalam artikel ini penulis tertarik untuk membahas tentang Strategi
Peningkatan Mutu Pendidikan di negara yang sudah maju dibandingkan dengan
strategi peningkatan mutu pendidikan di negara kita. Mari kita intip rahasia
negara Finlandia mencapai sukses dibidang pendidikan sehingga dijuluki salah
satu negara paling maju di dunia. Apa saja indikator sistem pendidikan yang
mereka punya, kita lihat perbandingannya dengan system pendidikan di negeri
kita dalam kutipan dibawah ini yang bertemakan “23 Inovasi Pendidikan
Finlandia dan Kita Masih Debat Soal 5 Hari Sekolah” :
https://life.idntimes.com/education/francisca-christy/23-hal-yang-bikin-sistempendidikan-di-finlandia-maju-pesat-dibandingkan-indonesia/full

Di


Akses

Tanggal 28 September 2017 Pk.08.10
“23 Inovasi Pendidikan Finlandia dan kita masih debat soal 5 Hari
Sekolah”. Perbandingan konsep dan system pendidikan di Indonesia dan
Finlandia sebagai berikut :
1. Peserta Didik di Finlandia tidak diperkenankan masuk sekolah dasar jika
umur mereka belum genap 7 tahun. Sedangkan di Indonesia, beberapa
sekolah membolehkan anak belum genap usia 7 tahun bahkan 6 tahun
masuk Sekolah Dasar. Program yang digunakan di Negara kita sekarang
adalah program penuntasan 9 tahun. Dengan usia yang belum matang,
mengenyam pendidikan di sekolah dasar, siswa akan jenuh dan cenderung
tak optimal mengenyam pendidikan.
2. Guru-guru Finlandia memiliki sistem lain untuk menilai siswa, bukan dari
ujian dan pekerjaan rumah. Hal ini setidaknya dilakukan sampai mereka
menginjak remaja. Di Indonesia Sistem penilaian diatur menurut Badan
Standar Nasional Pendidikan.

2


Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

3. Di Finlandia, anak tidak diukur dari 6 tahun pertama mereka mengenyam
bangku pendidikan. Di Indonesia, 6 tahun pertama anak bersekolah, yakni
di sekolah dasar, mereka sudah dinilai. Nilai mereka dianggap
mempengaruhi prestasi.
4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yakni ketika mereka berusia
16 tahun. Di Indonesia, siswa kelas 1 SD sudah menjalani Penilaian Akhir
Semester (PAS).
5. Semua siswa, pintar atau tidak, belajar di kelas yang sama. Di Indonesia,
ada kelas akselerasi, ada kelas regular, ada juga kelas internasional.
6. 30 persen siswa di Finlandia memperoleh beasiswa selama 9 tahun untuk
sekolah. Di Indonesia, beasiswa diberikan bagi peserta didik yang
berekonomi lemah, diantaranya Program Indonesia Pintar (PIP). Jaminan
Pendidikan Daerah (JPD).
7. 66 persen siswa di Finlandia mengenyam pendidikan hingga perguruan
tinggi.


Di

Indonesia

silahkan

kunjungi

laman

:

https://www.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1614
8. Tidak ada jurang yang terlalu lebar yang membedakan siswa yang terpandai
dan paling tertinggal di kelas. Di Indonesia, yang pintar dan yang dianggap
tertinggal masih membutuhkan banyak latihan.
9. Kelas sains di Finlandia diisi maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat
praktik dan melakukan penelitian. Di Indonesia, hanya sekolah tertentu
yang punya laboratorium yang memenuhi standar. Itu pun digunakan

banyak siswa karena factor sarana dan prasarana yang sepenuhnya belum
memadai.
10. 93 persen orang Finlandia adalah lulusan sekolah tinggi. Di Indonesia,
belum sampai pada tahap itu. Hal tersebut disebabkan oleh banyak fakor.
11. 43 persen siswa SMA Finlandia memilih sekolah kejuruan. Di Indonesia,
sekolah kejuruan belum sepenuhnya banyak peminat.
12. Siswa SD di Finlandia memiliki waktu istirahat 75 menit sehari. Di Amerika
tidak sampai 30 menit, sementara di Indonesia hanya 15 menit.

3

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

13. Guru hanya menghabiskan 4 jam di kelas. Sementara itu, 2 jam seminggu
guru memperoleh pendidikan pengembangan profesi. Di Indonesia, guru
professional bersertifikat pendidik wajib mengajar jumlah siswa perkelas
minimal 20 siswa. Hari Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1

(satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
minggu. (2) Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat
puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu istirahat selama 0,5 (nol koma
lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima)
hari dalam 1 (satu) minggu. (3) Dalam hal diperlukan penambahan waktu
istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekolah dapat menambah
waktu istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari
atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.
(4) Penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
termasuk dalam perhitungan jam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
14. Di Finlandia, jumlah guru dan murid sepadan. Sedangkan di Indonesia,
terutama di daerah 3T, sedang masih kekurangan guru dan tenaga
kependidikan karena adanya moratorium bagi penerimaan Pegawai Negeri
Sipil atau Aparatur Sipil Negara (ASN).
15. Biaya sekolah 100 persen didanai negara. Di Indonesia, bagi sekolah negeri
didanai dengan Bantuan Operasional Sekolah Negeri

– Anggaran dan


Pendapatan Belanja Negara (BOSN-APBN) serta Bantuan Operasional
Sekolah Daerah - Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (BOSDAAPBD). http://www.data-apbn.kemenkeu.go.id/Dataset/Details/1007
16. Semua tenaga pendidik di Finlandia harus minimal bergelar magister dan
memiliki karya tulis ilmiah yang telah terpublikasi. Di Indonesia belum
semua guru lulus S1 meskipun sudah diterapkan peraturan pendidikan
minimal S1 bagi guru. Kalau mau menempuh pendidikan selanjutnya,
kebanyakan bayar sendiri, yang dibayari pemerintah hanya mereka yang
mendapat program beasiswa saja, yang lainnya kalau mau lanjut bayar
sendiri. Gelar magister digunakan untuk standar minimal pendidikan dosen,
4

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

itupun tidak semua dosen memiliki karya ilmiah yang terpublikasi meskipun
dalam aturan hukumnya wajib.
17. Penerapan Kurikulum Nasional di Indonesia tergolong kaku dan kurang
fleksibel. Contohnya Implementasi Kurtilas (Kurikulum 2013), yang

sebenarnya dalam Kurikulum KTSP sudah bagus, tapi demi Pemerintah
Pusat mencoba untuk menggunakan Kurikulum ini yang dirasakan sangat
rumit pelaksanaannya bagi para tenaga pendidik karena para pendidik ini
memang dapat dibilang belum siap untuk beralih ke Kurikulum yang
mereka anggap banyak menyerap banyak waktu, padahal bila diukur dari
batas kemampuan siswa outputnya masih sama saja. Meskipun berbagai
strategi pembelajaran sudah digunakan, tapi negara ini masih benar-benar
butuh belajar banyak dari negara-negara yang sudah maju, bukan hanya
maju dibidang pendidikan saja, tetapi maju di semua sektor, pendidikan
tidak lepas dari sektor perkembangan ekonomi juga. Jika sektor ekonomi
bagus pendidikan ikut berkembang bagus juga karena keduanya saling
mendukung dan berkait.
18. Sepuluh (10) persen guru dipilih dari 10 perguruan tinggi ternama dan
dipilih yang merupakan lulusan terbaik di universitas mereka. Di Indonesia
Sumber Daya Manusia bagi tenaga pengajar yang berkualitas masih
dipertanyakan, coba tanya berapa IPK mereka saat lulus S1 yang merupakan
standar pendidikan minimal bagi seorang tenaga pendidik, kualitas pendidik
jelas sangat berpengaruh terhadap peserta didik yang diampunya.
19. Pada 2010, 6.600 orang bersaing merebut 660 kursi pelatihan guru SD. Di
Indonesia Pelatihan Guru (PLPG) diberikan kepada guru yang lolos dalam

ujian rekruitmen calon guru, tidak harus memiliki pendidikan linear karena
factor kebutuhan guru yang belum tercukupi.
20. Gaji awal rata-rata untuk guru di Finlandia 29 ribu $ AS pada 2008.
21. Di Indonesia gaji untuk guru tetap untuk tahun 2017 sudah mencapai standar
jika ditambah dengan sertifikasi guru , gaji mereka berkisar antara 214 –
714 $ AS, kecuali guru honor tentu dibayar sesuai kemampuan sekolah,

5

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

karena pada tingkat sekolah yang berbeda memiliki kemampuan yang
berbeda pula tergantung banyaknya jumlah siswa.
22.Guru sama prestisiusnya dengan dokter dan pengacara. Di Indonesia guru
juga sudah sangat diperhatikan bahkan bisa dibilang profesi guru sedang
mengalami trend karena gajinya yang lumayan tinggi dibandingkan profesi
lainnya. Perkembangan Perguruan Tinggi yang membuka Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan juga sudah mulai menjamur.
23. Dalam perhitungan standar internasional pada 2001, anak-anak Finlandia
tertarik dengan ilmu pengetahuan, suka membaca, dan suka matematika.
Apakah pendidikan di Indonesia berani seperti di Finlandia? . Yang jelas
negera kita bermimpi dalam proses menuju kesana, ingin seperti Finlandia,
mampukah ?
Berikut Perbedaan antara Permendikbud No.23 Tahun 2017 dengan
Perpres 87/2017.
1. Permendikbud No.23 Tahun 2017
Dalam Pasal 2: (1) Hari Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1
(satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
minggu. (2) Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat
puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu istirahat selama 0,5 (nol koma
lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima)
hari dalam 1 (satu) minggu. (3) Dalam hal diperlukan penambahan waktu
istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekolah dapat menambah
waktu istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari
atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.
(4) Penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
termasuk dalam perhitungan jam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
2. Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017
Pasal 9: (1) Penyelenggaraan PPK pada jalur Pendidikan Formal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5
(lima) hari sekolah dalam 1 (satu) Minggu (2) Ketentuan hari sekolah
6

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan pada masing-masing satuan
pendidikan

bersama-sama

dengan

Komite

Sekolah/Madrasah

dan

dilaporkan kepada Pemerintah Daerah atau kantor kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama setempat sesuai
dengan kewenangan masing-masing. (3) Dalam menetapkan 5 (lima) hari
sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dan
Komite/Sekolah Madrasah mempertimbangkan: a). kecukupan pendidik dan
tenaga kependidikan; b). ketersediaan sarana dan prasarana; c). kearifan
lokal; dan d). pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar
Komite Sekolah/Madrasah.

B. Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang masalah diatas, penulis ingin menyampaikan
pendapat ilmiah untuk dikaji dalam pokok bahasan dibawah ini :
1. Peran Pemerintah Pusat sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional bagi
berkembangnya mutu pendidikan.
2. Peran Pemerintah Daerah sebagai Regulator bagi berkembangnya mutu
pendidikan.
3. Peran Pemerintah Daerah sebagai Pengawas pelaksanaan pendidikan
untuk peningkatan mutu.
4. Peran Pemerintah Daerah sebagai Pelaksana bagi tercapainya sasaran
peningkatan mutu pendidikan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk melihat lebih dalam bagaimana
Peran Pemerintah Daerah sebagai regulator, pengawas dan pelaksana
melakukan kiprahnya dalam mendukung dunia pendidikan.

D. Manfaat
Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca pada
umumnya, agar kita menyadari bahwa segala sesuatu perlu dukungan dari
semua pihak dan semua elemennya baik pemerintah dan masyarakat untuk bahu
7

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

membahu dalam upaya mencerdaskan putra-putri bangsa sebagai generasi di
masa depan. Anak didik inilah bangsa dan negara akan dititipkan, mencetak
generasi mendatang yang lebih baik adalah tanggungjawab bersama bagi
seluruh elemen bangsa ini.
E. Definisi Operasional
1. Peran Pemerintah Pusat sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Peran Pemerintah Pusat

terhadap dunia pendidikan adalah Pemerintah

Pusat berkewenangan membuat peraturan dan regulasi yang baik agar dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.Terkait pendidikan didalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sebelum di Amandemen
berbunyi : BAB XIII, Pendidikan, Pasal 31 (1) Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran. (2) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan
undang-undang. Pasal 32, Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia. Kemudian didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945 baik sebelum dan sesudah di Amandemen tidak
mengalami perubahan, berbunyi :
“ Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia … www.hukumonline.com
Upaya pemerintah untuk terus memajukan pendidikan sesuai dengan
kemajuan zaman terus dilakukan, hal ini dapat kita lihat pada perubahan
bagian-bagian tertentu didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang oleh MPR – RI, pada perubahan ke IV yang
terkait pendidikan dan kesejahteraan dapat kita lihat pada BAB XIII,
Pendidikan Dan Kebudayaan, Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.(3) Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. (4) Negara
8

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Pasal 32 (1) Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan

menjamin

kebebasan

masyarakat

dalam

memelihara

dan

mengembangkan nilai-nilai budayanya.(2) Negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. BAB XIV
Perekonomian Nasional Dan Kesejahteraan Sosial, Pasal 34 (1) Fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. (2) Negara
mengembangkan

sistem

jaringan

sosial

bagi

seluruh

rakyat

dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. (4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang.Pasal 37 (1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar
dapat diagendakan dalam siding Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat. (2) Setiap usul perubahan pasal-pasal UndangUndang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian
yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.(3) Untuk mengubah pasalpasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal UndangUndang Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima
puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat. (5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.
www.hukumonline.com
9

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

Menurut pengamatan penulis perubahan pada bagian-bagian tertentu
terutama pengaturan pada bidang pendidikan jauh lebih baik dari
pengaturan sebelumnya, karena pada perubahan tersebut menjadi lebih jelas
arahnya, hal ini tidak lepas dari upaya pemerintah untuk terus memajukan
pendidikan di negeri ini. Berikut adalah urutan perubahan atas UndangUndang Dasar 1945, (1). Amandeman I Undang-Undang Dasar 1945 (2).
Amandeman II Undang-Undang Dasar 1945 (3) Amandeman III UndangUndang Dasar 1945 (4) Amandeman IV Undang-Undang Dasar 1945.
Mari kita lihat kembali perubahan Sistem Pendidikan Nasional kita yang
juga mengalami perubahan dan pencabutan demi mencapai tujuan
pendidikan nasional yang lebih baik yang dipublikasikan oleh Sistem
Informasi Direktorat Jenderal, Peraturan Perundang-undangan Jl. H.R.
Rasuna Said Kav. 6 - 7, Jakarta Selatan,Telp: (021) 5221618 - Fax:(021)
5265480,E-mail: humas.djpp@gmail.com
1)

PP No 55 Tahun 2007

2)

PP No 47 Tahun 2008

3)

UU No 9 Tahun 2009

4)

PP No 14 Tahun 2010

5)

PP No 17 Tahun 2010

6)

UU No 20 Tahun 2003, tanggal 8 Juli 2003, Mencabut Perpu No 48
Tahun 1960 dan Mencabut UU No 2 Tahun 1989

7)

Putusan MK No 011/PUU-III/2005 Tahun 2005, Mencabut UU No 20
Tahun 2003

8)

Putusan MK No 11-14-21-126 DAN 136/PUU-VII/2009 Tahun 2009,
Mencabut UU No 20 Tahun 2003, Mencabut UU No 9 Tahun 2009,

9)

UU No 9 Tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009, Putusan MK No
5/PUU-X/2012 Tahun 2012, Mencabut UU No 20 Tahun 2003

10) PP No 19 Tahun 2005
11) PP No 32 Tahun 2013, tanggal 7 Mei 2013, Mengubah PP No 19
Tahun 2005

10

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

12) PP No 13 Tahun 2015, tanggal 6 Maret 2015, Mengubah PP No 19
Tahun 2005
13) PP No 32 Tahun 2013, tanggal 7 Mei 2013, Mengubah PP No 19
Tahun 2005
14) PP No 13 Tahun 2015, tanggal 6 Maret 2015, Mengubah PP No 19
Tahun 2005

2. Peran Pemerintah Daerah sebagai Regulator
Peran Pemerintah Daerah sebagai Regulator memiliki kewenangan untuk
membuat kebijakan dalam hal pengelolaan sumber daya manusia
diwilayahnya sesuai dengan acuan Perundang-undangan dan peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah
diperkenankan mengeluarkan Peraturan Daerah untuk pengembangan
daerahnya, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Pusat, mengingat Pemerintah Daerah berperan sebagai
regulator bagi Pemerintah Pusat ke Daerah. Memberikan Sosialisasi
mengenai

peraturan

yang

dibuat

oleh

Pemerintah

Pusat

secara

berkesinambungan pada semua elemen terkait dengan satu tujuan yaitu
mencapai sukses sesuai rencana yang dibuat Pemerintah Pusat. Pemerintah
Pusat mengeluarkan peraturan-peraturan tersebut tentu saja telah melewati
kajian-kajian, riset atau penelitian yang dipakai sebagai dasar pembuatan
peraturan.Sejauh

mana

riset

tersebut

mendapatkan

temuan

untuk

memecahkan berbagai persoalan, tentu saja tergantung dariapa yang diteliti
dan hasil temuannya, hal tersebut tidak lepas dari tersedianya data-data yang
akurat dan lengkap untuk diteliti. Dalam hal Pemerintah Daerah
melaksanakan tugasnya hendaknya bekerja sama dengan Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Perguruan Tinggi. Hal ini diatur
didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. LPMP ini sekarang berganti
nama menjadi Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan dibawah
11

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan Pendidikan Tinggi
dibawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Tentang
peran Pemerintah Daerah telah dijelaskan didalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 92 (7) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), LPMP bekerja sama dengan Pemerintah Daerah
Dan Perguruan Tinggi.

3. Peran Pemerintah Daerah sebagai Pengawas
Dalam dunia pendidikan pengawasan merupakan aktivitas umum didalam
manajemen pemerintahan untuk melakukan tugas pokok dan fungsinya
didalam melakukan pengawasan dibidang pendidikan demi terlaksananya
tujuan-tujuan nasional yang telah di rencanakan oleh Pemerintah Pusat
melalui berbagai peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat dan
diturunkan ke pemerintah daerah berdasarkan regulasi terkait yang
dilakukan oleh Pengawas. Hal yang terkait dengan Pengawas Sekolah diatur
didalam Peraturan Menteri Pendidian Nasional Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2007 tentang Pengawas Sekolah atau Madrasah. Pengawas disini
juga sebagai regulator dari Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas di
bidang pengawas pendidikan.Standar Kompetensi Pengawas ini diatur
didalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun
2007

Tanggal

28

Maret

2007

Tentang

Standar

Pengawas

Sekolah/Madrasah. Pengawas dapat kita lihat sebagai berikut :1).
Kualifikasi Pengawas Jenjang Sekolah Dasar : a. Berpendidikan minimum
sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan dari perguruan tinggi
terakreditasi; b. 1) Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA
dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala
sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi
pengawas TK/RA; 2) Guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru
SD/MI dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau
12

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

kepala sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas SD/MI. Kompetensi Pengawas Taman KanakKanak/Raudatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), memiliki beberapa kompetensi yaitu :
1. Kompetensi Kepribadian sebagai berikut :
1.1 Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan.
1.2

Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang
berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.

1.3 Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas
pokok dan tanggungjawabnya.
1.4 Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder
pendidikan.
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
2.1

Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2.2 Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi- tujuan
dan program pendidikan di sekolah.
2.3

Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan disekolah.

2.4 Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya
untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah.
2.5 Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan
di sekolah.
2.6 Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan
konseling disekolah.
2.7 Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasilhasil

yang

dicapainya

untuk

menemukan

kelebihan

dan

kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya disekolah.
13

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

2.8

Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah
dalam mempersiapkan akreditasi sekolah.

3. Kompetensi Supervisi Akademik
3.1

Memahami

konsep,

prinsip,teori

dasar,

karakteristik,

dan

kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
3.2 Memahami konsep, prinsip,teori/teknologi,karakteristik,dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
3.3

Membimbing

guru

pengembangan di

dalam

menyusun

TK/RA atau

silabus

tiap

bidang

mata pelajaran di

SD/MI

berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar,
dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
3.4

Membimbing

guru

dalam

strategi/metode/teknik
mengembangkan

memilih

dan

pembelajaran/bimbingan

berbagai

potensi

siswa

menggunakan
yang

melalui

dapat
bidang

pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
3.5

Membimbing

guru

dalam

menyusun

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
3.6

Membimbing

guru

pembelajaran/bimbingan

dalam
(di

melaksanakan

kegiatan

kelas,laboratorium,

dan/atau

dilapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
3.7 Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengem bangkan dan
menggunakan

media

pendidikan

dan

fasilitas

pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di SD/MI.

14

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran SD/MI.
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
4.1 Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan di sekolah.
4.2 Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting
dinilai dalam pembela jaran/bimbingan tiap bidang pengembangan
di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
4.3 Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam
melaksanakan

tugas

pokok

dan

tanggung

jawabnya

untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bim bingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
4.4 Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar
siswa

serta

menganalisisnya

untuk

perbaikan

mutu

pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di SD/MI.
4.5 Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
mutu

pendidikan

dan

pembelajaran/bimbingan

tiap

bidang

pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI
4.6 Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf sekolah.
5. Kompetensi Penelitian Pengembangan
5.1 Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam
pendidikan.
5.2 Menentukan masalah kepengawasan yang penting iteliti baik untuk
keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya
sebagai pengawas.
5.3 Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian
kualitatif maupun penelitian kuantitatif.

15

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

5.4 Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah
pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat
bagi tugas pokok tanggung jawabnya.
5.5 Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik
data kualitatif maupun data kuantitatif.
5.6 Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau
bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu
pendidikan.
5.7 Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan
untuk melaksana kan tugas pengawasan disekolah.
5.8 Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan
kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah.
6. Kompetensi Sosial
6.1 Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan
kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
6.2 Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.
4. Peran Pemerintah Daerah sebagai Pelaksana Pendidikan
Pelaksana Pendidikan yang dimaksud adalah Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

yang

bertugas

di

lingkungan

Pemerintah

Daerah.

Permendikbud No 16 Tahun 2007 mengatur tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa Standar Nasional
Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indo-nesia. Sebagaimana
diketahui standar tersebut meliputi Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan,

Standar

Proses,

Standar

Tenaga

Pendidik

dan

Tenaga

Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) bertugas membantu Menteri dalam mengembangkan,

16

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

memantau, dan mengendalikan standar nasional pendidikan. Terkait dengan
Peran Pelaksana Pendidikan artinya kita berbicara mengenai standar PTK.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tanggal 4 Mei 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan
Kompetensi Guru. Untuk Kualifikasi Guru Sekolah Dasar yaitu Guru pada
SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat,harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh
dari program studi yang terakreditasi. Standar Kompetensi Guru Kelas
SD/MI sebagai Kompetensi Inti Guru harus memiliki
a. Kompetensi Pedagogik :
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural,emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3) Mengembangkan

kurikulum

yang

terkait

dengan

mata

komunikasi

untuk

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu
4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5) Memanfaatkan

teknologi

informasi

dan

kepentingan pembelajaran.
6) Memfasilitasi

pengembangan

potensi

peserta

didik

untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10) Melakukan

tindakan

reflektif

untuk

peningkatan

kualitas

pembelajaran.

17

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

b. Kompetensi Kepribadian
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social dan
kebudayaan nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,dewasa, arif,
dan berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
6) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
c. Kompetensi Sosial
1) Bersikap inklusif, bertindak objektif,serta tidak diskrimi natif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan,orang tua, dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d. Kompetensi Profesional
1) Menguasai materi, struktur, konsep,dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan Keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
mela-kukan tindakan reflektif.

18

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

5) Memanfaatkan

teknologi

informasi

dan

komunikasi

untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.
F. Penutup
Dari sekian pokok bahasan yang penulis uraian beserta kutipannya dapat
penulis simpulkan bahwa :
1. Kesimpulan
Menurut analisa penulis konsep system pendidikan di negara kita Indonesia
dibanding Finlandia rasionya kira-kira 100:50, sebenarnya Pemerintah
Indonesia sedang berupaya dalam proses peralihan dan mengikuti
perkembangan dengan mengadopsi sebagian sistem di negara yang
pendidikannya telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
upaya telah dilakukan pemerintah pusat dengan berbagai konsep system
pendidikan dinegara maju disesuaikan dengan konsep system di negera kita
yang sedang berkembang, meskipun adopsi system tersebut tidak
seluruhnya di gunakan karena disesuaikan dengan berbagai kondisi di
negara kita yang sedang berkembang. Diseluruh dunia, disemua negara
pemerintahnya mencoba berpacu untuk terus berinovasi dan memajukan
bangsanya

melalui

dunia

pendidikan.

Dengan

berbagai

strategi

pembelajaran demi memajukan putra-putri bangsanya agar terus mencapai
kemajuan baik di negara maju maupun dinegara berkembang. Berbagai cara
ditempuh, dengan cara riset atau penelitian, mencoba berbagai metode
belajar, terus melakukan perubahan untuk mencapai satu tujuan yaitu goal
dalam mencapai tujuan sesuai dengan konsep yang telah direncanakan. Hal
ini tidak lepas dari Peran Pemerintah Daerah sebagai regulator, pengawas
sekaligus pelaksana pendidikan. Seluruh elemen masyarakat untuk turut
serta mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Berbagai Strategi
yang sudah di atur oleh Pemerintah Pusat.
2. Saran
Kontribusi dari seluruh elemen sangat diperlukan untuk terus melakukan
evaluasi dengan tujuan pencapaian sukses dibidang pendidikan sesuai
dengan program pendidkan yang telah direncanakan. Masalah waktu belajar
19

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

5 atau 6 hari hendaknya disesuaikan dengan kondisi wilayah di daerah
masing-masing, mengingat tidak semua daerah sama. Hasil riset atau
penelitian biasanya di pusatkan pada wilayah penelitiannya. Jika hasil riset
atau penelitian 5 atau 6 hari sekolah ini menggunakan sampel menyeluruh
di seluruh Indonesia maka dapat dikatakan bahwa keputusan 5 hari sekolah
atau 6 hari sekolah tersebut berdasarkan temuan hasil riset atau penelitian
sehingga konsep pelaksanaan 5 atau 6 hari sekolah tidak memicu pro dan
kontra pelaksanaannya di sekolah yang bersangkutan.

Daftar Pustaka
Enco Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah: konsep, strategi, dan implementasi,
Remaja Rosdakarya, 2002, ISBN: 9796921960, 9789796921966
Enco Mulyasa, Menjadi kepala sekolah profesional: dalam konteks menyukseskan
MBS dan KBK Remaja Rosdakarya, 2003, ISBN: 9796922711,
9789796922710
Laman:
http://www.data-apbn.kemenkeu.go.id/Dataset/Details/1007 Diakses 02 Oktober
2017 Pk.13.51 WIB
https://life.idntimes.com/education/francisca-christy/23-hal-yang-bikin-sistempendidikan-di-finlandia-maju-pesat-dibandingkan-indonesia/full Di Akses
Tanggal 28 September 2017 Pk.08.10 WIB
https://scholar.google.co.id/citations?user=_MAWtzsAAAAJ&hl=id Diakses 02
Oktober 2017, Pk.14.28 WIB
http://www.hukumonline.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Nelson_Mandela

Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Dasar 1945 sebelum di Amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 setelah di Amandemen
Undang – Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
20

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

Undang – Undang No.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang tentang Penguatan Pendidikan
Karakter

Peraturan Pemerintah :
PP No.55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan
PP No.47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar

PP No.14 Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan
PP No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan
UU No.20 Tahun 2003, tanggal 8 Juli 2003, Mencabut Perpu No.48 Tahun 1960
dan Mencabut UU No 2 Tahun 1989
Putusan MK No.011/PUU-III/2005 Tahun 2005, Mencabut UU No.20 Tahun 2003
Putusan MK No.11-14-21-126 DAN 136/PUU-VII/2009 Tahun 2009, Mencabut
UU No.20 Tahun 2003, Mencabut UU No.9 Tahun 2009,
UU No 9 Tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009, Putusan MK No.5/PUU-X/2012
Tahun 2012, Mencabut UU No 20 Tahun 2003
PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
PP No.32 Tahun 2013, tanggal 7 Mei 2013, Mengubah PP No 19 Tahun 2005
PP No.13 Tahun 2015, tanggal 6 Maret 2015, Mengubah PP No.19 Tahun 2005
PP No.32 Tahun 2013, tanggal 7 Mei 2013, Mengubah PP No.19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan (Perubahan Pertama)

21

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta

PP No.13 Tahun 2015, tanggal 6 Maret 2015, Mengubah PP No.19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan (Perubahan Kedua)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan :
Permendibud No.12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah
Permendikbud No.16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah

22

Artikel Pendidikan: Peran Pemerintah Pusat Sebagai Penyelenggara Pendidikan Nasional
Dan Pemda Sebagai Regulator, Pengawas Serta Pelaksana Pendidikan Dalam Upaya
Meningkatan Mutu Sekolah Dasar, Oleh Suparni,SE , Tenaga Kependidikan SDN
Keputran 2 Yogyakarta